Home Blog Page 476

Kematian di Kalangan Elit PKT Meningkat Saat Gelombang COVID-19 Menghantam Daratan Tiongkok

0

Eva Fu

Dimulai dengan demam tinggi, gejala COVID-19, yang segera mengarah pada hasil tes positif. Yang Lianghua, mantan reporter senior untuk corong resmi rezim partai komunis Tiongkok, People’s Daily, dan pemimpin redaksi edisi internasional surat kabar tersebut, kemudian harus menunggu di ruang gawat darurat untuk mendapatkan tempat tidur di rumah sakit top Beijing yang sudah penuh sesak.

Dengan intervensi dari eksekutif senior media pemerintah dan direktur rumah sakit, Yang akhirnya dirawat di unit perawatan intensif, di mana dia meninggal dunia beberapa jam kemudian. Penyebab kematiannya adalah infeksi paru-paru akibat bakteri.

Yang adalah salah satu dari daftar panjang tokoh-tokoh terkemuka yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang meninggal di tengah lonjakan Omicron yang menyapu daratan Tiongkok, setelah rezim tersebut tiba-tiba melonggarkan pembatasan COVID-19 yang kejam selama bertahun-tahun yang menutup paksa bisnis, melumpuhkan ekonomi Tiongkok, dan menjadikannya tantangan bagi penduduk Tiongkok untuk mempertahankan kehidupan dasar mereka.

Namun demikian, perubahan arah secara tiba-tiba  dilakukan tanpa penyediaan sumber daya dan kebijakan untuk membantu penduduk menangani ledakan gelombang kasus infeksi. 

Sistem kesehatan negara itu tak siap. Ketika virus menyebar ke seluruh rumah tangga, kekacauan  meletus di rumah sakit dan krematorium.  Bahkan para elit Tiongkok, yang dikenal karena  hak istimewa yang mereka nikmati, belum kebal dari cambukan.

Rincian kematian Yang dibagikan di media sosial Tiongkok, oleh seorang pengguna yang mengutip seseorang yang dekat dengan Yang. Epoch Times tak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen, meskipun rinciannya selaras dengan banyak laporan tentang perjuangan pasien, baik COVID maupun non-COVID, untuk mendapatkan perawatan medis yang telah membanjiri internet daratan Tiongkok selama dua minggu terakhir.

Selain Yang, mereka yang telah meninggal dunia selama beberapa minggu terakhir termasuk Zhou Zhichun, mantan wakil pemimpin redaksi dan wakil presiden untuk China Youth Daily milik negara; politisi Zhi Zhihong, yang pernah mengetuai Komite Provinsi Jiangxi dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok; Aktris Opera Peking berusia 39 tahun, Chu Lanlan; ekonom Marxis Hu Jun; mantan wakil direktur Komisi Olahraga Nasional Liu Ji; perancang maskot Olimpiade Beijing 2008, Wu Guanying; serta puluhan profesor terkemuka di dua lembaga akademik paling bergengsi di Tiongkok, Universitas Peking dan Universitas Tsinghua.

Banyak lagi ahli kesehatan terkemuka juga meninggal dunia, termasuk Nan Dengkun, yang dikreditkan sebagai perintis industri rehabilitasi medis Tiongkok, dan ilmuwan farmasi terkemuka Wei Shuli.

Biografi 4 Cendekiawan dan Selebriti

Professor Wu Guanying, yang meninggal dunia pada 20 Desember di usia 67 tahun, adalah seorang profesor dari Departemen Seni & Desain Informasi di Akademi Seni dan Desain Universitas Tsinghua.  Dia terkenal sebagai salah satu perancang maskot Olimpiade Musim Panas Beijing 2008. Ia juga berpartisipasi dalam desain banyak set perangko dan koin emas dan perak dari 12 hewan zodiak Tiongkok, dan merupakan perancang perangko seri ucapan Tahun Baru.

Chen Jingliang, lahir pada  April 1946, bergabung dengan PKT pada tahun 1979, demikian menurut The Paper. Dia mulai sebagai penerjemah di China Film Group Corporation pada tahun 1970 dan merupakan mantan sekretaris PKT dari China Film Art Research Center dari tahun 1994 hingga 2006 ketika Chen pensiun. Dia adalah anggota Komite Sensor Film Tiongkok, yang diawasi oleh Administrasi Radio dan Televisi Nasional Tiongkok. Chen meninggal pada 19 Desember pada usia 76 tahun.

Fang Xuehui lahir pada Desember 1933 di Indonesia. Dia bekerja untuk kantor berita corong PKT Xinhua News Agency di Jakarta pada tahun 1950-an dan menetap di Tiongkok pada tahun 1966. Dia adalah seorang editor Cankaoxiaoxi (“Referensi Berita”), yang diterbitkan oleh Kantor Berita Xinhua, yang menerjemahkan dan menerbitkan kembali artikel-artikel oleh kantor berita asing. Dulunya hanya tersedia untuk kader PKT dan keluarga mereka.

Chu Lanlan lahir pada tahun 1983 dan meninggal dunia pada 18 Desember di usia 39 tahun. Dia bekerja dengan rombongan seni pertunjukan militer PKT untuk menciptakan nyanyian dan tarian Opera Peking. Dia tampil dalam berbagai pertunjukan yang diselenggarakan oleh TV Pusat PKT dan TV Beijing.

Jenazah terlihat menunggu untuk memasuki krematorium di Beijing pada 22 Desember 2022. (STF/AFP via Getty Images)

Laporan Resmi Meremehkan Angka Hingga Ubah Cara Hitung Kematian Akibat COVID

Meskipun ada peningkatan obituari orang-orang terkemuka yang muncul di outlet media pemerintah, hanya sedikit detail yang disebutkan tentang penyebab kematian mereka.

Rezim Tiongkok telah beralih ke buku pedomannya yang sudah usang dengan sangat mengecilkan angka infeksi COVID dan kematian dalam upaya untuk memadamkan berita yang menodai citra PKT. 

Komisi Kesehatan Nasional sejauh ini hanya menghitung beberapa kematian akibat COVID – sembilan selama rentang waktu tiga minggu. Hanya pasien yang meninggal dunia karena pneumonia dan gagal napas akibat COVID yang termasuk dalam klasifikasi ini. Mereka yang memiliki penyakit bawaan seperti  kardiovaskular atau serebrovaskular dan serangan jantung tak masuk dalam hitungan.

Tetapi laporan di lapangan menyajikan gambaran yang jauh lebih mengerikan.

Seorang pria memegang karangan bunga di sebuah krematorium di Beijing pada 22 Desember 2022. (STF/AFP via Getty Images)

Rumah duka di seluruh negeri beroperasi sepanjang waktu untuk mengkremasi jenazah,  otoritas kesehatan mendorong petugas medis yang pensiun selama lima tahun terakhir untuk bergabung kembali dengan tenaga kerja untuk mengurangi kekurangan staf. Banyak staf medis yang bertugas sakit karena COVID. 

Seorang ahli bedah rumah sakit top Beijing mengatakan kepada media Tiongkok bahwa sekitar 70 persen petugas kesehatan di unitnya sakit, termasuk dirinya sendiri, tetapi dia harus tetap bekerja.

Perusahaan riset kesehatan yang berbasis di London, Airfinity, memperkirakan bahwa lebih dari 5.000 orang kemungkinan meninggal dunia setiap hari akibat COVID-19, berdasarkan pemodelan dari data regional Tiongkok.

Penghitungan resmi dari Tiongkok terbukti menjadi panduan yang tak dapat diandalkan sehingga bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebuah badan yang biasanya menahan diri untuk tidak secara langsung mengkritik rezim tersebut karena kurangnya transparansi selama pandemi, menyampaikan keraguannya.

“Di Tiongkok, apa yang dilaporkan adalah jumlah kasus yang relatif rendah di ICU, tetapi secara anekdot ICU terisi penuh,” kata Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan kepada wartawan pada 21 Desember.

Anggota keluarga mengikuti guci berisi abu orang yang dicintai di krematorium di Beijing pada 22 Desember 2022. (STF/AFP via Getty Images)

“Saya tidak ingin mengatakan bahwa Tiongkok secara aktif tidak memberitahu kami apa yang sedang terjadi. Saya pikir mereka berada di belakang kurva,” tambahnya.

Pembalasan

Heng He, seorang analis urusan Tiongkok, memandang elemen metafisik di balik tsunami COVID saat ini. Sementara jumlah korban sebenarnya dari wabah ini tak diketahui, jumlah elit Tiongkok yang terkena dampaknya cukup menonjol.

Banyak dari mereka telah menjadi pemain inti dalam struktur kekuasaan rezim dan berkomitmen untuk menjadi propagandis yang membakar citra PKT.

“Mungkin Anda pikir itu bukan masalah besar, tetapi PKT adalah sindikat kejahatan,” ungkapnya kepada The Epoch Times, menambahkan bahwa peningkatan kasus baru-baru ini seharusnya membuat orang-orang mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan rezim PKT. Mengikat hidup seseorang dengan nasib Partai tidak akan membawa kebaikan bagi Anda.”

Kata-kata mutiara “Kamu menuai apa yang kamu tabur”, telah berakar dalam pikiran orang-orang Tiongkok sejak jaman dahulu.

“Kepercayaan populer di Tiongkok adalah bahwa perbuatan baik akan bertemu dengan hasil yang baik dan sebaliknya, dan  Anda bisa melihat pembalasan dalam masa hidup seseorang,” kata Heng.

“Itulah sebabnya mengapa orang-orang Tiongkok selalu memperingatkan agar tidak membantu siapa pun dalam tindakan yang salah – terutama penganiayaan terhadap keyakinan.”

Heng menunjuk pada kampanye penindasan brutal rezim yang menargetkan Falun Gong dan kepercayaan lainnya.

“Dalam arti tertentu, orang mungkin menganggap ini sebagai pembalasan karma,” katanya.

Konsep itu diilustrasikan dalam artikel Maret 2020 oleh Mr Li Hongzhi, founder disiplin latihan spiritual Falun Gong.

“Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT,” tulis Li. 

“Jika tidak percaya kalian coba lihatlah, saat ini negara-negara yang paling parah, semuanya adalah yang dekat dengan partai jahat, begitu juga dengan manusia. Jadi harus bagaimana? Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat.”

Para Elit yang Tak Berdaya

Eselon atas PKT, yang sebagian besar telah melindungi diri mereka sendiri dari efek merusak dari lockdown selama beberapa tahun terakhir, telah mendapati diri mereka secara tiba-tiba rentan dalam gelombang terbaru.

Sebuah akun di situs microblogging Tiongkok, Weibo, yang telah diidentifikasi sebagai milik istri Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri yang terkenal karena retorika hawkish dan menyebarkan disinformasi virus-termasuk kebohongan bahwa virus dibawa ke Wuhan oleh Angkatan Darat AS, baru-baru ini mengeluh bahwa dia belum dapat mengamankan obat antivirus, obat anti-inflamasi, atau obat flu.

“Berapa hari Anda akan demam sampai Anda sembuh?” tulisnya, tanpa mengidentifikasi siapa yang dia maksud, menurut tangkapan layar dari postingan yang dihapus. “Ke mana perginya semua obat ini?”

Dia kemudian menambahkan bahwa mereka menggunakan es loli untuk menurunkan suhu tubuh.

Pekerja dengan alat pelindung menangani peti mati dan kotak peti mati di Dongjiao Funeral Parlour, dilaporkan ditunjuk untuk menangani kematian akibat Covid, di Beijing, Tiongkok, pada 19 Desember 2022. (Bloomberg)

Ekonom nasionalis Hu Angang, direktur Pusat Studi Tiongkok, yang menasihati kepemimpinan komunis, baru-baru ini kehilangan ayah mertuanya karena pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19. Keluarga tak dapat menghubungi pihak medis. Keluarga tak dapat menghubungi hotline medis selama satu jam, dan kemudian harus menunggu berjam-jam untuk ambulans, menurut sebuah unggahan yang dikutip secara luas dari Mei Xinyu, seorang analis senior di Institut Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi di Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Petugas kesehatan memindahkan pasien COVID-19 dengan tandu di bangsal darurat Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Chongqing di Chongqing, Tiongkok, pada 22 Desember 2022. (Noel Celis/AFP via Getty Images)

“Pria tua itu adalah anggota Partai senior yang telah menerima medali dari negara, tetapi hanya bisa menunggu kremasi di kamar mayat rumah sakit,” tulis Mei pada 21 Desember, menambahkan bahwa Rumah Duka Babaoshan Beijing, tempat jenazahnya akan dikirim, mengkremasi sekitar 200 hingga 300 jenazah setiap hari. “Tak ada tempat hari ini.” (asr)

Situasi Epidemi di Shanghai Parah, Staf Hotel yang Positif COVID-19 Tetap Wajib Masuk Kerja

0

oleh Li Xi

Kebijakan anti-epidemi yang ketat tiba-tiba dilonggarkan dengan tanpa persiapan sebelumnya pada pertengahan bulan Desember telah menyebabkan infeksi massal. Menurut ungkapan seorang warga Shanghai, bahwa semua karyawan dari 2 hotel di Shanghai yang positif terinfeksi, termasuk karyawan restoran dalam penginapan tetap diwajibkan untuk masuk kerja seperti biasa. 

Huanhuan, seorang warga Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 20 Desember, bahwa seorang temannya yang bekerja di “Seven Days Inn” dekat stasiun kereta bawah tanah Jalan Jiangning di Distrik Jing’an, Shanghai. “Teman saya pernah positif terinfeksi pada bulan April tahun ini. Tetapi pada gelombang epidemi kali ini ia tidak terinfeksi, meskipun semua karyawan lainnya positif. Karena “Seven Days Inn” tetap buka, jadi karyawan yang demam pun masuk bekerja seperti biasa”.

“Seven Days Inn” di Jiangning Road dekat stasiun kereta bawah tanah itu memiliki lebih dari 100 kamar tamu yang nyaris penuh terisi, dan ada lebih dari 20 orang karyawan yang bekerja di sana.

Ketika reporter Epoch Times menghubungi “Seven Days Inn” tersebut melalui sambungan telepon, tetapi tidak ada yang menjawab telepon.

Reporter dari Epoch Times kemudian menelepon Xiao Mei, teman Huanhuan, terdengar suara tut, tut, tut, tut… sepertinya ia masih sedang berbicara di telepon.

Selain itu, menurut Ms. Ma, seorang penghuni lama di penginapan tersebut yang terletak di Xizang South Road, Distrik Huangpu, Shanghai, ia mengatakan kepada reporter Epoch Times bahwa pada semua karyawan yang bekerja di penginapan tersebut terdeteksi positif COVID-19, tetapi mereka yang gejalanya ringan, termasuk karyawan yang bertugas di restoran dalam penginapan tetap bekerja seperti biasa”.

Ms. Ma mengatakan : “Di waktu sebelum, untuk menginap di hotel, Anda harus menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif dalam 24 jam. Setelah penguncian dicabut, tidak perlu pembuktian itu lagi. Banyak orang yang terinfeksi menyewa kamar hotel karena tidak ingin menulari anggota keluarganya. Sekarang banyak seperti itu. Bahkan tamu hotel pun tidak mengaku dirinya positif terinfeksi, tetapi karyawan hotel akhirnya tahu juga karena banyak dari tamu hotel itu memiliki gejala. Tentu saja karyawan banyak yang tertular”.

Ketika reporter Epoch Times menelepon “Seasons Hotel” di Xintiandi Xizang South Road, tetapi tidak ada yang mengangkat telepon.

Mr. Yu, seorang warga Shanghai mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 20 Desember : “Wabah di Shanghai sangat serius. Sebagian besar teman saya positif, dan sebagian besar dari mereka mengalami gejala yang relatif serius. Dari nyeri tubuh, nyeri punggung, sakit perut, sakit kepala, sakit tenggorokan, demam, sampai badan merasa sangat tidak nyaman. Tetapi mereka yang merasa tidak nyaman itu, semua telah menerima vaksinasi dosis ketiga”.

Mr.Yu juga berkata : “Beberapa satpam dan pengasuh anak yang tinggal di asrama mengalami infeksi massal. Mereka hanya berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan makanan yang terbatas. Ada dari mereka ini meminta dokter tanpa izin untuk datang memberikan injeksi obat (cairan) yang biasanya dibayar RMB. 80,- tetapi sekarang naik menjadi RMB. 130,- . Para pekerja migrasi ini biasa menggunakan jasa dokter tanpa lisensi ini untuk memberikan suntikan saat ada gangguan kesehatan, karena biayanya lebih murah daripada ke dokter rumah sakit.”

Situasi epidemi di Shanghai sangat serius, warga antrian panjang di klinik demam rumah sakit untuk menunggu perawatan. (foto dari narasumber, digabungkan Epoch Times)

Mr. Yu juga mengambil gambar suasana di klinik demam dengan antrean orang yang menanti giliran perawatan. Barisannya panjang sampai ke pinggir jalan umum. “Akhir-akhir ini hampir tidak ada pasien klinik rawat jalan di rumah sakit, dokter jaganya juga sedikit. Tetapi antrean panjang di unit gawat darurat untuk pasien demam, dan satu pasien hanya memperoleh 5 butir obat flu”.

Kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemi Tiongkok telah mengalami pembalikan besar akibat otoritas kurang menyediakan langkah-langkah pendukung. Ada laporan yang menunjukkan terjadinya pembelian obat-obatan secara panik di beberapa tempat, dan jadwal tunggu untuk kremasi belakangan ini bisa sampai lebih dari sebulan. Masyarakat tentu gelisah dengan situasi seperti ini. Beberapa netizen mengeluh : “Siapa sebenarnya orang yang berada di belakang layar yang menginstruksikan model pencegahan epidemi yang dibubarkan seketika ?” (sin)

Xi Jinping Terpaksa Mengubah Kebijakannya Akibat Krisis Ekonomi Sudah di Depan Mata

0

oleh Huang Yimei

Saat ini Tiongkok sedang menghadapi kesulitan ekonomi yang serius. Melalui Pertemuan Kerja Ekonomi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, pihak berwenang membuat serangkaian perubahan tajam terhadap 3 kebijakan utama mereka. Yang pasti, program besar yang diusung Xi Jinping, yakni “Kemakmuran Bersama” sama sekali tidak disinggung dalam pertemuan, tetapi program pemerintah yang memprioritaskan dukungan terhadap BUMN sekarang berbalik menjadi mendukung usaha swasta. Namun, para cendekiawan percaya bahwa otoritas Beijing berusaha mengendalikan perusahaan swasta tidak akan mengalami perubahan.

Perekonomian Tiongkok telah memasuki masa kelam. Pertemuan Kerja Ekonomi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok yang berlangsung 2 hari telah menghasilkan keputusan untuk meningkatkan kepercayaan pasar dan memperbaiki operasi ekonomi Tiongkok secara keseluruhan demi kenaikan PDB. Dalam pertemuan tersebut, Xi Jinping telah berulang kali menekankan “kepercayaan terhadap strategis sendiri”, dan perlunya tekad kuat dalam menghadapi tekanan, yakin bahwa “fajar segera akan menyingsing”.

Wall Street Journal dalam laporannya menyebutkan bahwa Xi Jinping pasti tahu benar soal kebijakan Nol Kasus yang ia promosikan tidak membawa hasil, karena itu ia siap untuk kembali ke jalur pembangunan ekonomi.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat menjelaskan : “Serangkaian fenomena dari krisis keuangan baik pusat maupun daerah, kecepatan penurunan ekonomi, penutupan toko-toko, ditambah lagi dengan perlawanan rakyat, saya kira warga sipil Tiongkok telah benar-benar beroposisi dengan rezim. Oleh karena itu PKT terpaksa menghilangkan rasa malu karena kehilangan muka, mulai beralih ke menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi apakah memperbaiki ekonomi yang sudah rusak akan semudah perkiraan ?”

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ruang operasi perusahaan teknologi besar Tiongkok telah dikurangi oleh pemerintah, tetapi pertemuan kali ini malahan menekankan perlunya “mendukung perusahaan platform dalam memimpin pembangunan, menciptakan lapangan kerja, dan menunjukkan bakat mereka dalam persaingan internasional”.

Menanggapi program pemerintah yang mengarah ke “BUMN in BUMS out”, “menghukum para kapitalis” dan hal-hal lain terkait dengan ideologi komunis yang mengkhawatirkan dunia luar, Xi Jinping mengklaim bahwa dirinya selalu mendukung perusahaan swasta, karena perusahaan swasta adalah “orang sendiri”. Namun, para cendekiawan percaya bahwa rezim tidak akan melepaskan kendali terhadap perusahaan swasta.

Frank Tian Xie mengatakan : “Sia-sia saja ! Karena rantai industri sudah beralih, dana simpanan masyarakat Tiongkok telah ludes terpakai selama 3 tahun di rumah karena lockdown. Ditambah lagi dengan meningkatnya jumlah pengangguran, dan “tangping”nya rakyat, ini semua merupakan masalah yang tidak mudah bahkan sangat sulit untuk diperbaiki. Karena tidak ada jalan lain, ia kemudian mulai menggunakan trik penipuan, mengklaim bahwa ia selalu ramah terhadap perusahaan swasta. Saya yakin dirinya pasti sadar, bahwa tidak ada orang yang percaya ketika ia menyampaikan ucapan itu”.

Sejak Pertemuan Kerja Ekonomi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok menetapkan nada untuk mendukung perusahaan swasta, para pejabat PKT segera memeriksa kembali kebijakan yang mereka berlakukan terhadap industri teknologi, pendidikan dan pelatihan, terutama Alibaba, JD.com, Meituan, dan perusahaan Internet besar lainnya, dan mau tidak mau mengakhiri penyelidikan jangka panjang terhadap perusahaan Internet.

Li Hengqing, seorang ekonom yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Saya pikir apakah mantan pengusaha terkenal seperti Jack Ma, mereka bisa menerima “semangat” rezim Beijing soal mendukung usaha swasta ? Jack Ma sekarang berada di Jepang, dan ia akan segera kembali ke Tiongkok bila ia mempercayai hal itu, sama halnya seperti Liu Qiangdong yang masih berada di AS, mereka seharusnya menyambut gembira panggilan partai. Tetapi tidak begitu. Mereka tetap diam saja, mengapa ? Karena mereka tidak percaya”.

Para cendekiawan percaya bahwa pengusaha swasta telah kehilangan kepercayaan terhadap kebijakan rezim yang berubah dari hari ke hari.

Tahun 2021 adalah tahun yang tak terlupakan bagi para tutor bahasa Mandarin. Hanya dalam beberapa bulan, mereka berturut-turut terkena pukulan dari kebijakan pemerintah, dan sejumlah besar praktisi di industri pendidikan tambahan telah kehilangan pekerjaan. Banyak perusahaan menghadapi kesulitan mempertahankan usaha. Yu Minhong, presiden Grup Teknologi Pendidikan Oriental Baru adalah contoh kasus.

Li Hengqing mengatakan : “Mereka disakiti oleh kebijakan Xi Jinping, atau kebijakan Partai Komunis Tiongkok. Ketika ekonomi buruk, rezim butuh dukungan pengusaha lalu mendatangi para pengusaha. Begitu ekonomi membaik, pengusaha menjadi target revolusi, menjadi strategis tanggapan. (saya percaya) bahwa tujuan akhir partai komunis adalah untuk sepenuhnya menghabisi para pengusaha swasta ini”.

Program Kemakmuran Bersama yang digembar-gemborkan otoritas PKT dalam beberapa tahun terakhir dianggap oleh dunia luar sebagai kebijakan yang bergerak menuju cita-cita komunisme, dengan cara menindas orang-orang kaya dan kelas menengah untuk memakmurkan orang-orang kelas bawah. Tetapi Kemakmuran Bersama malahan sedikit pun tidak disinggung dalam pertemuan kerja komite yang dipimpin langsung oleh Xi Jinping.

Frank Tian Xie berkata : “Bagaimana untuk memakmurkan semua golongan kelas kecuali dengan merampok kekayaan golongan kelas atas dan menengah. Mereka sekarang tidak menyinggung soal kemakmuran bersama, mungkin sementara tidak digembar-gemborkan dulu karena mereka harus menguras kekayaan perusahaan swasta. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketika ekonomi menurun, keuangan menurun, kekayaan dari kelas istimewa ini pun ikut menurun.”

Selain mencabut kebijakan Nol Kasus secara tiba-tiba, tidak menyinggung soal program Kemakmuran Bersama, dan merangkul perusahaan swasta, masih ada satu perubahan tajam lainnya yang ditetapkan lewat kebijakan PKT, yaitu perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Amerika Serikat sekarang wajib bekerja sama dan mengikuti persyaratan peraturan yang berlaku di Amerika Serikat. Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik AS (Public Company Accounting Oversight Board. PCAOB) menyebutkan bahwa ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah, pihaknya dapat melakukan pemeriksaan secara sepenuhnya terhadap perusahaan Tiongkok yang go public di AS. (sin)

Jumlah Kematian COVID-19 di Tiongkok Melonjak, Sebagian Kota Lumpuh, AS Menawarkan Bantuan

0

oleh Yu Ting, Chen Jie, dan Xiong Bin 

Mari kita lihat perkembangan terbaru epidemi di Tiongkok. Ini adalah krematorium yang berada di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, di mana jenazah telah memenuhi tempat-tempat yang dimungkinkan, sampai-sampai diletakkan di atas tanah untuk menunggu antrean kremasi.

Ms. Chen, staf perusahaan kremasi di Zhengzhou mengatakan : “Tempat di sini sudah penuh. (kremasi) perlu menunggu giliran yang cukup lama. Saat ini diperkirakan bisa menunggu 2 hingga 3 hari”.

Di bagian lain Provinsi Henan, situasinya juga tidak jauh berbeda, jenazah sudah memenuhi kamar pendingin.

Staf perusahaan kremasi di Kota Anyang mengatakan : “Tidak ada lagi ruang pendingin yang kosong sekarang. Jelas perlu menunggu antrean karena memang banyak”.

Staf perusahaan kremasi di Xinxiang mengatakan : “Tempat penyimpanan (jenazah) sudah penuh sekarang, sudah tidak muat lagi. Belakangan ini yang perlu dikremasi banyak. Jika Anda butuh penjadwalan kremasi, silakan membuat janji dengan bertemu langsung, maaf, kami tidak menerima janji melalui telepon”.

Banyak rumah perabuan di ibu kota Beijing masih beroperasi dengan kelebihan beban, mengkremasi jenazah 24 jam sehari.

Staf perusahaan kremasi Dongjiao di Beijing mengatakan : “Kami tidak menerima pembakaran jenazah dari luar distrik, kami hanya menerima jenazah dari sekitar Chaoyang bagian timur dan barat. Kami bahkan sudah kewalahan untuk menangani kremasi jenazah yang datang dari Distrik Chaoyang. (jenazah) terlalu banyak”.

Pengusaha kremasi jenazah di Beijing mengatakan : “Banyak sekali warga lansia yang meninggal karena epidemi, giliran kremasi yang kewalahan”.

Selama lebih dari setengah bulan sejak 7 Desember, otoritas berwenang Tiongkok secara resmi mengumumkan hanya 7 kasus kematian baru akibat COVID-19. Angka yang tidak masuk akal ini menyesakkan dada banyak warga sipil Tiongkok. 

Setelah menerapkan kebijakan Nol Kasus yang ketat selama 3 tahun, situasi yang dihadapi akhirnya menjadi warga sipil di seluruh negeri berebut untuk membeli obat influenza, obat penurun demam setelah pemerintah melonggarkan pemblokiran. Obat-obatan ini sekarang habis dipasar karena pemerintah tidak memiliki stok cadangan.

Heng He, seorang ahli urusan Tiongkok mengatakan : “Tiongkok adalah produsen obat-obatan umum terbesar di dunia. tetapi obat-obatan ini sudah menjadi langka sekarang, itu bukan karena efek dari pembelian panik untuk penimbunan obat-obatan, tetapi terkait dengan kebijakan. Karena pada masa-masa awal penerapan Nol Kasus, selama periode penguncian, Apoteknya tidak menjual obat flu atau obat penurun demam”.

Perubahan yang tajam dari pencegahan penyebaran epidemi yang ketat menjadi pelonggaran yang tidak dipersiapkan terlebih dulu membuat pasien di ibu kota Beijing atau pusat keuangan Shanghai memadati rumah-rumah sakit, ekonomi terdepresi, dan paket kiriman menumpuk karena tidak ada kurir.

Warga Beijing mengatakan : “Beginilah kondisi kiriman paket di Beijing, pada dasarnya sudah lumpuh. Saya ke mari untuk mencari 2 buah kamera yang saya beli, tetapi belum menemukan. Kabarnya di luar sana masih ada 2 kendaraan berisi penuh paket-paket yang belum diturunkan”.

Merebaknya epidemi di Tiongkok juga menarik perhatian internasional. Bersamaan dengan menyampaikan keprihatinan, pemerintah Amerika Serikat juga menawarkan bantuan seperti donasi vaksin untuk mendukung rakyat Tiongkok.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan : “Amerika Serikat adalah donor vaksin terbesar di dunia, dan kami akan terus mendukung rakyat di seluruh dunia, termasuk Tiongkok dalam upaya untuk melawan COVID-19”. (sin)

iSpace Jepang Meluncurkan Pendarat Bulan Komersial Pertama di Dunia

REUTERS

TOKYO, Jepang—Sebuah perusahaan rintisan ruang angkasa Jepang meluncurkan pesawat ruang angkasa ke Bulan pada Minggu (11/12) setelah beberapa penundaan, sebuah langkah menuju apa yang akan menjadi yang pertama bagi bangsa dan perusahaan swasta itu.

Misi HAKUTO-R ispace Inc. adalah dapat lepas landas tanpa insiden dari Cape Canaveral, Florida, setelah dua penundaan yang disebabkan oleh pemeriksaan roket SpaceX Falcon 9 miliknya.

Lebih dari seratus orang di pesta nonton bareng di Tokyo bertepuk tangan saat roket ditembakkan dan terangkat ke langit yang gelap.

“Saya sangat bahagia. Setelah penundaan berulang kali, ada baik- nya kami melakukan peluncuran yang tepat hari ini,” kata Yuriko Takeda, seorang pekerja berusia 28 tahun di sebuah perusahaan elektronik yang bergabung dalam pertemuan tersebut.

“Saya memiliki gambar bendera Amerika dari pendaratan Apollo, jadi sementara ini baru peluncuran, fakta bahwa itu adalah perusahaan swasta yang pergi ke sana dengan sebuah rover adalah langkah yang sangat berarti.”

Badan antariksa nasional Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok telah mencapai pendaratan lunak di tetangga terdekat Bumi itu dalam setengah abad terakhir, tetapi tidak ada perusahaan swasta yang pernah melakukannya.

Keberhasilan misi itu juga akan menjadi tonggak dalam kerja sama ruang angkasa antara Jepang dan Amerika Serikat pada saat Tiongkok menjadi semakin kompetitif dan roket Rusia tidak lagi tersedia setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Itu juga akan menutup beberapa hari penuh dengan berita ruang angkasa untuk Jepang, setelah miliarder Yusaku Maezawa mengungkapkan pada Jumat (9/12), delapan anggota kru yang dia harap akan melakukan penerbangan antariksa SpaceX paling cepat tahun depan.

Nama HAKUTO mengacu pada kelinci putih yang hidup di Bulan dalam cerita rakyat Jepang, yang berbeda dengan gagasan Barat tentang manusia di bulan. Proyek tersebut adalah finalis di Google Lunar XPRIZE sebelum dihidupkan kembali sebagai usaha komersial.

Tahun depan adalah Tahun Kelinci dalam penanggalan Asia. Pesawat yang dirakit di Jerman itu diperkirakan akan mendarat di Bulan pada akhir April. Pesawat ispace bertujuan untuk menempatkan satelit NASA kecil itu ke orbit Bulan untuk mencari simpanan air sebelum mendarat di Kawah Atlas.

Pendarat M1 akan mengerahkan dua robot penjelajah, perangkat berukuran bisbol roda dua dari badan antariksa JAXA Jepang dan penjelajah Rashid roda empat yang dibuat oleh Uni Emirat Arab. Mereka juga akan membawa baterai solid-state eksperimental yang dibuat oleh NGK Spark Plug Co.

“Rover Rashid adalah bagian dari program ruang angkasa ambisius Uni Emirat Arab,” kata penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, yang juga Wakil Presiden Uni Emirat Arab dan yang menyaksikan peluncuran di Pusat Antariksa Mohammed bin Rashid.

“Tujuan kami adalah mentransfer pengetahuan dan mengembangkan kemampuan kami serta menambahkan jejak ilmiah dalam sejarah umat manusia,” tulisnya di Twitter.

ispace yang didanai secara pribadi itu memiliki kontrak dengan NASA untuk mengangkut muatan ke Bulan mulai 2025 dan bertujuan untuk membangun koloni Bulan dengan staf permanen pada  2040. (zzr)

12 Cerita Bergambar Klasik untuk Saat Natal

0

BARBARA DANZA

Salah satu cara paling sederhana dan paling menyenangkan untuk memasukkan semangat Natal ke dalam kehidupan keluarga sehari-hari selama musim liburan adalah dengan membacakan buku bergambar terbaik sepanjang masa. Bahkan bagi anak- anak yang mungkin merasa telah meningkat dari tahap membaca dengan suara keras akan kembali dengan mendengar kisah Natal yang indah yang diceritakan.

Berikut adalah beberapa rekomendasi:

“Christmas in the Barn” oleh Margaret Wise Brown dan Diane Goode

Kisah sederhana dan halus tentang “gudang besar yang hangat di ladang kuno” mengungkapkan kisah Natal disertai dengan ilustrasi yang lembut dan indah. Buku utama dan latihan membaca yang sangat baik untuk pembaca pemula dan bacaan yang menenangkan sebelum tidur.

“The Polar Express” oleh Chris Van Allsburg

Dalam buku klasik modern ini, ilustrasi pastel yang memikat membangkitkan ke- ajaiban di sepanjang kisah mempesona tentang seorang anak laki-laki yang, pada Malam Natal, masuk ke kereta api yang melakukan perjalanan ke Kutub Utara dan melakukan petualangan yang memantap- kan semangat Natal di dalam hatinya sela- manya. Ini adalah prekuel yang sempurna untuk menikmati malam bersama keluarga dalam film adaptasi.

“A Christmas for Bear” oleh Bonny Becker dan Kady MacDonald Denton

Angsuran terakhir dalam seri Bear and Mouse yang menyenangkan, “A Christmas for Bear” menyatukan kembali karakter- karakter yang sudah dikenal di masa Natal. Kisah persahabatan yang hangat ini pasti akan membangkitkan senyuman.

“The Christmas Miracle of Jonathan Toomey” oleh Susan Wojciechowski dan P.J. Lynch

Harta karun ini menggambarkan perjalanan sebuah harapan karena permintaan sederhana seorang janda muda dan putranya kepada seorang penebang kayu yang “murung” di waktu Natal. Ilustrasinya menakjubkan dan semangat Natal hidup secara sempurna hidup sepanjang waktu.

“The 12 Days of Christmas” oleh Laurel Long

Lagu Natal Inggris klasik yang menghitung hadiah “my true love gave to me” selama 12 hari, menjadi hidup melalui lukisan cat minyak Laurel Long yang menakjubkan dalam buku yang indah ini. Saat lagu yang akrab secara kumulatif berkembang dan hadiah baru ditambahkan setiap hari, ilustrasinya menjadi lebih rumit dan pembaca dapat bersuka ria dalam mencari hadiah tersembunyi di masing-masing.

Lengkap dengan sejarah singkat dari lagu Natal yang terkenal, dan termasuk partitur musiknya, versi “The Twelve Days of Christmas” ini akan menjadi hadiah yang luar biasa.

‘Where, Oh Where, Is Santa Claus?’ oleh Lisa Wheeler dan Ivan Bates

“Where, Oh Where, Is Santa Claus?” membawa kita ke Kutub Utara, tempat Sinterklas menghilang pada Malam Natal! Akankah teman-teman berbulunya menemukannya tepat waktu? Saat membaca kejar-kejaran yang menyenangkan ini, anak-anak kecil akan terkikik kegirangan saat mencari Sinterklas. Saat tidur, bacakan ini dengan pilihan yang lebih lembut untuk memastikan malam yang sunyi.

“Drummer Boy” oleh Loren Long

Seorang anak laki-laki penabuh drum mainan secara tidak sengaja memulai petualangan yang membawanya ke arah yang berbeda— sampai dia menemukan dirinya berada di depan pemandangan yang sudah dikenalnya di sebuah palungan. Cerita yang mengharukan dan diilustrasikan dengan indah.

“The First Christmas: A Changing-Picture Book,” oleh Sophy Williams

Menceritakan kembali adegan Kelahiran Yesus dengan lebih halus, “The First Christmas: A Changing-Picture Book” adalah ringkasan yang diilustrasikan dengan indah tentang makna dasar Natal, yang akan memberikan landasan yang sempurna untuk waktu tidur pada malam yang istimewa ini.

“How The Grinch Stole Christmas!” oleh Dr. Seuss

“Setiap orang di Who-ville sangat menyukai Natal … Tapi Grinch …” Nah, Anda pasti tahu bagaimana cerita selanjutnya. Tetap saja, jangan lewatkan untuk mengambil buku yang sudah “usang” itu dari rak Anda dan membacakan bersama keluarga Anda sajak yang sudah dikenal dari buku klasik abadi ini. Tentu, Anda dapat menonton versi animasinya dan Anda bahkan dapat menonton Jim Carrey, tetapi tidak ada yang mengalahkan buku asli yang dibacakan oleh Ibu atau Ayah.

 “We Three Kings” oleh Gennady Spirin

Mengikuti adegan-adegan lagu Natal dalam halaman buku yang menceritakan kisah orang bijak mengikuti bintang menghidupkan kisah itu. Ini adalah buku yang indah yang memastikan makna Natal akan diingat.

 “A Christmas Carol” oleh Charles Dickens

Versi lengkap dari sastra klasik ini layak untuk diselami sepanjang tahun ini. Edisi ini menampilkan ilustrasi yang cukup untuk membuat pembaca yang lebih muda tertarik sambil memberikan kisah yang lengkap dan ditulis dengan ahli.

“The Night Before Christmas” oleh Clement C. Moore dan Ted Rand

Jika ada satu buku yang harus Anda baca setiap tahun, itu adalah buku ini—tentu saja Anda bacakan di Malam Natal. Board book yang kokoh ini akan bertahan lama, dan ilustrasinya juga tepat. Edisi penting lainnya yang perlu dilirik adalah Jan Brett’s dan buku nostalgia “Little Golden Book” yang diilustrasikan oleh Corinne Malvern.

Barbara Danza adalah ibu dari dua anak, MBA, pecinta pantai, dan berjiwa kanak- kanak. Disini dia menyelami tantangan dan peluang mengasuh anak di zaman modern. Terutama tertarik pada banyak pilihan pendidikan yang tersedia untuk keluarga saat ini, apresiasi baru dari kesederhanaan dalam kehidupan anak- anak, manfaat dari perjalanan keluarga, dan pentingnya kehidupan keluarga dalam masyarakat saat ini

Pohon Natal : Merefleksikan Tradisi yang Panjang, Mengapa Selalu Pohon Cemara?

0

ERIC BESS

Selama musim liburan akhir tahun, banyak umat Nasrani mulai memasang pohon Natal. Kita menghiasinya dengan ornamen dan menempatkan bungkusan kado untuk orang-orang yang kita sayangi di bawah pohon Natal. Bagaimana asal- usul dan evolusi dari tradisi panjang ini?

Simbol Transenden

Pohon cemara — jenis yang sering digunakan untuk pohon Natal — telah digunakan secara simbolis di seluruh dunia. Misalnya budaya Mesir kuno, Tiongkok, dan Ibrani mengaitkan pohon cemara dengan kehidupan abadi.

Sebelum abad ke-16, Kekristenan mula-mula menggunakan kebiasaan ini dan awalnya menggunakan pohon Natal untuk mewakili Taman Firdaus dan untuk menakut-nakuti iblis di Tahun Baru. Apel, wafer, dan lilin ditambahkan ke pohon untuk melambangkan hari raya keagamaan Adam dan Hawa, tubuh Kristus, dan cahaya terang Kristus.

Setelah abad ke-16, pohon Natal menjadi tradisi budaya yang mendalam di Jerman Lutheran sebelum diadopsi di Inggris pada awal abad ke-19. Ini pertama kali didokumentasikan di Amerika pada tahun 1830-an oleh para pemukim Jerman.

Pada akhir 1800-an, Edward Hibberd Johnson rekan bisnis Thomas Edison, adalah orang pertama yang menyalakan lampu di pohon Natal, dan lahirlah pohon Natal modern.

Pohon Natal Museum Seni Metropolitan dan Neapolitan Baroque Crèche

Baru-baru ini, saya pergi melihat “Pohon Natal dan Crèche Barok Neapolitan” di Museum Seni Metropolitan, New York, yang dipamerkan untuk umum hingga 8 Januari 2023 mendatang. Ditempatkan di Aula Patung Abad Pertengahan Museum, pohon setinggi 6 meter ini menyediakan rumah bagi banyak malaikat dan kerub (malaikat kecil bersayap) yang melayang di atas Kandang Natal.

Crèche adalah diorama yang menggambarkan Kandang Natal, seni ini berasal paruh kedua abad ke-18 disediakan oleh donor Loretta Hines Howard. Diyakini berasal dari bengkel kerja master Italia Giuseppe Sanmartino, patung-patung ini tinggi antara 30,5 cm dan 38 cm, serta terdiri dari kayu dan terakota.

“Angel,” paruh kedua abad ke-18, oleh Giuseppe Sanmartino. Museum Seni Metropolitan, New York. (Domain publik)

Para Malaikat dan Kerub tanpa layang dengan anggun di atas Kandang Natal, di mana lebih dari 70 patung mewakili semua bangsa datang untuk menyaksikan kelahiran Kristus. Pengunjung museum dapat berjalan 360 derajat mengelilingi  pohon Natal ini sambil mendengarkan musik paduan suara yang mengatur sahdunya suasana musim Natal.

Saat saya berjalan mengelilingi seluruh museum, terlihat “Pohon Natal dan Crèche Barok Neapolitan” yang sepe menarik perhatian banyak orang. Pengunjung berdiri, melihat, dan merenung untuk waktu yang lama.

Bercermin pada Simbolisme Tradisi yang Panjang

Ketika tradisi berusia berabad-abad seperti ini, terkadang kita kehilangan jejak makna yang lebih dalam terkait dengannya. Sejarah pohon Natal yang kaya ini dapat membuat kita berhenti sejenak. Kita dapat berhenti dan merenungkan apa yang diwakilinya bagi kita sekarang.

Apakah kita kembali menganggapnya sebagai sebuah simbol surga tak bercela? Atau mungkin—sebagai lambang kebajikan Kristiani—kita merenungkan kegunaannya untuk mengusir setan, iblis, atau kesialan di awal tahun baru? Atau mungkin kehadirannya dapat membantu kita merenungkan keabadian atau makhluk surgawi yang mengawasi kita dari atas? Mungkin itu hanyalah simbol kebersamaan dan keramah-tamahan yang ditunjukkan kepada keluarga dan teman selama “musim berbagi” ini.

Apa pun yang kita putuskan sendiri, semoga kita terus mengasosiasikan makna yang positif dan benar dengan tradisi budaya yang panjang ini. (yud)

Eric Bess adalah seniman representasional yang berpraktik dan kandidat doktoral di Institute for Doctoral Studies in the Visual Arts (IDSVA).

Industri Tes PCR Tiongkok Meraup Untung yang Mengejutkan, Mencatatkan 52 Miliar Dolar AS Selama Kebijakan Anti Pandemi Diterapkan

0

Chen Beichen

Kebijakan pencegahan dan penanggulangan COVID-19 versi partai Komunis Tiongkok (PKT) telah dilonggarkan, bergeser dari Nol COVID menjadi berdampingan hidup dengan virus. Era tes PCR akhirnya berakhir, dan petugas pencegahan pandemi menghadapi runtuhnya industri tes PCR. Diperkirakan industri pengetesan PCR Tiongkok telah meraup untung besar  dan menghasilkan banyak uang dalam pencegahan epidemi.Anggaran tahun ini terkait pencegahan wabah saja mencapai USD. 52 miliar .

Seperti kebanyakan orang-orang Tiongkok, Wang, seorang warga Beijing berusia 43 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa dia senang dan lega mendengar pada minggu lalu bahwa pemerintah akan mencabut hampir semua pembatasan tanpa izin. Namun,  wanita tersebut kehilangan pekerjaannya sehari kemudian.

Dia mengatakan kepada Reuters, “Pemimpin kelompok kami mengatakan kepada saya secara langsung bahwa saya tidak lagi dibutuhkan karena kebijakan baru tersebut.  Ia adalah penguji swab Covid di Beijing.

Partai Komunis Tiongkok secara tiba-tiba meninggalkan sebagian besar langkah-langkah pengendalian epidemi, termasuk tes wajib PCR secara massal di sebagian besar wilayah negara itu. Perubahan peristiwa secara tajam ini berarti bahwa nasib perusahaan produksi dan tes PCR serta industri periferal seperti pemantauan seluler, berubah dalam semalam.

Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 30 pemerintah daerah di Tiongkok telah membatalkan layanan dan tender terkait pencegahan dan pengendalian pandemi. 

Misalnya, sebuah restoran anti pandemi di Shenzhen membatalkan penawaran untuk desinfeksi reguler; sebuah distrik di Chengdu membatalkan penawaran untuk pasokan isolasi; laboratorium pengujian PCR di Provinsi Shandong membatalkan penawaran untuk renovasi; beberapa pemerintah daerah lainnya juga telah melepaskan rencana membeli perangkat lunak untuk melacak penyebaran virus atau alarm isolasi, dan rencana membeli peralatan pemantauan.

Untuk perusahaan epidemi tersebut, yaitu perusahaan yang terlibat dalam produk dan layanan isolasi, tracking dan pemantauan seluler, skala keuntungan mereka menurun dengan cepat. Misalnya:  shanghai labway clinical laboratory turun 11%, dan Guangdong Hybribio Biotech turun 8% , sementara Dian Diagnostics turun 5%.

Reuters melaporkan, meskipun statistik yang tepat sulit diperoleh, industri tes PCR tak diragukan lagi telah tumbuh selama pandemi.  Diperkirakan bahwa sebagian besar anggaran Tiongkok yang terkait dengan pencegahan dan penanggulangan COVID pada tahun ini, yang diperkirakan mencapai 52 miliar dolar AS telah masuk ke kantong industri ini.

Tahun ini, kota-kota besar di Tiongkok telah menerapkan tes PCR skala besar setiap satu atau dua hari. Biaya ini dapat mencapai 1,5% hingga 1,8% dari produk domestik bruto (PDB) Tiongkok. Menurut Biro Statistik Nasional Partai Komunis Tiongkok, PDB Tiongkok pada tahun 2021 akan menjadi RMB 114,367 miliar, dan 1,5% akan menjadi RMB 1,7 triliun. (hui)

Penangkapan Presisi Pasca Gerakan Kertas Putih Tonjolkan Totaliter Digital Sedang Meningkat

0

Li Xi

Pasca aksi protes menentang lockdown atau “Gerakan Kertas Putih” dalam skala besar di berbagai tempat di Tiongkok, kebijakan Nol-Covid yang selama ini diterapkan ketat oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) telah dilonggarkan, Tim Komprehensif Pencegahan & Pengendalian Gabungan di bawah naungan Dewan Negara RRT (Republik Rakyat Tiongkok) telah dibubarkan, tapi aksi penangkapan terhadap pelaku unjuk rasa Gerakan Kertas Putih masih terus berlanjut, tidak tertutup kemungkinan akan ada perhitungan pasca kejadian.

Stasiun Pemancar Mikro & Big Data Sebagai Alat PKT Membuat Perhitungan

Menurut informasi yang diungkap akun Twitter “Teacher Li is Not Your Teacher” (@whyyoutouzhele), di kota Chengdu Provinsi Sichuan, pengunjuk rasa yang turut serta dalam Gerakan Kertas Putih mendapat telepon dari polisi yang menanyakan apakah dirinya ikut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut? Juga ditanya apakah ‘Kode Kesehatannya (menggunakan Kode 3 Warna, red.) telah berubah menjadi warna kuning? Menurut penuturan netizen tersebut, dalam pembicaraan di telepon itu polisi mengatakan mereka telah merangkum daftar orang-orang yang ikut berunjuk rasa, dan sedang memverifikasi data tersebut lewat panggilan telepon. Pihak kepolisian distrik Haizhu kota Guangzhou bahkan tanpa pemberitahuan apapun langsung melakukan penangkapan.

“Twitter “Teacher Li is Not Your Teacher” juga mengungkapkan, “Warganet mengunggah artikel, dikatakan bahwa pemerintah kota Shanghai sedang menjalankan stasiun pemancar mikro, lewat tautan antara jejaring internet operator dengan pusat Big Data, yang digunakan untuk merekam data ponsel yang keluar masuk di jejaring tersebut, lalu lewat informasi di ponsel mengumpulkan rute lintasan orang yang lalu lalang. Semua pangkalan mikro itu dipasang di berbagai tempat umum seperti pertokoan, pusat perbelanjaan, hotel, lahan parkir, dan taman-taman di gedung perkantoran di sekitar pemukiman.”

Apakah stasiun pemancar mikro ini ada kaitannya dengan penangkapan presisi yang dilakukan PKT? Reporter ET telah mewawancarai seorang programmer Silicon Valley yang selama ini menentang totaliter digital yakni Zhong Shan untuk membahas apa sebenarnya stasiun pemancar mikro tersebut.

Zhong Shan menyatakan, “Stasiun pemancar mikro diperkuat menjadi setara sistem 5G, dengan berbasis pada sistem 4G yang ada, atau diperkuat dengan berbasis pada sistem 5G yang sudah ada.” 

Kendaraan kamuflase stasiun pemancar khusus yang digunakan oleh Biro Operator pihak kepolisian RRT. (koresponden yang diwawancara)

“Pertama, dapat membantu mendobrak ‘silo informasi’ di perkotaan. Titik pengawasan dan stasiun pemancar terkoneksi satu dengan yang lain, yang dapat mengakses jejaring dari 4G menjadi 5G dengan standar yang sama.” 

“Kedua, setelah stasiun pemancar mikro 5G masuk ke dalam sistem pengawasan dapat langsung saling terhubung, pemantauan gabungan dengan AI dan IoT (Internet of Things, red.) yang berteknologi canggih pun menjadi semakin real-time dan lancar (secara luas menghubungkan berbagai jenis gadget, berdefinisi tinggi, aliran data tinggi, dan tanpa jeda).” 

“Ketiga, koneksi ini menyebabkan ekspansi kekuasaan seketika, polisi di tingkat bawah pun dapat mengakses data pemantauan AI dan Big Data serta langsung bertindak. Sederhananya, bahkan seorang polisi pamong praja turun ke jalan pun sudah diterapkan penegakan hukum berteknologi tinggi.”

“Ada satu kemampuannya yang sangat gila, yakni tingkat akurasi pelacakan lintasannya meningkat drastis. Niat awal teknologi ini tadinya adalah untuk berkolaborasi dengan sistem mengemudi otomatis, meningkatkan koneksi yang mulus pada band frekuensi tinggi yang dialami di blind spot yang terhalang gedung pencakar langit, ini membuat setiap sudut dan gang di perkotaan selalu dapat terhubung dengan frekuensi tinggi yang berkecepatan tinggi. Jika diaplikasikan untuk pengawasan maka akibatnya adalah ponsel dapat ditelusuri secara online dan real-time, akurasi penentuan posisi dengan tingkat kesalahan 50 meter untuk benda yang bergerak lambat dan definisi tinggi HD4K tanpa jeda dengan mudah dapat dicapai dengan jejaring stasiun pemancar ini. Apalagi dipadukan dengan sistem pengawasan CCTV yang ada, ini dapat memastikan video berkualitas dan beresolusi tinggi diunggah ke Cloud, sistem pemrosesan identifikasi wajah setempat dapat secara real-time memantau tanpa adanya jeda.”

Ia menyatakan, “Pada 2019 pemerintah Hong Kong telah mengeluarkan program uji coba ‘Multi-Functional Smart Lamppost’, teknologi inilah yang digunakan untuk diuji coba lebih dulu di Hong Kong, efisiensinya dalam menangkap orang sangat tinggi.”

“Tidak hanya itu saja, jika polisi dapat mengerahkan stasiun pemancar mikro yang berbasis mobil, maka akan dapat mengumpulkan segala informasi dari SIM card para pengguna di sekitarnya (dapat mengambil semua data pengguna 4G+5G), lalu mencocokkan Kode Kesehatan terkait dengan Kode Perjalanan, lantas dapat tercapai cekal (pencegahan – penangkalan) dan pengendalian yang akurat.” 

Skema stasiun pemancar mikro 4G-5G pada lampu penerangan jalan: Fungsi identifikasi AI pada
CCTV adalah perlengkapan standar, untuk memudahkan sistem pengawasan dengan Big Data
secara luas. (koresponden yang diwawancara)

Kemudian Zhong Shan menjelaskan dengan contoh kasus ditangkapnya seorang mahasiswa lulusan Central Academy of Fine Arts (CAFA) bernama Zhang Donghui pada Agustus tahun ini di sub-distrik Wangjing kota Beijing akibat melakukan pencoretan pada dinding di 8 pos pelayanan tes PCR dengan tulisan “Tiga tahun sudah, aku sudah mati rasa”, “Setelah kejadian polisi memeriksa rekaman CCTV, menelusuri jejaknya hingga akhirnya berhasil menangkap Zhang Donghui. Jika stasiun pemancar 5G dikoneksikan pada sistem pemantau yang menjangkau sampai lokasi tersebut, diperkirakan Zhang Donghui mungkin sudah tertangkap pada saat baru menuliskan kata pertama.”

Zhong Shan menyatakan, “Seandainya stasiun pemancar mikro ini belum ada, kasus di Chengdu sekarang, dengan Kode Kesehatan yang mengiringi setiap orang dipadukan dengan identifikasi wajah pada rekaman CCTV, sudah bisa secara akurat membuat perhitungan di kemudian hari, inilah alasan mengapa sekarang walaupun sudah tidak ada pandemi, tapi Kode Kesehatan dan Kode Perjalanan tidak mungkin dihapus.”

Bagaimana Menghadapi Tekanan Presisi PKT

Pasca Gerakan Kertas Putih banyak warga yang diperiksa ponselnya oleh polisi, distrik Xuhui kota Shanghai mengerahkan anggota polisi memeriksa pejalan kaki yang lalu lalang di sekitar Jalan Urumqi, dengan fokus pada pemeriksaan terhadap ponsel milik mahasiswa apakah terpasang dengan aplikasi Twitter, YouTube, TikTok, Telegram, Potato, Shadowrocket, dan lain sebagainya, juga peranti lunak VPN untuk melewati firewall, lalu dilaporkan kepada grup besar data komprehensif distrik Xuhui.

Zhong Shan mengusulkan, “Jika terpaksa harus menghadapi pemeriksaan ponsel, sebelumnya persiapkan ponsel berteknologi rendah, misalnya menggunakan ponsel 3G kaum manula yang hanya bisa untuk menelepon dan mengirim SMS, serta tidak ada fungsi aplikasinya, ponsel seperti itu tidak bisa diperiksa, bahkan bisa mengurangi risiko dilacak. Stasiun pemancar berada dalam kondisi sistem 3G, akurasi posisinya menjadi sangat rendah, pada umumnya tidak bisa mencapai tingkat akurasi tinggi ataupun real-time, sebisa mungkin tidak menyimpan nomor apapun.”

“Ponsel pintar yang digunakan sehari-hari jagalah agar selalu kosong kontennya, disarankan menggunakan akun luar negeri ponsel Apple dan menggunakan nomor telepon luar negeri untuk mendaftar di Apple Store. Dalam phonebook jangan menyimpan nomor telepon yang tidak perlu, juga jangan menunjukkan nama asli. Gunakan dua kali verifikasi yakni sandi mengunci layar pada ponsel dikombinasikan dengan sandi masuk perangkat lunak. Dalam kondisi kartu SIM dipastikan aman, baru menggunakan kode verifikasi surel atau dengan SMS.”

“Satu hal lagi, jika pemeriksa tidak menunjukkan bukti identitas seorang polisi, dan bukan saat berada di pusat transportasi atau kereta dalam arti luas, memeriksa ponsel dan bukti identitas adalah tindakan polisi yang melanggar hukum, bisa mengatakan kepadanya jika tidak menghentikan tindakan yang melanggar wewenang dan kedisiplinan, Anda berhak melaporkannya kepada inspektur lewat telepon untuk memperingatkan polisi itu.”

Zhong Shan menghimbau pemerintah, “Jangan melakukan cara yang tercela dengan membuat perhitungan pasca kejadian, segera bebaskan para tawanan hati nurani yang telah ditangkap. Juga memperingatkan para pelaku yang ikut terlibat dalam Gerakan Kertas Putih berikut sanak keluarga mereka, persiapkan diri untuk mengantisipasi tindakan semena-mena dari polisi, khususnya menggunakan siksaan untuk memaksa mengaku, catat nama-nama polisi jahat, nomor keanggotaan mereka, nomor telepon dan lain sebagainya. Dokumentasikan data oknum yang bertindak semena-mena, kirimkan ke media massa luar negeri untuk diungkap, kejahatan mereka pada akhirnya akan diadili.”

GitHub Diblokir Dengan Tuduhan Penipuan Telekomunikasi

Menurut seorang penulis AS berdarah Yahudi yakni Hannah Arendt yang menganalisa alasan kejahatan pembantaian terhadap Yahudi, dia menilai kejahatan itu terbagi menjadi dua macam, yang pertama adalah “kejahatan ekstrem” pada diri seorang penguasa totaliter, yang kedua adalah “kejahatan dangkal” pada diri orang yang dikuasai atau yang terlibat. Jenis yang kedua ini bahkan jauh melampaui yang pertama. Persis seperti “Judenrat” di Jerman dan Polandia yang bersekongkol dengan NAZI untuk sekaligus dalam skala besar membinasakan bangsanya sendiri. Mereka mengatakan NAZI mengumpulkan semua korban, menyita harta benda mereka, dan mengantarkan mereka ke atas kereta yang kemudian membawa mereka menuju kamp konsentrasi kematian.

Justru pada saat sekarang, aplikasi GitHub (platform jaringan sosial bagi para developer untuk mengelola kode) telah diblokir oleh PKT dengan alasan penipuan telekomunikasi, istilah teknisnya adalah terjadi pencemaran DNS pada analisa URL domain situs webnya oleh firewall yang berciri khas PKT. “Ini mengakibatkan para teknisi kode telah kehilangan platform untuk belajar dan saling berbagi teknik, dan dapat didenda maksimal sampai USD 15.000 dolar”, kata Zhong Shan.

Zhong Shan menghimbau, agar para programmer level teknis di dalam maupun luar negeri agar segera sadar, jangan membantu rezim zalim totaliter digital, dan menolak menjadi orang yang membantu “kejahatan dangkal” itu. Ibarat memelihara harimau justru mencelakakan diri sendiri di kemudian hari, sebaiknya segera aktif berpartisipasi dalam barisan para pengunjuk rasa.

Terakhir Zhong Shan menyatakan, “Generasi Z (pasca 2000) di Tiongkok dikenal sangat patuh terhadap pemerintah, ini dikarenakan mereka lahir dan tumbuh besar di saat Tiongkok berada pada periode yang paling makmur, juga karena PKT sangat mahir memanfaatkan media sosial dan internet untuk melakukan pendoktrinan pada generasi ini. Tapi sekarang, karena tidak puas terhadap sensor menyeluruh oleh pemerintah RRT, juga terhadap kebijakan Nol-Covid serta semakin diperketatnya pengendalian terhadap seluruh warga, di antara mereka ada yang telah mulai mengalami melek politik dan mulai mengambil tanggung jawab. Tapi mulai dari Gerakan 4 Mei 1919, lalu Peristiwa Tiananmen 4 Juni 1989, sampai Gerakan A4 (Gerakan Kertas Putih), perubahan pandangan di lahan ini, berjalan begitu pelan…

Ia berkata, “Pada masyarakat modern ini, acap kali perubahan pandangan memicu perubahan sistem — faktanya, kekuatan pandangan begitu kuat, bahkan mungkin dapat mendobrak pertimbangan kepentingan ekonomi, tekanan dari mesin kekerasan, dan hambatan struktur internasional, dan membongkar perubahan pada sistem. Hanya reformasi sistem yang didirikan di atas pondasi reformasi pandangan, adalah yang terkokoh, dan berkesinambungan, karena begitu pandangan itu terbentuk, acap kali memiliki fleksibilitas yang tinggi.”

Zhong Shan, pernah bernama Wang Zu, lulusan elektro informatika sebuah institut terkenal di Tiongkok. Saat ini ia berprofesi sebagai seorang programmer jaringan komunikasi di Silicon Valley, Amerika Serikat. Sebagai seorang “programmer yang telah sadar”, selama jangka panjang ia telah melawan rezim tirani totaliter digital PKT, serta menghimbau semua pelaku industri teknologi agar mengemban tanggung jawab untuk kembali ke niat awal memperbaiki dunia menjadi lebih baik. (sud)

Kunjungan Xi Jinping ke Timur Tengah Penuh Kontroversi, Pakar: Dua Masalah Krusial Belum Diselesaikan

0

Cheng Jing & Luo Ya

Minggu lalu Xi Jinping berkunjung ke negara Arab Saudi, media corong Partai Komunis Tiongkok (PKT) kantor berita Xinhua News membesar-besarkannya dengan sebutan “tonggak pencapaian yang baru”, namun para pakar menilai, kunjungan ini minim akan hasil yang konkrit, dua masalah krusial tidak dapat diselesaikan, dan aksi tebar uang Beijing kemungkinan akan kurang berdaya; di saat yang sama, Xi Jinping juga telah membuat Iran berang, keretakan mulai muncul.

“Zona Perdagangan Bebas RRT-Arab Saudi” Tanpa Kelanjutan

Dari tanggal 7 hingga 9 Desember selama 3 hari kunjungan Xi Jinping itu, berturut-turut digelar acara KTT RRT-Arab Saudi, lalu KTT RRT-Negara Arab, dan KTT RRT-Dewan Kerjasama Negara Arab di Teluk atau GCC, serta dilangsungkan pula pertemuan bilateral pemimpin negara dengan 20 negara lainnya yakni Mesir, Palestina, Kuwait dan lain-lain. Tapi masalah yang disoroti oleh pihak luar mengenai pelunasan perdagangan minyak bumi dengan mata uang RMB dan kesepakatan perdagangan bebas RRT-Arab Saudi, hingga saat ini, tidak tercapai terobosan untuk penyelesaiannya.

VoA memberitakan, pada masalah zona perdagangan bebas, PKT telah melangsungkan negosiasi selama bertahun-tahun dengan negara Arab di teluk, ini dinilai sebagai salah satu simbol pencapaian KTT kali ini.

Pakar masalah Timur Tengah Italia bernama Linoto berkata, “Mungkin ada yang mengatakan, walaupun telah menandatangani 34 kesepakatan investasi, tapi KTT belum bertransformasi menjadi terobosan yang penting. Misalnya, tidak dipublikasikan soal kesepakatan perdagangan bebas yang telah lama diharapkan.”

Sejak kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi sebelumnya di awal tahun 2016 silam, pejabat PKT menjelaskan, perundingan terkait zona perdagangan bebas RRT dengan Dewan Kerjasama Negara Arab di Teluk (GCC) sedang dikebut, dengan harapan akan tercapai kesepakatan di tahun yang sama. Tapi telah 7 tahun berlalu informasi terbaru dari PKT masih berhenti pada status “sudah mencapai tahap akhir yang krusial”.

Perundingan perdagangan bebas RRT-Arab Saudi bisa dibilang merupakan salah satu negosiasi ekonomi dagang yang paling panjang dan paling sulit bagi PKT. Perundingan telah dimulai sejak tahun 2004, berhenti sementara di tahun 2009, diaktifkan kembali pasca kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi tahun 2016. 

Saat ini, RRT telah menjadi negara rekan dagang terbesar bagi GCC, sekaligus juga sebagai negara pengekspor dan pengimpor terbesar, penguasa PKT menggantungkan harapan yang sangat besar pada kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi kali ini. Akan tetapi hingga kini, perundingan perdagangan bebas kembali kandas.

Seorang blogger, penulis, sekaligus komentator Tiongkok bernama Li Xi (nama samaran) mengatakan pada Epoch Times, “Perdagangan RRT-Arab Saudi tidak mungkin bisa diharapkan, PKT hanya membutuhkan minyak dari Arab Saudi, sama sekali tidak tertarik pada produk lainnya, sementara Arab Saudi juga hanya butuh sejumlah instalasi pemantauan dan tenaga kerja dari Tiongkok. Dari mana kesepakatan perdagangan bebas itu dapat mulai dibicarakan.

Masalah “Kalkulasi Minyak Bumi Dengan RMB” Belum Terselesaikan

Masalah lain yang diharapkan PKT adalah “pelunasan minyak bumi dengan RMB”, Li Xi berkata, “RMB tidak mungkin dipertukarkan dengan bebas, Arab Saudi juga tidak mungkin menyimpan RMB, menukarkan RMB dengan minyak adalah pemikiran sepihak PKT.”

VoA mengatakan, walaupun hanya sebagian kecil ekspor minyak bumi Arab Saudi ke RRT dilunasi dengan mata uang RMB, bagi PKT hal itu merupakan suatu terobosan yang sangat berarti. Surat kabar “Wall Street Journal” pada Maret lalu memberitakan, Beijing terus bernegosiasi dengan Arab Saudi, dengan mata uang RMB dan bukan dengan USD menetapkan harga sebagian minyak bumi yang dijual kepada Tiongkok sudah berlangsung terputus-putus selama 6 tahun.

Dalam KTT GCC kali ini Xi Jinping kembali menyerukan, “Secara optimal memanfaatkan platform Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange (SHPGX), melakukan pembayaran minyak dan gas alam dengan mata uang RMB.” Terhadap hal ini Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud menyatakan, “Saya tidak tahu menahu mengenai hal ini”.

Nara sumber Arab Saudi juga memberitahu Reuters, memperhitungkan dengan mata uang RMB untuk ekspor minyak bumi ke Tiongkok, “Belum saatnya dilakukan saat ini”.

Peneliti senior tidak tetap program Timur Tengah dari wadah pemikir Atlantic Council, sekaligus dosen Zayed University Abu Dhabi yakni Jonathan Fulton mengatakan kepada VoA, “Mempertimbangkan kapasitas dagang dan perjanjian antara Arab Saudi dengan RRT, hal ini memang beralasan. Tapi di sisi lain, ini akan menimbulkan dampak yang relatif besar terhadap prosedur finansial yang bermanfaat bagi Arab Saudi dan Tiongkok.”

Menurut Fulton, “Jika dolar AS melemah, pengaruh bagi Arab Saudi dan negara tetangga teluk akan sangat menyulitkan, mata uang mereka dikaitkan dengan USD, dan mayoritas dana kekayaan negara mereka telah diinvestasikan di Amerika.”

Jelang KTT RRT-Arab Saudi kali ini, pasar souvenir Tiongkok di Yiwu telah merampungkan transaksi pembayaran menggunakan mata uang RMB yang pertama kali dengan Arab Saudi. Walaupun demikian, VoA mengatakan, tidak dapat dipertukarkannya RMB adalah satu masalah krusial belum terselesaikan yang akan menjadi hambatan baru.

Bernard Haykel dari Princeton University berkata, “Jika menerima mata uang RMB, mereka (Arab Saudi) pun hanya bisa menggunakannya untuk mengimpor barang dari Tiongkok, dan tidak dapat digunakan untuk mengimpor produk dari negara lain seperti Jerman.”

Dosen Fakultas Urusan Internasional dan Kewirausahaan dari Nanhua University Taiwan yakni Sun Guoxiang mengatakan kepada Epoch Times, masalah Tiongkok yang paling fundamental adalah apakah perekonomiannya dapat ditopang, dengan kata lain apakah perekonomian Tiongkok bisa bertahan stabil, dan membuat seluruh dunia percaya masa depan perekonomian Tiongkok tidak akan bermasalah. 

Ia berkata, jika tidak maka kalkulasi dengan mata uang RMB tidak akan bisa menggantikan dolar AS. Walaupun bisa dilakukan pada ruang lingkup kecil, untuk sepenuhnya menggantikan dolar AS, melihat dari kondisi sekarang tidak bisa dilihat kemungkinan itu di masa mendatang.

Pakar: Beijing Tebar Uang Mungkin Kehilangan Tenaga di Akhir

Dalam kunjungan kali ini, Xi Jinping dan negara Arab telah menandatangani puluhan kesepakatan dan MoU, dengan total nilai mencapai puluhan miliar dolar AS, namun hingga kini, kalangan luar belum juga melihat isi konkrit dari kesepakatan tersebut.

Ramley yang menjabat pada dua kali masa pemerintahan Trump dan Biden mengatakan, kunjungan Xi telah mendorong hubungan PKT dengan negara Timur Tengah ke suatu klimaks, tapi mungkin juga berarti telah berakhirnya masa bulan madu. 

Ia berkata, negara di kawasan tersebut dipastikan mempunyai harapan yang lebih tinggi pada Beijing, tapi RRT telah menandatangani puluhan program ekonomi, besar kemungkinan akan tak bertenaga lagi, hingga akhirnya membuat banyak negara kecewa.

Sementara menurut Sun Guoxiang, Arab Saudi atau dunia Arab, pada dasarnya saat ini masih tergantung pada AS, hanya saja mereka sepertinya juga berharap pada Tiongkok, “Dengan kata lain, negara Arab bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan AS, tapi AS jangan bicara soal agama dengan saya (Arab Saudi), jika bicara soal agama, maka saya (Arab Saudi) mengisyaratkan akan beralih pada Tiongkok, dengan kata lain, saya (Arab Saudi) ada pilihan lain.”

Li Xi juga berkata, “Arab tidak mungkin bisa beraliansi dengan pihak RRT, dan pihak RRT juga tidak mungkin memberikan perlindungan yang kuat bagi monarki absolut ini, paling-paling hanya bisa berusaha mendapatkan keuntungan terbesar dari perselisihan antara AS dengan RRT.”

“Beijing jelas mengalami kegagalan diplomatik, tapi membesar-besarkan hasilnya, faktanya, bahkan negara-negara Arab pun akan meninggalkan RRT, kecuali bisa mendapatkan uang dari pihak RRT”, katanya.

Xi Buat Berang Iran, Iran Memanggil Dubes PKT Menyampaikan Tidak Puas

Pernyataan bersama antara PKT dengan negara GCC menyerukan agar dihentikan menyebarnya senjata berdaya bunuh skala besar di kawasan teluk, memastikan perdamaian program nuklir Iran, untuk menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional.

Dalam pernyataan bersama kedua pihak, ada konten yang menyangkut wilayah sengketa antara Arab Saudi dengan Iran, disebutkan agar sengketa kedaulatan atas 3 pulau yakni Greater Tunb, Lesser Tunb, dan Abu Musa agar diselesaikan berdasarkan hukum internasional secara damai. 

Ramley mengatakan, “Pernyataan ini pada dasarnya telah mengadopsi sikap negara Arab terhadap Iran, jadi menurut saya kunjungan Timur Tengah kali ini anda dapat melihat antara RRT dengan Iran telah timbul lebih banyak pergesekan.”

Karena marah hari Sabtu (10/12) lalu Iran memanggil Dubes PKT, untuk menyampaikan “sangat tidak senang” dengan pernyataan PKT tersebut. 

Taiwan merdeka adalah garis merah yang digariskan PKT. Media massa Taiwan yakni Sanith E-Television (SET) News memberitakan, surat kabar Iran Arman Daily menerbitkan berita headline dengan tulisan besar “Taiwan Merdeka, Adalah Hak Yang Sah”, sebagai balasan terhadap PKT.

Kanal berita finansial YouTube “Latest from Emmy” menulis di Facebook, tindakan ini menyinggung saraf sensitif Iran, bahkan oleh Iran dipandang sebagai “pengkhianatan Beijing”, sehingga di luar dugaan memicu pembahasan “masalah Selat Taiwan” di Twitter.

Emmy Hu bertanya, berita headline pada surat kabar Iran menyatakan “Taiwan Merdeka Adalah Legal”, apa yang sebenarnya telah terjadi? Dapat bonus walau tidak melakukan apapun? “Tuan Xi telah membuat dunia semakin banyak yang mendukung Taiwan Merdeka, hebat.” (sud)

Konferensi Perubahan Iklim PBB dan Jalan Komunisme Internasional

0

DR Xie Tian

Konferensi Perubahan Iklim ke-27 PBB (sebutan lengkap “The United Nations Framework Convention on Climate Change” Conference of Parties ke 27) yang diselenggarakan di kota pesisir di Mesir yakni Sharm el-Sheikh mulai 6 hingga 18 November 2022 lalu. 

Menurut komunike majelis umum, seluruh dunia sedang menghadapi “krisis energi yang kian hari kian serius dan konsentrasi gas rumah kaca memecahkan rekor serta peristiwa cuaca ekstrem yang kian kerap terjadi”, dengan latar belakang seperti ini, PBB berusaha menggalang semua negara untuk bersatu, mewujudkan “Persetujuan Paris” yang memiliki makna tonggak pencapaian, “menciptakan masa depan yang lebih indah bagi umat manusia dan bumi ini”. 

Hadir dalam konferensi, adalah pemimpin negara, menteri dan perwakilan perundingan dari setiap negara, berikut juga aktivis iklim, perwakilan ormas, serta CEO dari sejumlah perusahaan. 

Dalam COP 27 ini adalah tindak lanjut dari hasil konferensi COP 26 tahun lalu, yakni tindakan yang ditempuh untuk serangkaian masalah, menghadapi “kondisi darurat iklim”, termasuk “segera mengurangi emisi gas rumah kaca, membangun daya ketahanan, beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tak dapat dihindari, dan merealisasikan janji untuk memberikan dana bantuan bagi negara berkembang dalam kegiatan iklim ini”. 

Konferensi juga telah sepakat membentuk “Loss and Damage Fund”, yang tak diragukan lagi merupakan hasil yang paling krusial, karena hal ini menyangkut uang riil.

Sekjend PBB António Guterres berpendapat, kesepakatan konferensi membentuk “Loss and Damage Fund” ini adalah “suatu langkah penting demi kebenaran”. Benarkah demikian? Penggalangan dan penggunaan dana ini, apakah betul-betul berdasarkan pada prinsip keadilan dan kebenaran? Atau justru malah melahirkan sebuah pemerintahan kelas dunia, lembaga pemungut pajak kelas dunia dan sistem manajemen kelas dunia, yang berfungsi untuk mendistribusikan kembali kekayaan, membuat tokoh kalangan atas di negara miskin dan negara kaya mendapatkan manfaatnya, serta membuat rakyat kelas bawah di negara miskin tidak pernah menikmatinya, dan membuat rakyat kelas menengah ke bawah di negara makmur harus menanggung beban yang tidak perlu, bukankah ini mirip dengan gerakan komunisme internasional yang diglobalisasikan?

Perwakilan semua negara yang menghadiri COP 27 PBB bekerja hingga larut malam, akhirnya pada hari Minggu dini dalam perundingan ini tercapailah kesepakatan atas masalah yang paling pelik ini, yakni membentuk sebuah mekanisme pendanaan, “sebagai kompensasi atas kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.”

Perubahan iklim beserta masalah penyebabnya, dalam kondisi masih terdapat kontroversi dari komunitas akademisi dan sains, yang tidak menghiraukan seruan keras dari ilmuwan oposisi, para birokrat PBB begitu terburu-buru menyimpulkan, hanya berdasarkan argumen politik yang tidak berpondasi kokoh dan bukannya berdasarkan argumen ilmiah, dengan terburu-buru dikeluarkan, telah memberlakukan paksa pungutan pajak, dan menghamburkan uang, memelihara birokratisme, serta kesepakatan dana yang dihamburkan lintas negara. Mereka mengatakan dana itu diperlukan untuk “mengkompensasi negara yang paling rentan terdampak bencana iklim, tapi memiliki tanggung jawab yang paling kecil atas masalah perubahan iklim.” Selain itu, terhadap hal ini Guterres bahkan menyatakan belum cukup, ini hanyalah sebuah “sinyal politik yang sangat dibutuhkan, untuk membangun kembali kepercayaan yang telah dirusak”. Dia menekankan, sistem PBB akan mendukung setiap langkah upaya ini.

Ketua konferensi iklim kali ini yakni Menlu Mesir Sameh Shoukry mengatakan kepada perwakilan dari mancanegara bahwa rencana ini akan “membuat kita mampu melakukan transformasi masa depan dengan suatu metode yang netral iklim (climate neutral) sekaligus memiliki kemampuan ketahanan”. 

Dengan kata lain, mereka betul-betul percaya manusia dapat mengubah iklim, mengubah pergerakan atmosfer bumi, mengubah mode pergerakan iklim bumi jangka panjang, serta mengendalikan perubahan dan arah pergerakan iklim bumi di masa mendatang! Bagi orang-orang yang berasal dari Tiongkok dan negara komunis lainnya pasti sangat akrab dengan slogan semacam ini, karena dulu pemimpin PKT juga getol meneriakkan slogan “bertarung melawan langit dan bumi”, “bertarung dengan langit, tak terhingga suka-citanya”, “kita harus menang melawan alam semesta” dan berbagai slogan lainnya.

“Loss and Damage Fund” pada konferensi iklim ini, hingga saat ini masih sekedar berstrategi perang di atas kertas saja dari kalangan radikalisme sayap kiri, karena sistem ini masih merundingkan bagaimana sistem ini bisa memperoleh dana; target pembiayaan setelah 2025 dan apa yang disebut program kerja mitigasi, adalah untuk mewujudkan sasaran “batas atas kenaikan suhu udara 1,5oC” dari mereka, juga masih rencana di atas kertas. Tetapi, bagi para aktivis lingkungan radikal ini, menyingkirkan bahan bakar fosil secara bertahap, masih tetap menjadi sasaran akhir mereka.

Kaum radikalisme sayap kiri berikut para penganut sosialisme di AS sedang mendorong strategi sosial, reformasi sosial dan sebelum membuka jalan bagi mereka untuk memegang kekuasaan, terkadang dipelopori oleh pengrusakan kota, preman jalanan, lelucon jalanan yang bermetamorfosis dan berorientasi seksual yang menyimpang, serta dampak terhadap hukum dan tatanan. Ini tentu saja sejalan dengan gen para pengikut komunisme, yakni merusak tatanan masyarakat yang telah ada dengan kekerasan. Ketika para penganut sosialisme internasional mendorong agenda radikal mereka di PBB dan forum internasional lainnya, masyarakat secara jelas telah melihat, jalan yang mereka gunakan adalah jalan yang sama.

Sebelum dan di saat sedang berlangsungnya Konferensi Perubahan Iklim PBB, pelestari lingkungan hidup, tokoh radikal, dan para prajurit cilik komunisme dari berbagai tempat di Eropa, menumpahkan cat minyak pada bangunan di kota-kota Eropa yang indah, langsung menciptakan pemandangan terlantar, bobrok dan hari kiamat; mereka memperlihatkan anggota tubuh mereka, menirukan lengkingan binatang dan berpose cabul, untuk menyampaikan semacam pesan merosotnya dan kemunduran umat manusia, sama sekali tidak menghargai keindahan yang diberikan Tuhan saat menciptakan manusia dan tubuh manusia; mereka merusak museum yang paling terkenal di Eropa dan lukisan di dalam galeri seni dengan menyiratkan tinta, sepertinya sama sekali tidak mengetahui hak terhadap seni dan terhadap orang lain, serta tidak menghargai urusan publik. Dari Revolusi Kebudayaan kaum proletar di Tiongkok sampai budaya pengenyahan di AS, sampai pengrusakan benda seni di Eropa, adalah satu persatu motivasi para petarung komunisme yang diperlihatkan sekali demi sekali tanpa ditutupi.

Guterres mengingatkan semua negara hal-hal prioritas terkait gerakan iklim ini, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berupaya untuk “menarik manusia dari tepi jurang kehancuran”. PBB yang dipimpinnya di satu sisi menyerukan mengurangi emisi secara drastis adalah masalah yang belum diselesaikan konferensi iklim kali ini. Tetapi sama sekali tidak menyinggung soal negara-negara Eropa seperti Jerman yang kembali menggunakan pembangkit listrik bertenaga nuklir, PLTU batu bara, menambang batu bara sehingga emisi karbon melonjak drastis, sebagai dampak Perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. 

Masalah yang benar-benar memengaruhi urusan dunia, di saat manusia tengah menghadapi ancaman perang nuklir, PBB dan DK PBB justru tak berdaya, juga tidak melakukan apa-apa, Guterres dan Sekretariat PBB justru masih berkutat pada masalah kenaikan suhu global yang rata-rata 1,5oC! Masyarakat mau tak mau ingin bertanya, apakah ini ibaratnya memungut wijen kehilangan semangka, alias memperhatikan yang kecil mengabaikan yang besar, atau karena pengabaian, ketidak-efektifan dan ketidakmampuan yang sangat mendasar?

Guterres menekankan, harus mewujudkan janji yang sudah lama tidak terealisasi, setiap tahun memberikan pembiayaan iklim bagi negara berkembang sebesar USD 100 Milyar (1.583 triliun rupiah, status per (12/12). 

Pada 2021 lalu, pendapatan total PBB adalah USD 65,9 MIlyar, setiap tahun harus mengeluarkan USD 100 Milyar, apa maksudnya ini? Uang yang dibayarkan AS kepada PBB setiap tahunnya, mencapai 27,89% dari keseluruhan anggarannya, dengan kata lain warga AS selain harus menanggung beban AS sebesar USD 65,9 milyar yang dibayarkan kepada PBB, setiap tahunnya masih harus ditambah beban sekitar USD 30 milyar lagi (469 triliun rupiah). 

Ketika terjadi bencana alam, atau malapetaka, atau yang disebut sebagai “kerugian yang ditimbulkan akibat bencana yang dipicu oleh iklim”, maka AS harus menanggung bagian seluruh dunia yang sangat besar, mulai dari badai di Florida, sampai gempa di Kansas, sampai kekeringan dan kebakaran hutan di California, kerugian yang dialami masyarakat AS sendiri tidak bisa sepenuhnya ditanggung perusahaan asuransi atau FEMA (Badan Penanggulangan Bencana Federal), namun mengapa kalangan menengah AS harus menanggung bencana di Asia dan Afrika?

Apa yang disebut sebagai “kesepakatan bersejarah” yang dicapai oleh COP 27, tak lebih adalah negara kaya harus menanggung beban negara miskin. Bagi sejumlah negara miskin di Benua Asia dan Afrika ini seolah-olah adalah suatu kemenangan besar. Tetapi negara-negara ini mungkin akan mengalami banjir, kekeringan, gelombang panas, kelaparan, dan badai, AS, Eropa, dan Jepang juga sama saja dapat mengalami bencana banjir, kekeringan dan badai. Kaum menengah dan kaum berpendapatan rendah di AS dan negara makmur lainnya, kehidupan mereka tidak lebih baik apalagi jauh lebih baik daripada masyarakat kalangan menengah di negara berkembang, mengapa mereka harus menerima kesimpulan “bencana alam adalah akibat perubahan iklim” yang diputuskan secara terburu-buru, dan harus membayar bagi musibah yang dialami orang lain? Kerusakan akibat badai dan banjir, ada faktor alam, tapi ada faktor ulah manusia, dan ada pula faktor pemerintah setempat yang tidak melakukan apapun, mengapa semuanya dilimpahkan kepada masyarakat negara makmur? RRT membangun PLTA di hulu Sungai Yarlung Zangbo, mengakibatkan negara-negara di hilir Sungai Mekong mengalami krisis air, kekeringan, iklim tak lazim, warga Vietnam, Kamboja, dan Thailand menjadi korban, apa kaitan kejadian ini dengan warga negara Amerika Serikat?

Menurut kesepakatan, saat ini Beijing dan negara ekonomi sedang berkembang lainnya tak perlu mengeluarkan uang untuk memberikan kompensasi bagi negara miskin, namun RRT tidak bisa kegirangan terlalu lama, sebab Tiongkok juga sedang dipertimbangkan untuk menjadi negara yang ikut membayar, dan akan dibahas dalam perundingan untuk beberapa tahun ke depan. Uni Eropa dan AS berpendapat, RRT dan negara penebar polusi lainnya juga harus ikut bertanggung jawab.

 Walaupun Tiongkok masih memiliki 600 juta jiwa penduduknya yang berpendapatan kurang dari RMB 2.000 Yuan per bulan, dan sebanyak 900 juta jiwa penduduknya berpendapatan kurang dari RMB 3.000 Yuan per bulan, tapi AS dan UE tidak lagi menganggap RRT sebagai negara berkembang.

Yang disebut dengan “masalah iklim”, pada dasarnya memang mengandung kontroversi yang sangat besar, bias, dan juga menyesatkan. Di era dimana dunia kita dikuasai oleh iblis, pemerintah dan kekuatan ekstrem kiri jelas sedang menyesatkan masyarakat, sehingga membuat manusia melakukan kesalahan penilaian. Yang disebut dengan “hemat energi dan mengurangi emisi”, sangat jelas sarat akan tujuan politik dan kepentingan. 

Umat manusia memang harus berhemat dengan energi, tapi seharusnya dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi, dan bukan mengurangi apalagi tidak menggunakan. Populasi dunia masih terus bertambah, sekarang telah melampaui 8 milyar jiwa, bertambahnya populasi dan meningkatnya kualitas hidup, harus menggunakan energi, dan tidak mungkin mengurangi konsumsi energi. 

Pengurangan emisi masyarakat umat manusia, seharusnya dengan mengurangi emisi polutan, ini adalah konsep pelestarian lingkungan, mengaitkan dengan emisi karbon atau masalah iklim, jelas ada orang jahat yang sedang mengacaukan konsep dan menyesatkan masyarakat. 
Terutama dengan munculnya pemaksaan internasional, dengan menaikkan pungutan pajak, memperbesar birokratisme internasional, membengkakkan pemerintah dunia, atau “membunuh” si kaya dan menolong si miskin, memenuhi pundi-pundi pribadi kalangan pejabat di negara menengah dan miskin, maka mau tak mau telah menempuh jalan menyimpang, dengan membuat Konferensi Perubahan Iklim PBB mengarahkan umat manusia terseret ke jalan menuju komunisme internasional. (sud)

Kemenlu Amerika Serikat : Dunia Prihatin dengan Jumlah Kematian Akibat COVID di Tiongkok

oleh Xia Yu

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pada Senin (19 Desember) bahwa Amerika Serikat berharap pemerintah Tiongkok dapat mengatasi masalah penyebaran COVID-19 yang semakin serius di daratan Tiongkok saat ini. “Mengingat  ukuran PDB dan skop ekonomi Tiongkok, sehingga jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di Tiongkok membuat kekhawatiran dunia”.

Besarnya skala penularan menciptakan peluang bagi mutasi virus untuk mempengaruhi dunia

Price menambahkan, selama virus itu masih menyebar, maka ia akan memiliki potensi untuk bermutasi dan menimbulkan ancaman di mana pun.

Ia mengatakan,  telah melihat ini dalam banyak urutan berbeda dari virus ini, dan  tentu saja menjadi alasan lain mengapa AS sangat fokus untuk membantu negara-negara di seluruh dunia dalam menangani COVID-19. 

Pada 7 Desember, Anthony Fauci, kepala penasehat medis Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa pembebasan lockdown tergesa-gesa yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dapat menekan sistem kesehatan nasional Tiongkok dan menciptakan kondisi bagi varian baru yang dapat menyebar ke seluruh dunia.

Dia menambahkan bahwa setiap gelombang besar infeksi di Tiongkok akan memberikan peluang kepada virus (COVID-19) untuk bermutasi menjadi varian baru.

Fauci mengatakan : “Setiap kali virus menyebar luas, itu berarti kesempatan bagi virus untuk bermutasi. Ketika Anda memberi virus kesempatan untuk bermutasi, virus itu berpotensi membentuk varian baru. Begitu Anda mendapatkan varian yang sama sekali baru, itu akan berdampak besar terhadap dunia.” 

Pada 19 Desember 2022, di Rumah Sakit Huadong, Shanghai, staf medis sedang mendorong pasien ke dalam klinik demam. (Hektor Retamal/AFP)

Dunia luar meragukan data kematian dari COVID yang dilaporkan PKT

Kota-kota besar di Tiongkok sedang menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19. Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dalam laporan harian tentang pencegahan epidemi baru-baru ini menegaskan bahwa di Tiongkok “tidak ada tambahan jumlah kematian baru akibat COVID-19”. Setelah media asing melaporkan mengenai krematorium Tiongkok kewalahan dalam menangani kremasi jenazah, pihak berwenang Tiongkok baru mengumumkan ada tambahan kematian dari 2 orang positif COVID-19 pada hari Senin (19 Desember). Dan ini adalah laporan kasus kematian resmi pertama yang muncul dalam hampir sebulan terakhir. Namun, data ini masih berselisih jauh dari data yang tercatat pada krematorium.

Para wartawan dari media Financial Times, Wall Street Journal, Agence France-Presse, Reuters, dan Associated Press baru-baru ini pergi ke perusahaan kremasi di Beijing, mengambil gambar secara langsung, atau mewawancarai staf perusahaan kremasi melalui telepon untuk mengetahui tentang kematian akibat epidemi. Hasil investigasi menyimpulkan bahwa pihak berwenang Tiongkok menyembunyikan jumlah korban tewas akibat epidemi.

Hal ini membuat krematorium menjadi target pemeriksaan pemerintah komunis Tiongkok. Foto-foto yang diambil pada hari Senin pagi menunjukkan bahwa deretan mobil, beberapa dihiasi dengan pita duka berwarna hitam memasuki halaman krematorium di Beijing. Saat para karyawan dengan alat pelindung memindahkan peti jenazah, ada sejumlah polisi dan personel keamanan untuk melakukan penjagaan, sekaligus mencegah media lebih jauh membocorkan situasi sebenarnya dalam krematorium.

Soal dua kematian akibat COVID yang dilaporkan pihak berwenang Tiongkok setelah tertekan oleh berita kewalahannya krematorium dengan cepat menjadi trending topik di platform media sosial pada hari Senin.

“Apa gunanya menggunakan istilah ‘menurut data tidak lengkap’ ?” tanya seorang pengguna.

“Bukankah ini membohongi masyarakat ?” tulis netizen lainnya.

“Angka (pejabat PKT) jelas meremehkan jumlah kematian akibat COVID-19”, kata Huang Yanzhong, pakar kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri, sebuah wadah pemikir AS.

Price mengatakan pada Senin bahwa Amerika Serikat akan mengirim delegasi ke Beijing yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Anthony Blinken pada awal tahun depan. Price juga menegaskan bahwa Washington berharap Beijing berhasil mengendalikan penyebaran wabah COVID-19 yang sedang serius saat ini, sebagian alasan dari pengiriman delegasi itu karena pukulan lebih lanjut terhadap Tiongkok dapat semakin merusak ekonomi global. (sin)

Seminggu Jelang Natal 2022, Hampir 300 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

0

ETIndonesia- PT Jasa Marga (Persero) mencatat sebanyak 291.451 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-7 s.d H-6 Hari Raya Natal 2022 yang jatuh pada periode Minggu-Senin (18-19 Desember 2022).

Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama (arah Trans Jawa) dan GT Kalihurip Utama (arah Bandung).

“Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 11,36% jika dibandingkan lalin normal periode Juni 2022 dengan total 261.731 kendaraan,” ujar Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Lisye Octaviana dalam keterangan tertulisnya.

Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 133.850 kendaraan (45,93%) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 92.429 kendaraan (31,71%) menuju menuju arah Barat (Merak), dan 65.172 kendaraan (22,36%) menuju arah Selatan (Puncak).

Adapun rincian distribusi lalin sebagai berikut:

ARAH TIMUR (TRANS JAWA & BANDUNG)

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 69.113 kendaraan, meningkat sebesar 23,02% dari lalin normal.

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 64.737  kendaraan, meningkat sebesar 13,51% dari lalin normal.

Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 133.850 kendaraan, meningkat sebesar 18,23% dari lalin normal.

ARAH BARAT (MERAK)

Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 92.429 kendaraan, meningkat 3,88% dari lalin normal.

ARAH SELATAN (PUNCAK)

Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 65.172 kendaraan, meningkat sebesar 9,46% dari lalin normal.

(asr)

Meredakan Gejala Mata Pasca-COVID: 12 Latihan Mudah

0

Wu Kuo-Pin

Pandemi COVID-19 menyebabkan jutaan orang menderita efek fisik dan mental dari virus tersebut, mulai dari kerusakan kardiovaskular hingga sakit kepala hingga kabut otak. 

Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa virus juga dapat mempengaruhi kesehatan mata, menyebabkan gejala seperti mata kering dan penglihatan kabur. Sekitar 1 dari 10 orang yang terpapar COVID-19 mengalami setidaknya satu masalah mata, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ophthalmic and Vision Research edisi Januari–Maret 2021.

Studi yang berjudul “Ocular Manifestations of COVID-19: A Systematic Review and Meta-Analysis” menemukan bahwa rata-rata 11,03 persen kasus COVID-19 yang dikonfirmasi memiliki setidaknya satu gejala ketidaknyamanan mata. Gejala yang paling umum adalah mata kering atau sensasi benda asing (16 persen), kem- erahan (13,3 persen), robek (12,8 persen), gatal (12,6 persen), sakit mata (9,6 persen), dan keluar cairan mata (8,8 persen).

Sementara beberapa gejala muncul selama infeksi virus, gejala lain seperti sakit kepala, persepsi kedalaman yang buruk, dan sensitivitas cahaya dapat bertahan setelah sembuh. Beberapa dokter menyamakan gejala ini, yang mungkin diakibatkan oleh kekurangan oksigen ke otak, dengan gejala yang terjadi setelah cedera otak pascatrauma.

Bagaimana kita bisa melindungi dan menyembuhkan mata kita?

Kebijaksanaan dari Biksu Terkenal

Dr. Wu Kuo-Pin, pengawas Klinik Jantung Xinyitang Taiwan, telah memperkenalkan latihan mata dari tradisi biksu Kuil Shaolin. Kuil Shaolin Tiongkok terkenal dengan para biksu petarung kung fu, yang latihan kerasnya menghasilkan kekuatan, kelenturan, dan ketahanan yang luar biasa. Latihan mata ini diajarkan kepada salah satu pasien Wu oleh seorang biksu Shaolin, dan kemudian diteruskan kepadanya. Wu percaya mereka efektif dalam mencegah dan mengobati gangguan mata.

Dalam latihan ini, titik akupresur di kepala dipijat untuk membantu menyegarkan qi (dalam pengobatan tradisional Tiongkok, energi vital tubuh), dan meningkatkan sirkulasi di wajah dan mata.

Latihan mata Kuil Shaolin berfokus pada titik-titik akupresur di sepanjang meridian tertentu, yang diyakini sebagai saluran energi tubuh. Mereka berpusat pada meridian usus besar (yangming tangan), meridian perut (yangming kaki) dan meridian kandung kemih (taiyang kaki).

Latihan memijat mata, telinga, mulut, dan hidung, sehingga juga efektif untuk menjaga panca indera. Setelah dipijat, mata Anda mungkin terasa lebih cerah. Sirkulasi qi dan darah di wajah Anda juga dapat meningkat, menyebabkan efek kecantikan.

Sebelum merinci langkah-langkah untuk latihan ini, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan:

Regimen latihan ini menggunakan pijatan searah. Hindari memijat bolak-balik berulang kali.

Biasanya, latihan harus diulang 20 kali, sekali sehari. Untuk meningkatkan efek terapeutiknya, Anda dapat mengulangi setiap gerakan sebanyak 36 kali dan melakukan latihan tiga kali sehari: pagi, siang, dan sore hari.

Bagi penderita katarak, dianjurkan agar senam ini dilakukan bersamaan dengan senam kesehatan mata katarak.

Latihan Mata Kuil Shaolin

Berikut adalah latihan mata Kuil Shaolin Wu Kuo-Pin:

1. Letakkan jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk di atas lengkungan pipi (dekat titik akupunktur tongziliao di sisi samping mata) dan pijat perlahan dari depan ke belakang sebanyak 20 kali.

2. Letakkan jari telunjuk Anda di depan telinga Anda. Letakkan ibu jari Anda di belakang telinga dan pijat dari atas ke bawah sebanyak 20 kali.

3. Gosok telinga dari atas ke bawah dengan ibu jari dan jari telunjuk sebanyak 20 kali.

(Catatan: Karena telinga adalah mikrokosmos dari tubuh manusia, melakukan gerakan ini memengaruhi seluruh tubuh.)

4. Tekuk dan letakkan jari telunjuk di depan pangkal rahang. Tempatkan ibu jari Anda di belakang pangkal rahang dan pijat dari posisi sejajar dengan daun telinga Anda, hingga ke bagian paling bawah dagu Anda. Ulangi 20 kali.

5.   Tekuk ibu jari Anda. Gunakan bagian belakang ibu jari Anda untuk memijat dari alis ke atas hingga ke garis rambut. Ulangi 20 kali. 

6. Letakkan ibu jari Anda di pelipis. Tekuk jari telunjuk Anda. Gunakan sisi medial phalanx proksimal jari telunjuk Anda (tulang pertama jari telunjuk Anda) untuk memijat dari tepi dalam rongga mata bagian atas ke tepi luarnya. Kemudian pijat dari tepi dalam rongga mata bagian bawah ke tepi luar. Ulangi 20 kali.

(Catatan: Umumnya, setelah melakukan latihan 1-6, Anda akan merasakan mata Anda cerah)

7. Tekuk ibu jari Anda. Gunakan sisi radial ibu jari Anda untuk memijat dari pangkal hidung ke bagian luar hidung. Ulangi 20 kali.

8. Tekan ujung jari telunjuk Anda dan gosok titik akupunktur Yingxiang (LI-20) sebanyak 20 kali. Titik akupunktur Ying- xiang atau “Welcome Fragrance” adalah titik keluar dari meridian usus besar.

9. Dorong ujung hidung dengan ibu jari dari bawah ke atas, satu kali.

(Catatan: Latihan 7-9 juga dapat mencegah dan mengendalikan penyakit hidung)

10. Letakkan sisi radial jari telunjuk kiri di atas bibir atas dan sisi radial jari telunjuk kanan di bawah bibir bawah. Pijat secara horizontal dengan jari telunjuk kiri Anda, dari kanan ke kiri, dan dengan jari telunjuk kanan Anda, dari kiri ke kanan. Ulangi 20 kali. Kemudian gerakkan jari telunjuk kiri dan kanan ke atas dan ke bawah dan pijat sebanyak 20 kali.

11. Pijat persimpangan rahang atas dan bawah dengan ibu jari Anda, di kedua sisi, 20 kali.

(Catatan: Latihan 10-11 dapat mencegah penyakit periodontal.)

12. Tutup mata Anda sedikit. Putar ke- dua mata searah jarum jam sebanyak 14 kali lalu berlawanan arah jarum jam sebanyak 14 kali. Tutup mata Anda erat-erat selama lima detik, lalu buka seketika. Ulangi gerakan menutup dan membuka sebanyak lima kali.

(Catatan: Awalnya, latihan ini melibat- kan menutup mata dan menggunakan telapak tangan untuk mendorong bola mata. Untuk alasan keamanan, Dr. Wu telah mengubahnya menjadi metode “Melatih Mata untuk Menghilangkan Kekeruhan Mata” yang diturunkan dari Dinasti Ming. Ini metode aman mengurangi tekan- an pada bola mata dan meningkatkan sirkulasi di mata).

(yud)

Wu Kuo-pin adalah pengawas Klinik Jantung Xinyitang Taiwan. Pada tahun 2008, ia mulai belajar pengobatan Tiongkok tradisional dan memperoleh gelar sarjana dari Universitas Medis Tiongkok di Taiwan