Home Blog Page 442

6 Profesor di Universitas Top Tiongkok Meninggal Dunia dalam 2 Minggu

0

Jessica Mao dan Olivia Li

Universitas Renmin Tiongkok, telah merilis berita kematian beberapa ahli dan akademisi dari pertengahan hingga akhir Desember, yang semuanya adalah anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Sebagai salah satu universitas top Tiongkok di Beijing, Renmin University dikenal karena kekuatannya di bidang ilmu politik, hubungan internasional, hukum, dan ekonomi.

Dari 16 Desember hingga 28 Desember, enam pensiunan profesor Universitas Renmin meninggal dunia, termasuk dua sarjana Marxis, dua profesor Hukum, seorang profesor Jurnalisme, dan seorang profesor Manajemen Sumber Daya Informasi.

Hampir semua dari mereka dipuji sebagai “Anggota Partai Komunis yang Luar Biasa” dalam obituari masing-masing, terutama dua scholar Marxis Hu Jun dan Xu Zhengfan.

Artikel memorial Hu muncul di media corong komunis Tiongkok, Beijing Youth Daily.

Dalam artikel tersebut, Hu dikatakan sebagai “anggota PKT yang luar biasa, ekonom dan pendidik Marxis yang luar biasa … salah satu pendiri utama ekonomi politik Marxis PKT,” dan bahwa ia “selalu dengan tegas menganut posisi, sudut pandang, dan metode Marxis.”

Dia meninggal dunia pada 20 Desember pada usia 94 tahun, tanpa ada penyebab kematian yang tercantum.

Xu Zhengfan, seorang Profesor Kehormatan Kelas Satu di Universitas Renmin, meninggal pada 28 Desember di Beijing pada usia 95 tahun.

Universitas mengumumkan kematiannya dua hari kemudian, memujinya sebagai “anggota PKT yang luar biasa, ahli teori Marxis dan pendidik teoretis, [dan] salah satu pendiri utama teori Marxis untuk PKT.”

Sejak tahun 1950-an, Xu sering menerbitkan artikel teoritis tentang apa yang disebut “revolusi dan konstruksi sosialis” di banyak media corong Partai dan menerbitkan beberapa buku tentang Marxisme.

Hubungan Universitas Renmin dengan PKT

Pada bulan Mei 2022, Universitas Renmin dan dua universitas top Tiongkok lainnya menarik diri dari pemeringkatan universitas internasional, mengatakan bahwa mereka tidak akan lagi memberikan data untuk Peringkat Universitas Dunia Times Higher Education (THE) dan Peringkat Universitas Dunia QS.

Pada saat itu, komentator urusan saat ini Qin Peng juga mengatakan kepada media saudara The Epoch Times, NTD bahwa Universitas Renmin unik karena merupakan universitas formal pertama yang didirikan oleh PKT.

“Ini adalah sekolah partai PKT yang didedikasikan untuk kaum muda. Marxisme-Leninisme adalah salah satu mata kuliah utama yang diajarkan di Universitas Renmin,” kata Qin.

Universitas Renmin berarti “universitas rakyat.” Asal-usulnya berasal dari Sekolah Umum Shanbei, yang didirikan pada tahun 1937 oleh PKT untuk “membesarkan ratusan ribu kawan revolusioner.”

Setelah PKT merebut kekuasaan, beberapa institusi digabungkan untuk membentuk Universitas Renmin Tiongkok pada tahun 1950.

Universitas ini sangat berpengaruh pada tahun-tahun awal Tiongkok. Bahkan, lulusannya termasuk mantan pemimpin Tiongkok Jiang Zemin dan pemimpin saat ini Xi Jinping. Keduanya lulus dari Universitas Renmin dengan gelar di bidang teknik mesin.

Target Pandemi

Seperti norma untuk semua kematian profil tinggi baru-baru ini, berita kematian tidak merinci apa yang menyebabkan kematian mereka, karena rezim Tiongkok tidak ingin publik memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui berapa banyak kematian COVID-19 yang mungkin terjadi di negara itu, terutama di Beijing, di mana situasi pandemi sangat parah.

Pada  Maret 2020, selama tahap awal pandemi COVID-19, pendiri Falun Gong Master Li Hongzhi memberikan petunjuk dalam sebuah artikel berjudul ” Rasional,” Sesungguhnya wabah itu sendiri justru datang ditujukan pada hati – moralitas manusia yang telah rusak – karma yang telah membesar.”

Master Li secara khusus menunjukkan bahwa pandemi memiliki target yang jelas.

“Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT,” petunjuk Li Hongzhi.

Dalam artikelnya, Master Li juga memberikan petunjuk, “Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, “diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah”, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab.” (asr)

Antara Nyata dan Legenda Mengungkap Misteri Sinterklas

0

Fu Yao

Sinterklas atau Santa Claus yang terkait dengan agama Nasrani bersama Dewa Usia dalam budaya Timur adalah tokoh legenda yang disukai masyarakat. 

Berbeda dengan Dewa Usia dalam budaya Timur yang hanya tersimpan dalam legenda, bedanya ialah setiap tahun dalam perayaan Natal, di semua tempat di seluruh dunia jutaan Sinterklas akan muncul di kehidupan nyata dan merayakan Natal bersama semua masyarakat. 

Apakah Sinterklas benar-benar ada? Terlepas apakah Sinterklas diperankan oleh manusia tetapi bagaimana pun dalam semalam ia telah secara ajaib mewujudkan impian setiap anak-anak, yang menerima hadiah yang telah dinanti-nantikan siang dan malam. Kehidupan setiap keluarga Nasrani tidak bisa terlepas dari sosok dewa tua yang berwajah belas kasih, dan begitu polos itu.

Menurut legenda Sinterklas dikisahkan sebagai seorang tua misterius berjenggot putih, mengenakan jaket merah dan topi merah, memanggul sebuah kantung besar berisi hadiah, ia pada setiap malam Natal akan membagikan hadiah ke rumah-rumah, maka itu disebut “Sinterklas”. 

Dikisahkan, Sinterklas akan mengendarai kereta salju yang ditarik 9 ekor rusa kutub terbang di angkasa, dipimpin oleh rusa bernama Rudolph, yang mempunyai hidung merah yang bisa menyala. Mereka mendatangi cerobong asap di setiap rumah, membagikan hadiah bagi anak-anak dengan memasukkannya ke dalam kaos kaki yang digantung di tempat tidur, atau meletakkannya di bawah pohon natal di samping tungku api. Sisa waktu dalam setahun dipergunakan oleh Sinterklas untuk menyiapkan hadiah dan mengawasi perilaku anak-anak tersebut.

Hari Natal adalah hari perayaan kelahiran Yesus Kristus. Dalam bahasa Inggris kata “Christmas” terbentuk dari dua bagian, yaitu “Christ” yang berarti Kristus, kata “Mas” berasal dari bahasa Latin kerajaan Romawi, yang memiliki makna “utusan”. Jika keduanya digabungkan memiliki makna “ketika Kristus diutus Tuhan untuk datang”, yaitu di saat Kristus turun ke dunia manusia, yaitu “Hari Natal”.

Padahal “Sinterklas” yang kini telah menjadi simbol hari Natal bukanlah tokoh di dalam “Alkitab”. Pada 354 Masehi, Gereja menetapkan 25 Desember, yakni hari tibanya musim dingin menurut penanggalan Romawi sebagai Hari Natal. 

Dalam “Alkitab” agama Kristen, sebenarnya tidak disebutkan secara pasti tanggal kelahiran Kristus. Selama tiga abad pertama sejak berdirinya agama Kristen, juga tidak ada tradisi merayakan Hari Natal. Sinterklas adalah tokoh antara nyata dan khayal yang mengaitkan kelahiran Kristus yang sakral dengan kehidupan sekuler.

Tokoh Yang benar-benar Ada Dalam Sejarah

“Santa Claus” adalah sebutan yang paling dikenal luas untuk Sinterklas di Amerika Serikat. Wujud asli Sinterklas ini adalah seorang Kristen suci dari Eropa yang bernama St. Nicholas, yang merupakan seorang uskup penuh kasih yang suka berbagi yang hidup pada abad ke-4 di Anatolia. 

Nicholas dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Patara di pesisir barat daya Turki pada abad ke-3 Masehi, ia berasal dari keluarga Kristen yang sangat kaya. Nicholas memanfaatkan harta warisan kedua orang tuanya untuk membantu fakir miskin di kotanya.

Dikabarkan, waktu itu ada satu keluarga miskin, yang memiliki tiga orang putri, ayah mereka tak punya uang untuk menikahkan ketiga putrinya, sehingga putrinya tidak bisa menikah. Mendengar berita itu, Nicholas menjatuhkan koin mas melalui cerobong asap keluarga tersebut, dan koin mas itu masuk tepat ke dalam kaus kaki yang sedang digantungkan di tungku api, inilah asal muasal cerita Sinterklas memanjat atap rumah, dan mengantarkan hadiah lewat cerobong asap, sehingga anak-anak pun menggantungkan kaos kaki mereka di dekat tungku api.

Setelah meninggal dunia ia diberi gelar Santa, dan hari wafatnya Nicholas ditetapkan sebagai Hari Santa Nicholas (St. Nicholas Day). Umat Kristen di Belanda mulai mengikuti jejaknya pada setiap peringatan hari wafatnya St. Nicholas, dengan diam-diam memberikan hadiah bagi orang yang membutuhkan. 

Santa Claus dalam bahasa Belanda adalah Sinterklaas, lambat laun berubah menjadi bahasa Inggris yang dikenal umum yakni Santa Claus. Biasanya orang tua akan memberitahu anak-anak bahwa hadiah yang diperoleh di Hari Natal itu adalah berkat pemberian dari Sinterklas.

Sinterklas di Eropa pada dasarnya berasal dari Nicholas, tapi masing-masing negara memiliki ciri khasnya tersendiri. Seiring dengan penyebaran agama Kristen di seluruh Eropa, karena adanya pemujaan terhadap pohon tua pada agama primitif Nordik, maka muncullah tradisi pohon Natal. Dan, pada era 1930-an, perusahaan Coca Cola membantu Sinterklas merampungkan wujudnya yang terakhir.

Pada 1930, perusahaan Coca Cola meminta desainer Swedia, untuk melukiskan sosok Sinterklas yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, dengan diilhami oleh tokoh Père Noel dari Prancis yang menyerupai Sinterklas. Sosok yang selalu tersenyum itu, terutama jaket katun yang dikenakannya selalu berwarna merah Coca Cola.

Hari Natal menjadi semacam festival nasional bagi banyak negara. Sinterklas telah menjadi simbol budaya yang paling disenangi pada perayaan Natal, merupakan sosok klasik yang diketahui semua orang di seluruh dunia. Setiap tahun menjelang perayaan Natal, selalu ada anak-anak (yang percaya Sinterklas itu nyata) yang mengirim surat kepada Sinterklas, isinya hendak memberitahu Sinterklas hadiah yang mereka inginkan untuk Natal berikutnya, agar anak-anak itu tidak kecewa, kantor pos di sejumlah negara bahkan ada orang khusus membalas surat-surat tersebut.

Perselisihan Kebangsaan Sinterklas

Anak-anak ingin mengetahui dimana tempat tinggal Sinterklas? Jawaban pada umumnya adalah tinggal di Kutub Utara.

Walaupun sebutan Sinterklas ini berasal dari legenda, tapi setiap Sinterklas di dunia ini adalah orang yang nyata, mereka memiliki kebangsaan, punya kampung halaman, bahkan memiliki kantor dan kotak pos. Di Provinsi Lapland di sebelah utara Finlandia terdapat sebuah Desa Sinterklas yang disebut sebagai kampung halaman Sinterklas, “Sinterklas” disana yang resmi terdaftar, serta melalui pelatihan dan audit ketat dan juga mengantungi izin, saat ini hanya ada 50 orang di seluruh dunia. Desa Sinterklas terletak di Rovaniemi, Lapland Finlandia, di dalam Lingkaran Arktik. Sinterklas memiliki alamat kantor khusus dan kotak suratnya sendiri: Santa’s Post Office FIN-96930 Arctic Circle, Finlandia.

Dikabarkan Sinterklas dari semua negara seluruh dunia setiap tahun akan mengadakan “Kongres Sinterklas Dunia” (World Santa Claus Congress). Setiap tahun di musim dingin, adalah masa yang paling sibuk bagi para Sinterklas seluruh dunia. Sinterklas di Finlandia-lah yang paling sibuk. Finlandia mempunyai banyak danau, hutan, rusa kutub yang lucu, serta tenang dan damai ibarat Firdaus. Lagu “Jingle Bells” yang dikenal luas adalah menceritakan kondisi disini.

Sejak 1950, kian lama kian banyak orang mengunjungi Sinterklas yang menetap di Desa Sinterklas Finlandia. Kemudian, Sinterklas juga mendirikan kantor, setiap hari datang ke kantor untuk mendengarkan harapan anak-anak serta berkomunikasi dengan mereka. Desa Sinterklas adalah kantor pos utama bagi Sinterklas, yang menerima surat-surat yang dikirimkan anak-anak seluruh dunia untuk Sinterklas.

Pada Kongres Sinterklas Dunia ke-40, kawasan Greenland di Denmark juga telah ditetapkan sebagai Desa Sinterklas. Menariknya adalah, PM Kanada yakni Justin Trudeau pernah menyatakan, bahwa Sinterklas adalah warga negara Kanada. 

Menurut informasi, kantor pos Kanada setiap tahun membalas jutaan surat dari anak-anak seluruh dunia untuk Sinterklas, alamat yang dituju adalah Sinterklas dengan kode pos Kanada. Namun banyak warga Kanada bersikukuh menilai “Sinterklas” adalah warga dunia.

Sinterklas Dapat Dilacak

Terhadap jejak Sinterklas, Angkatan Udara AS dan Kanada bahkan bisa menyajikan posisinya dengan tepat.

Selama lebih dari setengah abad, sistem pelacakan militer canggih yang dimiliki oleh Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) bersama pendahulunya yakni Komando Pertahanan Udara Dataran Amerika Utara melacak jejak Sinterklas sehari sebelum Hari Natal.

Pada 1955, sebuah perusahaan di Colorado AS telah membuat sebuah iklan di surat kabar, yang mendorong anak-anak agar menelepon Sinterklas melalui sebuah nomor khusus. Tetapi iklan tersebut ternyata mencantumkan nomor telepon yang keliru akibat salah cetak, telepon yang seharusnya ditujukan kepada “Sinterklas” semuanya telah ditujukan kepada nomor hotline Komando Pertahanan Udara Dataran Amerika Utara.

Kolonel Harry Shoup adalah orang yang menerima telepon pertama pada malam Natal itu, seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun mengatakan harapan Natalnya. Maka sang Kolonel memerintahkan semua staf yang bekerja agar memberikan posisi Sinterklas di saat itu kepada anak-anak yang menelepon. Tradisi ini pun berlangsung hingga saat ini. Pusat komando dengan dibantu para relawan, pada setiap malam Natal melaporkan posisi terbaru Sinterklas kepada anak-anak dan media massa arus utama yang menelepon masuk.

Pada 1997, pihak militer Kanada telah membuat situs pelacakan Sinterklas di internet (NORAD Tracks Santa).

Apakah Sinterklas benar-benar ada mungkin adalah pertanyaan yang senantiasa berkecamuk di benak banyak anak-anak.

Sejak September 1897, seorang anak perempuan bernama Virginia O’Hanlon yang waktu itu berusia 8 tahun dan tinggal di sisi barat Uptown Manhattan, New York, menulis surat ke surat kabar The Sun, menanyakan apakah Sinterklas itu benar-benar ada.

Sungguh Adakah Sinterklas?

Artikel editorial berjudul “Is There a Santa Claus?” yang ditulis oleh sang editor surat kabar The Sun yakni Francis Pharcellus Church pada 21 September 1897. Artikel pendek itu pun menjadi kisah di Hari Natal klasik di kalangan warga AS dan Kanada karena kata-kata di dalamnya “Yes, Virginia, there is a Santa Claus”. Seabad setelah itu, kisah Virginia diangkat dalam banyak film dan operas, bahkan ada beasiswa yang diberi nama “Virginia O’Hanlon”. Dan editorial berjudul “Is There a Santa Claus?”, hingga kini masih memegang rekor editorial koran berbahasa Inggris yang paling banyak dicetak ulang dalam sejarah.

 “Virginia, teman-temanmu keliru. Mereka telah terpengaruh oleh pemikiran meragukan di masa modern ini yang penuh kecurigaan ini. Mereka tidak percaya bila tidak melihat. Mereka merasa hal yang tidak terpikirkan di dalam otak kecil mereka, semuanya adalah tidak ada. Semua otak, Virginia, baik orang dewasa maupun anak-anak, adalah sangat kecil. Di tengah alam semesta kita yang maha luas ini, manusia tidak lebih dari seekor ulat kecil, dibandingkan dunia sekitar kita yang tak berbatas, kebijaksaan yang menguasai seluruh kebenaran dan pengetahuan, kecerdasan kita ibaratnya hanyalah seekor semut. Sungguh, Virginia, Sinterklas benar ada. Dia seperti cinta dan belas kasih dan kesetiaan yang pasti selalu ada, kau tahu mereka ada dimana-mana, dan akan memberikan keindahan dan kebahagiaan yang paling mulia dalam hidupmu.”

 “Tidak ada orang yang dapat melihat Sinterklas, namun tidak berarti Sinterklas itu tidak nyata. Di dunia ini hal yang paling dan paling nyata, adalah yang tidak dapat dilihat orang dewasa dan anak-anak.”

 Sinterklas memperhatikan keluarga, memperhatikan anak-anak, membawa kedamaian dan kebahagiaan, juga membawakan harapan dan impian bagi kita semua. 

Sinterklas bukan sebuah legenda fiktif, melainkan pembawa pesan yang menyebarkan cinta kasih dan kebaikan dalam kehidupan nyata kita. Dia membuat manusia di dunia dapat merasakan dengan sebenar-benarnya cinta dan hikmah dari Tuhan, Sinterklas telah menyambungkan dengan seerat-eratnya hubungan antara manusia dengan Tuhan. (sud)

Taliban Menandatangani Kesepakatan Luar Negeri Pertama dengan Tiongkok untuk Proyek Pengolahan Minyak

Aldgra Fredly 

Rezim Taliban di Afghanistan menandatangani perjanjian ekstraksi minyak dengan  China Xinjiang Central Asia Petroleum and Gas Co (CAPEIC)  dalam kesepakatan luar negeri besar pertama di Afghanistan sejak Taliban merebut kendali pada tahun 2021.

Berdasarkan kontrak tersebut, CAPEIC akan menginvestasikan $150 juta dalam setahun dan $540 juta dalam tiga tahun ke depan untuk ekstraksi minyak di Cekungan Amu Darya Afghanistan, demikian ungkap juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

“Dalam kontrak ini, Emirat Islam akan menjadi mitra 20 persen, dan bagian ini akan meningkat menjadi 75 persen,” tulisnya dalam sebuah posting Twitter pada 5 Januari.

Zabihullah mengatakan mereka akan mengekstraksi minyak dari area seluas 4.500 kilometer persegi di provinsi Sar-e Pul, Jawzjan, dan Faryab, dengan tingkat ekstraksi harian meningkat secara bertahap menjadi 2.000 ton dari 1.000 ton.

Kontrak tersebut memiliki jangka waktu 25 tahun dan secara otomatis akan diakhiri jika CAPEIC gagal memenuhi kewajiban materialnya dalam waktu satu tahun. 

Amu Darya adalah cekungan pembawa gas terbesar di Asia Tengah dan cekungan kaya gas terbesar ketiga di dunia setelah cekungan Siberia Barat dan cekungan Teluk Persia, demikian menurut studi tahun 2019 yang dilakukan oleh PetroChina.

Cekungan ini terletak terutama di Turkmenistan dan Uzbekistan, serta di beberapa bagian Afghanistan utara dan Iran timur laut.

Tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah sah Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021. Akan tetapi, Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus terlibat dengan Taliban untuk kepentingan ekonomi.

Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya alam yang belum dimanfaatkan lebih dari $1 triliun, yang telah menarik minat beberapa investor asing, meskipun gejolak selama beberapa dekade telah mencegah eksploitasi yang signifikan.

Pada tahun 2012, China National Petroleum Corp, BUMN Tiongkok menandatangani kontrak dengan mantan pemerintahan yang didukung AS di Afghanistan untuk mengekstraksi minyak di Amu Darya. Amu Darya diperkirakan memiliki 87 juta barel minyak mentah pada saat itu.

Penjabat Wakil Perdana Menteri Mullah Baradar mengatakan perjanjian baru Taliban dengan CAPEIC dihasilkan dari perusahaan Tiongkok lainnya, yang tidak ia sebutkan namanya, menghentikan ekstraksi minyak setelah jatuhnya pemerintahan sebelumnya.

‘Membesar-besarkan Ancaman’

Partai Komunis Tiongkok mengizinkan Taliban untuk mempertahankan kedutaan besar Afghanistan di Beijing dan menawarkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, tanpa pengakuan formal terhadap rezim tersebut. Para analis percaya bahwa keamanan adalah faktor lain yang mendorong dukungan PKT untuk Taliban.

Jennifer Murtazashvili, seorang scholar nonresiden di Program Asia di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan dalam laporannya pada tahun 2022 bahwa PKT khawatir tentang kemungkinan tumpahan ekstremisme  dari Afghanistan ke Tiongkok dan wilayah Xinjiang.

“Kekhawatiran keamanan utama Tiongkok adalah potensi ancaman dari Gerakan Islam Turkistan Timur yang relatif kecil, sebuah kelompok yang berusaha untuk membebaskan provinsi Xinjiang dan orang-orang Uighur dari kendali pemerintah Tiongkok,” ungkapnya.

“Tiongkok bertujuan untuk memastikan bahwa Taliban bersedia untuk menghilangkan kelompok militan Uighur yang beroperasi di dalam wilayah Afghanistan. Penting untuk ditekankan bahwa Tiongkok telah membesar-besarkan ancaman dan keterlibatan orang Uighur dalam organisasi teroris.”

Kesepakatan CAPEIC terjadi sehari setelah Taliban mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan delapan anggota kelompok teror ISIS dalam penggerebekan, termasuk beberapa yang bertanggung jawab atas serangan di sebuah hotel Tiongkok di Kabul, Afghanistan, bulan lalu.

“Meskipun kedua belah pihak mengisyaratkan bahwa akan ada investasi masa depan yang signifikan oleh Tiongkok di Afghanistan, hanya sedikit rincian yang muncul, ini karena, tanpa keamanan, tidak mungkin bagi Tiongkok untuk mengamankan orang-orangnya sendiri yang bekerja di negara itu.” bunyi laporan itu. 

Reuters berkontribusi pada laporan ini.

Presiden Korsel: Kami Sedang Mendiskusikan Rencana Bersama untuk Menggunakan Aset Nuklir AS

Yu Liang dan Rong Yu – NTDTV

Dalam sebuah wawancara di Seoul pada Selasa 10 Januari, Yoon Suk-yeol mengatakan bahwa proliferasi uji coba rudal dan ambisi nuklir Korea Utara yang semakin meningkat dapat menyebabkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak, yang dapat menyebabkan konflik atau bahkan perang.

“Ketika ketegangan semakin mendalam, situasi yang berbahaya dapat muncul. Kita telah melihat berkali-kali dalam sejarah bahwa kesalahan perhitungan telah menyebabkan perang yang serius,” kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.

Yoon Suk-yeol percaya bahwa tidak ada gunanya terlibat dalam pembicaraan kosong dengan Korea Utara. Dia mengatakan bahwa pada saat AS dan Korea Selatan menghadapi ancaman nuklir, satu-satunya pilihan yang layak adalah memperkuat kerja sama dan bekerja sama untuk memanfaatkan aset nuklir AS dengan baik dan meningkatkan postur keamanan strategis.

Mantan Jaksa Agung Korsel itu berkata : “Meskipun aset nuklir dimiliki oleh Amerika Serikat, Korea Selatan akan berpartisipasi dalam pengoperasiannya dan kedua negara akan bekerja sama untuk melawan eskalasi ancaman nuklir dari Korea Utara.”

Presiden dari Partai Konservatif itu juga mengatakan, Korea Selatan sedang mempelajari cara mengembangkan rencana pengembangan bersama dengan militer AS, serta melakukan transportasi senjata nuklir dan pelatihan nuklir simulasi komputer.

Presiden Yoon Suk-yeol berkata : “[Rencana bersama Korea-AS] termasuk berbagi informasi yang diperlukan untuk pengoperasian aset nuklir AS, dan bersama-sama mengembangkan dan menerapkan rencana. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama trilateral antara AS, Jepang dan Korea Selatan akan diperkuat. (hui)

Dokumen Rahasia Negara Ditemukan di Banyak Tempat di Bekas Kantor Pribadi dan Rumah Biden

 Tao Ming – NTD

Keluarga Biden telah menjadi berita untuk sementara waktu terkait dokumen rahasia negara, dan media AS mengungkapkan  bahwa pengacara Biden telah menemukan dokumen rahasia di tempat lain. Berikut laporan wartawan Gedung Putih.

Gedung Putih baru saja mengakui pada Senin (9 Januari) bahwa materi rahasia ditemukan di kantor lama Biden di lembaga think tank di Washington tahun lalu. Kemudian pada 12 Januari, NBC mengungkapkan bahwa para asisten Biden telah menemukan lebih banyak dokumen rahasia di lokasi lain.

Laporan NBC, mengutip sumber anonim, mengatakan bahwa sejak ditemukannya dokumen-dokumen di Biden Center November lalu, tim Biden telah mencari dokumen-dokumen di kantor-kantor Biden lainnya dan, memang, telah menemukan sejumlah dokumen lainnya.

Kini, di hadapan rentetan pertanyaan wartawan, juru bicara Gedung Putih berulang kali menolak untuk menjawab mengapa butuh waktu berbulan-bulan untuk mengungkapkan bahwa dokumen rahasia telah ditemukan sejak awal.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre berkata: “Saya tidak akan menjelaskan secara rinci, saya tidak akan mengatakan apa pun yang tidak dikatakan presiden kemarin. Saya hanya akan mengatakan apa yang dikatakan presiden kemarin.

Juru bicara  hanya mengulangi kata demi kata tanggapan yang diberikan oleh Biden sebelumnya.

Presiden Biden berkata : “Saya tidak tahu isi dokumen itu.

Anggota parlemen AS sekarang menyerukan agar lebih banyak informasi yang diungkapkan. (hui)

Cara Mudah Memangkas Biaya Perawatan Hewan Peliharaan yang Tinggi

0

 MARY HUNT

Jika biaya untuk menjaga agar hewan peliharaan Anda tetap makan, sehat, dirawat, dan terlihat menawan telah menjadi begitu tinggi, sehingga Anda menipis,  berhati-hatilah. Ada banyak cara kecil untuk memangkas biaya perawatan hewan peliharaan yang akan menambah penghematan besar.

Menurut sebuah survei, memiliki seekor anjing menghabiskan biaya tertinggi untuk pengeluaran dasar setiap tahunnya. Untuk kucing, biaya tahunan rata-rata lebih rendah. Walaupun Ikan adalah hewan peliharaan termurah untuk merawat teman akuatik.

Jadi, bagaimana Anda bisa merawat anabul dan bersisik Anda dalam keadaan sakit dan sehat? Jadikan pemeliharaan preventif sebagai prioritas utama Anda sebagai pemilik hewan peliharaan dan kemudian dengan cermat melacak setiap pengeluaran.

Pertimbangkan kiat-kiat ini untuk membantu memangkas pengeluaran hewan peliharaan Anda tanpa mempertaruhkan kesehatan atau kesejahteraan hewan peliharaan Anda.

Pemeriksaan Gratis

Cari pemeriksaan awal gratis. Dokter hewan lokal sering mengiklankan pemeriksaan awal gratis sebagai bagian dari pemasaran untuk menarik pelanggan baru. Manfaatkan penawaran tersebut. 

Klien Mobile, Klien Berbiaya Rendah

Periksa di sekitar klinik berbiaya rendah atau seluler untuk vaksinasi, microchip, dan pencegahan cacing jantung dan kutu. Meskipun Anda mungkin ingin tetap menggunakan dokter hewan yang sama untuk pemeriksaan tahunan, Anda dapat menghemat banyak untuk layanan pencegahan. Cari “klinik hewan murah terdekat” untuk mengetahui apakah klinik semacam itu tersedia untuk Anda dan hewan peliharaan Anda.

Pagar atau pengekangan lain yang rasional adalah cara terbaik untuk menghindari tagihan dokter hewan yang besar, saran  Dr. David T. Roen, dokter hewan bersertifikat dan pendiri Klinik Hewan Clarkston di Clarkston, Washington. “Saya melihat lebih banyak anjing di kantor saya cedera yang diderita saat tidak dikekang daripada alasan lainnya. Anjing harus selalu diikat, dipagari, atau diawasi,” katanya kepada saya.

Pilih Makanan yang Benar

Roen selalu menyarankan pemilik hewan peliharaannya untuk melewatkan semua makanan premium mewah yang dijual dokter hewan. Gunakan makanan hewan peliharaan berlabel “lengkap dan seimbang”. 

Saat makanan hewan peliharaan Anda sedang diobral, siapkan persediaan yang cukup untuk bertahan hingga waktu berikutnya makanan tersebut diobral. Tetaplah dengan merek yang sama. Beralih secara tiba-tiba dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi beberapa hewan. Dan, lebih sedikit lebih baik, karena hewan peliharaan yang sedikit kurus memiliki lebih sedikit masalah kesehatan.

Memandulkan dan Mengebiri

Selain masalah reproduksi, Animal Health Foundation melaporkan bahwa anjing yang dimandulkan dan dikebiri memiliki lebih sedikit masalah kesehatan dan perilaku, yang berarti tagihan dokter hewan yang lebih rendah dan biaya hewan peliharaan terkait kesehatan lainnya.

Dapatkan Pendapat Kedua

Bahkan jika darurat, dapatkan pendapat kedua jika perkiraannya biayanya lebih dari  tinggi. Jika perkiraannya besar, Anda hanya mampu membayar seadanya, bicaralah, kata Dr. Mungkin ada perawatan alternatif yang kurang agresif dan lebih murah.

Berbelanja di Sekitar untuk Obat-obatan

Jangan membeli obat di dokter hewan, karena sebagian besar dokter hewan yang menjual obat dan suplemen secara langsung biasanya mengenakan biaya markup yang besar. Mintalah dokter hewan Anda untuk sampel obat resep untuk memulai. Kemudian hubungi pengecer untuk membandingkan harga.

Temukan Penawaran

Jangan terburu-buru ke toko hewan peliharaan saat Anda membutuhkan cat carrier atau kandang kucing, gendongan kucing, atau peralatan hewan peliharaan lainnya. Sebagai gantinya, lihatlah toko online dan Facebook Marketplace. Anda tidak akan percaya bahwa ada banyak penawaran murah untuk perlengkapan hewan peliharaan yang baru. Pastikan Anda membersihkan kandang, gendongan, dan sejenisnya, meskipun terlihat bersih. Perbandingan 50-50 antara cuka ATAU pemutih (jangan pernah mencampur keduanya) dengan air harus melakukan triknya.

Cari Kupon

Beberapa hari yang lalu, saya melihat kupon di selebaran untuk memotong kuku gratis di dokter hewan setempat.  Buka mata Anda untuk mencari toko hewan peliharaan.

Penjualan Emperen

Anda dapat dengan aman tidak pernah lagi membeli mainan baru untuk hewan peliharaan Anda ketika Anda memikirkan penjualan emperan sebagai gantinya. Alih-alih untuk monyet atau landak baru, satu dari penjualan emperan akan bekerja dengan baik – dengan harga yang jauh lebih baik.  Sebagian besar boneka mainan akan keluar dengan baik setelah perjalanan melalui mesin cuci dan pengering. Petunjuk: Tambahkan Lysol ke siklus pencucian untuk membersihkan dan mendisinfeksi.

Buat Rekening

Serius, Anda perlu membuat rekening tabungan hanya untuk perawatan hewan peliharaan, yang secara teratur Anda setorkan uang ke dalamnya.  Alokasikan rekening itu hanya untuk keadaan darurat hewan peliharaan, lalu ucapkan selamat kepada diri Anda sendiri karena telah menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab.

Sisa-sisa Tulang Belulang dari Kremasi yang Ditinggalkan di Jalan Memicu Kekhawatiran di Tengah Wabah COVID yang Meluas di Tiongkok

0

Eva Fu

Di sisi jalan dekat rumah duka di Tiongkok, di mana gumpalan asap hitam mengepul, tergeletak setumpuk sisa-sisa jenazah yang terbakar – baik abu maupun tulang belulang.

Tumpukan itu ditemukan di samping Rumah Duka Henan Zhumadian di Tiongkok tengah.

“Lihatlah tulang-tulang ini, mereka belum sepenuhnya terbakar, bahkan beberapa tulang belakang ada di sini,” kata seorang pria sambil merekam video yang beredar di media sosial Tiongkok. Dia berbicara dalam dialek lokal, menurunkan kamera untuk melihat lebih dekat pada tumpukan sebelum berbalik untuk mengungkapkan kompleks abu-abu besar yang merupakan fasilitas pemakaman.

Video tersebut, tidak mengungkapkan identitas mendiang, telah muncul pada saat yang sensitif ketika COVID-19 melanda Tiongkok, membanjiri sistem kesehatan dan krematorium yang rapuh di negara itu. Rezim Tiongkok, sementara itu, menghadapi kritik yang berkembang atas penolakannya untuk memberikan angka akurat tentang infeksi dan kematian akibat virus.

Henan, provinsi tempat video itu berasal, sangat terkena parah akibat wabah. Para pejabat pada 9 Januari mengatakan bahwa sekitar 89 persen dari populasi lokal – sekitar 88 juta orang – telah tertular virus.

Situasi tidak terlihat lebih baik di tempat lain di negara ini. Zhang Wenhong, seorang dokter Tiongkok terkemuka dan kepala Partai Komunis Tiongkok (PKT) di departemen penyakit menular di Rumah Sakit Huashan di Shanghai, sebelumnya memperkirakan bahwa tingkat infeksi nasional akan mencapai 80 persen dengan datangnya Tahun Baru Imlek, yang biasanya memicu mudik manusia terbesar di dunia untuk berkumpul bersama keluarga.

Tak jelas apakah tulang belulang itu adalah orang-orang yang meninggal karena COVID-19, dan apa alasan pembuangan tulang belulang dengan cara itu. Seorang pekerja dari fasilitas pemakaman, yang dihubungi oleh The Epoch Times pada 5 Januari, tampaknya dalam keadaan siaga tinggi dan dengan cepat menutup telepon ketika ditanya tentang video tersebut. Fasilitas itu beroperasi dengan jadwal yang padat hingga 8 Januari, kata pekerja itu.

Menanggapi video tersebut, biro urusan sipil kota mengkonfirmasi bahwa mereka “mengetahui masalah ini dan sedang menanganinya,” menurut media Tiongkok.

Sebuah bisnis pemakaman terdekat, tanpa secara langsung mengomentari video tersebut, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa hal seperti itu tidak terjadi di fasilitasnya.

Jumlah Korban COVID Dipertanyakan

Rezim ini terus mempertahankan respons pandemi bahkan ketika negara-negara dan analis meragukan datanya.

“Kami percaya bahwa angka-angka saat ini yang diterbitkan dari Tiongkok kurang mewakili dampak sebenarnya dari penyakit ini dalam hal penerimaan rumah sakit, dalam hal penerimaan ICU, terutama dalam hal kematian,” kata Mike Ryan, direktur keadaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kepada wartawan pada konferensi pers pada 4 Januari, menambahkan bahwa definisi Beijing tentang kematian akibat COVID-19 “sangat sempit.”

Kriteria Tiongkok untuk mengklasifikasikan kematian sebagai kematian COVID-19 hanya mengizinkan kematian yang melibatkan pneumonia atau gagal napas yang dipicu oleh COVID-19, berbeda dengan panduan WHO untuk melaporkan kematian terkait COVID-19 jika virus “menyebabkan atau diasumsikan telah menyebabkan atau berkontribusi pada kematian.”

Menurut data resmi, Tiongkok mempertahankan salah satu angka kematian terendah di dunia. Tetapi rezim yang secara konsisten mengecilkan tingkat penularannya selama pandemi, gelombang kematian di antara tokoh-tokoh publik dan pesohor dalam beberapa minggu terakhir, dan perjuangan krematorium tetap menunjukkan jumlah korban tewas yang jauh lebih tinggi.

Seorang mantan pejabat dari kota Xi’an, Tiongkok tengah, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa beberapa krematorium begitu kewalahan di daerahnya sehingga mereka mengirim jenazah ke fasilitas terdekat.

Seorang wanita dari Anshan, sebuah kota industri di provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, mendengar bahwa beberapa temannya telah kehilangan ayah mereka dalam beberapa hari terakhir. Salah satu dari mereka, yang berusia hampir 80 tahun, meninggal setelah terinfeksi tepat sebelum tahun baru. Keluarganya diberitahu bahwa ada antrean lebih dari 1.200 orang di depan mereka yang menunggu kremasi. Penyebab kematian pada sertifikat kematian terdaftar sebagai pneumonia parah tanpa menyebutkan COVID-19.

Wanita itu, yang hanya memberikan nama keluarganya, Sun, karena takut akan pembalasan, berspekulasi bahwa rezim telah mengeluarkan perintah yang melarang rumah sakit mengaitkan kematian dengan COVID-19 untuk “mencegah dunia luar mengetahui angka kematian yang sebenarnya.”

Sun kepada The Epoch Times berkata : “Dokter pasti tidak bisa menulis pneumonia COVID-19, berapa banyak kematian yang dilaporkan pihak berwenang? Hampir tidak ada. Tetapi Anda dapat mengetahuinya hanya dengan melihat krematorium di mana-mana. Kematiannya jauh melampaui jumlah yang kecil.”

Hong Ning berkontribusi untuk laporan ini.

Tak Gentar, Jepang dan Korea Selatan Mempertahankan Tindakan COVID-19 Setelah Ditekan Tiongkok dengan Membekukan Layanan Visa

Andrew Thornebrooke 

Jepang dan Korea Selatan membela langkah-langkah kesehatan masyarakat yang membatasi wisatawan dari Tiongkok menyusul pembalasan bermotif politik dari rezim komunis Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang memerintah Tiongkok sebagai negara satu partai, memerintahkan bahwa mereka akan menghentikan pemberian visa jangka pendek kepada warga negara Jepang dan Korea Selatan pada 10 Januari.

Langkah tersebut menyusul keputusan Jepang dan Korea Selatan untuk mensyaratkan tes negatif COVID-19 dari para pelancong yang datang dari Tiongkok. Korea Selatan juga telah berhenti mengeluarkan sebagian besar visa jangka pendek di konsulatnya di Tiongkok hingga akhir Januari. Jepang sama sekali tidak membatasi visa Tiongkok.

PKT mewajibkan tes COVID-19 negatif dari semua pelancong yang memasuki Tiongkok.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin meminta kepemimpinan PKT untuk mengadopsi kebijakan COVID-19 yang sejalan dengan “fakta ilmiah dan obyektif.”

Demikian pula, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa rezim itu membatasi visa “karena alasan yang tidak terkait dengan tindakan COVID-19.”

Matsuno mengatakan Jepang akan menuntut diakhirinya langkah-langkah tersebut dan akan “merespons dengan tepat sambil mengamati dengan cermat situasi infeksi Tiongkok dan bagaimana pengungkapan informasi ditangani oleh pihak Tiongkok.”

Komunitas Internasional Menghadapi Ketertutupan PKT

Tiongkok menghadapi lonjakan kasus COVID-19 dan rawat inap setelah PKT secara tiba-tiba menghentikan apa yang disebut tindakan nol-COVID menyusul terjadinya kerusuhan massal.

Populasi Tiongkok, yang memiliki sedikit kekebalan alami karena tindakan tersebut, tampaknya sangat rentan terhadap penyakit ini. Namun, rezim telah berusaha untuk mengaburkan tingkat krisis yang sebenarnya.

Kepemimpinan PKT melaporkan bahwa hanya 10 warga Tiongkok yang meninggal akibat COVID-19 pada Desember 2022. Otoritas kesehatan rezim  telah melaporkan lima atau lebih sedikit kematian per hari sepanjang bulan Januari – angka yang tampaknya tidak konsisten dengan rumah duka dan krematorium yang penuh sesak di Tiongkok.

Bocoran gambar laporanan yang dipresentasikan pada konferensi internal PKT mengungkapkan bahwa otoritas rezim percaya bahwa sebanyak 248 juta orang terinfeksi dalam 20 hari pertama bulan Desember.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak itu menuduh PKT menahan data tentang wabah tersebut. Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengemukakan bahwa rezim itu “sangat sensitif” tentang kesalahan penanganan situasinya.

Sebuah laporan yang dirilis oleh perusahaan data kesehatan Airfinity yang berbasis di Inggris pada Desember 2022 memperkirakan bahwa sekitar 9.000 orang di Tiongkok meninggal dunia setiap hari akibat COVID-19 dan jumlahnya akan meningkat sebelum akhir Januari.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, sekitar 17 persen dari semua pelancong jangka pendek dari Tiongkok dari 2 Januari hingga 10 Januari dinyatakan positif COVID-19.

Mengingat keadaan tersebut, banyak negara telah bergerak untuk memperkuat atau menerapkan persyaratan tes COVID bagi para pelancong yang datang dari Tiongkok.

Australia, Kanada, Siprus, Prancis, India, Italia, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat semuanya menerapkan persyaratan tes COVID pada pelancong dari Tiongkok, dan Uni Eropa telah berusaha untuk mengkoordinasikan tanggapan terhadap masalah ini.

Kepemimpinan PKT telah mengancam “tindakan balasan” terhadap semua negara yang bergerak untuk menerapkan jenis pembatasan yang sama pada para pelancongnya yang diwajibkan pada mereka.

Masih belum jelas apakah rezim tersebut akan memperluas penangguhan visanya ke negara-negara lain yang telah memberlakukan tes virus yang lebih ketat pada penumpang dari Tiongkok.

Berbicara pada konferensi pers 3 Januari, sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan tidak ada alasan untuk melakukan pembalasan  hanya karena negara-negara di seluruh dunia mengambil langkah-langkah kesehatan yang bijaksana untuk melindungi warganya,itulah yang Anda lihat dari kami dan yang lainnya. 

Associated Press dan Reuters berkontribusi untuk laporan ini.

Banyak Negara Terapkan Pembatasan Masuk, Respon Beijing Kena Tampar WHO

Zhou Xiaohui

Mengikuti jejak AS, Inggris, Prancis, Australia, India, Kanada, Korsel, Jepang, Maroko, Spanyol, Italia, Malaysia, dan Filipina yang telah mengeluarkan ketentuan hasil tes Covid-19 harus negatif bagi WN RRT, dan ketentuan wajib karantina bagi yang hasil tesnya positif, pada 3 Januari lalu Uni Eropa juga menggelar rapat membahas tentang hal ini.

Menurut kantor berita Bloomberg AS dan surat kabar Financial Times Inggris, juru bicara Komisi Eropa menyatakan, pada 3 Januari lalu penasihat kesehatan Uni Eropa telah menyetujui sebuah draf opini, yang merekomendasikan agar semua penumpang dalam penerbangan dari Tiongkok diwajibkan mengenakan masker dan menambah pengujian air limbah, dilakukan tes genomic, serta membahas masalah pengujian Covid-19. 

Pada rapat yang diadakan di Brussels itu, “mayoritas” dari 27 negara Uni Eropa (UE) menuntut harus dilakukan tindakan pengujian virus, dan di antara negara anggota itu Prancis, Italia, dan Spanyol telah mengumumkan pembatasan masuk bagi para penumpang yang berasal dari TIongkok. Para dubes masing-masing negara UE akan segera menggelar rapat membahas usulan terkait tersebut.

Alasan negara di atas dan UE bereaksi seperti itu adalah karena sejak tanggal 7 Desember lalu, ketika PKT melonggarkan pengendalian pandemi secara ekstrem tanpa pemberitahuan di awal kecepatan penularan virus, penderita sakit parah dan tingkat kematiannya, jauh melampaui bayangan semua pihak.

Di internet beredar hasil rapat internal Komisi Kesehatan PKT yang mengungkapkan, dalam satu hari saja yakni 20 Desember jumlah yang tertular mencapai 37 juta orang, dan menunjukkan tren terus bertambah dari hari ke hari, antara tanggal 1 hingga 20 Desember akumulasi jumlah tertular telah mencapai 248 juta orang, atau sekitar 17,56% dari total penduduk RRT. Pada tanggal 23 Desember lalu surat kabar Inggris Financial Times membenarkan hal itu. Selain itu Shanghai Tongji juga memberitakan, tingkat penularan berkelompok gelombang pertama di Beijing mencapai 87%.

Selain itu, epidemiolog sekaligus mantan ilmuwan kepala epidemi CDC bernama Zeng Guang pada Phoenix Finance yang diadakan akhir Desember mengatakan, rasio terpapar di Beijing mungkin telah melampaui 80%, bahkan lebih tinggi lagi. Selain itu menurut artikel berjudul “Management Perspective” di NetEase, Inc. merangkum perkiraan oleh berbagai pihak, diperoleh perkiraan orang terjangkit di Tiongkok mencapai 560 juta orang, bahkan mungkin telah melampaui 600 juta orang.

Berita dalam dari Komisi Kesehatan Nasional dan perkiraan para pakar PKT, sesuai dengan apa yang telah dirasakan warga Beijing yang mengatakan “di sekitarnya sudah positif”. Skala dan kecepatan penyebaran seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan jauh melampaui AS dan Eropa.

Tak hanya itu saja,  banyak korban tertular mengalami gejala “paru-paru putih”, kamar mayat di rumah sakit di banyak daerah telah dipenuhi jenazah, antrian panjang terlihat di berbagai crematorium, tungku kremasi siang malam tidak pernah berhenti membakar dan berbagai fenomena lainnya, semua hal tersebut menyimpulkan satu hal yakni jumlah korban meninggal bukan angka kecil. Hal ini dengan sendirinya mencemaskan AS dan Eropa: apakah telah muncul varian baru dari virus PKT? Jika tidak mengapa korban meninggal dan tertular begitu banyak? Begitu tersebar di negaranya, apakah akan mengakibatkan penyebaran dan kematian yang baru?

Ditambah lagi adanya pengalaman sebelumnya yakni setelah merebaknya pandemi 2020 lalu, PKT tidak hanya tidak menutup perbatasan dan memberitahu fakta pandemi kepada negara lain, sebaliknya justru membiarkan virus menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan dunia harus mengalami tragedi pandemi, jutaan orang meninggal, sumber asal virus hingga kini belum ada kesimpulan, tapi AS dan Eropa sudah mengetahui PKT menyebarkan virus tersebut dan menutupi pandemi, sehingga tidak ada lagi kepercayaan terhadap PKT, oleh sebab itu kali ini memperingatkan lebih awal tidak dianggap kurang pantas, terhitung juga telah menyerap pelajaran. 

Tapi pembatasan masuk yang diberlakukan AS, Inggris, dan Prancis membuat penguasa PKT sangat tidak senang. Dalam konferensi pers yang digelar Kemenlu PKT pada 29 Desember lalu, juru bicara Kemenlu mengatakan, “Pihak RRT sejak awal menilai pencegahan pandemi berbagai negara seharusnya layak ilmiah dan memandang sama rata warga di semua negara, tidak seharusnya mempengaruhi interaksi kerjasama antar manusia, kami berharap semua pihak menjunjung tinggi prinsip ilmiah…” dan lain-lain.

Pad 3 Januari lalu, menghadapi semakin banyak negara yang memberlakukan pembatasan, juru bicara Kemenlu PKT kembali berpidato, “Pihak RRT bersedia berkomunikasi dengan masyarakat internasional, berupaya bersama memerangi pandemi, sekaligus juga menilai sebagian negara yang telah menempuh pembatasan masuk bagi WN RRT sebagai tindakan yang tidak memiliki dasar ilmiah, sejumlah cara yang berlebihan sangat sulit diterima.” 

Juru bicara juga mengatakan, pihaknya menentang keras mempermainkan kebijakan pencegahan dan pengendalian pandemi untuk mencapai tujuan politik, akan mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan prinsip kesetaraan untuk menghadapi kondisi yang berbeda.

Demi keamanan warga negaranya, negara lain mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian pandemi adalah “tujuan politik”, selama tiga tahun terakhir tuntutan keras PKT bagi orang yang masuk ke Tiongkok, seperti bukti hasil tes negatif, bukti vaksin dan wajib karantina sampai 2 minggu, adalah untuk tujuan politik apa?  Apakah demi kesehatan warganya, atau untuk memenuhi kebijakan “Nol-Covid” para petinggi PKT? Dengan dua lapis standar seperti itu, PKT tidak merasa malu apalagi gugup, benar-benar tidak tahu malu.

Tak hanya itu, juru bicara bahkan tanpa rasa malu berbohong lagi, “Sejak meletusnya pandemi, RRT selalu kooperatif dengan dunia internasional melawan pandemi, sejak awal bersama masyarakat internasional menghadapi tantangan pandemi. Terhadap perubahan baru dan situasi baru melawan pandemi, departemen terkait RRT telah merilis informasi terkait sesuai hukum, cepat, terbuka, dan transparan, dan telah berbagi data genetik virus lewat situs GISAID terkait kasus terpapar COVID-19 di Tiongkok baru-baru ini.”

Pakar epidemiologi senior CDC Tiongkok yakni Zunyou Wu yang menjadi sasaran caci maki rakyat Tiongkok baru-baru ini juga bekerjasama dengan pemerintah mengatakan, saat paling awal merebaknya pandemi di Wuhan, CDC RRT yang pertama menyerahkan susunan gen ke forum GISAID, agar semua negara dapat berdasarkan urutan gen tersebut meneliti dan mendiagnosa cairan reagen dan vaksin, “Termasuk pandemi kali ini, di Tiongkok terdapat 9 jenis strain virus Omicron sedang melanda, semua hasil ini telah dibagikan dengan WHO, jadi RRT tidak merahasiakan apapun, semua hasil kerja dibagikan dengan dunia.”

Tapi pada 21 Desember lalu, yang dikatakan Dirjen WHO Tedros pada konferensi pers terakhir 2022 yang diadakan di Jenewa, kembali menampar keras wajah PKT. Tedros mengatakan, karena kurang pemahaman terhadap virus, mengakibatkan penyelamatan terhadap penderita dan pencegahan merebaknya pandemi serupa di masa mendatang tidak dapat dilakukan, dan Tedros kembali menghimbau PKT agar berbagi data dan materi penelitian. Ia juga “merasa khawatir” terhadap pandemi yang kembali terjadi di Tiongkok, oleh sebab itu menghimbau PKT agar menyerahkan data terkait kasus penderita serius, penanganan pengobatan dan kebutuhan ICU, agar dapat dilakukan evaluasi menyeluruh.

Jelas sekali, yang diungkap pernyataan Tedros ini adalah WHO belum menerima data terkait dari PKT, seperti rangkaian virus, kasus pengidap parah, penanganan medis dan kebutuhan ICU, oleh sebab itu pemahaman dunia terhadap virus COVID sangat terbatas, tidak bisa menyelamatkan korban terpapar secara efektif dan mencegah meledaknya pandemi serupa di masa mendatang.

PKT tidak memberikan data terkait di atas, apa yang hendak ditutupinya? Apakah karena merasa bersalah? Dan tiba-tiba membuka negaranya, apakah terkait dengan tuntutan AS menyelidiki PKT yang bertanggung jawab karena telah menyebarkan virus tersebut? Agustus 2021, Partai Republik di DPR AS telah merilis versi terbaru laporan penelusuran sumber Covid-19 (virus PKT), kesimpulan terbaru adalah sumber virus berasal dari laboratorium virologi Wuhan, menyebutkan “ada banyak bukti menunjukkan virus berasal dari laboratorium virologi Wuhan”, dan virus tersebut sejak September 2019 telah ada. Laporan juga lebih lanjut menyatakan “virus mungkin pernah dilakukan rekayasa genetik”, oleh sebab itu diserukan agar dilakukan penyelidikan menyeluruh.

16 Desember 2022, anggota kongres AS James Comer saat diwawancarai oleh Fox News, dirinya berjanji begitu Partai Republik meraih mayoritas kursi partai bulan Januari mendatang, akan langsung menginisiasi penyelidikan sumber virus.

 Kini Partai Republik telah berhasil memperoleh mayoritas kursi partai, dan bulan Januari juga telah tiba, hal yang paling ditakutkan PKT akan segera terjadi. (hui)

Apakah Wabah Memiliki Mata? Pejabat Senior dan Selebriti PKT Meninggal Dunia Secara Intensif karena Sakit

0

Meng Xinqi/Luo Ya/Tony

Epidemi di Tiongkok melanda seluruh negeri. Rumah sakit penuh sesak, perawatan medis runtuh, dan rumah duka membludak. Sejumlah besar ahli, selebriti, dan anggota Partai Komunis yang mengikuti Partai Komunis Tiongkok meninggal dalam jumlah besar.

Tahun 2023 baru saja dimulai dan setidaknya 11 pelukis paling terkenal di Tiongkok telah meninggal dalam gelombang baru epidemi.

Pada 5 Januari, Du Ziling, seorang pelukis terkenal, meninggal dunia di Beijing pada usia 82 tahun setelah lama sakit. Dia telah menciptakan sejumlah lukisan propaganda untuk memuji Partai Komunis Tiongkok.

Sehari sebelumnya, Zhang Jixin, seorang anggota Partai Komunis dan ahli lukisan bunga dan burung di Jiangsu, meninggal dunia pada usia 98 tahun setelah lama sakit. Pada hari yang sama, Zou Changyi, seorang pelukis terkenal dan profesor di Institut Seni Rupa Sichuan, meninggal dunia pada usia 78 tahun. Mereka berdua pernah melukis untuk peringatan ulang tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok pada beberapa kesempatan selama hidup mereka.

Pada 3 Januari, Zhou Lingchao, seorang profesor di Akademi Seni Rupa Pusat dan anggota Partai Komunis, Liu Wenxuan, seorang pelukis terkenal dari Ningbo, Provinsi Zhejiang, dan Pan Honghai, seorang pelukis minyak yang terkenal, juga meninggal dunia setelah lama sakit. Pan Honghai pernah melukis untuk Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Tiongkok.

Yuan Hongbing, seorang profesor hukum di Australia: “Lebih dari 80% penduduk Beijing telah terinfeksi. Di bawah serangan mendadak, tak hanya kematian pejabat tinggi yang menarik perhatian, tetapi jumlah kematian warga sipil bahkan lebih mengkhawatirkan. Seluruh Beijing, menurut statistik pejabat PKT, ada lebih dari 1.200 insiden pembakaran jenazah di alam liar, karena tidak ada uang untuk membayar biaya pemakaman.”

Menurut statistik yang tak  lengkap, dari 27 Desember hingga 2 Januari, setidaknya delapan pelukis dan penulis terkenal meninggal dunia termasuk Zhong Han, seorang profesor di Akademi Seni Rupa Pusat dan anggota Partai Komunis Tiongkok; Deng Zijing, mantan presiden Akademi Seni Lukis Tiongkok; Li Bixia, seorang pelukis bunga dan burung; Hou Yimin, profesor perguruan tinggi; Chen Changzhi, putra Chen Shaomei, seorang master Sekolah Seni Lukis Chen yang berusia seabad; Ji Rongfu, seorang master seni dan kerajinan di Provinsi Shandong; Dong Hongyou, seorang penulis sastra anak-anak Tiongkok dan anggota Partai Komunis Tiongkok; Ge Cuilin, seorang penulis sastra anak-anak terkenal.

Yuan Hongbing mengutarakan: “Faktanya adalah bahwa di seluruh Tiongkok, di kota-kota tingkat pertama dan kedua seperti Beijing, Shanghai, dan Shijiazhuang, tingkat infeksi umumnya lebih dari 70%. Jumlah kematian terbukti dari fakta bahwa mayat-mayat menumpuk di rumah duka.”

Militer Partai Komunis Tiongkok (PKT) juga baru-baru ini kehilangan sejumlah besar perwiranya karena sakit, termasuk banyak jenderal senior, yang sebagian besar adalah anggota PKT.

Menurut laporan resmi, para pejabat yang meninggal dunia termasuk Song Qingwei, seorang jenderal Partai Komunis dan mantan komisaris politik dan sekretaris partai Daerah Militer Jinan; Ji Zhanbin, mantan komandan Divisi Tank ke-12 Partai Komunis dan mantan komandan Daerah Militer Qinghai; Li Jing, mantan wakil kepala Staf Umum Partai Komunis; Wang Xinlan, istri mendiang Jenderal Xiao Hua dan mantan wakil komisaris politik Departemen Logistik Daerah Militer Lanzhou; Shi Guangli, mantan penasihat Sekolah Penerbangan Angkatan Udara ke-13; dan Liu Shuangquan, mantan komandan Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang. 

Lan Shu, seorang komentator urusan saat ini yang berbasis di AS,  mengatakan : “Menurut apa yang kita ketahui sekarang, banyak dari kader-kader tua ini, terutama kader senior, telah berumur panjang karena mereka telah menerima transplantasi organ. Dan, transplantasi organ ini diambil secara paksa. Ada banyak transplantasi organ awal yang diperoleh dari praktisi Falun Gong yang ditahan.”

Dunia akademis juga dibanjiri dengan ucapan belasungkawa. Fakultas Kedokteran Universitas Jiaotong Shanghai mengeluarkan obituari pada  3 Januari yang mengatakan bahwa Jiao Jingying, seorang anggota Partai Komunis Tiongkok dan mantan kepala Divisi Pascasarjana di Universitas Kedokteran Kedua Shanghai, telah meninggal dunia setelah sakit.

Shanghai University of Chinese Medicine juga merilis obituari pada hari yang sama yang mengumumkan kematian Lu Deming, seorang ahli terkenal dalam bidang pengobatan dan pembedahan Tiongkok. Sehari sebelumnya, Rumah Sakit Stomatologi Afiliasi Universitas Kedokteran Chongqing juga mengumumkan kematian Liu Fangbai, seorang ahli bedah mulut dan maksilofasial di Tiongkok.

Mereka yang meninggal pada Hari Tahun Baru juga termasuk Liu Xiujie, direktur Departemen Kedokteran Pronuklear dan Direktur Kantor Riset Kardiologi Nuklir, dan Han Rui, anggota Partai Komunis Tiongkok dan seorang ahli farmakologi Tiongkok.

Lan Shu: “Partai Komunis Tiongkok telah mengambil organ-organ tubuh para tahanan hati nurani ini, terutama banyak praktisi Falun Gong, dan secara paksa menggunakannya untuk memperbaharui kehidupan kader Partai Komunis yang sudah tua ini. Pikirkanlah, di bawah rezim Komunis Tiongkok, hal semacam ini disembunyikan dan dilakukan secara rahasia, tetapi Tuhan tidak akan membiarkannya ada, jadi ini adalah pembalasan surgawi.”

Pesohor lainnya yang telah meninggal dunia sejak  Desember 2022 termasuk Chen Zhenguang, salah satu pendiri bedah mikro; Liu Qingbang, mantan penasihat Biro Kesehatan Regional Xuancheng di Provinsi Anhui; Zhao Gang, wakil direktur administratif Departemen Bedah Gastrointestinal di Rumah Sakit Renji Shanghai; Shi Xiaomo, putra Shi Jinmo, salah satu dari empat dokter paling terkenal di ibu kota dan pewaris disiplin Shi; Nan Deng Kun, seorang pendidik dalam pengobatan rehabilitasi di Tiongkok; dan Wang Bangkang, seorang pendidik terkenal di bidang kedokteran gigi.

Radio Free Asia melaporkan bahwa setidaknya 61 anggota Chinese Academy of Sciences dan Academy of Engineering  telah meninggal pada tahun 2022, dengan setidaknya 23 kematian pada paruh kedua Desember. (hui)

DPR Baru AS Incar Beijing, Kecaman Media PKT Perlihatkan Ketakutan

Yang Wei

Pada 7 Januari lalu, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) periode baru pada kongres AS (Amerika Serikat) resmi menjabat, Ketua DPR yang baru Kevin McCarthy dalam pidatonya mengatakan, “Terkait (konfrontasi) PKT (Partai Komunis Tiongkok), kami akan membentuk Komisi Khusus Masalah Tiongkok (Select Committee on China) dari unsur kedua partai”. 

Di hari pertama DPR baru AS bersidang, langsung mengincar Beijing, hal ini membuat PKT berang sekaligus ketakutan, media massa partai berulang kali melontarkan kecaman, tanpa berani mengutarakan kebenaran, justru semakin mengungkap ketidak-berdayaan dan adanya ketakutan. Mengawali 2023, hubungan AS-RRT telah dipastikan berada pada tingkat baru tertentu.

Kesulitan Baru PKT Yang Lebih Besar

Pada 7 Januari lalu, DPR AS periode baru telah dilantik, mantan Ketua DPR Nancy Pelosi yang sangat dibenci PKT akhirnya tidak lagi menjabat, tetapi PKT tetap tidak bisa bergembira, karena Ketua DPR yang baru Kevin McCarthy yang merupakan ketua Partai Republik, sikapnya terhadap PKT bahkan lebih lugas dan lebih tajam.

Pada 4 bulan lalu, tepatnya pada 2 Agustus 2022, Ketua DPR AS yang menjabat waktu itu yakni Nancy Pelosi tiba di Taiwan dalam rangka kunjungan, surat kabar Washington Post pada hari yang sama memuat artikel yang ditanda tangani berjudul “Mengapa Saya Memimpin Tim Delegasi Kongres ke Taiwan” (Why I’m Leading a Congressional Delegation to Taiwan). Artikel menyebutkan, “Segala maksud untuk menentukan masa depan Taiwan dengan cara tidak damai… (berarti) membentuk ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan Pasifik Barat, serta akan disoroti serius oleh AS”; “menghadapi percepatan invasi PKT, kunjungan delegasi kongres kali ini seharusnya dianggap sebagai pernyataan yang jelas, yaitu AS berpihak pada Taiwan selaku rekan demokrasi kami, bersama-sama membela diri dan kebebasan”.

Dia juga mengemukakan spanduk yang dibentangkannya di Lapangan Tiananmen pada 30 tahun silam, bertuliskan “To Those Who Died for Democracy in China”; serta mengecam tindakan PKT yang telah menginjak HAM dan kebebasan di Hong Kong, yang melakukan kejahatan genosida terhadap Tibet, Xinjiang, dan suku minoritas lain serta menganiaya tokoh agama dan oposisi. Untuk mencegah Pelosi berkunjung ke Taiwan, Beijing mencoba menekan Gedung Putih, namun gagal. Berang karena merasa tidak diindahkan, PKT pun menggelar latihan perang dan menembakkan rudal di sekitar Taiwan, bahkan memutus delapan jalur komunikasi dengan AS, serta memberi sanksi bagi Pelosi, dan melontarkan hujatan tajam.

Pelosi juga tidak mau kalah, selama dirinya menjabat sebagai ketua, kongres terus menerus mengeluarkan resolusi mengincar PKT, namun selama masa jabatannya tidak pernah membentuk “Komisi Terpilih Masalah Tiongkok” untuk menghadapi PKT; sejumlah resolusi telah menerima pendapat Gedung Putih, yang secara proporsional telah meredakan sejumlah pernyataan terhadap PKT. Walau demikian, PKT selalu memandang Pelosi sebagai duri dalam daging. Kini, Pelosi telah mundur, namun masalah PKT yang lebih besar justru telah tiba.

Dalam deklarasi penobatannya McCarthy mengatakan, “Terkait (konfrontasi) Partai Komunis Tiongkok, kami akan membentuk Komisi Khusus Masalah Tiongkok yang terdiri dari anggota kedua partai, untuk menyelidiki bagaimana membawa pulang kembali ke negeri kita ratusan ribu lapangan pekerjaan yang telah mengalir ke Tiongkok. Lalu kita akan memenangkan persaingan ekonomi ini.”

Terhadap sikap ini, anggota kongres Partai Demokrat juga bertepuk tangan tanda setuju, ini merupakan salah satu kesepahaman yang sangat jarang tercapai di antara kedua partai selama ini. Sekarang, topik melawan komunis sudah sangat jarang ada suara yang menentangnya di berbagai kalangan di AS, Partai Republik menguasai kongres AS, mereka akan berupaya keras mendorong topik melawan komunis, Gedung Putih yang dikuasai oleh Partai Demokrat hampir tidak ada pilihan lain, harapan PKT terhadap Gedung Putih mau tidak mau harus menyusut drastis.

Ruang Toleransi Terakhir Bagi PKT Hampir Tak Ada Lagi

Presiden Biden dari Partai Demokrat dapat memengaruhi pemimpin Partai Demokrat di kongres, tetapi harus ekstra hati-hati terhadap pemimpin Partai Republik. PKT tidak mampu membuat Biden membujuk Pelosi agar tidak berkunjung ke Taiwan, sekarang semakin tidak mampu membuat Gedung Putih membujuk para anggota kongres Partai Republik. Realitanya, berdirinya “Komisi Khusus Masalah Tiongkok” hanya akan membuat Gedung Putih bersikap semakin keras terhadap Beijing.

Setahun lagi yakni 2024 adalah tahun pemilu, presiden dan kamar DPR di kongres harus dipilih ulang, menghadapi ancaman dan tantangan dari PKT yang makin menonjol, Partai Demokrat harus menunjukkan sikap keras, jika tidak kemungkinan akan dikecam keras oleh Partai Republik, dan kehilangan pamornya di mata warga pemilih. Anggota kongres Partai Republik akan menjabat sebagai ketua dari berbagai komisi, berhak meminta pejabat pemerintah untuk bersaksi di depan kongres, jika anggota parlemen Biden terlihat bersikap lunak apalagi mentolerir PKT, maka dengan cepat akan diekspos dan diinterogasi.

Pertemuan Biden dan Xi Jinping sekitar sebulan lalu, waktu itu antara RRT dengan AS secara teori masih ada kesempatan berkompromi; kini, kompromi semacam itu semakin sulit terwujud.

Selama dua tahun terakhir, sikap Biden terhadap Beijing dari “bersaing” sampai “bersaing sengit”, sebenarnya adalah guna menjaga ruang bagi kedua belah pihak untuk berkompromi, yang paling sering disebut adalah pengurangan tarif masuk terhadap RRT; namun menghadapi sikap dan cara-cara Beijing yang memojokkan, Gedung Putih tidak bisa lagi mengalah, justru sebaliknya beberapa kali membalas dengan sanksi keras.

Pasca Kongres Nasional ke-20 PKT, sepertinya Beijing agak melunak terhadap negara lain, berupaya meredakan tekanan dari luar negeri, namun faktanya tidak ingin melunak, pemimpin PKT mau tak mau harus mengakui kesalahan kebijakan luar negeri sebelumnya. Wang Yi naik pangkat, Qin Gang (mantan dubes AS untuk RRT) kini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, menunjukkan bahwa PKT tidak ingin melakukan perubahan yang sesungguhnya. Gedung Putih mendapat tekanan dari dalam dan luar, hanya akan selalu bersikap keras pada , melunak hampir tidak bisa dijadikan pilihan bagi Gedung Putih, apalagi berkompromi.

Respon Media Partai Ungkap Ketidak-Berdayaan PKT

Pada 4 Januari lalu, Qin Gang yang mengundurkan diri dari jabatan Dubes RRT bagi AS tampil dengan jabatan sebagai Menteri Luar Negeri PKT, mempublikasikan artikel di surat kabar Washington Post yang berjudul “The Planet’s Future Depends on a Stable China-US Relationship”.

Artikel Qin Gang ini telah menarik kesimpulan yang hidup akan hubungan RRT-AS selama setahun terakhir, selama rezim partai komunis masih eksis, maka hubungan RRT-AS tidak akan dapat “kembali ke jalan yang benar”

Dalam surat perpisahan Qin Gang kepada para pelajar Tiongkok yang berada di Amerika, dari awal telah menyebutkan Kongres Nasional ke-20 PKT sebagai “urusan penting dalam kehidupan politik partai dan negara”, serta mempromosikan konten Kongres Nasional ke-20 PKT. Pada 26 Desember 2022, Qin Gan bahkan juga merilis artikel di majalah The National Interest yang berjudul “How China Sees the World”, juga diawali dengan mempromosikan Kongres Nasional PKT ke-20. Qin Gang blak-blakan menunjukkan status sebagai Duta Besar RRT untuk Amerika Serikat, ia menyebutkan dirinya mewakili Tiongkok, sehingga diterima oleh AS, tapi dia sendiri berulang kali menegaskan dirinya mewakili PKT, bukan Tiongkok.

Setelah menjabat sebagai Menlu, nada bicara Qin Gang terhadap AS sepertinya melunak, tapi kurang dari tiga hari sudah diekspos oleh media massa partai.

Mungkin Qin Gang berharap dapat berkiprah di awal masa jabatannya di tahun baru ini, namun kantor berita Xinhua News justru tidak memberi dukungan. Propaganda anti-Amerika yang begitu sengit itu, diperkirakan bahkan oleh pejabat baru Komite Tetap Politbiro seperti Cai Qi yang bertanggung jawab urusan propaganda pun tidak berani menentukannya, apalagi hal ini menyangkut urusan diplomatik. Artinya dalam menghadapi perubahan baru kongres AS, PKT hanya bisa memendam marah namun tak berdaya, hampir saja drama “Timur bangkit Barat jatuh” dimainkan kembali.

Ketakutan dan Kelemahan PKT Terpapar Jelas

Pada 8 Januari lalu, kantor berita Xinhua News kembali merilis artikel berjudul “Tinjauan Xinhua: McCarthy ‘Menang Tipis’, Demokrasi Ala AS Gagal”.  Setelah melihat akhirnya McCarthy terpilih, tak ada lagi artinya bagi PKT untuk menertawakannya, maka buru-buru mengalihkan perhatian dengan mulai menggambarkan “demokrasi dan Partai Republik kini ibarat air dengan api”, “internal Partai Republik mengalami konflik”.

Diktator PKT tentu tidak memahami bagaimana cara demokrasi berjalan, mereka terbiasa dengan konflik hidup dan mati terselubung dan berkompromi, serta transaksi di bawah meja ala Kongres Nasional ke-20. Skandal mengusir Hu Jintao keluar dari ruang rapat mutlak tidak diperbolehkan dibahas oleh PKT, kubu Xi sangat mendendam pada kubu Jiang, tapi mau tidak mau harus memberikan penghormatan dan penilaian tertinggi untuk menunjukkan keharmonisan.

Anggota kongres AS pilihan warga mempertahankan prinsipnya, tidak mudah mengalah, pemilihan ketua kongres diperlihatkan terbuka pada publik, bagi PKT hal ini sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin mengungkap perselisihan seperti itu kepada publik? Tapi saat disoroti dan dikomentari media massa AS maupun luar negeri, juga telah memperlihatkan kekuatan demokrasi. Baik presiden maupun ketua kongres harus selalu diawasi demokrasi, kekuasaan harus selalu dibatasi, untuk mencegah tragedi satu kekuasaan yang absolut. Inilah salah satu alasan AS menjadi negara kuat nomor satu. Pembawa acara Fox News yakni Tucker Carlson mengatakan, “Ini bukan suatu bencana, sistem memang harus bekerja seperti itu”; “Di dalam sistem ini, kita mengalami penderitaan, tanggung jawab, dan pertobatan; semua ini bukan hal buruk, bukan, semua ini adalah hal baik.”

Setelah Kongres Nasional ke-20, petinggi PKT tidak pernah melupakan “pertarungan”. Akan tetapi, cepat atau lambat PKT harus menghadapi satu masalah pelik, cepat atau lambat Kemenlu RRT harus memberi jawaban. Bagaimana meresponnya bukan masalah sulit yang sesungguhnya, tapi sanksi yang makin keras dan makin banyak yang tak mampu dicegah PKT; yang paling ditakutkan PKT seharusnya adalah apakah “Komisi Khusus Masalah Tiongkok” dengan segera akan mengemukakan masalah pertanggung jawaban pandemi. Saat ini semua negara di dunia sedang memperketat pembatasan warga Tiongkok yang terpapar virus, PKT menutupi pandemi, sengaja menyebarkan virus, hutang lama ini mungkin akan diperhitungkan di kemudian hari sekaligus, kali ini WHO tidak hanya tidak berani membela Beijing, sebaliknya mengecam PKT.

Begitu “Komisi Khusus Masalah Tiongkok” dibentuk oleh kongres AS, PKT akan mengalami situasi yang semakin pelik, dikhawatirkan kelemahan PKT akan semakin terpampang jelas, walaupun tidak diperlihatkan ketakutannya sekalipun tidak akan mempermudah situasi. Jika PKT tidak memperlihatkan ketakutannya, bahkan sebaliknya masih berniat “menantang”, maka akibatnya akan sangat runyam.

Kesimpulan

McCarthy baru terpilih menjadi ketua kongres setelah melalui 15 putaran pemungutan suara, jadi dia telah memperlihatkan pengaruhnya dari kubu garis keras Partai Republik, bagi PKT ini adalah berita buruk. Ruang kompromi antara AS dengan RRT sedang menyusut dengan cepat, tahun 2023 hubungan RRT dengan AS juga telah bisa dipastikan arahnya.

Harapan PKT yang mengatakan hubungan AS-RRT “kembali ke jalan yang benar” semakin tidak ada harapan. Tekanan bagi rezim PKT baik dari dalam negeri maupun luar negeri semakin lama semakin besar, sebelum keruntuhan PKT berbagai gejala akan terlihat semakin jelas. (sud)

Beijing Menangguhkan Ribuan Akun Media Sosial Pengkritik Kebijakan COVID-19

0

The Associated Press

Tiongkok  menangguhkan atau menutup akun media sosial lebih dari 1.000 pengkritik kebijakan rezim tentang wabah COVID-19, ketika negara itu membatalkan pembatasan anti-virus yang keras.

Platform media sosial Sina Weibo yang populer mengatakan telah menangani 12.854 pelanggaran termasuk serangan terhadap para ahli, cendekiawan, dan pekerja medis dan mengeluarkan larangan sementara atau permanen pada 1.120 akun.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak mengizinkan kritik langsung terhadap lockdown yang keras, tindakan karantina, dan pengujian massal, yang hampir semuanya tiba-tiba ditinggalkan bulan lalu.

Kritik sebagian besar terfokus pada penegakan peraturan yang keras, termasuk pembatasan perjalanan terbuka yang membuat orang-orang terkurung di rumah mereka selama berminggu-minggu, kadang-kadang disegel di dalam tanpa makanan atau perawatan medis yang memadai. Kemarahan juga dilampiaskan atas persyaratan bahwa siapa pun yang berpotensi dites positif atau telah melakukan kontak dengan orang seperti itu dikurung untuk observasi di rumah sakit lapangan, di mana kepadatan penduduk, makanan yang buruk, dan higienitas biasanya bermasalah

Biaya sosial dan ekonomi akhirnya mendorong terjadinya protes jalanan yang jarang terjadi di Beijing dan kota-kota lain, yang mungkin memengaruhi keputusan PKT untuk segera melonggarkan langkah-langkah yang paling ketat.

Sebagai bagian dari perubahan terbaru, rezim Tiongkok tidak akan lagi mengajukan tuntutan pidana terhadap orang-orang yang dituduh melanggar peraturan karantina perbatasan, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh lima departemen rezim pada Sabtu.

Individu yang saat ini ditahan akan dibebaskan dan aset yang disita dikembalikan, kata pemberitahuan itu.

Tiongkok sekarang menghadapi lonjakan kasus dan rawat inap di kota-kota besar dan bersiap untuk penyebaran lebih lanjut ke daerah-daerah yang belum berkembang dengan dimulainya kesibukan perjalanan Tahun Baru Imlek, yang akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang. Sementara penerbangan internasional masih dikurangi, pihak berwenang mengatakan mereka memperkirakan perjalanan kereta api dan udara domestik akan berlipat ganda dibandingkan periode yang sama tahun lalu, membawa jumlah keseluruhan mendekati periode liburan 2019 sebelum pandemi melanda.

Kementerian Perhubungan pada Jumat 6 Januari meminta para pelancong untuk mengurangi perjalanan dan pertemuan, terutama jika mereka melibatkan orang tua, wanita hamil, anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit bawaan.

Orang-orang yang menggunakan transportasi umum juga didesak untuk mengenakan masker dan memberikan perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan pribadi mereka, demikian ungkap Wakil Menteri Xu Chengguang kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

Meskipun demikian, PKT terus maju dengan rencana untuk mengakhiri karantina wajib bagi orang-orang yang datang dari luar negeri mulai Minggu 8 Januari.

Beijing juga berencana untuk membatalkan persyaratan bagi siswa di sekolah-sekolah kota untuk memiliki tes COVID-19 negatif untuk memasuki kampus ketika kelas dilanjutkan 13 Februari setelah liburan . Sementara sekolah akan diizinkan untuk memindahkan kelas secara online jika terjadi wabah baru, mereka harus kembali ke instruksi langsung sesegera mungkin, kata biro pendidikan kota dalam sebuah pernyataan Jumat 6 Januari

Namun, berakhirnya tes COVID-19 secara massal, jumlah data dasar yang sangat terbatas seperti jumlah kematian, infeksi, dan kasus-kasus parah, dan potensi munculnya varian baru telah mendorong pemerintah di tempat lain untuk melembagakan persyaratan pengujian virus bagi para pelancong dari Tiongkok.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan keprihatinannya tentang kurangnya data dari Tiongkok, sementara Amerika Serikat mensyaratkan hasil tes negatif bagi para pelancong dari Tiongkok dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan.

PKT telah mengatakan bahwa persyaratan pengujian yang diberlakukan oleh pemerintah asing – yang terbaru adalah Jerman dan Swedia – tidak berbasis ilmu pengetahuan dan telah mengancam tindakan balasan yang tidak ditentukan. Juru bicaranya mengatakan bahwa situasinya terkendali, dan menolak tuduhan kurangnya persiapan untuk pembukaan kembali.

Sementara itu, Hong Kong juga membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan daratan Tiongkok pada  Minggu dan memungkinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa dikarantina.

Hong Kong telah terpukul keras oleh virus dan pos pemeriksaan perbatasan darat dan lautnya dengan daratan sebagian besar telah ditutup selama hampir tiga tahun. (asr)

Jepang dan Italia Sepakat Memperkuat Kerja Sama Pertahanan di Tengah Ancaman Tiongkok

Aldgra Fredly 

Jepang dan Italia pada Selasa 10 Januari sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral mereka di bidang keamanan dan ekonomi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh partai Komunis Tiongkok.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan mitranya dari Italia, Giorgia Meloni, di Italia pada Selasa sebagai bagian dari tur selama seminggu ke negara-negara G-7 yang mencakup Prancis, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka ke “tingkat kemitraan strategis,” yang akan memerlukan mekanisme untuk konsultasi bilateral mengenai kebijakan luar negeri dan pertahanan, demikian ungkap Meloni kepada wartawan.

Kedua pemimpin menentang upaya untuk secara sepihak mengubah status quo melalui penggunaan kekuatan di Laut Tiongkok Timur dan Selatan, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Kishida juga menekankan perlunya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sembari mengungkapkan keprihatinan tentang program pengembangan nuklir dan rudal ilegal Korea Utara, demikian ungkap kementerian itu.

Kemampuan Udara Tempur

Jepang, Inggris, dan Italia mengumumkan pada bulan lalu program Global Combat Air Program (GCAP) untuk bersama-sama mengembangkan pesawat tempur generasi berikutnya pada tahun 2035, yang akan menggabungkan proyek Tempest yang dipimpin Inggris dengan program pesawat tempur F-X Jepang.

Menurut pernyataan bersama oleh para pemimpin ketiga negara, GCAP akan membantu memperdalam kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan, teknologi, dan rantai pasokan, sekaligus memperkuat basis industri pertahanan mereka.

“Program ini akan mendukung kemampuan berdaulat ketiga negara untuk merancang, memberikan, dan meningkatkan kemampuan udara tempur mutakhir, hingga ke masa depan,” bunyi pernyataan itu.

Pernyataan itu hanya memberikan sedikit informasi spesifik tentang pesawat tempur itu tetapi mengutip “interoperabilitas masa depan” program itu dengan Amerika Serikat, NATO, dan mitra lainnya di seluruh Eropa dan Indo-Pasifik.

Pertemuan Jepang-Prancis

Sebelum pertemuannya di Italia, Kishida bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada hari Senin dan menyatakan niat Jepang untuk meningkatkan latihan militer bersama dengan Prancis.

“Karena upaya sepihak untuk mengubah dengan paksa status quo di Laut Tiongkok Timur dan Selatan semakin intensif dan lingkungan keamanan menjadi semakin tegang, kami ingin terus bekerja sama dengan Prancis,” kata Kishida.

Kedua pemimpin juga berjanji untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk di bidang energi nuklir dan terbarukan, manufaktur mobil, dan pertahanan.

Kishida akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Joe Biden di Washington pada 13 Januari. Kedua pemimpin diperkirakan akan membahas masalah regional dan global, termasuk program rudal Korea Utara yang melanggar hukum, perang Rusia melawan Ukraina, dan ketegangan Tiongkok dengan Taiwan.

Jepang menyetujui tiga dokumen pertahanan utama pada bulan Desember, termasuk Strategi Keamanan Nasional, yang mengacu pada Tiongkok sebagai “tantangan terbesar” Jepang. Jepang berusaha untuk memiliki kemampuan untuk melakukan serangan balik, sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai penyimpangan dari konstitusi pasca-perang negara itu. (asr)