Home Blog Page 420

Banyak Penyakit bisa Disebabkan oleh Disfungsi Mitokondria, Inilah 4 Cara Mencegahnya

0

FLORA ZHAO

Dampak mitokondria pada kesehatan telah mendapat perhatian yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Mitokondria memengaruhi kualitas hidup dan laju penuaan, oleh karena itu, melindungi mitokondria dapat mencegah penuaan dan penyakit kronis, bahkan melawan kanker.

Menurut sebuah makalah di jurnal Molecular Basis of Disease, kelainan metabolisme lazim terjadi pada banyak penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, serta bahkan kanker, dan mitokondria memainkan peran sentral dalam metabolisme energi.

Mitokondria adalah Pembangkit Listrik Sel

Mitokondria adalah organel kecil di dalam sel. Mereka sangat kecil, biasanya antara 0,75 dan 3 mikron, dan tidak dapat dilihat di bawah mikroskop kecuali diwarnai.

Jumlah mitokondria di setiap sel bervariasi, mulai dari beberapa ratus hingga beberapa ribu. Sel dengan kebutuhan energi tinggi, seperti sel hati dan sel otot jantung, cenderung memiliki lebih banyak mitokondria.

Mitokondria, tepat disebut “pem- bangkit listrik sel” dan “pabrik energi”, adalah situs utama produksi ATP (mata uang energi sel). Mitokondria menggunakan oksigen untuk memproses lebih lanjut glukosa dan asam lemak dari makanan, sehingga menghasilkan ATP yang menggerakkan proses metabolisme. Mitokondria dalam sel menghasilkan 90 persen energi yang dibutuhkan tubuh kita untuk berfungsi, menurut makalah Molecular Basis of Disease. Sel rata-rata menggunakan 10 miliar ATP per hari, sedangkan orang dewasa pada umumnya membutuhkan 3,0×1025 ATP per hari.

Mitokondria harus berfungsi secara stabil karena tubuh kita tidak dapat menyimpan ATP. Setiap saat, seseorang memiliki sekitar 250 gram ATP di dalam selnya, yang setara dengan 4,25 watt, atau energi yang disimpan dalam satu baterai AA, dan orang yang sehat akan menghasilkan energi hingga 1.200 watt per hari.

Mitokondria juga mengontrol apoptosis dalam sel.

Sel memiliki siklus hidup, saat mereka menurun fungsinya dan menjadi tua, mereka memasuki fase penghancuran dan pembersihan, yang juga dikenal sebagai apoptosis.

Mitokondria menentukan sel mana yang perlu menjalani apoptosis, dalam hal ini, mereka melepaskan zat yang mengaktifkan enzim yang bertanggung jawab untuk apoptosis, menyebabkan sel memasuki proses apoptosis.

Sel kanker dapat berkembang biak dan tumbuh tanpa batas waktu karena mekanisme apoptosis telah gagal. Apoptosis membutuhkan ATP, jika pasokan energi tidak memenuhi kebutuhan sel, sel tidak dapat melakukan proses tersebut.

Mitokondria juga menjaga stabilitas kalsium dalam tubuh dan menghasilkan panas.

Mitokondria Rentan Rusak dan Berhubungan dengan Berbagai Penyakit

Mitokondria bersifat rapuh. Fungsi mitokondria dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti infeksi virus, peradangan, defisiensi nutrisi tertentu, racun kimia, logam berat, radiasi, dan lain sebagainya.

Mitokondria juga rentan terhadap kerusakan   oksidatif   dari   dalam—yaitu, kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (juga dikenal sebagai spesies oksigen reaktif), produk sampingan dari proses metabolisme mitokondria. Misalnya, mitokondria menghasilkan lebih banyak energi saat kita makan, dan akibatnya lebih banyak radikal bebas dihasilkan.

Semua faktor ini akan merusak mitokondria atau mengganggu kemampuannya untuk memperbaiki. Ketika mitokondria merasakan ancaman ini, mereka akan menutup pabrik energi dan memperingatkan nukleus akan bahaya tersebut. Pada titik ini, fungsi mitokondria beralih dari memproduksi energi ke pertahanan seluler.

Dr. Michael Chang, pendiri dan dokter yang merawat di Healed and Whole Clinic di California dan penulis buku Disfungsi Mitokondria: Pendekatan Kedokteran Fungsional untuk Diagnosis dan Perawatan, menekankan dalam wawancara dengan The Epoch Times bahwa dua fungsi mitokondria adalah saling eksklusif, dan mereka hanya dapat melakukan salah satu dari dua fungsi — begitu mekanisme penghasil energi di mitokondria berubah atau tidak berfungsi, kita akan berada dalam masalah.

Sel dengan mitokondria yang tidak berfungsi akan menjadi kekurangan energi. Gejala yang dialami orang bisa sangat bervariasi tergantung jenis selnya.

Gejala-gejala ini berkisar dari kelelahan ringan, gangguan tidur, penurunan stamina, perubahan suasana hati, nyeri otot dan persendian, hingga kelelahan parah, kabut otak, kecemasan, depresi, serta masalah jantung dan pernapasan. Kondisi degeneratif terkait usia, seperti kehilangan pendengaran dan penglihatan serta kerutan kulit, juga terkait dengan mitokondria. Beberapa penyakit umum lainnya yang melibatkan disfungsi mitokondria termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, penyakit neurodegeneratif, penuaan, sindrom kelelahan kronis, fibromyalgia, infertilitas, dan bahkan kanker.

Menurut perkiraan Chang, sekitar 50 persen pasiennya mengalami disfungsi mitokondria, dan gejala pasien ini beragam. Gejala pertama mungkin kelelahan, sedangkan gejala lainnya termasuk ketidakseimbangan hormon, yang terjadi karena sel kekurangan energi untuk berfungsi dengan baik. Banyak orang juga mengembangkan kabut otak, karena otak adalah organ yang mengonsumsi banyak energi. Beberapa orang mungkin juga menunjukkan gejala disfungsi jantung, seperti gagal jantung.

Cara Mencegah Disfungsi Mitokondria

1. Cobalah untuk menjauhi faktor berbahaya yang merusak mitokondria

Ini adalah hal pertama yang harus diperhatikan jika Anda ingin menjaga mitokondria Anda tetap sehat. 

Menghindari:

• Logam beracun

• Polutan organik yang persisten

• Beberapa obat seperti parasetamol,antibiotik, NSAID, statin, dan lain sebagainya.

• Alkohol

Perlu dicatat bahwa stres dan emosi negatif juga dapat memengaruhi kesehatan mitokondria, dan harus segera ditangani.

2. Minum suplemen nutrisi yang dibutuhkan mitokondria, seperti koenzim Q10

Koenzim Q10 adalah kofaktor kunci yang diperlukan untuk berfungsinya mitokondria dan komponen penting dari respirasi sel. Ini juga merupakan antioksidan kuat yang memengaruhi pensinyalan sel, metabolisme, dan transportasi energi. Banyak uji klinis telah membuktikan bahwa koenzim Q10 meningkatkan produksi energi dan mengurangi kelelahan.

Dalam sebuah penelitian di Spanyol, pasien dengan fibromyalgia secara acak dibagi menjadi dua kelompok, salah satunya mengonsumsi 300 mg koenzim Q10 per hari selama 40 hari. 

Dibandingkan dengan kelompok plasebo, kelompok koenzim Q10 mengalami pengurangan gejala fibromyalgia sekitar 52 persen, dengan pengurangan nyeri paling signifikan sebesar 52 persen, kelelahan sebesar 47 persen, dan kelelahan di pagi hari sebesar 44 persen.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada Agustus 2022 menunjukkan bahwa koenzim Q10 dapat mengurangi kelelahan secara signifikan. Selain itu, kelompok yang hanya mengonsumsi koenzim Q10 menunjukkan efek penghilang rasa lelah yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang juga mengkonsumsi suplemen nutrisi lainnya.

3. Terapkan diet ketogenik dan puasa intermiten

Penyakit terkait penuaan dan banyak penyakit kronis, termasuk kanker, dalam beberapa hal terkait dengan disfungsi mitokondria.

Thomas N. Seyfried, seorang sarjana terkenal dalam penelitian kanker dan seorang Profesor Biologi di Boston College, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times bahwa kanker bukanlah penyakit genetik, melainkan penyakit metabolisme, dan kanker adalah hasil dari gangguan metabolisme sel. Metabolisme mitokondria sel kanker berbeda dari respirasi aerobik efisien yang digunakan oleh sel normal. Itu tidak menggunakan oksigen dan menghasilkan ATP jauh lebih sedikit, sedangkan sel kanker hanya dapat memperoleh energi dengan menguraikan glukosa dan glutamin.

Chang menyebutkan dalam bukunya bahwa diabetes dapat diklasifikasi ulang sebagai gangguan metabolisme daripada penyakit endokrin. Ini karena akar masalahnya bukanlah resistensi insulin, melainkan disfungsi mitokondria. Ketika mitokondria gagal berfungsi dengan baik, laju oksidasi lemak dan produksi energi akan turun, mengakibatkan penumpukan lemak di otot dan hati kita. Lemak ini diubah menjadi peroksida lipid yang bersifat sitotoksik, yang selanjutnya merusak mitokondria.

Puasa intermiten baik untuk mitokondria. Ini karena, jika kita terus-menerus makan, mitokondria harus terus membakar bahan bakar. Chang menggambarkannya seperti membiarkan mesin mobil tetap menyala dan mengeluarkan banyak knalpot meskipun Anda tidak sedang bepergian. Mitokondria membangun radikal bebas yang merusak ketika mereka terus bekerja. Puasa intermiten juga mencegah darah mengalir ke saluran pencernaan untuk membantu pencernaan, usus dapat beristirahat dan sel-selnya memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

Selain itu, puasa intermiten dapat merangsang sel dan mitokondria untuk memulai autophagy—proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi—dan membentuk mitokondria baru.

Selain memilih makanan yang tidak diolah, alami, dan organik, Chang menyarankan agar kita bersantai dan makan perlahan dengan rasa syukur pada waktu makan, karena dapat mengurangi stres internal, melindungi mitokondria, dan membantu pencernaan.

Penurunan fungsi mitokondria dalam sel beta juga memperlambat sekresi insulin, menyebabkan gangguan toleransi glukosa, hiperglikemia, dan akhirnya diabetes tipe 2. Diet ketogenik mengalihkan  mitokondria dari pembakaran glukosa menjadi pembakaran badan keton, yang menghasilkan zat beracun yang relatif lebih sedikit dalam bentuk radikal bebas. Badan keton adalah bahan bakar yang relatif lebih bersih untuk mitokondria. Selain itu, sel kanker tidak dapat memetabolisme badan keton. Oleh karena itu, tujuan dari diet ketogenik adalah untuk memotong jatah sel kanker agar kanker dapat disembuhkan.

Puasa intermiten baik untuk mitokondria. Ini karena, jika kita terus-menerus makan, mitokondria harus terus membakar bahan bakar. Chang menggambarkannya seperti membiarkan mesin mobil tetap menyala dan mengeluarkan banyak knalpot meskipun Anda tidak sedang bepergian. Mitokondria membangun radikal bebas yang merusak ketika mereka terus bekerja. Puasa intermiten juga mencegah darah mengalir ke saluran pencernaan untuk membantu pencernaan, usus dapat beristirahat dan sel-selnya memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

Selain itu, puasa intermiten dapat merangsang sel dan mitokondria untuk memulai autophagy—proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi—dan membentuk mitokondria baru.

Selain memilih makanan yang tidak diolah, alami, dan organik, Chang menyarankan agar kita bersantai dan makan perlahan dengan rasa syukur pada waktu makan, karena dapat mengurangi stres internal, melindungi mitokondria, dan membantu pencernaan.

4. Pelatihan interval intensitas tinggi lebih bermanfaat bagi mitokondria

Chang mengatakan bahwa dibandingkan dengan latihan intensitas rendah dan sedang, latihan interval intensitas tinggi relatif lebih bermanfaat bagi mitokondria. Selain itu, semburan singkat stimulasi suhu tinggi dan rendah, seperti di sauna dan mandi air dingin, dapat merangsang mitokondria dan meningkatkan fungsinya.

Latihan  seperti  joging  panjang  di atas treadmill belum tentu ideal. Chang menjelaskan bahwa ini dapat meningkatkan hormon stres dan juga menguras mitokondria akibat kerja yang berkepanjangan. (osc)

PKT Berterimakasih pada Jepang atas Invasinya ke Tiongkok

0

Dari 1939 hingga 1945, Perang Dunia II berlangsung selama 6 tahun; sedangkan sejak 1931 hingga 1945, Tiongkok diinvasi oleh Jepang selama 14 tahun. Tiongkok adalah negara yang menderita kerugian terbesar selama Perang Anti-Fasis Dunia.

Menurut Li Zhongjie, mantan wakil direktur Kantor Riset Sejarah Partai dari Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok, selama perang melawan Jepang, korban tewas dan terluka dari militer dan sipil Tiongkok dilaporkan mencapai 35 juta jiwa; berdasarkan perbandingan harga per 1937, kerugian harta benda dan konsumsi perang mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS (1.519 triliun rupiah, kurs per 10/02), dan kerugian ekonomi tidak langsung mencapai 500 miliar dolar AS (7.597 triliun rupiah).

Buku “Operasi Perang Frontal Perang Anti-Jepang Tiongkok” mencatat bahwa selama perang berlangsung, pemerintah Republik Tiongkok (pemerintahan yang berkuasa di Tiongkok pada 1912 – 1949) mengorganisir 22 kali pertempuran frontal berskala besar, 1.117 kali pertempuran skala besar, dan 38.931 pertempuran skala kecil. 3,21 juta perwira dan prajurit Tentara Nasional, 206 jenderal Tentara Nasional, dan 4.321 pilot gugur dalam tugas melawan invasi Jepang; 2.468 pesawat tempur ditembak jatuh, Angkatan Laut Tentara Nasional beserta 104 kapal perang musnah total.

Doktor Bian Xiuyue dari Institut Sejarah Modern Akademi Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari Kantor Berita Xinhua bahwa tentara Jepang tidak hanya menimbulkan korban yang sangat besar bagi Pasukan Tiongkok Nasionalis selama Perang Perlawanan, juga bagi warga sipil Tiongkok yang tak berdosa. Dari Provinsi Heilongjiang di utara, ke Pulau Hainan di selatan, dari pantai pesisir timur, hingga Kota Chongqing di barat, mesin perang tentara Jepang membawa bencana tak terperikan.

Selama Insiden 28 Januari 1932 (perang singkat antara tentara Republik Tiongkok dengan
Kekaisaran Jepang sebelum Perang Tiongkok-Jepang Kedua 1937), Tentara Rute Kesembilan Belas
dari Tentara Nasional ROC menghadang Tentara Jepang di Shanghai. (wikipedia)

Selama delapan tahun dari 1937 hingga 1945, Tentara Jepang melakukan puluhan ribu kasus pembunuhan warga sipil Tiongkok, termasuk tidak kurang dari 4.000 kasus pembunuhan berskala cukup besar, dan telah menewaskan puluhan juta warga sipil Tiongkok.

Menurut penelitian Bian Xiuyue, ada sebanyak 250 metode pembunuhan warga sipil Tiongkok oleh Tentara Jepang, yang sebagian besar di luar imajinasi sehat akal manusia. “Yang lebih mengerikan adalah sebagian besar metode pembunuhan ini dilakukan terhadap wanita dan anak-anak.”

Namun, bagaimana para pemimpin PKT (Partai Komunis Tiongkok) dari Republik Rakyat Tiongkok bersikap terhadap invasi Jepang ke Tiongkok, yang telah membawa bencana besar bagi rakyat Tiongkok itu? Fakta-fakta yang akan kami beberkan berikut ini, akan menumbangkan persepsi banyak orang Tiongkok zaman sekarang.

Mao Zedong berkali-kali berterima kasih kepada tentara Jepang karena telah menginvasi Tiongkok

Menurut data dari “Volume 19 Dokumen Penting Terpilih Sejak Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok”, pasca PKT merebut kekuasaan di Daratan Tiongkok pada 1949, ketika Mao Zedong bertemu dengan orang Jepang, ia setidaknya berterima kasih kepada penjajah Jepang sebanyak tujuh kali. Misalnya, pada 9 Juli 1964, Mao Zedong berkata dalam percakapan dengan perwakilan Simposium Ekonomi Asia II mengatakan:

“Ada seorang kapitalis Jepang bernama Nango Saburo yang pernah berbicara satu kali dengan saya. Ia berkata, ‘Maafkan kami, Jepang telah menginvasi negeri Anda’. Saya berkata: ‘Tidak, jika imperialis Jepang tidak melancarkan agresi besar-besaran dan menduduki sebagian besar Tiongkok, maka tidak mungkin seluruh rakyat Tiongkok bersatu melawan imperialisme, dan Partai Komunis Tiongkok pun tidak mungkin bisa menang.’” Faktanya, Imperialisme Jepang telah menjadi guru kami yang baik. Pertama, ia telah melemahkan Chiang Kai-shek (Presiden Republik Tiongkok); kedua, kami telah mengembangkan daerah pangkalan dan tentara yang dipimpin oleh Partai Komunis. Sebelum Perang Perlawanan, tentara kami pernah mencapai 300.000 orang, tetapi karena kesalahan kami sendiri, maka berkurang menjadi hanya 20.000 lebih. Selama delapan tahun perang perlawanan terhadap Jepang, pasukan kami telah berkembang menjadi 1,2 juta personil. Coba lihat, bukankah Jepang telah sangat membantu kami?”

Contoh lainnya, pada 10 Juli 1964, Mao Zedong menerima kunjungan Sasaki, seorang anggota Partai Sosialis Jepang yang sedang berkunjung ke Tiongkok. Sasaki menyatakan “sangat menyesal” atas kerusakan besar yang disebabkan oleh invasi Jepang ke Tiongkok. Mao Zedong malah menjawab: “Tidak ada yang perlu disesali. Militerisme Jepang telah membawa manfaat besar bagi Tiongkok dan memungkinkan rakyat Tiongkok telah merebut kekuasaan. Tanpa Tentara Kekaisaran Anda, kami tidak mungkin dapat merebut kekuasaan.”

Mengapa Mao Zedong berulang kali berterima kasih kepada tentara Jepang yang telah menginvasi Tiongkok? Alasan utamanya adalah: Tentara Jepang memang benar-benar telah menyelamatkan nyawa PKT.

Dari 1930 hingga 1934, di bawah kendali Partai Komunis Uni Soviet, PKT mendirikan Republik Soviet Tiongkok, sebuah “negara dalam negara,” di Tiongkok untuk menggulingkan pemerintahan resmi Tiongkok yakni Republik Tiongkok (ROC = Republic of China) serta mendorong etnis minoritas untuk berpisah dari Republik Tiongkok dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Pemerintahan Nasionalis Republik Tiongkok mengepung dan berupaya menumpas PKT sebanyak lima kali.

Setelah kampanye anti-pengepungan kelima gagal, pada Oktober 1934, Tentara Merah Partai Komunis Tiongkok terpaksa mundur dari Provinsi Jiangxi dan memulai apa yang disebut “Long March”, yang sebenarnya merupakan pelarian besar-besaran ke wilayah utara Tiongkok.

Sebelum Jepang meluncurkan perang agresi berskala penuh untuk menginvasi Tiongkok pada 1937, jumlah total personal Tentara Merah PKT, menurut Mao Zedong, hanya berkisar 20.000 lebih. Jika bukan karena invasi besar-besaran Jepang ke Tiongkok di tahun itu, PKT pasti akan dapat dimusnahkan oleh pemerintah Republik Tiongkok (ROC).

Jadi, apa sebenarnya yang dilakukan PKT selama 14 tahun dalam Perang Melawan Agresi Jepang (1931 – 1945)? Dari awal hingga akhir, yang senantiasa tidak dilupakan oleh mereka adalah Merebut Kekuasaan.

Setelah pecahnya Perang Perlawanan menyeluruh pada 1937, Tindakan riil PKT adalah: 10% perang melawan Jepang——tentu saja itu hanya berpura-pura; dan 120% propaganda——menggembar-gemborkan perang melawan Jepang; kemudian 100% mengembangkan diri—— mereka berusaha paling keras pada aspek ini, bahkan tidak segan-segan berkolusi dengan penjajah Jepang untuk mempersiapkan “perebutan kekuasaan” setelah kemenangan Perang Melawan Jepang berhasil diraih (pada 1945).

Begitu Perang Melawan Jepang berakhir, PKT segera memprovokasi perang saudara, dan mengarahkan moncong senjatanya terhadap Tentara Republik Tiongkok yang telah berdarah-darah berperang selama 14 tahun.

Sikap Partai Komunis Tiongkok terhadap pampasan perang Jepang

Sebagai negara pemenang dan yang paling lama menderita agresi Jepang, paling banyak menderita korban tewas dan terluka, serta kerugian materi paling besar, Tiongkok pantas mendapatkan kompensasi yang sangat besar dari Jepang sebagai negara kalah perang.

Pada awal pasca perang, Republik Tiongkok (Pemerintahan Nasionalis) jelas-jelas menuntut ganti rugi, dan menuntut agar Jepang merealisasikan sebagian dari ganti rugi itu (pada 1945) terlebih dahulu. Namun, seiring dengan PKT (Partai Komunis Tiongkok) memprovokasi perang saudara dan menduduki DaratanTiongkok (pada 1949), Amerika Serikat melihat munculnya negara komunis besar lainnya (selain Uni Soviet) di Timur Jauh, maka diubahlah strateginya dan mulai mendukung Jepang melawan RRT (Republik Rakyat Tiongkok), dan membatasi pemberian kompensasi Jepang. Pada saat itu, pemerintah Republik Tiongkok yang telah mundur ke Taiwan (sejak 1949) berada dalam situasi internasional yang sulit, maka terpaksa harus berkoordinasi dengan Amerika Serikat, serta berulang kali membuat konsesi tentang masalah kompensasi, dan pada akhirnya terpaksa harus melepaskan kompensasi tersebut. 

Foto: 1931 – 1945, Tiongkok di bawah Pemerintahan Nasionalis diinvasi oleh Jepang selama 14 tahun. Tiongkok merupakan negara yang paling menderita dalam Perang Anti-Fasis Dunia. Foto: Prajurit pejuang dari Korps Tentara ke-29 dari Pemerintahan Nasionalis memegang golok dan senapan di medan tempur melawan agresor Jepang. (Wikipedia – public domain)

Bagaimana dengan PKT, yang telah mengambil alih kekuasaan politik di Daratan Tiongkok dalam menangani masalah kompensasi dari Jepang?

Dari 1953 hingga 1977, Jepang dengan lebih dari 20 negara telah menandatangani 54 perjanjian terkait tanggung jawab perang, dengan total kompensasi sekitar 500 miliar yen.

Kompensasi yang diterima oleh negara-negara tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Negara-negara penderita perang di Asia, masing-masing memperoleh: Myanmar menerima US$140 juta; Filipina US$550 juta; Indonesia US$223 juta; Kamboja 1,5 miliar yen; Laos 1 miliar yen; Vietnam meminta kompensasi dua kali: Vietnam Selatan sebelum reunifikasi, meminta US$39 juta, dan setelah Vietnam Utara mencaplok Vietnam Selatan, meminta lagi 8,5 miliar yen.

Singapura, yang merdeka dari Malaysia pada 1965, tidak memenuhi syarat untuk menuntut ganti rugi dari Jepang. Namun, Pemerintah Singapura menggunakan pembantaian Tentara Jepang terhadap etnis Tionghoa di Singapura sebagai alasan untuk terus menuntut ganti rugi, dan akhirnya menerima hibah 25 juta dollar Singapura dari Jepang.

Malaysia yang tidak ikut perang juga kebagian berkah dari tuntutan Singapura dan menerima 25 juta dolar Singapura. Selain itu, Korea Selatan menuntut 300 juta dolar amerika, negara netral Swiss menuntut 1,1 miliar yen, Spanyol menuntut 2 miliar yen, Swedia menuntut 500 juta yen, dan Denmark menuntut 700 juta yen. Selain itu, Mongolia yang semula termasuk wilayah Tiongkok, kemudian memperoleh kemerdekaan, juga menerima kompensasi sebesar 5 miliar yen.

Jika diperbandingkan, alasan Tiongkok untuk mendapatkan kompensasi perang dari Jepang lebih kuat dari seluruh negara-negara Asia tersebut.

Menginjak 1968, Jepang telah menjadi badan ekonomi terbesar kedua di dunia. Pada saat RRT dan Jepang memulai negosiasi tentang pembentukan hubungan diplomatik pada 1972, Jepang telah memiliki kemampuan untuk membayar kompensasi perang yang sangat besar ke RRT, dan pemerintah Jepang juga telah mempersiapkan kompensasi tersebut.

Kala itu, Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka mempercayakan pada Yoshikatsu Takeiri, ketua Partai Komeito Jepang, sebagai utusan untuk menguji niat otoritas PKT.

Menurut buku “China and Japan: 1500 Years of Exchange History“, pada 25 Juli 1972, Takeiri Yoshikatsu mengunjungi Tiongkok dan mengadakan pembicaraan dengan Zhou Enlai (perdana menteri kala itu) selama lebih dari sepuluh jam dalam tiga hari dari 27 sampai 29 Juli 1972. Takeiri Yoshikatsu diberitahu bahwa PKT akan melepaskan tuntutan pampasan perangnya ke Jepang. Artinya, satu sen pun tidak mau.

Penulis Jin Xin menulis dalam artikel “18 Misteri Penolakan Mao atas Ganti Rugi Jepang Mengejutkan Dunia”: “Mengapa Mao Zedong (dibaca: mao ce tung) secara sewenang-wenang bertindak atas masalah nasional yang begitu penting?”; “Diputuskan seorang diri, membiarkan rakyat Tiongkok dilanggar haknya tanpa alasan jelas, siapakah yang telah mengkhianati kepentingan rakyat Tiongkok? Mengkhianati Negara demi memajukan Partai, tak akan diampuni oleh prinsip alam!”

PKT Memberikan Perlakuan Istimewa dan Amnesti kepada Penjahat Perang Jepang

Setelah PKT berkuasa, sekelompok penjahat perang Jepang ditangkap dan diekstradisi dari Uni Soviet.

Menurut artikel “Amnesti untuk Penjahat Perang Jepang” yang diterbitkan oleh “Yangcheng Evening News” pada 1 Oktober 2012, pada akhir 1955, ketika Perdana Menteri RRT Zhou Enlai mendengarkan laporan tentang pekerjaan investigasi Kejaksaan Agung, ia dengan jelas menginstruksikan: “Penanganan terhadap penjahat perang Jepang tidak akan dijatuhi hukuman mati satu pun, juga tidak diberikan hukuman seumur hidup, dan hanya sejumlah kecil saja yang dijatuhi hukuman penjara dengan jangka waktu tetap ……. Penjahat perang yang telah melakukan kejahatan biasa tidak akan diadili.”

Dari Juni hingga Juli 1956, Pengadilan Militer Khusus Mahkamah Agung RRT mengadili 45 penjahat perang Jepang yang telah melakukan kejahatan serius di Kota Shenyang dan Taiyuan. Dari 45 orang ini masing-masing dijatuhi hukuman penjara jangka waktu tetap mulai dari 11 hingga 20 tahun. Namun, kecuali satu orang yang meninggal karena sakit di penjara, 44 penjahat perang lainnya dibebaskan dan dikembalikan ke Jepang sebelum Maret 1964.

Pada 3 Juli 2014, Arsip Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok merilis pengakuan bertanda tangan dari Letnan Jenderal Keihisa Suzuki, kepala Divisi ke-117 Angkatan Darat Jepang. Antara lain ditulis: “Hanya berdasarkan ingatan pribadi saya bahwa 5.470 warga terbunuh dan 18.229 rumah warga Tionghoa dibakar. Jumlah sebenarnya (mungkin) jauh lebih banyak.”

Keihisa Suzuki yang seharusnya dijatuhi hukuman mati, hanya dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan dibebaskan pada awal Juni 1963.

Pada 1956, menurut instruksi Zhou Enlai, Kejaksaan Agung mengumumkan dalam tiga gelombang bahwa 1.017 penjahat perang Jepang yang melakukan kejahatan ringan dan menunjukkan pertobatan yang baik akan dibebaskan dari tuntutan dan dibebaskan kembali ke Jepang.

Pada 6 Maret 1964, tiga penjahat perang Jepang terakhir yang dipenjarakan di Kota Fushun dibebaskan. Sejauh ini, semua tawanan perang Jepang di Tiongkok telah dibebaskan dan dipulangkan.

Namun, sangat kontras dengan perlakuan istimewa dan amnesti untuk penjahat perang Jepang, setelah pembentukan pemerintah RRT pada 1949, untuk menekan kekuatan Kuomintang yang tersisa di daratan, PKT melancarkan kampanye untuk menindas yang disebut “kaum kontra-revolusioner.” Menurut sebuah artikel yang dikumpulkan oleh Huaxia Digest.com pada 2015: Selama perang saudara antara KMT dan PKT, sebagian besar jenderal senior tentara nasional yang “memberontak”, membelot ke Partai Komunis, tertangkap, pensiun dan kembali ke kampung halaman, tinggal di rumah atau berbisnis, sebagian besar telah dibunuh, dan dipenjara.

Hampir semua jenderal senior Tentara Nasional Kuomintang yang dieksekusi mati dan dipenjara telah berpartisipasi dalam Perang Perlawanan terhadap Jepang, dan kebanyakan dari mereka adalah jenderal terkenal anti-Jepang bahkan pahlawan nasional. Di antara 242 jenderal senior Tentara Nasional yang dibunuh, terdapat 4 jenderal dan veteran Revolusi 1911, 78 letnan jenderal, dan 159 mayor jenderal.

Pada 14 Oktober 2000, Perdana Menteri RRT Zhu Rongji, yang sedang mengunjungi Jepang, berkata dalam sebuah wawancara dengan Tokyo Broadcasting Corporation: “Dalam semua dokumen resmi Jepang, tidak pernah ada permintaan maaf kepada rakyat Tiongkok.”

Namun, karena PKT telah berulang kali berterima kasih kepada Jepang atas invasinya ke Tiongkok, dan menolak sama sekali kompensasi perang dari Jepang, serta memperlakukan secara istimewa penjahat perang Jepang yang melakukan kejahatan serius di Tiongkok, dan memberikan amnesti kepada ribuan penjahat perang Jepang lainnya, maka tidak mengherankan jika setiap periode pemerintah Jepang tidak pernah meminta maaf di semua dokumen resmi mereka. (SUD/WHS)

Kesetiaan adalah Hukum Pertama Tuhan

0

Iswahyudi

“Loyalty is the first law of God.” Paramahansa Yogananda. Bagaimana kebijaksanaan ini bisa jelaskan? Seberapa sentralkah peran karakter kesetiaan ini dalam proses penciptaan dan seberapa vital kah karakter ini dalam menjaga  jalannya kehidupan baik pada tingkat dunia, negara, masyarakat, keluarga dan masing-masing pribadi? 

Matahari begitu setia  menjalankan tugas penciptaanya. Terbit setiap hari memberi cahaya kepada siapa saja dan menjamin keberlangsungan kehidupan dari dulu hingga sekarang. Tak pernah absen sekalipun. Selalu memberi tak harap kembali. 

Bumi juga demikian, memberikan tumpuan dan kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di atasnya. Seberapa banyak ia dilukai, dicangkul, digali, dibajak dan dieksploitasi, ia selalu memberikan yang terbaik yang ia mampu berikan. 

Demikian juga rembulan memberikan penerangan di gelapnya malam dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Kesetiaan menjadi laku mereka dan benda-benda langit yang lain. Dari sisi ini, kesetiaan bisa jadi memang benar  hukum yang pertama kali diciptakan Tuhan. Hukum diciptakan Tuhan dengan tujuan untuk menciptakan keteraturan, dan kesetiaan itulah yang menjamin keteraturan itu sendiri. Setiap benda langit mempunyai jalur orbit yang ia tempuh, dan mereka harus setia menjalankan tugasnya sampai akhir. 

Dalam level negara-bangsa dan hubungan antara setiap negara-bangsa, kesetiaan pada nilai, hukum dan kesepakatan bersama bisa menjaga dunia dalam perdamain, tetapi ketika masing-masing mengkhianatinya perdamaian menjadi situasi yang susah diwujudkan, dan menjadi tempat yang penuh penderitaan (inferno) bagi para penghuninya. 

Di level negara-bangsa, negeri gemah ripah loh jinawi bisa terwujud apabila setiap pihak setia menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing. Pemimpinnya setia pada konstitusi negaranya yang merupakan ungkapan sumpah-janji dan kontrak para Founding Father kepada Tuhan. Begitu para pemimpin mulai mengkhianti konstitusi atau bahkan meng-edit konstitusi demi kepentingannya sendiri, maka cita masyarakat ideal, akan susah diwujudkan. Semisal begitu pemimpin tidak setia pada konstitusi, pemimpin di level bawah juga meniru perilakunya. Ikan busuk dari kepalanya. Rakyat ketika melihat ini, sedikit demi sedikit mulai tak taat pemimpinnya. Apa yang terjadi jika rakyat tidak setia kepada pemimpin? Negara dalam kekacauan.

Negara dan masyarakat kacau dimanakah itu bermula? Dari keluarga-keluarga yang tidak setia. Hari ini kita melihat angka perceraian meningkat dari waktu-waktu, dan pasti bisa ditebak akan lebih banyak anak yang tak bahagia akibat getirnya perceraian. Akan lebih banyak anak-anak salah asuhan. Kenakalan remaja menggejala. Bonus demografi berubah menjadi bencana demografi. Semua itu, akibat buruk dari ketidaksetiaan dalam keluarga. Dan kalau tidak segera dicarikan solusinya, maka ini bukan lagi menjadi masalah keluarga tapi menjadi masalah sebuah negara. 

Konfusius pernah mengatakan, “Untuk menertibkan dunia, pertama-tama kita harus menertibkan bangsa; untuk menertibkan bangsa, pertama-tama kita harus menertibkan keluarga; untuk mengatur keluarga; pertama-tama kita harus memupuk kehidupan pribadi kita; pertama-tama kita harus mengatur hati kita dengan benar” Dan menjaga hati yang selalu setia menjadi kuncinya. 

Kisah-Kisah Kesetiaan Yang Menggetarkan

PertamaSeorang bernama Xu Shaoyu di akhir Dinasti Qing meminjam 100 dolar perak dari temannya Yi Zhai tanpa bukti tertulis. Suatu ketika Xu di ambang kematian, ia gusar kapan ia bisa mengembaikan hutang itu. Istrinya mengatakan, ia tak perlu mengembalikan, karena tak ada bukti tertulis. Namun Xu kuekeh harus membayarnya. Dijualnya benda berharganya sebuah permata dan melunasinya. Ajaibnya, ia malah sembuh total. 

Kedua,  Seorang anak muda bernama Jizha, anak bungsu dari Raja Wu ke 19, mengunjungi Kerajaan Lu. Namun sebelumya ia mampir di kerajaan Xu dan disambut dengan hangat. Raja kerajaan Xu menyukai pedangnya. Jizha berjanji akan memberikan pedang itu setelah pulang dari lawatannya. Setahun kemudian, setelah Jizha pulang, ia bermaksud memberikan pedangnya pada raja Xu. Namun sang raja keburu meninggal. Walaupun demikian, Jizha tetap setia pada janjinya. Ia masih ingin memberikan pedangnya, maka ia pergi ke kuburan raja, menggantung pedangnya di sebuah pohon di depan kuburan dan pergi. “Saya tidak bisa tidak menepati janji hanya karena ia telah meninggal dunia.” katanya.

Ketiga, Sebuah Pertunangan yang Berlangsung Lebih dari 30 Tahun. Seorang bernama Chen Yunyuan mempunyai ayah bernama Cheng Xunzhuo pernah berjanji akan menikahkan putranya dengan anak sahabatnya, Liu Chengyong. Namun Sang Calon Mertau tak berumur panjang, Ia berwasiat pada putrinya,Liu,  sebelum meninggal dunia, “Cheng Yunyuan calon suami kamu. Kamu harus selalu mengingat ini.” Namun, rencana itu tak bisa segera diwujudkan. Takdir memisahkan Chen dan Liu begitu lama. 30 tahun mereka berpisah, namun masing-masing masih setia pada janji itu. Akhirnya mereka dipertemukan ketika usia mereka sudah tua, 57 tahun. Dan mereka menikah di usia yang tidak muda lagi. Laku setia yang mereka jalani, membuat tubuh mereka awet muda, dengan gigi yang sehat dan rambut yang hitam. Orang-orang yang tidak tahu usia mereka sering berpikir usia mereka hanya 40an. Dan ajaibnya mereka masih bisa dikarunia dua orang anak. 

Keempat, Sebuah mini opera di Shen Yun Creation berjudul The Heart of Loyalty. Dikisahkan seorang jenderal yang berprestasi selalu menjadi bintang pertempuran dan membawa kemenangan. Suatu ketika ia telah menyelesaikan pertempuran yang berat, namun kemenangan tetap diraih. Bersama dua sahabatnya yang setia ia kembali pulang ke keluarga mereka. Kemudian kaisar bersama penasihat dan beberapa prajurit datang ke kampungnya memberikan penghargaan atas kemenangan. Namun prestasi ini, menyulut api cemburu bagi seorang penasihat. Di tengah hangat-hangatnya kebersamaan sang jenderal bersama keluaga, tiba-tiba tugas untuk maju ke medan tempur kembali datang, yang kelihatannya ini sudah dirancang oleh penasehat untuk mencelakakannya. Namun kali ini Sang Jenderal kembali membawa kemenangan. Sang penasehat yang iri mencari segala cara untuk memfitnahnya. Sang penasehat memfitnah bahwa Sang Jenderal berambisi menjadi kaisar. Sang jenderal dipanggil  ke istana untuk menghadapi persidangan. Namun Sang jenderal keukeh tetap setia. Akhirnya Sang Kaisar mempunyai cara untuk menguak kebenaran. Kaisar menyuruh Sang Jenderal minum racun. Perintah itu diamini tanpa rasa takut oleh Sang Jenderal. Sang Jenderal dinyatakan tewas. Kabar kematian itu tiba sampai pada sang istri yang ternyata sudah melahirkan putra sang jenderal. Dua teman Sang Jenderal membawa jubahnya dan diserahkan ke sang istri. Di momen duka ini, tiba-tiba kaisar datang bersama pasukannya, untuk memberi ucapan bela sungkawa. Dan kejadian di luar dugaan, Sang Jenderal muncul dengan jubah barunya yang gagah. Ternyata yang diminum adalah obat bius. Dan ini merupakan taktik Sang Kaisar mengungkap kebenaran. Kesetiaan berujung manis, dan pengkhianat mendapat ganjaran setimpal. 

Namun kesetiaan tidak selalu berujung happy ending. Jenderal Yue Fei yang setia karena fitnah dari menteri Qin Hui harus menghadapai hukuman mati. Dan benar-benar telah mati. Namun, yang didapat adalah namanya yang abadi, sebagai simbul kesetiaan. Kesetiaan ala Yue Fei bisa dibilang sebagai kesetiaan yang paripuna. Membuat Yue Fei bukan sekedar pahlawan, tapi manusia nilai. Ketika disebut Yue Fei. Kesetiaan adalah Yue Fei, dan Yue Fei adalah kesetiaan. Bagaimana dengan, manusia nilai apakah yang Anda inginkan? 

Bulan Jupiter Kini Berjumlah 92, Terbanyak di Tata Surya

0

ASSOCIATED PRESS

Astronom telah menemukan 12 bulan baru di sekitar Jupiter, sehingga jumlah totalnya memecahkan rekor 92.

Itu melebihi planet lain di Tata Surya kita. Saturnus, pemimpin sebelumnya, berada di urutan kedua dengan 83 bulan yang dikonfirmasi. “Bulan-bulan Jupiter ditambahkan baru-baru ini ke daftar yang disimpan oleh Pusat Planet Kecil Persatuan Astronomi Internasional,” kata Scott Sheppard dari Carnegie Institution, yang merupakan bagian dari tim penemu.

Mereka ditemukan menggunakan teleskop di Hawaii dan Chili pada 2021 dan 2022, dan orbitnya dikonfirmasi dengan pengamatan lanjutan.

Ukuran bulan terbaru ini berkisar dari 1 kilometer hingga 3 kilometer, menurut Sheppard.

“Saya harap kita dapat mengambil gambar salah satu bulan terluar ini dari dekat dalam waktu dekat untuk menentukan asal- usulnya dengan lebih baik,” katanya dalam email pada Jumat (3/2).

Pada April, Badan Antariksa Eropa mengirim pesawat ruang angkasa ke Jupiter untuk  mempelajari planet ini dan beberapa bulan es terbesarnya. Dan tahun depan, NASA akan meluncurkan Europa Clipper untuk menjelajahi bulan Jupiter dengan nama yang sama, yang bisa menampung samudra di bawah kerak bekunya.

Sheppard—yang menemukan banyak bulan di sekitar Saturnus beberapa tahun lalu dan telah mengambil bagian dalam 70 penemuan  bulan  sejauh   ini di sekitar Jupiter—berharap untuk terus menambah penghitungan bulan dari kedua raksasa gas tersebut.

“Jupiter dan Saturnus sarat dengan bulan-bulan kecil, diyakini sebagai pecahan dari bulan yang dulunya lebih besar yang bertabrakan satu sama lain atau dengan komet atau asteroid,” kata Sheppard. Hal yang sama berlaku untuk Uranus dan Neptunus, tetapi jaraknya sangat jauh sehingga membuat bintik bulan semakin sulit dideteksi.

Sebagai catatan, Uranus memiliki 27 bulan yang dikonfirmasi, Neptunus 14, Mars dua, dan Bumi satu. Venus dan Merkurius kosong.

Bulan-bulan Jupiter yang baru ditemukan belum diberi nama. Sheppard mengatakan hanya setengah dari mereka yang cukup besar — setidaknya 1,5 kilometer atau lebih — untuk dapat menjamin sebuah  nama. (zzr)

Seberapa Jauh Beijing dan Teheran Bisa Melangkah?

0

oleh Wang He

Dari 14 hingga 16 Februari, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengunjungi Tiongkok untuk pertama kalinya selama masa jabatannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok “berharap” untuk mempromosikan kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Iran untuk mencapai perkembangan yang lebih besar. Pihak Iran mengatakan : Kedua negara menandatangani rencana kerja sama komprehensif selama 25 tahun dan kunjungan presiden ke Tiongkok dapat mencapai lompatan yang baik dalam mewujudkan perjanjian, perencanaan proyek dan implementasi semua proyek.

Bisakah keinginan kedua belah pihak menjadi kenyataan? Artikel ini menganggap sulit. Tentu saja Tiongkok dan Iran akan menandatangani sejumlah dokumen kerja sama, namun kuncinya adalah berapa banyak dari dokumen tersebut yang dapat diimplementasikan? Seberapa besar dapat mempromosikan perdagangan bilateral?  Saya hanya khawatir bentuknya lebih bersifat simbolis daripada substansinya.

Pertama, di Bawah Tekanan Sanksi AS, Total Perdagangan RRT dengan Iran Berada di Titik Terendah dalam Beberapa Tahun Terakhir

Sanksi AS adalah kendala terbesar dalam perdagangan RRT dengan Iran. Kinerja perdagangan luar negeri Iran ditentukan oleh hubungan antara AS dan Iran. Perdagangan RRT dengan Iran mencapai puncaknya pada 2014 dan sejak saat itu terus merosot, terutama karena epidemi telah berada pada titik terendah selama tiga tahun (lihat tabel di bawah ini).

Total Impor dan Ekspor Tiongkok-Iran dari 2013 hingga 2022                               

Satuan : USD 100 juta

Tahun2013201420152016201720182019202020212022*
volume perdagangan396518.5338.4312.3371.8351.3230.3149.1147.8145.9

*2022 adalah data dari Januari hingga November   

Sumber data: Badan Pusat Statistik RRT

Meskipun Iran telah mengumpulkan banyak pengalaman dalam anti-sanksi selama bertahun-tahun, dan kendati Iran dan PKT (Partai Komunis Tiongkok) telah menandatangani perjanjian kerja sama strategis selama 25 tahun dengan nilai total 400 miliar dolar AS pada 2021 (ini adalah pertama kalinya Iran menandatangani perjanjian jangka panjang), meskipun PKT, Iran kedua belah pihak bersatu secara strategis melawan Amerika Serikat, tetapi dengan syarat bahwa Amerika Serikat mendominasi aturan perdagangan global, hampir tidak mungkin bagi Tiongkok dan Iran untuk membuat kemajuan pesat dalam perdagangan. “Insiden Meng Wanzhou” adalah contohnya, yang menjadi palu berat dari Amerika Serikat.

Kedua, Ekonomi Tiongkok Genting dan Dukungan Ekonomi PKT kepada Iran Lebih Merupakam Keinginan Tetapi Tenaga Tidak Cukup

Menghadapi sanksi ekonomi yang berat, inflasi, dan kerusuhan sosial yang meluas, pemerintah Iran telah meningkatkan penjualan minyaknya ke Tiongkok dengan diskon besar-besaran, sehingga menjadikannya pemasok minyak terbesar ketiga ke Tiongkok setelah Rusia dan Arab Saudi. Meskipun ” Tiongkok adalah pemenang terbesar dari embargo minyak Iran” (mengimpor jutaan barel per hari pada puncaknya dan pernah mengimpor lebih dari 10 juta barel minyak dari Iran dalam satu bulan), situasi ekonomi di Tiongkok telah mendikte daya beli minyak Iran.

Pada 2021, impor minyak mentah Tiongkok adalah 512,978 juta ton, turun 5,4% dari 2020, penurunan pertama dalam hampir 20 tahun. Pada 2022, mengimpor 508,28 juta ton minyak mentah, turun 0,9% Year-on-Year (YoY). Selain itu, PKT telah memberikan transfusi darah ke Rusia, setelah perang Rusia-Ukraina, impor minyak dari Rusia terus meningkat, dan dalam beberapa bulan menggantikan Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar Tiongkok. Singkatnya, ekonomi Tiongkok yang buruk telah menyebabkan penurunan pembelian minyak mentah, dan penurunan pembelian harus dijamin ke Rusia (minyak Rusia menyumbang 8% dari total impor Tiongkok pada tahun 2011, 16% pada 2021, dan naik lagi menjadi hampir 21% pada Agustus tahun 2022). Pada saat yang sama, Arab Saudi juga harus dipertimbangkan (volume impor dan ekspor bilateral antara Tiongkok dan Arab Saudi pada 2022 adalah 116.035.779.600 dolar AS, yang jauh lebih tinggi daripada volume perdagangan antara Iran dan Amerika Serikat, Tiongkok dan Iran), jadi berapa banyak minyak mentah Iran yang dapat dibeli oleh PKT?

Ketiga, Iran Mewaspadai PKT

Pada 2015, Amerika Serikat dan Iran mencapai kesepakatan nuklir, dan situasi Iran membaik. Pada  Januari  2016, Xi Jinping mengunjungi Iran, dan kedua belah pihak mengusulkan rancangan rencana kerja sama komprehensif 25 tahun, tetapi kemajuannya lambat. 

Pada 2018, Amerika Serikat meluncurkan perjanjian nuklir Iran, dan hubungan antara Amerika Serikat dan Iran anjlok, pada saat yang sama, hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga memburuk. Akibatnya, Partai Komunis Tiongkok dekat dengan Iran dan Iran baru secara aktif melakukan negosiasi atas rencana 25 tahun tersebut, kesepakatan tercapai pada Maret tahun 2021. Perjanjian itu dirahasiakan (The New York Times mengungkapkan apa yang disebut “rincian kontrak”, yang mencakup akses Tiongkok ke minyak Iran dengan harga istimewa dan investasi di perbankan, telekomunikasi, pelabuhan, kereta api, dan proyek konstruksi lainnya di Iran).

Namun, ada banyak perselisihan tentang perjanjian ini di dalam negeri Iran. “mengatakan tidak #terhadap Agreement Tiongkok-Iran” telah menjadi topik hangat. Banyak orang percaya bahwa ini akan mengarah pada “penjarahan dan eksploitasi”, dan bahkan menggunakan Treaty of Turkmenchay yang memalukan yang ditandatangani antara Iran dan Rusia dalam sejarah  untuk menggambarkan perjanjian tersebut. Di sisi lain, PKT juga mengkhawatirkan investasi besar-besaran di Iran (risikonya terlalu tinggi).

Pada  Januari 2022, Menteri Luar Negeri Iran mengunjungi Tiongkok dan mengumumkan peluncuran perjanjian kerja sama komprehensif selama 25 tahun dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi. Dalam setahun, berapa banyak yang telah dimulai? Dunia luar tidak mengetahui detailnya. Mungkin tidak terlalu ideal, yang mengharuskan Presiden Iran Ebrahim Raisi  untuk mempromosikannya secara pribadi. Dari perspektif ini, “kemitraan strategis komprehensif” antara kedua pihak lebih seperti papan nama kosong.

Epilog

Secara historis, setelah “Revolusi Islam” Iran pada 1979, hubungan antara PKT dan Iran menjadi dingin. “Ganyang Amerika, Ganyang Israel, Ganyang Tiongkok” telah menjadi slogan umum di jalan-jalan Iran. Hubungan antara kedua negara mencapai normalisasi pada tahun 1984. Tetapi PKT dan Iran secara ideologis bertentangan. Pepatah terkenal dari otoritas Iran adalah “Tidak ada Timur, tidak ada Barat, hanya Islam.”

Tentu saja, Barat mengacu pada Amerika Serikat, dan Timur adalah Uni Soviet. Setelah disintegrasi Uni Soviet, komunisme terutama adalah PKT. Agama menjadi yang utama dalam politik Iran saat ini. Menjelang kunjungan Presiden Iran ke Tiongkok kali ini, Ia juga melakukan perjalanan khusus untuk bertemu Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam.

Saat ini, di bawah tekanan Amerika Serikat, PKT dan Iran bersatu untuk tetap hangat, tetapi baik PKT maupun otoritas Iran mengetahui bahwa mereka tidak berada di jalan yang sama satu sama lain. Tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga beberapa pejabat tinggi, termasuk mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mewaspadai PKT. Seberapa jauh PKT dan Iran bisa melangkah? Saya khawatir tidak ada pihak manapun yang memiliki kepercayaan diri yang besar.(lin)

Glenn Maynard : Baca Artikel ‘Mengapa Ada Umat Manusia’ untuk Memahami Makna Hidup

0

oleh Catherine Yang, Shi Ping

Setelah “Epoch Times” edisi bahasa Inggris menerbitkan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, Glenn Maynard, membacanya sampai lima kali berturut-turut. Dia menemukan bahwa ajaran Master Li bertumpang tindih dengan pengalaman pribadinya, termasuk pandangannya terhadap astronomi dan pemahamannya tentang keTuhanan.

“Pengalaman ini tidak saya peroleh dari pelajaran”, katanya, “tetapi pemahaman bawaan dari jiwa saya, berasal dari perasaan dan pengetahuan saya”. “Saya merasakan ada pemikiran yang selaras dengan banyak ajaran beliau”.

Glenn Maynard saat ini berprofesi sebagai pialang keuangan dan asuransi. Tetapi dia telah bekerja sebagai profesional sains selama beberapa dekade, bekerja sebagai kontraktor untuk NASA, mensuplai sistem komputer untuk keselamatan, penerangan, dan jaringan satelit kepada NASA. Pada saat yang sama, dia telah melakukan penelitian jangka panjang dan mendalam tentang berbagai pemikiran religius dan filosofis. Bahkan dirinya masih dapat mengingat dengan jelas pengalaman reinkarnasi yang dialami selama ribuan tahun, dan masih terus berhubungan dengan orang-orang yang ditakdirkan di kehidupan sebelumnya. 

Memahami Kata-kata Master Li dari Pengalaman Kerjanya di NASA

Glenn Maynard menghabiskan waktu selama 5 tahun di Ames Research Center NASA yang berada di Mountain View, California. Di sana ia merancang dan membangun infrastruktur untuk superkomputer terbesar di dunia. Selama waktu itu dia terus bersentuhan erat dengan banyak ide NASA dan pengamatan ilmiah.

“Bagian terakhir dari artikel Master Li Hongzhi membahas mengenai bagaimana planet kita berada di tempat pembuangan sampah alam semesta, dan saya sepakat dengan paparan tersebut.”

Maynard mengatakan : “Tidak ada orang yang memberitahu saya, tetapi saya terus berpendapat bahwa kita adalah sebutir debu kosmik dan ketika sebutir debu kosmik lainnya menghantam kita, habislah kita. Jadi, Anda harus memiliki pandangan fatalistik terhadap fakta bahwa debu kosmik saling bertabrakan.”

“Kita semua tahu bahwa badan antariksa terus mempelajari asteroid ini dan benda-benda lain yang memasuki orbit bumi kita, termasuk memprediksikan zaman es berikutnya setelah tabrakan kembali terjadi … Saya tahu banyak tentang hal-hal ini, sehingga saya sangat sependapat dengan apa yang diungkapkan dalam artikel Master Li.”

Memahami kata-kata Master Li dari Pengalaman reinkarnasi diri

Jika pengalaman Maynard di NASA dari segi astronomi membuatnya setuju dengan pengungkapan Master Li, maka perasaan spiritual pribadinya membuatnya semakin percaya terhadap artikel Master Li.

“Saya masih bisa mengingat tentang reinkarnasi diri saya dari ribuan tahun terakhir, oleh karena itu saya katakan bahwa jiwa saya adalah jiwa kuno. Salah satunya adalah, saya adalah seorang jenderal di bawah kekuasaan kekaisaran di Tiongkok timur”. Glenn Maynard mengatakan bahwa leluhurnya berasal dari Skotlandia. Mereka datang ke Amerika dengan mengendarai “The Mayflower”. Glenn Maynard juga tahu bahwa dirinya selain bereinkarnasi di Tiongkok, ia juga pernah bereinkarnasi di Vietnam. Dalam kehidupan kali ini, dirinya juga masih berkenalan dengan orang-orang yang ditakdirkan dari kehidupan lampau.

“Orang-orang yang pernah berhubungan dengan saya secara historis telah bersama saya di tingkat spiritual, setidaknya beberapa orang yang pernah ada atau terhubung dekat dengan saya”, kata Maynard. Orang-orang di sekitarnya memiliki agama atau kepercayaan yang berbeda, bahkan ada yang telah berada di sekitar orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan Pursuit, beberapa orang bahkan dapat merasakan jiwa keluar dari tubuh. Oleh karena itu, ia tetap bersikap terbuka terhadap berbagai aliran kepercayaan.

Glenn Maynard terkagum setelah membaca artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”.

“Tidak seorang pun pernah mengatakan begitu banyak hal kepada saya yang sejalan dengan pengalaman saya di NASA, dan dengan perasaan dan keyakinan batin saya sendiri yang tidak diajarkan atau diberitahukan kepada saya”, katanya. Ungkapan beliau (Master Li) memiliki arti khusus bagi saya”.

“Master Li Hongzhi menghubungkan keyakinan saya yang tidak koheren”

Maynard mengerti bahwa Master Li berbicara tentang arti kehidupan, yang dia yakini bahwa itu sepenuhnya benar berdasarkan ingatannya akan kehidupan di masa lampau.

“Saya percaya kata-kata Master Li bahwa hidup harus disublimasikan dalam beberapa bentuk. Semua hal ini saya lakukan sebelum saya membaca artikel tersebut. Master Li seperti menggunakan jarum untuk merangkai pengalaman hidup saya yang tidak koheren dan tidak pernah terprogram menjadi satu hal yang koheren”.

“Saya mengerti bahwa dalam teks Master Li, beliau membahas karma dan bagaimana manusia hidup di bumi dan kerusakan di bumi. Beliau menjelaskan bagaimana mencapai tingkatan jiwa pada level dari aturan Pencipta.  Saya sangat jelas bahwa ini juga tujuan hidup saya”.

Maynard mengatakan : “Saya memberitahu istri saya, bahwa saya (lahir kembali) adalah untuk menebus dosa, oleh karena itu saya tidak akan menyakiti siapa pun. Dan semua tindakan saya harus bernilai positif kepada orang lain, karena saya perlu menghilangkan hal-hal buruk yang pernah saya lakukan pada kehidupan sebelumnya. Jadi, setelah membaca artikel Master Li, saya merasa seperti ada suatu penegasan terhadap apa yang telah saya pikirkan selama 20 tahun terakhir.”

Maynard percaya bahwa hikmat dan visi dalam artikel Master Li telah melampaui manusia di planet ini, yang baik untuk dibaca oleh orang-orang yang cerdas. Selain itu, dia percaya bahwa artikel ini adalah sebuah “peringatan tepat waktu” bagi dunia saat ini. (sin)

Hasil Studi: Tidur Tak Teratur Meningkatkan Risiko Semua Jenis Kematian

0

Ellen Wan dan

Tidur sangat penting bagi kesehatan yang prima. Ketika orang tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, risiko berbagai penyakit meningkat. Penelitian di Jepang mengungkapkan bahwa tidur lebih dari delapan jam atau tidur tak teratur dapat meningkatkan risiko semua jenis kematian.

Departemen Epidemiologi untuk Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran, Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto, Jepang, meneliti secara besar-besaran yang dimulai pada tahun 2005 dan berlangsung selama sembilan tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur atau ketidakteraturan tidur meningkatkan risiko semua penyebab kematian sebesar 15 hingga 30 persen. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Inggris ScienceDirect pada 10 Oktober 2022.

Untuk mempelajari hubungan antara ketidakteraturan tidur dan risiko kematian, dosen Teruhide Koyama dan rekan-rekannya menggunakan data dari Japan Multi-Institutional Collaborative Cohort Study (J-MICC).

J-MICC adalah studi kohort prospektif dan bertujuan memahami hubungan antara gaya hidup orang-orang Jepang dan penyakit. Penelitian ini mengikuti 736.319 orang pertahun (rata-rata 9,01 tahun) dari tahun 2005 hingga 2014, dan mencatat 3.376 kematian. Angka kematian per 1.000 orang adalah 4,59.

Tim peneliti membagi seluruh kelompok menjadi enam subkelompok berdasarkan durasi tidur dan keteraturan tidur serta membandingkan tingkat kematian di antara kelompok-kelompok tersebut.

Tingkat kematian kelompok peserta yang tidur lebih dari delapan jam adalah 15 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur enam sampai delapan jam. Tingkat kematian partisipan yang tidur tak teratur 30 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidur teratur.

Kemudian tim peneliti membagikan semua partisipan ke dalam enam kelompok berdasarkan durasi tidur dan keteraturan tidur: kelompok yang tidur kurang dari enam jam, enam sampai delapan jam, dan delapan jam atau lebih. Dan setiap kelompok dibagi lagi menjadi kelompok yang tidur secara teratur dan tidur secara tak teratur.

Tim peneliti menggunakan kelompok yang tidur secara teratur selama enam hingga delapan jam sebagai kelompok kontrol dan membandingkan risiko kematian kelompok lain, dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kematian (usia, jenis kelamin, BMI, kebiasaan minum alkohol, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, latar belakang pendidikan, penyakit jantung koroner, stroke, riwayat kanker, dan lokasi penelitian).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian meningkat sebesar 14 persen pada kelompok yang tidur secara teratur selama lebih dari delapan jam.

Ketika partisipan tidur tidak teratur, terlepas dari durasi tidur mereka, risiko semua jenis kematian meningkat secara signifikan, yaitu sebesar 21 persen untuk mereka yang tidur kurang dari enam jam, 23 persen untuk mereka yang tidur enam hingga delapan jam, dan 52 persen untuk mereka yang tidur lebih dari delapan jam.

Penelitian ini menunjukkan hubungan antara pola tidur yang tidak teratur dan semua penyebab kematian pada populasi besar di Jepang, memberikan konfirmasi lebih lanjut tentang perlunya mempertimbangkan tak hanya durasi tidur tetapi juga aspek keteraturan jadwal tidur.

Ingatan Tentang Kehidupan Muncul di Depan Mata Saat Meninggal Dunia? Studi: Pola Gelombang Tertentu Terekam dalam Otak Orang yang Sekarat

0

Emma Yu dan Angela Bright

Kematian selalu menjadi misteri bagi manusia. Apa yang bisa dilihat atau dirasakan orang-orang ketika mereka sekarat? Para ilmuwan  merekam gelombang otak pasien yang sekarat mungkin memiliki wawasan tentang misteri tersebut.

Ketika menggunakan continuous electroencephalography (EEG) untuk merekam gelombang otak seorang pria penderita epilepsi berusia 87 tahun, tim ilmuwan internasional memantau aktivitas otaknya ketika ia menderita serangan jantung dan meninggal dunia. Penelitian ini diterbitkan dalam Front Aging Neuroscience edisi Februari 2022.

Gelombang Otak Sangat Aktif Setelah Serangan Jantung

Ajmal Zemmar, seorang ahli bedah saraf di University of Louisville yang ikut serta dalam penelitian ini, mengatakan bahwa pola gelombang otak yang spesifik muncul di otak pasien 30 detik sebelum dan sesudah jantungnya berhenti berdetak.

“Dengan menghasilkan osilasi yang terlibat dalam pengambilan memori, otak mungkin memainkan ingatan terakhir tentang peristiwa-peristiwa penting dalam hidup sebelum kita mati, mirip dengan yang dilaporkan dalam pengalaman mendekati kematian,” kata Zemmar kepada Frontiers.

EG mengungkapkan pola aktivitas otak yang berbeda (brain activity/iStock)

Sebuah studi pada 2013 yang diterbitkan di National Academy of Sciences menemukan bahwa kesembilan tikus dalam percobaan tersebut memiliki gelombang otak yang sangat aktif selama 30 detik setelah henti jantung. Hal ini sangat mirip dengan apa yang ditemukan oleh tim Zemmar pada pasiennya yang mendekati kematian.

Pasien yang Menjelang Kematian Melihat Kembali Kehidupan Mereka

Fenomena “melihat kembali kehidupan” sesaat sebelum atau saat sekarat telah terjadi pada banyak orang yang mengalami mati suri.

Dannion Brinkley, penulis buku Saved by the Light, menulis tentang dua pengalaman mendekati kematiannya. Setelah diterbitkan pada tahun 1994, buku ini terdaftar sebagai buku terlaris oleh The New York Times selama lima bulan berturut-turut.

Brinkley menceritakan kepada para pembaca tentang pengalamannya yang pertama kali mendekati kematian pada 17 September 1975. Saat badai melanda Aiken, South Carolina, Brinkley yang berusia 25 tahun sedang berada di rumah, berbicara di telepon dengan seorang teman, ketika petir menyambarnya melalui saluran telepon, melemparkannya ke udara.

Setelah mengalami rasa panas dan sakit yang luar biasa, Brinkley mengatakan bahwa ia merasa jiwanya meninggalkan tubuhnya dan ia merasa bermandikan kedamaian dan ketenangan. Dia mengatakan bahwa dia melayang di udara melihat keluarga dan teman-temannya panik dan memberikan pertolongan pertama. Dia melihat ambulans bergegas masuk dan membawa tubuhnya ke rumah sakit. Jiwa Brinkley masuk melalui sebuah terowongan menuju tempat yang terang.

Brinkley kemudian mulai melihat kembali 25 tahun kehidupannya, bahkan melihat detail yang paling kecil sekalipun. Dia terkejut saat mengetahui bahwa dia dapat memahami perasaan orang lain yang terkena dampak dari insiden yang dialaminya. Brinkley tumbuh tanpa kendali dan merupakan seorang perundung yang senang berkelahi dan mempermalukan orang lain. Dalam meninjau kembali sejarahnya, ia merasakan secara langsung rasa sakit, ketakutan, kepanikan, dan ketidakberdayaan yang dirasakan oleh para korbannya.

Dalam salah satu ingatannya, Brinkley menembak dan membunuh seorang tentara Vietnam Utara selama Perang Vietnam. Dalam pengalaman mendekati kematiannya, Brinkley merasakan kebingungan yang dirasakan perwira tersebut ketika dia ditembak di kepala, serta ketidakberdayaan dan kesedihan karena dia tidak dapat melihat keluarganya lagi. Terlebih lagi, ia merasakan kepedihan yang dirasakan keluarga tentara tersebut selama bertahun-tahun setelah mereka mengetahui kematiannya. Ketika kilas balik itu selesai, ia diliputi penyesalan dan rasa malu. Setelah kembali ke dunia fana, Brinkley mengubah dirinya sepenuhnya dan melakukan semua yang dia bisa untuk membantu orang lain.

Pengalaman Menjelang Kematian Bukanlah Hal yang Jarang Terjadi

Istilah “pengalaman menjelang kematian” diciptakan oleh Dr. Raymond Moody, seorang psikolog terkenal dan profesor di Universitas Nevada. Pada tahun 1975, Moody menerbitkan “Life After Life,” sebuah buku yang didasarkan pada studinya terhadap 100 pasien yang mengalami “kematian klinis” dan hidup kembali. Dia membagikan pengalaman mereka tentang dunia setelah kematian dengan kata-kata mereka sendiri. Sejak saat itu, lebih banyak penelitian ilmiah yang dilakukan tentang pengalaman mendekati kematian.

Dalam sebuah penelitian tahun 2014 yang diterbitkan di Frontiers in Human Neuroscience, para peneliti mempelajari 190 pengalaman mendekati kematian dengan karakteristik yang berbeda, termasuk yang terjadi setelah peristiwa yang tak mengancam nyawa seperti tidur, meditasi, dan pingsan-serta pengalaman mendekati kematian yang terjadi selama koma yang disebabkan oleh kekurangan oksigen, trauma, atau penyakit.

Beberapa kesamaan ditemukan dalam pengalaman mendekati kematian, termasuk melihat cahaya terang, sensasi berada di luar tubuh, dan kilasan peristiwa masa lalu. Pengalaman mendekati kematian yang paling sering terjadi, dilaporkan oleh 89 hingga 93 persen partisipan di setiap kategori adalah “perasaan damai atau menyenangkan.”

Fakta yang mungkin mengejutkan bagi sebagian orang adalah bahwa banyak orang yang memiliki pengalaman menjelang kematian. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychiatry pada 1993 memperkirakan bahwa sekitar lima persen dari penduduk dewasa Amerika Serikat pernah mengalami pengalaman mendekati kematian-yaitu 30 hingga 40 persen dari individu yang mendekati kematian. Sebuah penelitian di Belanda pada tahun 2001 yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan bahwa dari 344 pasien yang berhasil disadarkan setelah serangan jantung, 62 (18 persen) melaporkan pernah mengalami pengalaman menjelang kematian.

Penulis Hong Kong Berbagi Pengalaman Menakjubkan Menjelang Kematian

Chip Tsao, seorang penulis Hong Kong, menceritakan pengalamannya yang hampir meninggal pada tahun 1994 dalam sebuah wawancara di saluran YouTube Stephen Chan Chi-wan, penasihat utama Commercial Radio Hong Kong.

Penulis Hong Kong Chip Tsao menceritakan tentang pengalaman mendekati kematiannya yang ajaib. (Yu Gang / The Epoch Times)

Tsao mengenang bahwa pada tahun 1994 saat berusia 36 tahun, ia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sekarat setelah mengalami kecelakaan mobil yang serius. Setelah 15 jam menjalani operasi darurat, dokter mengatakan kepadanya bahwa semua pilihan medis telah habis dan “sekarang tergantung pada kemauan Anda.” Saat dia terbaring sekarat, Tsao melihat lautan luas di depannya, dengan bunga teratai keemasan dan merah muda sebesar meja bundar yang mengambang di laut. Dia juga mendengar sutra-sutra dilantunkan di telinganya.

Tsao mengatakan bahwa pengalaman tersebut sangat jelas dan nyata seolah-olah ada kekuatan yang mendorongnya untuk menyeberang, tetapi ada juga suara di dalam dirinya yang mengatakan kepadanya untuk tidak menyeberang karena dia memiliki begitu banyak tugas yang belum selesai.

“Itu adalah perasaan takut, tetapi juga damai,” katanya. “Saya terus bertanya pada diri sendiri. Akan terasa nyaman untuk menyeberang. Bunga-bunga teratai itu akan membawa saya ke tempat lain seperti perahu.”

Penulis terkenal ini juga mengalami beberapa hal yang bahkan tidak dapat dijelaskan oleh  sains.

Ketika dia terbaring di ICU, Tsao dapat mendengar orangtuanya mendiskusikan perawatannya dan apakah akan merekrut dokter dada kedua untuk bergabung dengan tim. Dia juga mendengar orang tuanya menangis. Setengah bulan kemudian, Tsao dipindahkan dari ICU ke bangsal umum. Ketika orang tuanya datang mengunjunginya, dia mengatakan kepada mereka bahwa ketika dia tidak sadarkan diri, dia mendengar mereka berdiskusi untuk menyewa seorang dokter spesialis.

Ayahnya mengatakan bahwa hal itu benar, namun terkejut karena mereka mendiskusikannya di kamar hotel yang jauh dari rumah sakit.

“Bagaimana mungkin Anda bisa mendengarnya, begitu jauh?” Sang ayah bertanya.

(Illustration – Shutterstock)

Namun Tsao yakin bahwa dia tidak berhalusinasi karena dia mendengar percakapan itu dengan jelas dan bahkan bisa mengulanginya.

Kejadian ajaib lainnya adalah ketika Tsao berada di ICU, teman-temannya datang menjenguknya. Keesokan harinya, Tao melihat teman-temannya itu mengunjunginya lagi, mengenakan pakaian yang sama dan mengucapkan kata-kata yang sama. Tao merasa sangat aneh. Setelah bertanya, dia mengetahui bahwa dia meramalkan teman-temannya mengunjunginya keesokan harinya dalam pengalaman menjelang kematiannya.

Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada Tsao tentang makna hidup dan mati.

“Setelah melihat hal-hal di masa depan dan meninggalkan tempat ini, seharusnya ada tempat lain bagi orang-orang setelah kematian,” katanya. Belakangan  dalam hidupnya, Tsao mengalami dua kali kematian, yang memberinya pandangan baru tentang kehidupan, ruang-waktu, dan kehidupan setelah kematian. Pengalamannya juga membuat dia percaya bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi di atas manusia.

Apakah Masyarakat Kuno Sungguh Hidup Lebih Lama Sampai 200 Tahun? Musa, Master Tao, dan Masih Banyak Lagi Lainnya yang Mungkin Berumur Panjang

0

TARA MACISAAC 

Tak hanya tokoh-tokoh Alkitab yang dikatakan hidup hingga usia 900 tahun atau lebih, teks-teks kuno dari berbagai budaya membuktikan rentang hidup yang mustahil dipahami oleh kebanyakan orang modern. Beberapa orang mengklaim bahwa ini adalah kesalahan penerjemahan atau angka-angka tersebut hanya kiasan-tetapi berlawanan dengan para penentangnya, sejumlah sejarawan bertanya-tanya apakah rentang hidup orang-orang tersebut mungkin melebihi rentang hidup manusia saat ini.

Salah satu kritik menyatakan bahwa satu pengukuran satu tahun di Timur Dekat kuno bisa jadi berbeda dengan konsep satu tahun yang kita gunakan saat ini. Mungkin tahun mereka berarti orbit Bulan (30 hari), misalnya, dan bukannya orbit bumi mengelilingi matahari.

Jika kita menyesuaikannya, maka akan menurunkan usia tokoh Alkitab, Adam, dari 930 menjadi 77 tahun saat dia meninggal; tapi itu berarti dia akan menjadi ayah dari putranya, Set, pada usia 11 tahun. Henokh, tokoh Alkitab lainnya, akan berusia 5 tahun saat dia menjadi ayah dari Metusalah, menurut perhitungan ini. Apakah itu masuk akal?

Ketidakkonsistenan yang sama muncul ketika kita menyesuaikan satu tahun untuk mewakili musim dan bukannya orbit matahari, tulis Carol A. Hill dalam artikelnya “Making Sense of the Numbers of Genesis,” yang diterbitkan dalam jurnal Perspectives on Science and Christian Faith pada Desember 2003. Demikian juga, masalah muncul ketika menyesuaikan usia dalam teks-teks kuno dengan asumsi bahwa para penulis menggunakan pola-pola tertentu untuk menggeser usia yang sebenarnya, seperti mengalikannya dengan angka tertentu.

Menurut Hill, dalam kitab Kejadian, mungkin ada makna penting dalam usia numerik (aktual) dan juga makna numerik (sakral atau simbolis) dari usia tersebut.

Pola-pola Matematis?

Baik dalam kitab Kejadian maupun dalam Daftar Raja Sumeria yang berusia 4.000 tahun- mencantumkan pemerintahan raja-raja tunggal di Sumer (Irak selatan kuno) yang melebihi 30.000 tahun dalam beberapa kasus-para analis telah mencatat penggunaan bilangan kuadrat.

Sama seperti Alkitab, Daftar Raja menunjukkan penurunan yang stabil dalam masa hidup. Daftar ini membedakan antara masa pemerintahan sebelum air bah dan sesudah air bah. Masa pemerintahan sebelum air bah jauh lebih panjang daripada masa setelah air bah, meskipun masa pemerintahan setelah air bah pun terlihat beberapa ratus tahun atau lebih dari 1.000 tahun. Dalam Alkitab, kita melihat penurunan yang progresif dari generasi ke generasi dari kehidupan Adam selama 930 tahun, Nuh selama 500 tahun, dan Abraham selama 175 tahun.

Dwight Young dari Brandeis University menulis tentang rentang hidup pasca ari bah dalam Daftar Raja-raja Sumeria: “Bukan hanya karena besarnya jumlah mereka, beberapa dari angka-angka ini tampak dibuat-buat. Masa pemerintahan Etana selama 1.560 tahun, yang merupakan yang terpanjang, hanyalah jumlah dari dua masa pemerintahan sebelumnya. … Rentang waktu tertentu tampaknya muncul begitu saja sebagai kelipatan 60. Angka-angka besar lainnya dapat dikenali sebagai kuadrat: 900, kuadrat dari 30; 625, kuadrat dari 25; 400, kuadrat dari 20… bahkan di antara angka-angka yang lebih kecil, kuadrat dari enam muncul lebih sering daripada yang diperkirakan.” Artikel Young yang berjudul “A Mathematical Approach to Certain Dynastic Span in the Sumerian King’s List”, diterbitkan dalam Journal of Near Eastern Studies pada tahun 1988. Paul Y. Hoskisson, direktur Laura F. Willes Center for Book of Mormon Studies menulis dengan nada yang sama mengenai zaman patriark di Alkitab dalam sebuah artikel pendek untuk Neal A. Maxwell Institute for Religious Scholarship.

Di sisi lain, dengan melihat pola-pola yang ada, salah satu pendiri  Church of God di Texas Selatan, Arthur Mendez, berpendapat bahwa tingkat penurunan umur panjang dari zaman sebelum air bah seperti yang tercatat dalam teks-teks kuno hingga saat ini sesuai dengan tingkat pembusukan yang terjadi pada organisme ketika mereka terpapar radiasi atau racun.

Catatan dalam Banyak Budaya, Termasuk Tiongkok dan Persia

Di Tiongkok kuno, super-centenarian juga merupakan hal yang lumrah, menurut banyak teks. Ahli akupunktur Joseph P. Hou, Ph.D., menulis dalam bukunya “Healthy Longevity Techniques” : “Menurut catatan medis Tiongkok, seorang dokter bernama Cuie Wenze dari dinasti Qin hidup sampai usia 300 tahun. Gee Yule dari dinasti Han hidup sampai usia 280 tahun. Seorang biksu master Tao berpangkat tinggi, Hui Zhao, hidup hingga usia 290 tahun dan Lo Zichange hidup hingga usia 180 tahun. Seperti yang tercatat dalam Ensiklopedia Materia Medica Tiongkok, He Nengci dari dinasti Tang hidup sampai usia 168 tahun. Seorang guru Tao, Li Qingyuan, hidup sampai usia 250 tahun. Di zaman modern, seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok, Lo Mingshan dari provinsi Sichuan, hidup sampai usia 124 tahun.”

Dr. Hou mengatakan bahwa kunci dari Timur untuk umur panjang adalah “kehidupan yang bergizi”, termasuk tidak hanya makanan fisik tetapi juga makanan mental dan spiritual.

Shahnameh atau Shahnama (Kitab Para Raja) adalah puisi epik Persia yang ditulis oleh Ferdowsi sekitar akhir abad ke-10 M. Puisi ini menceritakan tentang raja-raja yang berkuasa selama 1.000 tahun, beberapa ratus tahun, hingga 150 tahun, dan seterusnya.

Klaim Modern tentang Umur Panjang

Bahkan saat ini, orang-orang melaporkan umur yang mencapai 150 tahun atau lebih. Namun, laporan-laporan ini sering kali berasal dari daerah pedesaan, di mana dokumentasi masih sangat minim. Dokumentasi mungkin kurang dihargai di masyarakat pedesaan lebih dari seabad yang lalu, sehingga lebih sulit untuk membuktikan klaim-klaim tersebut.

Salah satu contohnya adalah Bir Narayan Chaudhary di Nepal.

Pada tahun 1996, Vijay Jung Thapa mengunjungi Chaudhary di desa Tharu, Aamjhoki di wilayah Tarai. Chaudhary mengatakan kepadanya bahwa ia berusia 141 tahun, tulis Thapa dalam sebuah artikel untuk India Today. Jika klaim ini benar, Chaudhary mengalahkan pemegang Rekor Dunia Guinness untuk usia terpanjang yang pernah tercatat dengan selisih hampir 20 tahun.

Tetapi Chaudhary tidak memiliki dokumen untuk membuktikannya. Namun, ia memiliki ingatan kolektif desa.

“Hampir semua tetua di sekitar mengingat masa muda mereka ketika Chaudhary (yang sudah menjadi tetua) akan berbicara tentang bekerja dalam survei Nepal pertama pada tahun 1888,” tulis Thapa. “Logika desa mengatakan bahwa ia pasti berusia lebih dari 21 tahun saat itu, karena survei tersebut adalah pekerjaan yang bertanggung jawab. Chaudhary mengaku telah berusia 33 tahun dan masih menjadi bujangan yang keras kepala.”

Banyak orang di wilayah Kaukasus, Rusia, yang juga mengklaim usia mereka mencapai lebih dari 170 tahun tanpa dokumentasi untuk mendukung klaim mereka.

Hou menulis: “Orang-orang yang berumur panjang ini selalu menjalani kehidupan yang rendah hati, melakukan pekerjaan fisik yang berat atau berolahraga, sering kali di luar ruangan, sejak muda hingga tua. Pola makan mereka sederhana, begitu juga dengan kehidupan sosial mereka yang melibatkan keluarga. Salah satu contohnya adalah Shisali Mislinlow yang hidup hingga usia 170 tahun dan berkebun di wilayah Azerbaijan, Rusia. Hidup Mislinlow tidak pernah terburu-buru. Dia berkata, ‘Saya tidak pernah terburu-buru, jadi jangan terburu-buru untuk hidup, ini adalah ide utamanya. Saya telah melakukan pekerjaan fisik selama 150 tahun.”

Masalah Keyakinan?

Masalah umur panjang pada zaman kuno telah lama dihubungkan dengan praktik alkimia internal Taoisme, atau kultivasi pikiran-tubuh, di Tiongkok. Di sini, umur panjang dihubungkan dengan kebajikan. Demikian juga, hal ini terkait dengan kepercayaan spiritual Barat sebagai bagian dari Alkitab.

Mendez mengutip sejarawan Romawi-Yahudi abad pertama, Titus Flavius Yosefus: “Setelah Nuh hidup tiga ratus lima puluh tahun setelah air bah… Tetapi janganlah seorang pun, setelah membandingkan kehidupan orang-orang dahulu dengan kehidupan kita, dan dengan beberapa tahun yang kita jalani sekarang, berpikir bahwa apa yang telah kita katakan tentang mereka adalah salah; atau menjadikan pendeknya kehidupan kita saat ini sebagai argumen, bahwa mereka juga tidak mencapai usia yang begitu panjang, karena orang-orang dahulu itu dikasihi oleh Tuhan, dan diciptakan oleh Tuhan sendiri, dan karena makanan mereka pada waktu itu lebih baik untuk memperpanjang usia, mereka bisa saja hidup selama itu: dan selain itu, Tuhan memberi mereka waktu hidup yang lebih lama karena kebajikan mereka, dan penggunaan yang baik yang mereka lakukan. “

Untuk saat ini, para ilmuwan modern hanya bisa menerima apa yang dikatakan oleh catatan kuno dan ingatan desa tentang rentang hidup yang tampaknya mustahil, atau menganggapnya sebagai sesuatu yang berlebihan, simbolisme, atau bentuk lain dari konvolusi atau salah tafsir. Bagi banyak orang, ini adalah dan akan selalu menjadi masalah keyakinan.

Hadir di Astindo Travel Fair, Paviliun Taiwan Taklukkan Indera Pengunjung Indonesia

0

Astindo Travel Fair yang berlangsung selama 4 hari mulai Kamis 23-26 Februari di Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD) Jakarta.  Kali ini Paviliun Taiwan dengan tema utama pengalaman panca indera, menampilkan serangkaian pertunjukkan dan kegiatan DIY menarik, mengundang masyarakat Indonesia untuk merasakan sendiri cita rasa otentik Taiwan!

Selama pameran berlangsung pengunjung dapat dengan permainan elektrik MAZE merasakan langsung jalur berwisata mengelilingi pulau Taiwan, juga bisa membuat lampion tahun kelinci sehingga mengalami kesemarakan Festival Lampion Taiwan, dan juga ada DIY makanan kecil Taiwan yang paling disukai dan dinanti-nantikan oleh teman-teman Indonesia yaitu gulali kreatif, kue kacang hijau dan lainnya.

Selain itu hadir pula Seniman Kawat Aluminium Deng Jia-ming yang akan mengajarkan pengunjung membuat seni kerajinan tangan kawat aluminium Taiwan, dan pameran travel kali ini akan semakin semarak dengan kehadiran dari “Fun to Art” yang menyajikan makanan, festival dan ekologi Taiwan dalam pertunjukkan tarian dan nyanyian yang ditampilkan, sehingga kelezatan dan keindahan Taiwan dapat menghanyutkan indera pengunjung yang datang, untuk itu jangan sampai terlewatkan kesempatan ini! 

Untuk menyambut kedatangan wisatawan Indonesia di Taiwan, Biro Pariwsiata Taiwan selain memperbarui “Program Guan Hong” pada 11 November 2022, mempermudah prosedur pengajuan visa wisata ke Taiwan, tahun ini juga mengandeng leisure farm, tourism factory, dua penerbangan terbesar Taiwan, travel agen utama Taiwan dan lainnya untuk berpartisipasi dalam ASTINDO Travel Fair, serta akan menyelenggarakan work shop pariwisata Taiwan di Jakarta dan Surabaya.

Untuk menarik pengunjung pameran  berwisata ke Taiwan, disediakan berbagai ragam hadiah dan voucher menarik berupa stainless steel lunch box, voucher kartu 5 hari 4 G unlimited data, voucher penukaran buah segar, voucher beli 2 gratis 1 tiket kereta peluru Go 2 Taiwan dan voucher tiket MRT Bandara Taoyuan serta lainnya yang disediakan dalam upaya memperkuat promosi pariwisata Taiwan kepada wisatawan internasional.

Taiwan telah kembali membuka perbatasan sejak 13 Oktober 2022, jumlah wisatasan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada tahun 2022 mencapai 78.162 orang, lebih tinggi 135,57% dari angka yang ditargetkan Biro Pariwisata setelah dibukanya pintu perbatasan, yang mana menunjukkan antusias dari wisatawan Indonesia untuk datang berwisata ke Taiwan.

Guna menarik lebih banyak lagi wisatawan Indonesia ke Taiwan, Biro Pariwisata Taiwan secara khusus membentuk delegasi parisiwata Taiwan yang berjumlah 25 orang terdiri dari 10 unit industri pariwisata untuk turut berpartisipasi dalam ASTINDO Travel Fair.

Pada pameran kali ini menghadirkan “Paviliun Taiwan” yang mengintegrasikan berbagai unsur-unsur ternama seperti landmark perkotaan terkenal, pemandangan indah alam dan bunga, lampion dan lainnya, menghadirkan citra terkini Taiwan agar pengunjung yang datang daapt langsung singgah, menikmati momen-momen indah berwisata di Taiwan!

Selain itu juga menghadirkan berbagai ragam pertunjukkan dan kegiatan DIY menarik, selain DIY kue kacang hijau dan nastar Taiwan serta DIY lampion tahun kelinci, juga bisa mendapatkan gulali berbentuk bunga mawar, ikon pariwisata Taiwan Oh Bear dan bentuk-bentuk kartun lucu untuk dinikmati bersama pengunjung.   

Indonesia yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak dunia, untuk itu guna semakin menarik wisatawan Muslim untuk merasakan sendiri keindahan Taiwan, maka Taiwan terus mempromosikan sertifikasi makanan dan minuman Halal, saat ini sudah lebih dari 300 rumah makan dan hotel serta lainnya yang telah mendapatkan sertifikat Halal.

Berdasarkan peringkat dari “Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI)”, Taiwan kembali meraih peringkat kedua sebagai negara tujuan wisata non-OIC (Organization of Islamic Cooperation atau Organisasi Kerja Sama Islam), dan juga meraih penghargaan sebagai tujuan wisata inklusif tahun ini.

Pada kesempatan kali ini, Paviliun Taiwan juga menyediakan zona Muslim dengan secara khusus mengundang pakar Muslim dari Asosiasi Muslim Tionghoa (The Chinese Muslim Association) untuk memperkenalkan sumber daya pariwisata Muslim Taiwan yang terbaru, menunjukkan bagaimana berwisata dengan nyaman, menyenangkan, bersantap makanan dengan rasa tenang dan aman di Taiwan kepada teman-teman Muslim!   

Delegasi Pariwisata Taiwan kali ini selain mengikuti pameran pariwisata, juga akan mengelar work shop promosi pariwisata Taiwan B2B di The Westin Jakarta Hotel pada tanggal 27 Februari 2023 dan di Shangri-La Surabaya Hotel pada tanggal 28 Februari 2023, diharapkan melalui penjelasan produk dan pertukaran informasi pariwisata kali ini dapat mempererat jalinan kerja sama antara pelaku industri pariwisata Taiwan dan Indonesia, bergandengan tangan untuk memperkenalkan kekayaan sumber daya pariwisata Taiwan pada masyarakat Indonesia.

Mendapatkan informasi wisata Taiwan yang paling baru, paling menarik dan paling istimewa di tahun 2023 ini hanya di Paviliun Taiwan (booth 39 & 40) di ASTINDO Travel Fair! Masih akan mendapatkan hadiah menarik bagi yang membeli produk wisata Taiwan atau mengisi angket! Segera ikuti kesemarakan wisata Taiwan, rasakan daya tarik perkotaan dan keelokan musim bunga di Taiwan. (Kantor Biro Pariwisata Taiwan untuk Kuala Lumpur)

Perusahaan-perusahaan Asal Tiongkok Berhenti Menggunakan 4 Firma Akuntansi Terbesar di Dunia, Analisis: Tak Baik untuk Investor

0

NTD Asia Pasifik

Partai Komunis Tiongkok (PKT) melarang perusahaan-perusahaan milik negara mempekerjakan empat firma akuntansi teratas dunia, termasuk  Deloitte, Ernst & Young (EY), PricewaterhouseCoopers (PwC), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), menurut sumber-sumber yang dikutip oleh media asing Bloomberg pada  22 Februari.   

Partai Komunis Tiongkok juga meminta perusahaan-perusahaan milik negara untuk tidak memperpanjang kontrak mereka ketika masa kontraknya habis. Sumber-sumber mengatakan bahwa langkah ini dimaksudkan untuk melemahkan pengaruh firma-firma auditotr Barat dan meningkatkan industri akuntansi lokal Tiongkok, antara lainnya. Menurut analisis Bloomberg, berita ini bukan pertanda baik bagi para investor internasional.

Reporter Bloomberg melaporkan,  bagi investor internasional, hal ini bisa mengkhawatirkan. Bahkan, dapat mempersulit BUMN Tiongkok untuk menarik modal internasional jika mereka beralih ke akuntansi lokal dari empat perusahaan global besar.

Pembawa berita Bloomberg: “Apa artinya ini bagi investor internasional, dalam hal melihat Partai Komunis Tiongkok mencoba menerapkannya? Seberapa terbukanya Tiongkok terhadap para ahli asing?

Reporter Bloomberg menjawab : “Ini bukan pertanda baik bagi mereka. Anda tahu, dengan upaya Tiongkok yang ingin dimasukkan ke dalam lebih banyak indeks global, dan semua rencana untuk membuka diri secara internasional, hal ini mungkin mengirimkan sinyal yang tidak terlalu bagus. Namun, sekali lagi, ini baru saja dimulai dan kita baru melihat tanda-tanda awal, jadi kita harus menunggu dan melihat dampaknya.” (hui)

Resolusi PBB Mendesak Rusia Segera Menarik Pasukannya dari Ukraina, Tiongkok Abstain

0

oleh Luo Tingting

Pada 23 Februari 2023, Sidang Khusus Darurat ke-11 Majelis Umum PBB tentang Perang Ukraina yang diadakan di Markas Besar PBB di New York City mengeluarkan resolusi bertepatan 1 tahun invasi Rusia ke Ukraina. Resolusi menuntut agar Rusia segera dan tanpa syarat menarik pasukannya. Tetapi Tiongkok dan beberapa negara tidak memberikan suara.

Resolusi tentang invasi Rusia ke Ukraina yang dirancang oleh Ukraina ini telah lolos dengan suara terbanyak pada Sidang Khusus Darurat ke-11 Majelis Umum PBB pada 23 Februari.

Resolusi itu menuntut Rusia untuk segera dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina untuk merealisasikan perdamaian “yang adil dan abadi”, dan menekankan  pertanggungjawaban atas kejahatan perang Rusia.

Resolusi tersebut menandai berlanjutnya isolasi Rusia di panggung dunia setelah satu tahun melancarkan perang di Ukraina.

Total ada 141 negara anggota memberikan suara mendukung, tetapi Rusia, Belarusia, Suriah, Korea Utara, Mali, Nikaragua, dan Eritrea memberikan suara menentang, sedangkan 32 negara lainnya abstain, termasuk Tiongkok dan India.

Resolusi tersebut yang meskipun tidak mengikat secara hukum, tetapi dapat berfungsi sebagai barometer opini dunia. Usai pemungutan suara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa pemungutan suara membuktikan bukan hanya Barat yang mendukung Ukraina. “Dukungan ini jauh lebih luas dari perkiraan, bahkan kami percaya bahwa konsolidasi dan perkuatannya bakal terus terjadi”.

“Pemungutan suara ini membatalkan pernyataan bahwa bagian selatan dunia (negara-negara dunia ketiga) tidak memihak Ukraina, karena banyak negara yang mewakili Amerika Latin, Afrika, Asia hari ini memberikan suara mendukung”, kata Menlu. Dmytro Kuleba.

“Kami bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional dan seluruh komunitas internasional, agar para pelaku maupun mereka yang bertanggung jawab atas perang tidak akan lolos dari jeratan hukum,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dalam pertemuan tersebut.

“Saya tidak dapat memprediksi di muka bahwa ini akan menjadi kasus Vladimir Putin, tetapi jika fakta dan tanggung jawab terbukti, maka akan ada penuntutannya,” tambahnya. 

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan : “Kita tidak boleh membiarkan perang terus berlanjut, kita juga tidak dapat menerima untuk mengadakan peringatan tahun kedua terhadap perang yang konyol itu.”

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengecam keras invasi Rusia ke Ukraina yang merupakan “penghinaan terhadap hati nurani kita semua”.

“Konsekuensi yang mungkin terjadi dari eskalasi konflik adalah bahaya yang jelas dan nyata”, katanya. Kecaman Guterres tersebut mengacu pada “ancaman implisit” Rusia yang menggunakan senjata nuklir dan aktivitas militer secara tidak bertanggung jawab untuk menyerang daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina.

Dai Bing, perwakilan Tiongkok yang tidak memberikan suara dalam pemungutan suara itu mengatakan pada pertemuan tersebut, bahwa Tiongkok mendukung Rusia dan Ukraina untuk segera melanjutkan dialog secepat mungkin, dan membawa isu-isu kepentingan masing-masing ke meja negosiasi. Ia menghimbau : “Masyarakat internasional agar bekerja sama untuk mempromosikan pembicaraan damai.”

Tetapi Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, tidak semestinya menempatkan pihak penyerang dan pihak korban pada pijakan yang sama. Dan tidak dapat meminta Ukraina untuk menanggalkan hak untuk membela diri.

Kepada media ia mengatakan : “Rusia belum mengirimkan sinyal positif apa pun tentang kesediaannya untuk berdamai meskipun dengan upaya yang kecil.”

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengecam resolusi itu sebagai putusan yang “tidak seimbang dan anti-Rusia”. Ia mengatakan : “Barat ingin mengalahkan Rusia dengan segala cara yang dimungkinkan. Mereka selain dapat mengorbankan Ukraina, tetapi juga siap menjerumuskan seluruh dunia ke dalam jurang perang.”

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa ini bukan isu “Barat melawan Rusia”, tetapi perang ilegal ini melibatkan semua orang di dunia. (sin)

“Petugas Ber-APD” Meninggalkan Tiongkok, Membongkar Rahasia Pencegahan Epidemi Brutal dari PKT

0

oleh Ma Shanen

Selama periode lockdown epidemi di Tiongkok, orang yang paling dibenci warga sipil mungkin adalah para “petugas ber-APD” dikenal di Tiongkok dengan istilah Dabai yang dapat bertindak sewenang-wenang dalam mencegah penyebaran epidemi. Mereka dapat memblokir atau menyegel pintu keluar masuk rumah warga serta dapat membatasi kebebasan pribadi kapan saja dengan tanpa terduga. Para “petugas ber-APD” ini telah menjadi mimpi buruk bagi warga sipil di daratan Tiongkok di masa lalu.

Tetapi mereka yang membenci para “petugas ber-APD” mungkin hanya warga sipil, tetapi tidak demikian bagi para pemilik hak istimewa, karena mereka ini justru mendapatkan manfaat yang tidak dapat dinikmati warga sipil lain yang bukan “petugas ber-APD”. Li Changlin, yang sebelumnya bekerja di Kota Hangzhou sebagai petugas ber-APD selama periode epidemi, telah menyaksikan sendiri segala macam fenomena kacau di bawah kendali epidemi gila PKT, dia akhirnya memilih mundur dan meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kehidupan baru di Amerika Serikat.

Kisah Mengenai Karantina : Ada warga yang dekat dengan rumah, ada yang jauh

Pada awal epidemi, pabrik tempat kerja Li Changlin setiap hari membatasi keluar masuknya personel yang membuatnya kurang senang dengan situasi seperti itu. Lalu ia memilih menjadi petugas ber-APD di sebuah hotel di Hangzhou pada bulan Februari 2021 setelah seorang teman memperkenalkannya kepada pihak hotel. Hotel yang dijadikan tempat karantina oleh pemerintah ini terutama untuk menampung para pendatang dari negara-negara Eropa, Australia yang harus menjalani karantina.

Li Changlin mengatakan bahwa personel asing diwajibkan untuk menjalani karantina selama 14 hari dengan biaya per hari adalah RMB. 300,- yang tidak termasuk biaya makanan dan minuman yang dipesan dari luar. Jadi seorang personel yang menjalani karantina sedikitnya harus menghabiskan RMB. 10.000,- selama itu. Padahal Hangzhou hanyalah tempat persinggahan pertama, jika seseorang harus meneruskan perjalanan ke rumah yang di suatu tempat lain, maka ia harus menjalani karantina lagi selama 14 hari dan menghabiskan lagi RMB. 10.000,-

Li Changlin memprotes tirani PKT di depan Konsulat PKT. (foto dari Li Changlin)

Pernah terjadi “insiden Nenek Mao” di Kota Yangzhou. Di mana seorang nenek ditahan karena tidak dikarantina tepat waktu, sehingga ada lebih dari 700 orang yang dianggap berdekatan dengannya dipaksa menjalani karantina. Beberapa orang di antaranya dikarantina di hotel tempat kerja Li Changlin. Dia menemukan bahwa tidak satu pun dari mereka ini yang mengalami demam, dan banyak orang diizinkan pergi setelah membayar biaya karantina. Pemerintah daerah juga tidak lagi mengintervensi setelah mengantongi duit.

Setahu dia, beberapa orang warga pendatang dikarantina selama 45 hari tanpa alasan yang jelas sebelum dibebaskan, tetapi ada juga yang diizinkan pergi setelah menjalani 2 hari karantina.

Itu adalah personel khusus asal Beijing yang kembali dari luar negeri. Tidak lama setelah orang ini masuk ke hotel, seseorang dari luar hotel menelepon dan meminta pihak hotel untuk menyediakan kamar terbaik, perawatan terbaik, makanan tak terbatas, dan tidak boleh menerima pembayaran dari dirinya. Petugas yang bertanggung jawab atas karantina dan keamanan hotel semuanya bersikap hormat, mengangguk dan membungkukkan badan saat bertemu. Setelah dua hari menginap, pria itu bersama keluarganya meninggalkan hotel.

Petugas ber-APD memiliki Kebebasan, Tanpa Hambatan Mau ke Mana Saja 

Pemerintah Tiongkok menerapkan pencegahan epidemi ekstrem selama epidemi, menciptakan kode kesehatan dan kode perjalanan untuk mengontrol pergerakan warga sipil. Banyak orang mengira bahwa itu untuk kepentingan pencegahan epidemi. Namun, para petugas ber-APD yang sesungguhnya memiliki kontak dekat dengan orang yang dikarantina, yang paling berisiko menularkan virus partai komunis Tiongkok (COVID-19), justru dibebaskan dari pembatasan ini, mereka dapat berkeliaran dengan bebas tanpa pakai kode kesehatan maupun kode perjalanan.

Li Changlin mengatakan bahwa para petugas ber-APD ini sudah diberitahu sejak hari pertama mereka bekerja, bahwa informasi identitas mereka telah dimasukkan ke dalam catatan tak resmi pada sistem keamanan publik. Jadi tidak peduli berapa banyak mereka berkontak dekat dengan orang yang “berkode merah”, juga tidak peduli apa pun keadaan orang yang mereka hubungi, kode perjalanan dan kode kesehatan mereka akan selalu berwarna hijau.

Li Changlin percaya bahwa apa yang disebut kode kesehatan dan kode perjalanan ini hanyalah alat untuk menggaet uang dan untuk mengendalikan kebebasan orang yang sama sekali tidak berfungsi terhadap pencegahan epidemi.

“Kami bisa berjalan ke mana saja. Sejujurnya, tidak seorang pun dari kami yang peduli dengan masalah kode diri kami”. Dia mengatakan bahwa setiap hari para petugas ber-APD memasuki hotel melalui pintu samping yang tersembunyi. “Di Tiongkok, hal-hal seperti ini tidak dapat dilakukan terang-terangan”.

Meskipun hotel dijaga oleh keamanan resmi, tetapi target “penegakan hukum” cuma orang-orang yang wajib dikarantina. Jika orang-orang ini menolak, maka beberapa petugas keamanan resmi akan datang menghampiri dan mendorong mereka masuk ke dalam kamar, lalu membuat tuntutan wajib dengan cara menggertak.

Li Changlin percaya pada ajaran agama Buddha dan tidak terbiasa dengan berbohong dan menipu, tetapi beberapa temannya justru menikmatinya, aji mumpung gajinya tinggi, nyaris tidak perlu bekerja keras, dan berwibawa. Setiap bulan bisa mengantongi uang lebih dari RMB. 10.000,-. 

Li Changlin yang tidak ingin meneruskan pekerjaan ini, beberapa bulan kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai petugas ber-APD setelah kebetulan menemukan peluang untuk bekerja di luar negeri.

Mengapa Melarikan Diri dari Tiongkok

Untuk meninggalkan Tiongkok, Li Changlin mengalami banyak kesulitan. Dia pernah dipenjara oleh Kantor Imigrasi Meksiko. Juga diintimidasi oleh orang dari kelompok “little pink” yang merupakan antek PKT akibat mengungkap kejahatan PKT. Li Changlin percaya bahwa di bawah kekuasaan PKT dirinya tidak tersesat, dan masih memiliki pikiran yang waras untuk tidak mau berkolusi dengan yang jahat. Hal mana terkait dengan keyakinan kakek neneknya yang beragama Buddha.

Saat bekerja di Singapura, Li Changlin yang sudah bisa secara bebas melihat informasi nyata dari Internet, dan mengalami sendiri model pencegahan epidemi di Singapura. Ia merasakan bahwa kebijakan pencegahan epidemi PKT sungguh kejam.

Ada pun alasannya dia melarikan diri dari Tiongkok juga terkait dengan pengalaman seorang temannya.

Teman yang dulunya bekerja di rumah sakit jiwa ini menemukan bahwa tak peduli pasien yang dikirim ke rumah sakit jiwa itu adalah orang normal atau tidak, ia akan dipaksa untuk menerima suntikan dan dipaksa minum obat saat masuk ke rumah sakit jiwa. Banyak orang normal ditahan di rumah sakit jiwa, dan sering dipukuli dan dianiaya. Malahan teman ini melihat dengan mata kepala sendiri, dokter rumah sakit jiwa memaksa orang untuk makan kotoran. Karena dia tidak tahan dengan kutukan hati nuraninya, sehingga berhenti dari pekerjaan itu.

“Meskipun Anda adalah orang normal, tapi jika di dalam (rumah sakit jiwa), Anda pasti bisa menjadi gila”. Li Changlin mengatakan : “Saya benar-benar merasakan bahwa rakyat tidak mungkin bisa hidup enak selama Partai Komunis Tiongkok masih ada.”

Dia menghimbau kepada orang Tionghoa yang tinggal di luar negeri : “Ketika Anda telah memperoleh kebebasan dan menikmati kehangatan sinar matahari, dan saat Anda melihat orang-orang yang masih tertutup oleh bayangan, kiranya Anda harus memanggil mereka untuk keluar dari bayangan agar mereka juga dapat merasakan kehangatan sinar matahari.” (sin)

ChatGPT Diluncurkan! Distopia “Artificial Intelligence” Tidaklah Terlalu Jauh, Sekarang Sudah Ada di Depan Mata

0

Dr. Xiaoxu Sean Lin dan Jacky Guan

Pada November 2022, peluncuran program chatting online dengan “Artificial Intelligence” (AI) bernama ChatGPT mengejutkan dunia. Program ini sangat “pintar” sehingga memberikan respons yang mirip dengan manusia dan tampaknya hanya memiliki sedikit kekurangan dibandingkan dengan versi sebelumnya. Manusia tak hanya memperlakukannya sebagai teman percakapan, tetapi mereka juga mulai menggunakan teknologi AI ini untuk berbagai tugas, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah, membuat gambar yang menakjubkan, menulis puisi, dan lain-lain.

Menggunakan ChatGPT seperti mengakses otak superkomputer, membuat teknologi ini menarik dan mengasyikkan, tetapi juga sedikit mengerikan dan mengancam. Pada  2014, Elon Musk memperingatkan bahwa dengan AI, “kita sedang memanggil setan,” tetapi ancaman ini hanya bisa menjadi nyata ketika AI seperti ChatGPT dapat menghasilkan respons terhadap pertanyaan yang tak dapat dibedakan dengan cara manusia merespons. Teknologi ini sangat kuat sehingga sekarang ada kekhawatiran yang meluas bahwa lanskap sejumlah besar industri akan diubah dengan kemajuan ini, termasuk akademisi dan perawatan kesehatan.

Pekerjaan yang biasanya membutuhkan sentuhan manusia, seperti di bidang jurnalisme dan industri jasa, akan tergantikan dan terotomatisasi. Kita telah lama berpikir bahwa seni bahasa berada di puncak kearifan manusia, namun AI mengetuk pintu di depan mata. AI menantang segala keunikan kita dan mengganggu kehidupan kita.

AI Sekarang Sangat Canggih dan Berkemampuan Tinggi

ChatGPT pada dasarnya dapat mengobrol tentang apa pun yang Anda inginkan. Mulai dari menganalisis kode untuk Anda hingga menulis esai dan puisi yang lengkap, program online gratis ini mendeskripsikan dirinya sebagai program komputer yang dirancang untuk “memahami dan merespons input bahasa alami,” seperti percakapan teks.

ChatGPT adalah singkatan dari Chat Generative Pre-trained Transformer. Program ini didasarkan pada seperangkat teknologi yang dikembangkan dan digunakan dalam program yang menghasilkan respons yang ramah pengguna. AI adalah sesuatu yang perlu diajari cara berpikir dan merespons dengan menggunakan teknologi yang berfungsi seperti jaringan saraf. Proses ini melibatkan pemberian informasi kepada AI yang berlimpah sebelum AI dapat memprosesnya, beradaptasi, belajar, berkreasi, dan menjadi cerdas.

ChatGPT menggunakan GPT edisi terbaru dan mampu menghasilkan sejumlah besar teks yang mirip dengan manusia berdasarkan input minimal. Ia sudah memproses data dalam jumlah  tak terbayangkan yang memungkinkannya untuk mempelajari apa yang harus dikembalikan kepada pengguna ketika ditanyai sebuah pertanyaan. Sebagai contoh, jika Anda meminta ChatGPT untuk menuliskan sebuah puisi untuk Anda, maka akan menghasilkan sesuatu seperti ini:

“Di bawah langit berbintang yang begitu cerah,

Dengan angin sepoi-sepoi dan cahaya perak,

Aku berdiri dan menatap malam,

Dan membiarkan pikiran saya terbang.

Bulan dan bintang-bintang di atasku bersinar,

Membimbing saya melalui kegelapan ilahi,

Mengingatkan saya akan cinta dan waktu,

Dan semua keindahan yang menjadi milikku.

Dunia ini sangat luas, namun kecil dan megah,

Sebuah misteri yang menunggu untuk ditelusuri,

Dengan rahasia yang tersembunyi di pasir,

Dan cerita yang menunggu untuk dikemas.

Jadi biarkan aku berdiri di bawah bintang-bintang,

Dan biarkan jiwa dan semangatku melambung tinggi,

Karena dalam keindahan ini, bebas dari jeruji,

Aku menemukan hatiku selamanya.”

Bukankah puisi ini sangat mengesankan? Dengan volume data berlimpah yang diberikan kepada ChatGPT, aplikasi ini dapat mengolah puisi kita, menganalisanya, dan menghasilkan puisi baru dalam hitungan detik. Dan hasilnya bisa berbeda setiap kali, meskipun Anda menulis perintah yang sama untuk itu.

ChatGPT juga dapat melakukan hal serupa dengan esai, seluruh potongan kode, dan banyak lagi. Aplikasi ini dapat melakukan percakapan santai dengan Anda dan tahu bagaimana menyesuaikan jargonnya untuk menjelaskan komputasi kuantum dengan cara yang dapat dimengerti oleh siswa kelas tujuh.

Dapat dimengerti mengapa banyak orang langsung tertarik pada program ini, karena tampaknya dapat menyelesaikan banyak masalah dan menawarkan jalan pintas secara signifikan demi menyelesaikan tugas. Obrolan ini gratis dan bekerja dengan sangat baik; apa yang salah dengan teknologi ini, kecuali menjadi mimpi buruk bagi para pendidik?

ChatGPT Tak Bisa Dimintai Pertanggungjawaban atas Pekerjaannya

Baru-baru ini, para ilmuwan menguji keterbatasan ChatGPT dan memerintahkannya untuk menulis komponen artikel penelitian yang kemudian diterbitkan dalam jurnal ilmiah terkemuka seperti Nature. Setelah berita tersebut tersiar bahwa AI dapat menulis makalah penelitian, hal ini menjadi pusat perdebatan sengit yang masih mengguncang komunitas hingga saat ini.

Argumen pro-AI melihat teknologi seperti ChatGPT sebagai langkah selanjutnya dalam kemajuan manusia. Teknologi ini akan menjadikan ilmu pengetahuan lebih efisien, mengurangi tenaga kerja manusia, dan membuat hidup lebih mudah.

Sisi lain dari argumen ini adalah bahwa tidak ada cara untuk meminta pertanggungjawaban kecerdasan buatan atas pekerjaannya. Jika program mencapai kesimpulan yang salah atau algoritmanya tidak cukup matang, bagaimana program dapat bertanggung jawab untuk itu?

Masalah akuntabilitas bukan hanya tentang ketika terjadi kesalahan. Penggunaan teks yang dihasilkan oleh AI tanpa kutipan yang tepat “dapat dianggap sebagai plagiarisme,” kata Holden Thorp, pemimpin redaksi jurnal Science. Oleh karena itu, beberapa artikel telah diterbitkan dengan ChatGPT terdaftar sebagai salah satu penulisnya, sementara para penerbit mempercepat dorongan untuk regulasi.

Faktanya, setelah makalah diterbitkan di Nature dengan ChatGPT sebagai salah satu penulis, pemimpin redaksi untuk Nature dan Science menyimpulkan bahwa “ChatGPT tidak memenuhi standar kepenulisan” karena judul seperti itu membawa tanggung jawab dan beban tanggung jawab, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh AI.

Namun, masalah inti di balik perselisihan kepenulisan ini adalah bahwa editor jurnal tidak lagi yakin tentang seberapa besar atau sejauh mana artikel tersebut dihasilkan oleh ChatGPT. Eksperimen ilmiah kemungkinan masih membutuhkan penelitian yang dilakukan oleh manusia. Tetapi penulis artikel ulasan yang mengaitkan ChatGPT kemungkinan besar melakukannya karena memainkan peran penting dalam proses penulisan.

Beberapa peneliti biomedis telah menggunakan ChatGPT untuk melakukan penelitian pengembangan obat dan  mampu mengidentifikasi bahan kimia obat potensial yang terlewatkan di masa lalu. Dengan bantuan AI, era baru kemajuan eksplosif di bidang biomedis pasti akan segera tiba.

Namun, bagaimana para peneliti akan tahu kapan data AI menjadi menyesatkan? Akankah ada yang berani menantang algoritma di balik data ini? Ini bukan satu-satunya pertanyaan yang kita hadapi saat ini, karena AI tampaknya juga akan mengambil alih perawatan kesehatan, baik sebagai robot atau melalui aplikasi.

Artificial Intelligence Seharusnya Tak Menggantikan Tenaga Kesehatan

Beberapa klinik sudah menjajaki penggunaan ChatGPT untuk melakukan konsultasi dengan pasien. Klinik kesehatan mental bahkan mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik ketika mereka mengadopsi ChatGPT untuk mengambil alih konsultasi dengan pasien mereka, bahkan banyak pasien yang tidak menyadari bahwa mereka sedang berbicara dengan robot.

AI dapat menjadi perawat atau asisten dokter berikutnya yang membantu Anda pulih setelah kecelakaan, atau yang melakukan sayatan penting pada operasi Anda berikutnya. Masa depan perawatan kesehatan dapat berubah dengan cepat, karena manusia bahkan mungkin tak perlu pergi ke kantor dokter sama sekali dengan kombinasi AI dan telemedicine. Anda hanya perlu membuka aplikasi di ponsel Anda dan berbicara dengan chatbot, memberitahukan gejala yang Anda alami, dan chatbot akan membuatkan resep untuk Anda. Namun, ada tingkat kepercayaan yang dikembangkan selama interaksi tatap muka yang hilang dari model AI ini.

Robot AI yang menggunakan GPT juga dapat digunakan untuk merawat pasien berisiko tinggi seperti mereka yang memiliki gangguan mental atau direhabilitasi dengan menggantikan dokter saat memantau pasien dan memberikan perawatan, melakukan pemeriksaan, mengevaluasi risiko, dan mengambil tindakan jika diperlukan. Namun, pertanyaan akuntabilitas yang sama muncul ketika kita mengimplementasikan AI ke dalam bidang medis.

Di sini, pertanyaan akuntabilitasnya lebih mengkhawatirkan, karena siapa yang akan bertanggung jawab ketika pasien mengalami komplikasi akibat salah obat atau salah dosis? Anda tidak bisa menyalahkan dokter karena dia hanya mengikuti AI. Anda tidak bisa menyalahkan AI karena ini adalah sebuah program. Pada akhirnya, siapa yang akan bertanggung jawab?

Agar orang-orang merasa aman di sekitar AI, aturan pertanggungjawaban yang ketat perlu diberlakukan untuk membatasi kebebasan yang dimiliki oleh benda-benda ini. Namun, jika program-program ini ingin berkembang, mereka harus memiliki lebih banyak kebebasan untuk beroperasi dan belajar. Meskipun hal ini tampak seperti sebuah masalah yang sulit untuk dipecahkan, namun isu intinya adalah apakah manusia harus membiarkan AI dan robot mengurus mereka.

Dengan kemampuan AI yang meningkat secara pesat, mengapa sekolah kedokteran masih melatih para siswanya, dan untuk apa? Di masa depan, jika AI kehilangan listrik atau mengalami kegagalan fungsi, apakah dokter berlisensi masih tahu cara merawat pasien tanpa bantuan AI? Seberapa besar ketergantungan kita pada AI?

Manusia Sedang Melaju Menuju Persimpangan Jalan

AI memiliki banyak potensi dan pasti akan menjadi bagian dari masa depan kita. Namun, memungkinkan AI untuk memainkan peran yang lebih signifikan dalam dunia kedokteran dan perawatan kesehatan akan memberinya lebih banyak kekuatan untuk memengaruhi pemahaman kita tentang kesehatan dan kesejahteraan. Bahkan, AI dapat mengubah tubuh manusia.

Jika AI ada di mana-mana, apakah ini akan membuat manusia semakin bodoh dan mengurangi kemampuan kita dalam segala aspek? Seiring berjalannya waktu, anak-anak mungkin akan berbicara dengan tablet chatbot mereka alih-alih dengan orangtua mereka, orang-orang mungkin akan lupa cara meringankan gejala-gejala penyakit yang umum terjadi, seperti pilek, dan tugas-tugas dasar seperti menulis esai akan menjadi sesuatu yang sudah berlalu. Hal ini pasti akan melemahkan manusia dan mempengaruhi perkembangan kita. Ketika teknologi menjadi begitu pesat sehingga kita dapat memerintahkan robot dengan pikiran kita, mungkinkah suatu hari nanti kita akan berubah menjadi alien dengan anggota tubuh yang ramping dan kepala yang membesar?

Ketika AI mulai meniru pemikiran manusia dan menyajikan bahasa yang mirip dengan manusia, kita mulai melihat realitas otak manusia yang terbuka: Mereka pada dasarnya adalah mesin yang memproses informasi. Ketika komputer mengumpulkan cukup banyak data, mereka dapat menggunakan algoritma yang canggih untuk menghasilkan pemikiran dan respons yang mirip dengan manusia. Semakin banyak orang menggunakannya, semakin banyak AI ChatGPT yang dilatih untuk menjadi lebih mirip manusia, bahkan mungkin pada akhirnya menjadi lebih bijaksana daripada manusia.

Jadi, apa yang membuat kita sebagai manusia menjadi unik?

Kita telah menyaksikan superkomputer mengalahkan juara manusia dalam permainan catur dan Go.

Sekarang, AI telah tiba di bidang yang benar-benar dibanggakan oleh manusia-bidang yang berkisar pada kreasi, emosi, interaksi manusia, ekspresi artistik, dan sebagainya.

Ini adalah saat yang kritis ketika manusia perlu berpikir lebih dalam tentang dari mana kebijaksanaan kita berasal. Apakah inspirasi kita hanya lahir dari akumulasi data yang sangat banyak? AI dan komputer mendapatkan data mereka dari input manusia atau dengan cara menelusuri kedalaman lautan data. Apakah kita juga mendapatkan ide “orisinil” dengan cara ini? Mengapa orang mendapatkan inspirasi dan ide kreatif yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan pengalaman dan pengetahuan mereka sebelumnya?

Ancaman AI dan superkomputer bukan hanya tentang kehilangan lebih banyak pekerjaan. Ancaman ini juga lebih dari sekadar mengurangi kemampuan berpikir manusia. Ancaman mendasar dari teknologi AI yang tidak terkendali adalah terputusnya hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Melalui kemajuan teknologi, manusia menciptakan Tuhan-Tuhan digital untuk disembah. Menggunakan AI atau robot untuk meningkatkan kehidupan mungkin merupakan sisi manis dari obat ini, tetapi menggunakan AI untuk menggantikan pemikiran manusia adalah sisi gelapnya.

Masalah yang mendesak di sini adalah bagaimana menjaga spiritualitas manusiawi kita. Bagaimana kita menjaga hubungan kita dengan yang Ilahi? Manusia bukan hanya sekedar daging dan tulang, seperti halnya mesin yang hanya terdiri dari komponen mekanik.

Perkembangan teknologi AI seperti ChatGPT adalah titik kritis untuk masalah yang telah lama kita hadapi-koneksi dengan Sang Pencipta dan makna sebenarnya dari kehidupan manusia saat kita menggantikan koneksi tersebut. Kita dihadapkan pada sebuah pilihan: Apakah kita akan terus terjerumus ke dalam jurang teknologi yang tak berdasar ini, atau haruskah kita kembali ke cara tradisional di mana manusia mempertahankan hubungan mereka dengan yang Ilahi?

Berikut ini adalah beberapa materi untuk dipikirkan : “Mengapa Ada Umat Manusia” oleh Master Li Hongzhi.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times

Xiaoxu Sean Lin adalah asisten profesor di Departemen Ilmu Biomedis di Feitian College – Middletown NY. Dr. Lin juga sering menjadi analis dan komentator untuk Epoch Media Group, VOA, dan RFA. Dr. Lin adalah seorang veteran yang bertugas sebagai ahli mikrobiologi Angkatan Darat AS. Dr. Lin juga merupakan anggota Committee of Present Danger: China.

Jacky Guan adalah seorang penulis kesehatan yang berbasis di New York