Home Blog Page 1908

Gara-gara Cendol, Warganet Malaysia dan Singapura Jadi Ribut

0

Epochtimes.id- Warganet yang berasal dari Malaysia dan Singapura menjadi ribut gara-gara saling klaim tempat asal muasal cendol.

Bahkan website kedua negara menulis dengan judul persepsi dan argumentasi mereka masing-masing.

Website Singapura misalnya, theindependent.sg menulis dengan judul yang artinya “Oooops! Orang Malaysia tidak senang dengan CNN yang mengatakan cendol berasal dari Singapura.”

Laporan media ini menjelaskan, Warga Malaysia tidak senang dengan CNN belakangan ini. Pasalnya, CNN menyertakan cendol manis lokal dalam daftar terbaru ‘50 makanan penutup terbaik dunia, ’yang diterbitkan hanya beberapa hari yang lalu.

Tak ada yang aneh awal berita CNN ini. Namun lain persoalan ketika menyebut asal muasalnya.

Cendol dapat ditemukan di tempat-tempat berbeda di seluruh Asia Tenggara.

“Versi pencuci mulut yang dingin ini dapat ditemui di berbagai tempat di Asia Tenggara, tetapi dengan tambahan satu sendok kacang merah yang dimaniskan, Singapura memberi camilan klasik ini terus menggoda,” demikian tulisan CCN.

Sejurus kemudian, warganet Malaysia menyuarakan ketidaksetujuan mereka di media sosial, mulai dari tweet hingga mendaftarkan pelanggaran, kemarahan, dan menantang penulis artikel.

Warganet lainnya bahkan turut menanggapi sebuah artikel tentang daftar makanan yang ditulis oleh CNN di Malay Mail, beberapa menulis komentarnya dengan ringan hati. Tapi, ada yang menulisnya dengan serius.

Bahkan, seorang warganet menunjuk pada “hidangan Singapura” lainnya yang konon berasal dari Malaysia.

Tapi ada warganet mencoba menyelesaikan masalah ini dengan mengatakan bahwa cendol sebenarnya tidak berasal dari Singapura atau Malaysia, tetapi dari Indonesia

Walaupun asal-usul cendol belum jelas, sejumlah negara-negara di Asia Tenggara memiliki kesamaan dalam aspek budaya dan makanan.

Laporan iFood kemudian menulis kembali  dengan menyebut kata “cendol” muncul untuk pertama kalinya dalam sebuah proyek berbahasa Melayu yang diterbitkan pada tahun 1932.

Meski demikian perdebatan tetap tak kunjung mereda, seperti yang dikatakan oleh penulis Amin Ashaari, “Ini adalah CNN … Jika cendol berasal dari Singapura, lalu mengapa gula yang digunakan di Cendol disebut gula Melaka? Jelaskan itu CNN. ” (asr)

Terbongkar Banyak Rahasia Melalui Investigasi AS Terhadap Huawei

0

oleh Xiao Lushen

Meng Wanzhou, putri sulung pendiri perusahaan Huawei Ren Zhengfei ditangkap pihak berwenang AS dan menjadi fokus opini publik. Namun, apa yang dilakukan oleh Meng dan Huawei di belakang layar sehingga memicu Amerika Serikat mengambil tindakan tegas ?

Apakah investigasi AS terhadap Huawei juga berkaitan dengan Meng Wanzhou ?

Bloomberg News dalam laporannya menyebutkan bahwa Huawei diinvestigasi oleh pihak berwenang AS karena ketika Departemen Perdagangan AS menyelidiki kasus ZTE menemukan dokumen internal yang menyebutkan bahwa perusahaan pesaingnya yakni F7 (sebutan internal ZTE untuk Huawei) juga melakukan bisnis dengan Iran.

Atas permintaan beberapa anggota Kongres, Departemen Kehakiman akhirnya memutuskan untuk mengirim Biro Investigasi Federal (FBI) untuk menyelidiki Huawei secara menyeluruh.

Reuters pada 31 Januari 2013 pernah melaporkan bahwa Meng Wanzhou, putri Ren Zhengfei sejak Februari 2008 hingga April 2009 telah menjabat sebagai dewan direksi pada perusahaan Skycom yang terdaftar di Hongkong.

Pada akhir tahun 2010, kantor Skycom di Teheran dengan abaikan sanksi perdagangan AS terhadap Iran telah menjual peralatan komputer dan ponsel Hewlett-Packard senilai +/- EUR. 1,3 juta kepada operator telepon seluler terbesar Iran yang terkena embargo AS.

Di dalam proposal penjualan produk itu selain terpapar logo Huawei juga terdapat lebih dari 13 halaman dokumen yang berisi ‘rahasia perusahaan Huawei’.

Menurut laporan itu, setelah meninjau serangkaian dokumen dan catatan Skycom, ditemukan bahwa Huawei, Meng Wanzhou, dan Skycom memiliki banyak hubungan keuangan dan lainnya selama 10 tahun sebelum waktu itu.

Sebagai contoh, pada tahun 2007, sebuah perusahaan manajemen yang dikendalikan oleh induk perusahaan Huawei memegang semua saham Skycom, dan Meng Wanzhou adalah sekretaris perusahaan tersebut.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa Huawei memiliki perjanjian dengan banyak perusahaan telekomunikasi Iran.

‘Huawei Innovation Research Program’ juga membuat marah Amerika Serikat

Selain melakukan bisnis dengan Iran, ‘Huawei Innovation Research Program’ (HIRP) adalah alasan utama lain yang membuat marah Amerika Serikat. Anggota parlemen AS telah meminta pemerintah AS untuk menyelidiki program tersebut.

Menurut situs web resmi HIRP, program ini menyediakan dana untuk universitas dan lembaga penelitian terkemuka yang berkecimpung di bidang penelitian inovatif dalam teknologi komunikasi, ilmu komputer, teknik, dan bidang terkait lainnya.

Washington Post melaporkan bahwa pada 19 Juni 2018, 26 orang anggota parlemen Partai Demokrat dan Republik AS bersama-sama mengirim surat kepada Menteri Pendidikan AS Betsy DeVos, meminta Kementerian Pendidikan mendirikan Satgas yang khusus menyelidiki isu kerjasama perusahaan Huawei dalam bidang teknologi dengan lebih dari 50 universitas di Amerika Serikat. Menerima pemberitahuan dari pejabat intelijen dan penegak hukum senior AS untuk menghindari pencurian teknologi.

Anggota parlemen dalam surat itu mengatakan bahwa rencana dan proyek kerjasama Huawei dengan universitas ini dapat menimbulkan ancaman besar bagi keamanan nasional AS. Ancaman ini membutuhkan perhatian dan pengawasan dari Departemen Pendidikan.

Menurut sumber-sumber publik, program HIRP mencakup kerjasama dengan lebih dari 300 universitas di lebih dari 20 negara.

Website resmi Huawei USA bahkan mengungkapkan bahwa, Huawei telah menjalin kerjasama dengan Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Stanford University, University of Texas di Austin, University of California di Berkeley, University of California Los Angeles (UCLA), University of Michigan, Universitas Yale, Universitas Maryland, dan North Carolina State University.

‘Rencana Benih untuk Masa Depan’ dan ‘Pusat R & D Sensor dan Perangkat Lunak’

Selain HIRP, Huawei juga memiliki program pelatihan untuk siswa yaitu Huawei Seeds for the Future Program (Rencana Benih untuk Masa Depan).

Menurut situs resmi Huawei, rencana benih di masa depan adalah rencana utama dari CSR global (Corporate Social Responsibility) yang diluncurkan oleh Huawei pada tahun 2008. Ini bertujuan untuk mengembangkan bakat teknologi informasi dan komunikasi (ICT) lokal dan meningkatkan transfer pengetahuan. Hingga akhir tahun 2016, program ini telah dilaksanakan di 96 negara dan organisasi internasional di seluruh dunia, melibatkan lebih dari 30.000 orang mahasiswa di 280 universitas.

Amerika Serikat telah meluncurkan program benih pertama pada tahun 2016 dan menerima sebanyak 155 aplikasi dari 53 universitas di seluruh Amerika Serikat. Akhirnya, terpilih 20 orang mahasiswa dari universitas seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), Carnegie Mellon University (CMU), dan Stanford University.

Menurut berita terbaru, pada 4 Desember 2018, upacara peluncuran Seeds for the Future Program diadakan di kota Kiev, Ukraina.

Selain itu, Shi Weiliang, manajer umum Huawei untuk Prancis pada 27 Nopember lalu mengatakan bahwa ia akan mendirikan pusat R & D kelima untuk Prancis di Grenoble, Prancis tenggara, dengan fokus pada pengembangan sensor dan perangkat lunak.

Xinhua News Agency melaporkan bahwa Huawei pada tahun 2013 telah mengumumkan rencana penanaman modal sebesar EUR. 1,5 miliar dalam bidang inovasi di Perancis, kata Shi Weiliang.

Saat ini, Huawei telah mendirikan 4t pusat R & D di Prancis yang meliputi pengembangan chip, matematika, terminal rumah dan estetika. Pusat R & D kelima yang mengkhususkan diri dalam pengembangan sensor dan perangkat lunak akan memiliki 30 orang ahli yang mengkhususkan diri dalam penelitian hingga tahun 2020. (Sin/asr)

Makhluk Laut Misterius yang Dikira Alien Terdampar di Pantai Selandia Baru

0

Jack Phillips-The Epochtimes

Erabaru.net. Makhluk laut misterius dengan gigi tajam dan dua sayap ditemukan oleh seorang wanita Selandia Baru.

Awalnya Hanna Mary sedang berjalan di sepanjang pantai bersama ibunya. Ketika itu, dia melihat makhluk aneh di pantai Rakaia Huts di Canterbury, Selandia Baru, pada 24 November 2018.

“Ketika saya menariknya keluar dan melihat semua gigi dan duri, saya yakin itu adalah makhluk laut dalam yang langka,” kata Mary kepada Fox News.

“Saya sangat senang karena saya mencintai lautan dan penghuninya.”

Dia mengambil beberapa foto sosok makhluk misterius ini. Dia pun menggunggahnya ke media sosial untuk mengungkap makhluk itu.

“Adakah yang bisa membantu mengidentifikasi ikan/ pari/ alien ini yang saya temukan terdampar di Rakaia Huts ???” tulisnya di Facebook.

Banyak yang menyarankan bahwa itu semacam ikan pari. Tetapi beberapa orang mengira adalah hiu gergaji atau sejenis skate, yang dikenal sejenis ikan mirip dengan pari.

“Saya tidak tahu, terlihat … menyeramkan,” tulis orang lain.

“Awalnya saya pikir itu terpal plastik. Saya menariknya keluar dari bawah batang kayu dan lebih sekadar dari serpihan plastik, ”katanya kepada Selandia Baru Herald.

“[Ibu Mary] menemukan sepotong kayu yang menarik, dia mengambilnya dan pada saat itu dia berteriak‘ omg ’dan saya mengambil makhluk itu dan saya berteriak lebih keras daripada dia,” kata Mary. Ibunya Mary lalu menjatuhkan apa pun yang dipegangnya dan berlari ke Mary.

Mary tidak menyentuhnya karena dia percaya itu mungkin beracun, tetapi dia akhirnya memberanikan diri mengambil makhluk itu.

“Saya membawanya ke rumah dan memberikannya kepada seorang taxidermist agar dia mengetahui apa itu, tapi dia tidak terlalu yakin,” katanya.

“Itu sebabnya saya pikir saya harus menyebarkannya dan adakah orang lain yang tahu apa itu.Ketika orang mencoba menebak apa itu, beberapa tebakan sedikit tidak masuk akal karena terlihat sangat aneh,” kata Mary.

“Setiap kali kami mencoba mencocokkannya dengan tebakan, tak tepat. Saya kira itu adalah semacam skate di laut dalam, mungkin Bathyraja abyssicola.Saya berharap bahwa saya memiliki tebakan yang tepat, ”tambahnya.

Malcolm Francis, seorang ilmuwan perikanan serta ahli ekologi kelautan di Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional (NIWA), mengatakan itu adalah sejenis Skate Selandia Baru.

“Mereka disebut skare karena mereka sangat berduri, itu sangat umum di Canterbury, seperti hiu, memiliki kerangka dari tulang rawan. Mereka menghabiskan banyak waktu mereka di bawah laut. ”

Mereka terkadang ditangkap oleh nelayan. Lalu menjual ‘sayap’nya untuk makanan. “Anda mungkin melihatnya di toko-toko ikan di Pulau Selatan,” katanya.

“Itu mungkin salah satu yang ditangkap oleh seorang nelayan, dibuang ke laut dan terdampar di pantai.”

Apa yang terlihat pada hewan itu seperti kaki sebenarnya bukan kaki. Tetapi semacam duri yang digunakan untuk berkembang biak. (asr)

Panglima TNI Pimpin Evakuasi Korban Penembakan Kelompok Separatis di Papua

0

Epochtimes.id Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto memimpin langsung pelaksanaan evakuasi Jenazah karyawan PT Istaka Karya, korban penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Kabupaten Nduga Papua, di Hanggar Airfast Bandara Mozes Kilangin, Timika Papua, Kamis (6/12/2018).

Siaran pers Puspen TNI menyebutkan,jenazah yang dievakuasi sejumlah 9 jenazah menggunakan Helikopter Bell 412 milik TNI.

Selanjutnya Jenazah korban dibawa ke ruang DVI yang telah disiapkan di Bandara Timika untuk proses identifikasi dan perawatan.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa langsung melaksanakan kunjungan kerja ke Timika, Papua dalam rangka melihat langsung perkembangan situasi pasca-penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemerintah memiliki sikap tegas mengutuk keras Peristiwa Nduga. Pasalnya, tindakan itu bukan hanya aksi kriminal biasa.

“Ini aksi terorisme oleh Organisasi Papua Merdeka,” kata Moeldoko dilansir dari situs KSP, Rabu (5/12/2018).

Penyerangan dan pembunuhan terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya terjadi Minggu, 2 Desember 2018, dilakukan saat mereka tengah membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Moeldoko mengatakan Nduga adalah daerah termasuk zona merah. Daerah simbol kemiskinan, keterbelakangan, dan rawan konflik sosial. Oleh karean itu, Pemerintahan Jokowi memperhatikan benar pembangunan kawasan tertinggal di Papua.

Moeldoko menerangkan, saat ini 150 anggota TNI dan Polri digerakkan untuk memulihkan kondisi keamanan di Papua.

“Kami tidak ingin orang-orang yang sedang bekerja di sana, maupun masyarakat asli Papua merasa tidak aman,” ungkapnya. (asr)

42 Tahun Kerjasama Taiwan-Indonesia di Bidang Pertanian

0

Epochtimes.id- Pada November 1976 adalah pertama kalinya Taiwan mengirimkan teknisi dalam bidang pertanian ke Jawa Timur. Hingga kini, kerjasama bidang Teknik pertanian tersebut sudang berlangsung di Indonesia selama 42 tahun.

Pimpinan Taiwan Technical Mission (TTM), Moh Gwo Jong mengatakan TTM sudah berdiri sejak 42 tahun lamanya yang telah banyak membuahkan keberhasilan dan pembagian Teknik pertanian di daerah pulau Jawa.

Menurut dia, pembagian pengalaman antara kedua Negara tidak hanya dari segi penerapan Teknik dan manajemen, juga harus mengikuti budaya setempat hingga  penerapan Teknik dan manajemen tersebut berkembang lebih lanjut dan lebih baik. Selain, TTM membagi pengalaman hal bibit unggul dan Teknik budidaya.

“Tujuan utama kita memberikan Teknik pengalaman pertanian, kita ingin mendapatkan pengalaman tersebut sebagai kerjasama mendatangnya,” jelasnya dalam  seminar dan acara dengan tema 42 Tahun Kerja Sama Pertanian Taiwan dan Indonesia di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018).

Perkembangan kerjasama ini akan berefek kepada perubahan kebutuhan konsumen atas pangan yang aman dan layak konsumsi serta lingkungan produksi pangan tersebut.

Sementara itu, Perwakilan Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia, John C.Chen mengatakan berbagai program kerja sama telah dilaksanakan, termasuk di dalamnya perbaikan sistem budidaya, baik budidaya jamur, asparagus, jeruk, maupun ternak, teknik produksi tanaman hortikultur, teknik akuakultur, sistem irigasi, pengolahan makanan, konservasi tanah dan air, serta manajemen agribisnis.

Menurut John, proyek kerja sama yang terlaksana sebanyak 18 proyek, di antaranya “ Project One Village One Product (OVOP) Bali”, “Project Agribisnis Bogor”, “Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Korporasi Area Bandung”, “Pengembangan Padi Varietas Unggul di Sulawesi Selatan”, dan “Kerja Sama Area Percontohan Pertanian di Karawang”.

Selain itu TTM juga telah mengadakan lebih dari 130 pelatihan dan kunjungan lapangan, di mana lebih dari 20.000 orang telah menerima manfaatnya, dan mendapat peningkatan taraf hidup.

“Taiwan akan terus berbagi teknik dan pengalaman dalam manajemen ataupun pemasaran pertanian, membantu meningkatkan pendapatan, hasil pertanian dan memperbaiki taraf hidup dari berbagai lapisan masyarakat,” kata John.

John menambahkan, Taiwan dengan pengalaman dan kemajuan teknologi pertaniannya, digabungkan dengan kondisi alam Indonesia yang unik, telah saling melengkapi, dan menciptakan kondisi yang saling menguntungkan bagi Taiwan maupun Indonesia.

Salah satu hasilnya, Di Bali ada seorang petani yang hidup dalam kesusahan, setelah ikut pelatihan “Project One Product One Village (OVOP) Bali” dalam budidaya asparagus, sekarang pendapatannya lebih stabil, dan juga meningkat besar dibanding dulu, dan mendapat banyak pujian dari masyarakat sekitar.

“Saya berharap melewati 42 tahun kerja sama teknis pertanian yang sangat baik ini dengan berpedoman pada kebijakan baru ke arah selatan, dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan memakmurkan,” ujarnya.

Pada kesempan terpisah, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian Mesah Tarigan mengatakan  kementerian Pertanian dan pemerintah Taiwan tengah mengerjakan pembangunan kawasan pertanian terintegrasi di Karawang dengan lahan seluas 400 hektare (ha).

Nantinya,  pertanian padi, sayur-sayuran dan peternakan bebek  akan digarap yang diperkirakan beroperasi sepenuhnya dua tahun mendatang. Kedua pihak mengucurkan ratusan milyar untuk mengoperasikannya.

Bulan lalu, sebanyak 30 petani dikirimkan ke Taiwan untuk belajar pertanian. Tak lama lagi, sebanyak 40 petani akan kembali dikirimkan. “kerjasama ini meningkatkan taraf hidup petani,” ujarnya. (asr)

Putri Pendiri Huawei Ditangkap di Kanada

0

Oleh Henry Jom

Otoritas Kanada telah menangkap kepala keuangan Huawei dikarenakan kecurigaan keterlibatannya melanggar sanksi perdagangan AS terhadap Iran.

Meng Wanzhou yang dikenal sebagai Wakil Ketua Dewan dan Putri Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, ditangkap di Vancouver atas permintaan otoritas AS seperti dilaporkan The Globe and Mail.

Sidang pengadilan telah ditetapkan untuk 7 Desember. Menurut The Globe and Mail, Meng diduga berusaha menghindari sanksi perdagangan AS terhadap Iran.

Investigasi yang diluncurkan oleh Departemen Kehakiman AS pada tahun 2016, menuduh bahwa Huawei telah mengirimkan produk asal AS ke Iran dan negara-negara lain yang melanggar Undang-Undang ekspor dan sanksi AS.

Tujuan investigasi Departemen Kehakiman adalah untuk mencegah perusahaan, seperti Huawei dan ZTE Corp yang mungkin bertanggung jawab kepada Partai Komunis Tiongkok, mendapatkan akses ke ekonomi AS di tengah tuduhan memata-matai warga negaranya.

Investigasi sedang dijalankan di Kantor Jaksa AS di Brooklyn, demikian laporan The Globe and Mail.

Pernyataan Huawei mengatakan Meng, yang berpergian dengan nama Inggris Cathy dan Sabrina, ditahan ketika dia melanjutkan penerbangan di Kanada.

Investigasi atas Huawei mirip dengan yang menyebabkan penurunan tajam pesaing domestiknya, pembuat smartphone Tiongkok, ZTE.

Pada 2017, ZTE mengaku bersalah di pengadilan federal AS karena menghindari embargo AS terhadap Iran, dengan membeli komponen teknologi Amerika, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE, lalu secara ilegal mengirimnya ke Iran.

Kasus itu adalah hasil investigasi federal lima tahun. Perusahaan membayar denda $ 890 juta.

Namun, awal tahun ini, Amerika Serikat melarang perusahaan-perusahaan Amerika menjual komponen dan perangkat lunak kepada ZTE selama tujuh tahun, sebuah langkah yang membuat perusahaan itu bertekuk lutut.

Washington menuduh ZTE melanggar perjanjian tentang menghukum karyawan yang muncul dari kasus pengadilan.

Larangan itu dicabut oleh Presiden Donald Trump pada Mei setelah permintaan dari rezim Tiongkok.

Sebagai bagian dari kesepakatan baru berupa mencabut larangan tersebut, ZTE setuju untuk membayar denda $ 1 miliar, mengganti seluruh dewan direksi dan manajemen seniornya.

Penangkapan itu menarik reaksi cepat di Washington.

Senator AS Ben Sasse memuji penangkapan ini. Dia mengatakan ‘bagi melanggar sanksi AS terhadap Iran.” Dia menambahkan,

“Kadang-kadang agresi Tiongkok secara eksplisit disponsori oleh negara, dan kadang-kadang itu dicuci melalui banyak entitas sektor ‘swasta’ Beijing.” (asr)

Reuters berkontribusi atas laporan ini

Bank Sentral Argentina Hapus Tingkat Bunga Namun Tetap Mengawasi Peso

0

EpochTimesId – Bank sentral Argentina pada 5 Desember 2018 menghapuskan 60 persen tingkat suku bunga acuannya. Kebijakan ini membuka jalan bagi negara itu untuk tidak lagi menjadi salah satu suku bunga pinjaman tertinggi di dunia. Kondisi yang telah ‘mencekik’ pertumbuhan ekonomi pada negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin.

Sumber bank sentral menolak memberikan kerangka waktu untuk potensi pemotongan suku bunga dan menekankan bahwa bank akan mempertahankan pendekatan kebijakan moneter yang hati-hati untuk menjaga volatilitas peso.

“Beberapa bulan volatilitas telah berlalu, dan kami ingin memperkuat bahwa penghapusan lantai tingkat tidak berarti bahwa kami akan menurunkan pengawasan kami,” kata sumber itu.

Bank sentral Argentina pada Agustus menaikkan suku bunga acuannya menjadi 60 persen setelah peso berulang kali didevaluasi. Mata uang telah kehilangan sekitar setengah nilainya sepanjang tahun ini.

Bank Sentral pada 5 Desember juga mengatakan sedang mengurangi potensi pembelian dolar menjadi $ 50 juta dari $ 150 juta untuk mengurangi tekanan pada mata uang peso.

Peso turun 2,08 persen menjadi 38,20 per dolar AS pada pengumuman bank, kata para pedagang, dan menutup perdagangan pada hari tersebut pada 37,51.

Para ekonom memprediksi dalam jajak pendapat bank sentral pada 4 Desember bahwa inflasi selama 12 bulan ke depan akan menjadi 29 persen, di bawah perkiraan bulan sebelumnya sebesar 32,1 persen.

Dana Moneter Internasional (IMF), yang menandatangani kesepakatan pembiayaan senilai $ 56,3 miliar dengan Argentina pada September, menyambut pengumuman bank sentral. IMF mengatakan bahwa kebijakan moneter baru pemerintah menghasilkan dampak positif.

Tingkat bunga ‘skyscraping’ Argentina telah memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan ekonom memprediksi kontraksi 2,4 persen pada 2018 dan 1,2 persen pada 2019, jajak pendapat para ekonom menunjukkan.

“Jika tingkat tidak mulai turun, ekonomi tidak akan melonjak,” kata Horacio Larghi, seorang analis di perusahaan Argentina Invenomica. Dia menambahkan bahwa menghapus tingkat suku bunga 60 persen akan mengubah harapan investor.

Kebijakan moneter yang ketat oleh Argentina, dipelopori oleh Presiden bank sentral, Guido Sandleris dan dilaksanakan setelah negara itu memperoleh bailout IMF. Kebijakan ketat membentuk nilai tukar yang mengambang untuk peso dan memperkenalkan langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dengan membatasi pertumbuhan dalam basis moneter negara. Kebijakan ini telah berhasil menstabilkan peso.

Selain itu, bank sentral memperketat tingkat penyesuaian dari perdagangan valuta asingnya menjadi 2 persen dari 3 persen, dimulai pada 2019. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Gratis Makanan Anak Jika Orangtua Tidak Menggunakan Ponsel

0

EpochTimesId – Sebuah jaringan restoran di Inggris telah meluncurkan uji coba yang memberikan makanan gratis kepada anak-anak. Dengan syarat, jika orang tua tidak menggunakan ponsel mereka di meja makan.

Uji coba akan dimulai pada 29 November, dan dijadwalkan akan berlangsung hingga 7 Desember 2018.

Frankie & Benny memasang tulisan “no phone boxes” (kotak untuk tidak menggunakan telepon) di meja makan. Mereka mengatakan orang-orang yang menyimpan ponsel mereka, sampai akhir jamuan akan menerima makanan gratis untuk anak-anak mereka.

Perusahaan itu mengatakan riset menunjukkan lebih dari tujuh, dari 10 anak ingin para orangtua menghabiskan lebih sedikit waktu dengan telepon mereka.

Jaringan restoran Frankie & Benny memiliki sekitar 250 cabang atau lokasi di seluruh Inggris.

“Staf kami akan secara aktif mendorong pelanggan dan keluarga untuk mengambil bagian dalam inisiatif, tetapi tentu saja, kami tidak dapat memaksa mereka untuk menyerahkan ponsel mereka,” kata juru bicara Frankie & Benny, kepada Daily Mail. “Jika inisiatif ini sukses, kami pasti akan mencari cara untuk mengaktifkannya secara permanen.”

Langkah ini muncul setelah banyak restoran Amerika mencoba untuk mencegah penggunaan ponsel dalam beberapa tahun terakhir.

Di restoran ‘Hearth in New York City’, chef Marco Canora menambahkan kotak di atas meja tahun lalu yang bertuliskan, “Buka Saya!”

Jika pengunjung membuka kotak, mereka menemukan catatan yang mengundang mereka untuk meninggalkan ponsel mereka di dalam kotak selama makan.

“Jika ada satu waktu dalam 24 jam di hari Anda yang merupakan waktu untuk terlibat dengan orang yang bersama Anda, masuk akal bagi saya bahwa itu ada di sekitar meja makan,” kata Canora kepada Eater.

‘Eleven Madison Park’, sebuah restoran lain di New York City, juga telah memperkenalkan kotak serupa dan mendorong pengunjung untuk melepaskan ponsel mereka selama waktu makan. “Kotak-kotak itu mendorong orang-orang menikmati kebersamaan mereka di meja makan dan menjadi sedikit lebih dekat satu sama lain,” kata restoran itu di Instagram.

Restoran lain, Sneaky’s Chicken di Iowa, memulai diskon 10 persen pada Rabu malam untuk pengunjung yang menyerahkan ponsel mereka.

“Itu hanya sesuatu yang kami ingin lihat jika kami dapat berhenti sebentar dan membuat orang lebih menikmati interaksi satu sama lain daripada ponsel mereka,” kata Manajer Umum Christy Wright kepada Des Moines Register.

Bagaimana Cara Mencampakkan Telepon di Meja
Pakar etiket, Karen Thomas menyarankan cara untuk tidak meminta telepon sebelum makan bersama teman atau keluarga.

“Saya telah mengatakan kepada seorang rekan. Maukah Anda jika kami membuat makan malam atau makan siang ini, bebas dari telepon seluler. Sehingga kami benar-benar bisa menyelesaikan pekerjaan kami?” Thomas mengatakan kepada Market Watch.
“Jika itu seorang teman, Anda dapat mengikuti cara yang sama dan berkata, ‘Apakah Anda keberatan jika kita menjadikan makan malam ini tanpa ponsel? Dengan begitu kita bisa saling menikmati satu sama lain.'”

Elaine Swann, pakar etiket lain, menyarankan menggunakan kata “kami” dan “kita”.

“‘Saya benar-benar ingin menghabiskan waktu bersama Anda; bagaimana kalau kita meletakkan ponsel kita untuk sementara waktu? ’Gunakan‘ kami ’[dan]‘kita’ sehingga Anda berusaha untuk melunakkan permintaan,” katanya.

“Dengan anak-anak dan keluarga Anda, saran saya adalah bahwa Anda menempatkan apa yang saya sebut ‘zona bebas techno.’ Zona Anda dapat menjadi zona waktu di mana ada waktu tertentu hari itu Anda tidak menggunakan ponsel Anda, atau zona (bebas ponsel) bisa menjadi suatu area khusus di rumah.” (ZACHARY STIEBER/NTD News/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Rusia Akan Bangun Rudal Terlarang Jika Amerika Tinggalkan Perjanjian Senjata

0

EpochTimesId – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 5 Desember 2018 bahwa Moskow akan segera menanggapi keluarnya Washington dari Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF/Traktat Senjata Nuklir Tingkat Menengah). Rusia akan menanggapi dengan membangun rudal yang saat ini dilarang oleh pakta tersebut, jika AS benar-benar menarik diri dari perjanjian bilateral itu.

Pernyataan Putin adalah tanggapan atas ultimatum yang disampaikan pada 4 Desember 2018 oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Menlu mengatakan Amerika Serikat akan memulai proses penarikan resmi dari perjanjian dalam 60 hari, kecuali Rusia mengambil langkah untuk mematuhi perjanjian.

Amerika Serikat menuduh Rusia melanggar perjanjian itu sejak pertengahan 2000-an. Rusia membantah telah melakukan pelanggaran.

Presiden Rusia menuduh Amerika Serikat menggunakan pelanggaran tersebut sebagai dalih untuk keluar dari perjanjian persenjataan sejak tahun 1987 itu. Traktaat melarang produksi, kepemilikan, dan pengujian sistem rudal yang diluncurkan dari jarak dekat dan menengah.

Putin menunjukkan bahwa negara-negara lain memiliki rudal jenis tersebut, namun Amerika Serikat dan Rusia justru memilih untuk meninggalkan di bawah perjanjian.

“Sekarang tampaknya mitra Amerika kami percaya bahwa situasinya telah berubah begitu banyak, sehingga Amerika Serikat juga harus memiliki senjata semacam itu. Apa tanggapan kita? Ini sederhana: dalam hal ini, kami juga akan melakukan ini,” kata Putin.

Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari perjanjian itu pada 20 Oktober. Pada saat itu, Putin mengatakan bahwa jika Amerika Serikat mulai menyebarkan sistem rudal di wilayah-wilayah sekutu di Eropa, Rusia akan merespon dengan menargetkan negara-negara Eropa.

Bersamaan dengan ultimatum Pompeo, NATO merilis sebuah pernyataan pada 4 Desember 2018 yang menuding Rusia dalam pelanggaran material INF. Pompeo mengatakan kepada wartawan pada hari yang sama bahwa sekutu Eropa melobi Amerika Serikat untuk jeda waktu 60 hari, di mana mereka berencana untuk mengadakan kampanye diplomatik yang intens untuk membawa Rusia pada kepatuhan terhadap traktaat.

Tiongkok, Iran, dan Korea Utara memiliki sistem rudal yang dilarang di bawah INF. Tiongkok, khususnya, telah mengerahkan sejumlah besar senjata-senjata ini, memaksa Washington dan Moskow untuk mempertimbangkan realitas strategis baru.

“Ini adalah sebuah perjanjian terkait rudal balistik bilateral Perang Dingin di dunia rudal balistik multipolar,” kata penasehat keamanan nasional, John Bolton di Moskow pada 23 Oktober. “Ini adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan Rusia, dan kami membicarakan hal itu.”

Beijing telah mengerahkan setidaknya delapan sistem rudal yang unik yang mampu mengoperasikan nuklir dengan rentang efektif antara 300 dan 3.400 mil, yang dilarang di bawah INF, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Sebagian besar senjata jarak jauh Tiongkok terdiri dari rudal jarak menengah yang tidak patuh dengan INF. Beijing dapat memproduksi senjata-senjata ini dengan murah dan menggunakannya untuk mengancam pangkalan dan sekutu AS di Pasifik Barat, menurut Ian Williams, direktur asosiasi dari Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

“KAMI. Kemampuan menyerang harus dikirim dengan kapal dan pesawat terbang yang mahal, membatasi kuantitas dan ketepatan senjata AS yang dapat dibawa militer AS pada tahap awal konflik,” tulis Williams dalam analisis yang mendukung keluarnya Amerika dari INF.

Amerika Serikat berusaha membawa Tiongkok ke INF setidaknya tiga kali. Setiap usaha gagal. (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Komnas HAM Mendesak Aparat Menangkap Serta Menindak Pelaku Penembakan di Papua dengan Prinsip HAM

0

Epochtimes.id- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnhas HAM) menyatakan mengecam penembakan brutal yang terjadi di Papua. Oleh karena itu, Komnas HAM mendesak pelaku ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku.

Hal demikian disampaikan oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Danamik dalam jumpa pers di kantor Komnas HAM RI di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).

Komnas HAM menyatakan pada tahun 2018 ini, peristiwa kekerasan bersenjata telah terjadi beberapa kali di wilayah Nduga. Berulangnya peristiwa kekerasan bersenjata di wilayah Kab. Nduga dan wilayah Papua lainnya menunjukan situasi sosial-politik di Papua belum stabil.

Di lain sisi, isu pelanggaran HAM di Papua juga selalu mencuat kepermukaan. Baik isu-isu terkait peristiwa-peristiwa dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu, maupun isu-isu tentang peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM yang diduga terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini.

Mengingat hal tersebut di atas, peristiwa penembakan yang menelan puluhan korban jiwa seperti yang terjadi di Nduga tangal 1-2 Desember 2018, Komnas HAM perlu mengamati perkembangan penanganannya dalam kerangka  perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia.

Sebab, jika peristiwa pembunuhan tidak manusiawi di Nduga itu ditangani tidak secara tepat dan baik, maka akan mudah berkembang menjadi permasalahan Hak Asasi Manusia di kemudian hari.

Maka dari itu Komnas HAM menyampaikan :

1.Mengecam tindakan brutal dan tidak manusiawi yang telah mengakibatkan kematian dan cedera puluhan warga tersebut. Tindakan-tindakan seperti itu tidak bisa ditolerir.

2.Menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada semua keluarga korban.

3.Meminta aparat penegak hukum sesegera mungkin bisa menindak dan menangkap para pelaku sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan prinsip-prinsip hak asasi manusia

4.Meminta pemerintah untuk memastikan tersedianya perlindungan, menanggung seluruh biaya pemulihan fisik maupun non fisik mereka bagi para korban dan saksi kunci yang selamat.

5.Meminta pemerintah untuk meningkatkan upaya-upaya pencegahan, dengan melibatkan berbagai elemen(Pemerintah daerah dan Masyarakat agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali.

Demikian keterangan pers ini dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Komnas HAM RI dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenang yang telah dimandatkan dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemajuan, perlindungan dan penegakan hak asasi manusia sesuai dengan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (asr)

Tantangan yang Dihadapi Xi Jinping Setelah Bersepakat dengan Trump

0

oleh Xia Xiaoqiang-Epochtimes.com

AS – Trump telah bersepakat untuk menunda perang tarif selama 3 bulan melalui pertemuan Trump dengan Xi Jinping dalam jamuan makan sambil bernegosiasi di sela KTT G20 Buinos Aires, Argentina, 3 Desember 2018.

Ada pihak yang senang dan ada pula yang kecewa. Yang kecewa adalah mereka yang berharap kepada Trump untuk meng-KO Tiongkok komunis melalui sanksi perdagangan yang sedang dijalankan. Namun dari perspektif percaturan kekuatan negara besar dan akal sehat politik luar negeri, hasil pertemuan Trump – Xi Jinping adalah tergolong normal, bukannya luar biasa.

Perbedaan dalam mengumumkan hasil negosiasi pertemuan Trump – Xi Jinping yang disampaikan oleh media resmi Tiongkok juga tidak mengherankan, karena dalam kamus propaganda media resmi Tiongkok, apapun hasilnya, ia selalu mengatakan bahwa pihaknya berada dipihak yang mencapai hasil gemilang atau paling tidak mencapai win-win solution. Nah, apa hasil substantif dari pertemuan Trump – Xi ini ?

Pertama, Tiongkok komunis dari sebelumnya yang menolak untuk mengakui pelanggaran aturan WTO dan pencurian hak kekayaan intelektual, kini telah setuju untuk bernegosiasi mengenai masalah ini dalam waktu tiga bulan. Berarti bahwa Tiongkok komunis diam-diam mengakui tuduhan AS. Xi Jinping akhirnya bersedia untuk berkompromi.

Kedua, Pertemuan Trump – Xi untuk sementara waktu telah mengurangi tekanan yang dihadapi Tiongkok komunis. Tiongkok kini memiliki 3 bulan untuk ‘bernapas’.

Ketiga, Sejak perang dagang dimulai, untuk pertama kalinya pemimpin tertinggi Tiongkok yakni Xi Jinping tampil di atas panggung negosiasi dengan AS, melibatkan diri dalam perang dagang dengan AS.

Ini menandakan bahwa ia akan memikul tanggung jawab dari hasil negosiasi maupun akibatnya. Oleh karena itu, Xi Jinping, pemimpin tertinggi Tiongkok komunis yang telah membuat kesepakatan dengan Trump pada 3 Desember, dalam banyak aspek harus menghadapi sejumlah beban berat.

Pada Sabtu (1 Desember 2018), Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan negosiasi perdagangan di meja jamuan makan dengan para anggota delegasi mereka selama KTT G20 di Buenos Aires, Argentina.

Hubungan antara Xi Jinping dengan Trump

Usai pertemuan, Trump menulis di akun Twitternya, bahwa ia memiliki hubungan pribadi dengan Xi Jinping.

“Kami berdua, adalah orang dari 2 negara besar yang akan memberi kita perubahan yang luar biasa dan positif dalam hal perdagangan dan orang yang akan membuat solusi perdamaian di Semenanjung Korea. Ini merupakan hal positif baik bagi rakyat Tiongkok maupun semua orang !”

Penilaian Trump terhadap Xi Jinping tampaknya sudah kembali pada saat mereka sedang berakrab di waktu lalu.

Satu hal penting yang perlu disimak adalah bahwa Presiden Trump dalam penilaiannya 2 tahun ini hampir selalu memisahkan pribadi Xi Jinping dari rezim Tiongkok komunis.

Beberapa orang berpikir bahwa ini adalah kebiasaan dan strategi diplomatik Trump. Misalnya, dia selalu menganggap Kim Jong-un dan Putin sebagai teman.

Namun, jika menilai dari sudut yang berbeda, mungkin beranggapan : Trump sebagai Presiden AS, ia akan mewakili Amerika Serikat, dan Xi Jinping sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok, otomatis mewakili Tiongkok. Trump jelas paham bahwa lawan negosiasinya adalah Tiongkok komunis. Namun, sebagai individu, Xi Jinping dapat membuat pilihan yang berbeda. Hari ini, Xi Jinping dihadapkan dengan pilihan yang berat.

Beberapa orang kecewa dengan hasil pertemuan Trump – Xi, alasan utamanya adalah mereka memiliki harapan yang tidak realistis bagi Presiden Trump dan percaya bahwa Trump ingin mengakhiri dominasi kekuasaan PKT dan seterusnya.

Bahkan setelah lewatnya waktu nanti Trump menjadi pahlawan karena berhasil mendorong kejatuhan Partai Komunis Tiongkok, tetapi dilihat sampai sekarang strategi yang ia mainkan semenjak menjabat sebagai presiden tampaknya adalah ingin secara komprehensif membatasi ruang gerak PKT yang utamanya tak lain adalah memperbaiki perdagangan tidak adil dengan Tiongkok.

Fokusnya adalah untuk kepentingan Amerika Serikat, untuk membuat Amerika Serikat kuat kembali. Ia tak pernah secara terbuka mengungkapkan ingin membubarkan PKT sebagaimana yang diharapkan oleh sebagian orang.

Adapun apakah strategi Trump saat ini secara obyektif akan berdampak membuat PKT bubar, itu adalah masalah lain.

Xi Jinping memikul lebih berat beban disalahkan

Sebelum Kongres Nasional PKT ke 19, meskipun perseteruan politik di internal partai sangat sengit, tetapi Xi Jinping pada dasarnya masih berada dalam kondisi aman-aman saja. Setelah menjabat kepala negara, ia mulai melakukan pembersihan terhadap korupsi, memperbaiki sistem politik, menghapus kamp kerja paksa, menyerukan penggalakan kembali budaya tradisional dan langkah-langkah lainnya.

Di saat itu ia dinilai telah bertindak sesuai opini publik, membawa beberapa harapan kepada dunia luar.

Namun, setelah Kongres Nasional PKT ke-19, situasi Xi Jinping telah berubah tajam dalam waktu singkat dan sekarang ia berada dalam masalah terhimpit oleh situasi internal dan eksternal.

Alasan utama adalah Xi Jinping sampai sekarang tidak bersedia melepas beban disalahkan yang sedang ia pikul sebagai kepala negara. Dalam beban yang ia pikul itu berisi penuh dengan kejahatan sejarah yang dibuat oleh Partai Komunis Tiongkok dan kelompok Jiang Zemin. Dan, saat ini beban telah semakin berat dan semakin menekan dirinya.

Xi Jinping menduduki jabatan kepala negara tahun 2012 dan mengambil alih sejumlah masalah berantakan dari tangan pemimpin sebelumnya Hu Jintao berupa : Kelompok Jiang Zemin telah melumpuhkan kekuasaan pemerintahan Hu (Jintao) dan Wen (Jiabao) selama 10 tahun. Kewenangan untuk menyetir Partai Komunis Tiongkok, pemerintahan, militer dan kekuasaan atas daerah hampir seluruhnya dipegang oleh kelompok Jiang.

Selama lebih dari 20 tahun Jiang Zemin dan kelompoknya mengendalikan Tiongkok, sistem hukum Tiongkok mengalami kerusakan parah, ekonomi Tiongkok berkembang dalam situasi pincang, sehingga keluarga Jiang Zemin yang menjadi perwakilan dari berbagai kelompok kepentingan Partai Komunis Tiongkok.

Khususnya setelah Jiang Zemin menggerakan secara penuh mesin negara untuk menindas hak asasi manusia dengan memerintahkan penganiayaan terhadap kelompok Falun Gong dan pengambilan organ praktisi Falun Gong.

Sesungguhnya, siapa saja yang menjabat kepala negara Tiongkok termasuk Xi Jinping, sejak hari pertama menjabat maka ia akan terbebani dosa asal yang dibuat PKT. Memikul beban kesalahan yang dibuat pendahulunya Jiang Zemin dan kelompoknya.

Namun, apa yang dilakukan Xi Jinping pada awal-awal tahun menjabat dunia luar memperkirakan bahwa Xi Jinping besar kemungkinannya akan melepas beban kesalahan yang dibuat pendahulunya, enggan untuk disalahkan! Ketika Zhou Yongkang tertangkap, Xi sebenarnya dapat menyeret Jiang untuk bertanggungjawab, membuang beban berat di pundaknya.

Namun sayangnya, Xi Jinping selain tidak membuang beban bahkan menampung dosa baru buatan kelompok Jiang yang menyebabkan ia kewalahan dalam menghadapi tekanan internal dan eksternal.

Dilatarbelakangi perang dagang Tiongkok – AS, pihak yang dijadikan target pembasmian korupsi oleh rezim Xi Jinping dalam 5 tahun terakhir ini adalah kelompok Jiang Zemin yang mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk memobilisasi segala sumber daya dalam kekacauan yang timbul di masyarakat Tiongkok.

Situasi masyarakat Tiongkok yang semakin kacau, dengan mengatasnamakan menjaga stabilitas politik, mereka menciptakan krisis dan kejahatan baru, seperti mengintensifkan penganiayaan terhadap Falun Gong dan kelompok minoritas Uighur di Xinjiang, menciptakan berbagai penganiayaan baru terhadap masyarakat, mengintensifkan kontradiksi sosial dan membiarkan Xi Jinping menanggung beban disalahkan.

Tantangan yang dihadapi Xi Jinping

Dilema yang dihadapi pihak berwenang saat ini Xi Jinping tidak lagi bisa menyelesaikan masalah reformasi struktural dengan cara mengulur-ulur waktu atau taktik penipuan, berpura-pura negosiasi dengan Amerika Serikat.

Bahkan setelah kesepakatan tiga bulan berlalu dan PKT cukup beruntung karena mendapatkan perpanjangan waktu, itupun tidak bisa menyelesaikan krisis mendalam yang mereka hadapi sekarang.

Masalah mendasar yang dihadapi Tiongkok adalah disebabkan oleh kontradiksi fundamental dan pertentangan antara sistem PKT itu sendiri dengan masyarakat Tiongkok, ekonomi Tiongkok, nilai-nilai universal dan kepentingan mendasar rakyat Tiongkok.

Untuk mempertahankan sistem yang dianut PKT itu sendiri membutuhkan kekerasan dan kebohongan, dan ini tidak pernah dapat diubah. Sistem PKT dan ideologi Marxisnya semua itu bertentangan dengan nilai-nilai universal dan anti-manusia dan nilai tersebut telah dibuang oleh rakyat di seluruh dunia.

Oleh karena itu, pihak atau kelompok yang mengikuti mode penguasa dan ideologi PKT tersebut pasti tidak dapat hidup berdampingan dengan dunia yang percaya pada nilai-nilai universal dan kemanusiaan.

Jadi, pada dasarnya di bawah sistem PKT, rezim Xi Jinping tidak mungkin dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik perdagangan Tiongkok – AS.

Itulah sebabnya Xi Jinping menghadapi tantangan besar. Dilihat dari permukaan, tampaknya pihak Tiongkok hanya perlu membuat perubahan dalam hal perdagangan dari struktur ekonomi, namun, jika membuat perubahan dari struktur ekonominya, itu berarti sudah keluar dari model pemerintahan PKT. Dengan kata lain, bahwa di dalam sistem komunis, perubahan struktural ekonomi Tiongkok tidak dapat dilakukan !

Korupsi institusional dari PKT telah memberi kesulitan buat otoritas Xi Jinping untuk membasmi korupsi secara mendasar, bahkan sulit juga untuk menyeret keluarga Jiang Zemin ke depan meja hijau. Oleh karena itu, krisis keuangan Tiongkok tidak dapat diatasi secara fundamental. Di bawah sistem PKT, keruntuhan hanyalah masalah waktu.

Otoritas Tiongkok jika terus mempertahankan ideologi komunis dan Marxisme, sebesar apapun usahanya untuk mengatasi masalah yang dihadapi sekarang tidak akan membuahkan hasil. Di samping gagal dalam mengatasi masalah, lilitan komunisme yang kian erat juga akan terus membawa bencana bagi Tiongkok, dunia bahkan individu pun akhirnya terkena celaka.

Kehancuran rezim komunis dan paham komunisme di dunia adalah kecenderungan umum dan kehendak Pencipta Alam.

Sepanjang sejarah Tiongkok, para raja yang menyembah surga dan percaya kepada Tuhan, menjalankan kepemimpinan sesuai dengan kodrat alam sering kali mencapai kesuksesan.

Penguasa Tiongkok sekarang, jika dapat menangkap penjahat PKT Jiang Zemin untuk mengakhiri penindasan Falun Gong dan nilai-nilai universal dari Sejati-Baik-Sabar, berinisiatif untuk meninggalkan ideologi komunis.

Apalagi bersedia kembali kepada nilai-nilai tradisi, niscaya krisis dapat diatasi dan secara lancar menghantarkan masyarakat Tiongkok ke era transisi di masa mendatang. Sementara pada saat yang sama mencapai status historis yang pernah dimilikinya. (Sin/asr)

Tiongkok akan Melanjutkan Impor Kedelai AS Awal Tahun Depan

0

oleh Xu Zhenqi

Setelah awal perang dagang dengan AS, Tiongkok memangkas dalam jumlah besar impor kedelai dari AS. Menteri Pertanian AS Sonny Perdue pada Senin (3/12/2018) mengatakan bahwa Tiongkok berencana untuk melanjutkan lagi impor kedelai AS sekitar 1 Januari tahun depan.

Para profesional Tiongkok di bidangnya mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk menurunkan tarif impor atas hasil panen AS.

Reuters melaporkan bahwa sebagai bagian dari komitmen antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Buenos Aires pada hari Sabtu lalu, apakah pihak berwenang Tiongkok bersedia membatalkan kenaikan tarif impor kedelai AS sedang mendapat perhatian.

Ada dugaan bahwa Tiongkok sebagai importir kedelai terbesar di dunia, akan memulai kembali kesepakatannya dengan Amerika Serikat, dan ini yang akan menguntungkan petani Amerika.

Trump dalam berita Selasa ngetweet, kembali menyinggung mengenai konten spesifik yang dibicarakan dalam makan malam dengan Xi Jinping selama KTT G20, dan menekankan bahwa Tiongkok akan segera mulai membeli lebih banyak produk pertanian AS.

“Tiongkok terpaksa kembali ke pasar AS”

Tahun 2017 Tiongkok membeli sekitar 60% dari ekspor kedelai AS, tetapi sejak konflik perdagangan pada bulan Juli, Tiongkok telah memberlakukan tarif pembalasan sebesar 25% atas kedelai impor AS, sejak saat itu Tiongkok mulai membeli kedelai dari Brasil.

Menteri Sonny Perdue dalam sebuah konferensi pertanian pada hari Senin mengatakan : “Kami percaya bahwa Amerika Latin tidak memiliki pasokan kedelai panenan baru yang mampu mendukung permintaan mereka (Tiongkok) yang besar”

Tanaman Amerika Latin akan dipanen pada awal tahun 2019.

Dalam pertemuan Trump – Xi di Buenos Aires pada akhir pekan lalu pihak AS berjanji akan menunda pengenaan kenaikan tarif dan pihak Tiongkok juga berkomitmen untuk membuka pasar mereka serta menegosiasikan masalah yang paling diprihatinkan oleh AS.

AS juga menyebutkan bahwa Beijing berkomitmen untuk membeli produk pertanian, energi, industri dan kategori produk lainnya walaupun belum ditentukan jenisnya, tetapi jumlahnya sangat besar, dan untuk pembelian produk pertanian dapat segera dimulai.

Sonny Perdue tidak menjelaskan skala dan waktu pembelian produk AS oleh Tiongkok, kecuali mengatakan bahwa dia mengharapkan Tiongkok untuk memprioritaskan kedelai AS.

“Kami percaya bahwa mereka (Tiongkok) terpaksa kembali ke pasar AS, dan kami berharap pernyataan yang dikeluarkan di Argentina (pertemuan Trump – Xi) akan mempercepat terealisasinya hal ini,” kata Sonny.

Ia juga mengatakan bahwa Tiongkok juga dapat membeli beras Amerika, unggas, biji-bijian, sorgum, dan gandum.

Para profesional : Tarif impor akan diturunkan pihak berwenang Tiongkok

Asosiasi Kedelai Amerika pada 3 Desember mengeluarkan pernyataan yang isinya menyambut baik kesepakatan yang dibuat para pemimpin kedua negara baru-baru ini mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan, menyerukan pemulihan hubungan perdagangan antara kedua negara sesegera mungkin.

Asosiasi ini mengharapkan negosiasi dalam waktu dekat dapat menghasilkan perjanjian saling menguntungkan secara  jangka panjang.

Pedagang Tiongkok berharap bahwa Beijing pertama-tama perlu segera menurunkan tarif yang dikenakan pada produk pertanian AS. Sonny Perdue mengatakan : “Saya telah berbicara dengan negosiator kami, dan masalah ini akan mendapatkan lebih banyak berita dalam beberapa hari ke depan”

Reuters melaporkan bahwa beberapa pelaku industri mengharapkan Tiongkok menurunkan tarif tak lama setelah pertemuan Trump – Xi. Tian Hao, seorang analis senior di First Futures mengatakan bahwa tarif terhadap kedelai AS besar kemungkinannya akan diturunkan, dan sinyal berupa niat baik itu diharapkan segera dikeluarkan.

“Tiongkok terpaksa melakukan hal itu, karena pada dasarnya mereka ingin mendapat kesempatan untuk ‘bernapas’ sejenak” kata seorang eksekutif di sebuah BUMN Tiongkok yang bergerak di bidang perdagangan.

Harga Kedelai berjangka naik pada Senin

Harga kedelai berjangka di Bursa Berjangka Chicago (Chicago Board of Trade, CBOT) pada Senin (3/12/2018) naik ke level gtertinggi setidaknya sejak bulan Agustus, penyebabnya adalah untuk mengantisipasi negosiasi perdagangan AS – Tiongkok yang memungkinkan adanya normalisasi pembelian kedelai oleh Tiongkok.

Dan Basse, seorang presiden dari perusahaan konsultan di Chicago mengatakan,  bahwa jika Tiongkok tidak membatalkan atau mengurangi tarif atas pembelian kedelai AS, perusahaan Tiongkok yang membeli kedelai AS akan menjadi perusahaan yang didukung pemerintah, seperti stokis penyimpanan sereal gandum nasional (Sinograin).

Pedagang global lainnya yang berbasis di Tiongkok mengatakan bahwa jika pihak Tiongkok harus membeli produk dari Amerika Serikat, mereka dapat meminta Sinograin untuk membeli,  dan tarifnya dapat diterima.

Departemen Pertanian AS sedang mengajukan program bantuan keuangan putaran kedua bagi para petani yang terkena dampak dari konflik perdagangan. Sonny Perdue mengatakan bahwa rinciannya akan diumumkan pada akhir pekan ini.  (Sin/asr)

Polisi Italia Tangkap Terduga Boss Besar Mafia Sisilia

0

EpochTimesId – Polisi Italia menangkap seseorang yang dicurigai sebagai kepala mafia Sisilia dan 45 cabang organisasinya. Penangkapan yang diduga akan menjadi pukulan telak terhadap kejahatan terorganisir di pulau Mediterania, pemerintah Italia mengatakan pada 4 Desember 2018 waktu setempat.

“Tidak ada lagi ruang untuk ‘sampah’ jenis ini di Italia,” tulis Wakil Perdana Menteri, Luigi Di Maio di Instagram.

Bos-bos sebelumnya, Salvatore “Toto” Riina, meninggal di penjara tahun lalu setelah menghabiskan hampir seperempat abad di balik jeruji besi karena memesan lusinan pembunuhan. Korban Toto termasuk dua jaksa anti-mafia yang paling terkenal di Italia.

Di antara mereka yang ditangkap pada 4 Desember adalah Settimo Mineo, yang berusia 80 tahun. Dia dicurigai sebagai kepala keluarga mafia lokal di ibukota Sisilia, Palermo dan baru saja dipromosikan untuk memimpin seluruh kelompok kejahatan pada bulan Mei lalu, menurut polisi.

“Penangkapan ini merupakan salah satu pukulan terbesar yang ditimpakan pada mafia oleh negara. Mineo telah terpilih sebagai ‘pewaris’ Toto Riina setelah kematiannya,” tambah Di Maio.

Sebuah sumber polisi mengatakan Mineo terpilih sebagai bos pada pertemuan para pemimpin provinsi mafia Sisilia, yang dikenal sebagai ‘Cosa Nostra’ (Our Thing), pada 29 Mei 2018. Itu diyakini sebagai pertemuan keluarga mafia yang pertama selama lebih dari 25 tahun.

Setelah berkuasa di Sisilia, kelompok kejahatan paling terkenal di dunia itu terus diberantas selama dua dekade terakhir, dengan banyak bos mereka berakhir di balik jeruji besi. Bisnis yang diasingkan dan penduduk setempat semakin siap untuk menentangnya.

Pertemuan bulan Mei, Cosa Nostra cupola, atau hierarki, dilihat oleh para penyelidik sebagai tanda bahwa kelompok itu ingin membangun kembali kejayaan mereka.

“Dengan operasi luar biasa di provinsi Palermo, polisi telah membongkar ‘cola’ Cosa Nostra baru,” kata Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini di Twitter.

Mineo dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena kejahatan terkait mafia, pada apa yang disebut “percobaan” yang berlangsung dari 1986-1992 dan ditangani oleh jaksa Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino.

Falcone dan Borsellino dibunuh pada tahun 1992 atas perintah Riina setelah vonis dijatuhkan. Setelah kematian mereka, negara mengerahkan sumber daya untuk perang melawan ‘Cosa Nostra’.

Salah satu mafioso terkemuka yang tidak dapat ditangkap polisi adalah Matteo Messina Denaro, yang dijuluki ‘Diabolik, yang telah melarikan diri sejak 1993. Dia berasal dari provinsi Trapani di Sisilia barat. Tidak jelas apakah dia menghadiri pertemuan bulan Mei lalu atau tidak. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Amerika Ultimatum Rusia Patuhi Perjanjian Nuklir

0

EpochTimesId – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo memberi batas waktu 60 hari sejak 4 Desember 2018, kepada Rusia. Moskow diultimatum untuk mematuhi Ketentuan ‘Intermediate-Range Nuclear Forces’ (INF).

Jika Rusia gagal mengambil tindakan dan menghancurkan rudal-rudal SSC-8 dan peluncurnya, yang melanggar pakta senjata 1987, Washington akan memulai proses formal untuk menarik diri dari perjanjian itu.

“Bangsa kita punya pilihan. Kami juga mengubur kepala kami di pasir atau kami mengambil tindakan yang masuk akal sebagai tanggapan atas pengabaian mencolok Rusia atas ketentuan Ekspres dari Perjanjian INF,” Pompeo mengatakan pada 4 Desember, pada konferensi pers usai pertemuan Menteri Luar Negeri NATO di Belgia.

Dengan menandatangani perjanjian itu, Amerika Serikat dan Rusia setuju untuk melarang penggunaan, pengujian, dan kepemilikan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Amerika Serikat menyatakan bahwa Rusia telah melanggar perjanjian sejak pertengahan 2000-an dengan menguji sistem rudal SSC-8.

Presiden Donald Trump mengumumkan pada 20 Oktober, bahwa Amerika Serikat akan menarik diri atau keluar dari perjanjian itu, akan tetapi tidak ada pemberitahuan resmi yang diberikan. Penarikan akan efektif enam bulan setelah pemberitahuan resmi disampaikan.

Amerika Serikat tetap mematuhi perjanjian itu, menurut Departemen Luar Negeri. Amerika Serikat menginformasikan kepada Rusia tentang pelanggaran mereka, setidaknya 30 kali sejak 2013.

“Jawaban Rusia tetap konsisten: menyangkal melakukan kesalahan apa pun, menuntut lebih banyak informasi, dan mengeluarkan tuduhan kontra tak berdasar,” kata Pompeo.

Moskow menolak mengakui keberadaan sistem rudal itu selama empat tahun. Pada tahun 2017, setelah Amerika Serikat merilis nama sistem rudal, Rusia mengakui keberadaannya tetapi mengatakan itu sesuai dengan perjanjian.

Pejabat tinggi AS melihat ketidakpatuhan Rusia terhadap Perjanjian INF sebagai bagian dari operasi aktivitas memfitnah Moskow yang lebih luas di seluruh dunia, termasuk di Georgia, Ukraina, dan Suriah.

Perjanjian INF hanya mengikat Rusia dan Amerika Serikat, sementara mengabaikan negara-negara lain seperti Tiongkok, Iran, dan Korea Utara.

Tiongkok, khususnya, telah mengembangkan gudang senjata yang kuat dari rudal jarak pendek dan menengah yang tidak dapat digunakan oleh Amerika Serikat di bawah perjanjian itu. Sepertiga hingga setengah dari gudang rudal balistik Tiongkok akan melanggar INF jika Beijing terikat oleh perjanjian itu, menurut penilaian AS. Pejabat Amerika berusaha membawa Tiongkok ke dalam perjanjian itu selama tiga kali, namun gagal setiap saat.

Pompeo menegaskan bahwa keputusan itu dimotivasi sebagian oleh agenda Trump untuk tidak mendukung perjanjian internasional yang merusak keamanan dan kepentingan Amerika, atau nilai-nilai Amerika. Diplomat AS menambahkan bahwa tindakan akan menunjukkan kepada dunia bahwa AS menjunjung tinggi hukum. Dia akan meminta mitra perjanjiannya bertanggung jawab atas pelanggaran.

“Jika kita tidak melakukannya, kita akan ditipu oleh negara lain, mengekspos orang Amerika pada risiko yang lebih besar, dan menghambur-hamburkan kredibilitas kita,” kata Pompeo.

Para menteri luar negeri NATO setuju untuk secara resmi menyatakan Rusia sedang melakukan “pelanggaran materi” dari Perjanjian INF. Pernyataan para Menlu disampaikan dalam sebuah pernyataan dukungan untuk Amerika Serikat, setelah Pompeo mengumumkan tentang pelanggaran Rusia di markas besar sekutu di Brussels.

Sekutu AS melobi Pompeo untuk menyediakan waktu selama 60 hari, dan berharap ada solusi diplomatik yang dapat diamankan selama waktu itu. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara Eropa akan terlibat dalam upaya diplomatik yang kuat untuk membuat Rusia patuh.

“Rusia memiliki kesempatan terakhir untuk menunjukkan dengan cara yang dapat diverifikasi bahwa mereka mematuhi perjanjian, tetapi kita juga harus mulai mempersiapkan fakta bahwa perjanjian ini mungkin akan gagal,” kata Stoltenberg.

Pompeo mengatakan bahwa Rusia mengerahkan batalyon rudal SSC-8 khusus untuk mengancam NATO dan asetnya di Eropa.

“Jangkauannya membuatnya menjadi ancaman langsung ke Eropa,” kata Pompeo tentang SSC-8.

Menlu menambahkan bahwa hanya Rusia yang dapat menyelamatkan perjanjian itu dari ‘kematian’. (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kesiapan Mental dan Psikologis Calon Pekerja Migran Indonesia Diperkuat

0

Epochtimes.id- Fenomena tingginya antusiasme masyarakat Indonesia menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyisakan banyak permasalahan, khususnya bagi PMI perempuan, baik terkait isu ketenagakerjaan, ekonomi, hingga kesehatan.

Semua permasalahan tersebut diantaranya disebabkan karena minimnya kesiapan mental Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).

Penting bagi Negara untuk meningkatkan mental CPMI perempuan, terutama mental psikologis, sehingga CPMI menjadi tegas, professional, mandiri, dan tidak mudah dilanggar hak-haknya bahkan dieksploitasi.

Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Vennetia R. Danes mengatakan semakin banyak pengiriman PMI ke luar negeri, maka semakin besar pula tanggung jawab Negara untuk memberikan perlindungan bagi mereka.

Menurut Vennetia, permasalahan mereka tidak hanya sekadar pada isu ketenagakerjaan. Namun lebih dari itu, banyak permasalahan lainnya yang mereka alami, seperti majikan bermasalah, penganiayaan, pelecehan, perkosaan, maupun kekerasan lainnya. Bahkan ketahanan keluarga mereka juga menjadi terancam karena beresiko pada perselingkuhan dan perceraian sehingga pemenuhan hak anak mereka juga terabaikan.

“Hidup dan bekerja dalam situasi kultur yang sangat berbeda juga merupakan salah satu tantangan tersendiri dalam menyiapkan PMI. Goncangan kultural merupakan masalah yang tidak mudah bagi siapapun untuk melaluinya, terutama PMI yang selama ini memiliki keterbatasan,” katanya saat membuka “Pelatihan Penguatan Mental Calon Pekerja Migran Perempuan Indonesia (CPMI)” yang berlangsung pada 3 – 5 Desember 2018 di Bogor, Jawa Barat.

Pelatihan Penguatan Mental CPMI telah dilakukan sejak 2015 dan memperlihatkan hasil evaluasi yang positif dari para peserta. Mereka menyukai metode atau cara yang digunakan pada pelatihan tersebut. Hingga saat ini, alumni Pelatihan Penguatan Mental CPMI masih sering berbagi pengalaman dan memberikan kabar kepada para fasilitator.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM/OIM) kantor misi di Indonesia mencatat pada 2015 jumlah PMI yang berhasil dibantu sejumlah 7.193 orang dengan perbandingan 5.876 perempuan dan 1.317 laki-laki.

Dalam catatan tersebut, satu korban dapat melaporkan lebih dari satu masalah, sehingga dari 20 jenis kasus, total laporan kasus yang diterima mencapai 61.518 kasus.

Sementara, data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) pada 2016 PMI yang mengalami permasalahan ada 4.756 orang dengan 3.221 orang diantaranya adalah PMI perempuan dan  1.535 orang adalah PMI laki-laki.

Tingginya laporan kasus tersebut tidak hanya karena kesalahan dari pengguna jasa, namun terdapat faktor-faktor internal yang menyebabkan lemahnya posisi tawar PMI, khususnya PMI perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya.

Permasalahan-permasalahan tersebut banyak dialami oleh PMI yang bekerja di sektor informal yaitu sebagai PLRT (Penata Laksana Rumah Tangga). Pada sektor ini jaminan perlindungan terhadap mereka di negara penempatan masih lemah.

“Masih tingginya laporan kasus – kasus terkait eksploitasi PMI di luar negeri membuat Pemerintah terdorong untuk melakukan pelatihan-pelatihan untuk mempersiapkan PMI dan mulai menambah porsi bahan ajar tentang penyiapan mental PMI,” Vennetia dalam siaran pers Kemen PPA.

“Penyiapan PMI terutama dari sisi mental psikologis perlu ditingkatkan, sehingga PMI lebih percaya diri dan profesional serta siap menghadapi berbagai tantangan terkait pekerjaan dan situasi kondisi kehidupan di luar negeri. Kami berharap “Pelatihan Penguatan Mental Calon PMI” dapat meningkatkan kapasitas dan memperkuat mental para calon PMI sebelum ditempatkan di Negara tujuan,” pungkasnya.