Home Blog Page 484

Provokasi Sembrono Korea Utara! Tembakkan Lebih dari 10 Rudal Termasuk di Dekat Perairan Teritorial Korea Selatan

  • Amerika Serikat dan Korea Selatan meluncurkan latihan militer bertajuk “Vigilant Storm” pada  31 Oktober, dan provokasi militer Korea Utara meningkat.
  • Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan setidaknya 10 rudal dari berbagai jenis pada 2 November, termasuk rudal pertama yang diluncurkan ke selatan. Lalu mendarat hanya sekitar 22 kilometer dari garis dasar perairan teritorial Korea Selatan.
  • Militer Korea Selatan menaikkan status siaganya ke level 2 dan mengirimkan jet tempur untuk meluncurkan rudal di utara perbatasan utara untuk pertama kalinya

Epoch Times

Militer Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara menembakkan setidaknya 10 rudal dari berbagai jenis dari wilayah timur dan barat sekitar pukul 08:51 pada  2 November, termasuk 3 rudal balistik jarak pendek (SRBM) dari wilayah Kota Wonsan. Provinsi Gangwon sampai ke Laut China Timur, salah satunya jatuh di laut lepas selatan Garis Batas Utara (NLL) Laut China Timur.

Rudal Korut mendarat 26 kilometer selatan perbatasan utara, 57 kilometer timur Sokcho, sebuah kota pantai di timur laut Korea Selatan, dan 167 kilometer barat laut Ulleungdo di Laut Cina Timur, hanya sekitar 22 kilometer dari garis dasar perairan teritorial Korea Selatan.

Kantor berita Yonhap mengutip seorang pejabat di Kabupaten Ulleung yang mengatakan bahwa ketika alarm berbunyi, para karyawan dievakuasi ke ruang bawah tanah.

Laporan  juga mengutip informasi militer bahwa ini adalah pertama kalinya Korea Utara menembakkan rudal balistik ke selatan, sementara dua rudal balistik jarak pendek lainnya ditembakkan ke arah lain. Oleh karena itu, militer Korea Selatan telah meningkatkan status siaganya ke level 2 dan mempertahankan kesiapan pertahanan.。

Penjaga Pantai Jepang juga melaporkan peluncuran rudal tersebut.

Menanggapi perilaku provokatif Korea Utara, Angkatan Udara Korea Selatan mengirimkan jet tempur F-15K dan KF-16 yang dilengkapi dengan rudal udara-ke-permukaan presisi untuk meluncurkan 3 rudal udara-ke-permukaan di utara garis batas utara. 

Kantor Berita Central News Agency melaporkan bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol secara pribadi memimpin Dewan Keamanan Nasional (NSC) Korsel untuk mendengarkan laporan dan  tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara. Para anggota yang berpartisipasi dalam rapat mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara, rudal jelajah, dan penembakan artileri Peluncuran rudal yang mendarat di perbatasan utara perairan teritorial Korea Selatan. Mereka menyatakan tindakan korut merupakan provokasi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Yoon Seok-yeol menunjukkan bahwa peluncuran rudal Korea Utara pada 2 November adalah tindakan substantif pertama yang mendarat di perbatasan utara sejak perpecahan antara Korea Selatan dan Korea Utara untuk menyerang wilayah Korea Selatan. Ia juga  menekankan bahwa tidak peduli apa yang dilakukan Korea Utara, mengguncang masyarakat Korea Selatan dan aliansi Korea Selatan-AS adalah tidak mungkin.

Yoon Seok-yeol juga menginstruksikan untuk mengambil tindakan cepat dan tegas agar “membuat Korea Utara membayar harga yang jelas” atas provokasi Korea Utara.

Amerika Serikat dan Korea Selatan pada 31 Oktober meluncurkan Vigilant Storm, salah satu latihan udara gabungan terbesar antara kedua pihak, mengirimkan ratusan jet tempur untuk melakukan serangan simulasi dalam waktu 24 jam sehari.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan negara itu sedang berada dalam masa berkabung  karena insiden terinjak-injak saat perayaan halloween di Itaewon.

Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa pertemuan yang digelar adalah kedua kalinya dengan Yoon Seok-yeol memimpin pertemuan keamanan nasional sejak Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada 25 Mei. Pertemuan pada 2 November termasuk Direktur Keamanan Nasional Kim Sung-han, Sekretaris Presiden Kim Dae-ki, Menteri Luar Negeri Park Jin, Menteri Unifikasi Kwon Ning-se, dan Direktur Intelijen Nasional, Kim Kyu-hyun. (hui)

Elon Musk Membubarkan Dewan Direksi dan Membebastugaskan Lee Fei-Fei dari Direktur Independen Twitter

Epoch Times

Pada Senin (31/11), Elon Musk membubarkan Dewan Direksi Twitter, termasuk seorang direktur etnis Tionghoa asal daratan Tiongkok Lee Fei-Fei. Lee pernah dicurigai akan membuat Twitter menjadi “merah”.

Usai Musk mengakuisisi Twitter seharga USD. 44 miliar pekan lalu, ia segera membubarkan keempat orang eksekutif senior termasuk CEO, chief financial officer, chief legal officer, dan penasihat umum. Bloomberg News melaporkan pekan lalu bahwa Elon Musk akan menjadi kepala eksekutif Twitter, dan dia baru-baru ini mengubah pengenalan Twitter menjadi “Chief Twit”.

Menurut laporan yang disampaikan Elon Musk kepada Securities and Exchange Commission (SEC) pada hari Senin, ada total 9 direktur yang dibebaskan dari jabatan mereka, termasuk Lee Fei-Fei, seorang akademisi dari Chinese-American National Academy of Engineering.

Menurut laporan tersebut, Twitter memiliki 7.000 orang karyawan pada akhir tahun 2021. The Washington Post melaporkan pada hari Senin bahwa selama akhir pekan lalu tim yang dibentuk oleh Musk telah mendiskusikan dan menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan rencana PHK. Seluruh rencana dipimpin oleh Alex Spiro, seorang pengacara terkenal yang dekat dengan Elon Musk. Putaran pertama akan memberhentikan hampir 2.000 orang karyawan yang merupakan 25% dari total tenaga kerja Twitter.

Setelah Lee Fei-Fei bergabung dengan media sosial “Twitter” pada bulan Mei 2020, ia diangkat sebagai direktur independen dewan direksi, tetapi hubungan dekatnya dengan pihak Tiongkok telah menarik perhatian dari dunia luar, dan beberapa netizen khawatir bahwa Twitter akan menjadi “merah”.

Saat itu, blogger bernama “Caijing lengyan” di platform YouTube yang terblokir baru mendapat pembebasan. Pemblokiran sangat mungkin terkait dengan penggalian yang dalam tentang latar belakang Lee Fei-Fei yang “merah”. Sehingga akun milik “Caijing lengyan”, “Lengshan shiping” dan lainnya diblokir oleh Twitter. Bahkan “Caijing lengyan 2.0” pun tidak luput.

Ada netizen yang mengaku akun utama dan cadangannya di Twitter diblokir hanya karena dirinya mengirim pesan yang berbunyi : Lee Fei-Fei sudah tiba, saatnya saya segera pergi. “Tampaknya dunia kita sudah kehilangan kebebasan, Jika Amerika Serikat belum juga sadar, Habislah manusia !”

Pada saat itu, Aktivis pro-demokrasi Zhou Fengsuo mengkritik Twitter lewat wawancara di Radio Free Asia karena mengabaikan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Dia berpendapat bahwa baik Twitter dan Lee Fei-Fei perlu memberikan penjelasan terhadap hal ini.

Komentator Wang Longmeng yang tinggal di Perancis juga percaya bahwa Twitter dalam waktu cepat menjadi “merah” setelah kedatangan Lee Fei-Fei, “Akun di Twitter langsung diblokir karena kritikan dan paparan yang tidak sesuai dengan selera mereka. Ini adalah karakteristik Beijing. Kekhawatiran kami ternyata datang lebih awal. Kedatangan Lee Fei-Fei mempercepat terjadinya ‘Beijingisasi’ ” Dia mendesak perusahaan Internet Barat dan pemerintah untuk membentuk mekanisme demi mencegah infiltrasi PKT.

“Caijing lengyan” meluncurkan petisi di situs Gedung Putih untuk menyelidiki kasus Twitter seenaknya memblokir akun orang yang menyampaikan pesan-pesan yang mengkritik PKT. (Twitter)

Lee Fei-Fei berimigrasi ke Amerika Serikat di usia 16 tahun bersama orang tuanya. Dia pernah mengajar di Universitas Stanford sejak tahun 2009, dan menjadi kepala ilmuwan Google Cloud AI pada tahun 2016.

Pada 13 Desember 2017, dalam pidatonya pada “Google China Developers Conference”, Lee Fei-Fei mengumumkan bahwa Google AI China Center didirikan di Beijing dan dirinya menjabat sebagai direktur pusat tersebut. Selain itu, ia mengumumkan bahwa dirinya dan asistennya Li Jia akan kembali ke Tiongkok dan bekerja di sana. Ia bahkan mengatakan bahwa dirinya “tidak pernah melupakan niat awal” untuk membantu Tiongkok mengembangkan kecerdasan buatan.

Segera setelah Google AI China Center didirikan, ia menjalin hubungan kerja sama dengan Institut Penelitian AI Universitas Tsinghua. Padahal proyek penelitian kecerdasan buatan di Universitas Tsinghua adalah proyek utama milik Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok.

Lee Fei-Fei, di satu sisi memfasilitasi kerja sama antara Google dengan Universitas Tsinghua, yang membantu militer Tiongkok dalam penelitian dan pengembangan, tetapi di sisi lain ia mencegah Google bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan AS.

Pada September 2017, eksekutif Google mendiskusikan cara mempublikasikan “Maven”, sebuah proyek pengembangkan drone militer bersama dengan Pentagon. Dalam email internal yang bocor, terungkap Lee berusaha untuk mencegah Google AI bekerja sama dengan militer AS Pada  Agustus 2018, Google menghentikan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan AS.

Solomon Yue, Wakil Ketua Republican Overseas Affairs Organization, mentweet : “Semakin banyak saya membaca informasi tentang Dr. Fei-Fei Lee, kekhawatiran saya tentang pekerjaan AI-nya jadi semakin tinggi, terutama menyangkut kerjasamanya dengan United Front Work Department, Tiongkok dalam pengembangan Google AI Lab, yang terkait dengan Future Forum for Developers in Mobile Technology and Communications, sebuah organisasi yang didukung oleh pemerintah Beijing dan Asosiasi Sains dan Teknologi Tiongkok”.

Lee Fei-Fei juga anggota Komite Future Forum (Forum Ilmiah Masa Depan) Tiongkok. Forum tersebut telah menandatangani perjanjian kerjasama strategis dengan Pemerintah Distrik Chaoyang Beijing.

Pada  Januari 2018, Lee Fei-Fei dianugerahi “Penghargaan Sepuluh Tokoh Wanita Teratas” tahun 2017 oleh media resmi PKT. Penghargaan tersebut juga diberikan kepada Kepala Eksekutif Hongkong Carrie Lam dan seorang profesor asal Taiwan bernama Lu Li’an yang memilih bergabung dengan PKT. (sin)

Polisi Bersenjata Masuk Taman Industri Foxconn di Zhengzhou, Kota Wuhan Kembali Mengalami Lockdown

0

oleh Rui Li, Lin Cenxin dan Xiong Bin 

Berbagai bentuk pengekangan terhadap penduduk atas nama mencegah penyebaran epidemi terus diterapkan pihak berwenang di seluruh negeri. Sementara gelombang pelarian dari Taman Industri Foxconn di Kota Zhengzhou masih belum mereda. Bahkan kini beredar berita bahwa Kota Wuhan mengalami penguncian lagi.

Fragmen dari film “1942” : Seorang gadis kecil bertanya : “Ayah, apa maksudnya lari dari kelaparan ?”

Fragmen dari film “1942” : Ayahnya menjawab : “Tidak ada lagi yang bisa dimakan”.

Dalam dua hari terakhir, orang-orang menyamakan insiden pelarian para karyawan dari Taman Industri Foxconn sebagai versi kehidupan nyata dari film “1942”. Namun, “gelombang pelarian” Foxconn itu hanyalah mikrokosmos dari kebijakan nol kasus infeksi yang dilaksanakan PKT.

Jiang Feng, seorang komentator mengatakan : “Masih ada perbedaan penting lainnya dari Pelarian Besar yang diceritakan dalam film 1942. Tiongkok telah mengalami bencana alam dan kelaparan di hampir semua dinasti, jadi pemerintah mengizinkan penduduk untuk mengungsi dari kelaparan, tetapi rezim PKT tahun ini justru sebaliknya : Mereka memblokir jalan-jalan keluar”.

Karyawan Foxconn bernama Xiao Zhang mengatakan : “Polisi bersenjata gelombang pertama yang masuk taman industri pada siang hari berjumlah 300 orang, dan dua gelombang lagi datang pada sore harinya. Kendaraan militer yang didatangkan juga cukup banyak, ada pula  bus berukuran besar, kendaraan khusus polisi yang didatangkan juga tidak sedikit. Mereka menutupi jalan keluar sehingga tak ada lagi karyawan yang bisa keluar dari komplek Foxconn”.

Mr. Liu, seorang karyawan Foxconn mengatakan : “Mendatangkan polisi bersenjata untuk melakukan penekanan. Sudah reda tetapi tidak ada berita selanjutnya. Puluhan ribu karyawan berjalan ratusan kilometer untuk pulang ke kampung mereka. Saya perkirakan jumlahnya mungkin antara 50.000 sampai 60.000”.

Pada 1 November, reporter mencoba untuk menelepon kantor Foxconn di Zhengzhou tetapi tidak ada yang menjawab. Media resmi mengatakan bahwa pemerintah daerah Zhengzhou sekarang yang mengambil alih urusan “kaburnya” karyawan Foxconn.

Demi menahan agar karyawan tidak meninggalkan tempat kerja, perusahaan Foxconn merangsang mereka dengan menawarkan sampai 4 kali lipat bonus yang berlaku. Untuk karyawan di departemen elektronik pabrik Zhengzhou, bonus harian telah ditingkatkan dari RMB. 100,- menjadi RMB. 400,-. Dan karyawan yang mampu “memenuhi target” bulan November dapat menerima bonus mencapai lebih dari RMB.15.000,- sebulan.

Namun, masih ada karyawan yang memberitahu reporter Reuters bahwa mereka telah memutuskan untuk mengundurkan diri, dan tidak mau menghadapi pengendalian wabah yang “mengerikan”.

Warga sipil Tiongkok lebih takut terhadap penguncian epidemi ketimbang virus. Pada 31 Oktober, Distrik Jiang’an Wuhan mengumumkan rencana untuk melaksanakan “manajemen menyepi”, alias PPKM selama 5 hari mulai 1 November yang membatasi keluar masuknya seluruh warga. Hal mana menyebabkan kepanikan banyak penduduk.

Sejumlah besar warga kemudian berbondong-bondong pergi ke tempat belanja untuk stok makanan meskipun hari sudah larut malam.

Ada juga sejumlah besar warga sipil yang memilih meninggalkan kota pada malam itu juga, sehingga jalan-jalan dipadati oleh kendaraan sampai panjangnya sekian kilo meter.

Netizen mengatakan bahwa yang dikhawatirkan semua warga sipil bukanlah “manajemen menyepi” alias PPKM yang berlangsung selama 3 atau 5 hari, tetapi khawatir dengan ketidakpastiannya, karena beberapa tempat sampai diisolasi selama lebih dari 80 hari.

Pada 30 Oktober, banyak truk militer dan kendaraan anti-epidemi yang berjajar di jalan-jalan Kota Wuhan, jalan-jalan diblokir, dan rumah sakit darurat berskala besar untuk penampungan pasien atau suspek didirikan kembali.

Saat ini, sejumlah tempat di Kota Guangzhou seperti Distrik Haizhu, Huandu, Paiyun, Panyu, Yuexiu, semua dibawah kendali ketat pihak kepolisian, karena pihak berwenang telah mengirim sejumlah besar anggota polisi untuk menjaga lokasi termaksud. 

Pada 31 Oktober, petugas Distrik Haizhu menggunakan kawat melingkar untuk memblokir jalan dalam komunitas untuk mencegah warga “kabur”. Warga yang kebingungan memborong makanan dan minuman untuk bertahan hidup saat penguncian. Bahkan sampai terjadi perkelahian antar warga saat belanja dalam keadaan panik. (sin)

Puluhan Ribu Sapi dan Kuda di Daerah Penggembalaan Xinjiang Diisolasi, Domba-domba Dipakaikan Masker

0

NTD

Pembukaan dinamis yang diterapkan Partai Komunis Tiongkok  dituduh seperti “Revolusi Budaya 2.0” menjadi semakin meluas. Video yang beredar menunjukkan bahwa ribuan ternak dan kuda penggembala Kazakh di Xinjiang diisolasi dan sejumlah besar ternak mati kelaparan. Ada juga video yang memperlihatkan di mana kawanan domba memakai masker secara berkelompok.

Baru-baru ini, para penggembala Kazakh di Kabupaten Manas, Distrik Tacheng, Prefektur Otonomi Kazakh Ili, Xinjiang mengeluarkan video marabahaya dan menyebut otoritas Partai Komunis Tiongkok  “membersihkan dan mengisolasi” ternak. 

Dalam video tersebut, puluhan ribu unta, kuda, sapi, dan domba diisolasi secara paksa di padang rumput yang sempit dan berumput tipis. Hewan-hewan itu tanpa pengawasan, dan ternak terus merengek. Lebih banyak ternak kelaparan dan membeku di salju.

Pendiri organisasi hak asasi manusia Kazakh di luar negeri, Serikzhan Bilash, menyampaikan berita di Twitter pada 30 Oktober bahwa Xinjiang telah ditutup selama 90 hari. Selain itu, pihak berwenang di Kabupaten Manas  menetapkan aturan bahwa penggembalaan tak diperbolehkan selama epidemi. Akibatnya, menghancurkan dasar ekonomi orang-orang Kazakh.

Serikzhan Bilash mengatakan bahwa pihak berwenang me-lockdown ribuan orang Kazakh di titik-titik isolasi  dan memaksa ternak dikumpulkan di hutan belantara dan di kaki gunung. Kendaraan tidak diizinkan  mengangkut rumput dan pakan ternak, juga tidak diizinkan  membawanya ke kumpulan hewan.  Sejumlah besar ternak mati kelaparan, mati kehausan, dikejar serigala liar, jatuh dari tebing dari lereng gunung dan mati.

Radio Free Asia menghubungi Pusat Pencegahan Epidemi Tacheng dan menegaskan bahwa Prefektur Otonomi Yili memang memiliki aturan terpadu yang melarang penggembalaan. Tetapi operator mengatakan mereka tidak mengetahui karantina terpusat ternak.

Yili telah di-lockdown dalam jangka waktu yang lama,  netizen lokal menuduh sejumlah besar etnis minoritas tewas kelaparan atau sekarat karena sakit. Dilaporkan di Internet bahwa ratusan orang tewas kelaparan dalam sehari pada  15 Oktober. Pejabat lokal membantah kepada Radio Free Asia bahwa ratusan orang tewas kelaparan dan mengklaim bahwa hanya 20 orang yang meninggal dunia pada hari itu.

Larangan brutal Partai Komunis Tiongkok sering mengabaikan kehidupan orang-orang, apalagi ternak dan hewan peliharaan. Sebelumnya, di banyak tempat di Tiongkok, para petani telah dikarantina. Bahkan hewan ternak seperti ayam, babi, atau domba mengalami  kelaparan atau  dibunuh. Namun demikian, ini adalah pertama kalinya ternak Xinjiang dikarantina secara terpusat.

Selain isolasi ternak secara terpusat untuk “pencegahan epidemi”, video lainnya menunjukkan bahwa domba gembala di daerah tertentu di Xinjiang juga mengenakan masker khusus. Ada juga suara petugas pencegahan epidemi yang dicurigai dalam video, yang tampaknya “menginstruksikan” para gembala, meminta domba untuk tidak “berkumpul”, dan untuk menjaga “jarak aman” 5 meter antara domba selama penggembalaan.

Kata-kata “Malam Tahun Baru” muncul di subtitle video, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak diambil baru-baru ini.

“Pembukaan dinamis” Partai Komunis Tiongkok hampir memasuki alam magis, dan langkah-langkah pencegahan epidemi  meluas dari kerumunan orang-orang ke unggas dan ternak, dan bahkan berbagai item. Video atau foto petugas pencegahan epidemi yang melakukan tes COVID-19 pada ikan dan udang, kepiting, ayam, sapi dan kuda, sayuran, mobil, semen, meja, kursi, dan bangku juga telah dilaporkan.

Baru-baru ini, ada juga foto yang menunjukkan burung merak diikat satu per satu, siap untuk pengambilan sampel tes COVID-19. (hui)

Distrik di Wuhan, Tiongkok Ditutup Selama 5 Hari, Malam-malam Sejumlah Besar Orang-orang Melarikan Diri

0

Luo Tingting

Setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, pengendalian epidemi di berbagai tempat semakin ketat. Pada 31 Oktober, Distrik Jiang’an Wuhan, Tiongkok mengumumkan bahwa akan ditutup selama 5 hari. Sejumlah besar penduduk kabur saat larut malam. Jalanan terlihat padat dengan kendaraan. Akibatnya memicu kemacetan dan berubah bak tempat parkir yang menjadi diskusi sengit di Tiongkok.

Pemberitahuan online menunjukkan bahwa situasi epidemi di Distrik Jiang’an Wuhan serius. Kawasan itu akan ditutup selama 5 hari mulai 1 November. Para penduduk  diingatkan untuk menyiapkan persediaan terlebih dahulu.

Berita tentang distrik yang akan ditutup selama lima hari telah menyebabkan kepanikan di antara warga. Sejumlah besar orang-orang membanjiri  pasar larut malam serta pusat perbelanjaan. Mereka bergegas untuk membeli berbagai pasokan kebutuhan pokok. Pasar penuh sesak dengan orang-orang. 

Insiden itu membuat netizen Tiongkok mengeluh: “Saya benar-benar tidak mengharapkan era ini, dan saya masih harus berebut makanan dalam kehidupan ini. Apakah Anda ingin menjalani kehidupan seperti ini sepanjang hidup Anda?”

Sejumlah besar warga melarikan diri dengan mobil dalam semalam. Video yang diposting di internet menunjukkan bahwa jalanan penuh sesak dengan kendaraan di tengah malam. Gara-gara padanya kenderaan, jalanan langsung menjadi macet seperti tempat parkir.

Seorang netizen Wuhan berkata: “Tadi malam dapat dikatakan sebagai pengembangan gaya melarikan diri? Apakah itu virus yang saya takuti, atau … saya tidak tahu.”

Netizen lainnya menulis : “Distrik Jiang’an akan ditutup dan dikendalikan, dan banyak orang akan berebut makanan dalam semalam. Yang dikhawatirkan semua orang mungkin bukan tiga atau lima hari menjalani isolasi, tetapi  khawatir tentang ketidakpastian.  Tidak pasti berapa hari mereka harus menjalani isolasi, dan apakah kebutuhan bahan pokok dijamin, seperti yang terjadi pada beberapa tempat yakni ketika arang-orang  dikarantina selama lebih dari 80 hari?”

Pada 31 Oktober 2022, Distrik Jiang’an di Wuhan harus diisolasi, dan papan untuk penyegelan dan kontrol sedang dikirim. Sejumlah besar penduduk lari larut malam, dan jalan-jalan menjadi macet. (Sintesis gambar Weibo)

Netizen lainnya juga menuli : “Memblokir dan mengontrol lebih kuat daripada meracuni: dua tahun lalu, saya takut pada virus dan melakukan upaya bersama; dua tahun kemudian, saya takut memblokir dan mengontrol, dan saya panik; apa yang saya takutkan telah berubah.”

Ada lagi netizen menulis : “Terutama menguras sampai habis tabungan orang-orang. Ini bencana alam mengerikan, bencana buatan manusia bahkan lebih buruk. Saya menentang penutupan yang tidak terbatas.”

Ketika penduduk Distrik Jiang’an melarikan diri, beberapa daerah lainnya mengeluarkan pemberitahuan darurat. Isinya meminta penduduk untuk tidak menerima kerabat dan teman yang melarikan diri dari Distrik Jiang’an. Orang-orang juga diminta untuk melapor tepat waktu jika mereka mengetahui bahwa mereka bukan penduduk komunitas tersebut. 

Netizen mencemooh dengan berkata : “Ini semakin ajaib dan visa diperlukan untuk lintas wilayah.”

Setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, epidemi muncul kembali di Wuhan, Guangzhou, Jiangxi, Shanghai, Zhengzhou dan tempat-tempat lain, dan lockdown lebih ketat dari sebelumnya kembali diterapkan. 

Baru-baru ini, kasus covid-19 juga meledak di pabrik Foxconn di Zhengzhou, Provinsi Henan. Sejumlah besar karyawan dikarantina, pasokan bahan tak mencukupi, dan sejumlah besar karyawan memilih kabur dan kembali ke kampung halaman mereka dengan berjalan kaki. (hui)

Siaran TV Analog Resmi Dimatikan Serentak, Apa-apa Saja yang Bisa Ditonton di TV Digital

ETIndonesia- Mulai 2 November dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, sebanyak 222 wilayah yang akan migrasi ke TV digital.  Apa-apa saja yang bisa ditonton masyarakat?

Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti menyatakan Kementerian Kominfo telah melakukan reviu terhadap 8 wilayah siaran yang telah dihentikan siaran televisi analog. Menurutnya, keberadaan siaran digital memungkinkan masyarakat di wilayah siaran yang telah melakukan penghentian total siaran analog menyaksikan layanan siaran lebih banyak dari sebelumnya.

“8 wilayah yang sudah dihentikan siarannya, dari wilayah tersebut untuk Wilayah Riau-4 yaitu Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti semula masyarakat hanya dapat menonton siaran analog TVRI lokal dan TV Bengkalis. Dengan adanya siaran digital, masyarakat bisa menonton TVRI Nasional, TVRI World, TVRI Sports,” jelasnya dikutip dari laman Kominfo.

Kemudian daerah Wilayah Nusa Tenggara Timur-3 yaitu Kabupaten Timur Tengah Utara, Belu, Malaka yang semula hanya bisa menyaksikan TVRI lokal dan LPP Pinmabo TV sekarang bisa menyaksikan siaran TVRI Nasional, TVRI World dan TVRI Sports.

“Adapun untuk Wilayah Papua Barat-1 yaitu Kota Sorong dan Kabupaten Sorong yang sebelumnya masyarakat hanya bisa menyaksikan siaran analog TVRI Analog dan Kompas TV sekarang bisa menyaksikan siaran TVRI Nasional, TVRI World dan TVRI Sports,” tutur Rosarita Niken.

Menurut Stafsus Menteri Kominfo Bidang Komunikasi Publik, TV lokal daerah sekarang ini sudah dalam proses tindak lanjut ke siaran digital dan bisa ditonton masyarakat.

“Semua ekosistem di wilayah tersebut sudah selesai 100 persen, infrastruktur multipleksing dan set top box sudah tersedia dan bisa digunakan,” tuturnya.

Direktur Penyiaran Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia menyatakan pelaksanaan siaran digital mampu membantu masyarakat untuk mendapatkan siaran televisi yang sebelumnya hanya bisa diakses melalui parabola atau langganan berbayar.  

“Kabar gembira dari 8 lokasi yang dimulai ASO, memang televisi swasta belum ada, tayangan yang ada TVRI dan TV swasta yang besar ada Kompas TV. Ada beberapa TV lokal milik Pemda. 8 lokasi ini beruntung, disamping dulunya pada saat eksisting siaran analog mendapatkan siaran menggunakan parabola atau berbayar bulanan,” ujarnya. (asr)

Berbagai Negara Barat Menyelidiki Motif PKT Mendirikan “Stasiun Layanan Polisi 110” di Luar Negeri

oleh Li Yan

Terungkap pemerintah Tiongkok mendirikan “Stasiun Layanan Polisi 110” di berbagai negara di dunia. Dan. 2 negara Eropa telah melancarkan penyelidikan terhadap isu tersebut. Anggota parlemen Kanada dan AS menghimbau agar pemerintah masing-masing negara menolak upaya infiltrasi Tiongkok.

Sebuah laporan investigasi yang diterbitkan oleh kelompok hak asasi manusia “Safeguard Defenders” menyebutkan bahwa PKT telah mendirikan setidaknya 54 unit “Stasiun Layanan Polisi 110” di berbagai negara di seluruh dunia. 

“Stasiun” tersebut berafiliasi dengan Kantor Keamanan Publik Provinsi Fujian dan Zhejiang dan tersebar di 30 negara yang sebagian besar adalah negara Eropa. Ada 36 unit “Stasiun Layanan Polisi 110” yang didirikan pada 16 negara Eropa dan 3 unit lainnya di Toronto, Kanada.

Menurut laporan tersebut, “Stasiun layanan polisi 110” menjalin hubungan dengan Departemen Kerja Front Bersatu Tiongkok (United Front Work Department) Partai Komunis Tiongkok, dan salah satu misinya adalah untuk mengendalikan warga etnis Tionghoa yang belakangan beremigrasi dari daratan Tiongkok.

Liu Qing, seoran mantan ketua hak asasi manusia Tiongkok percaya bahwa PKT sedang setahap demi setahap memperluas pengalamannya dalam menculik warga etnis Tionghoa yang belakangan beremigrasi dari daratan Tiongkok di Asia ke seluruh dunia.

Ia menegaskan, PKT sering melintasi perbatasan untuk menculik dan menangkap bekas warganya yang lari ke negara-negara Asia, seperti Myanmar, Thailand, Kamboja, dan lain-lain. PKT menggunakan segala cara termasuk penyuapan, kerjasama ilegal dengan anggota departemen keamanan beberapa negara itu agar mereka “tutup sebelah mata” terhadap perbuatan penangkapan ilegal yang dilakukan PKT. 

Liu Qing berpendapat bahwa perbuatan PKT yang melampaui batas itu perlu mendapat perlawanan dari masyarakat internasional.

Liu Qing mengatakan : “Jika suatu negara mengizinkan polisi dari negara lain datang untuk seenaknya “menegakkan hukum”, melakukan kegiatan ala preman, atau melakukan intimidasi, penganiayaan, penculikan. Itu akan sangat berbahaya bagi beberapa negara”.

Pendirian “Stasiun layanan polisi 110” oleh PKT telah menyebabkan kecemasan dan kewaspadaan yang tinggi di antara pemerintah berbagai negara. Pemerintah Irlandia dan Spanyol telah meluncurkan penyelidikan terhadap isu tersebut.

Sejumlah anggota kongres Partai Republik di Amerika Serikat menulis surat kepada pemerintahan Biden yang meminta penjelasan mengapa polisi Tiongkok diizinkan untuk mendirikan “stasiun layanan” di Amerika Serikat ? Mereka juga mengklaim akan meminta pertanggungjawaban pemerintahan Biden atas perbuatan membantu PKT melanggar hukum AS.

Senator Kanada Leo Housakos mengatakan kepada The Epoch Times bahwa undang-undang pendaftaran agen asing perlu disahkan sesegera mungkin untuk mengekang pengaruh infiltrasi agen-agen komunis Tiongkok di Kanada.

Lai Jianping, master hukum internasional dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok mengatakan bahwa, PKT mendirikan “Stasiun layanan polisi 110” dengan kedok melayani warga Tionghoa lokal dan Tionghoa perantauan, tetapi ada banyak tujuan di baliknya.

Lai Jianping mengatakan : “Ke dalam negeri PKT menindas dan memperbudak warga sipil, ke luar negeri PKT melakukan semacam infiltrasi dan ekspansi ideologi merah, berusaha untuk menguasai dunia. Oleh karena itu, mereka mendirikan banyak ‘Stasiun layanan polisi’ transnasional terselubung di banyak negara, terutama di negara-negara Barat yang sudah maju”.

Penulis laporan “Safeguard Defenders” mengatakan kepada The Epoch Times bahwa beberapa tindakan PKT seperti “Operasi Skynet”, “Operasi Fox Hunt” dan “Operasi membujuk WN Tiongkok untuk kembali ke tanah air” ditargetkan kepada para koruptor besar, juga untuk menangkap para tersangka kriminal tingkat menengah yang melakukan penipuan di daratan Tiongkok. Operasi-operasi tersebut semuanya dikelola oleh Kantor Keamanan pemerintah daerah yang ditunjuk. Dan bagian dari operasi itu juga mencakup untuk membujuk para warga etnis Tionghoa anti-komunis yang beremigrasi  ke luar negeri agar kembali ke daratan Tiongkok untuk menyerahkan diri.

Pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa dari bulan April 2021 hingga Juli 2022, pihaknya berhasil membujuk pulang 230.000 orang warganya yang terlibat penipuan lalu kabur ke luar negeri.

Media Tiongkok pernah melaporkan bahwa otoritas di seluruh Tiongkok telah menggunakan metode intimidasi seperti pembatalan pendaftaran rumah tangga untuk meminta para tersangka kriminal untuk kembali ke daratan Tiongkok. Bagi mereka yang menolak untuk kembali akan diburu dan keluarga mereka juga akan terkena “getahnya”.

Lai Jianping mengatakan bahwa pihak kepolisian lokal bekerja sama dengan pihak “Stasiun layanan polisi” di luar negeri untuk mengancam warga etnis Tionghoa di luar negeri dan Tionghoa perantauan. Yang melanggar prinsip kebebasan juga dianggap merongrong PKT.

Lai Jianping mengungkapkan : “Karena negara mana pun memiliki yurisdiksi teritorial dan yurisdiksi pribadi, dan polisi adalah bentuk dasar dari manajemen pemerintah. Oleh karena itu, yurisdiksi polisi PKT yang mengjangkau sampai ke negara lain secara terselubung itu adalah pelanggaran terhadap hukum domestik negara yang bersangkutan. Ini juga merupakan pelanggaran hukum internasional, suatu tindakan yang melanggar kedaulatan negara tuan rumah”.

Apalagi pendirian “Stasiun layanan polisi 110” oleh pemerintah komunis Tiongkok selain mengancam warga etnis Tionghoa di negara tuan rumah, tetapi juga mengancam warga asing.

“Misalnya, para agen polisi “Stasiun layanan polisi 110” ini berada di Toronto, Kanada. Mungkin saja seorang warga negara Kanada murni yang pernah mengatakan hal-hal yang menentang Xi Jinping, mengucapkan kata-kata yang menentang Partai Komunis Tiongkok, dan mendukung kemerdekaan Taiwan. Dari perspektif undang-undang keamanan nasionalnya pemerintah Tiongkok, orang-orang ini juga merupakan tersangka kriminal, termasuk penjahat yang juga memiliki risiko hukum”.

Lai Jianping mengatakan bahwa berbagai negara satu demi satu pasti akan melakukan penyelidikan terhadap “Stasiun layanan polisi 110”. Pada akhirnya, PKT yang ingin mendapat keuntungan malahan menemui kebuntungan, malahan membuat semua negara di dunia lebih jelas melihat sifat otokrasi internal serta agresi dan ekspansi eksternalnya pemerintah komunis Tiongkok, sehingga suatu ketika nanti terpaksa memenggal “Lengan Panjang” polisi Tiongkok yang diulurkan sampai ke negara orang lain. (sin)

Inflasi di Eropa Melonjak, Warga Terpaksa Memilih di Antara Kelaparan dan Kedinginan

Zhou Qi

Inflasi di zona Euro mencapai rekor tertinggi pada  Oktober, dan pertumbuhan ekonominya melambat tajam pada kuartal ketiga pada tahun ini. 

Menurut data terbaru, tingkat inflasi di zona Euro melonjak menjadi 10,7% pada Oktober, naik dari 9,9% pada  September. Masih lebih tinggi sebesar 0,5% dari angka prediksi para ekonom sebelumnya yang 10,2%. Angka tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak terbentuknya zona Euro.

Tingkat inflasi di beberapa negara dalam zona bahkan lebih tinggi dari 10,7%. Italia misalnya, inflasi Oktober sebesar 12,8%, Jerman 11,6%, Estonia, Latvia, dan Lithuania malahan lebih dari 20%.

Selama 12 bulan terakhir, ekonomi zona Euro telah merasakan sakitnya kenaikan harga yang disebabkan oleh melonjaknya inflasi, terutama setelah krisis energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Kenaikan tahunan biaya energi zona Euro naik menjadi 41,9% di bulan Oktober dari bulan sebelumnya yang 40,7%. Selama periode yang sama, kenaikan tahunan harga makanan, tembakau dan alkohol juga naik menjadi 13,1% dari 11,8% pada bulan sebelumnya. Bagi sebagian penduduk Eropa, mereka terpaksa dihadapkan pada pilihan antara menjaga kehangatan atau mengisi perut.

Simon Duchen, mahasiswa arsitektur Belgia mengatakan : “[Inflasi] berpengaruh besar terutama dalam pembelian kebutuhan sehari-hari, makanan dan perumahan. Harga listrik, gas sudah dinaikkan [oleh pemerintah Belgia]. Ini sangat bermasalah karena saya harus memilih antara menggunakan pemanas ruang di rumah saya atau membeli makanan”.

Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa sedang melambat tajam. Produk domestik bruto di 19 negara zona Euro tumbuh hanya 0,2% QOQ (kuartal-ke-kuartal) dan 2,1% YOY (tahun-ke-tahun) pada kuartal ketiga tahun 2022. 

Eurostat memperkirakan, ini adalah pertumbuhan paling lambat sejak ekonomi pulih dari pandemi pada kuartal kedua tahun lalu. Bahkan negara-negara seperti Belgia, Latvia, dan Austria PDB mereka menunjukkan negatif.

Menurut analisis para ekonom bahwa meskipun jika momentum ekonomi Eropa telah terpengaruh dan ekonomi secara keseluruhan berada di ambang resesi, tetapi dalam menghadapi tingkat inflasi yang melebihi 10%, Bank Sentral Eropa masih akan fokus pada upaya untuk menstabilkan harga dengan menaikkan suku bunga secara tajam. (sin)

Menlu AS Blinken : Beijing Tidak Bersedia Menerima Status Quo dan Meningkatkan Tekanan Terhadap Taiwan

NTD

Dalam 2 pekan terakhir Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali menyinggung soal niat Beijing terhadap Taiwan. Ia mengungkapkan bahwa Beijing tidak puas dengan status quo dan  mulai meningkatkan tekanan termasuk menggunakan kekerasan terhadap Taiwan. Namun, beberapa orang kritikus percaya bahwa kesiapan tempur militer Tiongkok belum mencapai puncak saat ini.

Pada 26 Oktober, Reuters melaporkan bahwa dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Bloomberg, Menteri Luar Negeri AS Blinken mengatakan bahwa Tiongkok telah mengubah konsensus dasar antara Washington dengan Beijing yang dibuat beberapa dekade lalu. Yakni konsensus tentang menangani perbedaan antara kedua sisi Selat Taiwan dengan cara yang damai atau bukan kekerasan.

Blinken mengatakan bahwa pemerintah Beijing telah memutuskan untuk tidak menerima status quo, sehingga ingin mempercepat proses reunifikasi, mulai memberikan lebih banyak tekanan terhadap Taiwan. Dan jika strategi tekanan tidak berhasil, maka “mereka dapat menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan. Inilah perubahan mendasar yang Blinken maksudkan.”

Ini adalah peringatan kedua Blinken dalam dua pekan terakhir. Pekan lalu, Blinken mengungkapkan bahwa Beijing bertekad untuk menyatukan Taiwan pada “garis waktu yang lebih cepat”.

Blinken juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak menginginkan perang dingin dan tidak berusaha untuk menahan atau membatasi Tiongkok. Tetapi akan secara tegas membela kepentingan diri sendiri dan mempertahankan nilai-nilai universal.

Song Guo-cheng, seorang peneliti di Pusat Penelitian Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi Taiwan mengatakan : “Pernyataan Blinken mewakili pandangan dua sisi Amerika Serikat tentang PKT selama periode waktu terakhir ini. Di permukaan, itu terlihat lebih lembut, karena mereka menganjurkan untuk mengatasi perbedaan melalui komunikasi dan dialog. Ini adalah penahanan yang mutlak dan mulus. Tetapi apakah AS bersedia membiarkan Taiwan. kapal induk yang tidak dapat tenggelam ini jatuh ke tangan PKT ? Begitu Taiwan jatuh ke tangan PKT, apakah mereka tidak menempatkan Dongfeng-20 dan Dongfeng-26 di Taiwan yang diarahkan ke Guam, atau ke daratan Amerika Serikat ?”

Di sisi lain, sebelum dan sesudah Kongres Nasional ke-20, PKT juga telah merilis lebih banyak sinyal tentang isu Taiwan.

Pada 26 Oktober, PKT mengumumkan lembaran konstitusi partai yang baru direvisi, yang untuk pertama kalinya memasukkan ungkapan “dengan tegas menentang dan menindak tegas tindakan untuk memerdekakan Taiwan”.

Pakar keuangan Taiwan Edward Huang mengatakan : “Kali ini, PKT memasukkan anti-kemerdekaan Taiwan ke dalam konstitusi partainya. Lalu, saya bertanya, apakah di Taiwan ada pemilihan untuk presidennya sendiri itu termasuk kemerdekaan ? Bagaimana Anda menentukannya ? Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa tindakan Xi Jinping sampai batas tertentu telah membuat ketegangan antar kedua sisi Selat Taiwan jadi meningkat. Dan ketika mencapai titik yang tidak dapat lagi didinginkan, maka tunggu kapan konflik diledakkan. Itu semua tergantung pada pemikiran Xi Jinping seorang diri, dan inilah yang sangat dikhawatirkan oleh Amerika Serikat”.

Dalam pidatonya di Kongres Nasional ke-20, Sekretaris Jenderal Xi Jinping menegaskan kembali bahwa Beijing berusaha untuk menempuh cara damai dalam reunifikasi Taiwan, tetapi tidak pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan senjata. Kepemimpinan pusat baru yang dihasilkan oleh Kongres Nasional ke-20 umumnya dianggap murni orang-orang dekatnya Xi Jinping, yang sekiranya akan mengikuti kemauan Xi Jinping, sehingga tidak akan ada lagi mekanisme untuk mengoreksi kesalahan.

Yeau-Tarn Lee, seorang profesor di Institut Pembangunan Nasional Universitas Nasional Chengchi, Taiwan mengatakan : “Jika Xi Jinping menilai secara rasional, dia seharusnya tidak berani dengan gegabah menggunakan militer untuk mencapai reunifikasi, tetapi karena dia telah memusatkan kekuasaan, tidak ada lagi orang yang berani menentang suaranya. Maka dalam situasi seperti ini kita khawatir Xi Jinping melakukan penilaian yang keliru, lalu menggunakan cara kekerasan”.

Xi Jinping juga menunjuk Laksamana He Weidong, mantan komandan Komando Daerah Militer Wilayah Timur, sebagai Wakil Ketua Komisi Militer Pusat yang baru. Komando Daerah Militer Wilayah Timur merupakan basis militer yang jaraknya terdekat dengan Taiwan.

Komentator politik Li Linyi mengatakan : “Ada laporan yang menyebutkan bahwa He Weidong adalah orang yang merancang latihan militer “pengepungan Taiwan” beberapa bulan lalu. Tapi dia sebenarnya adalah seorang perwira angkatan darat. Karena itu, saya memiliki beberapa keraguan tentang rumor ini. Yang dibutuhkan dalam penyerangan ke Taiwan adalah angkatan laut, angkatan udara dan marinir. Bagaimana dia yang tidak akrab dengan cara pertempuran yang dilakukan angkatan laut dan angkatan udara akan memimpin ?”

Song Guo-cheng mengatakan bahwa sikap keras PKT adalah tuntutan yang tak terelakkan demi mempertahankan kediktatoran satu orang, tetapi dari intimidasi verbal hingga pertempuran nyata melawan Taiwan, akan melibatkan persiapan taktis yang sangat kompleks. Apakah rakyat Taiwan tidak akan melawan ? Apakah AS tidak akan campur tangan ? Apakah masyarakat internasional setuju ? Adakah konsistensi dalam internal PKT ? Ini semua adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh Xi Jinping. Oleh karena itu, orang-orang Taiwan daripada membahas jadwal serangan PKT ke Taiwan, lebih baik memikirkan bagaimana memperkuat persiapannya, memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat, dan menanggapi ambisi PKT. (sin)

2 Pesawat Luar Angkasa NASA Mendeteksi Serangan Meteor Terbesar di Mars

0

The Associated Press

Dua pesawat ruang angkasa NASA di Mars—satu di permukaan dan yang lainnya di orbit— mencatat terjadinya hantaman meteor dan kawah tumbukan terbesar. 

Rentetan berkecepatan tinggi tahun lalu mengirim gelombang seismik beriak ribuan mil melintasi Mars, yang pertama terdeteksi di dekat permukaan planet lain, dan mengukir kawah hampir 150 meter, demikian para ilmuwan melaporkan pada Kamis 27 November di jurnal Science.

Yang lebih besar dari dua serangan  menghasilkan lempengan es seukuran batu, yang dapat membantu para peneliti mencari cara astronot masa depan agar dapat memanfaatkan sumber daya alam Mars.

Pendarat Insight berhasil mengukur guncangan seismik, sementara Mars Reconnaissance Orbiter memberikan gambar yang menakjubkan dari kawah.

Pencitraan kawah “pasti sudah sangat besar,” tetapi mencocokkannya dengan riak seismik adalah bonus, Kami sangat beruntung.” kata rekan penulis Liliya Posiolova dari Malin Space Science Systems di San Diego. 

Atmosfer Mars tipis tak seperti di Bumi, di mana atmosfer tebal mencegah sebagian besar batuan luar angkasa mencapai permukaan, malah memecah dan membakarnya.

Sebuah studi terpisah pada bulan lalu menghubungkan serangkaian dampak meteoroid Mars terbaru yang lebih kecil  dengan kawah yang lebih kecil lebih dekat ke InSight, menggunakan data dari pendarat dan pengorbit yang sama.

Pengamatan dampak diketahui ketika InSight mendekati akhir misinya karena daya yang berkurang, panel suryanya diselimuti oleh badai debu. InSight mendarat di dataran khatulistiwa Mars pada 2018 dan sejak itu mencatat lebih dari 1.300 gempa mars.

“Akan memilukan ketika kita akhirnya kehilangan komunikasi dengan InSight,” kata Bruce Banerdt dari Jet Propulsion Laboratory NASA, kepala ilmuwan pendarat yang ikut serta dalam studi tersebut. 

“Tetapi data yang dikirimkannya kepada kami pasti akan membuat kami sibuk selama bertahun-tahun yang akan datang.”

Banerdt memperkirakan pendarat itu memiliki waktu antara empat hingga delapan minggu lagi sebelum listrik mati.

Batuan luar angkasa yang masuk berdiameter antara 5 meter dan 12 meter, kata Posiolova. Dampak yang tercatat sekitar magnitudo 4.

Yang lebih besar dari keduanya melanda Desember lalu sekitar 3.500 kilometer dari InSight, menciptakan kawah sedalam sekitar 21 meter. Kamera pengorbit menunjukkan puing-puing terlempar hingga 40 kilometer dari dampak, serta bercak putih es di sekitar kawah, air paling beku yang diamati pada garis lintang rendah, kata Posiolova.

Posiolova melihat kawah awal tahun ini setelah mengambil gambar tambahan dari wilayah tersebut dari orbit. Kawah itu hilang dari foto-foto sebelumnya, dan setelah meneliti arsip, dia menunjukkan dampaknya hingga akhir Desember. Dia ingat tentang peristiwa seismik besar yang direkam oleh InSight sekitar waktu itu, dan dengan bantuan dari tim, berhasil mencocokkan lubang baru dengan apa yang tidak diragukan lagi merupakan serangan meteoroid. 

Adapun gelombang ledakan terlihat jelas.

Para ilmuwan juga mempelajari pendarat dan pengorbit bekerja sama untuk serangan meteoroid sebelumnya, lebih dari dua kali lipat jarak satu Desember dan sedikit lebih kecil.

“Semua orang hanya terkejut dan kagum. Yang lainnya? Ya,” kenangnya.

Pembacaan seismik dari dua tumbukan menunjukkan kerak Mars yang lebih padat di luar lokasi InSight.

“Kami masih memiliki jalan panjang untuk memahami struktur interior dan dinamika Mars, yang sebagian besar masih penuh teka-teki,” kata Doyeon Kim dari Institut Geofisika ETH Zurich di Swiss, yang merupakan bagian dari penelitian.

Ilmuwan luar mengatakan pendarat masa depan dari Eropa dan Tiongkok akan membawa seismometer yang lebih maju. Misi masa depan akan “melukiskan gambaran yang lebih jelas” tentang bagaimana Mars berevolusi, ujar Yingjie Yang dan Xiaofei Chen dari China Southern University of Science and Technology  di Shenzhen menulis dalam editorial yang menyertainya. (asr)

100 Orang Tewas dan 300 Terluka Akibat Rentetan Dua Bom Mobil di Ibu Kota Somalia

NTD

Pada  Sabtu 29 Oktober, dua bom mobil meledak di Mogadishu, ibu kota Somalia. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 300 orang lainnya. Presiden Somalia dalam cuitannya mengutuk kelompok teroris atas serangan itu.

Kedua bom mobil pada Sabtu terjadi di persimpangan yang sibuk di pusat kota Mogadishu, ibukota Somalia, di mana beberapa kantor utama pemerintah berada.

Ledakan pertama terjadi di gedung Kementerian Pendidikan, ledakan kedua terjadi tak lama setelah ambulans tiba dan personel lain ikut serta dalam penyelamatan.

Sebuah video menunjukkan asap membumbung tinggi setelah ledakan, dapat dilihat dahsyatnya  bom tersebut. 

Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas dan 300 terluka, sebagian besar warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak dan pelajar.

Relawan rumah sakit Hassan Osman berkata : “Setidaknya 30 orang tewas dibawa ke rumah sakit, kebanyakan dari mereka adalah wanita. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri.”

Pada hari pengeboman, pejabat senior pemerintahan Somalia bertemu untuk membahas bagaimana menangani ekstremisme kekerasan.

Setelah ledakan, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud  mengunjungi tempat kejadian. Dia kemudian men-tweet: “Serangan teroris brutal dan pengecut hari ini terhadap orang-orang tak berdosa adalah pekerjaan organisasi al-Shabaab yang bejat secara moral dan kriminal. Tak akan mengintimidasi kami, itu hanya semakin memperkuat tekad kami untuk mengalahkan mereka sekali dan untuk selamanya. Pemerintah kami dan orang-orang pemberani akan terus membela Somalia melawan kejahatan.”

Ledakan terjadi di lokasi ledakan truk al-Shabaab lima tahun lalu yang menewaskan lebih dari 500 orang.

Saat ini, tidak ada kelompok yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pemboman berantai tersebut. (hui)

Kejutan Politik Brasil Menunjukkan Lula Terpilih Kembali Menjadi Presiden

NTD

Pemungutan suara putaran kedua dalam pemilihan presiden Brasil  digelar pada 30 Oktober. Menurut hasil 98,91% suara yang diberikan oleh Pengadilan Pemilihan Tinggi, kandidat Partai Buruh dan mantan Presiden Lula da Silva melakukan pertunjukan Kejutan politik membalikkan Pemilu. Ia mendapatkan  50,83% suara sah mengalahkan kandidat Partai Liberal, Presiden Bolsonaro saat ini, yang memenangkan 49,17%. Ia terpilih sebagai presiden Brasil yang baru.

Pemilihan presiden Brasil kali ini terutama merupakan pertandingan antara sayap kiri Lula (Luiz Inacio Lula da Silva) yang berusia 77 tahun dan Jair Bolsonaro sayap kanan yang berusia 67 tahun.

Selama periode pemungutan suara, Bolsonaro memiliki sedikit keunggulan atas Lula untuk sementara waktu. Tetapi, Reuters melaporkan bahwa Partai Buruh Lula cenderung memiliki keunggulan suara di daerah-daerah di mana lebih lambat untuk melaporkan hasil.

Pada akhirnya, Lula mengalahkan suara Bolsonaro 49,17% dengan 50,83% suara sah, yang seharusnya mengonfirmasi prediksi sebagian besar lembaga pemungutan suara sebelum putaran kedua.

“Jutaan orang menunggu sikap kemurahan hati dan pengakuan pemerintah baru di negara ini,” kata Lula setelah pemungutan suara pada  30 Oktober. “Itulah mengapa, bagi saya, ini adalah hari yang berarti.”

Ini juga pertama kalinya presiden petahana gagal mencalonkan diri kembali sejak pemulihan demokrasi dan pemilihan langsung di Brasil pada 1980-an. Lula akan menjabat pada 1 Januari 2023.

Bolsonaro pernah mengatakan dia tidak akan menerima kekalahan,  semua kalangan khawatir bahwa Brasil akan berada dalam kekacauan politik

Central News Agency melaporkan bahwa meskipun Bolsonaro berulang kali mempertanyakan keamanan sistem pemilihan Brasil dan kotak suara elektronik selama kampanye, ia juga mengancam  tidak menerima hasil kalah dalam pemilihan, hal itu telah menimbulkan kekhawatiran dari semua lapisan masyarakat bahwa Brasil mungkin secara politis tidak stabil.

Pengadilan Tinggi Pemilihan  pada 29 Oktober mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa masalah seperti itu akan terjadi, menekankan bahwa demokrasi Brasil sudah matang, dan jika ada persaingan ketat sebelum pemilihan, para kandidat harus secara rasional menerima hasil pemungutan suara dan menghormati pilihan rakyat. 

Brasil diperintah oleh Partai Buruh (PT) dari tahun 2003 hingga 2016, dan pemilihan Bolsonaro sayap kanan pada tahun 2018 menandai belokan kanan dalam politik Brasil. Tetapi advokasi Bolsonaro terhadap kediktatoran militer dan politik serta kritik luas terhadap pernyataan dan kinerjanya yang kontroversial selama pandemi COVID-19  telah membuatnya kehilangan banyak dukungan rakyat.

Bagi pendukung Lula, pemilihan Lula akan membawa demokrasi dan perdamaian di negara ini.

Lula dihukum karena korupsi pada  2017 dan dijatuhi hukuman penjara yang berat di penjara federal. Dia menghabiskan 23 jam sehari di sel terpisah dengan treadmill. Karier politik legendaris yang pernah menjadi singa kiri Amerika Latin tampaknya telah berakhir. Tanpa diduga, Brasil Mahkamah Agung Federal memutuskan pada tahun 2021 bahwa tuduhan dan hukuman Lula dalam kasus korupsi Petrobras dibatalkan karena alasan teknis. Pengadilan tidak membebaskan Lula, tetapi Pengadilan Federal Distrik Federal Brasilia harus menganalisis dan memutuskan kesalahannya.A kibatnya, apakah verifikasi dan penggunaan kembali dapat diperoleh.

Sementara Partai Buruh menegaskan Lula tidak bersalah, fakta bahwa banyak sekutu Lula telah terlibat dalam skandal korupsi dan hukuman penjara telah menjadi luka fatal terbesar Lula dan membayangi kemenangan Lula.

Komitmen pertama pemerintah Lula adalah  “memulihkan kondisi kehidupan sebagian besar orang Brasil”. Untuk tujuan ini, ia mengusulkan kebijakan untuk melayani keluarga yang terkena dampak krisis ekonomi dan kelaparan, menghidupkan kembali dan memperluas program transfer pendapatan Bolsa Família, merevisi undang-undang perburuhan saat ini, dan memberi pekerja lebih banyak perlindungan sosial.

Rencana pemerintah baru juga mengusulkan kebijakan khusus, tindakan afirmatif, dan merekomendasikan reformasi keselamatan publik, seperti memerangi kekerasan polisi dan mengurangi penahanan, untuk beragam kelompok termasuk penyandang disabilitas, LGBTQIA+, Aborigin, Budak Kulit Hitam dan masyarakat kulit hitam.

Lula juga menekankan penguatan peran negara dalam perekonomian, menentang privatisasi lembaga negara seperti Kantor Pos (Correios) dan Perusahaan Listrik Brasil (Eletrobras), dan menganjurkan peran yang diperluas untuk bank publik, sementara Petrobras harus memastikan energi Aman dan berinvestasi dalam energi terbarukan.

Di sisi lain, rencana pemerintah Lula juga menyerukan penguatan sarana untuk memerangi korupsi dan transparansi pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Akses Informasi. (hui)

Ratusan Orang Tewas Saat Pejalan Kaki Jatuh ke Sungai Ketika Jembatan Layang India Runtuh

Li Qingyi

Sebuah jembatan penyeberangan di negara bagian Gujarat, India barat runtuh, pada Minggu (30/10) malam waktu setempat. Insiden tersebut menyebabkan ratusan orang jatuh ke sungai, menewaskan sedikitnya 132 orang dan melukai puluhan lainnya.

Menteri Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Gujarat, Brjesh Merja mengatakan: “Kecelakaan  terjadi pada pukul 18.40 dan jembatan ambruk. Beberapa orang yang berjalan di jembatan itu terluka sementara yang lain jatuh ke sungai.”

Penyebab runtuhnya jembatan layang tidak jelas, tetapi media lokal berspekulasi mungkin dikarenakan kelebihan beban. Media lokal melaporkan bahwa ada lebih dari 400 orang di atasnya dan  sekitar jembatan ketika runtuh, termasuk banyak anak-anak.

Saksi Sukram berkata : “Banyak anak-anak menikmati festival lampion dan mereka datang ke sini untuk bermain. Satu per satu mereka jatuh dari jembatan.”

Video  menunjukkan puluhan orang mencengkeram kabel jembatan yang runtuh dan badan jembatan yang rusak ketika tim penyelamat darurat tiba. Beberapa merangkak kembali di sepanjang jembatan yang runtuh, mencoba mencapai tepi sungai, sementara yang lain berenang ke tempat yang aman.

Operasi penyelamatan berlanjut, dan pihak berwenang  menggunakan pompa untuk menurunkan ketinggian air di bawah jembatan sehingga mayat dapat ditemukan.

Jembatan  sepanjang 230 meter ini membentang di Sungai Machhu, Kota Morbi dan dibangun pada masa pemerintahan Inggris pada abad ke-19. Jembatan sempat ditutup selama enam bulan untuk renovasi, dibuka kembali untuk umum pada minggu lalu. (hui)

Apakah Anggota Politbiro Baru PKT Benar-benar Setia kepada Xi Jinping?

0

Zhou Xiaohui

Tak ada orang yang menyangkal, yang terpilih pada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) baik Komite Tetap Politbiro maupun anggota komite, satu indikator terpenting adalah: Semuanya adalah pejabat yang dipercaya atau dianggap “setia” dan sepenuhnya patuh pada Xi. 

Jelas, “kesetiaan” bawahan adalah prasyarat penting bagi Xi untuk mendapatkan rasa aman politik.

Beberapa tahun terakhir ini, dalam beberapa kali pidatonya Xi berulang kali menyinggung “kesetiaan”, berulang kali menekankan status inti dirinya, instansi terkait PKT bahkan mengeluarkan dokumen, meminta penerapan penilaian “dua penjagaan” dalam membimbing kader pemimpin agar dijadikan sebagai tuntutan utama. 

Yang disebut dengan “dua penjagaan” adalah memimpin bawahan menjaga “posisi Xi Jinping sebagai inti dari partai pusat dan posisi inti dari partai secara keseluruhan”, menjaga “Kewenangan Komite Sentral Partai dan kepemimpinan terpusat dan terpadu”. 

Oleh karena dengan adanya tuntutan semacam ini, sama sekali tidak aneh jika kita melihat dalam pembicaraan dari setiap pejabat tinggi maupun rendah, harus berulang kali menyebut “empat kesadaran”, “empat keyakinan”, dan “dua penjagaan”, seakan bila tidak begitu, dianggap tidak menyatakan kesetiaan kepada Xi Jinping. 

Tidak diragukan lagi, Komisi Tetap Politbiro dan anggota komisinya telah membuat Xi sangat puas dalam hal ini, di antaranya perkataan dari Sekretaris kota Tianjin yakni Li Hongzhong yang terkenal “jika kesetiaan tidak mutlak, maka pasti tidak setia”, kata-kata ini sepertinya sangat mendapat tempat di hati Xi Jinping.

Lalu, para pejabat yang menyerukan “kesetiaan” dan berupaya menyampaikan kesetiaannya kepada Xi Jinping, apakah benar dapat melakukan seperti yang disampaikan oleh media massa partai berupa “kesetiaan satu-satunya, tuntas, tanpa syarat, serta tanpa dicampur-aduk dengan kotoran apapun” dan kesetiaan yang murni?

Penulis pernah membaca anekdot politik Uni Soviet, dikatakan demikian: “Tuhan memberikan manusia tiga macam kualitas: kesetiaan, kecerdasan, dan sifat kepartaian, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat memiliki ketiganya sekaligus. Karena manusia yang cerdas dan setia, tidak akan memiliki sifat kepartaian; jika dia setia dan bersifat kepartaian, maka tidak cerdas; jika seseorang cerdas dan memiliki sifat kepartaian, maka dia tidak setia. Para pejabat elite politbiro PKT ini tergolong kasus yang manakah?

Di mata penulis jika mereka tidak cerdas di arena birokrasi, maka tidak akan mampu berspekulasi terhadap maksud pemimpin, untuk kemudian setiap saat menyodorkan berbagai sanjungan dan kebohongan.  Jika mereka tidak mempunyai sifat kepartaian, dengan sendirinya mereka tidak mampu meraih kekuasaan di dalam kelompok geng hitam PKT. 

Oleh sebab itu, mereka yang cerdas dan memiliki sifat kepartaian, bagaimana mungkin setia? Sebenarnya, Eropa Timur dan sejumlah negara totaliter lainnya telah sejak lama menyimpulkan, yakni antara penguasa tertinggi dengan para pejabatnya tidak ada kesetiaan politik yang sesungguhnya, yang ada hanyalah perebutan kekuasaan dan pertukaran kepentingan saja.

Akan tetapi, dilihat dari sudut pandang lain, tidak sedikit orang yang dipromosikan Xi adalah sekumpulan yesman, dalam bidang politik dan pemerintahan mereka tidak memiliki kecerdasan, alias bodoh, dan ini mungkin adalah salah satu alasan mereka bisa terpilih, karena “licik dan ketidakmampuan adalah jaminan kesetiaan politik yang paling dapat diandalkan”.

Lalu, apakah para pejabat tinggi yang kesetiaannya bukan berasal dari lubuk hatinya itu tidak akan pernah setia pada Xi? Tidak juga. 

Di bawah kekuasaan mutlak Xi, mereka pasti harus tunduk kepada Xi, bukan semata karena mereka dipromosikan oleh Xi, juga karena Xi memegang rahasia banyak pejabat tinggi, dan melalui sistem pengawasan modern Xi telah memperketat pengawasan terhadap pejabat tinggi. 

Mereka lebih memahami bahwa masa depan karir mereka sepenuhnya tergantung pada tingkat kesetiaan mereka pada Xi.

Akan tetapi, masalahnya adalah, ketika terjadi perubahan situasi dan kondisi, ketika kekuasaan mutlak Xi menemui tantangan yang paling besar, ketika tiba saatnya keruntuhan PKT, ketika kepentingan mereka mungkin saja dirugikan, apakah mereka masih tetap memilih untuk setia pada Xi? 

Apakah mereka akan mempertaruhkan nyawanya demi membela kekuasaan Xi? Mentalitas seperti apakah yang ada pada diri mereka sebenarnya?

Lima dasawarsa lalu, seorang warga AS bernama Hedrick Smith pernah menjadi kepala kantor wartawan surat kabar New York Times di Moskow. 

Waktu itu Uni Soviet masih dalam periode kekuasaan Leonid Brezhnev, yang secara internal diberlakukan pengendalian yang sangat ketat, dan kaum oposisi ditekan; secara eksternal diberlakukan ekspansi global, dan berebut hegemoni dengan AS. Untuk itu, masyarakat Uni Soviet menjadi suram, dan korupsi merajalela. 

Di bawah situasi seperti itu, dengan mengandalkan observasinya yang begitu cermat dan interaksi dengan rakyat jelata, Smith telah memahami sisi sebenarnya dari masyarakat Uni Soviet, dan 4 tahun pasca kembalinya ke AS ia menulis buku berjudul “The Russians”.

Dalam buku itu, ia menjelaskan mentalitas para pejabat komunis Soviet yang aneh. Dia menemukan, faktanya adalah sangat sedikit orang yang percaya pada ideologi komunisme, bahkan pemimpin komunis Soviet sendiri tidak lagi mempercayainya. 

Setelah Uni Soviet runtuh, keponakan perempuan Brezhnev yang bernama Lyubov Brezhneva dalam memoarnya juga telah membuktikan bahwa hasil observasi Smith tersebut benar adanya. Dia mengemukakan, Brezhnev sendiri pernah berkata pada adiknya: “Apa itu komunisme, itu hanya omong kosong untuk membujuk rakyat saja.” 

Jelas sekali, seorang pemimpin komunis Soviet dengan mempropagandakan ideologi yang tidak banyak dipercaya orang, tujuan utamanya hanya untuk melindungi kekuasaannya saja, dan hanya demi melindungi kekuasaannya sendiri. 

Sedangkan pejabat berbagai tingkatan, berbagai tokoh dalam sistem internalnya, juga sama saja dan tidak mempercayai ideologi pemerintah. Bahkan di dalam hati mereka penuh dengan rasa antipati, namun setiap orang harus terus memainkan perannya masing-masing saat tampil di hadapan publik: Mendukung sang pemimpin, dan mengulang-ulang kata-kata usangnya.

Dalam buku tersebut juga dilukiskan tipe tipikal para pejabat komunis Soviet: Kaum oportunis yang bergaya sinisme. Pejabat semacam ini merupakan sosok kumpulan rumit yang penuh dengan kontradiksi. 

Di satu sisi saat berbincang dengan teman-temannya mereka akan mengkritik politik aktual dan menghujat korupsi, seolah-olah dirinya adalah reformator; di sisi lain, mereka merasa bangga akan politik di negaranya, merasa puas dan bangga karena bisa berada di dalam lingkup kekuasaan. 

Di satu sisi mereka mengetahui betapa mengerikannya masa pemerintahan Stalin, dan juga tidak mau kembali ke masa itu; tapi di sisi lain mereka juga merasa bangga karena Stalin telah membangun sebuah negara imperial merah yang besar itu dengan mengandalkan kekuasaan tangan besi. 

Di satu sisi mereka senang berbagi dengan orang lain akan keterbukaan pikiran mereka, dan sama sekali tidak percaya pada dogma pemerintah; tapi di sisi lain mereka mahir menutupi pandangan pribadi mereka, dan bangga akan kemahiran mereka berorasi dalam rapat internal partai. 

Maka dari itu Smith menyimpulkan: “Setiap individu asalkan tunduk dan patuh, tidak menantang ideologi secara terbuka, tak peduli percaya atau tidak, semuanya bukan masalah krusial.”

Hal ini sangat mirip dengan Tiongkok saat ini. Para pejabat yang baru terpilih itu sebenarnya tidak ada yang percaya pada pikiran Marx, Lenin dan Mao, tidak ada yang percaya pada “2442” (salah satu slogan politik Xi Jinping), di dalam hati mereka sangat memahami betapa PKT sangat licik, memalukan dan jahat. 

Bahkan mungkin diam-diam dalam pembicaraan pribadi pun mereka pernah mengungkapkan perasaan muak itu, tapi demi mempertahankan kekuasaan di tangan, demi kepentingan pribadinya, di depan publik mereka tetap saja menyerukan mendukung “inti”, tidak bosan-bosannya mengulang omong kosong, kata-kata klise, dan kebohongan, berupaya dengan segala daya upaya mempertahankan sistem ini, tidak mau menyerahkan kepentingan pada rakyat.

Bagi para pejabat PKT yang memiliki beberapa set mulut dan wajah itu, selama mereka tidak menantang ideologi, tidak menantang “inti”, maka akan dapat terus eksis di dalam sistem, namun tidak perlu diragukan, para pejabat yang tampaknya setia itu, yang aslinya menjunjung tinggi oportunisme itu juga bisa pada saat yang krusial ikut menguburkan PKT.

Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, mayoritas pejabat Uni Soviet yang merupakan oportunis memilih berpangku tangan, dan menerima fakta runtuhnya komunis Soviet. Seperti yang dikeluhkan oleh Xi Jinping sebelumnya: Berdasarkan rasio anggota partai, kala itu jumlah anggota partai komunis Soviet melampaui kita, namun pada saat itu tidak ada satupun lelaki jantan, yang berani tampil untuk melawan.

Mungkin Xi Jinping juga bakal menyaksikan sendiri, pada saat PKT runtuh nanti, para pejabat yang setiap hari meneriakkan yel-yel “setia” kemungkinan besar juga tidak akan ada yang maju ke depan untuk memperjuangkannya, karena para pejabat penganut oportunisme itu, termasuk para perwira militer, pasti akan bergerak mengikuti arah angin, pasti tidak akan tampil ke depan untuk membela partai ini, apalagi membela Xi Jinping, untuk melakukan tindakan sebagai apa yang disebut “lelaki jantan”.

Itu sebabnya, harapan Xi Jinping agar para pejabat bawahannya mutlak setia pada dasarnya adalah tidak mungkin, sumpah janji kesetiaan yang diperolehnya hanyalah kebohongan, kesetiaan yang hanya untuk menyenangkan hatinya saja, kesetiaan yang hanya bisa ditukarkan dengan kepentingan, kesetiaan yang hanya didapatkan di bawah ketakutan pada kekuasaan, kesetiaan yang sejati sama sekali tidak ada hubungannya dengan kekuasaan. (sud)