Atlet Olimpiade Wanita Tiongkok Berkarakteristik Pria Kembali Menimbulkan Pertanyaan

oleh Jing Zhongming

Sejumlah atlet Olimpiade putri Tiongkok memiliki ciri khas laki-laki yang cukup kuat kembali memicu banyak komentar publik di dalam dan luar negeri.

Beberapa hari yang lalu, Hou Zhihui, atlet angkat berat Tiongkok peraih medali emas 49 kilogram di Olimpiade Tokyo, dituduh terlalu maskulin dalam penampilan dan karakteristik fisik, memicu diskusi internasional.

Selain itu, 3 pemain putri bola basket wanita Tiongkok yang diturunkan ke pertandingan 3 on 3 di Olimpiade, juga telah curigai sebagai pria yang menyamar sebagai wanita.

Pada 28 Juli 2021, pemain basket 3 on 3 putri Tiongkok di Olimpiade Tokyo. (Christian Petersen/Getty Images)

Pada tahun-tahun sebelumnya, Liao Mengxue dan Tong Zenghuan, kedua atlet atletik wanita asal Provini Hunan, Tiongkok yang dicurigai adalah lelaki karena penampilan dan suara mereka mirip lelaki. Tindakan tidak jujur yang mencoba menipu panitia pelaksana pertandingan ini lagi-lagi diungkit oleh netizen dalam komentarnya. 

Pada awal tahun 2019, media Korea Selatan mencemooh atlet Tiongkok karena tidak ada perbedaan antara pria dengan wanita. Bahkan netizen Tiongkok pun menyatakan keraguannya.

Keterangan Foto : Media Korea mempertanyakan soal gender Liao Mengxue dan Tong Zenghuan.

Baru-baru ini, Liao Mengxue dan Tong Zenghuan kembali menjadi sorotan publik karena isu gender para atlet putri Olimpiade Tiongkok. 

Beberapa netizen dan media yang mempermasalahkan gender atlet putri Tiongkok, juga mencoba untuk mengumpulkan informasi yang dipublikasikan di Internet pada tahun-tahun sebelumnya.

Keterangan Foto : Foto Liao Mengxue yang berhasil dikumpulkan oleh netizen yang sangsi terhadap gendernya. (Facebook)

Beberapa netizen menuduh pihak berwenang komunis Tiongkok menghalalkan segala cara demi mengukir prestasi olahraga. 

Beberapa netizen juga berpendapat bahwa beberapa atlet wanita Tiongkok, memiliki karakteristik pria yang sangat jelas,  mungkin disebabkan karena menggunakan hormon pria selama bertahun-tahun untuk meningkatkan kebugaran fisik mereka. 

Para netizen ini mengkritik pemerintah komunis Tiongkok, karena demi memenangkan medali merusak kehidupan atlet wanita.

Diyakini bahwa selama bertahun-tahun, pemerintah komunis Tiongkok telah mempolitisasi olahraga dan dengan menciptakan citra negara besar olahraga, sebagai salah satu modal untuk menyatakan legitimasi kekuasaannya. (sin)