Temuan Menyedihkan di Dasar Palung Mariana Adalah Peringatan bagi Dunia

EtIndonesia. Lautan adalah rumah bagi segala macam hal misterius dan menakutkan, tetapi ada satu penemuan khusus yang harus digunakan sebagai peringatan bagi hampir setiap manusia di muka Bumi.

Penemuan yang mengganggu itu terjadi di salah satu bagian terdalam lautan, yang dikenal sebagai Palung Mariana.

Ini adalah tempat terdalam di Bumi, berukuran sekitar 11 km ke bawah dan berada jauh di bawah permukaan air di suatu tempat antara Hawaii dan Philipina di dekat pulau kecil Guam.

Para ilmuwan mengklaim bahwa mencapai titik terendah laut sama sulitnya dengan pergi ke luar angkasa.

Victor Vescovo adalah salah satu dari sedikit orang terpilih yang melakukan perjalanan ke titik terdalam Palung Mariana pada April 2019.

Selama misinya, Vescovo mencapai rekor baru kedalaman 10,9 km dengan kapal selam Triton 36000/2, yang dibangun untuk menahan tekanan ekstrim.

Mengingat seberapa dalam parit itu, tidak terlalu mengejutkan untuk menemukan sesuatu yang tidak terduga.

Namun, mengingat itu di lautan, Anda akan berharap penemuan itu melibatkan sejenis makhluk laut, atau tumbuhan aneh.

Vescovo memang menemukan sedikit dari itu dalam bentuk spesies krustasea yang sebelumnya tidak dikenal, bersama dengan singkapan berwarna cerah dan ikan siput merah muda, tetapi dia juga menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ada di sana.

Dalam penemuan yang mengerikan, Vescovo berhasil menemukan bungkus permen dan, lebih khusus lagi, sebuah tas belanja plastik.

Sekali lagi, hanya untuk menegaskan kembali, sampah ini ditemukan di tempat terdalam di Bumi.

Eric Galbraith, seorang ahli biokimia laut di Catalan Institution for Research and Advanced Studies di Barcelona, mengomentari penemuan yang meresahkan itu dengan berkata: “Kami selalu memiliki perasaan bahwa ada bagian dari planet ini yang berada di luar, yang tidak tersentuh oleh tindakan manusia. Itu dulu benar. Dan sekarang tidak lagi benar.”

Penemuan menyedihkan serupa terjadi ketika Dr. Deo Onda, seorang ahli kelautan mikroba dari University of the Philippines Marine Science Institute, terjun ke Emden Deep, bagian dari Palung Philipina.

“Palung Philipina sudah sangat dalam, tapi polusi manusia masih bisa mencapainya. Apalagi lingkungan yang lebih dangkal seperti terumbu karang dan padang lamun?” Onda memberi tahu The Inquirer.

“[Jika kita tidak melakukan apa-apa], saya tidak akan terkejut jika saya bingung apakah saya berada di Palung Philipina atau di Teluk Manila.”

Pada tahun 2018, para peneliti dari Institute of Deep Sea Science and Engineering di Tiongkok menetapkan bahwa plastik buatan manusia telah ‘mencemari tempat-tempat paling terpencil dan terdalam di planet ini’. (yn)

Sumber: ladbible