Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan Jika Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu

EtIndonesia. Seseorang mungkin tampak tangguh, namun bahaya tersembunyi dapat mengintai di tempat yang paling tidak terduga. Ambil jus jeruk misalnya. Meski dianggap enak dan menyehatkan, namun bisa berubah menjadi minuman yang berpotensi mematikan jika dicampur dengan obat-obatan tertentu.

Penelitian terbaru mengungkap bahaya jus jeruk bali, mengungkapkan kemampuannya mengganggu penyerapan obat dalam tubuh kita. Artikel ini membahas dasar ilmiah dari fenomena ini, potensi risiko yang terkait dengannya, dan pendapat para ahli mengenai masalah tersebut.

Pelakunya: Furanocoumarin

Jeruk bali mengandung dua anggota kelas senyawa kimia yang dikenal sebagai furanocoumarin. Senyawa ini, bergamottin dan dihydroxybergamottin, ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada jeruk bali dan jeruk Seville. Ketika dikonsumsi, furanocoumarin ini dapat mengganggu metabolisme obat-obatan tertentu, sehingga menyebabkan kadar obat dalam darah sangat rendah atau tinggi.

Mekanisme aksi

Untuk memahami bagaimana jus jeruk mempengaruhi metabolisme obat, pertama-tama kita harus memahami peran enzim sitokrom P450 3A4 (CYP3A4). Enzim ini, terutama terletak di hati dan usus kecil, membantu memecah zat asing seperti racun dan obat-obatan untuk menghilangkannya dari tubuh. Furanocoumarin mengganggu produksi dan fungsi CYP3A4, sehingga mengganggu metabolisme obat oral. Hal ini mengakibatkan lebih banyak obat yang masuk ke aliran darah, sehingga bertahan lebih lama di dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek overdosis bahkan pada dosis normal.

Efek yang meluas

Obat-obatan yang dipengaruhi oleh furanocoumarin memiliki efek yang beragam, mulai dari obat kolesterol dan tekanan darah hingga obat kanker dan anticemas. Konsekuensi dari interaksi tersebut bisa sangat serius: jantung berdebar, kerusakan jaringan otot, kerusakan toksik pada sumsum tulang, sesak napas, perdarahan gastrointestinal, dan gagal ginjal. Dalam kasus yang jarang terjadi, interaksi tersebut bahkan bisa berakibat fatal.

Pendapat ahli

Ahli farmakologi FDA Shiu Mei Huang menjelaskan: “Jus memungkinkan lebih banyak obat memasuki aliran darah….. Ketika ada terlalu banyak obat di dalam darah, lebih banyak efek samping dapat terjadi.”

Pandangan ini juga dianut oleh para ahli lain di bidangnya, yang menekankan pentingnya memahami interaksi ini dan memberi tahu pasien tentang potensi risiko yang terkait dengan minum jus jeruk bersama dengan obat-obatan tertentu.

Efek yang kurang diketahui

Menariknya, jus jeruk bali juga memiliki efek sebaliknya pada beberapa obat. Misalnya, dalam kasus antihistamin seperti fexofenadine, meminum jeruk bali mengurangi efektivitas obat tersebut. Meskipun efek samping dalam kasus ini mungkin tidak terlalu parah, namun tetap dapat menjadi masalah bagi orang yang mengharapkan obat alerginya efektif.

Kesimpulan

Jus jeruk bali, meskipun sifatnya tampak tidak berbahaya, bila dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu dapat berubah menjadi campuran yang mematikan. Furanocoumarin dalam jeruk bali mengganggu metabolisme obat, sehingga berpotensi menimbulkan efek berbahaya.
Penyedia layanan kesehatan dan pasien perlu mewaspadai interaksi ini dan berhati-hati saat meminum jus jeruk bersama dengan obat oral. Dengan cara ini, kita dapat memastikan keselamatan kita dan menghindari komplikasi tak terduga yang mungkin timbul dari buah yang tidak kita curigai ini. (yn)

Sumber: earth-chronicles