Hasil Studi: Screen Time Berhubungan dengan Keterlambatan Perkembangan Anak di Bawah 4 Tahun

Bill Pan

Menempatkan balita di depan layar dapat menunda perkembangan mereka dalam hal keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah, demikian menurut sebuah studi baru yang melibatkan lebih dari 7.000 anak.

Menghabiskan waktu di depan layar (screen time) selama satu hingga empat jam per hari untuk anak di bawah usia setahun dikaitkan dengan risiko keterlambatan yang lebih tinggi dalam keterampilan penting, mulai dari mengendalikan gerakan tubuh hingga berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bersosialisasi dengan anak-anak lain, demikian temuan para peneliti di Universitas Tohoku Jepang dan Fakultas Kedokteran Universitas Hamamatsu.

Pada penelitian yang dipublikasikan pada Senin (21/8) di JAMA Pediatrics, para peneliti mengamati 7.097 pasangan ibu dan anak antara tahun 2013 dan 2017.

Untuk menguji hubungan antara paparan waktu di depan layar dan hasil perkembangan anak, para peneliti pertama-tama bertanya kepada para ibu berapa jam mereka mengizinkan anak mereka yang berusia di bawah satu tahun untuk menonton televisi, bermain video game, dan menggunakan ponsel, tablet, serta perangkat elektronik lainnya setiap hari.

Ketika anak-anak mencapai usia antara dua dan empat tahun, para ibu diminta  menilai perkembangan anak mereka dalam lima aspek: komunikasi, yang meliputi mengoceh, bersuara, dan memahami suara; keterampilan motorik  yang melibatkan gerakan lengan, tubuh, dan kaki; motorik halus, yang mengacu pada gerakan tangan dan jari yang lebih canggih; keterampilan memecahkan masalah seperti belajar dan bermain dengan mainan; dan keterampilan sosial seperti bermain dengan anak-anak lain.

Hasilnya, mereka yang memiliki lebih dari empat jam waktu di depan layar per hari adalah yang paling mungkin mengalami keterlambatan perkembangan di keempat kriteria tersebut pada usia dua tahun. Mereka juga ditemukan lebih mungkin mengalami keterlambatan yang berkelanjutan dalam keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah pada usia 4 tahun.

Apa yang juga muncul dalam analisis ini adalah potret wanita Jepang yang membiarkan anak-anak mereka menatap layar selama berjam-jam.

“Ibu dari anak-anak yang memiliki tingkat waktu bermain gadget yang tinggi dicirikan sebagai orang yang lebih muda, tidak pernah melahirkan dan memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih rendah, tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah, serta mengalami depresi pasca melahirkan,” tulis makalah tersebut.

Para peneliti menyadari kesulitan bagi orang tua masa kini untuk mengurangi penggunaan layar. Jika paparan tampaknya tidak dapat dihindari, kata mereka, mungkin lebih baik bagi orang tua menonton beberapa program pendidikan berkualitas tinggi bersama anak-anak mereka.

“Meskipun waktu di depan layar  dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan, hal ini mungkin memiliki aspek pendidikan tergantung pada program yang ditonton di perangkat elektronik,” saran para peneliti, merujuk pada sebuah studi meta-analisis yang diterbitkan oleh JAMA pada tahun 2020, yang melaporkan bahwa waktu di depan layar yang dihabiskan untuk program pendidikan sebenarnya terkait dengan peningkatan kemampuan bahasa di antara anak-anak, terutama ketika ditonton bersama orang tua.

“Karena sulit membatasi waktu di depan layar secara umum di dunia perangkat elektronik saat ini, mungkin akan bermanfaat untuk mengidentifikasi dan membatasi aspek-aspek waktu di depan layar yang terkait dengan keterlambatan perkembangan sambil memanfaatkan aspek pendidikan.”

Penulis mengakui bahwa informasi yang mereka kumpulkan untuk penelitian ini tidak memungkinkan mereka untuk memisahkan waktu layar edukasi dari jenis waktu layar lainnya. “Dengan melakukan hal tersebut, mungkin dapat membantu kami dalam meneliti hubungan antara waktu layar dan perkembangan anak sambil mempertimbangkan aspek positif dan negatif dari screen time,” tulis mereka.

Rekomendasi screen time

American Academy of Pediatrics (AAP) sebelumnya merekomendasikan agar anak-anak yang berusia di bawah dua tahun tidak mendapatkan waktu layar sama sekali, kecuali  berupa obrolan video langsung dengan anggota keluarga atau teman, yang dianggap sebagai interaksi berkualitas dengan orang lain.

Pada tahun 2016, AAP merevisi pedoman tersebut, dengan mengatakan  anak-anak dapat memiliki waktu di depan layar mulai dari usia 18 bulan, tetapi tetap merekomendasikan agar orang tua menonton program bersama anak mereka dan memandu anak melalui pengalaman tersebut.

“Untuk anak usia 18 hingga 24 bulan, jika Anda ingin memperkenalkan media digital, pilihlah program berkualitas tinggi dan gunakan media bersama anak Anda. Hindari penggunaan media sendirian pada kelompok usia ini,” kata organisasi profesional tersebut.

“Untuk anak usia dua hingga lima tahun, batasi penggunaan layar hingga satu jam per hari untuk program berkualitas tinggi, tontonlah bersama anak Anda,” tambahnya. ” Bantulah anak-anak memahami apa yang mereka lihat, dan bantulah mereka menerapkan apa yang mereka pelajari ke dunia di sekitar mereka.”

Sementara itu, The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) pada tahun 2020 memperbarui rekomendasi mengenai waktu penggunaan gawai, dan menyarankan orang tua agar sebisa mungkin menghindari penggunaan gawai yang tidak mendidik untuk semua anak di bawah usia 2 tahun.

Untuk anak di bawah 18 bulan, psikiater anak merekomendasikan untuk membatasi waktu penggunaan layar pada panggilan video yang dipantau oleh pengasuh. Mereka juga secara khusus menyarankan agar tidak menggunakan layar sebagai dot, pengasuh anak, atau untuk menghentikan amukan.

Untuk anak-anak berusia antara 2 dan 5 tahun, AACAP merekomendasikan untuk “membatasi waktu penggunaan layar yang tidak mendidik hingga sekitar 1 jam per hari kerja dan 3 jam di akhir pekan.”

“Bicaralah dengan anak Anda tentang apa yang mereka lihat. Tunjukkan perilaku yang baik, seperti kerja sama, persahabatan, dan kepedulian terhadap orang lain,” katanya. “Dorong anak Anda mempelajari aktivitas lain seperti olahraga, musik, seni, dan hobi yang tidak melibatkan layar. Berikan contoh yang baik dengan kebiasaan Anda sendiri yang aman dan sehat di depan layar.” (asr)