Home Blog Page 525

Misteri yang Tak Terungkap : Kapan Tibanya Bencana Terakhir dan Masa Akhir Dharma?

0

Fu Yao

Ramalan Buddha Sakyamuni sedang terealisasi, tanda-tanda akhir zaman terus bermunculan? Mengapa Buddha Sakyamuni tidak dapat menyelamatkan manusia di masa akhir Dharma?

Bunda Maria yang Menangis

Pada Agustus 2020, sebuah kota kecil bernama Carmiano di selatan Italia mendadak tenar dalam semalam di internet. Kenapa? Karena sebuah patung Bunda Maria di alun-alun kota ini meneteskan air mata. Apalagi, yang mengalir adalah air mata darah berwarna kecoklatan — Blood Tears.

Patung itu dibuat pada 1943. Sebuah bom yang jatuh di alun-alun itu di luar dugaan tidak meledak. Warga kota pun merasa Bunda Maria telah melindungi mereka, maka didirikanlah sebuah patung yang indah di tempat itu. Selama 77 tahun, kota itu selalu tenang dan damai dalam lindungan Bunda Maria. Tetapi tiba di hari tersebut, demi siapa Bunda Maria menangis?

Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya di dunia terjadi fenomena patung suci meneteskan air mata, belum lama berselang, hal serupa juga telah terjadi pada sebuah desa terpencil di Rusia yang bernama Urusovo. 

Pada 8 Februari 2020, sebuah lukisan Theotokos (artinya “yang mengusung Allah”, red.) hasil karya dari abad ke-18 di Church of St. Michael the Archangel di desa tersebut secara ajaib “meneteskan air mata”. 

Air mata mengalir di wajah nan cantik dari potret orang suci tersebut, mata tidak berdosa itu penuh dengan kekhawatiran dan kesedihan. Sejak saat itu, lukisan orang suci itu menangis tiap 2 hari sekali, dan terus bertahan untuk waktu yang cukup lama.

Dari mana asalnya air mata pada patung atau lukisan suci? Ketika para ilmuwan menganalisa dan menguji air mata tersebut, hasilnya sungguh mengejutkan. Karena komposisi utama air mata tersebut adalah sejenis bahan herbal yang tidak ditemukan dalam bahan pada patung atau lukisan, yang disebut “Mur” (Myrrh, red.).

Dalam agama Nasrani substansi atau zat yang disebut Mur ini memiliki status yang sangat penting, karena Mur merupakan salah satu dari tiga hadiah yang diberikan oleh tiga orang Majus atau Bijak dari Timur pada saat Yesus dilahirkan. Dua benda lainnya adalah emas dan kemenyan. Mur melambangkan betapa mulianya Yesus kelak mati untuk menebus dosa manusia. 

Dalam kegiatan ibadah Nasrani, Mur biasanya digunakan sebagai wewangian yang sangat langka, juga merupakan salah satu bahan campuran Krisma atau minyak suci.

Penemuan ini pun semakin mengokohkan keyakinan para pendeta dan umatnya, yang menganggap ini sebagai mukjizat. Mereka menilai patung suci meneteskan air mata adalah pertanda perubahan besar atau kejadian berbahaya dunia. Misalnya bencana alam atau perang. Air mata yang berwarna darah itu menandakan suatu ujian maha besar akan segera tiba. Melihat kembali setelah dua tahun berlalu, apakah benar demikian halnya?

Faktanya, sejak 1991, fenomena patung suci meneteskan air mata telah kerap terjadi di Rusia. Setelah memasuki abad ke-21, semakin sering saja terjadi di berbagai tempat di dunia.

Patung Bayi Suci di sebuah desa nelayan di Filipina Selatan pada 2004, patung Bayi Suci pada sebuah gereja di Texas Amerika Serikat pada 2007, patung ukiran Bunda Maria di sebuah gereja di barat laut Argentina pada 2018, dan lain sebagainya. 

Padahal peristiwa aneh ini bahkan tidak hanya terjadi di kalangan agama Nasrani saja. Di Tiongkok, patung Buddha Raksasa Leshan yang terkenal juga pernah mengalami kejadian serupa.

Buddha Raksasa Leshan Menutup Mata Meneteskan Air Mata

Buddha Raksasa Leshan adalah sebuah patung Maitreya dalam posisi duduk yang terletak pada pertemuan tiga sungai di timur kota Leshan Provinsi Sichuan, tingginya mencapai 71 meter, mendapat sebutan “gunung adalah Buddha, Buddha adalah gunung”. 

Buddha raksasa itu telah dibangun sejak lebih dari 1.200 tahun silam, dan merupakan patung Buddha pahatan dari batu utuh terbesar di dunia.

Beberapa dasawarsa terakhir, patung Buddha ini pernah beberapa kali menutup mata dan meneteskan air mata.

Pertama kali menutup mata terjadi pada 1962. Waktu itu bencana kelaparan besar akibat ulah manusia melanda Daratan Tiongkok, mayat akibat kelaparan bergelimpangan dimana-mana. 

Buddha raksasa yang duduk di tepi sungai itu setiap hari melihat mayat tak terhitung jumlahnya mengapung mengikuti arus sungai, setelah melihat sekian lama ia lalu menutup mata. Warga setempat mengatakan, Buddha raksasa tidak kuasa melihat terus pemandangan menyedihkan itu. 

Namun Buddha raksasa menutup mata dianggap sebagai pertanda tidak baik. Pemerintah setempat pun buru-buru memperbaiki mata patung Buddha itu. Pokoknya mata itu harus dibuat terbuka.

Namun setelah mata itu dipaksa terbuka lagi, bencana keadaan tidak membaik. Buddha raksasa itu kembali menutup matanya. Kali ini bahkan diam-diam mulai meneteskan air mata. Waktu kejadian 1963. 

Pemerintah setempat kembali mengeluarkan dana RMB 40 juta Yuan atau 87 miliar rupiah untuk membersihkannya, tapi tetap saja tidak mampu menghilangkan kesedihan pada sudut mata Buddha raksasa dan bekas air mata yang tampak jelas itu.

Pada Juli 1976, terjadi gempa dahsyat sebesar 7,8 SR, menelan korban tewas dan terluka ratusan ribu orang. Pasca gempa, warga Sichuan mendapati wajah Buddha Leshan memperlihatkan kemurkaan, serta kembali menutup mata dan meneteskan air mata.

Terakhir kali Buddha raksasa meneteskan air mata adalah pada 1994. Pada 7 Juni di tahun itu, sebuah kapal turis berlayar melewati patung Buddha raksasa, semua turis di kapal itu melihat Buddha raksasa menangis, butiran air mata menetes deras. Kali ini entah karena apa Buddha raksasa itu merasa sedih?

Menariknya adalah, atas peristiwa Buddha raksasa menutup mata kali ini pemerintah di luar kebiasaan tidak berupaya menyangkal berita tersebut. Mungkin juga dikarenakan dari foto yang diambil, sudah terlalu banyak orang telah menyaksikan pemandangan aneh itu. 

Namun para ilmuwan toh sempat memberikan penjelasan, mereka menilai fenomena menutup mata itu adalah akibat pencemaran lingkungan. Hujan asam dalam kapasitas besar telah membilas patung Buddha, menyebabkan unsur Melanin pada kelopak mata Buddha bagian atas terlalu tinggi, sehingga terlihat seolah Buddha raksasa menutup mata.

Mengenai penjelasan ini, setiap orang memiliki pemahamannya masing-masing. Tapi di kalangan rakyat, cukup banyak orang yang meyakini Buddha raksasa menunjukkan mujizat. Karena bagi orang yang memahami sejarah pada mengetahui bahwa fenomena aneh di tengah manusia, adalah peringatan dari Tuhan, dan itu sudah terjadi sejak dahulu kala.

Dulu di masa Dinasti Utara Selatan (420~589 M), Luoyang pernah menjadi ibukota Kerajaan Wei Utara. Di dalam kota itu terdapat Kuil Pingdeng, di dalam kuil terdapat sebuah patung Buddha yang sangat khidmat. Pada masa akhir Kerajaan Wei Utara, patung Buddha itu pernah tiga kali meneteskan air mata dalam kurun waktu empat tahun, setiap kali setelah meneteskan air mata, maka kota Luoyang akan mengalami satu kali malapetaka. 

Pertama kali patung Buddha meneteskan air mata, warga Luoyang datang beramai-ramai untuk menyaksikannya. Tak lama kemudian, pasukan pemberontak menyerbu masuk ke kota, korban tewas dan terluka tak terhitung banyaknya. Kedua kali patung Buddha meneteskan air mata lagi, masyarakat ada yang percaya ada pula yang ragu-ragu, dua bulan kemudian, kota Luoyang kembali dirampok. Ketiga kali kembali meneteskan air mata, seluruh warga pun saling memperingatkan dan mengungsi, semua orang merasa cemas. Benar saja, tak lama kemudian, pasukan pemberontak kembali menyerbu kota tersebut.

Dikatakan “berkaca pada sejarah, dapat mengetahui kebangkitan dan kejatuhan”. Maka ketika peristiwa patung Buddha dan orang suci meneteskan air mata kembali terjadi, apalagi terjadi di lingkup seluruh dunia, maka tak pelak orang akan mengatakan, inilah prahara dunia, ditakutkan akan terjadi perubahan lagi?

Masa Akhir Dharma

Menurut ajaran Buddha aliran Mahayana, Buddha-dharma yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni akan mengalami tiga periode dalam penyebarannya di dunia. Yakni Periode Dharma Sejati (Saddharma), Periode Dharma Mirip (Saddharma-pratirupaka), dan Periode Berakhirnya Dharma (Saddharma-vipralopa). 

Sampai masa akhir Dharma manusia akan diam-diam mulai meninggalkan Buddha-dharma. Hingga akhirnya, Dharma (dalam agama Buddha berarti Hukum atau Aturan Kesunyataan Mutlak, Kebenaran Mutlak atau Hukum Abadi. 

Dharma tidak hanya ada dalam hati sanubari manusia dan pikirannya, tetapi juga dalam seluruh alam semesta) yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni tidak lagi dapat berfungsi menyelamatkan manusia di dunia, maka satu persatu akan dimusnahkan, inilah Periode Berakhirnya Dharma.

Mengenai kapan dunia akan memasuki Periode Berakhirnya Dharma, dalam kitab suci Buddha terdapat penjelasan yang berbeda, ada yang diperhitungkan mulai 1.000 tahun silam, ada pula yang dihitung mulai 500 tahun silam. 

Akan tetapi bagaimana pun perhitungannya, hari ini di abad ke-21 merupakan bagian dari kategori Periode Berakhirnya Dharma. Apalagi, bahkan sangat besar kemungkinan merupakan masa akhir dari Periode Berakhirnya Dharma. Mengapa dikatakan demikian? 

Mari kita simak bagaimana ramalan Buddha tentang Periode Berakhirnya Dharma ini, lalu kita bandingkan dengan kondisi masyarakat sekarang, maka semuanya akan dapat terlihat dengan jelas.

Dalam kitab suci Tripiṭaka terdapat salah satu sutra (atau sutta atau kitab ajaran, red.) yang disebut “Fo Shuo Fa Mie Jin Jing” (Sutra mengenai punahnya Dharma atau The Buddha Speaks the Ultimate Extinction of the Dharma Sūtra, Kitab Taisho Tripitaka Vol. T12, No. 396), yang memuat ramalan Buddha Sakyamuni tentang masa depan setelah Sang Buddha meninggal. 

Waktu itu Buddha mengatakan, pada masa Periode Berakhirnya Dharma, ajaran Buddha yang diajarkannya akan rusak dan musnah. Masyarakat umat manusia pada masa itu disebut sebagai “lima kejahatan menodai dunia”, dan “ajaran iblis merajalela”.

Pada saat itu para bhiksu di dalam kuil tidak hanya berpakaian glamor, tetapi juga “minum alkohol makan daging suka membunuh dan rakus kenikmatan, tidak ada lagi hati yang berbelas kasih bahkan saling membenci”. 

Sementara orang yang tulus beriman berkultivasi Buddha justru akan dibenci dan difitnah, serta diusir keluar dari kuil. Jika Anda tidak diberitahu bahwa ini adalah perkataan oleh Sakyamuni pada 2.500 tahun silam, bukankah Anda akan merasa bahwa beginilah kondisi sebenarnya yang terjadi di kuil dan biara masa kini?

Sedangkan pada masyarakat umat manusia di saat ini juga telah terjadi begitu banyak pertanda yang tidak normal. Pertama iklim yang tidak normal, bencana dan malapetaka terjadi silih berganti, “kemarau berkepanjangan sehingga tanaman pangan tidak bisa dipanen, pandemi mewabah menewaskan banyak orang”. Lihat saja kondisi pandemi selama dua tahun terakhir yang tidak pernah berhenti, betapa jitunya ramalan Buddha Sakyamuni.

Kedua adalah moralitas masyarakat yang telah merosot, “rakyat bekerja keras tapi tersiksa ulah pejabat, tak ada lagi yang menjunjung moral dan kebenaran, semua hanya mencari kesenangan yang amburadul. Orang jahat semakin banyak jumlahnya setara pasir di lautan, sedangkan orang baik justru langka hanya tersisa satu dua”. Bukankah beginilah kondisi masyarakat sekarang ini?

Bahkan yang lebih ajaib lagi adalah, Buddha bahkan juga membahas sang waktu akan berubah menjadi cepat. “Hari dan bulan menjadi pendek, usia manusia menjadi cepat, umur empat puluh sudah beruban”. Beberapa tahun terakhir, waktu berlalu begitu pesat, bukankah kita semua telah merasakan semacam hal yang sama? Seakan belum melakukan apapun, namun waktu telah berubah malam, dalam sekelebat, rambut telah memutih, seumur hidup berlalu begitu saja.

Sampai disini, mungkin ada teman-teman akan mempertanyakan, dikatakan Buddha-dharma adalah kekal abadi, mengapa setelah ribuan tahun, masyarakat akan meninggalkan Buddha-dharma, atau dikatakan, Dharma sudah tidak ampuh lagi? Mari kita simak sebuah kisah pendek dalam agama Buddha berikut ini:

Kala itu setelah Buddha Sakyamuni mencapai parinibbana (wafat, red.), sang murid yakni Mahā Kāśyapa pun mewarisi jubah dan mangkuk Dharma-Nya. Setelah Mahā Kāśyapa mencapai parinibbana, penggantinya adalah murid Sakyamuni yang lain yakni Ānanda. Ketika Ānanda berusia 120 tahun, pada suatu hari kebetulan ia mendengar seorang bhiksu muda sedang melantunkan dengan khidmat: “Jika manusia hidup seratus tahun dan tidak pernah melihat bangau air, maka lebih baik hidup sehari tapi bisa melihatnya”. Burung apa sebenarnya “bangau air” itu? Mengapa seumur hidup seseorang setidaknya harus melihatnya sekali?

Mendengar ucapan itu Ānanda pun tak kuasa menahan tawanya. Ternyata bhiksu muda itu sedang membacakan sebait himne (nyanyian pujian) Sakyamuni: “Jika manusia hidup seratus tahun namun tidak memahami prinsip hidup dan mati, maka lebih baik hidup sehari tapi bisa memahaminya”. Maksudnya adalah apabila seseorang seumur hidupnya tidak memahami prinsip hidup dan mati, maka lebih baik hidup hanya sehari namun memahaminya. Entah bagaimana dari mulut ke mulut beredarnya himne itu kata “prinsip hidup dan mati” kemudian berubah menjadi seekor burung bangau air liar.

Ānanda pun dengan tulus membantu bhiksu muda itu memperbaikinya. Lalu si bhiksu muda pulang dan memberitahu gurunya. Tak dinyana gurunya justru merasa tidak senang dan berkata, “Ānanda sekarang sudah tua, daya ingatnya sudah mengendur, jangan dengarkan kata-katanya, apa yang kuajarkan padamu tidak salah.”

Setelah mendengarkan kata-kata sang Guru, biksu muda itu pergi untuk memberi tahu Ananda lagi. Usai mendengarnya Ananda menghela nafas dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia telah menyampaikan teks aslinya kepada gurunya, tetapi dia masih saja bersikukuh dengan pendiriannya. Jadi apa lagi yang bisa dilakukan? 

Baru beberapa dekade sejak Buddha Sakyamuni parinibbana, sudah ada orang yang salah mengartikan Buddhadharma dengan cara sembarangan seperti ini. Ananda merasakan kekecewaan di hatinya, tak pelak ia pun merindukan Guru dan murid-murid agung yang telah meninggal dunia, dan semakin tidak memiliki nostalgia untuk dunia ini, dan segera setelah itu, ia juga parinibbana.

Dikarenakan ketika Sakyamuni mengajar Dharmanya, saat itu  tidak dicatat dalam bentuk tertulis, sehingga para biksu belajar Fa Buddha berdasarkan ingatan dan pemahaman mereka sendiri. 

Ketika Shakyamuni masih hidup, para murid dapat meminta guru untuk menghormatinya jika ada sesuatu yang tidak jelas. Namun, setelah Sakyamuni Nirvana, para bhikkhu hanya dapat mengumpulkan Dharmanya Shakyamuni melalui hafalan dan diskusi kolektif. Seluruh proses dan ajaran ketika dia masih hidup membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dikumpulkan. 

Karena Sakyamuni sendiri tidak ikut dalam pembetulan, maka tidak dapat dihindari akan terjadi kesalahan. Banyak dari kata-kata aslinya tidak sepenuhnya direkam. 

Sekarang, lebih dari 2.000 tahun kemudian, dalam proses penerjemahan dan interpretasi, berapa banyak kitab suci yang dapat disalahartikan atau bahkan dirusak?

Buddhadharma masih ada, tetapi semakin sedikit orang yang benar-benar memahami Buddhadharma, ini mungkin salah satu alasan mengapa Sakyamuni mengatakan bahwa di akhir periode Dharma, Fa -Nya tidak dapat menyelamatkan orang.

 Alasan mengapa kisah Ananda diturunkan mungkin juga karena para bhikkhu di masa lalu melihat beberapa fenomena di masa akhir Dharma

Lalu, apa yang akan terjadi setelah berakhirnya hukum dan berakhirnya musibah? Langit dan Bumi terkoyak, dan manusia menghilang? Shakyamuni berkata, di masa depan Buddha Maitreya akan mengambil alih dunia. Manusia yang telah melewati akhir kiamat akan memasuki masa yang indah. Menurut Taoisme, itu adalah “Fu Ji Tai Lai”.

Jadi kapan Buddha Maitreya akan muncul di masa depan? Bisakah kita menunggu dalam hidup ini? (sud)

Pandangan Pakar tentang Niat Otoritas Moneter Tiongkok Memangkas Suku Bunga Pinjaman Demi Menyelamatkan Pasar

0

 oleh Zhang Ting

Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengatasi krisis real estate, pada  Senin (22 Agustus) Bank Sentral Tiongkok menurunkan suku bunga pinjaman acuan untuk rumah tangga dan bisnis. Apakah langkah ini dapat menyelamatkan kondisi pasar yang sedang turun ? Para ekonom mengungkapkan beberapa alasan mengapa kebijakan moneter Tiongkok tidak mampu mengatasi hambatan ekonominya.

Ekonom bahkan berpendapat bahwa penurunan suku bunga pinjaman acuan sesungguhnya “berdampak nol” pada lintasan ekonomi dan real estat.

“People’s Bank of China” selaku Bank Sentral Tiongkok pada hari Senin mengumumkan penurunan suku bunga pinjaman acuan (LPR). LPR 1 tahun diturunkan dari 3,7% menjadi 3,65%, LPR 5 tahun diturunkan dari 4,45% menjadi 4,3%. Diantaranya, LPR lebih dari 5 tahun berhubungan langsung dengan suku bunga KPR, penyesuaian ini akan mempengaruhi cara perhitungan dan besaran angsuran KPR.

Terakhir kali bank sentral menurunkan LPR 1 tahun adalah pada bulan Januari tahun ini, dan terakhir kali menurunkan LPR 5 tahun adalah pada bulan Mei tahun ini.

Pakar : Pasar perumahan mengalami krisis kepercayaan, kebijakan moneter tidak dapat menyelesaikan faktor hambatan ekonomi

Wall Street Journal yang mengutip analisis beberapa ekonom melaporkan bahwa, penurunan suku bunga mungkin tidak banyak membantu menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Para peminjam potensial di Tiongkok umumnya khawatir bahwa jika wabah menyebar lagi, kehidupan sehari-hari masyarakat dapat saja terganggu. Apalagi dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Tiongkok yang sedang memburuk, mereka tentu khawatir terhadap prospek mereka sendiri. Dan, ini yang menjadi faktor tidak bisa mendongkrak kenaikan permintaan pinjaman.

Julian Evans-Pritchard, ekonom senior “Capital Economics” di Singapura, mengatakan bahwa para debitur tidak akan dalam waktu singkat merasakan efek dari penurunan suku bunga, tetapi hilangnya kepercayaan masyarakat pada pasar properti dan kebijakan “Nol Kasus Infeksi” yang diterapkan Partai Komunis Tiongkok juga menjadi faktor yang melemahkan permintaan pinjaman.

“Ini adalah faktor hambatan yang tidak dapat dengan mudah diatasi cuma dengan kebijakan moneter”, tulis Julian Evans-Pritchard dalam sebuah catatan penelitian kepada kliennya pada hari Senin.

Reuters melaporkan bahwa Sheana Yue, ekonom Tiongkok di “Capital Economics” juga menyampaikan sentimen serupa. Sheana Yue mengatakan bahwa kesan yang diperoleh dari semua pengumuman bank sentral baru-baru ini adalah, pemerintah telah memberlakukan kebijakan yang lebih longgar, tetapi ini saja tidak cukup. Karena melemahnya permintaan pinjaman itu sebagian bersifat struktural, yang mencerminkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar perumahan, dan ketidakpastian dari berulang kalinya penguncian / lockdown karena kebijakan “Nol Kasus”. Hal-hal ini tidak dapat dipecahkan dengan hanya mengandalkan kebijakan moneter.

Xing Zhaopeng, ahli strategi senior tentang Tiongkok di “ANZ” mengatakan, penyesuaian LPR diperlukan, “tetapi tidak cukup untuk merangsang permintaan pendanaan”. Dia memprediksikan bahwa bank sentral bisa saja kembali melakukan pemangkasan suku bunga acuan untuk pinjaman yang 1 tahun. 

Ekonom “Goldman” juga memperkirakan bahwa akan ada lebih banyak pelonggaran diterapkan pemerintah dalam rangka merangsang pertumbuhan ekonomi.

 “Ini adalah ujian bagi pembuat kebijakan”, katanya.

Namun, para ekonom juga mengungkapkan bahwa potensi efek limpahan (spillover effects)dari harga pangan yang lebih tinggi dan kebijakan moneter yang lebih ketat di pasar negara maju, bisa saja membuat Bank Sentral Tiongkok tidak terburu-buru untuk lebih lanjut menurunkan suku bunga pinjaman.

Bloomberg sebelumnya pernah melaporkan bahwa banyak perusahaan atau rumah tangga enggan meminjam dana dari perbankan, sebagian besar karena kekhawatiran atas ketidakpastian tentang PPKM karena COVID-19 di daratan Tiongkok. Langkah-langkah lockdown ketat telah memukul bisnis, menghentikan produksi dan lenyapnya lapangan kerja, pendapatan masyarakat jadi merosot dan laba perusahaan anjlok. Belum lagi banyak perusahaan terpaksa mengesampingkan rencana untuk ekspansi.

Apa pendapat dari kebanyakan ahli ekonomi ?

Menurut CNBC, Atilla Widnell, Direktur Pelaksana “Navigate Commodities” mengatakan dalam sebuah laporan bahwa langkah-langkah pelonggaran / stimulus moneter baru yang didorong oleh kebutuhan mendesak ekonomi Tiongkok untuk menaikkan tingkat konsumsi masyarakat dianggap tidak efektif.

Mengenai penurunan suku bunga kali ini, David Chao, ahli strategi untuk kawasan Asia Pasifik dari perusahaan manajemen investasi “Invesco” mengatakan, bahwa hal tersebut secara tidak langsung mencerminkan parahnya penurunan pasar perumahan di daratan Tiongkok.

Dia juga menilai penurunan suku bunga pinjaman yang diumumkan bank sentral tidak cukup untuk meningkatkan likuiditas.

“Ini merupakan pesan kuat tentang para pembuat kebijakan Tiongkok bersedia mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menolong pasar yang sedang mengalami kesulitan”, tulisnya dalam sebuah catatan.

“Tetapi hanya mengandalkan pelonggaran likuiditas saja tidak cukup mampu memperbaiki kondisi pasar perumahan yang sedang lesu”, tambah Chao.

Dia menambahkan bahwa suku bunga untuk KPR yang rendah selama ini ternyata tidak terbukti mampu mendongkrak kenaikan pasar real estat Tiongkok. “Itu karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan pengembang besar dan model pra-penjualan yang berlaku di Tiongkok”, tambah Chao. 

“Para pembuat kebijakan Tiongkok mungkin perlu menerapkan lebih banyak tindakan non-tradisional, atau bahkan semacam intervensi, untuk memulihkan kepercayaan di pasar perumahan”, tuturnya.

Clifford Bennett, Kepala ekonom “ACY Securities” mengatakan bahwa penurunan suku bunga memiliki dampak nol terhadap lintasan ekonomi saat ini dan sektor real estat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tak terelakkan lagi.

CNN mengutip informasi dari para analis memberitakan bahwa masyarakat umumnya sudah memperkirakan otoritas akan menurunkan suku bunga, terutama setelah ada pemangkasan suku bunga lainnya pekan lalu.

Beberapa ahli mengatakan bahwa fokus utama pada hari Senin tertuju pada penurunan LPR periode 5 tahun ke atas yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Hal ini mencerminkan suatu isyarat tentang kekhawatiran rezim Beijing terhadap semakin parahnya krisis perumahan. LPR dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun memang cocok untuk pinjaman berjangka panjang seperti KPR.

“Semua ini berkaitan langsung dengan real estat. Karena sektor real estat saat ini merupakan hambatan terbesar dalam perekonomian Tiongkok” tulis Larry Hu, Kepala ekonom tentang Tiongkok di “Macquarie Group Limited” dalam sebuah catatan.

Sektor real estat yang selama ini telah dijadikan sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di Tiongkok kini sedang menghadapi keruntuhan karena pengembang properti berjuang untuk mengatasi beban utang sangat berat yang membebani ekonomi domestik. Penghentian pekerjaan konstruksi sehingga proyek menjadi terbengkalai telah memicu protes dan penghentian pembayaran angsuran KPR di beberapa provinsi dan kota di Tiongkok. Hal mana memperparah keruntuhan kepercayaan konsumen.

Krisis properti yang menggelinding kian membesar seperti bola salju sejak krisis pembayaran utang pengembang properti raksasa China Evergrande tahun lalu. Harga perumahan di Tiongkok jatuh, seperti halnya penjualan rumah barunya.

Pekan lalu, “Country Garden”, perusahaan pengembang terbesar di Tiongkok berdasarkan jumlah penjualan, menyebutkan dalam sebuah artikelnya, bahwa laba perusahaan semester pertama tahun ini telah mengalami penurunan sebanyak 70% YoY.

“Goldman Sachs” telah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Tiongkok tahun 2022 menjadi 3,0% dari perkiraan sebelumnya yang 3,3%. Angka ini jauh di bawah target pemerintah Tiongkok yang sekitar 5,5%. Sementara “Nomura” menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Tiongkok menjadi 2,8% dari perkiraan sebelumnya yang 3,3%.

Selain menurunkan suku bunga, rezim Beijing juga telah meluncurkan serangkaian langkah stimulus lainnya, seperti Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan 33 metode untuk menstabilkan ekonomi pada Mei tahun ini, terutama yang melibatkan potongan pajak, pengurangan biaya, dan peningkatan subsidi. Tetapi sejauh mana efektivitasnya juga dipertanyakan oleh para ekonom.

Iris Pang, Kepala Ekonom “ING Bank” mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sebenarnya langkah-langkah stimulus yang diperkenalkan oleh otoritas Tiongkok tidak kecil. Setidaknya 3,76% dari PDB tahun 2022, tetapi pengaruhnya akan tergantung pada sejauh apa keparahan dari pembatasan terhadap wabah.

Carsten Holz, seorang ahli ekonomi Tiongkok di “Universitas Sains dan Teknologi Hongkong” berpendapat bahwa langkah-langkah stimulus ekonomi itu akan menjadi sia-sia jika PPKM ketat tetap berlanjut.

“Pemotongan pajak, retur pajak, penangguhan pembayaran kontribusi jaminan sosial bagi warga sipil itu semua tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, kecuali uang kelebihan yang berada di tangan masyarakat dapat digunakan oleh mereka, yang mana hal itu menjadi tidak mungkin karena PPKM ekstrem. Lagi pula masyarakat juga tidak mungkin membelanjakan uangnya dalam kondisi ketidakpastian penghasilan, hilangnya lapangan kerja dan seterusnya”, tambah Carsten Holz. (sin)

Markas Armada Laut Hitam Rusia di Krimea Dihantam Drone

Epoch Times

Menurut pejabat Rusia, markas angkatan laut Armada Laut Hitam Rusia yang ditempatkan di Krimea pada  Sabtu 20 Agustus dihantam oleh serangan drone.

Mikhail Razvozhayev, gubernur wilayah Sevastopol yang ditunjuk Moskow, mengonfirmasi insiden tersebut di media sosial Telegram. Ia mengatakan “sebuah pesawat tak berawak menghantam atap gedung”.

Saat ini belum ada informasi mengenai korban jiwa.

Awalnya, Razvozhayev mengungkapkan bahwa drone itu “terbang ke” atap gedung dan meledak. Ia juga menunjukkan bahwa tentara Rusia gagal menembak jatuh drone yang melakukan serangan itu.

Sekitar 30 menit kemudian, dia merevisi deskripsinya di platform media sosial, mengatakan bahwa drone yang masuk telah ditembak jatuh dan “mendarat di atap gedung Markas Besar Armada dan terbakar.”

Masih belum jelas apakah drone itu ditembak jatuh oleh pasukan Rusia. Video yang diposting di internet menunjukkan asap hitam membumbung dari gedung.

Seorang pejabat Rusia di Krimea, Oleg Kryuchkov, juga memposting pengumuman di media sosial Telegram yang mendesak warga Krimea untuk “tetap tenang” karena “Serangan drone kecil terus berlanjut” di wilayah tersebut.

Dia menambahkan: “Tujuan (serangan itu) bukan militer, tetapi psikologis. Bahan peledaknya sedikit dan tidak dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.”

Menurut Reuters, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan angkatan laut Rusia yang dikerahkan di Krimea Ukraina yang diduduki telah mengalami beberapa serangan. Pejabat Barat menilai minggu ini bahwa setengah dari armada pesawat tempur angkatan laut tidak dapat digunakan.

Beberapa insiden dilaporkan awal bulan ini di Novofedorivka Airfield, sekitar 60 mil sebelah utara Sevastopol di garis pantai barat Krimea. Sebuah ledakan hebat terjadi. Setidaknya sembilan jet tempur hancur dalam ledakan itu.

Setelah insiden itu, Rusia berusaha mengecilkan ledakan, mengklaim kecelakaan itu disebabkan oleh ledakan amunisi yang tidak disengaja.

Namun citra satelit dari insiden itu menunjukkan beberapa kawah di landasan pacu bandara, menunjukkan itu mungkin serangan rudal.

Pejabat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa Ukraina melihat “efek kinetik” dari serangan di belakang garis pertahanan Rusia, yang dapat “memiliki dampak psikologis yang signifikan pada para pemimpin Rusia.”

Kementerian Pertahanan Inggris menilai pada Sabtu, bahwa baik Ukraina maupun Rusia tidak membuat kemajuan yang signifikan minggu ini. 

Kementerian Pertahanan Inggris menilai dalam briefing hariannya: “Saat ini, pasukan Rusia kemungkinan besar hanya bersiap untuk melakukan serangan lokal terbatas, dengan operasi yang jarang melibatkan lebih dari satu kompi. Siapa pun yang dapat mengatur untuk membentuk kekuatan ofensif yang andal dan ditentukan akan mendapatkan inisiatif.” (hui)

Rumah Duka di Sichuan, Tiongkok Dipenuhi Jenazah Orang Tua yang Meninggal Karena Udara Panas

0

oleh Jing Zhongming

Udara di Provinsi Sichuan pada umumnya sangat panas dalam beberapa hari belakangan ini, selain itu pemadaman listrik atau pembatasan penggunaannya terpaksa diterapkan akibat sungai mengering dan PLTA tidak dapat beroperasi penuh, sehingga peralatan pendingin seperti AC dan kipas angin tak berfungsi. Menurut informasi yang tersebar di Internet, bahwa sejumlah besar orang tua dan petani di Sichuan meninggal karena serangan panas. Namun, media daratan Tiongkok tidak (boleh) melaporkan, justru menjadikannya sebagai hiburan untuk mengalihkan perhatian.

Provinsi Sichuan dan Kota Chongqing yang terletak di Cekungan Sichuan, suhu tinggi terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir. Suhu panas di beberapa daerah telah mencapai lebih dari 40°C. Pembatasan penggunaan listrik terpaksa diterapkan akibat pembangkit listrik tenaga air kekurangan air. Selain semua pabrik tidak diperbolehkan beroperasi, pihak berwenang juga sangat membatasi penggunaan listrik untuk bisnis dan transportasi. AC di pusat perbelanjaan dan kantor di Kota Chengdu wajib dimatikan, sehingga karyawan telah beralih ke es batu untuk mendinginkan diri.

Banyak kabupaten dan wilayah pinggiran kota di Sichuan dan Chongqing terutama di daerah pedesaan, telah memberlakukan pembatasan konsumsi listrik untuk mata pencaharian masyarakat. Beberapa tempat mengalami pemadaman listrik yang tidak teratur setiap hari, bahkan mengalami pemadaman listrik sepanjang hari, ada yang selama 2 atau 3 hari berturut-turut.

Udara panas yang ekstrim membuat mata pencaharian masyarakat sangat terganggu dan bahkan membahayakan kehidupan masyarakat. Namun, media daratan dan platform Weibo penuh dengan postingan seperti “Menghindari Udara Panas Sambil Menikmati Stimbol dalam Goa”, “Anggur Sichuan Berubah Menjadi Kismis”, “Pemadaman Listrik Dalam Ruang KA Bawah Tanah Chongqing seperti Syuting Film Horor”, “Wanita Sichuan Menggunakan Tali untuk Menarik Takeaway ke Lantai 25” dan hotspot lainnya yang nyaris berbau hiburan. Netizen lokal mengecam pihak berwenang karena menjadikannya sebagai hiburan untuk menutupi bencana.

Dari sejumlah besar berita lokal yang dipostingkan di Weibo kita dapat melihat bahwa di beberapa daerah pedesaan, banyak orang tua yang meninggal di rumah karena udara panas, beberapa petani meninggal tersengat panas ketika mereka terpaksa bekerja di ladang, dan beberapa rumah duka beroperasi dengan kapasitas penuh setiap harinya.

Di beberapa kota, ambulans juga terlihat mondar mandir di jalanan, jumlah pasien di rumah sakit yang terserang heat stroke meningkat tajam. 

Sejumlah postingan warga di Weibo yang menggambarkan keadaan yang dialami masyarakat karena gelombang panas yang sedang melanda. (foto Internet)

Selain panasnya udara dan pemadaman listrik, banyak juga kebakaran hutan yang mengancam kehidupan masyarakat. Tetapi pihak berwenang tetap berusaha untuk menutupi jumlah korban yang terjadi.

Seperti kejadian kebakaran hutan di tahun-tahun sebelumnya, netizen marah setelah menyoroti ketidakmampuan rezim Partai Komunis Tiongkok dan otoritas pemadam kebakaran dalam menanggulangi bencana. Berita tentang banyak pihak berwenang di daerah merekrut sukarelawan yang belum berpengalaman untuk memadamkan api, juga memicu komentar sinis dari para netizen. “Sama saja menghantarkan para sukarelawan ke kematian”, “Meminta bantuan dari rakyat jika muncul suatu masalah, lalu apa yang pemerintah lakukan ?” ….. (sin)

India Bergabung dengan Barat Menolak Perusahaan Tiongkok Membangun Jaringan 5G

 oleh Li Yan

Ketika jaringan 5G semakin populer, semakin banyak negara menolak jaringan yang dibangun oleh perusahaan 5G Tiongkok dengan alasan keamanan. India juga temasuk salah satu negara yang bergabung dengan Barat dalam menolak Huawei memasuki pembangunan jaringan generasi berikutnya di India.

Menurut media India “Business Standard”, bahwa pada awal Agustus, operator terbesar India Bharti Airtel menandatangani perjanjian dengan raksasa peralatan telekomunikasi Nokia, Ericsson dan Samsung untuk mulai menyebarkan layanan 5G di India.

Menurut laporan, operator nirkabel terbesar di India “Reliance Jio” hanya memilih Samsung untuk bisnis 4G-nya. Selain itu, negosiasi sedang berlangsung dengan Ericsson dan Nokia. Kabarnya, perusahaan tersebut telah melakukan uji coba jaringan 5G dengan Ericsson dan Samsung.

“Reliance Jio” berencana untuk menawarkan layanan 5G di sembilan kota mulai Januari tahun depan, bisa jadi Kota Mumbai dan Delhi sudah dapat mencicipi layanan 5G pada akhir tahun ini.

“Bharti Airtel” secara bertahan akan menggeser Huawei dan ZTE dari layanan jaringan 4G mereka, dan akan digantikan oleh peralatan dari Ericsson, Nokia dan Samsung.

Larangan masuk India berarti kerugian besar bagi perusahaan komunikasi Tiongkok yang peralatannya menyumbang 20% ​​dari pasar peralatan 4G di India. “Bharti Airtel” sendiri telah menandatangani kontrak peralatan 5G multi-tahun senilai hampir USD. 2,5 miliar.

Sejak insiden Doklam pada 2017, India semakin bersikap hati-hati terhadap komunis Tiongkok. Pada Juni tahun itu, pasukan India melintasi perbatasan untuk mencegah militer Tiongkok membangun jalan di daerah Doklam, hal itu sampai memicu ketegangan militer kedua negara yang berlangsung selama lebih dari 70 hari.

Tuduhan bahwa pemerintah Tiongkok menggunakan perusahaan mereka untuk melakukan serangan siber dan spionase bukanlah hal baru. Amerika Serikat telah secara agresif menekan sekutunya untuk tidak menggunakan peralatan Huawei dari jaringan nasional mereka.

Pada 30 Juni 2020, Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS secara resmi menetapkan Huawei dan ZTE sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS, melarang perusahaan AS menggunakan dana pemerintah sebesar USD. 8,3 miliar untuk membeli peralatan dari perusahaan-perusahaan ini.

Pada bulan Mei, pemerintah Kanada melarang operator nirkabel negaranya menggunakan peralatan dari Huawei atau ZTE di jaringan 5G mereka. Sebelumnya, Inggris, Australia, dan Selandia Baru, yang merupakan anggota aliansi berbagi intelijen “Five Eyes” dengan Kanada, juga bergabung dengan Amerika Serikat untuk melarang masuknya Huawei ke jaringan 5G mereka.

Kepala badan keamanan AS dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama yang memperingatkan Tiongkok dalam konferensi pers pada awal bulan Juli tahun ini. Kepala Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan MI5 Inggris mengatakan bahwa Tiongkok merupakan ancaman jangka panjang bagi ekonomi dan keamanan nasional. Pemerintah Tiongkok menyebut tuduhan itu tidak berdasar.

AS bahkan memperingatkan sekutu bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali apakah akan berbagi intelijen dengan negara-negara yang menggunakan peralatan Huawei di tengah kekhawatiran tentang spionase siber Tiongkok.

Pada 2018, pemerintah Jepang secara efektif melarang Huawei dan ZTE dari transaksi resmi. Swedia juga melarang Huawei dan ZTE dari jaringan 5G-nya pada 2020.

Sekarang, perusahaan telekomunikasi India juga mendepak Huawei dan ZTE dari jaringan 5G mereka. Jadi, apa dampaknya pada jaringan 5G India ?

Membekukan pemasok Tiongkok akan berdampak pada jaringan 5G India. Dalam kasus Huawei, peralatannya cenderung lebih murah daripada rekan-rekannya baik Nokia maupun Ericsson. Huawei, yang memiliki latar belakang militer Tiongkok telah lama menerima subsidi dari pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa Huawei memulai dan mempertahankan ekspansinya dengan mengandalkan perang harga.

Namun, pemerintah dan perusahaan telekomunikasi India lebih memilih menerima “dampak” dari pelarangan Huawei ketimbang menerima ancaman keamanan. Karena Angkatan Darat India berencana menggunakan layanan 5G untuk meningkatkan komunikasi bagi pasukan garis depan. Aplikasi Industri 4.0 juga membutuhkan jaringan 5G. 5G juga akan digunakan dalam membangun jaringan pribadi eksklusif untuk meningkatkan efisiensi infrastruktur penting seperti pelabuhan dan bandara.

Secara total, India mungkin akan membangun lebih dari 150 jaringan nirkabel khusus 5G.

Analysys Mason baru-baru ini memberitahu kepada sebuah harian keuangan bahwa “Reliance Jio”, “Bharti Airtel”  dan “Vodafone Idea” dalam 5 tahun ke depan dapat menginvestasikan dana antara USD. 18 miliar hingga USD. 22 miliar untuk meningkatkan dan memperluas jaringan 5G mereka.

Namun, Huawei juga telah memenangkan beberapa kontrak pembangunan jaringan 5G di luar negeri, seperti di Rusia, Timur Tengah, Afrika dan beberapa negara Asia, termasuk Filipina dan Thailand. (sin)

Pangkalan Udara Saky dibom, Pasukan Khusus Ukraina Kembali Beraksi

Epoch Times

Di tengah masyarakat dewasa ini, fungsi senjata dan militer memiliki makna yang lebih mendalam daripada sekedar membunuh. Kekuatan militer yang besar, acap kali dijadikan sebagai deterensi (strategi untuk mencegah musuh mengambil tindakan yang belum dimulai, atau mencegah musuh melakukan sesuatu yang tidak diharapkan negara lain), untuk menjaga perdamaian dunia dan keselamatan umat manusia. Perang, walaupun berubah menjadi terselubung, tapi tidak pernah berhenti.

Di sisi barat Krimea yang dikuasai oleh Rusia, sebuah pangkalan AU Rusia telah mengalami ledakan pada 9 Agustus lalu, sedikitnya 9 unit pesawat militer hancur, termasuk 3 unit jet tempur Sukhoi jenis Su-30SM, 5 unit jet serbu Su-24M, sejumlah instalasi darat dan juga gudang yang diduga merupakan gudang amunisi dan bahan bakar.

Kelompok ledakan lain dilaporkan terjadi di Krimea pada Selasa (16 Agustus), kali ini di gudang amunisi di Maiske dan sebuah lapangan terbang di Gvardeyskoe.

Selama akhir pekan lalu (13/08), pejabat Ukraina mengkonfirmasi bahwa partisan Ukraina telah meledakkan sebuah jembatan kereta api di dekat Melitopol yang digunakan oleh Rusia untuk mengangkut peralatan militer dan senjata dari Krimea yang didudukinya sejak 2014.

Walaupun sebagian besar bukti mengarah pada suatu aksi militer oleh Ukraina, tapi belum diketahui pasti apa penyebab terjadinya serangkaian ledakan tersebut, yang mengakibatkan pangkalan udara AL Rusia di Semenanjung Krimea itu mengepulkan asap hitam tebal. 

Pihak pemerintah Ukraina bungkam atas peristiwa ledakan tersebut, tapi tokoh militer yang disamarkan namanya mengungkapkan, Kiev adalah dalang di balik ledakan tersebut. Apa pun alasan yang memicu kobaran api itu, Ukraina berhasil memanfaatkan peluang itu untuk mengobarkan semangat para pejuangnya melalui media sosial. Kemenhan Ukraina menggunakan sebuah lagu pop yang menjadi tren pada 1980-an berjudul “Cruel Summer” di akun Twitter-nya, menertawakan orang-orang Rusia yang berlibur di Krimea.

Rusia sepertinya terus berdalih atas segala kehilangan pamornya, sebelumnya saat kapal pemimpin armada Laut Hitam Rusia yakni “Moskva” ditenggelamkan oleh rudal Ukraina, Rusia menyangkal terjadi serangan, dan dikatakan tenggelamnya “Moskva” adalah akibat pelanggaran peraturan keamanan antisipasi kebakaran yang menyebabkan terjadinya ledakan.

Apapun alasannya, ada satu hal yang sangat jelas, ini adalah serangan telak kedua sejak perang dimulai yang dialami oleh Rusia setelah tenggelamnya kapal “Moskva”, khususnya di saat Ukraina sedang bersiap melakukan serangan balasan ke wilayah utara Krimea, tak diragukan bahwa aksi kali ini sangat mendukung rencana pihak Ukraina untuk merebut kembali kota Kherson dari tangan Rusia.

Dosen dari US Military Academy (Akademi Militer West Point, red.) yakni Robert Person mengatakan, siapapun yang beraksi, bagaimana pun mereka bertindak, bagi Rusia ini adalah berita buruk. Kejadian ini membuat perang meluas ke zona yang berbahaya.

Ini berarti Ukraina memiliki kemampuan menghancurkan sasaran yang krusial di Krimea, mengakibatkan Rusia menjadi sulit memanfaatkan Krimea untuk mendukung aksi militernya di selatan Ukraina. Jika Ukraina mampu menimbulkan kerusakan begitu serius pada garis belakang Rusia di Krimea, khususnya kerusakan pada pasokan logistiknya, maka perang Rusia di selatan Ukraina akan kehilangan dukungannya, ini bakal berdampak sangat serius bagi Ukraina dalam pertempuran untuk merebut kembali Kherson.

Sejak Rusia merebut kekuasaan atas Krimea pada 2014 lalu, kawasan semenanjung yang dikenal sebagai destinasi wisata bahari itu, menjadi markas besar armada Laut Hitam Rusia, dengan segera telah dimiliterisasi. Dalam tahap persiapan sebelum invasi, Rusia telah menempatkan puluhan ribu pasukan dan perlengkapan berat di Krimea. Ketika perang dimulai, pasukan tersebut dari Semenanjung Krimea menyerbu ke arah utara Ukraina, dan dengan cepat menguasai Kherson dan Zaporizhia. Sekarang, Krimea adalah garis belakang pasukan Rusia di saat menyerang ke Ukraina, pihak Rusia sangat mengandalkan pangkalan udaranya disana untuk menggempur basis militer Ukraina yang berada di selatan Ukraina.

Ledakan di pangkalan udara bernama Saky itu tidak dititik-beratkan pada berapa banyak pesawat yang bisa dihancurkan. Glen Howard selaku direktur wadah pemikir Washington yakni Jameston Foundation berkata, pasukan Rusia sedang buru-buru hendak memasuki Kherson, untuk membendung kemungkinan serangan Ukraina, sementara Krimea adalah pangkalan yang diandalkan pasukan Rusia dalam aksinya. Oleh karena itu, dibukanya garis pertempuran baru di Krimea oleh Ukraina memiliki makna militer yang sempurna, hal ini sudah seharusnya dilakukan sejak awal.

Sejak invasi dimulai, pihak militer Ukraina terus memaksa pasukan Rusia memperlambat kecepatannya memasuki wilayah selatan dan timur Ukraina, menekannya pada garis pertempuran yang mencapai ratusan kilometer panjangnya, serta berusaha memutus pasokan logistik pasukan Rusia. Ledakan di Saky jelas adalah hasil dari upaya Ukraina, aksi tersebut akan memperbesar tekad berperang pasukan Ukraina, dan membuat Rusia terjebak dalam kesulitan.

Aksi Ukraina membuktikan, sekarang mayoritas kawasan yang dikuasai Rusia di Krimea telah berada dalam bahaya. Tidak hanya pangkalan udara, markas komando armada Laut Hitam, begitu pula gudang bahan bakar dan amunisi, bengkel dan infrastruktur menjadi sangat rapuh. Ini memaksa Rusia harus menghadapi pilihan yang sulit dalam hal penempatan dan aksi pentingnya di selatan Ukraina. melihat hal ini, kerugian amunisi dan bahan bakar di Saky jauh lebih serius daripada kerugian pesawat. Ini akan berdampak jangka panjang terhadap aksi militer Rusia berikutnya.

Pangkalan Udara Saky terletak di pesisir barat Krimea, berjarak lebih dari 225 km dari pasukan garis depan Ukraina di Kherson, jarak ini telah melebihi jarak tembak mayoritas rudal yang dimiliki Ukraina sekarang.

AS dan NATO tidak menginginkan Kiev memiliki kemampuan untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia, alasannya karena tidak ingin mengakibatkan perang ini semakin meningkat. Senjata canggih yang baru saja dipasok AS kepada Ukraina termasuk ratusan buah amunisi berpandu presisi GMLRS untuk sistem peluncur HIMARS, jarak tembaknya maksimal 70 km, oleh sebab itu saat ini Ukraina tidak memiliki senjata berjarak tembak lebih dari 200 km yang bisa digunakan di garis terdepan.

Institut Studi Perang (ISW) pada 10 Agustus lalu dalam update hariannya terkait perang Rusia-Ukraina mengatakan, belum bisa memastikan apa penyebab ledakan pada Pangkalan Udara Saky Rusia. Dari foto satelit yang diambil pada hari kedua pasca ledakan dapat dilihat lubang ledakan dan bekas kebakaran. Yang menyebabkan kerusakan semacam ini sangat banyak kemungkinannya, mungkin pasukan khusus, mungkin juga pasukan gerilya atau rudal, mungkin juga aksi di tempat, mungkin juga akibat serangan dari jarak jauh.

ISW menilai, walaupun Ukraina mengatakan baru-baru ini mereka melakukan serangan terhadap kawasan Kherson yang berjarak 170 km, tapi tidak ada bukti yang membuktikan angkatan bersenjata Ukraina memiliki kemampuan menyerang Saky yang jaraknya lebih jauh. Kecenderungan mereka melakukan peledakan adalah akibat dari suatu operasi khusus, alasannya karena senjata yang dimiliki Ukraina sekarang tidak bisa menjangkau jarak yang lebih jauh. Jika Ukraina mempunyai senjata semacam ini, seluruh dunia akan tahu.

Setelah mengesampingkan kemungkinan senjata berpandu presisi jarak jauh, maka kemungkinan terbesar adalah operasi militer di darat, ini berarti sangat besar kemungkinan akibat aksi pasukan khusus Ukraina. 

Bisa diasumsikan secara rasional, pasukan khusus menyelinap masuk ke Pangkalan Udara Saky di malam hari, menempatkan peledak di tempat-tempat krusial, lalu meledakkannya dari jarak jauh.

Ini adalah sebuah kesatuan yang diseleksi ketat dan telah lolos ujian dalam pertempuran riil, kualitas dan kemampuan tempur setiap anggota pasukan ini tidak kalah dibandingkan dengan pasukan khusus Eropa maupun Amerika. Mereka lebih menyukai perang jarak dekat, duel jarak dekat dengan musuh. Prajurit dari Batalyon Shaman mengatakan, ketika musuh menemukan mereka, pada umumnya sudah berjarak hanya beberapa meter, dalam jarak sedekat ini, sangat sedikit musuh sempat untuk mengeluarkan suara.

Skala ledakan seperti di Pangkalan Udara Saky tidak seperti aksi pasukan gerilya setempat, lebih terlihat seperti hasil kerja pasukan khusus yang sudah sangat terlatih. Pasukan khusus Ukraina kemungkinan bergerak di malam hari, lalu memilih mendetonasi peledak di pagi hari, untuk memperlihatkan dampak kerusakannya kepada puluhan ribu wisawatan Rusia yang sedang berlibur di pesisir pantai Krimea, untuk seluas mungkin mempropagandakan peristiwa itu.

Peristiwa ini juga bisa dikatakan sebagai suatu propaganda kemenangan yang sangat penting, sebanding dengan tenggelamnya kapal pemimpin armada Laut Hitam yakni kapal “Moskva”. Karena kapal “Moskva” meledak di atas laut, oleh sebab itu sangat sedikit foto terkait tenggelamnya kapal tersebut, ini membuat Istana Kremlin berkesempatan mengacaukan penglihatan dan pendengaran. Tapi tidak demikian halnya dengan Pangkalan Udara Saky, ledakan terjadi di depan mata para turis Rusia dan warga Krimea, serta direkam dan diunggah dengan cepat lewat media sosial, Rusia sama sekali tidak mampu menutupinya.

Bagi militer Rusia, dampak dari peristiwa tersebut sudah bukan lagi sekedar masalah semangat tempur dan masalah muka, tempat yang jauh dari garis depan pun mengalami kerusakan berat, garis belakang pun sudah tidak aman, bagaimana perang ini dapat dilanjutkan? (hui)

Skandal Korupsi Kasus 1MDB, Mantan PM Malaysia Najib Razak Dipenjara 12 Tahun

Chen Yue

Kasus korupsi “1MDB” yang menarik perhatian dunia akhirnya diselesaikan pada 23 Agustus. Mahkamah Agung Malaysia “menolak banding” dan menguatkan putusan asli dan menghukum mantan Perdana Menteri Najib Razak 12 tahun penjara dan denda hampir $50 juta atas tujuh tuduhan termasuk korupsi.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berkata: “Saya telah mencoba semua yang saya bisa, tetapi semua yang saya presentasikan ke pengadilan telah ditolak.”

Pada Selasa 23 Agustus, Mahkamah Agung Malaysia menolak hukuman percobaan untuk mantan Perdana Menteri Najib, menegakkan hukuman awal pengadilan atas kasus korupsi dan tujuh tuduhan lainnya, dan dia akan segera dipenjara.

Pengacara Najib menyatakan kekecewaannya dengan putusan pengadilan.

Shyam, pengacara mantan Perdana Menteri Malaysia Najib: “Tentu saja kami sangat sedih karena kami kehilangan banding.”

Najib Razak, 69 tahun, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2018, dituduh oleh jaksa secara ilegal menggelapkan US$4,5 miliar dari Dana Pembangunan 1MDB dan mengambil untung US$9,4 juta dari SRC International, mantan anak perusahaan 1MDB.

Pada Juli 2020, Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur memvonis Najib atas tujuh tuduhan pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang, serta menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara dan denda sebesar US$46,84 juta.

James Chin, profesor studi Asia di University of Tasmania mengatakan: “Berdasarkan putusan hari ini, jelas, setidaknya di Malaysia, bahwa meskipun Anda memiliki jabatan politik tertinggi, Anda telah membuat kesalahan dan Anda harus membayarnya.”

Seorang peneliti di Universitas Nottingham Malaysia percaya bahwa vonis terhadap Najib adalah momen bersejarah bagi Malaysia yang mana akan menarik perhatian internasional terhadap korupsi pemerintah dan kesalahan lembaga keuangan.

Bridget Welsh, Rekan Peneliti Kehormatan di Universitas Nottingham, Malaysia menilai: “1MDB adalah skandal korupsi terbesar di dunia. Dan putusan ini, yang pertama dari banyak kasus yang melibatkan skandal ini, mengarah ke arah tertentu, benar-benar sebuah kesaksian untuk supremasi hukum di Malaysia, dan menguatnya tuntutan supremasi hukum di Malaysia.”

Najib Razak adalah perdana menteri Malaysia selama hampir satu dekade sampai ia digulingkan dalam pemilihan pada 2018 karena skandal 1MDB yang memicu kemarahan publik. (hui)

UU Pengurangan Inflasi AS yang Penuh Riasan Merah dan Jubah Hijau

DR. Frank Tian Xie

UU Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act yang baru saja diloloskan oleh Senat AS (Amerika Serikat), yang akan segera diloloskan oleh Kongres AS, dan ditandatangani oleh Presiden Biden, boleh dibilang sarat akan nuansa sosialisme, sekaligus mengenakan jubah kebijakan sumber energi hijau, tapi UU Pengurangan Inflasi yang berdandan merah berjubah hijau ini, justru sangat mungkin akan menjadi serangkaian tindakan pemborosan dan keliru, sama sekali tidak akan membantu AS dengan sasaran untuk menurunkan inflasinya.

Melihat isi konkret “UU Pengurangan Inflasi” yang baru saja diloloskan senat, adalah versi miniatur dari kebijakan sumber energi hijau dan program Build Back Better (BBB) oleh Partai Demokrat dan pemerintah Biden senilai USD 4 Trilyun (59.321 triliun rupiah), sebagai upaya agar lebih mudah diloloskan di kedua kamar kongres. “UU Pengurangan Inflasi” ini skalanya mencapai USD 437 Milyar (6.481 triliun rupiah), dengan menginvestasikan banyak uang untuk program sumber energi hijau, meningkatkan subsidi pemerintah untuk menurunkan harga obat, serta meningkatkan pungutan pajak demi menutupi defisit pemerintah federal, kemudian menutupi lubang kebocoran anggaran belanja dengan pungutan pajak baru yang ditujukan terhadap perusahaan kecil menengah. 

Dana yang diinvestasikan dalam program iklim dan sumber energi bersih mencapai USD 369 Milyar (5.472 triliun rupiah). Selain 369 Milyar yang diinvestasikan pada program iklim dan energi hijau, masih ada lagi jaminan kredit hijau sebesar USD 300 Milyar (4.449 triliun rupiah), lalu USD 80 Milyar (1.186 truliun) digunakan untuk melipat-gandakan jumlah petugas pajak, USD 60 Milyar (890 triliun rupiah) digunakan untuk proyek keadilan lingkungan, dan lain-lain. 

Selain itu, pemerintah Partai Demokrat juga ngebet berprestasi, dengan menyerahkan program ekonomi yang dapat menstabilkan warga pemilih yang masih ragu, sebelum pemilu paruh waktu tiba.

 RUU baru akan memberlakukan pungutan pajak terendah perusahaan sebesar 15%, ini sepertinya merupakan semacam tindakan pengurangan pajak, bahkan lebih menarik daripada peraturan pungutan pajak perusahaan sebesar 21% pada 2017 di masa pemerintahan Trump dulu. 

Tapi faktanya tidak demikian, karena sasaran dari pungutan pajak ini, adalah perusahaan yang dulunya telah memenuhi serangkaian kelayakan kredit dan penghapusan, yang membayar pajak sangat kecil atau tidak perlu bayar pajak. Para ahli pajak menyebut pajak ini sebagai “pajak buku” (book tax, red.), karena sesuai diaplikasikan pada laba buku atau laporan keuangan perusahaan. 

Tapi cara perhitungan ini, sangat berbeda dengan cara perhitungan statistik pendapatan konvensional yang digunakan untuk memungut pajak. Oleh sebab itu, hal ini sebenarnya justru memungut lebih banyak pajak dari perusahaan AS.

Peraturan baru rencananya akan memungut pajak khusus (Exercise Tax) sebesar 1% terhadap saham buyback (treasury stock, red.) yang dilakukan oleh perusahaan, perkiraan akan mulai diberlakukan pada awal 2023. Yang dimaksud saham buyback (treasury stock) adalah perusahaan akan membeli kembali saham yang telah diedarkannya, dan disimpan di perusahaan, ini merupakan manifestasi keyakinan yang sangat tinggi dari perusahaan dan para petingginya terhadap perusahaan dan manajemennya, merupakan semacam pengukuhan dan penguatan terhadap kekayaan dan kepentingan pemegang saham perusahaan, merupakan semacam cara paham konvensional. 

Dalam neraca perusahaan, treasury stock tidak bisa masuk dalam aset perusahaan, melainkan bernilai negatif, dan dimasukkan sebagai ekuitas pemegang saham (Shareholder equity, red.). Bisa dikatakan, treasury stock merupakan imbalan dari pengelola perusahaan kepada pemegang saham, lebih hemat pajak daripada langsung membagikan dividen. Penerapan peraturan baru pemerintahan sayap kiri, dapat merugikan kepentingan pemegang saham dan warga pemilik saham, mungkin akan memaksa perusahaan membagikan dividen, dan bukan mengeluarkan uang untuk membeli kembali treasury stock

Cara yang ekstrem, besar pasak daripada tiang, dan bertentangan dengan paham konservatif ini, sama seperti kebanyakan kebijakan ekonomi ekstrem sayap kiri, yang dapat menstimulus konsumsi saat ini, hanya kegembiraan sesaat, dan kesenangan di depan mata saja, namun akan berakibat fatal terhadap masa depan perekonomian Amerika. 

Dan faktanya, pemerintah kemungkinan tidak akan memperoleh justru akan kehilangan, karena perusahaan mungkin akan segera melakukan serangkaian program treasury stock sebelum peraturan tersebut diberlakukan.

Untuk mendorong sumber energi hijau, peraturan baru akan mengurangi emisi karbon, dengan memberikan tunjangan potongan pajak sebesar USD 4.000 (59 juta rupiah) bagi keluarga berpendapatan rendah dan menengah untuk membeli mobil listrik bekas; keluarga yang membeli mobil listrik baru, akan mendapat tunjangan potongan pajak sebesar USD 7.500 (111 juta rupiah). Hal ini adalah suatu berita baik bagi produsen mobil listrik seperti Tesla, Ford, dan General Motors. Tapi masyarakat acap kali melupakan satu hal, daya listrik besar yang diserap mobil listrik saat melakukan pengisian daya, datang dari mana? Hanya dengan pembangkit listrik tenaga surya, sama sekali tidak mencukupi. Kalau dengan menambah pembangkit listrik termal, pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil dan nuklir, baru dapat memproduksi daya listrik yang cukup untuk mengisi daya, maka sasaran pengurangan emisi karbon, apakah benar-benar dapat tercapai?

UU mengalokasikan USD 369 Milyar diinvestasikan dalam “program iklim dan sumber energi bersih”, USD 60 Milyar dialokasikan untuk insentif, untuk mendatangkan produksi energi bersih. Juga akan diberikan dana tunjangan potongan pajak produksi, untuk mempercepat produksi panel surya di AS, generator turbin angin, baterai, dan pengolahan mineral utama. 

Seperti diketahui, Tiongkok adalah produsen panel surya dan juga generator turbin angin yang terbesar di dunia. Kecuali pemerintah Biden memberlakukan tarif masuk yang lebih tinggi bagi panel surya dan generator turbin angin asal Tiongkok, dan menginisiasi kembali perang tarif dan perang dagang masa pemerintahan Trump dulu, jika tidak bagaimana mungkin AS dapat membendung serangan produk dan suku cadang asal Tiongkok yang berharga murah itu? Apakah uang para wajib pajak di Amerika, di bawah spanduk “iklim dan sumber energi bersih”, akan digunakan untuk subsidi perusahaan milik RRT? Pemerintah Biden masih mempertimbangkan menghapus tarif masuk terhadap RRT, bukankah ini semakin bertolak belakang, dan saling bertentangan?

Tujuan yang hendak dicapai Partai Demokrat, yakni menurunkan biaya sumber energi, menstimulus produk energi surya dan produksi penggantinya, agar AS dapat beralih ke “produksi yang bersih”, sama sekali tidak mungkin tercapai. 

Proposal pajak dan pengeluaran yang begitu besar ini, memperbesar belanja pemerintah, dan dapat menghancurkan kalangan menengah di AS, dan akan menyebabkan inflasi yang telah memecahkan rekor tertinggi menjadi terus memburuk. Tidak mengurangi belanja yang boros, maka tidak akan dapat meredakan inflasi, dan menghabiskan banyak uang untuk mengejar tujuan penghijauan yang tidak realistis, hanya akan semakin memperburuk inflasi di Amerika.

230 orang ekonom ternama AS, termasuk peraih hadiah Nobel Vernon Smith, mantan penasihat ekonomi Gedung Putih yakni Kevin Hassett, mantan Direktur Kantor Anggaran dan Manajemen Gedung Putih yakni Jim Miller, mantan Direktur The Fed yakni Robert Heller (1986-1989), berikut para dosen ilmu ekonomi dari University of Chicago, Princeton University, Duke University, University of Virginia, Columbia University, dan University of Notre Dame, pada 3 Agustus lalu telah menulis surat terbuka, yang ditujukan kepada pemimpin partai mayoritas di kamar senat AS, pemimpin partai minoritas, dan ketua kongres, surat itu memperingatkan mereka, bahwa walaupun AS harus memperhatikan masalah inflasi yang serius, namun efek yang mungkin akan ditimbulkan oleh RUU ini, justru adalah sebaliknya, yakni akan langsung menaikkan tekanan inflasi AS.

Yang sedang dihadapi AS saat ini, adalah inflasi tertinggi dalam empat dasawarsa terakhir, sementara pemerintah sayap kiri di bawah paksaan kebijakan sumber energi hijau, memanfaatkan kesempatan mengeluarkan berbagai kebijakan sosialisme untuk memperbesar anggaran belanja pemerintah, memperbesar skala dan kekuasaan pemerintah, serta meningkatkan kesejahteraan sosial, UU yang disebut “mengurangi inflasi” ini, berdandan merah berjubah hijau, kebijakan ini tidak hanya merupakan suatu kesalahan, tapi dampaknya juga membahayakan dan akan berlangsung sangat lama. (sud)

Perang Teknologi AS-Tiongkok : AS dari Bertahan Berubah Menyerang

0

Xia Yu

Seiring dengan baru saja diloloskannya undang-undang baru yakni “Chips & Science Act” yang bernilai USD 280 Milyar itu (4.151 triliun rupiah), serta pengetatan lebih lanjut terhadap pengawasan ekspor produk hi-tech, sejumlah analisa menilai bahwa dalam perang teknologi antara AS (Amerika Serikat) dengan Tiongkok yang semakin sengit, pihak AS telah mengubah orientasi terhadap PKT (Partai Komunis Tiongkok) dari bertahan berubah menjadi menyerang. 

Walaupun Beijing menginvestasikan dana raksasa, tapi karena korupnya internal PKT, menyebabkan produksi keping chips RRT (Republik Rakyat Tiongkok) gagal mencapai sasaran.

Di bawah kepemimpinan mantan Presiden Trump, AS mulai secara luas memperketat pengawasan ekspor, untuk memutus mata rantai bagi para raksasa teknologi RRT termasuk Huawei memperoleh perlengkapan dan peranti lunak yang krusial dan presisi. Presiden Biden tidak hanya telah melanjutkan upaya ini, bahkan dalam beberapa aspek lainnya semakin memperluas upaya ini.

Rezim RRT selalu menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan produk hi-tech termasuk kepingan chips, juga menghalalkan berbagai cara seperti serangan internet, merekrut dan mengirimkan mata-mata, untuk mencuri teknologi dan rahasia dagang dari negara Barat secara menyeluruh. Ini membuat negara Barat termasuk Amerika Serikat menjadi waspada, dan mulai mengambil langkah antisipasi.

UU Chips dan Pengetatan Pengawasan Ekspor

Sekarang AS sudah mulai mengobarkan serangan di bidang semi konduktor, minggu lalu (9/8) Biden telah menandatangani “Chips & Science Act”, yang bertujuan memperkuat industri semi konduktor di AS, serta memanfaatkan pengawasan ekspor, audit investasi dan subsidi besar bagi perusahaan non-RRT, untuk membuat Beijing semakin sulit memperoleh teknologi semi konduktor yang canggih.

Pada 13 Agustus lalu Bloomberg memberitakan, JPMorgan Chase memprediksi, kapasitas produksi chips di AS dari 37% pangsa pasarnya pada 1990 telah turun menjadi hanya 12% tahun lalu. Akan tetapi, kondisi seperti ini mungkin akan berubah pada akhirnya, lantaran seiring dengan adanya “Chips & Science Act”, Kementerian Perdagangan AS yang mulai menginvestasikan USD 52,7 Milyar (781 triliun rupiah) untuk meneliti, mengembangkan, juga membuat dan mengembangkan tenaga kerja demi tujuan tersebut.

Menteri Perdagangan Gina Raimondo menyatakan, dana federal baru akan menimbulkan efek berganda, karena perusahaan akan memanfaatkan subsidi tersebut untuk menarik lebih banyak lagi dana dari sektor swasta. Raimondo berkata, semoga akan dapat membuka lagi keran sebesar USD 20 Milyar (296 triliun rupiah) hingga USD 400 Milyar (5.927 triliun rupiah).

Analis bernama Guarav Gupta dari lembaga riset dan konsultan semi konduktor yakni Gartner kepada media cetak Nikkei Asian Review menyatakan, walaupun data (dana) awal mungkin tidak akan mengalami perubahan yang menyeluruh, tetapi sinyal bahwa AS sedang mensubsidi industri chips di dalam negerinya sangatlah penting.

 Pada Jum’at (12/8) lalu AS juga mengumumkan pemberlakukan pembatasan ekspor terhadap empat jenis teknologi, keempatnya merupakan pendukung bagi teknologi semi konduktor dan produksi generator turbin gas, AS menyebutkan keempat teknologi ini sangat krusial bagi keamanan nasional AS.

 Asisten Menteri Perdagangan yakni Thea D. Rozman Kendler yang bertanggung jawab atas masalah pengawasan ekspor mengatakan, Kementerian Perdagangan sedang berusaha melindungi keempat teknologi yang sudah dipastikan dalam peraturan ini, lewat mekanisme multilateral menerapkan berbagai tindakan pengawasan dan pengendalian, untuk mencegah teknologi tersebut pada akhirnya dimanfaatkan oleh pihak yang jahat.

 UU Chips Stimulus Perusahaan Semikonduktor Perkuat Produksi Dalam Negeri, Serta Mengurangi Investasi di Tiongkok

Dana yang disahkan melalui “Chips & Science Act” tidak hanya membuat perusahaan teknologi AS seperti Intel Corporation, Micron Technology, dan GlobalFoundries Inc. memperoleh manfaat, bahkan perusahaan milik negara sekutu juga rekan kerjasama AS, seperti Samsung Electronics dan SK Hynix juga akan turut merasakan manfaatnya. Program tersebut juga dapat membantu produsen chips terbesar di dunia yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Analis menyatakan, walaupun biaya produksi AS akan tetap lebih tinggi daripada proyek di luar negeri, tapi UU (Undang Undang) baru itu akan membantu membuat kebijakan stimulus dalam segala aspek yang dianggap penting.

 Bloomberg memberitakan, Direktur Riset Teknis Asia dari JPMorgan Chase yakni JJ Park mengatakan, “Diperkirakan undang-undang tersebut akan menstimulus cadangan dalam negeri dan perusahaan chips yang logis untuk meningkatkan produksi chips di dalam negeri”, dan berpendapat UU tersebut akan dapat mendorong produsen dalam negeri Korea Selatan tidak lagi menempatkan produksinya di Tiongkok, namun akan beralih mendukung produksi di Amerika Serikat atau di Korea Selatan.

 Micron Technology pada 9 Agustus lalu mengumumkan, pihaknya merencanakan investasi senilai USD 40 Milyar (593 triliun rupiah) hingga akhir 2030, untuk membangun fasilitas “produksi memori yang paling canggih” di AS secara bertahap. Micron menyatakan, UU Chips sangat membantu meningkatkan kapasitas produksi chips oleh Micron di dalam negeri AS, dari yang dulunya hanya 2% dari pangsa pasar global saat ini, maksimal dapat meningkat hingga 10%, membuat AS menjadi pusat riset dan produksi tercanggih di dunia.

 Surat kabar Financial Times pada 3 Agustus lalu memberitakan, sebelum Mei lalu berstatus sebagai pejabat perekonomian Korea Selatan yang sekarang Menteri Perdagangan yakni Yeo Han-Koo menyatakan, “penyesuaian kembali” strategi para produsen chips Korea Selatan terhadap AS dan RRT telah dimulai.

 Berita menyebutkan, sejumlah tokoh yang mendalami pandangan kedua perusahaan tersebut menyebutkan, aturan pada UU chips tersebut menyebabkan Samsung dan SK Hynix mempertimbangkan kembali bisnis mereka di Tiongkok. Seorang pejabat senior Korea Selatan menambahkan, seiring dengan bergulirnya waktu, sejumlah investasi produksi chips Korea Selatan terhadap Tiongkok mungkin akan “dibatalkan”.

 Bagi Beijing, mungkin secara khusus menyoroti tindakan pemosisian diri kembali dari industri semi konduktor Taiwan terhadap AS, saat ini TSMC telah membangun pabrik senilai USD 12 Milyar (178 triliun rupiah) di Arizona, Amerika Serikat, selain itu dalam hal penjualan produknya kepada Tiongkok mengalami tekanan dari pihak AS.

 Beberapa hari lalu Bloomberg menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan, ketika Ketua Kongres AS Pelosi berkunjung ke Taiwan, Presdir TSMC Mark Liu dan pendiri TSMC Morris Chang ketika bertemu dengan Pelosi beserta Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, sikap mereka yang netral telah lenyap, TSMC telah memilih Amerika, tapi ini bukan berarti Beijing akan berdiam diri, mereka kemungkinan akan menggunakan sanksi-sanksi lainnya.

 Akan tetapi, Kepala Kebijakan Teknologi dari Albright Stonebridge Group yakni Paul Triolo belum lama ini dalam podcast-nya menyatakan, di satu sisi lewat pengendalian ekspor, AS sedang “mengupas bagian yang krusial dalam keseimbangan teknologi” (peeling off a critical piece of the technology equation). Di sisi lain, UU baru “sedang menarik perusahaan Taiwan untuk membangun pabriknya di Amerika”.

 PKT Gelontorkan Dana Raksasa Untuk Mengembangkan Teknologi Chips, Namun Gagal Karena Korup

Pakar permasalahan Tiongkok dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) merangkap penasihat senior yakni Scott Kennedy menyatakan, dalam hal tertentu, kebijakan yang mendukung industri dalam skala terbatas yang tercakup dalam UU Chips mungkin merupakan hal baik.

 Dalam laporannya minggu ini Kennedy menyebutkan, dukungan dana raksasa oleh Beijing terhadap industri semi konduktor dan teknologi canggih yang lebih luas lainnya, telah menyebabkan pemborosan yang sangat besar. 

“Karena dana telah mengalir ke perusahaan yang tidak memenuhi syarat, lalu perusahaan tersebut menggunakan dana itu untuk berinvestasi di bidang properti, apalagi perusahaan yang mengelola dana semi konduktor nasional sangat korup, hal ini seharusnya sudah tidak mengherankan”, imbuhnya.

 Sebelumnya Bloomberg juga memberitakan, ketika pejabat RRT melakukan audit perkembangan industri semi konduktor pada Juli lalu, mereka merasa sangat frustrasi karena perkembangan yang telah direkayasa dan investasi yang tidak memperoleh hasil yang diharapkan.

 Harapan Beijing adalah, setelah investasi yang sangat besar, industri chips RRT tidak hanya melampaui standar internasional, tapi juga dapat melangkah menuju swa-teknologi. Artikel Bloomberg itu menjelaskan, chips terbaik Tiongkok hanya mampu mendekati standar saingannya beberapa tahun lalu, ini berarti, perkembangan chips di Tiongkok tertinggal sangat jauh dari sasaran yang hendak dicapai.

 Kesimpulan

Kader berbakat adalah satu kendala terbesar bagi PKT dalam mengembangkan industri chips. Beijing berhasil merekrut tidak sedikit tenaga ahli berbakat dari Taiwan, tapi fenomena kekacauan industri chips di Tiongkok justru menjadi kendala untuk mempertahankan para ahli tersebut. 

Sebagai contoh, Chiang Shang-Yi selaku mantan Co-Chief Operating Officer TSMC, setelah kedua kali pensiun dari TSMC pada 2013, dan pada 2016, dirinya menjabat sebagai direktur independen pada Semiconductor Manufacturing International Co. (SMIC) milik RRT, hal itu sempat menggemparkan industri semikonduktor dunia. 

Setelah mengundurkan diri dari jabatan direktur independen SMIC, Chiang beralih menjadi CEO di Wuhan Hongxing Semiconductor Manufacturing Corp (HSMC); tak lama kemudian HSMC mengalami masalah keuangan, lalu pada akhir 2020 Chiang pun kembali menjadi wakil direktur dan CEO di SMIC, namun kurang dari 1 tahun dia pun akhirnya mengundurkan diri, meninggalkan SMIC. 

Pada Maret tahun ini, diwawancarai saat berada di Computer History Museum (CHM) tentang pengalamannya itu, Chiang menyatakan keputusannya bergabung dengan SMIC adalah keputusan yang keliru, juga merupakan salah satu keputusan paling bodoh yang pernah dilakukan seumur hidupnya.

 Di sisi lain, setelah “Chips & Science Act” resmi berlaku, ketepatan hantaman AS terhadap PKT akan semakin meningkat drastis. Selain banyak perusahaan chips akan “memilih berpihak” di antara AS dengan RRT; apalagi, dengan mengandalkan posisinya yang lebih unggul, AS akan mendobrak pola dan pembagian kerja industri chips dunia, dan merangkai ulang rantai industri chips global. 

Jika benar demikian, maka kesenjangan antara RRT dengan AS akan semakin melebar. Ada orang yang bahkan bertanya, pada saat itu apakah PKT masih dapat melihat lampu rem Amerika Serikat? (sud)

Ikan Mati di Danau Dongting, Danau Poyang Berubah Menjadi Padang Rumput yang Luas Hingga Asap Bermunculan dari Kabel Listrik di Sichuan, Tiongkok

0

NTD

Tiongkok  terus mengalami panas dan kering, dan danau air tawar Tiongkok, Danau Poyang dan Danau Dongting telah “menyusut” secara serius. Menurut laporan, sejumlah besar ikan terperangkap dan mati karena kekeringan di Danau Dongting di Provinsi Hunan, dasar sungai di banyak daerah Danau Poyang di Provinsi Jiangxi telah berubah menjadi padang rumput.  Beberapa orang mengendarai mobil diatasnya.  Kabel listrik di Provinsi Sichuan mengeluarkan asap.

Beberapa hari lalu, Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok mengatakan pada konferensi pers bahwa sejak Juli, sebagian besar DAS Yangtze terus mengalami suhu tinggi dan sedikit curah hujan. Adapun ketinggian air dari aliran utama Sungai Yangtze dan Danau Dongting dan Danau Poyang lebih rendah 4,85 hingga 6,13 meter dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilihat dari citra satelit, Danau Poyang dan Danau Dongting telah “menipis menjadi kilatan petir”. Menurut pemantauan satelit meteorologi TA-3D, pada 18 Agustus, wilayah perairan Danau Poyang dan Danau Dongting keduanya “menyusut” sekitar 66%.

Continental Jimu News melaporkan bahwa dari 19 hingga 21 Agustus, kunjungan lapangan di sepanjang tepi Danau Dongting menemukan bahwa ekologi Danau Dongting telah mengalami perubahan yang jarang terjadi. Hanya dalam sebulan, Danau Dongting telah mengalami perubahan besar: area permukaan air turun secara drastis.

Pada  21 Agustus malam, di bawah Jembatan Ekstra Besar Danau Dongting, badan utama dermaga di dekat tanggul jembatan benar-benar terbuka ke permukaan air. Di pinggir danau kini sudah menjadi padang rumput.

Wang, seorang penduduk desa di Desa Yongcheng tidak jauh dari Danau Dongting, telah memelihara lebih dari 20 Mu ( MU satuan ukur yang dipakai di Tiongkok)  ikan hitam. Wang mengatakan bahwa meskipun aerator menyala hampir sepanjang hari dan ikan diberi makan sesedikit mungkin untuk mencegah mereka mati, karena kekurangan oksigen karena aktivitas yang tinggi, ikan mati masih muncul di kolam ikannya setiap hari. Bahkan, Kedelai dan jagung yang dia tanam semuanya mengering.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa di sekitar Komunitas Liumenzha di Kawasan Pegunungan Didijun Danau Dongting, ditemukan bahwa tanah di dasar danau benar-benar mengeras. Ditambah lagi ada jejak kendaraan yang lewat. Ada banyak ikan mati yang berserakan di tanah, beberapa di antaranya membusuk, beberapa telah menjadi kerangka, dan udara dipenuhi dengan bau ikan mati.

Wan, seorang pekerja masyarakat setempat, mengatakan bahwa kali ini Danau Dongting surut terlalu cepat, yang menyebabkan banyak ikan tidak dapat kembali ke sungai utama dan terperangkap di beberapa kolam kecil. Dan, biasanya banyak  ikan tidak akan mati setelah terperangkap. Namun tahun ini, suhu air tinggi dan kedalaman kolam tidak dalam, menyebabkan banyak ikan mati karena kekurangan oksigen.

Selain itu, pusat suhu tinggi yang melebihi 40°C terus-menerus muncul di Sichuan dan Chongqing. Sehingga mengakibatkan pemadaman listrik skala besar karena kekurangan daya.

Pada 19 Agustus, seorang netizen di Mianyang, Sichuan memposting video yang mengatakan bahwa suhu tinggi dan pemadaman listrik sementara, menyebabkan sejumlah besar ikan di kolam ikannya mati karena kekurangan oksigen. Video menunjukkan bahwa permukaan air kolam ikan tertutup rapat dengan ikan mati, dan pemandangannya sungguh mengejutkan.

Dasar Sungai Danau Poyang Berubah Menjadi Padang Rumput

Dipengaruhi oleh suhu tinggi yang terus menerus, permukaan air Danau Poyang terus turun. Di dasar Danau Poyang terdapat hamparan rumput hijau yang luas membentuk genangan air setinggi 20 hingga 30 sentimeter.

Media Tiongkok melaporkan bahwa tempat tersebut,  telah menjadi daya tarik wisata bagi warga sekitar. Ada yang datang untuk melihat, ada yang datang untuk jalan-jalan, ada yang naik sepeda, ojek, memancing, dan menyaksikan matahari terbenam di dasar danau yang luas. Ada anak-anak muda yang mengendarai sepeda motor melaju kencang di rerumputan. Beberapa warga setempat telah mendirikan tenda dan menggunakannya sebagai tempat perkemahan.

Selain itu, Dazhou, Sichuan, Tiongkok masih diterjang cuaca panas sehingga kabel-kabelnya berasap. Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa kabel listrik di Kabupaten Xuanhan, Dazhou, Provinsi Sichuan memanas dan mengeluarkan asap dari banyak tempat.

Seorang pedagang di dekat kejadian mengatakan kepada Jimu News bahwa pada siang hari pada  21 Agustus, cuacanya panas, dan beberapa orang yang lewat memperhatikan bahwa kabel-kabel itu berasap, yang mana tampak seperti tiga atau empat tempat, tetapi  tidak mempengaruhi konsumsi listrik. Mereka curiga cuaca panas sebagai penyebab kabel berasap.

Dalam hal ini, staf perusahaan catu daya di tempat kejadian mengatakan bahwa kabel tersebut telah diperbaiki.  Insiden ini ditenggarai mungkin dikarenakan adanya beban listrik yang berlebihan. (hui)

Nepal Alihkan Pembangunan PLTA ke India Setelah Gagal Bersepakat dengan Perusahaan Tiongkok

oleh Chen Beichen

Nepal telah memutuskan untuk menandatangani perjanjian dengan perusahaan India NHPC (National Hydroelectric Power Corporation) untuk membangun kembali pembangkit listrik tenaga air yang ditinggalkan oleh perusahaan Tiongkok, usai membatalkan kesepakatan tawar-menawar dengan China Three Gorges Corporation (CTG), kata pemerintah Nepal pada 18 Agustus.

Pejabat Nepal mengatakan bahwa Nepal kaya akan sumber daya air, lantaran dialiri sebanyak 6.000 sungai dan gletser besar, yang mana dapat menghasilkan lebih dari 42.000 megawatt listrik untuk mengembangkan ekonomi dan mengurangi defisit perdagangan senilai USD. 13 miliar lebih.

Menurut laporan CNN Money, bahwa Nepal memiliki potensi untuk menghasilkan listrik dari tenaga air yang sangat mengejutkan, ia mampu menghasilkan tenaga listrik 20 kali lebih besar dari Bendungan Hoover di Amerika Serikat, atau 2 kali lipat dari Bendungan Tiga Ngarai di daratan Tiongkok.

Pejabat Nepal mengatakan, setelah pihak Tiongkok menghentikan pemberian pinjaman, pemerintah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan NHPC pada 18 Agustus, dan menyetujui perusahaan negara India tersebut untuk melakukan studi kelayakan, dampak lingkungan, serta rincian seperti penggenangan tanah dan biaya konstruksi. Diharapkan kedua PLTA nanti dapat menghasilkan masing-masing 750 dan 450 megawatt tenaga listrik.

Kedua PLTA tersebut terletak di Sungai Seti Barat yang berada di wilayah Barat Jauh Nepal yang paling tidak berkembang, menurut Reuters.

Pejabat Nepal mengatakan bahwa sebelum perusahaan nasional India, perusahaan TGC Tiongkok yang melakukan studi kelayakan dan sebagainya, meskipun konstruksi belum dimulai, namun tawar menawar di masalah biaya pembangunan dan pajak masih belum menghasilkan kesepakatan, yang kemudian mendesak pemerintah Nepal untuk menarik diri dari negosiasi, dan mengumumkan penggunaan sumber daya domestik dengan menetapkan anggaran tahunan sebesar USD. 12,18 miliar untuk membangunnya.

Sushil Bhatta, kepala eksekutif Komisi Investasi Nepal mengatakan : “Setelah penundaan selama beberapa dekade, kami tidak ingin lagi terjebak dalam jenis ketidakpastian yang lain”. Dia menambahkan : “NHPC telah mengembangkan proyek semacam itu di medan serupa di wilayah India yang berdekatan dengan rekam jejak yang baik, sedangkan (Pembangkit Listrik Tenaga Sungai Seti Barat) berpotensi untuk menghasilkan devisa dari mengekspor energi listrik ke pasar India”.

Abhay Kumar Singh, manajer umum NHPC dengan optimis mengatakan : “Begitu kami menandatangani proyek ini, kami pasti akan merealisasikannya”.

India telah membangun proyek pembangkit listrik tenaga air 900 megawatt di Sungai Arun yang berada di Nepal timur dengan biaya USD. 1,04 miliar. Proyek tersebut telah selesai pada tahun 2021 dan sudah beroperasi saat ini. 12% dari listriknya akan diberikan secara gratis ke Nepal, dan kepemilikan proyek pada akhirnya juga akan dialihkan ke Nepal.

Saat ini, tenaga listrik yang dihasilkan oleh Nepal hanya sebesar 2.000 megawatt, yang masih di bawah 5% dari total potensi PLTA mereka jika dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan dana, pengetahuan teknis dan kurangnya konsensus politik tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya. 

Ada komentar yang menyebutkan bahwa Beijing dan India sering bersaing satu sama lain untuk memperluas pengaruh mereka dalam hal bantuan dan investasi dalam proyek infrastruktur di Nepal. (sin)

Aspal di Jalanan Kota Chongqing, Tiongkok Meleleh karena Udara Panas, Pejalan Kaki Sulit untuk Melangkah Hingga 18 provinsi dan Kota Terus Mengalami Suhu Tinggi

0

NTD

Gara-gara udara panas yang berlangsung beberapa hari, aspal jalanan di Kota Chongqing meleleh. Dari foto yang diposting netizen terlihat bahwa jalan sampai bergelombang karena aspalnya meleleh.

Sebuah video yang beredar di Internet menunjukkan seorang pria menyeberang jalan dari trotoar, berjalan dengan susah payah di atas aspal yang meleleh karena panasnya udara. 

Netizens berkomentar : “Belum pernah sepanas ini. di luar seperti berada di atas tungku pembakaran. Angin yang bertiup pun panas !”. “Sudah jam 20:30 saat ini, tetapi suhu udara di luar masih 42°C. Bukan main panasnya, hati kesal selain karena epidemi, kebakaran hutan, ditambah lagi dengan pembatasan penggunaan listrik”.

18 provinsi dan kota terus mengalami suhu tinggi

Pada 22 Agustus pukul 6 pagi, Observatorium Meteorologi Pusat kembali mengeluarkan peringatan suhu panas berwarna merah : Mereka memperkirakan bahwa suhu tinggi antara 35 – 39°C masih akan menyelimuti Gansu tenggara, Shaanxi selatan, sebagian besar Henan, Shanxi selatan dan barat, Anhui, sebagian besar Jiangsu, Shanghai, Hubei, Hunan, Jiangxi, Zhejiang, Fujian, Sichuan tengah dan timur, Chongqing, Guizhou timur dan utara, Yunnan timur laut, Guangdong tengah dan utara, dan Guangxi utara.

Di antara itu, suhu di bagian selatan Shaanxi, Sichuan timur, Chongqing, sebagian besar Hubei, Hunan utara, Jiangxi utara, Anhui tenggara, Zhejiang tengah dan barat, dan Fujian timur laut dapat mencapai di atas 40°C.

Prakiraan Observatorium Meteorologi Sichuan Chengdu pada 21 Agustus memperingatkan bahwa suhu tertinggi kota dalam tiga hari ke depan bisa mencapai 43 – 44°C.

Pakar meteorologi menjelaskan bahwa cuaca suhu tinggi di cekungan Jiangnan, Jianghuai, Jianghan, dan Sichuan diperkirakan akan berlanjut dalam 4 hingga 5 hari ke depan, dan cuaca suhu tinggi di wilayah selatan Tiongkok diperkirakan baru akan mereda setelah 24 Agustus. (sin)

Di Sichuan, Tiongkok Anggur Jadi Kismis, Hingga Warga Desa Memilih Berjaket dan Diam dalam Goa Sambil Nikmati Stimbot

0

 oleh Luo Tingting

Provinsi Sichuan, Tiongkok masih dilanda gelombang panas, akibatnya buah anggur di pohon langsung jadi kismis. Aspal jalanan di Kota Chongqing mencair membuat pejalan kaki susah melangkah. Untuk menghindari udara panas, penduduk desa Sichuan memilih berteduh di makam-makam kuno, sementara penduduk desa Chongqing memilih mengenakan jaket tebal dan tinggal dalam gua sambil menikmati hidangan stimbot atau hot pot.

Kismis dari Nanchong, Sichuan jadi kismis di pohon

Sebuah video online yang ditayangkan pada 22 Agustus menunjukkan bahwa seorang netizen di Nanchong, Sichuan mengatakan : “Dulu, hanya Xinjiang yang menghasilkan kismis, sekarang Nanchong, Sichuan pun ada”.

Netizen tersebut mengambil kismis dari seikat buah anggur yang mengering di atas pohon lalu memasukkannya ke dalam mulut. “Manis sekali, apakah kalian pernah mencicipi kismis dari Nanchong ?”

Video ini memicu diskusi panas di kalangan netizen : “Tahukah kalian berapa suhu udara panas di Sichuan ? Lihatlah buah anggur segar di pohon ini, semuanya sudah kering menjadi kismis ! Ini murni teknologi pengeringan alami, kismis alami murni”.

Ada juga netizen yang mengatakan : “Orang Sichuan pandai menghibur diri dalam kesulitan, ini juga dianggap sebagai panen”. “Tutup mulut bagi mereka yang suka mengolok-olok. itu benar-benar tidak lucu, petani tidak panen tetapi mengalami kekeringan yang parah, ini bencana. Harga sayur meroket, begitu juga buah-buahan !”

“Pada bulan Mei, harga anggur sepuluh yuan per 3 kati. Sekarang harganya sepuluh yuan per 1 kati. Saat ini di tahun lalu, semangka baru berharga beberapa sen. Sekarang 1 kati berharga 3 yuan. Orang-orang Sichuan semakin susah hidup”.

“Ayam dan bebek peliharaan penduduk sudah mati karena kepanasan. Benar-benar tidak tahan lagi kalau hujan tidak turun. Saya sangat mengharapkan sekolah di bagian utara bisa cepat dimulai lagi agar cepat bisa ke sana, tetapi bagaimana juga ya orang tua dan anak-anak di rumah ? Bingung ! Udara panas begini listrik padam, saya sengsara setiap hari”.

Penduduk Chongqing memakai jaket tebal diam dalam goa untuk menikmati makanan stimbol

Untuk menghindari suhu panas, beberapa warga Distrik Banan, Kota Chongqing mengungsi ke goa. Pada 17 Agustus, sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa beberapa penduduk sampai menggunakan jaket tebal karena suhu dalam goa cukup rendah. Mereka berkumpul di sana untuk menikmati hidangan hot pot dalam goa.

Netizen yang memposting video mengatakan bahwa goa itu sangat besar, luasnya sekitar 1.000 meter persegi, dan suhunya hanya 16°C sepanjang tahun. “Di dalam sangat sejuk. Kami sering pergi ke sana saat musim panas. Tahun ini sangat panas, jadi kami mengadakan acara makan stimbol dalam goa”.

Warga Sichuan mencari kesejukan di makam-makam kuno

Beberapa penduduk desa di Kabupaten Qingshen, Provinsi Sichuan pergi ke pemakaman kuno yang berada di Tebing Ruifeng untuk menikmati udara sejuk. Penduduk desa mengatakan bahwa suhu musim panas tahun ini sangat tinggi, sedangkan tempat pemakaman di tebing gunung ini sejuk, ini adalah pertama kalinya mereka mengungsi ke sana karena udara panas.

Beberapa penduduk desa di Kabupaten Qingshen, Provinsi Sichuan, pergi ke pemakaman kuno di tebing Ruifeng untuk menikmati udara sejuk. (video screenshot)

“Ada beberapa makam di tebing yang relatif besar luasnya dan biasanya dibuka untuk umum. Sinar matahari nyaris tidak masuk dalam goa, jadi lebih sejuk. Saat panas, ada orang yang duduk di sana, seperti goa di gunung, dan efek pendinginannya luar biasa, bahkan kerjanya lebih baik daripada AC”, kata seorang penduduk desa setempat kepada reporter media Tiongkok Red Star News. (sin)

Gubernur Indiana Bertemu Presiden Taiwan Menyusul Kunjungan Profil Tinggi AS

The Associated Press

Gubernur Indiana dari Partai Republik bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Senin  22 Agustus pagi, menyusul dua kunjungan penting baru-baru ini oleh politisi AS yang memicu kemarahan rezim Tiongkok dan latihan militer Tiongkok yang mencakup penembakan rudal di atas pulau itu.

Gubernur Eric Holcomb tiba Minggu malam di Taiwan untuk kunjungan empat hari yang mana akan fokus pada pertukaran ekonomi, khususnya semikonduktor, menurut pernyataan dari kantornya.

Kunjungannya datang pada saat yang menegangkan bagi Taiwan, Tiongkok dan Amerika Serikat setelah Ketua DPR Nancy Pelosi  mengunjungi Taiwan awal bulan ini. 

Rezim Tiongkok mengklaim bahwa Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya sendiri dan memandang pertukaran dengan pemerintah asing sebagai pelanggaran atas klaimnya.

Tsai mengakui ketegangan dalam sambutan pembukaannya menjelang pertemuan mereka Senin pagi dan menyambut baik pertukaran lebih lanjut.

“Di tengah-tengah ini, Taiwan dihadapkan pada ancaman militer dari Tiongkok, di dalam dan sekitar Selat Taiwan. Pada saat ini, sekutu demokratis harus berdiri bersama dan meningkatkan kerja sama di semua bidang,” kata Tsai.

Secara terpisah, anggota parlemen Jepang Keiji Furuya dan Minoru Kihara tiba di Taiwan pada  Senin dan akan bertemu Tsai pada  Selasa. 

Furuya mengatakan mereka juga berencana untuk mengunjungi makam mendiang pemimpin Taiwan Lee Teng-hui.

“Provokasi militer Tiongkok dan tindakan lain yang menentang apa yang dapat diterima telah menyebabkan risiko bagi perdamaian dan keamanan tidak hanya Taiwan tetapi juga seluruh Asia Timur,” kata Furuya di Twitter, Senin.

Menanggapi kunjungan Pelosi, militer Tiongkok menggelar beberapa hari latihan yang mencakup pesawat tempur yang terbang menuju pulau itu dan kapal perang yang berlayar melintasi garis tengah Selat Taiwan, penyangga tidak resmi antara pulau dan daratan.

Rezim Tiongkok juga memberlakukan larangan visa dan sanksi lainnya pada beberapa tokoh politik Taiwan, meskipun tidak jelas apa dampak sanksi tersebut.

Holcomb menekankan sifat ekonomi dari kunjungannya, menyebutkan bahwa negara bagian tersebut termasuk yang teratas di AS untuk investasi asing langsung dan merupakan rumah bagi sepuluh perusahaan Taiwan. 

“Kami berdua berusaha untuk memperdalam dan meningkatkan kerja sama kami yang sudah sangat baik yang telah kami bangun selama ini,” katanya.

Holcomb juga akan bertemu dengan perwakilan dari industri semikonduktor, dan diharapkan dapat mempromosikan kerjasama akademik dan teknologi antara Taiwan dan negara bagian Indiana. 

Delegasi bertemu dengan Universitas Nasional Yang-Ming dan Universitas Nasional Cheng Kung sebagai bagian dari pertukaran.

Dia bepergian dengan pejabat dari dewan pembangunan ekonomi negara bagian, serta dekan teknik di Universitas Purdue, sebuah institusi yang baru saja mendirikan program gelar semikonduktor. Dia akan mengunjungi Korea Selatan berikutnya.

oleh Hui Zhongwu