Pria di Tiongkok Ditolak Lebih dari 10 Perusahaan, Pengusaha Mengatakan Wajahnya Terlalu Kotak

EtIndonesia. Melamar pekerjaan dan menjalani wawancara tentu bukanlah proses yang mudah. Seorang pria di Tiongkok mengalami hal ini sendiri setelah setiap majikan menolaknya saat bertemu dengannya.

Pria tersebut, Zhang, dilaporkan telah melamar pekerjaan di lebih dari 10 pabrik elektronik di Provinsi Zhejiang, namun menghadapi penolakan universal. Karena tidak memiliki pendapatan membuat makan tiga kali sehari menjadi tugas yang berat.

Tentu saja, para majikan pasti mempunyai alasan kuat untuk menolaknya dengan suara bulat — apakah dia mungkin terlalu kasar atau sangat tidak memenuhi syarat untuk melakukan tugas tersebut?

Ternyata, departemen sumber daya manusia (SDM) di pabrik tersebut diduga menolaknya karena wajahnya terlalu persegi.

Menurut laporan berita Tiongkok, Zhang pindah sendirian dari Henan ke Zhejiang untuk mencari pekerjaan.

Dia telah melamar ke lebih dari 10 pabrik elektronik dan mencari pekerjaan selama lebih dari seminggu, menyatakan bahwa dia baik-baik saja dengan posisi apa pun.

Namun departemen SDM perusahaan selalu menolak Zhang setelah setiap wawancara.

Alasannya? Mereka konon mengatakan bahwa penampilannya bukanlah yang mereka cari.

Zhang mengklarifikasi bahwa mereka tidak menganggapnya terlalu jelek.

Sebaliknya, para majikan di Tiongkok menolaknya sepenuhnya karena mereka menganggap wajahnya terlalu berbentuk persegi.

Yang lain sebelumnya bahkan memanggilnya dengan julukan seperti “Saudara Monyet” dan “Wajah Persegi”.

“Tidak peduli betapa jeleknya penampilan saya, saya pekerja keras, praktis, dan mampu menanggung kesulitan,” kata Zhang. “Mengapa tidak biarkan aku bekerja?”

Memang, pekerjaan di pabrik sepertinya tidak mungkin bergantung pada bentuk kepala.

Meskipun para majikan menganggap penolakan itu sebagai hal yang sederhana, dampaknya sangat merugikan Zhang yang malang.

Sendirian dan kekurangan pendapatan, dia segera kehabisan dana.

Pada hari wawancaranya dengan outlet berita, dia tidak mampu membeli sarapan dan tidak punya cara untuk mendapatkan uang dari keluarganya.

Zhang mengaku sebagai satu-satunya pencari nafkah yang tersisa di keluarganya, sehingga dia pindah ke Zhejiang.

Kurangnya pendapatan berarti tidak ada uang untuk keluarganya di kampung halaman, termasuk anak-anak dan orangtuanya.

Atas bantuan para jurnalis, Zhang berhasil membeli beberapa roti kecil untuk sarapan.

Dia menyatakan bahwa dia akan melanjutkan pencarian pekerjaannya sekali lagi setelahnya.

Para jurnalis juga berjanji akan membantunya mencari kemungkinan lowongan pekerjaan. (yn)

Sumber: mustsharenews