Kepepet, Elon Musk Perangi Twitter Lawan Para Jagoan Bertarung dengan “Wokisme”, Ingin Jadi Iron Man Selamatkan Manusia?

Tan Qing

Dalam artikel pertengahan Mei, saya menulis tentang orang terkaya di dunia, Elon Musk mungkin adalah orang pilihan Ilahi, adalah pemimpin garis depan sayap kanan pendobrak yang merupakan Prajurit Tuhan. Kejadian minggu ini pada 20 Mei, telah mengalami perubahan dramatis. Musk yang terpojok, justru bentrok secara terbuka dengan golongan kiri.

S&P 500 ESG Index (menyelaraskan tujuan investasi dengan nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola) mencopot Tesla, ditambah lagi media massa sayap kiri mengeluarkan rumor skandal seks mencemari citra Musk, serta Gedung Putih dan Musk bentrok secara terbuka, serangkaian peristiwa menunjukkan Musk sudah tidak bisa menarik diri lagi. Ia akan berduel melawan kekuatan ekstrem kiri dan juga kaum Wokism [Woke (/ˈwoʊk/, literal: “terbangun” atau “terjaga”), istilah politik kaum Afrika-Amerika yang merujuk pada kesadaran akan masalah-masalah terkait keadilan sosial dan keadilan rasial. 

Pada 2010-an, woke diadopsi sebagai istilah slang paling generik yang banyak diasosiasikan dengan politik sayap kiri, sebab-sebab sosial liberal, feminisme, aktivitas LGBT, dan masalah kebudayaan. Istilah itu menjadi bahan meme, penggunaan ironis, dan kritikan dari beberapa komentator. 

Penyebaran pemakaiannya sejak 2014 adalah hasil dari gerakan Black Lives Matter], Musk yang cerdas bernyali besar, dengan Twitter sebagai senjata, ia melawan para jagoan. Berbagai sepak terjangnya ibarat salinan Donald Trump.

Musk Bombardir ESG Index yang Copot Tesla

Pada 18 Mei lalu, CEO perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk merilis belasan cuitan berturut-turut di Twitter, membombardir ESG adalah “suatu kebohongan yang memalukan”, dan “telah dijadikan senjata bagi orang-orang munafik yang menyaru sebagai pejuang keadilan sosial (Social Justice Warrior, SJW)”.

Dengan berang Musk menuding: “Exxon Mobil Corp. (XOM) saja bisa masuk dalam daftar 10 besar S&P 500 ESG Index, tapi Tesla justru tidak bisa!” Serta menghujat S&P “telah kehilangan integritasnya”.

S&P Dow Jones Indices baru-baru ini dalam penyesuaian tahunan telah menggeser Tesla dari indeks ESG, yang menyebabkan harga saham Tesla anjlok hampir 7%. Penjelasan dari S&P adalah, Tesla kurang akan strategi rendah karbon, terlibat diskriminasi ras, kondisi kerja di pabrik California buruk, serta penanganan yang buruk terhadap investigasi karbon terkait produk kendaraannya oleh otoritas pengawas.

Exxon Mobil adalah perusahaan besar minyak bumi dan gas alam, tentu saja tidak lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mobil listrik Tesla, tak heran Musk merasa sangat berang. Jelas ini adalah aksi kaum sayap kiri untuk membalas Musk. Karena ia telah membeli Twitter, dan berniat mengangkat kembali Trump serta kaum konservatif sayap kanan kembali ke forum Twitter. Sejak Musk membeli Twitter pada 25 April lalu, ia terus-menerus diserang oleh kaum sayap kiri.

ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah semacam kriteria penilaian yang menyoroti kinerja lingkungan, sosial, serta tata kelola perusahaan dan

bukan kinerja keuangan pada konsep investasi, yang di bawah dorongan kaum sayap kiri, beberapa tahun terakhir ini ia semakin merajalela. 

Masalah tanggung jawab sosial, iklim, dan lingkungan yang disoroti ESG selalu menjadi masalah besar di mata Partai Demokrat, sementara Partai Republik memiliki fokusnya sendiri. Pada awal menjabat, Trump mundur dari “Paris Agreement”, dan begitu Biden menjabat, pemerintah AS langsung kembali bergabung ke dalam “Paris Agreement”, bisa dilihat betapa bedanya sikap kedua partai terhadap masalah iklim dan lingkungan hidup.

Pada 10 Mei lalu, mantan Wapres AS, Mike Pence yang juga salah satu pemimpin Partai  Republik, dalam suatu rapat secara lugas mengatakan harapannya untuk dapat mengendalikan ESG. Tokoh sayap kanan itu menilai, indeks ESG terlalu mengagungkan keyakinan kaum “sayap kiri”, yang telah mengaburkan batasan antara penilaian yang subjektif dengan penilaian keuangan yang objektif.

Musk tadinya mendukung perlindungan lingkungan dan penghematan energi, inilah perbedaan pandangannya dengan kaum konservatif sayap kanan. Akan tetapi Index S&P ESG kali ini telah membuat Musk mengamuk.

Dari Menghindari Politik Sampai Terang-terangan Berpihak Partai Republik

Karena tidak sejalan dengan konsep perlindungan lingkungan hidup dan penanggulangan pandemi di California, terutama perintah penghentian kerja saat pandemi membuat Musk berang, maka pada Desember tahun lalu Musk telah memindahkan kantor pusat Tesla dari California yang merupakan basis Partai Demokrat, ke negara bagian Texas yang merupakan basis Partai Republik.

Gubernur Texas, Greg Abbott menyebutkan, pindahnya Tesla, adalah dikarenakan “Musk sangat menyukai berbagai kebijakan sosial kaum konservatif di Texas”.

Akan tetapi, musim gugur tahun lalu Musk sangat menghindari masalah semacam ini, dan menekankan dirinya “sebaiknya menghindari pembahasan soal politik”.

Sekarang, Musk telah berbalik 180 derajat.

Pada 18 Mei pukul 12 siang waktu Amerika zona timur, Musk mencuit kritikan terhadap ESG. Setelah itu api amarahnya diarahkannya ke bidang politik. Pada hari yang sama pukul 2.44 siang, dalam cuitannya ia menyatakan, Partai Demokrat telah menjadi “partai politik yang memecah be- lah dan penuh dengan kebencian”, sekarang dirinya akan “memberikan suara bagi Partai Republik”, serta memperkirakan “serangan politik terhadap dirinya akan terus meningkat tajam”.

“Dulunya saya memberikan suara bagi Partai Demokrat, karena mereka (mayoritas) adalah partai politik yang baik,” kata Musk dalam cuitannya, “Namun mereka telah berubah menjadi partai politik yang memecah belah dan penuh kebencian, itulah sebabnya saya tidak dapat lagi mendukung mereka, lalu saya akan memberikan suara saya kepada Partai Republik. Sekarang, lihat saja trik kotor mereka dalam mengincar saya akan digelar…,” imbuh Musk.

Tuduhan Pelecehan Seksual dan Departemen “Hardcore Ligitation”

Hari kedua setelah Musk mengumumkan peralihannya dalam bidang politik, pada 19 Mei, media massa sayap kiri Business Insider mengutip pengakuan seseorang yang dirahasiakan identitasnya, mengatakan, temannya yang seorang pramugari pada 2016 lalu mengalami pelecehan seksual oleh Musk, perusahaan SpaceX milik Musk bahkan telah membayar USD 250 ribu pada 2018 untuk menyelesaikan tuduhan ini. 

Pramugari tersebut menggugat Musk mengekspos tubuh padanya, dan mengusulkan akan memberinya seekor kuda sebagai gantinya memberikan pijat seksual padanya. Sumber berita dengan beberapa kali nama alias seperti ini, pada dasarnya telah melanggar standar profesionalisme jurnalistik.

Di Twitter, Musk mengecam pernyataan ini “sama sekali tidak benar”. Menurutnya “ada tendensi politik”, yang dilakukan oleh seorang aktris Los Angeles yang juga aktivis sayap kiri. 

Di Twitter dia menulis, “Serangan terhadap saya seharusnya dilihat dari sudut pandang politik. Ini adalah skenario standar (kotor) mereka. Tetapi tidak ada yang dapat mencegah saya untuk berperang demi hak-hak kalian berpendapat secara bebas dan demi masa depan yang lebih baik.” Sehari sebelumnya Musk mengumumkan  memberikan  suaranya  bagi  Partai Republik dan memprediksi, “Beberapa bulan ke depan serangan politik terhadap saya akan meningkat tajam.” Dan benar saja pada hari kedua serangan pun sudah dimulai.

Musk merespons, “Saya ingin menantang para pembohong yang mengatakan temannya telah melihat saya ‘mengekspos’, katakan satu hal saja yang tidak diketahui publik, hal apa pun (bekas luka, tato, dan lain-lain). Dia tidak akan bisa mengatakannya, karena sama sekali tidak terjadi.”

Para penggemarnya mencurigai mengapa gugatan itu tidak diungkap “sebelum Musk menyatakan dirinya menentang kaum establishment”, Musk merespons, “Itu tepat sekali”, serta menambahkan, “Pernyataan serius,tuduhan-tuduhan gila itu sama sekali tidak benar.” Keesokan harinya, pada 20 Mei lalu, di akun Twitter-nya

Musk mengumumkan, “Tesla sedang membentuk Hardcore Ligitation Department, kami akan langsung membuat gugatan hukum. Tim ini akan langsung melapor kepada saya.”

Dalam cuitan perekrutannya di Twitter disebutkan “dicari petarung jalanan garis keras, akan ada pertarungan berdarah”. Sebagai orang terkaya, Musk tidak lemah, dia akan menggunakan jalur hukum untuk melindungi kehormatannya. 

Musk Umumkan Perang pada Gerakan Wokisme Sayap Kiri

Mengapa Musk mau terseret dalam politik? Ada warganet yang tidak habis pikir. Pada 19 Mei lalu, Musk mencuit, dirinya aktif dalam kegiatan politik, adalah untuk mencegah “virus pikiran gerakan Wokisme” merusak peradaban umat manusia.

Musk suka menjawab pertanyaan para warganet di Twitter, untuk meningkatkan ikatan persahabatan dengan para fans serta aktivitas media sosial. Fans yang menjadi pengikut Musk telah mencapai hampir 95 juta orang.

Warganet di Twitter bertanya, “Hanya ingin tahu… apa motivasi Anda menjadi aktivis politik? Mengapa membuat diri Anda menjadi sasaran? Anda sedang berupaya mengantarkan manusia ke Planet Mars, dan mengingatkan publik akan bahaya kecerdasan buatan (AI). Mengapa harus terlibat dalam konflik politik untuk merusak sasaran yang bernilai ini? Apakah itu layak?” Musk menjawab, “Kecuali Wokisme dihentikan, jika tidak, virus pemikiran gerakan itu akan menghancurkan peradaban, umat manusia selamanya tidak akan mampu mencapai Mars.”

Dalam sebulan terakhir, Musk pernah berkali-kali mengemukakan “virus pikiran gerakan Wokisme”. Pada 18 Mei, ia mengatakan Yale University adalah “pusat dari virus gerakan Wokisme yang berupaya menghancurkan peradaban”.

April tahun ini, dalam sebuah cuitannya Musk menggunakan kata-kata ini, dikatakan “virus pikiran gerakan Wokisme membuat kita tidak bisa lagi menonton Netflix”. 

Pada April lalu, harga saham platform video Netflix anjlok drastis, pertama kalinya dalam satu dasawarsa terakhir penggunanya hilang, dan mereka saat ini menghadapi krisis kerugian.

Yang dimaksud dengan gerakan Woke oleh kaum sayap kiri itu sebenarnya adalah gerakan sosialisme yang anti-tradisi, anti-moralitas, dan anti-akal sehat.

Pembawa acara talkshow, Dave Rubin saat diwawancara oleh surat kabar The Epoch Times mengatakan: “Gerakan Wokisme telah menyebabkan penyebaran politik identitas, dan menghapus kebudayaan, telah mencemari keseluruhan sistem di Amerika, paham ini sedang menghancurkan segalanya.”

Yang dialami Musk, dari sayap kiri berubah haluan menjadi sayap kanan juga membuat banyak warga AS dapat melihat jelas wajah asli gerakan ekstrem kiri ini yang sesungguhnya.

Mengapa Sayap Kiri Takut? Musk Ingin Menjadi Iron Man

Mengapa Musk menimbulkan ketakutan di kalangan sayap kiri? Sebagai manusia paling kaya di dunia, Musk mempunyai energi yang sangat besar, dan dia tidak bisa dikendalikan oleh siapa pun. Ia juga seorang kutu buku, yang seakan-akan datang dari Planet Mars, dia berani mengatakan raja tidak mengenakan busana, dia tidak menghiraukan teori kaum establishment (istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok atau elite dominan yang mengontrol suatu pemerintahan atau organisasi).

Musk berbicara dengan bebas (ceplas- ceplos), berkali-kali ia mengkritik Presiden Biden. Baru-baru ini dia menyindir: “Presiden AS yang sebenarnya adalah orang yang telah mengendalikan alat pengial baca (teleprompter, red.).” 

Juru bicara Gedung Putih pun melontarkan balasan, dan mengkritiknya: “Seorang miliarder anti-buruh akan selalu mencari peluang apa pun untuk memprovokasi presiden yang paling dekat dan paling mendukung buruh pada era modern di negara kita (yang dimaksud adalah Biden) ini.”

Tidak tahu apakah Musk telah menu- lari lingkungan orang kaya. Orang kaya kedua dunia pendiri Amazon, Jeff Bezos juga telah terlibat bentrok mulut dengan Gedung Putih. Jadi semua media massa berkata, minggu ini Gedung Putih telah kehilangan dua konglomerat.

Musk suka membaca komik Marvel, dan membayangkan dirinya adalah seorang pahlawan super yang menyelamatkan umat manusia di alam semesta ini. Dalam realita penemuan SpaceX, Tesla, dan Starlink miliknya, memang telah mengubah peradaban manusia, sampai dia dijuluki sebagai “Iron Man dari Silicon Valley”.

Pada 2 Mei lalu bersama ibunya Maye Musk ia menghadiri Met Gala di New York, saat ditanya wartawan tentang mengapa membeli Twitter senilai USD 44 miliar (641 triliun rupiah), dan bukan untuk amal.

Musk menjawab, “Saya mempunyai ambisi, sedang berupaya melakukan hal baik bagi masa depan umat manusia dan peradaban.” Ketika wartawan bertanya dari mana asal niatnya itu, Maye yang berdiri di sampingnya menjawab, “Saya memberitahunya, jangan menanggung beban dunia dan alam semesta ini, tapi dia tidak mengindahkan, dia tidak menuruti kata-kata ibunya.”

Musk memiliki karisma seorang ksatria, dia ingin mengubah dunia, dan akan membela bila melihat ketidakadilan. Ia melihat sensor opini di Twitter telah mencapai tingkat yang konyol, maka ia pun ingin membeli Twitter, dan mengubahnya menjadi tempat berpendapat yang bebas.

Dia melihat akun Trump diblokir di Twitter. Walaupun tidak sependapat dengan seluruh pemikiran Trump, tetapi ia berseru keras bahwa Trump tidak seharusnya diblokir, Tindakan Twitter memblokir Trump adalah “sangat bodoh”. Dia berinisiatif mengaktifkan kembali akun Trump, walaupun Trump menyatakan tidak ingin kembali ke Twitter.

Trump dan Musk memiliki kesamaan. Trump masuk ke Gedung Putih, dan memiliki kekuasaan pemerintahan tertinggi, ia juga tidak menghiraukan pendiktean kaum establishment, dia melangkah seorang diri, dan tidak dikendalikan oleh siapa pun. Ia berani menantang kekuatan sayap kiri ekstrem. 

Di usianya yang sudah 70 tahun lebih dia melawan para penentang dengan lidahnya di Twitter, dia menyapu media massa sayap kiri, dan mengecam keras berita palsu mereka. Waktu itu Trump mempunyai 80 juta pengikut di Twitter, staminanya sangat kuat, dia memerintah negara AS lewat Twitter.

Musk bisa dibilang adalah Trump kedua. Dia memiliki hampir 95 juta fans, dan masih terus bertambah, staminanya lebih kuat, menjalankan perusahaannya lewat Twitter. Dia hendak membeli Twitter, agar Twitter tidak mampu memblokirnya.

Mereka memiliki idealisme yang mulia, secara spiritual ditakdirkan menjadi pahlawan yang kesepian, dalam realita ditakdirkan menjadi bintang yang didukung banyak orang. Mereka ditakdirkan akan dikepung, tapi di sisi mereka ada sekelompok staf terampil yang akan mendampingi mereka bertempur. 

Minggu lalu penulis katakan, Musk adalah salah seorang pemimpin pelopor sayap kanan yang akan menerobos kepungan, hari ini penulis bisa katakan Musk adalah seorang tokoh pemimpin untuk kembali ke tradisi. 

Arus kembalinya pemikiran kaum konservatif sayap kanan di AS, telah menunjukkan tanda-tanda semakin menguat, Musk ditakdirkan tidak akan kesepian seperti Trump. (sud)