Kapal Nelayan Tiongkok Menangkap Ikan di Perairan Jepang Kembali Mendapat Cemooh Dubes AS untuk Jepang

 oleh Chen Ting

Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel kembali memposting tulisan yang mengkritik PKT Dia mengkritik Beijing yang “Tidak Satu Kata dengan Perbuatan.” Di satu sisi, Beijing melarang impor produk akuatik Jepang, namun di sisi lain, mengizinkan kapal nelayan Tiongkok masuk ke perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang untuk menangkap ikan.

Pada Selasa (17 Oktober), Rahm Emanuel kembali memposting tulisan berbau cemooh di platform sosial “X” dengan membubuhkan beberapa foto kapal nelayan Tiongkok yang sedang menangkap ikan di perairan ZEE Jepang. “Kalau soal tidak satu kata dengan perbuatan, tidak ada yang bisa menandingi PKT”.

“Selamat datang di ‘tarian dua langkah’ PKT yang baru dimodifikasi. Satu langkah ke kanan, dua langkah mundur, mengikuti ritme baru yang munafik dari orang-orang yang suka makan sashimi !” kata Rahm Emanuel.

Ini adalah ketiga kalinya dalam beberapa minggu terakhir Emanuel mengejek PKT lantaran kapal-kapal nelayan Tiongkok memasuki perairan Jepang secara ilegal.

Pada akhir bulan lalu, ia juga memposting gambar kapal nelayan Tiongkok yang sedang menangkap ikan di perairan Jepang dan membubuhkan tulisan : “Baru 1 bulan (membuang air pengolahan limbah nuklir Fukushima), Badan Perikanan Jepang mendeteksi kandungan tritium di perairan Fukushima adalah nol. Tiongkok ( PKT) langsung mengizinkan kapal penangkap ikan untuk masuk ke perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.”

Sejak 24 Agustus, Jepang mulai membuang air olahan yang mengandung tritium dari PLTU Fukushima ke laut Jepang. PKT langsung membuat publisitas besar-besaran mengenai bahaya air limbah nuklir dan segera mengumumkan larangan total terhadap impor produk akuatik Jepang.

Namun nyatanya, masih banyak kapal nelayan Tiongkok yang menangkap ikan di perairan sekitar Jepang. Asahi Shimbun pada 25 September melaporkan bahwa setelah air olahan Fukushima dibuang ke laut, setiap harinya masih ada 146 hingga 167 kapal nelayan Tiongkok yang melintasi perbatasan untuk menangkap ikan. Produk ikan itu akan dijual sebagai “Hasil Laut Tiongkok”.

Pada Kamis lalu (12 Oktober), kamera pengintai Jepang kembali menangkap setidaknya 3 kapal nelayan Tiongkok yang menyusup ke perairan ekonomi eksklusif Jepang untuk menangkap ikan. Hal ini yang mendorong Emanuel untuk kembali mencemooh Beijing karena beda kata dengan perbuatan.

Belakangan ini, Rahm Emanuel berkali-kali menjadi sorotan media internasional karena gaya tulisannya yang menusuk.

Sebelumnya Emanuel telah berulang kali mencemooh PKT. Misalnya, setelah cukup lama tidak ada kabar berita tentang Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu, Rahm Emanuel memposting 2 pesan yang satu berisi dugaan bahwa Li Shangfu telah menjalani tahanan rumah, dan yang lain menyindir PKT “apa tidak takut di dalam penuh sesak” setelah banyak pejabat senior PKT yang “menghilang”.

Dalam postingannya Emanuel juga tidak lupa mencemooh krisis real estat Tiongkok yang semakin serius dengan menulis, bahwa kabar baiknya adalah Li Shangfu tampaknya sudah melunasi pinjaman kepada pengembang real estat Country Garden. (sin)