Ukraina Terima Senjata dari Rudal Hingga Kendaraan Tempur Multinasional AS dan Eropa

Luo Tingting

Ukraina berjuang keras selama tiga hari untuk mengusir tentara Rusia dan menguasai ibu kota Ukraina, Kyiv. Banyak negara-negara di dunia seperti  Amerika Serikat dan Eropa telah memberikan lebih banyak bantuan militer serta sejumlah besar rudal, kendaraan tempur dan persenjataan lainnya telah dikirim ke Ukraina.

Pada 26 Februari, pertahanan Kyiv mengalami malam yang sulit. Militer Ukraina dan Rusia melancarkan “pertempuran jalanan” di Kyiv. Pada akhirnya, Ukraina menangkis serangan tentara Rusia.

Malam itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengenakan seragam militer hijau zaitun, berdiri di jalan-jalan Kyiv untuk merekam video, bersumpah untuk menjaga Kyiv.

“Saya di sini, kami tidak akan meletakkan senjata apa pun, kami membela negara kami, karena senjata kami adalah kebenaran kami,” ujar Zelensky menepis berita palsu bahwa dia telah menyerah atau melarikan diri.

Zelensky menolak tawaran AS untuk membantunya meninggalkan Kyiv, kata seorang pejabat senior intelijen AS, menanggapi: “Pertempuran ada di sini, dan saya butuh amunisi, bukan perjalanan,” demikian laporan dari Associated Press.

Penasihat Zelensky, Oleksii Arestovich mengatakan kepada Reuters bahwa serangan Rusia di Kyiv tidak membuat kemajuan.”Kami memerangi musuh di sekitar Kyiv. Musuh diam untuk saat ini”.

Keterangan Foto : Tentara Ukraina mengendarai tank pada 26 Februari 2022. (ANATOLII STEPANOV/AFP via Getty Images)

Kementerian Pertahanan Ukraina menyerahkan ribuan senapan serbu kepada penduduk dan menyuruh mereka membuat bom bensin untuk mengusir penjajah. 

Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa sekelompok warga Ukraina melemparkan bom bensin dengan liar, membakar sejumlah kendaraan lapis baja Rusia, berhasil mencegah kemajuan tentara Rusia.

Ukraina berusaha dengan keras memblokir serangan Rusia, berharap untuk mendapatkan lebih banyak bantuan militer. Menurut Sky News, 27 negara, termasuk Inggris, negara-negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat, setuju  memberikan Ukraina lebih banyak bantuan militer, termasuk senjata, pasokan medis, dan bantuan militer lainnya.

Biden mengatakan kepada pejabat Departemen Luar Negeri AS pada 25 Februari, bahwa dia akan memberi Ukraina senjata senilai 350 juta dolar AS. 

Dalam beberapa hari terakhir, pengiriman senjata AS yang tidak diumumkan telah tiba di Ukraina. Pengiriman tersebut adalah bantuan senjata pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina, seperti yang dilaporkan Reuters.

“Saya dapat mengonfirmasi dengan Anda bahwa mereka telah menerima bantuan keamanan kami selama beberapa hari terakhir,” kata seorang pejabat AS, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pemerintah Jerman juga mengubah pendiriannya dan mengeluarkan pernyataan pada 26 Februari, bahwa militer Jerman akan mengirimkan 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal permukaan-ke-udara “Stinger” ke Ukraina untuk membantu mereka bertahan melawan agresi Rusia.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengatakan  “berada di pihak Ukraina” dan “akan melakukan segala yang  bisa untuk mendukung Ukraina melawan tentara invasi Putin, dan itu adalah tanggung jawab kami”.

Istana kepresidenan Prancis mengatakan pada 26 Februari, bahwa Prancis akan mengirimkan bahan bakar dan lebih banyak peralatan militer ke Ukraina untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Prancis juga menyatakan akan menjatuhkan lebih banyak sanksi ekonomi ke Moskow.

Dalam sebuah surat kepada parlemen, pemerintah Belanda mengatakan akan segera mengirimkan 200 rudal anti-pesawat Stinger dan 50 peluncur roket Panzerfaust 3, serta 400 roket ke Ukraina.

Surat itu mengatakan bahwa Belanda dan Jerman, bersama-sama mempertimbangkan penyebaran sistem rudal pertahanan udara Patriot ke kelompok tempur NATO di Slovakia.

Pemerintah Ceko juga mengirimkan senjata dan amunisi senilai 188 juta crown atau 8,57 juta dolar AS ke Ukraina. Tujuannya untuk membantu Ukraina bertahan dari serangan Rusia. Kementerian Pertahanan Ceko mengatakan senjata, termasuk senapan mesin, senapan serbu dan senjata ringan lainnya, “akan dikirim ke lokasi yang ditentukan di Ukraina”.

Seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa Washington melihat tanda-tanda “perlawanan Ukraina yang layak.”  Ia menegaskan, pasukan Rusia frustrasi dengan perlawanan tegas yang mereka hadapi.

“Itu memperlambat mereka.” Pejabat AS itu mengatakan bahwa, komandan Rusia tampaknya tidak merencanakan cukup persediaan bahan bakar dan dukungan logistik dasar. Mereka sekarang mencoba untuk menyesuaikan diri. (hui)