Xi Menuai Kecaman? Misteri Hidup Mati Hu Jintao

Pinnacle View

Sebuah artikel di surat kabar Nikkei Asia telah memicu kegemparan, berita ini mengatakan, para sesepuh Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang telah pensiun mengecam Xi Jinping saat berlangsungnya rapat Beidaihe tahun ini, serta mengutuk berbagai kebijakannya baru-baru ini, dan hal ini telah menyebabkan Xi Jinping sangat tidak nyaman. 

Berita ini menimbulkan berbagai dugaan banyak orang akan kemungkinan terjadinya konflik antara Xi Jinping dengan para sesepuh kekuasaan sebelumnya. Sebelumnya juga beredar luas di internet sebuah berita terkait “kematian” Hu Jintao, lalu apakah kedua berita ini berkaitan satu sama lain? 

Bagaimana sebenarnya hidup mati Hu Jintao saat ini? Selain itu, video yang memperlihatkan Li Keqiang mengunjungi Gua Mogao Dunhuang juga beredar luas di dalam maupun luar negeri, apa sebenarnya korelasi di balik semua peristiwa tersebut?

Zeng Qinghong Mengecam Xi Jinping, Hanya Dalam Semacam Kondisi Baru Dapat Terjadi

Komentator masalah Tiongkok bernama Chen Pokong dalam acara “Pinnacle View” di stasiun televisi NTDTV mengatakan, Nikkei Asia dan Katsuji Nakazawa (penulis editorial di Nikkei Asia), acap kali mempublikasikan berita penting atau kisah internal di kalangan petinggi Tiongkok, dalam sejarah sebelumnya, ada yang kemudian telah terbukti, tapi juga ada kesalahan yang cukup fatal. 

Namun apabila berita ini benar, itu berarti Zeng Qinghong masih berpengaruh, dan ini ada kaitannya dengan asal usul kekuasaan Xi Jinping. Paling awal Xi Jinping dipromosikan oleh fraksi Zeng Qinghong dan Jiang Zemin, khususnya saat ia baru memasuki Komite Pusat PKT untuk menjadi anggota cadangan Komite Pusat, di kalangan anggota cadangan Komite Pusat ada semacam pemilihan margin, karena pada masa itu kongres partai sangat antipati terhadap para putra mahkota partai (Taizidang atau princelings, red.), jumlah suara Xi Jinping paling rendah, seharusnya ia dikeluarkan. 

Tetapi waktu itu Zeng Qinghong adalah Direktur Departemen Organisasi Komite Pusat, ia mendukung kuat Xi Jinping, karena pada waktu itu Jiang Zemin dan Zeng Qinghong telah berniat menjadikan Xi Jinping sebagai pengganti Hu Jintao, sebagai pengganti lintas generasi; berstatuskan sebagai anggota politburo sekaligus Direktur Departemen Organisasi Pusat, Zeng Qinghong kembali melakukan upaya bagi delegasi. Ia meminta mereka agar memilih Xi Jinping, ini juga dapat menjelaskan mengapa setelah menjabat, Xi Jinping pun melakukan pembalasan berskala besar terhadap para delegasi partai di depan serta Komite Pusat, inilah salah satu alasannya, karena dulu sempat mendapat penolakan, jadi Zeng Qinghong adalah sumber asal kekuasaan Xi Jinping, adalah pendorong kekuasaan yang sangat penting.

Jika rumor tentang rapat Beidaihe kali ini adalah benar, hal ini tak hanya membuktikan bahwa kekuasaan Xi Jinping berasal dari Zeng Qinghong dan mendiang Jiang Zemin, jadi setelah Jiang Zemin meninggal dunia pada akhir 2022, Zeng Qinghong memainkan peran dominan; hal kedua yang terbukti adalah sepuluh tahun terakhir Xi Jinping dapat mengukuhkan kekuasaannya dan bisa menjabat kembali, serta mendobrak konstitusi. Itu berarti Xi Jinping telah mendapatkan dukungan dari fraksi Zeng Qinghong, ini juga berarti fraksi Xi dan Jiang berkoalisi, dan sisa kekuatan dari fraksi Jiang telah mendukung Xi Jinping; hal ketiga yang terbukti adalah “kudeta” di Kongres Nasional ke-20 berasal dari konspirasi Xi Jinping dan Zeng Qinghong, dengan menyingkirkan fraksi lainnya, waktu itu setelah Xi Jinping mengeluarkan paksa mantan pimpinan PKT Hu Jintao yang merupakan pemimpin kelompok mantan sekjen yang juga termasuk orang yang berjasa baginya, seluruh ruang rapat diselimuti suasana yang menyeramkan, suasana terorisme negara, tetapi hanya ada satu pengecualian, yakni Zeng Qinghong. Di hari itu setelah rapat berakhir, Xi Jinping dan Zeng Qinghong bersenda gurau bersama, seakan-akan tidak terjadi apapun. 

Waktu itu Chen Pokong  telah mencurigai drama ini dimainkan bersama oleh fraksi Xi bersama dengan sisa kekuatan fraksi Jiang, sehingga seluruh kelompok fraksi Hu disingkirkan, maka terbentuknya Komite Pusat, terbentuknya Komisi Tetap Politbiro juga telah membuktikan hal ini, setelah daftar nama berganti, dari tujuh orang Komisi Tetap Politbiro itu, lima di antaranya dari fraksi Xi, seluruh fraksi Hu tersingkir, sementara dari fraksi Jiang hanya tersisa dua orang, yang pertama adalah Wang Huning, dan yang kedua adalah sesepuh politik Zhao Leji yang direkomendasikan bersama. Akan tetapi, corak fraksi Jiang agak lebih kental, Han Zheng yang kemudian menjabat sebagai Wakil Kepala Negara juga berasal dari fraksi Jiang, jadi ini menjelaskan fraksi Jiang dan fraksi Xi telah berkonspirasi.

Jadi kembali ke hari ini, jika berita di Nikkei Asia adalah benar, ini menjelaskan bahwa Zeng Qinghong masih berpengaruh, hanya dia yang berani mengkritik Xi Jinping, karena Zeng Qinghong adalah orang yang berjasa bagi Xi Jinping, adalah sumber kekuasaan Xi. 

Di sisi lain, ada kekeliruan pada dua berita oleh Katsuji Nakazawa sebelumnya di Nikkei Asia. Yang pertama adalah situasi pada Kongres Nasional ke-20, ia menduga kesehatan Hu Jintao bermasalah, bahkan dikatakan dalam daftar nama Komite Pusat hari itu mengenai Hu Chunhua, tapi sebenarnya karena nama Li Keqiang dan Wang Yang telah dikeluarkan dari daftar nama Komite Pusat tersebut, Hu Jintao ingin melihat daftar nama itu, tapi mereka tidak mengizinkannya. Berita keliru yang kedua adalah, setelah mantan Menlu Qin Gang bermasalah, seperti diketahui masalah Qin Gang adalah berkomplot dengan negara asing, dan hendak membelot, tetapi Katsuji Nakazawa beranggapan karena Biden menuding Xi Jinping adalah diktator, Qin Gang sebagai menteri luar negeri tidak menanganinya dengan baik, masalah Qin Gang dianggap terlalu kecil, sama sekali tidak tahu keseriusan masalah yang sebenarnya. 

Jadi, melihat kedua kasus yang keliru ini, surat kabar Nikkei Asia kali ini mengatakan Zeng Qinghong menegur Xi Jinping, ada kemungkinan tidak benar. Karena setelah Kongres Nasional ke-20, Xi Jinping memegang kekuasaan absolut, setelah fraksi Xi berkuasa penuh, para sesepuh politik pada dasarnya telah menyingkir, bahkan berada pada kondisi diawasi seperti tahanan rumah, jadi dikatakan para sesepuh politik bisa mengadakan suatu rapat, dan meminta diwakili Zeng Qinghong mengkritik kegagalan Xi Jinping, dalam hal ini terdapat bagian yang meragukan, benar salah sulit dibedakan, keasliannya sulit dikenali, dari kedua arah sama-sama dapat disimpulkan.

Pemimpin redaksi surat kabar The Epoch Times yakni Guo Jun menyatakan kepada “Pinnacle View”, orang seperti Zeng Qinghong, tidak akan menempuh cara seperti ini untuk menghadapi situasi saat ini, sekarang Xi Jinping telah membentuk suatu kondisi kekuasaan kediktatoran yang mutlak, setiap perlawanan yang timbul kemungkinan akan menuai reaksi keras, dan reaksi semacam ini sangat mengerikan, situasi tegang saat Hu Jintao dikeluarkan paksa, telah disaksikan oleh semua orang, di ruang rapat tidak seorang pun berani menoleh. 

Keluarga Zeng Qinghong memiliki banyak pegangan, Zeng Qinghong adalah orang yang sangat cerdik, jika ia berniat melakukan sesuatu, saya menduga ia akan melakukan seperti Sima Yi (politisi dan jenderal militer di Zaman Tiga Negara, 220 – 280 Masehi, red.), waktu itu Sima Yi berpura-pura sakit, obat pun tidak bisa diminum, dan tidak bisa menelan pil herbal, tapi begitu ada peluang ia pun mendadak bangkit melawan, dan tidak memberi ampun, sehingga membuat lawannya sama sekali tak berdaya melawan. Jika tidak demikian, akibatnya akan sangat parah, ia sendiri bisa kehilangan nyawa. Jadi berita Nikkei Asia kali ini mengatakan Zeng Qinghong melontarkan kritik begitu tajam, tapi tidak dibarengi dengan tindakan tegas, di sistem pemerintahan otokratis, orang yang cerdik dan berwawasan jauh, tidak akan melakukan hal demikian.

Satu masalah lainnya adalah, Guo Jun  mencurigai apakah para sesepuh masih bisa bebas mengorganisir rapat? Karena berita di Nikkei Asia mengatakan mereka lebih dulu mengadakan rapat, lalu mengutus orang ke rapat Beidaihe untuk memberi tekanan. 

Guo Jun  ingat pada April 2020 lalu, Deng Pufang menulis surat terbuka kepada dua sesi sidang pleno tahunan, di dalamnya dikemukakannya 15 masalah kalangan petinggi PKT, di antaranya yang ke-15 terkait pembatasan kebebasan para kamerad tua, termasuk kebebasan menemui tamu, komunikasi, bepergian keluar dan lain sebagainya, situasi sekarang jauh lebih sensitif dan lebih rapuh dibandingkan tahun 2020, setelah Kongres Nasional ke-20 petinggi PKT juga semakin tegang, diperkirakan kebebasan para kader tua itu hanya akan semakin sedikit. 

Saat ini para sesepuh level nasional yakni para pensiunan Komisi Tetap Politbiro ada sebanyak 21 orang, selain Song Ping dan Li Ruihuan, Hu Jintao, Wen Jiabao, Li Keqiang, dan juga Wang Yang adalah dari fraksi Hu Jintao, sedangkan Wang Qishan dan Li Zhanshu, selain kedelapan orang ini, selebihnya pada dasarnya adalah orang-orang dari fraksi Jiang, yang merupakan mayoritas, di antara mereka yang benar-benar memiliki rasa tanggung jawab, menurut Guo Jun  hanya ada segelintir.

Hu Jintao Sewaktu Berkuasa Adalah Pemimpin Yang Lemah, Begitu Meninggal Dapat Menimbulkan Efek Yang Kuat 

Produser televisi independen bernama Li Jun menyatakan kepada “Pinnacle View”, beberapa hari setelah isu ini dipublikasikan di surat kabar Nikkei Asia, di internet telah muncul berita tentang Li Keqiang berkunjung ke Gua Mogao di Dunhuang, ada orang telah merekamnya, bahkan ada yang menyapa Li Keqiang, “Apa kabar, Bapak Perdana Menteri? Kami merindukan Anda, dalam rekaman video itu wajah Li Keqiang terlihat ceria, santai dan cerah.

 Di saat Xi Jinping sedang babak belur, menayangkan rekaman video ini, saya pribadi merasa ini pasti sengaja untuk mempermalukan Xi Jinping, saat media massa dalam negeri termasuk Weibo pun tidak memberitakannya, media massa luar negeri yang berbahasa Mandarin justru semua memberitakannya, niat mengincar Xi Jinping sangat kental, jadi semua orang memperhatikannya. Satu lagi berita yang belum lama ini terus disebarkan di internet, yaitu Hu Jintao dikatakan mungkin telah meninggal dunia, atau sekarang sudah sekarat.

Hampir seluruh dunia mengetahui bahwa saat ini PKT sedang menghadapi krisis yang sangat besar, bahkan Biden pun mengatakan PKT ibarat sebuah bom waktu, Tetapi Xi Jinping dan para hulu balangnya, dan semua orang sekarang juga telah melihat dengan jelas, pada dasarnya mereka telah kehabisan jurus, seluruh tim Xi Jinping pada dasarnya sedikit menyerupai grup-grup pada Revolusi Kebudayaan, mereka hanya bisa melakukan aksi / gerakan.

Kepada “Pinnacle View” Guo Jun menyatakan, di internet juga ada berita yang mengatakan, bahwa Wen Jiabao berkata, jika Hu Jintao meninggal dunia, maka itu pasti karena dibunuh, tentu saja tidak bisa diketahui apakah berita ini benar atau palsu. 

Dikeluarkannya Hu Jintao pada Kongres Nasional ke-20 telah membentuk fokus opini publik, apakah Wen Jiabao benar-benar mengatakan hal itu, sangat sulit dipastikan. Tapi jika Hu Jintao benar telah meninggal dunia, maka itu adalah keputusan politik, karena dengan teknologi medis sekarang ini tidak sulit untuk mempertahankan tanda-tanda kehidupan seseorang, bisa dipertahankan untuk waktu sangat lama, walaupun orang tersebut sudah koma, tapi setidaknya dengan alat ventilator, kateter, dan alat pacu jantung, berbagai peralatan tersebut dapat mempertahankan tanda-tanda kehidupan seseorang, memang bisa dipertahankan cukup lama. 

Dulu Guo Jun  memiliki seorang teman keturunan pejabat, ayahnya juga begitu, ayahnya juga seorang pejabat tinggi Zhongnanhai, sepanjang tahun dalam kondisi vegetative, tapi keluarganya menentang selangnya dicabut, karena selama orang tua itu masih ada, berbagai tunjangan dan subsidi bagi keluarganya masih tetap diberikan secara utuh, semua hak istimewa juga masih diberikan, tapi jika orang tua itu telah meninggal dunia, maka semua itu pun akan hilang, jadi mereka berusaha terus mempertahankannya.

Guo Jun mengatakan, Hu Jintao berbeda dengan para sesepuh lainnya, ia adalah satu-satunya mantan kepala negara sesungguhnya yang masih hidup hingga kini, ia adalah Sekretaris Jenderal, kepala negara, bisa dibilang seorang “raja” yang mengundurkan diri, pada dasarnya ini adalah suatu ancaman bagi pemimpin PKT saat ini. 

Di bawah jika ada orang hendak menentang Xi Jinping, besar kemungkinan akan dilakukan dengan mengatas-namakan panji Hu Jintao, di zaman dulu fenomena ini disebut mengatas-namakan raja, dia sendiri mempunyai motivasi itu atau tidak itu tidaklah penting, orang lain yang harus bermotivasi, lalu memanfaatkan posisinya, hal ini sangat berbahaya bagi penguasa. Tentu saja tidak tertutup kemungkinan ada orang yang memutar-balikkan kebenaran, dalam sistem otokratis kediktatoran, musuh terbesar sering kali berasal dari dalam, dan bukan dari luar, dulu dalam sistem kekuasaan kerajaan selalu begitu, sekarang di dalam rezim komunis juga sama.

Itu sebabnya begitu dirinya melangkah di jalan kekuasaan absolut ini, musuh terbesar Xi Jinping pasti adalah internalnya sendiri, termasuk para sesepuh ini, termasuk juga orang-orang kepercayaannya, jadi ungkapan pemberantasan korupsi selamanya akan terus berjalan yang selalu dikatakan Partai Komunis Tiongkok, sebenarnya maksudnya adalah pembersihan selamanya akan terus berjalan, karena Anda tidak akan pernah tahu siapa sebenarnya musuh dalam selimut itu.

Kepada “Pinnacle View” Chen Pokong menyatakan, mengapa Xi Jinping takut akan kejadian kematian Hu Jintao, terutama karena Xi takut akan terjadi efek Zhou Enlai (perdana menteri 1949 – 1976) dan efek Hu Yaobang (pemimpin PKT 1980 – 1987). 

Efek Zhou Enlai adalah saat Zhou Enlai meninggal dunia, pada saat berkabung mengenang Zhou Enlai banyak orang kemudian mengarahkan ujung tombak ke arah Mao Zedong, mengarah pada Gang of Four (geng seputar janda Mao, Jiang Qing, yang beranggotakan: Zhang Chunqiao, Yao Wenyuan, dan Wang Hongwen, red.), maka dikobarkanlah peristiwa Tiananmen kesatu, yang pada waktu itu dilakukan bertepatan dengan festival Cheng Beng (Qingming, red.) yakni 5 April 1976, jutaan orang menguasai Tiananmen, waktu itu Mao Zedong sakit keras, juga tidak berani meredam.

Hingga kemudian kematian Hu Yaobang semakin mendorong gerakan demokrasi seluruh negeri berskala lebih besar, dan berlangsung selama dua bulan lebih, yang melanda lebih dari tiga ratus kota, ini juga merupakan luapan kebencian warga setelah Hu Yaobang dilengserkan oleh Deng Xiaoping dan kawan-kawan. 

Sekarang walaupun Hu Jintao telah dikeluarkan, adalah seorang pemimpin yang lemah, tapi jika terjadi sesuatu pada Hu Jintao, yang terpikirkan oleh banyak orang adalah, Hu Jintao mati karena kekesalannya, bukan karena sakit, bukan karena dibunuh, yang terpikirkan oleh masyarakat adalah Hu Jintao meninggal dunia karena sakit akibat memendam kekesalan, maka ini akan membuat Xi Jinping cemas, itulah mengapa peristiwa yang menimpa Hu Jintao sangat menarik perhatian, dan kondisi kesehatan Hu Jintao sangat tidak jelas.

Selain itu peristiwa Li Keqiang juga menjadi sorotan, mantan PM Li Keqiang mendadak menampakkan diri di Dunhuang, yang mendampinginya adalah Sekretaris Provinsi Gansu yakn Hu Changsheng, ini berarti Li Keqiang masih mendapatkan perlakuan setingkat perdana menteri, dan di sekitarnya tidak ada aktor insidentil, warga menyapa atas inisiatif mereka sendiri, ini menunjukkan Li mendapat tempat di hati rakyat, ini berarti Li Keqiang melangkah menuju pengukuhan. 

Jadi kondisi munculnya Li Keqiang ini, ditampilkan lewat kamera, apakah diatur oleh fraksi Xi atau tindakan yang dilakukan fraksi yang menentang Xi? 

Seandainya Xi Jinping dikabarkan kesehatannya kurang baik, dan mengalami sakit parah, lalu siapa yang akan menggantikannya? 

Pada akhirnya semua orang mungkin akan berpikir Li Keqiang akan lebih cocok menggantikannya, pada saat itu Li Keqiang menampakkan diri di depan publik, jika pemimpin PKT ini mengalami masalah, setidaknya masyarakat akan merasa kondisi kesehatan Li Keqiang baik, dan memiliki stamina baik, juga bisa mengemban tugas berat, jadi informasi di balik peristiwa ini sangat rumit. (SUD/WHS)