Home Blog Page 485

Kematian Mantan Pemimpin PKT Jiang Zemin Mendesak Agar Rezim Bertanggung Jawab atas Warisan Penganiayaan Berdarah

Eva Fu

Kematian mantan pemimpin partai komunis Tiongkok Jiang Zemin, yang meluncurkan salah satu kampanye paling berdarah melawan kelompok spiritual dalam sejarah modern, membawa seruan terbaru dari para pembela hak asasi manusia untuk meminta pertanggungjawaban rezim Tiongkok atas pelanggaran yang meluas.

Jiang berkuasa setelah pembantaian Lapangan Tiananmen 1989, memimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) dari tahun 1993 hingga 2003, meskipun pengaruhnya di dalam Partai bertahan selama bertahun-tahun setelah dia secara resmi mengundurkan diri.

Kematiannya pada 30 November karena leukemia dan beberapa kegagalan organ telah menjadi fokus kekejaman Beijing, menurut kritikus Tiongkok dan pembela hak asasi manusia, yang menganggap legacy utamanya sebagai arsitek dari serangkaian pelanggaran hak asasi manusia yang terus mengancam hak dasar jutaan orang di Tiongkok pada saat ini.

Mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin di Aula Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 8 November 2012. (Feng Li/Getty Images)

“Jiang Zemin meninggal dunia sebagai tukang jagal yang memalukan,” kata Chen Yonglin, mantan konsul politik di Konsulat Tiongkok di Sydney yang membelot ke Australia pada 2005, kepada The Epoch Times.

Penindasan Berdarah

Di antara komunitas hak asasi manusia, Jiang paling dikenal karena meluncurkan penganiayaan  yang menargetkan kelompok spiritual Falun Gong—sebuah kampanye penindasan yang masih berlanjut hingga hari ini.

Selama 1990-an, disiplin yang melibatkan latihan meditasi dan ajaran moral berdasarkan prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar sangat populer menyebabkan sekitar 100 juta praktisi yang berlatih di Tiongkok. Popularitas ini dianggap Jiang sebagai ancaman terhadap pemerintahan otoriternya.

Aksi di kawasan monumen Kencana Arjuna Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (5/12/2015). Aksi ini digelar dengan tuntutan kepada bekas pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin ke pengadilan sebagai aktor utama penganiayaan dan kejahatan genosida kepada praktisi Falun Gong di Tiongkok (Epoch Times)

Pada 1999, Jiang menciptakan organisasi mirip Gestapo yang disebut Kantor 610 yang mengesampingkan kerangka hukum Tiongkok untuk melakukan kampanye luas untuk memberantas Falun Gong. Pada tahun-tahun berikutnya, pengikut Falun Gong menjadi sasaran kampanye kebencian yang meluas dan jutaan orang-orang menderita pemenjaraan dan penyiksaan di kamp kerja paksa, penjara, pusat rehabilitasi narkoba dan bangsal psikiatri Tiongkok.

Para penyelidik internasional  menyimpulkan bahwa telah terjadi pengambilan organ secara paksa secara luas dari para praktisi Falun Gong yang ditahan di bawah perintah rezim,  dimulai pada awal tahun 2000-an dan masih terus berlanjut.

Eulogi di media pemerintah Tiongkok memuji peran Jiang dalam memadamkan protes Tiananmen tahun 1989 dan menggambarkan kematiannya sebagai kerugian  tak ternilai bagi Partai. Tetapi Chen, yang secara pribadi menyaksikan pembantaian berdarah di Beijing pada tahun 1989 dan kehilangan ayahnya selama 10 tahun Revolusi Kebudayaan yang mana menghancurkan negara tersebut pada dekade sebelumnya, memiliki pemahaman yang berbeda.

‘Bawa Jiang Zemin ke Pengadilan’ menjadi tuntutan masyarakat Tiongkok dan internasional. (foto Dai Bing/Epoch Times)

“Partai Komunis Tiongkok adalah sindikat kejahatan,  dia adalah juru mudinya, dia memiliki segunung hutang darah padanya,” ujarnya. 

Awal dari Akhir?

Bagi Erping Zhang, juru bicara Falun Dafa Information Center,  kematian Jiang menawarkan jendela untuk refleksi. Meskipun, kata dia, dapat memberikan sumber pelipur bagi para pembangkang dan korban yang mengalami penindasan di bawah pemerintahannya, berita tersebut juga menandai hilangnya kesempatan untuk menyeretnya ke pengadilan. 

Zhang mengatakan bagi para pengikut setia Jiang di Tiongkok, sekarang mungkin sudah saatnya berdiri dengan kebenaran. 

Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) Gatot Machali di Depan Kedubes RRT di Jakarta 18 Juli 2020 (Epoch Times)

Kematian Jiang terjadi pada saat yang bergejolak,  ketika PKT menghadapi tantangan terberatnya dalam beberapa dekade.

Selama seminggu terakhir, aksi protes pecah di lebih dari selusin kota di Tiongkok menyerukan diakhirinya kebijakan rezim nol-COVID yang kejam, dengan beberapa demonstran bahkan menyerukan partai yang berkuasa untuk mundur.

Bagi Zhang, perkembangan tersebut mengingatkannya kepada apa yang biasanya terjadi menjelang perubahan dinasti selama sejarah panjang Tiongkok. Pada saat itu, negara terbelah dan permusuhan meningkat dari semua sisi.

“Ketika penganiayaan terhadap Falun Gong pertama kali dimulai, targetnya sekitar 100 juta orang,  beberapa orang menghindar karena mereka pikir itu tidak ada hubungannya dengan mereka,” katanya mengutip perkiraan pada saat itu. 

Aksi damai dan teatrikal di kawasan monumen Kencana Arjuna Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (5/12/2015). Aksi ini digelar dengan tuntutan kepada bekas pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin ke pengadilan sebagai aktor utama penganiayaan dan kejahatan genosida kepada praktisi Falun Gong di Tiongkok.

“Tapi kemudian [PKT] mengejar orang Kristen, pengacara hak asasi manusia, dan Uighur Xinjiang. Sekarang kebijakan nol-COVID menyentuh semua orang. Tak ada yang tertinggal.”

Senada dengan Chen. “PKT telah jatuh dari puncak kekuasaannya dan sekarang berada di tempat yang genting,” katanya. Ia  percaya bahwa kematian Jiang bisa menjadi awal dari kejatuhan rezim tersebut.

Tetapi kematian seharusnya tidak menandai akhir dari pertanggungjawaban. Cepat atau lambat, dia berekspektasi untuk melihat “penyelesaian” —dengan Jiang dan PKT. (asr)

Aksi Protes Pecah di Guangzhou, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Hingga Warga Merespon dengan Melempar Botol Anggur

0

Luo Tingting

Saat larut malam pada Kamis (29/11/2022) aksi protes kelompok pecah di Desa Houjiao, Distrik Haizhu, Guangzhou, Tiongkok.  Pihak berwenang mengirim sejumlah besar polisi anti huru hara dan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa. Warga menanggapinya dengan melempar botol anggur, dan banyak orang ditangkap pada malam itu.

Video dan berita yang diposting di akun Weibo menunjukkan bahwa sekitar pukul 23.00 waktu setempat, aksi protes kelompok pecah di Desa Houjiao, Distrik Haizhu, Guangzhou, yang telah lama di-lockdown.

Sejumlah besar polisi anti huru hara mengenakan helm dan memegang perisai berbaris di jalanan, diikuti oleh polisi bersenjata serta yang membawa pentungan. 

“Oh, banyak sekali orang, kompi bala bantuan!” kata seorang pria di tempat kejadian saat merekam video.

Pagar merah sebagai bentuk segel di kedua sisi jalan yang digunakan untuk menutup jalanan  dihancurkan oleh massa, dan kerumunan besar berkumpul bersama dan berteriak “Buka blokir!”

Para pengunjuk rasa menghadapi polisi anti huru hara yang melemparkan botol bir dan beberapa benda untuk mencegah polisi bergerak maju. Para penonton bertepuk tangan dan bersorak.

Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa. “Mulai berkelahi, mulai berkelahi!” teriak seorang wanita dalam video tersebut.

Selama konfrontasi antara polisi dan massa, beberapa orang berdiri di gang, menyaksikan polisi menganiaya para pengunjuk rasa, dan memarahi polisi: “Anjing pengkhianat, anjing pengkhianat!”

Polisi secara tiba-tiba menembakkan bom gas air mata ke orang-orang tak bersenjata ini dan meledak di jalanan sambil menyemburkan bunga api yang menyilaukan, dan asap tebal langsung memenuhi seluruh gang. Orang-orang melarikan diri dengan cepat dan bersembunyi di rumah mereka.

Adegan polisi anti huru hara memegang senjata, tas peluru diikatkan di pinggang, memegang perisai, dan melambai-lambaikan tongkat untuk menekan massa, hampir sama seperti aksi protes jalanan dalam gerakan “anti ekstradisi” Hong Kong pada 2019.

Karena perbedaan kekuatan, polisi anti huru-hara bersenjata lengkap menangkap puluhan pengunjuk rasa muda dan  tangan mereka diikat. Insiden ini sangat mirip, ketika para pemuda pengunjuk rasa di Hong Kong ditangkap aparat.

Beberapa orang di lokasi merekam dengan ponsel mereka dan  diancam oleh polisi anti huru hara, “Mundur, mundur!”

Beberapa netizen memuji warga : “Desa Guangzhou Houjiao telah berjuang sepanjang malam. Keberanian sesama penduduk desa di Hubei patut dipuji  untuk melawan.  Kesimpulan dari protes tersebut adalah: “Pejabat memaksa rakyat untuk memberontak.”

Menurut kabar yang dirilis netizen, ada lima atau enam ratus polisi dengan perlengkapan  berbaris di pintu masuk Desa Houjiao pada malam itu. Polisi di Daerah Guangzhou diduga tak mencukupi hingga sekelompok polisi anti huru hara wanita juga ikut serta dalam penindasan tersebut. Orang-orang yang merekam video tersebut mengejek dan berkata: “Wanita juga digunakan sebagai pria.”

Tempat utama protes adalah Jalan Barat Houjiao. Aksi protes dipicu oleh blokade. Beberapa pedagang di Houjiao ingin mengirimkan barang dan masyarakat secara paksa mengenakan biaya lebih dari 100 yuan untuk satu paket barang hingga menyebabkan ketidakpuasan publik .

“Terkadang Anda benar-benar tak bisa menyalahkan orang-orang yang tidak mentaati peraturan, situasi memaksa Anda untuk melakukan itu,” kata sumber berita tersebut.

Beberapa netizen memotret di Houjiao, pada Rabu (30/11) pukul 06.00 pagi dan masih banyak mobil polisi di kedua sisi jalan yang belum dievakuasi. (hui)

Mengapa Kertas Putih Menjadi Simbol Baru dalam Berunjuk Rasa di Tiongkok ?

0

oleh Xia Yu

Ada benda apa lagi yang dapat mencerminkan kepolosan, keluguan kecuali selembar kertas putih tak bertulisan ? Baik kertas putih tanpa tulisan atau rumus matematik di atas kertas telah secara kreatif digunakan oleh para pengunjuk rasa di Tiongkok untuk menyampaikan aspirasi dan kemarahan mereka terhadap kebijakan ekstrem yang diberlakukan rezim dalam mencegah penyebaran epidemi, serta blokade wilayah jangka panjang yang menewaskan 10 orang warga sebuah gedung di Kota Urumqi, Xinjiang yang terbakar.

Dalam sebuah rekaman video yang cukup kuat menarik perhatian, terlihat seorang wanita muda yang mengenakan rantai di pergelangan dan tangannya memegang selembar kertas putih, sedangkan mulutnya dalam keadaan diplester lagi berjalan di atas trotoar Kota Wuzhen, Zhejiang.

Seorang mahasiswa Universitas Tsinghua, Beijing menggunakan rumus fisikawan Rusia Alexander Friedman sebagai slogan untuk menyampaikan aspirasinya. Ia memanfaatkan hampir samanya ucapan Friedman dengan free man. 

Pengunjuk rasa lainnya mengangkat tanda seru berwarna merah yang sering muncul di WeChat saat pesan yang diharamkan otoritas tidak dapat dikirim.

Pesan-pesan yang sulit dipahami, kreatif, dan seringkali sarkastik itu dimanfaatkan untuk menampung aspirasi dalam gerakan kertas putih atau revolusi kertas putih di seluruh Tiongkok pada akhir pekan lalu, di mana para pengunjuk rasa memegang kertas putih sebagai simbol sistem sensor pemerintah Tiongkok sekaligus protes terhadap mereka. Lembaran kertas putih itu juga menandakan solidaritas di antara pengunjuk rasa yang datang dari berbagai lapisan masyarakat. Hampir 3 tahun setelah wabah, kemarahan publik atas tindakan penguncian dengan cepat berubah menjadi salah satu ekspresi perbedaan pendapat paling berani terhadap otoritas Tiongkok. Revolusi kertas putih ini juga menandai protes terbesar di Tiongkok sejak 4 Juni 1989.

Kertas putih mewakili aspirasi yang ingin kita sampaikan tapi dilarang

Protes sebenarnya sering terjadi di Tiongkok. Namun menurut para analis, kita nyaris tidak mendengar adanya karena PKT secara ketat mengontrol media dan internet, berusaha keras untuk memastikan bahwa pengunjuk rasa di berbagai daerah tidak dapat bergabung untuk membentuk gerakan protes yang lebih luas.

Matt Schrader, seorang penasihat tentang urusan Tiongkok di International Republican Institute, Washington DC,. mengatakan kepada The Washington Post bahwa protes besar-besaran anti-pemerintah yang meletus di berbagai kota telah mengirim sebuah pesan terpadu. tetapi ini adalah ‘zona terlarang’ “

Dia mengatakan bahwa ketika pemerintah Tiongkok sama sekali tidak bersedia menerima bentuk protes apa pun, maka satu-satunya benda yang dapat dipegang saat berunjuk rasa yang tidak menyinggung siapa pun yang berkuasa adalah selembar kertas putih, kertas kosong tidak bertulisan. “Itu adalah trik, karena segala bentuk protes online yang nyata sebagian besar akan disensor”, katanya.

Oleh karena itu, kata Matt Schrader, selembar kertas putih melambangkan ketidakpuasan, “Semua orang mengerti apa yang ingin mereka sampaikan, tetapi mereka tidak bisa benar-benar menyampaikan apa yang membuat mereka marah”.

Banyak warga Beijing memprotes PKT dengan memegang kertas putih di tangan. (Kevin Frayer/Getty Images)

Johnny, seorang pengunjuk rasa berusia 26 tahun di Beijing mengatakan kepada reporter Reuters, bahwa kertas putih mewakili aspirasi yang ingin kita sampaikan tapi dilarang.

“Jelas tidak ada apa-apa di atas kertas, tapi kami tahu apa yang ada di dalamnya”, kata seorang wanita yang ikut dalam protes di Shanghai kepada reporter BBC.

Bentangan kertas tanpa tulisan mencerminkan “Kami tidak bersuara, tapi kami memiliki kekuatan”, kata Hazel Liu, pembuat film berusia 29 tahun yang menghadiri kegiatan jaga malam di Liangma Beijing Minggu lalu.

“Bagaimana otoritas menghukum dan membasmi orang yang tidak mengatakan apa-apa ?”

Di Tiongkok yang memberlakukan sensor ketat, “Protes harus dilakukan dengan cara yang unik dan kreatif untuk menghindari sensor”, kata Jemimah Steinfeld, pemimpin redaksi “Index on Censorship”, sebuah organisasi berbasis di London yang mengadvokasi kebebasan berbicara di seluruh dunia kepada reporter Washington Post. 

“Kertas putih itu lebih efektif”, Lagipula, bagaimana otoritas menghukum dan membasmi orang yang tidak mengatakan apa-apa ?”  kata Jemimah Steinfeld. 

Video dan gambar gerakan protes dengan kertas putih dengan cepat menyebar ke luar lewat  Internet. Akhir pekan lalu, topik “Revolusi A4” (A4 mengacu pada ukuran kertas yang juga dikenal sebagai “revolusi kertas putih”) mulai menjadi tren di akun Twitter. Di Facebook dan Instagram, beberapa pengguna bahkan mengubah gambar kepala mereka menjadi kertas putih untuk menunjukkan dukungan terhadap para pengunjuk rasa di daratan Tiongkok.

Unjuk rasa dengan menggunakan kertas putih juga pernah muncul dalam demonstrasi di Hongkong pada tahun 2020. Saat itu, warga Hongkong memegang kertas kosong untuk memprotes “Undang-Undang Keamanan Nasional Hongkong”. Aktivis Hongkong mengangkat kertas putih untuk melanjutkan protes setelah pihak berwenang melarang slogan dan frasa terkait protes massal pada tahun 2019. Rakyat Rusia juga menggunakan kertas putih untuk memprotes perang Ukraina.

Pada 27 November 2022, warga Shanghai menggelar kertas putih di jalan untuk memprotes tindakan blokade pihak berwenang. (Hector Retamal/AFP/Getty Images)

“Saya pikir kertas putih itu sendiri adalah bentuk protes terhadap kurangnya kebebasan berbicara di Tiongkok”, kata Maya Wang, seorang peneliti senior “Human Rights Watch”  kepada Axios.

Ketika pesan protes apa pun dapat membuat Anda mendapat masalah, Maka “menunjukkan selembar kertas putih tanpa tulisan adalah semacam protes terakhir terhadap ketakutan itu”, katanya.

Sekarang, dalam lingkungan pengawasan ketat baik secara online maupun offline, warga sipil Tiongkok telah enggan untuk menyampaikan aspirasi lewat kata-kata. Kertas putih telah menjadi alat satir untuk menyampaikan konten yang dilarang, baik untuk menghindari risiko melanggar aturan otoritas maupun membingkai ulang sebagai sarana melakukan perlawanan.

Warga Tionghoa perantauan juga menggelar protes di luar kedutaan Tiongkok. Mereka menyalakan lilin dan memegang kertas kosong. (sin)

Pada 28 November, rakyat Hongkong mendukung revolusi kertas putih yang sedang berkobar di daratan Tiongkok. (Peter Parks/AFP/Getty Images)

Makanan Teratas untuk Membantu Melawan Depresi

0

Joseph Mercola

Meskipun ada ratusan artikel, strategi diet, lembaga pemerintah, dan organisasi nirlaba yang ditugaskan untuk menawarkan informasi tentang cara memerangi penyakit dan mengoptimalkan kesehatan Anda, namun Anda akan kesulitan menemukan yang berkonsentrasi pada asupan dan kesehatan otak atau gangguan mental sebelum tahun 2007.

Mengingat seberapa banyak yang telah kita pelajari tentang dampak makanan terhadap kesehatan mental, namun kurangnya wawasan itu adalah mengejutkan.

Pada September 2018, para peneliti melakukan tinjauan sistematis untuk melihat penelitian yang tersedia tentang makanan padat nutrisi dalam rangka menemukan makanan terbaik guna membantu melawan depresi.

Dr. Laura R. LaChance dan tim dari University of Toronto dan Drew Ramsey dari departemen psikiatri di College of Physicians and Surgeons Universitas Columbia menangani inisiatif tersebut.

Secara khusus, penelitian ini berusaha untuk mendapatkan daftar nutrisi antidepresi.

“Data nutrisi diekstraksi untuk subset makanan dengan kandungan tinggi setidaknya 1 nutrisi antidepresan menggunakan database USDA [Departemen Agrikultur A.S.]. Makanan ini dianalisis untuk kepadatan nutrisi antidepresan yang menghasilkan skor makanan antidepresan (AFS),” tulis mereka.

Daftar makanan antidepresi berdasarkan AFS dipimpin oleh sayur selada air, makanan nabati dengan skor tertinggi 127 persen. Makanan hewani tertinggi adalah tiram, dengan skor 56 persen. Para peneliti juga merata-ratakan skor untuk kategori makanan untuk membuat rata-rata statistik setiap jenis makanan.

Kategori Makanan dan Rata-rata Skor Makanan Antidepresi

Kategori Rata-rata Skor Makanan Makanan Antidepresi (AFS)

Sayuran               48 persen

Jerohan               25 persen

Buah-buahan             20 persen

Makanan laut             16 persen

Polong-polongan   8 persen

Daging                           8 persen

Biji-bijian               5 persen 

Kacang-kacangan dan biji-bijian               5 persen

Susu                           3 persen

Para peneliti dimotivasi oleh prevalensi gangguan depresi, serta biaya dan manajemen yang seringkali tidak memadai untuk kondisi tersebut. Studi mereka menekankan bahwa masing-masing makanan teratas dapat diintegrasikan ke dalam semua jenis rencana menu makanan.

Tidak semua makanan dalam penelitian ini tentu familiar bagi semua orang di seluruh dunia. 

Orang-orang di Amerika Serikat misalnya, tidak sering mengonsumsi makanan bivalve (makanan dari makhluk laut seperti kerang yang memiliki cangkang membelah)

Meskipun makanan seperti itu sudah tersedia, namun beberapa orang jarang memakannya—bahkan jika mereka tahu bahwa itu harus. Faktanya, sebagian besar populasi orang dewasa di Amerika Serikat gagal memenuhi rekomendasi harian untuk asupan sayuran. Inisiatif The Healthy

People 2010, yang dirancang untuk meningkatkan konsumsi sayuran dan kebiasaan sehat lainnya, mengungkapkan bahwa hanya 27,2 persen orang Amerika yang makan tiga porsi sayuran atau lebih per hari.

Nutrisi Apa yang Terbaik Melawan Depresi?

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa peneliti masa depan harus melihat nutrisi antidepresi teratas ketika mereka merancang studi intervensi.  Dokter  juga  harus mengembangkan asupan untuk membantu mencegah depresi. Para peneliti mendaftarkan 12 nutrisi antidepresi yang mereka anggap terbaik untuk gangguan depresi:

• Folat

• Zat besi

• Asam lemak omega-3 rantai panjang (EPA dan DHA)

• Magnesium

• Kalium

• Selenium

• Tiamin

• Vitamin A

• Vitamin B6

• Vitamin B12

• Vitamin C

• Seng

Prevalensi Penyakit Mental dan Sebuah ‘Resep’ untuk Harapan

Studi LaChance dan Ramsey mencatat bahwa di antara orang berusia 15 tahun hingga 44 tahun, kondisi mental, termasuk depresi, adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Menurut mereka, menciptakan pilihan pengobatan baru, termasuk makanan antidepresan, harus menjadi keharusan untuk menangani semakin banyak orang yang berjuang dengan masalah seperti itu.

Mereka merekomendasikan untuk menghindari makanan olahan, seperti yang tinggi gula dan karbohidrat olahan, dan mengikuti asupan tradisional, seperti asupan Mediterania.

“Selanjutnya, sebuah konsorsium internasional peneliti kesehatan mental dan nutrisi baru-baru ini merekomendasikan ‘psikiatri nutrisi’ menjadi bagian rutin dari praktik klinis kesehatan mental,” catat para peneliti.

Dasar untuk penelitian mereka dipusatkan sebagian di sekitar meta-analisis yang melibatkan para ilmuwan dari Australia, Spanyol, Finlandia, Inggris, dan Prancis. Tujuannya adalah untuk mengatasi gangguan tersebut melalui rekomendasi asupan. Itu juga merupakan tujuan dari uji coba terkontrol secara acak dari tahun 2017, yang dijuluki “SMILES” (Supporting the Modification of Lifestyle in Lowered Emotional States; Mendukung Modifikasi Gaya Hidup dalam Keadaan Emosional yang Lebih Rendah).

SMILES melibatkan upaya kolaboratif dari banyak ahli dari pusat yang berbasis pada ilmu saraf, psikiatri, diet, medis, dan pusat penelitian lainnya di seluruh Australia. Menyimpulkan dengan premis bahwa “perbaikan pola makan dapat memberikan strategi pengobatan yang manjur dan dapat diakses untuk pengelolaan gangguan mental yang sangat umum ini.”

Ia juga mencatat bahwa mengatasi hubungan antara apa yang dikonsumsi seseorang dan apa yang tidak mereka konsumsi kemungkinan besar akan berdampak pada jumlah kematian terkait.

LaChance dan Ramsey mendukung gagasan bahwa psikiatri nutrisi harus menjadi bagian rutin dari perawatan klinis untuk praktik klinis kesehatan mental, sebuah kesimpulan yang dianjurkan dalam ulasan sebelumnya yang diterbitkan di Lancet Psychiatry pada 2015.

“Bukti nutrisi sebagai faktor penting dalam prevalensi tinggi dan kejadian gangguan mental menunjukkan bahwa asupan sama pentingnya dengan psikiatri seperti halnya dengan kardiologi, endokrinologi, dan gastroenterologi,” para peneliti melaporkan dalam studi “Pengobatan nutrisi sebagai arus utama dalam psikiatri.”

“Bukti terus berkembang untuk hubungan antara kualitas makanan (dan potensi kekurangan nutrisi) dan kesehatan mental, serta untuk penggunaan suplemen berbasis nutrisi untuk mengatasi kekurangan, atau sebagai terapi monoterapi atau augmentasi.”

Makanan Nabati dengan Skor Tertinggi untuk Kesehatan Mental

Satu pengamatan penting yang dilakukan LaChance dan Ramsey selama studi mereka adalah bahwa kekurangan asam lemak omega-3 rantai panjang, vitamin B, seng, magnesium, dan vitamin D tidak diragukan lagi terlibat dalam “patofisiologi” depresi.

Lebih khusus lagi, dampak makanan terhadap peradangan dan pengaruh serat makanan pada flora usus Anda adalah dua faktor penting ketika melihat makanan terbaik untuk kesehatan mental.

Makanan nabati dengan skor tertinggi untuk depresi adalah:

  • Sayuran hijau—Selada air, bayam, mustard, lobak cina (turnip), chicory dan daun bit, lobak Swiss, dandelion, collard hijau, dan herbal ketumbar, basil, peterseli, dan kale.
  • Selada—Selada merah, hijau, dan romaine.
  • Paprika—Bell, Serrano, dan jalapeno.
  • Sayuran cruciferous—Kembang kol, kohlrabi, kubis merah, brokoli, dan kubis Brussel 

Makanan Nabati Antidepresi Skor Makanan Antidepresi (rentang AFS)

Selada Air                         127 persen

Bayam jepang                           97 persen 

Mustard, turnip, atau daun bit            76–93 persen 

Selada (Merah, Hijau, Rumaine)            74–99 persen

Swiss Chard                           90 persen 

Ketumbar, basil, atau parsley             73–75 persen

Daun Chicory                           74 persen

Pummelo                                   69 persen 

Paprika (Bel, serrano, atau Jalapeno)     39-56 persen

Kale atau collard                   48-62 persen

Waluh                                   46 persen

Bunga Kol                           41-42 persen

Kol merah                           41 persen

Brokoli                                   41 persen

Kubis Brussel                           35 persen

Labu Butternut                           34 persen

Pepaya                                   31 persen

Lemon                                   31 persen

Stroberi                           31 persen

Sayuran sangat bergizi, seringkali dengan susunan fitonutrien yang luar biasa yang tidak dapat diperoleh dari apa pun, tetapi ada kerugian yang diciptakan oleh produksi makanan modern.

Contoh kasus: Meskipun diberi label kemungkinan karsinogen, glifosat, salah satu herbisida yang paling umum dan bermasalah, terus digunakan pada tanaman, meracuni banyak makanan Anda. Cacat lahir, infertilitas, gangguan neurologis, gangguan endokrin, dan kanker semuanya terdaftar sebagai risiko potensial paparan, menurut beberapa penelitian.

Banyak tanaman bahkan direkayasa secara genetik sehingga mereka dapat menahan lebih banyak glifosat. Menurut Union of Concerned Scientists, varietas “RoundUp Ready” ini telah menjadi populer karena diperkirakan 60 juta hektar lahan pertanian sekarang dibanjiri dengan gulma super tahan glifosat.

Makanan Berbasis Hewan dengan Skor Tertinggi untuk Kesehatan Mental

Berkenaan dengan asupan makanan untuk mengimbangi depresi, fokus telah bergeser dari mempelajari nutrisi individu untuk mengevaluasi pola asupan secara keseluruhan. Makanan tradisional dan makanan utuh secara definitif dapat dikaitkan dengan pengurangan gejala.

Satu studi mencatat bahwa orang yang mengonsumsi makanan Barat yang umum,yang penuh dengan lemak dan gula yang tidak sehat, mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, gangguan defisit-perhatian, dan masalah lainnya.

Sebuah analisis yang dikenal sebagai studi kohort SUN (Seguimiento University of Navarra) mengikuti lebih dari 10.000 mahasiswa selama periode empat tahun dan menemukan bahwa mereka yang paling dekat dengan asupan Mediterania memiliki risiko 30 persen lebih rendah terkena depresi, berbeda dengan mereka yang memiliki kepatuhan terendah terhadap asupan Mediterania.

Studi 2018 oleh LaChance dan Ramsey menemukan beberapa makanan terkait dengan penurunan depresi. Makanan hewani dengan skor tertinggi adalah:

  • Bivalvia (invertebrata bertubuh lunak dalam cangkang berengsel dua bagian)—Tiram, kerang, dan remis.
  • Aneka   makanan   laut—Gurita,   kepiting, tuna, smelt, telur ikan, bluefish, wolf, pollock, lobster, rainbow trout, siput, spot fish, salmon, herring, dan kakap.
  • Daging organ—Limpa, ginjal, atau jantung, dan jeroan ayam itik unggas

Makanan Hewan Antidepresi Skor Makanan Antidepresan (rentang AFS)

Tiram                                                 56 persen

Hati dan daging organ (limpa, ginjal, atau jantung) 18–38 persen

Jeroan ayam itik                                 31 persen

Kerang                                                 30 persen

Remis                                                 28 persen

Gurita                                                 27 persen

Kepiting                                         24 persen

Kambing                                                 23 persen

Tuna                                                 15-21 persen

Ikan Kepala Batu                                 20 persen

Telur ikan                                              19 persen

Ikan biru                                               19 persen

Ikan Serigala                                           19 persen

Pollock                                                 18 persen

Lobster                                                 17 persen

Ikan trout pelangi                                      16-17 persen

Siput atau whelk                                        16 persen

Ikan spot                                               16 persen

Ikan Salmon                                             10-16 persen

Ikan herring                                            16 persen

Emu                                                     16 persen

Ikan kakap                                              16 persen

Seperti halnya produksi buah dan sayuran modern, ada juga masalah yang terkait dengan produksi pangan hewani modern.

Ikan kadang-kadang dianggap sebagai makanan super terbaik, tetapi berhati-hatilah saat membelinya untuk memastikan ikan tersebut tidak termasuk dalam daftar ikan yang paling mungkin tercemar logam berat seperti timbal, merkuri, arsenik, kadmium, PCB (polychlorinated biphenyl), atau racun radioaktif.

Tuna, dengan skor 15 hingga 21 persen pada AFS, adalah salah satu makanan laut yang paling banyak dikonsumsi, tetapi dapat berisiko keracunan merkuri. Salmon Alaska yang ditangkap di alam liar adalah salah satu makanan terbaik yang bisa Anda konsumsi, tetapi pastikan saat membelinya bukan ikan ternakan, karena kemungkinan diberi makan kedelai dan jagung rekayasa genetika.

Ada juga masalah dengan operasi pemberian makan hewan terkonsentrasi (CAFO-concentrated animal feeding operations ), yang meningkatkan risiko penyakit hewan dan kontaminan dari obat- obatan dan produk sampingan hewan.

Herring adalah salah satu dari lima ikan paling sehat dan sumber makanan yang berkelanjutan. Ikan yang lebih kecil, seperti sarden, teri, dan herring, umumnya memiliki lebih sedikit kontaminan dan tinggi lemak omega-3. (yud) 

Dr Joseph Mercola adalah pendiri Mercola.com. Seorang dokter osteopathic, penulis buku terlaris, dan penerima berbagai penghargaan di bidang kesehatan alami, visi utamanya adalah mengubah paradigma kesehatan modern dengan menyediakan sumber daya yang berharga bagi orang-orang untuk membantu mereka mengendalikan kesehatan mereka.

Consumer Reports: Kendaraan Listrik Kurang Dapat Diandalkan Dibanding Mobil Bertenaga Gas

Katabella Roberts

Kendaraan listrik, termasuk Tesla, tercantum di antara beberapa daftar kendaran yang paling tidak dapat diandalkan yang dijual di Amerika Serikat, menurut survei Consumer Reports 2022 Annual Auto Reliability yang dirilis pada Selasa (15/11).

Consumer Reports (CR) adalah organisasi penelitian, pengujian, dan advokasi konsumen nirlaba di Amerika Serikat.

Setiap tahun, organisasi itu mensurvei anggota mereka untuk mengetahui apakah para anggota mengalami masalah dengan kendaraan mereka dalam 12 bulan terakhir di 17 bidang, termasuk mesin, transmisi, elektronik dalam mobil, dan lain-lain.

Consumer Reports kemudian menggunakan informasi itu untuk memprediksi peringkat keandalan mobil baru dari setiap pembuat mobil besar untuk setiap model yang dijual di Amerika Serikat.

Dalam survei tahun ini, data dikumpulkan dari pemilik lebih dari 300.000 kendaraan dari model tahun 2000 hingga 2022 serta model awal 2023. Prediksi untuk model 2023 didasarkan pada keandalan keseluruhan setiap tahun selama tiga tahun terakhir, asalkan model tersebut belum didesain ulang selama waktu itu, menurut Consumer Reports.

Untuk memprediksi keandalan model baru, yang didesain ulang untuk 2023, dan model dengan data yang tidak mencukupi, Consumer Reports menganalisis riwayat keandalan merek, generasi sebelumnya, dan, jika berlaku, keandalan model dengan komponen bersama.

Sebanyak 24 merek mobil tercakup dalam survei 2022, yang menemukan bahwa kendaraan hibrida dan sedan berukuran sedang atau besar dan bertenaga gas termasuk di antara kendaraan yang paling andal yang dijual.

Kendaraan Listrik Terus Bermasalah

Sementara itu, kendaraan listrik dan truk pickup bermuatan penuh termasuk yang paling bermasalah.

Di antara 10 pembuat mobil paling andal dalam survei, tujuh berkantor pusat di Asia, menurut Consumer Reports. Toyota, Lexus, BMW, Mazda, dan Honda berada di lima besar. Subaru peringkat ketujuh dan Acura peringkat kedelapan secara keseluruhan, dan KIA peringkat kesembilan.

Merek domestik AS dengan peringkat tertinggi adalah Lincoln dan Buick, yang masing-masing menempati peringkat 10 dan 11, sementara Volkswagen, Jeep, dan Mercedes-Benz menempati peringkat terendah.

Di tempat lain, survei menemukan bahwa pemilik kendaraan listrik melaporkan masalah dengan sistem pengisian, baterai, dan motor listrik. Dari 11 model kendaraan listrik yang memiliki data Consumer Reports, hanya empat di antaranya yang memiliki keandalan rata-rata atau lebih baik dari rata-rata yang diprediksi, menurut survei. Mereka adalah KIA EV6, Tesla Model 3, Nissan Leaf, dan Hyundai Ioniq 5.

Secara keseluruhan, kendaraan Tesla berada di peringkat ke-19 dalam peringkat merek keseluruhan.

Studi tersebut mencatat bahwa meskipun perusahaan milik Elon Musk terus menjadi pemimpin pasar dalam penjualan kendaraan listrik dan pabrikan di mana Consumer Reports menerima data paling banyak dari pemilik,” beberapa kendaraan dari pembuat mobil juga terus diganggu dengan masalah dengan perangkat keras bodi, kemudi dan suspensi, cat dan lis, serta sistem iklim.

Model 3 lagi-lagi memiliki keandalan rata-rata sementara semua model Tesla lainnya—S, Y, dan X—semuanya memiliki keandalan di bawah rata-rata.

Di sisi lain, kendaraan hibrida-listrik, meskipun tidak begitu populer, jauh lebih dapat diandalkan menurut survei, seperti sedan ukuran sedang dan ukuran penuh.

Biden Mendorong Kendaraan Listrik

Namun, penelitian tersebut mencatat bahwa sementara hibrida cenderung dapat diandalkan, plug-in-nya kurang begitu.

“Baik Toyota Prius Prime dan RAV4 Prime memiliki skor keandalan yang lebih rendah daripada rekan-rekan hibrida mereka,” kata studi tersebut. “Dan hibrida Chrysler Pacifica adalah salah satu kendaraan yang paling tidak dapat diandalkan dalam survei ini.”

Secara keseluruhan, 10 kendaraan dengan rating tertinggi dalam survei tersebut adalah: Toyota Corolla Hybrid 2023, Lexus GX 2023, Mini Cooper 2023, Toyota Prius 2022, Mazda MX-5 Miata 2022, Lincoln Corsair 2023, Toyota Corolla 2023, Subaru Crosstrek 2023, 2023 BMW Seri 3, dan Toyota Prius Prime 2022.

“Dengan harga mobil yang melambung saat ini, orang-orang menyimpan kendaraan mereka lebih lama dari sebelumnya. Hibrida dapat memberikan jarak tempuh bebas masalah selama bertahun-tahun, dan merupakan pertahanan yang baik terhadap kenaikan harga bahan bakar,” kata Jake Fisher, direktur senior pengujian otomotif Consumer Reports, dalam sebuah pernyataan. “Dengan hybrid berperingkat teratas, Anda mendapatkan keandalan yang solid, penghematan bahan bakar yang lebih baik, dan biaya perawatan yang lebih rendah tanpa mengorbankan akselerasi, kenyamanan berkendara, atau ketenangan kabin.”

Survei tersebut dilakukan ketika pemerintahan Biden terus mendorong lebih banyak orang Amerika untuk mengendarai kendaraan listrik, yang secara signifikan lebih mahal daripada kendaraan mesin pembakaran tradisional, dalam upaya untuk mengurangi polusi dan mencapai tujuannya untuk memastikan bahwa setengah dari semua kendaraan baru yang dijual pada 2030 adalah kendaraan tanpa emisi.

Namun, penelitian dari Administrasi Informasi Energi menunjukkan bahwa kendaraan listrik saat ini hanya menyumbang lebih dari 1 persen dari penjualan kendaraan baru di Amerika Serikat.

Menurut perusahaan riset otomotif Kelley Blue Book, harga rata-rata kendaraan listrik baru pada Oktober 2022 adalah $64.249 yang dikatakan “jauh di atas rata-rata”.

Sementara itu, harga rata-rata kendaraan bertenaga bensin baru adalah $48.182. (osc)

Insiden Kebakaran di Urumqi Saat Lockdown Ekstrem Terulang Kembali di Sichuan, Mobil Damkar Kembali Diblokir oleh Dinding Besi

0

Luo Tingting/Wen Hui

Menyusul kebakaran di Urumqi, Xinjiang, Tiongkok yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka, kebakaran juga terjadi di Yibin, Sichuan, Tiongkok pada 28 November. Dikarenakan diblokir oleh tembok besi, mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan diblokir di luar komunitas dan tak bisa masuk ke lokasi kejadian. Belum diketahui apakah ada korban jiwa.

Akun Weibo big V “Society and Law Channel Yan Su” merilis video pada pukul 11.00 ​​​​tanggal 28 November yang menuliskan pesan : ​​”Pada pukul 4 pagi tanggal 28 November, kebakaran terjadi di sebuah komunitas di Yibin, Sichuan. Mobil pemadam kebakaran tiba, tetapi mereka tidak bisa masuk karena terhalang oleh lembaran besi.

Rekaman video menunjukkan bahwa sebuah bangunan tempat tinggal di daerah pemukiman sedang terbakar dan api berkobar.  Banyak penduduk di lantai bawah melarikan diri dari lokasi kejadian. Dalam gambar, terlihat dinding besi biru ikonik yang merupakan wujud pencegahan dan pengendalian epidemi di Tiongkok.  Setidaknya dua truk pemadam kebakaran diblokir di gang dan tidak bisa bergerak. Banyak juga mobil pribadi yang diparkir di gang sempit itu.

Video ini sekali lagi bergema di kalangan netizen dengan meneriakkan : “Urumqi belum selesai, dan ada kasus serupa lainnya lagi. Oh, lembaran besinya lagi. Truk pemadam kebakaran tidak bisa masuk. Lembaran besi setipis itu, apakah masih tidak bisa menerobosnya? tidak berani menabraknya, karena takut melanggar kebijakan pencegahan wabah.”

Netizen juga meneriakkan : “Ini bukan bencana alam, ini bencana buatan manusia.  Bencana alam, kita bisa bersatu dan mengatasi kesulitan bersama. Tapi jika saya tidak menolak bencana buatan manusia bencana, maka akan terus terjadi!”

Beberapa netizen mengeluh: “Komite Manajemen Regional Tiananmen, langit harus segera menyegel Zhongnanhai. Bagaimana jika truk pemadam kebakaran masuk setelah beberapa saat? Zhongnanhai juga ingin merasakan kehidupan orang-orang yang dikurung.”

Sebelumnya, kebakaran terjadi di gedung perumahan bertingkat tinggi di Urumqi, Xinjiang, yang mana telah di-lockdown selama lebih dari tiga bulan. Mobil pemadam kebakaran diblokir oleh pagar besi dan menunggu di luar kompleks selama tiga jam. Api dengan cepat berkobar, menyebar ke beberapa lantai karena kegagalan dengan tepat memadamkan api.

Gara-gara bangunan tempat tinggal merupakan daerah berisiko tinggi, pintu unit dan pintu keluar diikat serta dikunci dengan kawat. Para penduduk yang terperangkap tak dapat melarikan diri.  Kebakaran tersebut secara resmi dilaporkan menyebabkan 10 orang tewas dan 9 luka-luka, termasuk seorang bocah berusia 3 tahun. Namun demikian, informasi yang beredar dari masyarakat menunjukkan bahwa jumlah korban jauh melebihi data resmi.

Menanggapi tragedi kebakaran di Urumqi, seorang pria Tiongkok memposting video yang mengatakan: “Bencana buatan manusia hanya bersifat sementara jika tak terjadi pada kita. Hal demikian tak dapat dihindari terjadi pada kita. Jika Anda mengizinkan orang lain untuk mengelas baja  untuk rumahmu, menarik kabel baja berarti menempatkan nyawamu sendiri, nyawa orang tuamu sendiri, dan nyawa anak-anakmu.”

Kebakaran di Urumqi memicu aksi protes masyarakat setempat, orang-orang yang marah keluar dari komunitas tertutup. Mereka turun ke jalan dan berteriak “buka blokir”, dan sejumlah besar orang bergegas ke kompleks pemerintah daerah. Di bawah tekanan, pejabat lokal maju dan berjanji untuk mencabut blokade. Pada 26 November, Urumqi secara resmi mengumumkan akan dibuka blokirnya secara bertahap.

Tragedi kebakaran Urumqi juga bergema di seluruh Tiongkok.  Sejak 26 November, lebih dari 100 mahasiswa di seluruh negeri  secara kolektif mendukung Urumqi, memprotes tirani pencegahan epidemi Partai Komunis Tiongkok dan menuntut agar blokade segera dicabut. Para pengunjuk rasa di Shanghai secara kolektif meneriakkan “kebebasan” dan “Partai Komunis mundur” yang menarik perhatian luas di dalam dan luar negeri.

Kini aksi protes yang melanda seluruh Tiongkok disebut dengan istilah “revolusi kertas kosong.” Para pengunjuk rasa di Shanghai, Beijing, Wuhan, dan Chengdu mengangkat kertas putih untuk menyatakan aksi protes mereka. Netizen mengeluh: “Meskipun tidak ada yang tertulis di dalamnya, semuanya benar-benar tertulis.”

Saat ini, PKT telah mulai menindas dan menangkap orang di berbagai tempat. Akan tetapi para pengunjuk rasa terus membanjiri jalanan, menuntut agar pihak berwenang membebaskan para pengunjuk rasa yang ditangkap.

Heng He, seorang komentator tentang Tiongkok mengatakan kepada NTDTV, begitu slogan kebebasan dikumandangkan, maka akan meningkat dari membuka blokir menjadi masalah sosial yang mendalam yaitu mempertanyakan peraturan PKT dan menuntut perubahan.

Heng He percaya bahwa aksi protes ini melampaui insiden Tiananmen “4 Juni”, tak memiliki organisasi dan tidak memiliki pusat, dan merebak luas di mana-mana. Sulit bagi PKT untuk menekannya dan sudah tak dapat lagi menyelesaikan akar penyebab konflik internal. (hui)

Gentingnya Lockdown Shanghai yang Membutuhkan Setidaknya 60 Hari Penimbunan Pasokan

0

oleh Li Enzhen/Wen Hui

Setelah gelombang anti-blokade skala besar meletus di Shanghai, pejabat Shanghai mengeluarkan sejumlah langkah untuk memperketat pencegahan dan pengendalian epidemi. Pada 29 November, otoritas Shanghai mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan bahwa semua unit diharuskan menimbun pasokan anti epidemi tak kurang dari 60 hari yang menimbulkan spekulasi dari dunia luar

Pada 26 November, pejabat Shanghai menginformasikan bahwa layanan pengetesan secara gratis di titik pengetesan asam nukleat Shanghai yang dinormalisasi diperpanjang hingga 31 Desember pada tahun ini. Setiap wilayah mengatur layanan pengujian asam nukleat komunitas setidaknya dua kali seminggu. Pejabat setempat mengatakan, situasi pencegahan dan pengendalian epidemi sangat ketat. 

Pada 27 November, Komisi Perdagangan Kota Shanghai mengumumkan bahwa mulai pukul 00:00 pada 29 November, orang-orang yang memasuki layanan katering kota termasuk bar, pusat perbelanjaan termasuk department store, supermarket, pasar sayur, salon kecantikan, dan pemandian harus menunjukkan sertifikat negatif COVID-19 yang berlaku selama 48 jam.

Caixin.com melaporkan bahwa pada 29 November, Komisi Kesehatan Distrik Huangpu Shanghai mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan bahwa semua unit di bawah Komisi diharuskan menimbun bahan anti-epidemi setidaknya selama 60 hari.

Pemberitahuan tersebut juga menyatakan agar semua unit harus memastikan bahwa cadangan cukup, sehingga “lebih baik mempersiapkan daripada menggunakan dan tidak mempersiapkan jika tidak tersedia.” Mulai 1 Januari 2023, setiap unit akan bertanggung jawab atas pengadaan bahan sekali pakai untuk pencegahan epidemi, dan setiap unit wajib menyelesaikan penandatanganan perjanjian strategis dengan “Shanghai Huaihai Commercial (Group) Co. Ltd” sebelum akhir tahun.

Terkait instruksi ini, netizen daratan Tiongkok berkata : “Virus Covid tak mengerikan, tetapi sangat disayangkan bahwa otoritas lokal telah meningkatkan skalanya. Melihat kembali putaran terakhir pelarangan, saya tak memiliki kekuatan untuk mengeluh, dan saya akan pasrah pada takdir!.” 

Netizen lainnya berkata :  “Shanghai semakin buruk.” 

Ada lagi yang menulis : “Jika kamu tak menjadi gila dalam penguncian, kamu akan binasa dalam penguncian.”

Netizen lainnya berkata, “bagian keuangan menghabiskan uang?  mengalir dengan lancar ke kantong berbagai rumah tangga terkait. Jaminan kualitas, penyimpanan dan pengamanan bahan pasokan semuanya adalah lubang tikus. Ketika benar-benar digunakan, mereka masih akan ketahuan,  kita akan menunggu dan menyaksikanya. Uang rakyat harus digunakan dengan bijak, tentukan yang mana saja akan dibeli. Lalu siapa yang menjadi kaya?”

Mengenai berbagai pemberitahuan yang dikeluarkan oleh otoritas Shanghai, beberapa netizen juga mengatakan, “Untuk rezim otoriter, dalam menghadapi gerakan hak asasi manusia seperti Gerakan kertas Putih, hanya ada satu pilihan: gunakan segala cara untuk menekannya, lalu lanjutkan untuk memperketat kontrol sosial. Selama menyerah satu langkah, dan masa depan akan mundur, sama saja dengan matinya rezim otoriter.”

Pada  29 November, seorang netizen Twitter dengan nama “Jalan Tengah Urumqi!” memposting unggahan : “Berita terbaru adalah  Shanghai telah memulai kembali blokade kawasan pemukiman, terutama mereka yang pernah ke kawasan pemukiman di Jalan Tengah Urumqi sudah ditutup. Semua warga tak bisa keluar dari gerbang komunitas, komunitas anak saya telah ditutup dan beberapa orang akan dihukum setelah ditangkap, sistem pemantauan Big Data sangat berguna saat ini.”

Baru-baru ini, orang-orang yang berasal lebih dari belasan kota, termasuk Shanghai dan Beijing, turun ke jalan dan meluncurkan “revolusi kertas kosong” memprotes ketidakpuasan mereka terhadap “kebijakan nol kasus” PKT .

Pada  26 dan 27 November, sejumlah besar orang-orang di Shanghai berkumpul di Jalan Tengah Urumqi untuk mengadakan kegiatan mengenang para korban di Xinjiang. Kerumunan meneriakkan “Buka blokir Urumqi” dan “Buka blokir seluruh negara”. Bahkan meneriakkan slogan-slogan seperti “Partai Komunis mundur”, “Xi Jinping mundur”, “Tidak ada kediktatoran, tapi demokrasi” dan juga meneriakkan  “Kebebasan”.

Pada 27 November, 12 unit mobil polisi muncul hanya dalam jarak 100 meter dari Jalan Urumqi di Shanghai, tempat massa berkumpul.

Stasiun Jalan Songfa Shanghai Metro Jalur 3 Ditutup

Pada  30 November, akun Weibo resmi Shanghai Metro shmetro mengumumkan bahwa berdasarkan pemberitahuan dari atasan, Stasiun Jalan Songfa Jalur 3 akan ditutup mulai pukul 12:27 pada  30 November hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Namun demikian, para pejabat tak menyebutkan alasan penghentian tersebut. Netizen daratan Tiongkok mempertanyakan, “Apa alasannya? Harus ada penjelasan! Apa yang terjadi dengan pemberitahuan atasan? Ketika  terjadi, atasan memberitahu atasan. Rakyat biasa seharusnya berhak mengetahuinya!”

Setelah ditanyai oleh netizen, Shanghai Metro shmetro hanya menjawab, “Terkena dampak epidemi, Stasiun Jalan Songfa di Jalur 3 ditutup sementara.”

Seorang netizen berkomentar, “Kata-kata ‘pemberitahuan superior’ terlalu ambigu. Apakah begitu sulit untuk menjelaskan alasannya dengan jelas?” Saya tidak bisa mengetikkan alasan penutupan lokasi bersamaan dengan jelas. Saya harus membalas satu per satu di kolom komentar. ” (hui)

Insiden Penyerbuan Pusat Test COVID-19 di Kota Foshan Membuat Kode Kartu Kesehatan Digital Warga Menjadi Merah, Banyak Orang Terinjak-injak

0

Zheng Gusheng

Aturan “Nol COVID-19”  Partai Komunis Tiongkok telah menyebabkan bencana di seluruh daratan Tiongkok. Penutupan pintu di Urumqi, Xinjiang menyebabkan banyak korban kebakaran dan memicu aksi protes secara nasional. Di Foshan, Guangdong, ada desas-desus insiden penyerbuan titik pengetesan COVID-19. Konon banyak orang terluka, termasuk seorang bocah berusia tiga tahun yang menderita patah kaki.

Pada 24 November, sebuah video diunggah di internet yang menunjukkan bahwa di tempat pengetesan tertentu, terjadi penyerbuan pada kerumunan orang-orang dalam jumlah besar.

Dilaporkan bahwa insiden tersebut terjadi di Distrik Manajemen Leliu Xinbu, Distrik Shunde, Kota Foshan, Provinsi Guangdong.  Konon banyak orang yang terinjak-injak dan tangan serta kaki mereka patah. Yang termuda bocah tiga tahun -anak dengan patah tulang kaki.

Netizen mengatakan bahwa kode kesehatan semua penduduk di kota Leliu tiba-tiba menjadi merah dalam semalam.  Pejabat mengklaim bahwa itu karena “kegagalan sistem”. Kode merah menyebabkan kepanikan. Warga bergegas ke titik pengetesan massal. Pada suatu waktu, delapan atau sembilan ribu orang berkumpul. Ditambah dengan penutupan beberapa persimpangan. Bahkan sempat hujan deras pada saat itu.  Kerumunan orang-orang dengan payung penuh sesak sehingga menyebabkan ketertiban tidak terkendali.

Pejabat Partai Komunis Tiongkok belum menyebutkan sepatah kata pun tentang penyerbuan ini. Netizen mengejek: “wabah telah Tiga tahun, wabah telah membuat orang kelelahan dan negara menjadi miskin, kini masih belum berakhir!” (hui)

Kekuatan Pikiran : Rodin Menghidupkan Penyair Dante dalam ‘The Thinker’

0

DA YAN

Beberapa karya seni yang dikenal hari ini seperti “The Thinker” (Pemikir) karya pematung Prancis, Auguste Rodin. Sifat monumental dari sosok monolitik tunggal ini tampaknya serba mandiri, mampu melambangkan aktivitas manusia yang paling canggih yakni berpikir. Tidak heran jika karya ini, sejak popularitasnya meningkat pada 1903, telah menjadi karya seni yang paling sering digunakan untuk mewakili filsafat.

Di sini, si laki-laki telanjang itu tenggelam dalam perenungan. Satu tangannya bertumpu dengan nyaman di tempurung lututnya, sementara yang lain menopang kepalanya yang berat. Siku kanannya, menyentuh dada kirinya, memandu seluruh tubuh menjadi torso yang tertekan tetapi tertahan. Otot-otot yang tegang bergelombang pada sosok itu tampak jelas, namun mereka tidak merusak atau mengganggu pose diam dan berpikirnya. Ini adalah sosok sederhana dari seorang pria yang duduk di atas batu, dengan ekspresi yang ditemukan hanya dalam bahasa tubuhnya.

Dante Merenungkan Penderitaan

Sebelum menjadi akrab bagi kita sebagai sosok besar yang menyendiri, “The Thinker” sebenarnya dipahami sebagai bagian dari kelompok patung yang lebih besar. Pada tahun 1880, Auguste Rodin ditugaskan untuk membuat pintu masuk ke Museum Seni Dekoratif yang direncanakan di Paris.

“The Thinker” duduk di atas pintu, di tympanum, dari karya pahatan kuningan monumental “The Gates of Hell” yang diilhami oleh adegan dari “Inferno”, bagian pertama dari “Divine Comedy” karya Dante Alighieri. (Allie Caulfield/CC BY 2.0)

Terinspirasi oleh bacaannya berjudul “Komedi Ilahi” (Divine Comedy) karya Dante, Auguste Rodin menghasilkan karya “Gerbang Neraka” yang monumental dengan adegan-adegan dari puisi Dante. Terpatri dalam ukiran perunggu yang dinamis, tokoh-tokoh kecil dari berbagai episode “Inferno” memerankan penderitaan mereka masing-masing: Paolo dan Francesca, terkutuk karena nafsu perzinahan mereka, tersapu oleh angin kencang; Ugolino yang kelaparan didorong untuk memakan anak-anaknya sebagai hukuman atas pengkhianatan dirinya.

Di atas pintu, di tympanum (ruang lengkungan tersembunyi vertikal yang membentuk pusat pedimen, biasanya berisi ornamen), serta di antara tubuh- tubuh yang bergelayutan dan saling terjalin, duduklah sosok “The Thinker”—representasi yang tenang dari   penyair   Dante—merenungkan visi penderitaan neraka di mana dia menemukan dirinya sendiri.

Ini bukan penggambaran konvensional tentang Dante, yang  dikenal kita sebagai si pemenang penyair berjubah merah, tokoh Florentine abad pertengahan ini tidak pernah muncul sebagai atlet yang bertelanjang. Dengan demikian patung Rodin ini membawa kekhususan tokoh sejarah ke tingkat simbolis, merayakan kedalaman besar pemikirannya melalui kekuatan figurasi klasik.

Untuk ini, sang seniman kembali ke patung kuno Yunani-Romawi dan perantaranya, Renaisans, di mana seni kuno kembali diekspresikan. Kekaguman Rodin atas kekuatan pahatan Michelangelo membuatnya tidak hanya meniru gaya sang master, tetapi juga langsung menuju sumber gerakan klasik itu.

Di Roma, Rodin mempelajari kekayaan patung kuno di kota itu. Dia pasti sangat  mengenal  fragmen terkenal dari “Belvedere Torso”, yang hadir di Roma sejak 1430-an, dan telah mengilhami generasi seniman dari Michelangelo hingga Peter Paul Rubens. 

Patung marmer fragmen “Belvedere Torso,” sekitar tahun 1430, ditandatangani di pangkalan “Apollonios, putra Nestor, Athena” yang dipamerkan di Museum Vatikan di Roma. Foto diambil oleh Adolphe Braun pada tahun 1869. Rijksmuseum, Amsterdam. (Domain publik)

Dibuat sekitar 2.000 tahun yang lalu, penggalan tubuh patung itu masih menangkap kekuatan tertahan yang ada di patung telanjang bergaya klasik, yang dapat dilihat sekilas melalui kompresi perut yang sixpack dan putaran bahu yang halus.

Terinspirasi oleh sisa-sisa reruntuhan patung zaman kuno dan patung marmer Michelangelo yang belum selesai, Rodin kemudian mengeksplorasi estetika itu dengan karya-karyanya yang sengaja terpisah- pisah. Namun, karya pahatannya di kemudian hari tidak begitu tradisional. Dalam “The Thinker”, pematung itu menafsirkan kembali tubuh yang kuat dengan anggota badan dan kepala, seperti yang pernah dilakukan Michelangelo dalam lukisan dinding Kapel Sistina.

Pada akhirnya, apa yang ditemukan Rodin adalah  sesuatu yang  benar-benar unik, yang memberi makna baru pada yang kuno dan klasik. Patung telanjang heroik Yunani melewati dinamisme tegang Michelangelo ke Rodin, yang menggunakan semua kesederhanaan dan kejelasannya untuk mengekspresikan kekuatan ide kreatif seorang penyair.

Di atas batu bergerigi duduk si pemikir. Meskipun setiap garis otot diucapkan, namun seluruh tubuh tetap diam, tidak mengekspresikan drama eksplisit yang mengandung lautan emosi. Secara paradoks, putaran batang tubuh, yang difasilitasi oleh siku yang bersilangan, mengungkapkan pose berkerut yang kuat dari gambar yang tampaknya tenang.

Pria itu tenggelam dalam pikirannya—terserap dalam dirinya sendiri. Pikiran-pikiran bermasalah yang memenuhi pikirannya tidak memiliki saluran visual lain selain ketegangan yang intens namun halus dari tubuh fisiknya. Begitulah pemikiran Dante karya Rodin—pemikiran tentang surga dan bumi, tentang kematian dan penderitaan—yang melampaui waktu sekuler untuk menggerakkan pikiran setiap manusia secara mendalam. (amy)

Da Yan adalah mahasiswa doktoral sejarah seni Eropa. Dibesarkan di Shanghai, ia tinggal dan bekerja di Timur Laut Amerika Serikat.

Panggilan untuk Memuji Kefasihan Surga: Lukisan ‘Muses Urania dan Calliope’ karya Simon Vouet

0

ERIC BESS

Siapakah Muses Yunani itu? Zeus, raja para Dewa yang menguasai petir, dan Mnemosyne, Dewi ingatan, memiliki sembilan putri yang disebut sebagai sembilan   Muses.   Muses   dianggap Dewi yang membawa inspirasi. Mereka menginspirasi musik, puisi, tarian, dan pengetahuan. Sangat menarik untuk  dicatat  bahwa  butuh penyatuan Zeus, yang sering kali dikaitkan dengan kilatan petir, dan Mnemosyne, ibu dari ingatan, untuk menciptakan sembilan Muses sebagai sumber inspirasi. Kita terkadang menyebut momen inspirasi datang kepada kita “dalam sekejap.” Kita mungkin juga berpikir, “Mengapa saya tidak memikirkan hal itu sebelumnya?” seolah-olah itu adalah sesuatu yang sudah kita ketahui.

Yang pertama dari sembilan Muses adalah Calliope, yang dalam bahasa Yunani berarti “bersuara indah”. Calliope adalah Muse dari kefasihan dan puisi epik. Muses terakhir adalah Urania. Dalam bahasa Yunani, Urania berarti “yang surgawi”. Seperti namanya, dia adalah Muse astronomi dan tulisan-tulisan astronomi.

Simon Vouet Pelukis “Muses Urania dan Calliope”

Pelukis Prancis abad ke-16 hingga ke-17, Simon Vouet, melukis penggambaran yang indah dari dua Muses ini yang disebut “Muses Urania dan Calliope”.

Di ujung paling kiri karya itu, dia melukis Urania, berpakaian putih dan biru, dan mengenakan mahkota bintang saat dia duduk di bola dunia. Tubuhnya menghadap Calliope, tetapi wajah cantiknya menoleh ke belakang ke arah kita, para penikmat seni.

Calliope, berpakaian kuning dan merah muda, menatap Urania dengan penuh perhatian saat Urania meletakkan tangannya di bahu Calliope. Calliope memegang buku di pangkuannya. Sebuah kata yang tampak separuh, “odiss”, dapat dilihat di buku itu, yang mungkin mengidentifikasinya sebagai puisi epik Homer “Odyssey”.

Kedua Muses duduk di depan arsitektur kuno dengan kolom bergalur yang menjulang di atas kepala mereka dan di luar bidang gambar. Di sebelah kanan Muses ada tiga kerub (malaikat kecil bersayap) yang mengenakan ikat pinggang kuning, merah muda, dan biru. Kerub membawa karangan bunga laurel menuju lanskap terbuka di sisi kanan komposisi.

Panggilan untuk Memuji Kefasihan Surga

Makna apa yang bisa kita kumpulkan dari lukisan ini? Pertama-tama mari kita lihat Calliope dan Urania. Dalam karyanya berjudul “Phaedrus”, Plato menggambarkan Calliope dan Urania sebagai Muses “yang terutama peduli dengan surga dan pemikiran, keilahian serta manusia, dan mereka memiliki ucapan yang paling indah.”

Berdasarkan arti nama mereka, ketika digambarkan secara bersama-sama, mereka adalah “surga yang bersuara indah” yang menginspirasi musik, puisi, tarian, dan pengetahuan tentang surga.

Urania duduk di bola langit, yang bisa mewakili surga yang mendukungnya. Dia melihat dari balik bahunya ke arah kita, dan ekspresinya menunjukkan bahwa dia diam- diam menunggu kita. Apa yang mungkin dia tunggu untuk kita lakukan?

Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat Calliope. Dia menatap Urania dengan penuh perhatian, dan Urania meletakkan tangannya di bahu Calliope seolah-olah untuk menghiburnya. Namun, mungkin ada lebih banyak yang perlu dipertimbangkan pada tangan kedua figur ini.

Apakah Urania menyentuh Calliope sebagai cara untuk berbagi surga dengannya? Dan apakah Calliope menoleh ke arahnya untuk menerimanya? Mungkin Urania seperti saluran hal-hal surgawi, dan surga bergerak dari dan Urania sebagai Muses “yang terutama peduli dengan surga dan pemikiran, keilahian serta manusia, dan mereka memiliki ucapan yang paling indah.”

Berdasarkan arti nama mereka, ketika digambarkan secara bersama-sama, mereka adalah “surga yang bersuara indah” yang menginspirasi musik, puisi, tarian, dan pengetahuan tentang surga.

Urania duduk di bola langit, yang bisa mewakili surga yang mendukungnya. Dia melihat dari balik bahunya ke arah kita, dan ekspresinya menunjukkan bahwa dia diam- diam menunggu kita. Apa yang mungkin dia tunggu untuk kita lakukan?

Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat Calliope. Dia menatap Urania dengan penuh perhatian, dan Urania meletakkan tangannya di bahu Calliope seolah-olah untuk menghiburnya. Namun, mungkin ada lebih banyak yang perlu dipertimbangkan pada tangan kedua figur ini.

Apakah Urania menyentuh Calliope sebagai cara untuk berbagi surga dengannya? Dan apakah Calliope menoleh ke arahnya untuk menerimanya? Mungkin Urania seperti saluran hal-hal surgawi, dan surga bergerak dari bola dunia tempat dia duduk ke Calliope, yang dia sentuh.

Calliope melanjutkan pemindahan surgawi ini. Apa yang Calliope sentuh? Dengan apa dia berbagi surga? Dia menyentuh “Odyssey” karya Homer, yang menunjukkan bahwa puisi epik — sastra — adalah cara di mana kefasihan surga dibagikan. Jadi, Urania berbagi surga dengan Calliope, dan Calliope berbagi surga melalui puisi.

Dan bagaimana dengan ketiga kerub itu? Apa yang mungkin mereka wakili? Meskipun kerub-kerub itu digambarkan di belakang Calliope, secara komposisi, mereka terbang keluar dari area di mana dia memegang puisi itu. Mungkinkah mereka mewakili inspirasi untuk menciptakan puisi epik, kata-kata indah, dan ucapan yang manis?

Mereka membawa rangkaian daun laurel—simbol kemenangan—dari dua Muses. Ini adalah hal-hal yang mereka sentuh. Sejauh ini, kita dapat menganggap bahwa dua sosok lainnya berbagi surga dengan hal-hal yang mereka sentuh. Apakah ketiga kerub ini juga berbagi surga melalui rangkaian daun laurel? Saya katakan ya.

Dan kemana mereka membawanya? Mereka membawanya ke dunia kita untuk memahkotai seseorang yang berhasil menang. Dan siapa yang akan mereka mahkotai sebagai pemenang? Siapa pun di antara kita mungkin layak diilhami untuk memuji kefasihan surga. Yang dimahkotai kerub akan menjadi yang diilhami Muses.

Untuk kembali ke pertanyaan kita di atas, saya pikir inilah mengapa Urania memandang kita: Dia menyebut kita cukup layak untuk inspirasi Muses. Dan apa yang layak diilhami untuk dilakukan? Untuk berbicara atas nama kebenaran surga dengan kefasihan dan keindahan. Tatapannya bertanya, “Siapa di antara kamu yang akan kami ilhami?” (jen)

Pernahkah Anda melihat sebuah karya seni yang Anda pikir  indah  tetapi  tidak tahu apa artinya? Dalam seri kami “Mencapai Ke Dalam: Apa yang Ditawarkan Seni Tradisional untuk Hati”, kami menafsirkan seni visual klasik dengan cara yang mungkin berwawasan moral bagi kita hari ini. Kami mencoba mendekati setiap karya seni  untuk melihat bagaimana kreasi sejarah kami dapat menginspirasi dalam diri kami kebaikan bawaan kami sendiri.

Seorang Pria Bepergian ke Separuh Dunia untuk Bertemu Kembali dengan Pengasuh Masa Kecilnya Setelah 45 Tahun

0

LOUISE CHAMBERS

Setelah menghabiskan hampir  empat tahun bahagia dengan pengasuh yang sangat istimewa di Bolivia, seorang anak laki-laki kelahiran Swedia pindah ke belahan dunia lain  bersama keluarganya, ke Spanyol. 

Empat puluh lima tahun kemudian, keinginan untuk bertemu kembali dengan wanita yang mencintainya sepenuh hati itu telah membuatnya kewalahan, dan dia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menemukannya.

Pastor Juanito Jonsson lahir di Lycksele, Swedia, pada 1973. Saat ini, ia tinggal di Kota Fuengirola, Málaga, Spanyol selatan, bersama istri dan ketiga putranya yang berusia 23, 19, dan 9.

Sebagai putra dari misionaris Swedia, Jonsson pindah ke Cochabamba, Bolivia, bersama orang tua dan dua saudara kandungnya ketika dia baru berusia 6 bulan. Ayahnya bekerja di gereja-gereja di pegunungan dan ibunya yang seorang perawat, memberikan vaksin kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena saudara-saudara Jonsson bersekolah, orang tuanya mempekerjakan Ana, seorang pengasuh yang mereka kenal melalui komunitas misionaris Swedia.

“Sebelum (Ana) datang ke keluarga kami, dia sakit parah,” kata Jonsson kepada The Epoch Times. “Dia kehilangan suaminya dalam kecelakaan kerja, dia memiliki dua anak perempuan, berusia 4 dan 1 tahun, dan  semua orang mengatakan dia akan meninggal karena penyakitnya. Tidak ada yang memberinya harapan untuk hidup. Dia diberi pilihan untuk menyerahkan putrinya sebagai adopsi,  jadi itulah yang dia lakukan.”

Namun setelah menyerahkan putrinya ke keluarga angkat Swedia, Ana pulih. Tragisnya, dia tidak memiliki hak hukum atas anak-anaknya. Ketika dia menerima pekerjaan sebagai  pengasuh Jonsson antara 1973 dan 1976, dia mencintai Jonsson seperti anaknya sendiri.

“Dia memberi saya semua cinta yang dia miliki untuk putrinya, dan saya yang menerimanya,” kata Jonsson.

Pada 1979, keluarga Jonsson pindah ke Swedia dan beberapa tahun kemudian ke Spanyol. Saat berada di Spanyol, Jonsson bertemu istrinya dan tinggal di sana sejak itu.

“Ada yang Hilang”

Saat menghadiri konferensi di Peru pada 2017, Jonsson memiliki dorongan untuk mengunjungi kembali rumah lamanya di Bolivia.

“Saya punya waktu luang dua atau tiga hari dan saya berpikir, Peru terlalu dekat dengan Bolivia untuk tidak kembali ke Cochabamba,” katanya. “Saya naik pesawat… (lalu) bus sembilan jam melintasi pegunungan, dan kemudian saya mencapai Cochabamba.”

Jonsson menyewa sebuah kamar di misionaris Swedia tempat kakak laki-lakinya bersekolah dan bahkan menemukan rumah yang dibangun ayahnya tempat Ana membesarkannya. Dia berteman dengan pemilik baru dan menghidupkan kembali kenangan lamanya saat sarapan.

“Itu membuka sesuatu dalam jiwa saya karena seperti ada yang hilang,” kata Jonsson. “Sesuatu terjadi pada 2017: Kebutuhan untuk terhubung kembali dan menemukan Ana.”

Namun, karena pandemi, perjalanannya untuk bertemu kembali dengan pengasuhnya itu tertunda.

Pada awal tahun ini, dengan bantuan ibunya yang memiliki kontak, Jonsson mengetahui bahwa Ana berusia 79 tahun, masih hidup, dan hidup sebagai penjual lilin di kota kecil Yacuiba, di perbatasan Bolivia dengan  Argentina.

Dia kemudian berbicara dengan putra Ana, Daniel, dan merencanakan perjalanan pada April 2022 untuk mengejutkan pengasuh tercintanya yang terasing itu

Ana, Ana-ku”

Pukul 7 pagi pada 26 April, Jonsson tiba di Yacuiba. Daniel menemuinya di terminal bus dan mengejutkannya dengan berita bahwa Ana tinggal hanya dua blok jauhnya. Jonsson hanya tinggal beberapa saat lagi dari reuni yang dia impikan.

Dalam rekaman yang menyentak dari reuni Jonsson dan Ana, Jonsson mendekati rumah wanita tua itu dan dia berbalik untuk menyambutnya, tersenyum, tetapi tampaknya ia tidak mengenali Jonsson.

Jonsson berkata: “Ketika saya berkata, ‘Saya Juanito,’ dia tahu persis siapa saya. Dia berkata, ‘Apakah kamu Juanito, yang dulu memelukku dan berkata Ana, Anakku?’ dan kemudian kami saling berpelukan … baginya, perasaan itu hampir seperti berhubungan kembali dengan seorang putra yang belum pernah dia lihat selama 45 tahun.”

Jonsson juga mengingat salah satu hal pertama yang ditanyakan Ana kepadanya: “Apakah Anda melayani Tuhan?” karena dia adalah orang yang sangat percaya (kepada Tuhan).

“Saya berkata, ‘Ya, saya adalah seorang pendeta dan saya melayani Tuhan,’ dan dia mengangkat tangannya ke Surga dan berkata, ‘Terima kasih Tuhan … saya telah berdoa agar Anda melayani Tuhan sepanjang hidup saya’,” Jonsson menambahkan.

Ana mengundang Jonsson ke rumahnya yang sederhana untuk sarapan, dan Jons- son memberinya album foto yang berisi foto dirinya dan saudara-saudaranya saat masih anak-anak, orang tuanya, dan keluarganya hari ini.

Dia juga memberinya sejumlah uang yang dikumpulkan dari keluarga untuk perbaikan rumah. Ana, yang berbagi rumahnya dengan Daniel, istrinya, dan dua anak mereka, diliputi emosi.

“Sebuah keajaiban”

Daniel kemudian mengajak Jonsson dan tiga rekannya yang lain berkeliling kota. Setelah itu, mereka kembali ke rumah Ana dan mengajaknya makan malam di restoran lokal yang bagus, tempat mereka berbagi kenangan.

“Kami berbicara lebih banyak hingga larut malam, lalu saya berjalan bersamanya, bergandengan tangan, ke terminal bus,” kata Jonsson.

Merefleksikan reuninya dengan Ana, Jonsson berbagi: “Dia berusia 79 tahun, dia terkadang berjuang dengan paru-parunya … dia juga memiliki beberapa masalah dengan penglihatannya, tetapi dia sangat kuat, dia sangat mandiri … Saya tidak pernah berpikir bahwa dia akan begitu cerdas dalam pikirannya.”

“Dia telah berdoa untuk saya sepanjang hidupnya; bertemu dengan saya adalah keajaiban baginya.”

Jonsson kemudian mengumpulkan video reuninya dengan Ana selama perjalanan busnya dari Yacuiba dan mengunggahnya ke media sosial untuk teman dan keluarganya. Dia kemudian terbang dari Bolivia ke Spanyol dengan singgah di Brasil. Selama 17 jam perjalanan itu, segalanya berubah.

“Dari awalnya hanya 60 pengikut saya, kini saya memiliki lebih dari 20.000, dan jutaan tampilan, video itu menjadi viral di TikTok,” katanya. “Ketika saya pulang ke Spanyol dan sampai di Málaga, orang-orang mulai menelepon saya dari televisi Bolivia … itu sedikit gila!”

Sejak berhubungan kembali dengan Ana, Jonsson telah berbicara dengan pengasuh masa kecilnya setiap minggu melalui obrolan video, dengan bantuan Daniel. Jonsson merencanakan perjalanan berikutnya ke Yacuiba pada Juni 2023. Sementara itu, ia mengumpulkan uang untuk renovasi rumah Ana yang sangat dibutuhkan.

“Sebuah Dorongan dalam Jiwa Saya” Jonsson telah bekerja di gereja sejak usia 19 tahun dan saat ini menjadi pendeta di sebuah gereja Kristen yang didirikan oleh ayahnya. 

Gerejanya memiliki panti asuhan di Nigeria, dan dia juga membantu 140 keluarga yang membutuhkan dengan bank makanan dan sumber daya lainnya. Meskipun berakar di Bolivia, Jonsson tidak pernah mengunjungi negara Amerika Selatan itu hingga 2017. 

“Meskipun saya tinggal di Eropa … saya selalu bangga dan memiliki identitas yang kuat dari akar saya di Cochabamba,” kata Jonsson. “Siapa pun yang bertanya, ‘Dari mana Anda berasal?’ Saya akan menjawab, ‘Saya dari Swedia, tetapi saya dibesarkan di Bolivia.’ Itu selalu menjadi bagian dari diri saya.”

Juanito bahkan bukan nama aslinya; itu adalah nama kecil berbahasa Spanyol dari “Juan”, atau “John” dalam bahasa Inggris. Nama aslinya adalah padanan Swedia, Yohannes, namun Juanito mengklaim: “Hampir tidak ada seorang pun di Spanyol yang tahu nama asli Swedia saya.”

Melihat kembali reuninya dengan Ana, Jonsson bersyukur dia memiliki kesempatan untuk menghormati mantan pengasuh tercintanya itu atas cinta dan perhatian yang memperkaya masa kecilnya.

Dia berkata: “Kadang-kadang kita mengatakan sesuatu kepada orang-orang ketika sudah terlambat, jadi saya memiliki dorongan dalam jiwa saya untuk berhubungan kembali dan dapat menunjukkan penghargaan saya … Saya masih berpikir dan mencoba untuk memahami semua yang terjadi, tapi saya senang bahwa menghormati orang saat mereka masih hidup adalah pesan dari kejadian ini.” (eko)

Beijing Hadapi Tantangan Mengabaikan Kebijakan Nol Kasus atau Menekan Opini Publik

0

oleh Lin Yan

Protes terhadap kebijakan pencegahan epidemi yang ekstrem ketat di berbagai tempat di Tiongkok menempatkan Beijing dalam situasi dilema. Jika rezim bersedia kompromi lalu membatalkan kebijakan tersebut, mereka khawatir warga sipil di lebih banyak tempat juga melakukan hal yang sama, turun ke jalan untuk memprotes. Tetapi jika menggunakan penindasan untuk merespon demo, khawatir rakyat tidak puas dan semakin marah, sehingga menyebabkan reaksi yang lebih besar.

“Akhir pekan lalu, sebuah kejadian yang dramatis telah terjadi di Tiongkok, yaitu warga sipil mulai melakukan respon keras terhadap pemerintah”, tulis seorang peneliti senior yang memahami urusan Tiongkok.

Kekecewaan masyarakat Tiongkok terhadap kebijakan pencegahan epidemi ekstrem otoritas yang telah berjalan selama 3 tahun telah memuncak. Pekan lalu, protes terjadi di mana-mana. Para warga sipil menuntut diakhirinya kebijakan Nol Kasus dan pembebasan pemblokiran di semua tempat agar masyarakat dalam kembali hidup dan bekerja secara normal. Di ibukota, Beijing, pengunjuk rasa meneriakkan motto : “Kami ingin kebebasan !” Di Shanghai, para pengunjuk rasa menyerukan agar Partai Komunis Tiongkok mundur dan Xi Jinping turun dari jabatannya.

Michael Schuman, seorang peneliti senior di Global China Center dari think tank “Atlantic Council” di Washington, menyebutkan dalam majalan bulanan “The Atlantic” pada  Senin (28 November), bahwa ledakan ketidakpuasan warga sipil Tiongkok yang sangat jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh Xi Jinping dan kekuasaan Partai Komunis Tiongkok.

Peneliti senior yang memahami urusan Tiongkok ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa, krisis tersebut adalah buatan PKT sendiri, karena kebijakan Nol Kasus ini telah digembar-gemborkan sebagai tanda pencapaian Xi Jinping dalam kekuasaan dan keunggulan sistem otoriter PKT. Ketika hampir seluruh dunia memilih untuk hidup berdampingan dengan virus, Partai Komunis Tiongkok tetap bersikeras untuk memenangkan pertempuran melawan virus.

“Bagi sebuah partai yang selalu menganggap dirinya paling benar, paling sempurna, pembatalan kebijakan tentu saja dapat ditafsirkan oleh masyarakat Tiongkok sebagai pengakuan kesalahan atau kegagalan. Ini adalah hal yang tidak dapat ditolelir”, tulis Michael Schuman. 

“Kebijakan Nol Kasus sekarang berkembang menjadi kontes antara negara otoriter dengan masyarakat yang kompleks”, tambahnya.

Banyak ahli kesehatan masyarakat percaya bahwa Otoritas Tiongkok telah melewatkan periode jendela untuk merumuskan jalan keluar bertahap dari kebijakan Nol Kasus yang ekstrem. Dalam 3 tahun terakhir, otoritas Tiongkok telah menginvestasikan sumber daya yang sangat besar untuk membangun fasilitas penampungan para suspek COVID-19 seperti rumah sakit darurat, dan memperluas kemampuan untuk pengujian asam nukleat, tetapi mereka tidak mencapai kemajuan dalam pengembangan vaksin yang lebih efektif.

“Kami pikir otoritas PKT akan gagal dalam mengendalikan virus (COVID-19) ini melalui strategi Nol Kasus mereka”, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS yang tidak berwenang untuk disebutkan namanya kepada VOA pada hari Senin (28/11).

Juru bicara ini kemudian mengatakan, pendekatan yang efektif untuk wabah berarti menggunakan alat kesehatan masyarakat, seperti menaikkan tingkat vaksinasi rakyat dan membuat pengujian dan perawatan mudah diperoleh masyarakat.

Para pengunjuk rasa langsung menantang PKT dan Xi Jinping

Pengguna media sosial mengungkapkan bahwa pada hari Senin, polisi di kota besar seperti Beijing, Shanghai dan lainnya melakukan pemeriksaan ponsel terhadap para pejalan kaki, jika terdapat aplikasi seperti VPN, Telegram, Twitter, mereka langsung didata.

Hari Senin malam, sejumlah besar petugas keamanan dikerahkan untuk berjaga-jaga di sejumlah jalan dalam kota Beijing untuk mencegah unjuk rasa warga kembali terjadi.

Tanggapan pihak polisi mengenai pengerahan tersebut adalah bahwa keputusan baru diambil setelah terjadinya unjuk rasa di 17 provinsi pekan lalu yang menuntut diakhirinya kewajiban tes asam nukleat dan pencabutan penguncian.

Sejak Gerakan mahasiswa yang menuntut demokrasi di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989, PKT telah menjadikan pencegahan protes politik nasional sebagai prioritas utama. Di masa lalu, protes itu biasanya terjadi karena memuncaknya keluhan atas masalah tertentu di daerah tersebut, seperti tunggakan gaji, sengketa tanah atau polusi, dan unjuk rasa juga terkonsentrasi di wilayah lokal.

“Wall Street Journal” melaporkan pada Senin (28/11) bahwa protes tersebut adalah tampilan yang jelas dari retakan dalam keharmonisan sosial Tiongkok, juga menunjuk bahwa biaya ekonomi dan sosial dari kebijakan Nol Kasus tersebut terus meningkat. Ditambah lagi dengan rezim yang semakin otoriter dan intoleransi terhadap perbedaan pendapat, telah membuat orang-orang dari berbagai latar belakang sosial kewalahan dalam menanggung beban yang ditimbulkan dalam menjalankan kebijakan tersebut.

Dengan mengutip ucapan Pei Minxin, editor triwulan akademik “China Leaders Watch”, disebutkan bahwa protes berskala besar ini adalah krisis politik terbesar yang dihadapi Xi Jinping. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, pengunjuk rasa dari berbagai kelompok sosial secara langsung menantang pemimpin tertinggi Tiongkok dan PKT.

Pada saat lockdown terjadi berulang telah melumpuhkan bisnis dan menambah jumlah pengangguran, beberapa orang yang sebelumnya berharap kebijakan Nol Kasus ini akan diubah usai Kongres Nasional ke-20 dan Xi Jinping yang telah memenangkan perpanjangan masa jabatan merasa kecewa.

Orang-orang ini berpendapat bahwa setelah pemimpin puncak merasa cukup aman secara politik, dia akan mengubah kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, biarpun kepemimpinan semakin menekankan pentingnya ideologi dan kontrol partai.

PKT terjebak dalam dilema, enggan melonggarkan kebijakan juga takut bertindak keras

Salah satu kemungkinan yang muncul, kata para ahli, adalah bahwa Beijing akan melonggarkan kontrol secara selektif sambil menindak keras terhadap pengunjuk rasa tertentu.

“Wall Street Journal” memberitakan : Para ahli yang mempelajari masalah Tiongkok mengatakan bahwa setidaknya dalam jangka pendek, protes tersebut tidak mungkin menyebabkan perubahan kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok, tetapi cara penanganannya menjadi pelik. Jika pihak berwenang mencabut pembatasan pencegahan epidemi, risikonya adalah dapat menyebabkan munculnya gelombang epidemi berskala besar dan bahkan jumlah kematian yang tinggi yang dapat merusak kredibilitas pemerintah. Jika pihak berwenang memilih untuk menekan para pengunjuk rasa dan bersikeras pada kebijakan Nol Kasus yang tidak dikendurkan, maka masalahnya adalah semakin banyak orang yang akan memprotes kebijakan pengendalian epidemi.

Yuen Yuen Ang, seorang sarjana wanita peneliti urusan Tiongkok di University of Michigan mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa jika otoritas Tiongkok bersedia kompromi lalu melonggarkan kebijakan Nol Kasus, mereka khawatir hal itu akan memicu protes warga sipil yang semakin besar, tetapi jika otoritas memilih menekan para pengunjuk rasa, itu akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang lebih besar dan protes yang lebih luas.

Salah satu bahayanya, kata Yuen Yuen Ang adalah jika kepemimpinan PKT memilih untuk mengambil tindakan represif, hal itu dapat membawa Tiongkok masuk ke dalam lingkaran setan seputar urusan pengendalian. Juga memicu lebih banyak kebencian dari rakyat, yang pada gilirannya akan mengarah pada memperbanyak metode pengendalian.

Pada awal November, Dewan Negara Tiongkok mengumumkan 20 butir strategi tentang mengoptimalkan dan menyesuaikan kebijakan pencegahan epidemi. Namun, dengan datangnya musim dingin, jumlah kasus infeksi baru yang dikonfirmasi otoritas langsung melonjak. Lantaran pejabat setempat takut mengambil tanggung jawab, jadi mereka melanjutkan tugas politik untuk memberantas virus, akhirnya lockdown ketat kembali diberlakukan.

Pada 24 November, kebakaran terjadi di sebuah komunitas di Urumqi, Xinjiang, menewaskan sepuluh orang (menurut laporan resmi). Masyarakat menduga bahwa korban sulit diselamatkan karena langkah-langkah pencegahan epidemi. Tragedi tersebut telah mendorong warga yang sudah terkurung selama lebih 100 hari semakin marah dan memberanikan diri untuk turun ke jalan melakukan protes terhadap pemerintah. 

Pada 28 November, Kota Ordos, Mongolia Dalam mengeluarkan berita yang menyebutkan bahwa mulai besok tes asam nukleat akan dihentikan karena ada serangan gelombang dingin. Berita tersebut dengan cepat di-retweet oleh sejumlah netizen Tiongkok. (sin)

Kampus-kampus di Tiongkok Pulangkan Mahasiswa, Polisi Berpatroli untuk Mencegah Terjadinya Aksi Protes

0

The Associated Press

Berbagai universitas di Tiongkok memulangkan mahasiswa mereka dan polisi menyebar di Beijing dan Shanghai untuk mencegah lebih banyak protes pada Selasa 29 November setelah ledakan kemarahan massa terkait pembatasan anti-virus yang ekstrem, meminta pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping untuk mengundurkan diri, sebuah insiden perbedaan pendapat di publik yang terbesar dalam  dekade ini.

Pihak berwenang telah melonggarkan beberapa kontrol setelah demonstrasi yang berlangsung setidaknya di delapan kota daratan dan Hong Kong — tetapi mempertahankan bahwa mereka akan tetap berpegang pada strategi “nol-COVID” yang telah mengurung jutaan orang -orang di rumah mereka selama berbulan-bulan. Pasukan keamanan telah menahan sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya dan meningkatkan pengawasan.

Dengan polisi bekeliaran, tidak ada kata protes pada Selasa 29 November di Beijing, Shanghai, atau kota-kota besar daratan lainnya yang sempat memperlihatkan kerumunan ,assa berkumpul selama akhir pekan. Aksi ini adalah protes paling luas sejak tentara menghancurkan gerakan pro-demokrasi Lapangan Tiananmen tahun 1989 yang dipimpin oleh mahasiswa.

Di Hong Kong, sejumlah orang, kebanyakan dari daratan, melakukan aksi protes di sebuah universitas.

Universitas Tsinghua Beijing, tempat para mahasiswa berkumpul selama akhir pekan, dan sekolah lain di ibu kota dan provinsi selatan Guangdong memulangkan mahasiswa merek. Pihak kampus mengatakan mereka dilindungi dari COVID-19, tetapi menyebarkan mereka ke kampung halaman yang jauh juga mengurangi kemungkinan lebih banyak aksi demonstrasi. Para pemimpin Tiongkok mewaspadai universitas, yang telah menjadi pusat aktivisme termasuk protes Tiananmen.

Pada  Minggu, mahasiswa Tsinghua diberitahukan bahwa mereka boleh pulang lebih awal untuk semester tersebut. Kampus yang merupakan almamater Xi itu mengatur bus untuk membawa mereka ke stasiun kereta api atau bandara.

Sembilan asrama mahasiswa di Tsinghua ditutup pada Senin setelah beberapa mahasiswa positif COVID-19, menurut salah seorang yang mencatat penutupan itu akan mempersulit kerumunan orang untuk berkumpul. Mahasiswa tersebut hanya memberikan nama belakangnya, Chen, karena takut akan pembalasan dari pihak berwenang.

Universitas Kehutanan Beijing juga mengatakan akan mengatur agar mahasiswa mereka pulang. Disebutkan pihak fakultas dan mahasiswa semuanya dites negatif untuk virus. Pihak kampus menyatakan kelas dan ujian akhir akan dilakukan secara online.

Pihak berwenang berharap untuk “meredakan situasi” dengan mengosongkan kampus, kata Dali Yang, pakar politik Tiongkok di University of Chicago. Bergantung pada seberapa keras posisi yang diambil PKT, aksi kelompok mungkin bergiliran memprotes.

Polisi tampaknya berusaha  menyembunyikan tindakan keras mereka, mungkin untuk menghindari menarik perhatian pada skala protes atau mendorong orang lain. Video dan postingan di media sosial Tiongkok tentang aksi protes telah dihapus oleh aparat sensor online PKT.

Tidak ada pengumuman tentang penahanan, meskipun wartawan melihat pengunjuk rasa dibawa pergi oleh polisi dan unggahan media sosial mengatakan orang-orang itu ditahan atau hilang.

Polisi memperingatkan beberapa pengunjuk rasa yang ditahan agar tidak lagi berdemonstrasi. 

Di Shanghai, polisi menghentikan pejalan kaki dan memeriksa ponsel mereka pada Senin malam, menurut seorang saksi, kemungkinan mencari aplikasi seperti Twitter yang dilarang di China atau gambar protes. Saksi, yang bersikeras tidak mau disebutkan namanya karena takut ditangkap, mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan untuk melakukan protes tetapi tidak menemukan kerumunan orang-orang di sana ketika dia tiba.

Foto yang dilihat oleh The Associated Press dari foto-foto dari protes akhir pekan menunjukkan polisi mendorong orang-orang ke dalam mobil. Beberapa orang juga tersapu razia polisi setelah aksi demonstrasi berakhir.

Seorang yang tinggal di dekat lokasi protes di Shanghai ditahan pada Minggu dan ditahan hingga Selasa pagi, menurut dua temannya yang bersikeras tidak mau disebutkan namanya karena takut akan pembalasan dari pihak berwenang.

Di Beijing, polisi pada Senin 28 November mengunjungi seorang warga yang menghadiri protes pada malam sebelumnya, menurut seorang teman yang menolak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan. Dia mengatakan polisi menanyai warga dan memperingatkan dia untuk tidak melakukan aksi protes.

Pada Selasa 29 November, pengunjuk rasa di Universitas Hong Kong meneriakkan penentangan pembatasan  dan mengangkat lembaran kertas dengan slogan-slogan kritis. Beberapa penonton ikut bernyanyi.

Para pengunjuk rasa memegang tanda bertuliskan, “Katakan tidak pada kepanikan COVID” dan “Tidak ada kediktatoran selain demokrasi.”

Salah satunya meneriakkan: “Kami bukan pasukan asing tapi teman sekelasmu.” Pihak berwenang Tiongkok sering mencoba mendiskreditkan kritikus domestik dengan mengatakan bahwa mereka bekerja untuk kekuatan asing.

Pakar kesehatan global mengkritik kebijakan “nol-COVID” PKT sebagai tindakan tidak berkelanjutan.

Kepala Dana Moneter Internasional mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara pada Selasa bahwa Beijing perlu membuat pendekatannya ” terarah” untuk mengurangi gangguan ekonomi,

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Berlin berkata : “Kami melihat pentingnya beralih dari lockdown secara besar-besaran, Sehingga penargetan memungkinkan untuk menahan penyebaran COVID tanpa biaya ekonomi yang signifikan.”

Toleransi publik terhadap pembatasan yang memberatkan telah terkikis, karena beberapa orang yang dikurung di rumah mengatakan mereka berjuang untuk mendapatkan akses kepada makanan dan obat-obatan.

PKT pada bulan lalu berjanji untuk mengurangi gangguan, tetapi lonjakan infeksi telah mendorong kota-kota untuk memperketat pengendalian.

Aksi protes meledak selama akhir lalu  pekan lalu yang dipicu oleh kemarahan atas kematian sedikitnya 10 orang dalam kebakaran di ujung barat Tiongkok, yang memicu pertanyaan marah secara online tentang apakah petugas pemadam kebakaran atau korban yang mencoba melarikan diri diblokir oleh kontrol anti-virus.

Sebagian besar pengunjuk rasa pada akhir pekan mengeluh tentang pembatasan berlebihan, tetapi beberapa mengarahkan kemarahan mereka pada Xi, pemimpin paling kuat PKT setidaknya sejak tahun 1980-an.

Dalam sebuah video yang diverifikasi oleh The Associated Press, kerumunan orang-orang di Shanghai pada hari Sabtu meneriakkan, “Xi Jinping! Turun! PKT! Mudnur!” Kritikan langsung terhadap Xi seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Aksi protes simpati turut digelar di luar negeri, dan pemerintah asing telah meminta Beijing untuk menahan diri.

“Kami mendukung hak orang-orang di mana pun untuk melakukan protes secara damai,  menyampaikan pandangan mereka, keprihatinan mereka, rasa frustasi mereka,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berkunjung ke Bucharest, Rumania.

Sementara itu, pemerintah Inggris memanggil duta besar Tiongkok sebagai protes atas penangkapan dan pemukulan juru kamera BBC di Shanghai.

 Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan kebebasan media “adalah sesuatu yang sangat, sangat inti dari sistem kepercayaan Inggris.” 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian membantah versi peristiwa Inggris. Zhao mengatakan wartawan, Edward Lawrence, gagal mengidentifikasi dirinya dan menuduh BBC memutarbalikkan cerita.

Ditanya tentang kritik terhadap penindasan, Zhao membela strategi anti-virus Beijing.

Wang Dan, mantan pemimpin mahasiswa demonstrasi tahun 1989 yang tinggal di pengasingan, mengatakan aksi protes tersebut “melambangkan awal dari era baru di Tiongkok … di mana masyarakat sipil telah memutuskan untuk tidak diam dan menghadapi tirani.”

Namun dia memperingatkan pada konferensi pers di Taipei, Taiwan, bahwa pihak berwenang kemungkinan besar akan menanggapi dengan “kekuatan yang lebih kuat untuk menekan pengunjuk rasa dengan kekerasan. (asr)