Mantan Diktator Presiden Korea Selatan yang Pernah Menindas Gerakan Demokrasi Gwangju Meninggal Dunia

oleh Li Jinfeng

Mantan Presiden Korea Selatan Chun Doo-hwan meninggal dunia di kediaman pribadinya yang terletak di Yeonxi-dong, Distrik Seodaemun, Seoul, seperti yang dilaporkan Kantor Berita Yonhap sekitar pukul 08:40 waktu setempat pada Selasa (23/11/2021).  Polisi mengkonfirmasi berita tersebut sekitar pukul 09:12. Jenazahnya akan disemayamkan di Yonsei University Medical Center.

Chun Doo-hwan berhasil mengambil kekuasaan melalui kudeta militer Duabelas Desember 1979 dan menjabat presiden Korea Selatan ke-11 dan ke-12 dari tahun 1980 hingga 1988.

Menurut laporan itu, tokoh sentral lain yang merencanakan kudeta militer Duabelas Desember, mantan Presiden Roh Tae-woo, meninggal pada 26 Oktober 2021.

Namun, karena kediktatoran Chun Doo-hwan, Pergerakan Demokratisasi Gwangju pecah pada 18 Mei 1980. Chun Doo-hwan menempatkan pasukan darurat militer di seluruh negeri dan mengirim 20.000 pasukan udara untuk melakukan penindasan.

Pada tahun 1996, Chun Doo-hwan dijatuhi hukuman mati pada pengadilan tahap pertama karena menekan gerakan demokratisasi di Gwangju dan perbuatan korupsi. Kemudian, pada 17 April 1997, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Mahkamah Agung Korea Selatan karena kudeta militer, pergolakan dalam negeri, dan tindak korupsi dan penyuapan. Dan kewajiban untuk menuntutnya untuk mengembalikan dana sebesar KRW. 220,5 miliar kepada kas negara. Pada 20 Desember tahun yang sama, Chun Doo-hwan mendapat amnesti dari Presiden Kim Dae-jung yang berkuasa saat itu.

Pada 2013, Chun Doo-hwan hanya membayar KRW. 53,3 miliar, atau 1/4 dari kewajiban. Pada bulan Juli tahun yang sama, rumah kediaman Chun Doo-hwan digeledah oleh otoritas Korea Selatan, dan lukisan-lukisan terkenal milik keluarganya yang berharga mahal, porselen, dan berbagai karya seni disita negara, dan ketiga orang anak Chun Doo-hwan juga dilarang meninggalkan Korea Selatan.

Pada Maret 2019, Chun Doo-hwan ditahan di Gwangju atas tuduhan merusak reputasi peserta Gerakan Demokratisasi Gwangju 18 Mei. Chun Doo-hwan membantah semua tuduhan jaksa. (sin)