Apakah Makan Roti Panggang yang Gosong Menyebabkan Kanker ? Begini Penjelasan Onkolog

EtIndonesia. Aroma roti panggang yang terbakar atau gosong memang menebarkan bau yang menggugah selera, meskipun penampilannya kurang menarik karena warnanya yang agak hitam dan sebetulnya tidak terlalu enak untuk dimakan. Ada ahli bahkan mengatakan bahwa jenis makanan ini mengandung karsinogen, sebaiknya mengurangi atau tidak mengonsumsinya sama sekali?.

Robert Thomas, seorang dokter onkolog dari Inggris dan profesor di Universitas Cambridge, menulis sebuah artikel yang dipublikasi di “Daily Mail” menyebutkan, bahwa di negara-negara Barat, 90% populasi meninggal karena lima penyebab kematian utama, yakni penyakit kanker, jantung, stroke, penyakit paru-paru, dan demensia.

“Cancer Research UK” dan “Macmillan Cancer Support” di Inggris memperkirakan bahwa satu dari dua orang akan mengidap penyakit kanker dalam hidup mereka. Namun 40% di antaranya bisa terhindar dari kanker dengan cara memperbaiki gaya hidup.

Robert Thomas mengatakan, meskipun gen bawaan adalah salah satu alasan seseorang terserang penyakit seperti kanker dan sebagainya, tetapi gaya hidup juga berpengaruh penting terhadap daya tahan seseorang dan apakah mereka terkena kanker atau tidak.

Beberapa gaya atau kebiasaan dalam hidup dapat membahayakan kesehatan, namun orang sering tidak menyadarinya. Jika seseorang dapat melakukan sedikit perubahan pada gaya hidupnya, maka risiko kanker dapat dikurangi secara signifikan.

Beberapa perubahan dalam kehidupan yang dapat kita lakukan

Robert Thomas mencontohkan seperti mengonsumsi roti panggang yang terbakar atau gosong. Dari sudut pandang dokter onkolog, makanan ini jelas harus dihindari.

Dia menjelaskan : “Itu karena makanan bertepung atau bergula (seperti roti) yang dipanggang pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa beracun akrilamida, yang seiring waktu akan merusak DNA kita dan membahayakan sistem kekebalan tubuh kita. Menurut Rule of thumb (aturan praktis) bahwa, semakin gelap warna bagian luarnya (akibat terbakar / gosong), semakin tinggi kandungan akrilamida.”

Meskipun makan sepotong roti bakar gosong tidak masalah, terus mengonsumsi makanan bertepung yang dibakar atau panggang tentu akan meningkatkan risiko kanker seiring berjalannya waktu.

Bahkan jika Anda tidak makan roti bakar, Anda mungkin makan roti panggang dengan selai untuk sarapan. Namun Thomas mengingatkan, selai mengandung banyak gula yang juga bisa meningkatkan risiko kanker. Dia merekomendasikan orang menggunakan guacamole yang lebih sehat daripada selai.

Thomas juga menyarankan kita untuk tidak menggoreng keripik kentang sebagai pengganti sayuran, karena keripik kentang yang digoreng dengan suhu tinggi juga dapat menghasilkan akrilamida yang beracun.

Sayuran umbi-umbian lainnya, seperti bit dan wortel, juga tidak boleh digoreng karena mengandung lebih banyak gula dibandingkan kentang, dan digoreng dengan suhu tinggi juga dapat menghasilkan akrilamida. Apalagi beberapa orang malah menambahkan gula sebelum menggoreng, hal ini juga harus dihindari.

Thomas juga mengingatkan kita untuk menyikat gigi. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kebersihan mulut saja, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan fisik.

Ia mengatakan bahwa lusinan penelitian di seluruh dunia menunjukkan adanya hubungan antara kebersihan mulut yang buruk dengan timbulnya kanker mulut dan tenggorokan. Dua penelitian lain menemukan, bahwa DNA dari bakteri pada gigi yang rusak masuk ke usus melalui tubuh, menyebabkan perubahan pada sel usus dan akhirnya menyebabkan kanker usus.

Selain itu, Thomas juga menyebutkan bahwa meski banyak orang takut berada di bawah sinar matahari untuk menghindari sengatan matahari yang dapat menyebabkan warna kulit menjadi gelap, namun dia mengatakan bahwa kecukupan sinar matahari tetap dibutuhkan oleh tubuh. Pasalnya, 80% vitamin D dalam tubuh manusia diproduksi melalui paparan sinar matahari, dan vitamin D membantu mencegah kanker ginjal, kanker prostat, kanker usus, bahkan kanker kulit.

Sebuah penelitian terhadap pasien kanker melanoma menunjukkan bahwa meskipun pasien tersebut diberitahu untuk tidak berjemur, namun karena suatu hal mereka yang kurang memperhatikan nasihat ini, dan sering terkena paparan sinar matahari malahan risiko penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya berkurang. (sin/yn)

Sumber: epochtimes