Studi Menunjukkan Anak Muda Prediabetes Memiliki Risiko Penyakit Kardiovaskular Hampir 70 Persen Lebih Tinggi

Spring Lin

Prediabetes adalah masalah kesehatan umum yang sering terabaikan atau kurang terdiagnosis karena kurangnya kesadaran masyarakat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dari sekitar 96 juta orang yang hidup dengan kondisi ini, lebih dari 80 persen tak menyadari bahwa mereka mengidapnya. Sebagaimana diketahui, Prediabetes adalah kadar gula darah yang lebih tinggi dari angka normal, namun belum cukup untuk didiagnosis sebagai diabetes.  

Sebuah penelitian di Hong Kong yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Chinese University of Hong Kong (CUHK) menganalisis data klinis 2 juta orang dan menemukan bahwa pasien prediabetes yang didiagnosis pada usia rata-rata 20 tahun memiliki risiko sebesar 90 persen terkena diabetes di kemudian hari. Ada juga bukti bahwa orang-orang muda ini memiliki risiko penyakit kardiovaskular hampir 70 persen lebih tinggi. Penelitian yang relevan telah dipublikasikan dalam jurnal medis internasional PLoS Medicine, dan The Lancet Regional Health-Western Pacific.

Prediabetes di Usia 20 Tahun Sama dengan 90 Persen Risiko Terkena Diabetes

Prediabetes mengacu pada kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik diabetes. Menurut Federasi Diabetes Internasional, sekitar 300 juta orang di seluruh dunia menderita prediabetes. Jika tidak terdeteksi dan diobati secara dini, maka akan berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 (penyakit kronis).

Tim peneliti endokrinologi dan diabetes dari Fakultas Kedokteran di CUHK menggunakan basis data klinis Otoritas Rumah Sakit Hong Kong dari tahun 2001 hingga 2019 untuk menganalisis data 2 juta orang dewasa dengan normoglikemia atau pradiabetes untuk memahami dampak risiko diabetes akibat pradiabetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang sehat dengan usia rata-rata 20 tahun memiliki risiko diabetes seumur hidup sebesar 66 persen, sedangkan mereka yang berusia rata-rata sama dengan prediabetes memiliki risiko yang meningkat secara signifikan hingga 90 persen, dengan diabetes yang bertahan hingga 33 tahun atau setengah dari sisa hidup mereka (52 persen).

Andrea Luk On-yan, dari Departemen Kedokteran dan Terapi, Fakultas Kedokteran, mengatakan, “Orang-orang muda yang lahir dalam beberapa tahun terakhir tampaknya lebih terpengaruh daripada mereka yang lahir pada tahun-tahun sebelumnya, yang secara langsung mencerminkan efek kesehatan yang merugikan dari transisi nutrisi dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Mengingat bahwa diabetes dikaitkan dengan banyak penyakit utama, seperti penyakit jantung koroner, stroke, penyakit ginjal, dan kanker, perkembangan awal menjadi diabetes bisa sangat menghancurkan bagi seseorang, terutama jika terkena saat masih muda.”

Kaum Muda dengan Prediabetes Berisiko Lebih Tinggi Mengidap Penyakit Serius Lainnya

Menggunakan kumpulan data yang sama, tim peneliti mengeksplorasi lebih lanjut dampak kesehatan dari prediabetes pada kelompok usia yang berbeda dan menemukan bahwa “prediabetes secara independen memprediksi peningkatan risiko berbagai kejadian klinis utama” dan semakin muda kelompok tersebut, semakin jelas risikonya. Sebagai contoh, mereka yang menderita prediabetes antara usia 20 hingga 39 tahun memiliki 67 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan hanya 3 persen untuk mereka yang berusia 80 tahun ke atas. (Lihat Tabel 1 di bawah).

(CUHK, Communications and Public Relations Office)

Ronald Ma menunjukkan, “Meskipun perkiraan pada kaum muda ini mengkhawatirkan, dalam analisis post hoc dari studi pencegahan diabetes yang dilakukan di Amerika Serikat, orang dewasa yang lebih muda mencapai peningkatan yang lebih besar dalam komposisi tubuh dan penanda kardiometabolik dari intervensi gaya hidup daripada orang dewasa yang lebih tua.”

Juliana Chan mengatakan bahwa uji klinis sebelumnya telah membuktikan bahwa penyesuaian gaya hidup dan perawatan obat dapat secara efektif mengontrol gula darah ke tingkat normal, sehingga mencegah atau menunda timbulnya diabetes. Masalah utama terletak pada kurangnya pemahaman dan/atau kesadaran akan prediabetes oleh masyarakat dan staf medis. Dan, pasien tidak terdiagnosis atau tidak menerima pengobatan bahkan setelah didiagnosis.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur, “Termasuk kaum muda, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes atau faktor risiko lainnya.” (asr)