Putin Mengklaim Rusia Tak Akan Menggunakan Senjata Nuklir, Biden Menanggapi

oleh Li Yan

Presiden AS Joe Biden mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang sering menyinggung soal senjata nuklir adalah praktik yang “sangat berbahaya”. Namun, Putin sebelumnya mengatakan dia tidak berniat menggunakan senjata itu.

Biden mengatakan kepada Nexstar dalam sebuah wawancara eksklusif : “Jika dia tidak memiliki rencana itu, mengapa dia terus berbicara tentang senjata nuklir ?” “Mengapa dia berbicara tentang kemampuan untuk menggunakan senjata nuklir taktis ? Caranya dalam mengatasi masalah itu adalah sangat berbahaya”.

Kata Biden, “dia bisa mengakhiri semua itu dengan meninggalkan Ukraina. Biden juga telah berulang kali memperingatkan Rusia agar tidak menggunakan segala jenis senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Ia mengatakan bahwa konsekuensinya akan menjadi bencana besar. Meskipun Biden tidak merinci bagaimana Amerika Serikat akan menanggapinya.

Pada Kamis (27 Oktober) Putin mengatakan dalam pertemuan para pakar kebijakan luar negeri bahwa penggunaan senjata nuklir taktis tidak sesuai dengan kepentingan Rusia.

“Kami tidak berpikir itu perlu. Itu tidak berarti baik bagi politik atau militer”.

Putin telah berulang kali menyerukan penggunaan senjata nuklir, menekankan bahwa Rusia memiliki kemampuan nuklir yang cukup untuk menghadapi potensi ancaman dari Barat.

Dalam pidato bulan lalu yang mengumumkan mobilisasi ratusan ribu tentara untuk berperang di Ukraina, Putin mengatakan Moskow siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayahnya, menuduh Amerika Serikat dan sekutunya melakukan “pemerasan nuklir” dan mengambil tindakan untuk “menghancurkan” negaranya.

Pejabat Rusia juga menuduh Ukraina bersiap untuk menggunakan “bom kotor”, yang dibantah oleh pejabat Ukraina. Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa Rusia memiliki catatan sejarah yang menyalahkan pihak lain, dan bahwa Rusia tampaknya sedang bersiap untuk mengulangi hal yang sama.

Namun, pejabat pemerintahan Biden mengatakan bahwa AS tidak melihat bukti bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir kimia atau taktis, juga tidak melihat alasan untuk mengubah posisi penyebaran nuklirnya.

Putin : Dunia menghadapi dekade paling berbahaya sejak Perang Dunia II

Hari Kamis Putin mengatakan bahwa dunia menghadapi dekade paling berbahaya sejak Perang Dunia II.

Pada hari yang sama, pemimpin tertinggi Rusia mengadakan konferensi bertajuk “Dunia pasca-hegemonik : keadilan dan keamanan bagi setiap orang” di Klub Diskusi Valdai (Valdai Discussion Club).

Itu adalah penampilan publik terlamanya sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak menyesali tindakan “operasi khusus” dan menuduh negara-negara Barat menghasut perang dan memainkan permainan “berbahaya, berdarah dan kotor” untuk menciptakan kekacauan di seluruh dunia.

“Kami sedang berdiri di garis paling depan sejarah. Masa depan mungkin yang paling berbahaya dan sulit diprediksi, pada saat yang sama merupakan dekade paling penting sejak akhir Perang Dunia II”.

Reuters melaporkan bahwa Putin tampak santai selama lebih dari 3,5 jam pertemuan itu. Selama sesi tersebut, dia ditanya tentang kekhawatirannya tentang perang nuklir, hubungannya dengan Xi Jinping dan pandangannya tentang tentara Rusia yang tewas dalam perang Ukraina. Dia melihat “sebagian” dari perang ini (Ukraina) sebagai perang saudara, yang ditolak oleh Kyiv.

Puluhan ribu orang tewas dalam perang, Barat telah memberlakukan sanksi terberat yang  pernah dijatuhkan terhadap Rusia, salah satu negara pemasok sumber daya alam terbesar di dunia.

Putin mengatakan dia terus memikirkan korban tentara Rusia di Ukraina, tetapi menghindari membahas angka pasti dari kerugian besar yang dikatakan Barat. Tetapi hanya Rusia yang dapat menjamin integritas teritorial Ukraina, katanya.

Pada akhirnya, Barat harus berdialog dengan Rusia dan kekuatan besar lainnya tentang masa depan dunia, tambahnya. (sin)