oleh Chen Ting
Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel kembali memposting tulisan yang mengkritik PKT Dia mengkritik Beijing yang “Tidak Satu Kata dengan Perbuatan.” Di satu sisi, Beijing melarang impor produk akuatik Jepang, namun di sisi lain, mengizinkan kapal nelayan Tiongkok masuk ke perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang untuk menangkap ikan.
Pada Selasa (17 Oktober), Rahm Emanuel kembali memposting tulisan berbau cemooh di platform sosial “X” dengan membubuhkan beberapa foto kapal nelayan Tiongkok yang sedang menangkap ikan di perairan ZEE Jepang. “Kalau soal tidak satu kata dengan perbuatan, tidak ada yang bisa menandingi PKT”.
“Selamat datang di ‘tarian dua langkah’ PKT yang baru dimodifikasi. Satu langkah ke kanan, dua langkah mundur, mengikuti ritme baru yang munafik dari orang-orang yang suka makan sashimi !” kata Rahm Emanuel.
When it comes to saying one thing and doing another, no one does it like China. Welcome to the PRC’s new and improved two-step. One step to the right and two steps back, to the new beat of people liking their hypocrisy raw – sashimi style. pic.twitter.com/gFgVnUZTkf
— ラーム・エマニュエル駐日米国大使 (@USAmbJapan) October 17, 2023
Ini adalah ketiga kalinya dalam beberapa minggu terakhir Emanuel mengejek PKT lantaran kapal-kapal nelayan Tiongkok memasuki perairan Jepang secara ilegal.
Pada akhir bulan lalu, ia juga memposting gambar kapal nelayan Tiongkok yang sedang menangkap ikan di perairan Jepang dan membubuhkan tulisan : “Baru 1 bulan (membuang air pengolahan limbah nuklir Fukushima), Badan Perikanan Jepang mendeteksi kandungan tritium di perairan Fukushima adalah nol. Tiongkok ( PKT) langsung mengizinkan kapal penangkap ikan untuk masuk ke perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.”
One month later and zero tritium detected in the Fukushima waters according to Japan Fisheries Agency. Seems like China got a jump on the news; no wonder they continue to catch fish in Japan’s EEZ. They have a choice between fiction or fact, and they choose fiction so they can… pic.twitter.com/MMlfprinfr
— ラーム・エマニュエル駐日米国大使 (@USAmbJapan) September 27, 2023
Sejak 24 Agustus, Jepang mulai membuang air olahan yang mengandung tritium dari PLTU Fukushima ke laut Jepang. PKT langsung membuat publisitas besar-besaran mengenai bahaya air limbah nuklir dan segera mengumumkan larangan total terhadap impor produk akuatik Jepang.
Namun nyatanya, masih banyak kapal nelayan Tiongkok yang menangkap ikan di perairan sekitar Jepang. Asahi Shimbun pada 25 September melaporkan bahwa setelah air olahan Fukushima dibuang ke laut, setiap harinya masih ada 146 hingga 167 kapal nelayan Tiongkok yang melintasi perbatasan untuk menangkap ikan. Produk ikan itu akan dijual sebagai “Hasil Laut Tiongkok”.
Pada Kamis lalu (12 Oktober), kamera pengintai Jepang kembali menangkap setidaknya 3 kapal nelayan Tiongkok yang menyusup ke perairan ekonomi eksklusif Jepang untuk menangkap ikan. Hal ini yang mendorong Emanuel untuk kembali mencemooh Beijing karena beda kata dengan perbuatan.
As Shakespeare wrote in Hamlet, “Something is rotten in the state of Denmark.” 1st: Defense Minister Li Shangfu hasn’t been seen or heard from in 3 weeks. 2nd: He was a no-show for his trip to Vietnam. Now: He’s absent from his scheduled meeting with the Singaporean Chief of Navy…
— ラーム・エマニュエル駐日米国大使 (@USAmbJapan) September 15, 2023
Belakangan ini, Rahm Emanuel berkali-kali menjadi sorotan media internasional karena gaya tulisannya yang menusuk.
Sebelumnya Emanuel telah berulang kali mencemooh PKT. Misalnya, setelah cukup lama tidak ada kabar berita tentang Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu, Rahm Emanuel memposting 2 pesan yang satu berisi dugaan bahwa Li Shangfu telah menjalani tahanan rumah, dan yang lain menyindir PKT “apa tidak takut di dalam penuh sesak” setelah banyak pejabat senior PKT yang “menghilang”.
Dalam postingannya Emanuel juga tidak lupa mencemooh krisis real estat Tiongkok yang semakin serius dengan menulis, bahwa kabar baiknya adalah Li Shangfu tampaknya sudah melunasi pinjaman kepada pengembang real estat Country Garden. (sin)