Home Blog Page 552

Pelosi Mengakhiri Kunjungan di Pulau Formosa dengan Komitmen Dukungan Kuat kepada Taiwan

Jin Shi dan Zhan Yongru melaporkan dari New York-Taipei Connection

Pada Rabu (3/8) pagi waktu setempat, Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang mengenakan jas putih mengunjungi Legislatif Yuan Taiwan. Wakil Ketua Yuan Legislatif, Tsai Chi-Chang, mengirim bunga untuk menyambut acara tersebut, dan perwakilan dari berbagai partai juga berbaris untuk memberikan penghormatan.

Nancy Pelosi berkata: “Atas nama Kongres AS, saya menerima semua Doa kalian untuk saya.”

Ini adalah kedua kalinya seorang Ketua DPR AS yang sedang menjabat mengunjungi Legislatif Yuan sejak Ketua DPR AS saat itu Carl Albert mengunjungi Legislatif Yuan pada tahun 1971.

Reporter NTD Zhan Yongru melaporkan “Ketika Pelosi berbicara dengan Wakil Presiden  Tsai Chi-Chang dari Legislatif Yuan, dia secara khusus menyebutkan bahwa 30 tahun yang lalu, dia pergi ke Lapangan Tiananmen di Tiongkok untuk mendukung hak asasi manusia di Tiongkok.”

Nancy Pelosi berkata ;  “Kunjungan kami adalah tentang hak asasi manusia, praktik perdagangan yang tidak adil, dan masalah keamanan.”

Setelah itu, Pelosi bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di istana kepresidenan dan menerima “Special Grand Shouqing Yun Medal” tingkat tertinggi.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkata: “Terima kasih kepada Ketua Pelosi dan semua orang karena telah menunjukkan dukungan kuat Anda untuk Taiwan dengan tindakan pada saat kritis ini.”

Ketua DPR AS Nancy Pelosi : “Hari ini, dunia menghadapi pilihan antara demokrasi dan otoritarianisme. Tekad Amerika untuk menegakkan demokrasi Taiwan sangat kuat.”

Dalam pidatonya, Pelosi juga menanggapi ancaman kekerasan Tiongkok.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi berpidato: “Apakah para pemimpin Tiongkok mengintimidasi dengan kekuatan keluar dari situasi politik, saya tidak tahu, tetapi itu tidak masalah. Demokrasi Taiwan semakin kuat dan kuat, menyediakan perbandingan platform yang berbeda dari daratan Tiongkok.”

Setelah makan siang dengan Presiden Tsai Ing-wen, Pelosi berkendaraan ke Taman Budaya Hak Asasi Manusia Jingmei dan bertemu dengan sejumlah demokrat dari Tiongkok, Hong Kong dan Taiwan, termasuk Lee Ming-che, seorang karyawan LSM Taiwan yang telah ditahan oleh PKT dan para pemimpin gerakan mahasiswa 1989, Wuer Kaixi dan kawan-kawan.

Sore itu, Pelosi mengakhiri kunjungannya ke Taiwan, di mana ia tinggal selama 19 jam.

Begitu Pelosi tiba di Taiwan, militer Tiongkok mengumumkan akan menggelar latihan militer tembakan langsung di sekitar pulau Taiwan selama beberapa hari.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Taiwan mengatakan pada hari Rabu bahwa latihan militer Tiongkok melanggar aturan PBB dan melanggar kedaulatan Taiwan, yang merupakan blokade udara dan laut Taiwan.

Juru bicara Gedung Putih,  Karine Jean-Pierre berkata: “Beijing tidak punya alasan untuk mengubah kunjungan, sejalan dengan kebijakan konsisten kami, menjadi sebuah krisis, atau menggunakannya sebagai alasan untuk meningkatkan operasi militer provokatif di Selat Taiwan.”

Selain mengumumkan latihan militer, Tiongkok pada Selasa 2 Agustus juga tiba-tiba melarang impor beberapa produk Taiwan. Pada Rabu 3 Agustus, Tiongkok juga mengumumkan akan menangguhkan ekspor pasir alam ke Taiwan untuk produksi semikonduktor.

Tang Hao, seorang pengamat urusan internasional mengatakan partai Komunis Tiongkok kemungkinan akan melancarkan aksi pembalasan terhadap Taiwan setelah Pelosi meninggalkan Taiwan dengan cara ‘memukul anak-anak untuk menunjukkan kepada orang dewasa’.

“Jadi Taiwan harus menanganinya dengan hati-hati, dan Tiongkok kemungkinan akan dalam hal militer, segala jenis pelecehan dan pembalasan politik dan ekonomi,” ujarnya.

Pelosi tiba di Korea Selatan di pada malam hari tersebut, di mana dia akan mengunjungi Panmunjom, zona demiliterisasi antara kedua Korea. (hui)

Siap Perang ? PKT Menyambut Nancy Pelosi ke Taiwan dengan Latihan Militer di Perairan yang Mengelilingi Taiwan

0

oleh Yu Ting

Untuk mencegah Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, PKT terus mengeluarkan intimidasi dari yang halus berupa peringatan “Awas ! Berkonsekuensi serius” sampai yang kasar “Kontak senjata !” tetapi toh pesawat yang membawa rombongan Nancy Pelosi mendarat juga di Bandara Songshan, Taipei pada 2 Agustus malam waktu setempat. Tak lama kemudian, PKT menyatakan bahwa Tiongkok akan meningkatkan operasi militernya dengan melakukan latihan militer di 6 titik perairan yang seakan mengepung Pulau Taiwan.

Pada 2 Agustus malam saat Nancy Pelosi sudah tiba di Taiwan, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan rencana untuk melakukan latihan militer dengan peluru tajam di 6 titik lokasi laut dan udara yang mengelilingi pulau Taiwan. Dari sudut pandang geografis, telah memasuki perairan teritorial Taiwan.

Tang Hao, komentator media mengatakan : “Sebelumnya PKT terus meningkatkan perang kata-kata sampai dengan ancaman akan menembak jatuh pesawat yang membawa Pelosi dan rombongan. Sekarang PKT terutama berusaha mencari muka dengan cara mengintimidasi Taiwan, yang akan digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam negeri  dan partai. Namun, hal ini justru menunjukkan mentalitas PKT yang hanya berani menghadapi yang lemah tetapi takut dengan yang kuat.

Yao Cheng, mantan letnan kolonel Komando Angkatan Laut Tiongkok mengatakan : “Bualan mereka (Partai Komunis Tiongkok) terlalu berlebihan, jadi menampar muka sendiri di depan masyarakat internasional. Saya pikir mereka masih akan melakukan suatu tindakan, tetapi, Itu hanyalah berupa simbolis”.

Sebuah peta menunjukkan lokasi latihan militer Tiongkok di enam zona di sekitar Taiwan yang akan berlangsung dari 4 Agustus hingga 7 Agustus (Screenshot via The Epoch Times via Reuters)

Namun, periode latihan militer yang dipilih oleh pihak berwenang Tiongkok adalah dari 4 hingga 7 Agustus dimana Nancy Pelosi sudah meninggalkan Taiwan. Tampaknya ini adalah upaya untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan militer AS. Ada ahli militer yang percaya bahwa baik AS maupun Tiongkok tidak menghendaki terjadinya konflik senjata saat ini.

Yao Cheng mengatakan : “Begitu ada konflik di militer, akan sulit dikendalikan. Amerika Serikat enggan berperang, tetapi secara strategis mereka terancam, sehingga perlu memperingatkan Beijing agar tidak bertindak gegabah. Di sisi lain, Beijing juga tidak mau berperang dengan Amerika Serikat. karena alasan pertama, ekonomi Tiongkok sedang memburuk sekarang, ia tidak menghendaki decoupling/pemisahan diri dari Amerika Serikat yang secara ekonomi sangat merugikan. Jadi akan langsung putus bila terjadi perang yang akan membuat ekonomi Tiongkok semakin terpuruk. Alasan kedua, Tiongkok tidak bakalan menang perang. Kalah perang lebih memalukan. Tentu saja untuk menyelamatkan muka, mereka lalu mengadakan latihan perang dengan menggunakan peluru tajam”. 

Menanggapi aktivitas militer Tiongkok belakang ini, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok menanggapinya dengan mengutuk pemerintah Tiongkok yang secara sepihak merusak perdamaian dan stabilitas regional. Untuk itu pemerintah Taiwan akan memantau perkembangan situasi di sekitarnya dan merumuskan berbagai rencana persiapan untuk mengantisipasi invasi militer Tiongkok.

Tang Hao mengatakan : “Tanggapan Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok saat ini hanyalah berupa ‘tanggapan awal’, dan tanggapan dan rincian yang lebih spesifik diperkirakan baru akan diumumkan pada hari Rabu, karena Taiwan perlu mendiskusikannya dengan Amerika Serikat untuk bertindak lebih tepat dalam menanggapi latihan militer Tiongkok yang bermodel seperti mengepung pulau Taiwan”.

Kunjungan Ketua DPR-AS Nancy Pelosi ke Taiwan kali ini telah menimbulkan reaksi keras di internal PKT, sampai mereka tak segan-segan untuk melakukan intimidasi baik dengan cara halus maupun kasar. Komando Daerah Militer Selatan Tiongkok bahkan mengumumkan mulai 2 Agustus malam, latihan militer gabungan antara angkatan laut dan udara diselenggarakan di perairan bagian utara, barat daya dan tenggara pulau Taiwan untuk mengintimidasi apa yang disebutnya sebagai kegiatan untuk “kemerdekaan Taiwan”. 

Gu Zhong, wakil kepala staf Komando Daerah Militer Timur Tiongkok mengatakan : “(Latihan militer) ditujukan kepada elemen yang menghendaki ‘kemerdekaan Taiwan’ “

Karena sikap Washington sejak awal tetap sama yakni berusaha untuk tidak mengubah situasi regional di Selat Taiwan. Jadi apa yang menjadi pernyataan Beijing itu terlihat seperti untuk diri sendiri.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan : “Di masa lalu, Ketua DPR-AS telah mengunjungi Taiwan, dan banyak anggota Kongres juga telah mengunjungi Taiwan. Termasuk tahun ini, Beijing harus bertanggung jawab penuh atas upayanya untuk mencoba menciptakan semacam krisis, atau untuk meningkatkan ketegangan dengan cara lain”.

Tang Hao mengatakan : “PKT baru mendirikan pemerintahannya pada tahun 1949, dan tidak memiliki legitimasi untuk mencaplok Republik Tiongkok yang sudah didirikan pada tahun 1912, sehingga mereka hanya dapat menggunakan slogan ‘anti-kemerdekaan Taiwan’ untuk menutupi ilegalitas invasi mereka ke Taiwan. Pada saat yang sama, itu digunakan untuk menekan kemerdekaan dari kedaulatan Taiwan. Tapi pada dasarnya, PKT hanya melabeli warga Taiwan yang menentang PKT sebagai oknum yang menghendaki ‘kemerdekaan Taiwan’. “.

Di daratan Tiongkok, banyak netizen yang mencemooh PKT karena hanya berani berteriak tapi takut bertindak. Beberapa netizen malahan berkomentar dengan tulisan yang menyindir : Perang sih tak terhindarkan, hanya saja pertanyaannya adalah apakah perang akan dilakukan di studio film swasta “Hengdian” atau studio film milik militer Tiongkok “Bayi” ?? (sin)

400 Juta Rakyat Tiongkok Mundur dari Keanggotaan PKT, Indikasi Lahirnya Tiongkok Baru

0

oleh Li Chen

Menurut data dari situs web Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Keanggotaan Partai Komunis Tiongkok (Tuidang Center), Tercatat hingga 3 Agustus 2022 pukul 19:00 waktu Beijing, Situs web Tuidang telah mencatat lebih dari 400 juta rakyat Tiongkok yang mengeluarkan pernyataan pengunduran diri mereka dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya. “Tuidang” adalah ungkapan bahasa mandarin—dan  berarti “keluar dari Partai.”

Para ahli dan cendekiawan mengatakan kepada media Epoch Times bahwa pengunduran diri 400 juta rakyat Tiongkok dari PKT dan organisasi afiliasinya memiliki arti sangat penting. Ini menandakan kelahiran Tiongkok baru dan runtuhnya PKT.

Pada November 2004, The Epoch Times menerbitkan serangkaian editorial “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” yang mengungkap sifat jahat Partai Komunis Tiongkok dengan fakta-fakta rinci terkait. 

Pada Januari 2005, The Epoch Times menerbitkan “Pernyataan Resmi”, yang menuntut pertanggungjawaban PKT terhadap kejahatan keji yang dilakukan, dan menyerukan kepada warga Tiongkok untuk keluar dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya, membersihkan stempel sebagai pengikut iblis, Pada Juni 2005, Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Keanggotaan PKT (Tuidang Center) resmi berdiri di Amerika Serikat.

Tercatat hingga 3 Agustus 2022, sudah lebih dari 400 juta rakyat Tiongkok yang mengumumkan pengunduran diri mereka dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok dan semua organisasi afiliasinya. (Epoch Times)

Publikasi buku “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” memicu gelombang mundur dari keanggotaan partai. Pada 21 April 2005, jumlah warga Tiongkok yang mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan semua organisasi afiliasinya mencapai 1 juta orang lebih. Pada 25 April 2006, angka itu melonjak menjadi 10 juta, Pada 7 Agustus 2011, mencapai lebih dari 100 juta. Pada  April 2015 jumlah itu mencapai 200 juta. Pada 23 Maret 2018, mencapai 300 juta. Dan pada 3 Agustus 2022, angka tersebut sudah menembus 400 juta.

PKT mengelola tiga organisasi untuk kelompok usia yang berbeda: Pionir Muda, untuk anak-anak berusia 14 tahun ke bawah; Liga Pemuda Komunis, bagi mereka yang berusia antara 14 dan 28 tahun, dan keanggotaan Partai.

Sementara dua yang terakhir tidak wajib, keanggotaan Partai masih dianggap sebagai kredensial yang diperlukan bagi siapa pun yang bercita-cita untuk berkarir di pemerintahan atau perusahaan milik negara. Pada tahun 2021, Tiongkok memiliki sekitar 110,4 juta Pionir Muda, 73,7 juta anggota Liga Pemuda, dan 96,7 juta anggota Partai, menurut data negara. Ini menambah total 280,8 juta—seperlima dari penduduk Tiongkok.

Praktisi Falun Gong mengambil bagian dalam parade untuk memperingati 23 tahun penganiayaan disiplin spiritual di Tiongkok, di Pecinan New York pada 10 Juli 2022. (Larry Dye/The Epoch Times)

Angka 400 juta, mewakili orang-orang yang telah menarik diri dari afiliasi Partai mereka, mencakup siapa saja yang pernah menjadi bagian dari Partai atau entitas afiliasi, termasuk mereka yang secara otomatis tidak terdaftar saat mereka bertambah tua. Banyak dari orang-orang daratan Tiongkok atau memiliki hubungan di sana juga memilih untuk menggunakan nama samaran karena takut akan pembalasan rezim.

Bergabung dengan masing-masing afiliasi Partai, setiap orang harus bersumpah untuk mengabdikan hidup mereka kepada Partai. Janji seperti itu pada dasarnya mengikat orang tersebut kepada rezim bahkan jika usia secara otomatis membatalkan pendaftaran mereka dari kelompok pemuda, kata Yi Rong, ketua Tuidang Center.

Seorang pengusaha Tiongkok, Chen Quanhong memiliki satu pesan yang ingin dia sampaikan kepada dunia: “Tuidang.” Kata-kata itu terpampang di bendera kuning yang dibawa Chen pada sebuah parade di Washington pada kamis (21/8) untuk menyoroti berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim partai komunis Tiongkok.

Chen sekarang adalah salah satu dari 400 juta orang Tionghoa yang telah melepaskan ikatan mereka dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya.

Pada Juni, pemilik bisnis dari Provinsi Shandong timur China membuat pernyataan resmi memutuskan hubungannya dengan Partai, berpartisipasi dalam gerakan akar rumput hampir dua dekade yang berusaha untuk mengekspos sejarah penipuan dan pembunuhan rezim komunis, dan memberikan orang kesempatan untuk melepaskan diri dari elemen partai.

“Di Tiongkok, saya tak berbeda dengan cacing yang diinjak-injak oleh kekuatan otoriter, tidak berani bergerak sedikit pun,” kata Chen kepada The Epoch Times.

“Baru ketika saya datang ke Amerika saya mulai merasa seperti seseorang, karena akhirnya tidak ada rasa takut dari partai komunis,” katanya.

Parade Washington adalah yang pertama yang diikuti Chen selama lebih dari 50 tahun hidupnya. Menjelang tonggak utama bagi gerakan Tuidang: 400 juta orang meninggalkan afiliasi Partai mereka. Angka itu melampaui pada 3 Agustus.

Sejarah pembunuhan Partai selama pemerintahannya di Tiongkok telah membuat generasi keluarga hancur dan terluka, termasuk keluarga Chen.

Ibu Chen berusia sekitar 21 atau 22 tahun ketika dia kehilangan ibunya selama Kelaparan Besar, bencana buatan manusia dari tahun 1959 hingga 1961 akibat dari kebijakan industri pemimpin PKT Mao Zedong yang menyebabkan puluhan juta orang tewas karena kelaparan.

Didorong oleh rasa lapar, nenek Chen dan saudara perempuan ibunya yang berusia 17 tahun mengambil sekitar setengah karung kacang hijau dari tanah yang telah dikolektivisasi oleh rezim. Setelah diketahui, aparat secara terbuka mencela keduanya dan memukuli mereka. Nenek Chen, ditutup matanya dan dikelilingi oleh sekelompok preman yang meninju dan menamparnya, kemudian meninggal dunia sekitar 10 hari kemudian.

Kenangan gelap itu, baik yang diceritakan kembali oleh ibu Chen sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun atau dikumpulkan melalui membaca sejarah, membantu pengusaha itu melihat sifat Partai meskipun berulang kali mengklaim sebagai “penyelamat rakyat.”

Yi Rong : Tembok merah sedang runtuh, Tiongkok tanpa Partai Komunis sedang lahir

Yi Rong, Ketua Tuidang Center mengatakan kepada The Epoch Times pada 2 Agustus : “400 juta warga Tiongkok telah memutuskan untuk mundur dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya. Ini merupakan sebuah tonggak sejarah yang menandakan kelahiran Tiongkok tanpa PKT”.

“Gelombang mundur ini sedang meruntuhkan rezim jahat PKT dengan cara yang damai. Sebuah halaman baru sejarah sedang terbuka”.

Yi Rong mengimbau lebih banyak rakyat Tiongkok untuk keluar dari keanggotaan PKT dan organisasi afiliasinya untuk mendapatkan kebebasan spiritual dengan menjauhkan diri dari kejahatan.

Yi Rong mengatakan : “Bagi individu, mundur dari keanggotaan PKT adalah untuk membersihkan atau menghapus sumpah diri sebagai pengikut kejahatan. Warga Tiongkok yang bergabung dengan partai atau organisasi afiliasinya harus menjalankan sumpah dengan kepalan tangan mereka, mengatakan akan mendedikasikan hidup mereka untuk komunisme. Ini adalah sumpah beracun. Sumpah yang menyerahkan jiwa dan raga mereka kepada kejahatan, iblis. Jadi mundur dari keanggotaan PKT berarti menjauhi kejahatan”. “Mundur dari PKT adalah hal yang baik bagi warga Tiongkok bersangkutan dan juga bagi bangsa Tionghoa”.

“400 juta rakyat Tiongkok mundur dari PKT akan menyadarkan lebih banyak warga Tiongkok lainnya agar mereka pun mengambil langkah serupa untuk menjauhkan diri dari rezim jahat PKT”.

“Saya berharap lebih banyak teman yang belum menentukan sikap dapat segera keluar dari keanggotaan Partai Komunis, dan memilih masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan bangsa Tionghoa”.

“Saya percaya bahwa orang-orang di seluruh dunia, terutama warga di Tiongkok yang menderita, mereka pasti sedang menantikan kedatangan Tiongkok baru yang tanpa Partai Komunis”, katanya.

Wu Shaoping : PKT adalah Kekuatan Jahat, Barat Jangan berurusan dengan PKT

Wu Shaoping, seorang pengacara hak asasi manusia yang saat ini tinggal di Amerika Serikat mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 3 Agustus, bahwa sebagai seorang pengacara yang telah berpraktik di Tiongkok selama bertahun-tahun, ia sangat memahami bahwa PKT adalah “organisasi kriminal” yang terus menciptakan tuduhan tidak adil dan tidak benar untuk menyerang orang atau organisasi yang tidak sepaham dengannya.

Dia menunjukkan : “Buku Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis telah cukup jelas mengungkapkan secara mendalam tentang sejarah, perkembangan dan perilaku jahat PKT, menguak kedok PKT, memungkinkan orang untuk memahami mengapa PKT begitu jahat dan mengapa PKT adalah rezim yang anti-kemanusiaan”.

“PKT adalah kekuatan jahat, kekuatan iblis”, “PKT adalah kanker masyarakat”, katanya.

Wu Shaoping mengatakan bahwa 400 juta orang Tiongkok mundur dari keanggotaan PKT, ini berarti : fondasi kekuasaan PKT sedang runtuh, dan semakin dekat dengan kehancurannya. Ini juga berarti bahwa semakin banyak warga masyarakat memiliki pemahaman yang jelas tentang watak dasar PKT, mengetahui kejahatan PKT , dan memahami kejahatan PKT. Ilegalitas rejim PKT. Kita tahu bahwa rejim PKT seharusnya tidak ada dalam masyarakat manusia”. “Dapat dilihat bahwa PKT adalah organisasi politik di Tiongkok yang tidak populer dan jahat”.

“Kematian PKT itu baru sejalan dengan persyaratan pembangunan manusia”.

Wu Shaoping mengatakan bahwa mereka yang belum mundur dari PKT juga menjadi korban dari PKT.

Dia mendorong warga Tiongkok yang belum sadar telah tertipu oleh PKT untuk mundur dari PKT. “Saya berharap mereka sesegera mungkin sadar dan bergabung dengan barisan membubarkan PKT. (Mari kita bersama-sama) mengubah Tiongkok menjadi sebuah negara yang indah dengan kebebasan, keadilan, cinta kasih, dan demokrasi. Agar bangsa Tionghoa beralih menuju peradaban dan peremajaan sesuai dengan kehendak Pencipta Alam Semesta”.

Wu Shaoping berharap masyarakat dan politisi Barat juga membaca buku “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” untuk memahami hal-hal jahat yang telah dilakukan PKT. Hal-hal ini sulain telah terjadi dalam sejarah, tetapi juga sedang terjadi sekarang. Penting bagi mereka untuk memahami organisasi anti-kemanusiaan seperti apa PKT itu.

Dia mengimbau kaum pro-komunis Barat untuk tidak berbisnis dengan PKT.

“Tiongkok yang indah lebih sesuai dengan kepentingan Barat. Saya berharap (warga masyarakat Barat) tidak tergoda oleh kepentingan jahat PKT, dan tidak berada dalam barisan yang mewakili kejahatan apalagi melayaninya”. (sin)

Pelanggaran Serius Hukum Internasional, Taiwan Minta Indonesia Kutuk Provokasi Militer Tiongkok

ETIndonesia – Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia meminta Indonesia mengutuk provokasi militer Tiongkok seiring dengan latihan militer Tiongkok yang memblokade laut dan udara Tiongkok.

Hal demikian disampaikan oleh John Chen, Representative Taipei Economic and Trade Office di Indonesia.

“Saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China (Tiongkok) yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer,” ujarnya, Jumat (5/8/2022).

Kepala TETO Jhon Chen (jas hitam) saat jumpa pers di Kantor TETO, Jakarta 4 Januari 2018 (Foto : M.Asari)

Ia juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional.

BACA JUGA : Nancy Pelosi: Mengapa Saya Memimpin Delegasi Kongres ke Taiwan


Tindakan itu dikarenakan, militer Tiongkok telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan.

Sebuah peta menunjukkan lokasi latihan militer Tiongkok di enam zona di sekitar Taiwan yang akan berlangsung dari 4 Agustus hingga 7 Agustus (Screenshot via The Epoch Times via Reuters)

Oleh karena itu, aksi militer Tiongkok adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut.

BACA JUGA : Beijing Meluapkan Kekesalan atas Kunjungan Ketua DPR-AS ke Taiwan dengan Melarang Impor Produk Makanan Taiwan

Latihan militer Tiongkok digelar setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Selasa (2/8/2022). Taiwan terus menerima ancaman militer dari Tiongkok yang telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari 4 -7 Agustus dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya, total 6 wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan.

Pelosi meninggalkan Taiwan pada 3 Agustus setelah menghabiskan sekitar 19 jam di pulau formosa, pemberhentian ketiga dari perjalanan Asia-nya setelah Singapura dan Malaysia. Selama di Taiwan, ia bertemu dengan beberapa pejabat pemerintah Taiwan termasuk Presiden Tsai Ing-wen dan Wakil Presiden William Lai.

Pada 3 Agustus 2022, di Taiwan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi (kedua dari kiri) menyampaikan pidato setelah menerima “Special Grand Shouqing Yun Medal” dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kedua dari kanan). (Chien Chih-Hung/Kantor Presiden via Getty Images)

Bahkan, para menteri negara-negara G-7 pada Rabu (3/8) mengutuk sikap militer dan diplomatik Partai Komunis Tiongkok (PKT) atas Taiwan. Mereka menyerukan rezim agar menghentikan perilaku agresifnya di wilayah sekitar Taiwan.

“Kami prihatin dengan tindakan mengancam baru-baru ini oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT), khususnya latihan tembak-menembak dan pemaksaan ekonomi, berisiko terhadap eskalasi yang tidak perlu, tidak ada pembenaran untuk menggunakan kunjungan sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan,” bunyi pernyataan itu.

“Kami menyerukan RRT untuk tidak secara sepihak mengubah status quo dengan kekerasan di kawasan, dan menyelesaikan perbedaan lintas-Selat dengan cara damai,” tambah pernyataan itu.

Beberapa anggota parlemen AS juga mengecam latihan militer Tiongkok yang mengelilingi Taiwan.

“Komunis Tiongkok tidak dapat mendikte ke mana kita pergi atau dengan siapa kita berbicara,” tulis Senator Joni Ernst (R-Iowa). “Latihan pengepungan Tiongkok, sanksi, dan tindakan pembalasan lainnya perlu dipenuhi dengan kepemimpinan AS yang kuat untuk memperkuat kemitraan solid kami dengan Taiwan.”

“komunis Tiongkok sekali lagi melanggar janji kosongnya untuk menyelesaikan perbedaannya dengan #Taiwan secara damai,” tulis Rep. Tom Tiffany (R-Wis.) “Sudah waktunya untuk mengakhiri ‘Kebijakan Satu Tiongkok’ yang tidak jujur dan menormalkan hubungan AS-Taiwan.”

PKT mengklaim bahwa Taiwan adalah provinsi yang memisahkan diri dan harus dipersatukan dengan daratan, dengan paksa jika diperlukan. Taiwan telah memerintah sendiri sejak 1949, tidak pernah berada di bawah kendali PKT, dan membanggakan pemerintahan demokratis dan ekonomi pasar yang berkembang. (asr)

Musim Pertunjukan Pasca-Pandemi Pertama Shen Yun Berakhir di Washington

Catherine Yang

Setelah istirahat hampir dua tahun dari panggung, Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York adalah salah satu perusahaan pertama yang melakukan tur pertunjukkan dunia setelah pandemi global COVID-19. 

Untuk memenuhi antisipasi dan permintaan penonton yang telah menunggu, musim tur pertunjukan yang biasanya selama setengah tahun, kini diperpanjang dari Juli 2021 hingga Juli 2022, hampir setahun penuh pertunjukan.

Ribuan orang di seluruh dunia berduyun- duyun ke gedung pertunjukan, menyebut acara itu sebagai pengembalian ke kondisi normal dan perayaan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Empat pertunjukan di Gedung Opera Kennedy Center di Washington dari 15 Juli hingga 17 Juli telah menjadi yang terakhir di musim ini.

Ketika pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, membawa kerugian bagi banyak orang dengan cara yang tak terhitung jumlahnya, dunia terkejut menyadari ketidakmanusiawian Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang telah memungkinkan terjadinya pandemi. Tapi di mana orang melihat PKT sebagai penyebab kepiluan seperti itu, di Shen Yun mereka melihat penawarnya.

“Saya senang bahwa saya hidup di masa di mana saya bisa melihat produksi [sutradara artistik Shen Yun] daripada hanya membaca tentang mereka di buku sejarah, karena mereka akan ada di buku sejarah suatu hari nanti,” arkeolog dan penulis buku terlaris, David West Reynolds, mengatakan setelah melihat pertunjukan pada 9 Oktober di Whitney Hall di Kentucky Center for the Performing Arts.

“Peradaban Tiongkok sangat kuat, dan melihat begitu banyak yang hilang, tetapi begitu banyak yang telah diselamatkan—Shen Yun telah menyelamatkan begitu banyak sebelum terlambat.

“Mereka ada  di  sana  untuk  menyampaikan pesan yang kuat tentang apa artinya menjadi manusia dan apa potensi kita, dan itulah yang saya lihat malam ini.”

Tiongkok Sebelum Komunisme

Pada 2006, seniman dari seluruh dunia, banyak dari mereka telah melarikan diri dari Tiongkok mencari kebebasan beragama, mendirikan sebuah perusahaan seni pertunjukan di New York, di mana mereka dapat menciptakan seni yang tidak dimaksudkan untuk memuliakan PKT, melainkan untuk menggambarkan keindahan dan kebaikan yang murni.

Selama 5.000 tahun, peradaban Tiongkok diilhami secara Ilahi. 

Pernah disebut “Kekaisaran Surgawi” dan “Tanah Dewata”, orang-orang dari peradaban kuno sangat spiritual, dan masyarakat berpusat pada gagasan harmoni antara surga, bumi, dan umat manusia.

Ini adalah keyakinan bahwa PKT berusaha untuk membasminya melalui kekerasan dan propaganda, dan ini adalah budaya yang ingin dipulihkan oleh para seniman yang mendirikan Shen Yun. 

Melalui musik dan tarian, Shen Yun bertujuan untuk menunjukkan 5.000 tahun peradaban yang diilhami oleh Tuhan. Tagline untuk pertunjukan tahun ini—“China Before Communism” (Tiongkok Sebelum Komunisme)—menempatkan misi ini secara sederhana.

“Saya kewalahan—dengan keindahan, dengan kegembiraan, dengan pekerjaan di baliknya dan kreativitas,” Iris Galey, seorang penulis buku laris dari Selandia Baru, mengatakan setelah dia melihat Shen Yun pada 20 Mei di Basel, Swiss.

Anggota parlemen Kanada, Ron Schuler, merasa Shen Yun adalah pengingat yang indah bahwa “kita membutuhkan spiritualitas dalam hidup kita.”

“Kebebasan sipil—tidak peduli pada titik waktu mana pun dalam peradaban Anda—adalah fundamental,” ujar Ron Schuler. “Konser hari ini adalah tentang kebebasan sipil dan memiliki hak dan membela apa yang Anda yakini.”

Terlepas dari campur tangan PKT melalui seruan politiknya ke gedung-gedung pertunjukan dan bahkan menyayat ban kendaraan bis kru Shen Yun, namun Shen Yun telah berhasil melewati itu semua. Dalam waktu enam tahun, perusahaan musik dan tari yang masih baru itu berhasil menjadi terkenal di dunia. 

Desain panggungnya melibatkan teknologi yang dipatenkan yang menciptakan latar belakang animasi yang sering ditanyakan oleh penonton. Shen Yun telah datang untuk menetapkan standar bagi bentuk seni tarian klasik Tiongkok. Ia bertumbuh dari satu menjadi tujuh perusahaan tur yang berukuran sama, masing-masing memiliki pemain orkestranya sendiri, dan masing- masing menampilkan sekitar 100 pertunjukan di kota-kota di seluruh dunia setiap musim.

Menghidupkan Kembali Harapan

David West Reynolds telah menghabiskan karirnya mempelajari  peradaban, dan dia menyimpulkan bahwa tanpa keimanan, seseorang tidak dapat memahami semua pengalaman manusia.

“Saya sangat bersyukur atas pertunjukan ini yang membuat saya percaya bahwa tradisi kuno, nilai-nilai kuno adalah apa yang akan membawa kita melalui semua ini yang sangat memilukan di dunia modern,” katanya. 

“Seni yang kuat bersedia mengambil tema yang kuat. Shen Yun melakukan ini; hal itu menunjukkan kepada kita, seluruh rentang siapakah kita, namun juga menunjukkan siapa diri kita, dan itulah harapannya.”

Joel dan Lina Carlsen melihat pertunjukan di Illinois awal tahun ini dan mengatakan bahwa mereka terpesona oleh seni dan tema tentang kejujuran, kasih sayang, dan toleransi.

“Ini benar-benar membuat saya menangis,” kata Lina Carlsen, yang dibesarkan di Lithuania saat berada di bawah pemerintahan Uni Soviet dan mengetahui secara langsung penderitaan yang dapat ditimbulkan oleh komunisme kepada rakyat.

Bagi pasangan tersebut, Shen Yun adalah pengingat akan keindahan kemanusiaan yang dapat muncul tanpa adanya kejahatan semacam itu.

“Ini benar-benar membuka mata saya terhadap keindahan di dunia dan dampak dari rezim komunis dan keindahan yang dapat ditekan dan diambilnya … atau disembunyikan,” kata Joel Carlsen. 

“Tujuan dan misi [Shen Yun] lebih besar dari sekedar pertunjukan. Ini benar-benar untuk menerangi sukacita Ilahi dalam makhluk seperti kita semua. Jadi saya menikmatinya, saya sangat menikmatinya!”

Lina Carlsen berkata: “Apa yang saya lihat hanyalah seni murni. … Itu [murni] menakjubkan. Saya ingin pulang dan menjadi orang yang lebih baik.” (jen)

Kelompok Konservasi: Populasi Harimau Dunia Lebih Tinggi 40 Persen dari Perkiraan Sebelumnya

0

Naveen Arthrapully

Ada jauh lebih banyak harimau di dunia daripada yang diperkirakan sebelumnya, menurut penilaian populasi baru oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Populasi harimau liar  berada di antara 3.700 dan 5.600, naik 40 persen dari penilaian harimau terakhir pada 2015, kata IUCN dalam laporan pada 21 Juli. Perbaikan dalam pemantauan menyebabkan angka yang lebih tinggi, kata laporan itu.

Meski masih terancam punah, populasi harimau dunia kini stabil atau cenderung meningkat, menurut laporan tersebut. IUCN menghargai program konservasi habitat karena memungkinkan populasi tumbuh.

Ancaman utama terhadap harimau di alam liar termasuk perburuan dan perusakan habitat serta fragmentasi karena pengembangan dan perluasan pertanian, menurut organisasi itu.

IUCN merekomendasikan untuk memperluas dan menghubungkan kawasan lindung dan memastikan bahwa kawasan ini “dikelola secara efektif” sebagai cara untuk menyelamatkan populasi harimau. Selain itu, konservasionis harus bekerja dengan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar habitat harimau untuk memperkuat perlindungan harimau.

Dr. Jon Paul Rodríguez, ketua komisi kelangsungan hidup spesies IUCN, menyatakan dalam laporannya bahwa pemulihan jumlah harimau menunjukkan bahwa hal itu mungkin dilakukan untuk memecahkan tantangan konservasi yang kompleks.

“Meskipun harimau masih terancam punah, populasi mereka tampak stabil atau cenderung meningkat. Kita perlu belajar dari keberhasilan konservasi ini, membagikannya  kepada publik, dan meningkatkan investasi kita dalam aksi konservasi berbasis bukti,” kata Rodriguez

Populasi Harimau India

Mayoritas populasi harimau dunia tinggal di India, yang menjadikannya negara yang kritis dalam upaya melindungi hewan. Perkiraan resmi menunjukkan bahwa India memi- liki 2.697 harimau pada 2020, naik dari 2.226 pada 2014. Upaya untuk melindungi  harimau  di  negara itu telah dimulai sekitar 50 tahun yang lalu.

Namun, Ullas Karanth, Direktur Pusat Studi Satwa Liar di Bangalore, India, yakin masih banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah harimau di negara itu.

“Kami memiliki sekitar 2.000 harimau 50 tahun yang lalu dan sekarang memiliki sekitar 3.000. Mengingat potensi habitat lebih dari 300.000 kilometer persegi, yang berpotensi menampung    15.000  harimau, saya akan mengatakan bahwa  kami    belum mencapai banyak hal,”kata Karanth kepada Anadolu Agency. 

Perdana Menteri India, Narendra Modi bergerak maju dengan program  konservasi harimau, berniat untuk meningkatkan populasi harimau di negara itu menjadi 4.000 ekor dalam satu dekade. Melindungi hanya satu harimau membantu melestarikan sekitar 25.000 hektar hutan, menurut perkiraan Dana Margasatwa Dunia.

Hingga Mei 2022, terdapat 53 pasukan penjaga harimau di India. (eko)

Nancy Pelosi: Mengapa Saya Memimpin Delegasi Kongres ke Taiwan

Xu Jian

Ketika pesawat khusus Ketua DPR  AS Nancy Pelosi mendarat di Taipei, Taiwan, Selasa (2/8/2022) malam, Washington Post hampir bersamaan menerbitkan artikel Pelosi berjudul “Why I’m leading a congressional delegation to Taiwan” atau  Mengapa Saya Memimpin Delegasi Kongres ke Taiwan. 

Pelosi mengatakan dalam artikel itu bahwa persatuan Amerika Serikat dan Taiwan sangat penting, dan ini berlaku untuk orang-orang Taiwan dan orang-orang  daratan Tiongkok.

Berikut isi artikelnya : 

Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang disahkan oleh Kongres AS dan kemudian ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Jimmy Carter hampir 43 tahun lalu, adalah salah satu pilar terpenting kebijakan luar negeri AS di kawasan Asia-Pasifik.

Undang-Undang Hubungan Taiwan mengartikulasikan komitmen Amerika untuk Taiwan yang demokratis, menyediakan kerangka kerja ekonomi dan diplomatik untuk apa yang dengan cepat menjadi kemitraan kunci. Ini memupuk persahabatan yang mendalam berdasarkan kepentingan dan nilai bersama: penentuan nasib sendiri dan otonomi, demokrasi dan kebebasan, martabat manusia dan hak asasi manusia.

Dalam undang-undang ini, Amerika Serikat dengan sungguh-sungguh bersumpah untuk membantu pertahanan Taiwan: “Setiap upaya untuk menentukan masa depan Taiwan dengan cara yang tidak damai … (semuanya) merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan Pasifik Barat dan merupakan ancaman serius. Dan yang menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat.”

Hari ini, Amerika Serikat harus mengingat sumpah itu. Kita harus mendukung Taiwan – pulau yang tangguh. Taiwan memimpin dalam tata kelola: respons saat ini terhadap wabah COVID-19, advokasi untuk perlindungan lingkungan, dan aksi iklim. Taiwan juga merupakan pemimpin dalam perdamaian, keamanan, dan vitalitas ekonomi: Taiwan memiliki semangat kewirausahaan, budaya inovasi, dan kecakapan teknologi yang membuat iri dunia.

Akan tetapi, sungguh meresahkan bahwa Taiwan, negara demokrasi yang dinamis dan kuat—yang dinilai oleh Freedom House sebagai salah satu negara demokrasi paling bebas di dunia dan dipimpin oleh seorang presiden wanita, Tsai Ing-wen, kini berada di bawah ancaman.

Ketegangan antara Beijing dan Taiwan telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengintensifkan pelecehan terkait pembom, jet tempur, dan pesawat pengintai di zona pertahanan udara Taiwan, membuat Departemen Pertahanan AS menyimpulkan bahwa militer Tiongkok (PKT) “mungkin sedang mempersiapkan kemungkinan untuk bersatu dengan kekuatan” .

Tiongkok juga berperang di dunia maya, meluncurkan lusinan serangan (siber) terhadap lembaga pemerintah Taiwan setiap hari. Pada saat yang sama, Beijing menekan Taiwan secara ekonomi, menekan perusahaan global untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan dan mengintimidasi negara-negara yang bekerja sama dengan Taiwan, sambil membatasi turis Tiongkok ke Taiwan.

Dalam menghadapi agresi yang dipercepat oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), kunjungan delegasi kongres kita ini harus dilihat sebagai pernyataan yang jelas bahwa Amerika Serikat berdiri bersama mitra demokrasi kita, Taiwan, dalam membela diri kita sendiri dan kebebasan kita.

Kunjungan kami – sebagai salah satu dari beberapa delegasi kongres untuk mengunjungi Taiwan – sama sekali tidak bertentangan dengan kebijakan “Satu Tiongkok” yang telah lama dipegang Amerika Serikat, yang didasarkan pada Undang-Undang Hubungan Taiwan tahun 1979, Komunike Bersama AS-Tiongkok dan enam jaminan sebagai pedoman. Amerika Serikat terus menentang perubahan sepihak terhadap status quo oleh salah satu pihak.

Kunjungan kami adalah bagian dari tur Pasifik – termasuk Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang – di mana kami akan fokus pada keamanan bersama, kemitraan ekonomi dan pemerintahan yang demokratis.

Diskusi kami dengan mitra Taiwan kami akan fokus pada penegasan kembali dukungan kami untuk Taiwan dan bagaimana memajukan kepentingan bersama kami, termasuk memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Saat ini, solidaritas Amerika Serikat dengan Taiwan lebih penting dari sebelumnya—tidak hanya bagi 23 juta orang di pulau itu, tetapi juga bagi jutaan orang yang tertindas dan terancam oleh PKT.

Tiga puluh tahun yang lalu, ketika saya melakukan perjalanan ke Lapangan Tiananmen di Tiongkok sebagai delegasi Kongres AS, kami membentangkan spanduk hitam putih yang bertuliskan “Untuk mereka yang mati demi demokrasi Tiongkok.” Polisi berseragam mengejar kami saat kami meninggalkan alun-alun.

Sejak itu, catatan hak asasi manusia Beijing yang buruk dan pengabaian terhadap aturan hukum terus berlanjut ketika Xi memperketat cengkeramannya pada kekuasaan.

Tindakan keras PKT terhadap kebebasan politik dan hak asasi manusia di Hong Kong – bahkan penangkapan Kardinal Joseph Zen, membuang janji “satu negara, dua sistem” ke tempat sampah.

Di Tibet, PKT telah lama memimpin kampanye untuk melenyapkan bahasa, budaya, agama dan identitas rakyat Tibet. Di Xinjiang, Beijing melakukan genosida terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya. Di seluruh benua, PKT terus menargetkan dan menangkap aktivis, pemimpin kebebasan beragama, dan lainnya yang berani menentang rezim.

Kita tidak bisa berdiam diri sementara PKT terus mengancam Taiwan dan demokrasi itu sendiri.

Faktanya, kunjungan kami datang pada saat dunia sedang memilih antara otokrasi dan demokrasi. Ribuan orang tak berdosa, termasuk anak-anak, tewas saat Rusia melancarkan perang ilegal yang direncanakan melawan Ukraina. Amerika Serikat dan sekutu kita harus menjelaskan bahwa kita tidak akan pernah tunduk pada seorang diktator.

Ketika saya memimpin delegasi kongres ke Kyiv pada  April – kunjungan tingkat tertinggi AS ke Ukraina yang terkepung – saya menyampaikan kekaguman saya kepada Presiden Zelensky karena membela demokrasi di Ukraina dan dunia.

Dengan kunjungan ke Taiwan ini, kami menyampaikan komitmen Amerika Serikat terhadap demokrasi: menegaskan kembali perlunya menghormati kebebasan Taiwan dan semua negara demokrasi. (hui)

Beijing Meluapkan Kekesalan atas Kunjungan Ketua DPR-AS ke Taiwan dengan Melarang Impor Produk Makanan Taiwan

0

oleh Chen Yue

Ketua DPR-AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan, pihak berwenang Tiongkok  tiba-tiba mengeluarkan larangan untuk mengimpor ratusan macam produk makanan dari Taiwan sebagai luapan emosi dan pembalasan terhadap Taiwan.

Menurut informasi di situs resmi Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok, bahwa izin untuk mengimpor produk jenis biskuit, kue kering, roti dan sebagainya yang diberikan kepada 35 dari 107 produsen Taiwan yang terdaftar di daratan Tiongkok untuk sementara ditangguhkan 

Di antaranya termasuk perusahaan terkenal seperti Taisun Enterprise, Triko Foods Co., Ltd., Wei Chuan Foods Corporation, dan Kuai Kuai Co., Ltd.

Setelah diselidiki, di antara 3.200 jenis produk makanan yang didaftarkan oleh perusahaan Taiwan untuk diekspor, sebanyak 2.066 item terdaftar sebagai “impor yang ditangguhkan”. Ini masih belum termasuk barang yang langsung dibatalkan oleh bea cukai Tiongkok.

Perlakuan terhadap produk makanan Taiwan oleh pemerintah Tiongkok yang secara tiba-tiba ini jelas mengejutkan produsen Taiwan. Menurut Taiwan Bakery Association, mulai minggu ini beberapa produsen telah berhenti memproduksi pesanan untuk produk yang saat ini dijual ke daratan Tiongkok.

Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan mengatakan pada hari Selasa 2 Agustus, bahwa sebagai tanggapan atas larangan impor produk makanan Taiwan secara tiba-tiba oleh pemerintah Tiongkok, Dewan Pertanian dan Kementerian Urusan Ekonomi akan menilai kemungkinan kerugian yang dialami dan merumuskan tindakan pencegahan yang relevan.

Menurut data dari Kementerian Keuangan Taiwan, ekspor bahan makanan dan produk makanan jadi dari Taiwan ke daratan Tiongkok pada tahun 2021 berjumlah sekitar USD. 1,68 miliar, di antaranya makanan jadi adalah yang terbesar, dengan nilai ekspor mencapai lebih dari USD. 600 juta, disusul oleh ekspor hewan segar dan produk hewani, minuman, anggur, produk cuka dan lainnya. (sin)

AS Sedang Mengatur Pasukan di Indo-Pasifik, Dua Latihan Militer Gabungan Skala Besar Dipentaskan Pada Saat yang Sama

Li Lan

Mulai 1 Agustus, dua latihan militer skala besar  diluncurkan di Samudra Pasifik Barat, Super Garuda Shield 2022 di mana lima negara berpartisipasi akan hadir secara bersamaan.  “Naga Pasifik” yang diikuti oleh lima negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, dan “Super Garuda Shield 2022” yang diikuti oleh Amerika Serikat, Indonesia, dan lima negara lainnya digelar secara bersamaan.

Dari 1 sampai 14 Agustus, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Kanada melakukan latihan militer bersama yang disebut “Naga Pasifik”(Pacific Dragon) di perairan dekat Hawaii untuk mendeteksi dan melacak rudal balistik. 

Pada 2016, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan menggelar latihan Naga Pasifik.  Pada tahun ini, Australia dan Kanada juga mengikuti latihan tersebut.

Bersamaan dengan itu, Amerika Serikat, Indonesia, Australia, Singapura, dan Jepang juga akan menggelar latihan militer bersama “Super Garuda Shield 2022″ di Sumatera dan Kepulauan Riau di Indonesia bagian barat  militer Indonesia yang mengikutsertakan 4.000 pasukan. Washington mengatakan skalanya jauh lebih besar dari sebelumnya. Tahun ini adalah pertama kalinya Jepang berpartisipasi.

Di sisi lain, militer Tiongkok akan melakukan lima latihan militer di sekitar Selat Taiwan sejak 29 Juli, termasuk pelatihan tembakan langsung di perairan dekat Pingtan, Fujian, yang hanya berjarak 125 kilometer dari Taiwan. Pada 1 Agustus, Administrasi Keselamatan Maritim Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pelatihan militer di beberapa perairan Laut China Selatan dari tanggal 2 hingga 6 Agustus.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi tiba di Singapura pada Senin 1 Agustus. untuk memulai perjalanan ke Asia. Ada kekhawatiran bahwa penggunaan latihan militer Tiongkok untuk mengumpulkan kekuatan dapat diubah menjadi operasi militer jika perlu, tetapi para analis percaya bahwa kemungkinannya sangat Kecil.

Mark Space, pembawa acara saluran militer “Mark Time and Space” membeberkan, “Latihan militer yang dilakukan oleh Tiongkok, dari Pingtan di Fujian hingga Pulau Hainan, semuanya berada di sisi pantai daratan Tiongkok. Pada dasarnya bersifat simbolis, terutama untuk memberi penjelasan kepada negara. Militer dan intelijen AS menunjukkan bahwa militer Tiongkok belum dimobilisasi dalam skala besar, apakah itu angkatan udara, angkatan laut, atau tentara, tidak ada pengerahan skala besar.”

Menurut foto terbaru yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS, kapal induk AS USS Ronald Reagan telah meninggalkan Laut Cina Selatan dan menuju Laut Filipina lebih dekat ke Selat Taiwan. Kapal induk USS Abraham Lincoln dan beberapa kapal perang lainnya juga ikut serta dalam latihan RIMPAC di Hawaii.

Selain itu, sembilan kapal tanker udara AS tiba di pangkalan di Okinawa, Jepang.  Kapal serbu amfibi USS Tripoli juga dikerahkan di dekat pulau Okinawa; dan kapal serbu amfibi lain USS America juga dikerahkan di Sasebo Jepang.

Mark juga menilai, Militer AS telah mengambil langkah-langkah militer yang cukup untuk memastikan bahwa kunjungan Pelosi dapat dilakukan dengan aman, memobilisasi tiga kapal induk untuk ditempatkan di arah utara, tengah dan selatan di sisi timur Taiwan.  Analisa lebih jauh menyebutkan, semua kapal induk dilengkapi dengan pesawat tempur siluman F-35, dan begitu banyak pesawat tempur generasi kelima dikerahkan di Taiwan timur, yang merupakan ancaman penuh bagi Tiongkok. Oleh karena itu, Tiongkok seharusnya tidak berani bertindak gegabah di bawah tekanan dari militer AS. (hui)

Transparency International Menuduh Tiongkok Menggunakan Korupsi untuk Mengendalikan Kepulauan Solomon

 oleh Tian Rui

Investigasi menunjukkan bahwa pemerintah Tiongkok telah menganggarkan dana sebesar AUD. 3 juta untuk dibagi-bagikan kepada anggota parlemen partai yang berkuasa di Kepulauan Solomon tahun lalu. Kepala “Transparency International” lokal menuduh Beijing menggunakan korupsi untuk mengendalikan pemerintah negara. Sebuah perusahaan milik negara Tiongkok sedang mengincar pelabuhan laut dalam di Kepulauan Solomon. Anggota parlemen lokal percaya bahwa ambisi Beijing untuk membangun pangkalan militer masih menggebu-gebu. 

Media Australia ABC, dalam siaran “Four Corners” mengungkapkan bahwa dana dari Tiongkok itu didistribusikan melalui 2 cara. Pertama, diberikan sebelum Parlemen Kepulauan Solomon memberikan suara pada mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri Manasseh Sogavare, dan kedua diberikan setelah kerusuhan di ibukota Kepulauan Solomon. dimana masing-masing anggota parlemen partai yang berkuasa menerima sekitar SUD. 80.000,- (setara IDR. 834 juta), sementara mantan anggota parlemen yang berada di kubu partai yang berkuasa lalu bergabung dengan partai oposisi tidak menerima pembagian kedua.

Duta Besar Tiongkok untuk Kepulauan Solomon di ibu kota Honiara pada Agustus tahun lalu, pernah berjanji memberikan dukungan tambahan kepada pemerintah Manasseh Sogavare. Sehingga Sogavare selamat dari mosi tidak percaya terhadapnya.

Meskipun dana itu hanya diberikan kepada anggota parlemen partai yang berkuasa, namun Perdana Menteri Sogavare mengatakan bahwa itu dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

“Ini jelas kasus korupsi”, kata Ruth Liloqula, direktur “Transparancy International”, kelompok anti-korupsi di Kepulauan Solomon mengatakan dalam acara “Four Corners”.

Kabarnya, anggota parlemen yang menerima uang itu tidak perlu menjelaskan untuk apa uang itu digunakan. Liloqula menuduh pemerintah Tiongkok yang mempertahankan pemerintahan Kepulauan Solomon saat ini dengan tujuan untuk mengendalikan urusan pemerintah dan Kepulauan Solomon dari jarak jauh.

Manasseh Sogavare tidak menanggapi tuduhan tersebut.

Silas Tausinga, seorang anggota parlemen yang telah bergabung dengan partai oposisi Sogavare, mengatakan di acara itu bahwa dia menerima uang pertama ketika dia menjadi anggota parlemen untuk partai yang berkuasa, tetapi tidak menerima uang pembagian kedua sejak bergabung dengan partai oposisi. “Saya tidak bersedia tetap berada di sana hanya demi uang”, katanya.

Ketika ditanya apakah uang itu membuat Sogavare tetap menjadi perdana menteri, Silas Tausinger mengatakan : “Dia tetap berkuasa, bukan ?”

Sementara itu, perusahaan milik negara yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok berusaha untuk menguasai pelabuhan laut dalam di Kepulauan Solomon yang dapat menampung kapal-kapal besar.

China Forestry Group menyukai perkebunan di Pulau Kolombangara di Kepulauan Solomon dan sedang bernegosiasi dengan pihak lain untuk membelinya.

Jika berhasil, perusahaan milik negara itu akan menguasai dua pertiga pulau, termasuk pelabuhan, pangkalan laut, landasan terbang, dan sejumlah besar tanah dataran.

Terlepas dari sesumbar PM. Manasseh Sogavare untuk tidak mengizinkan pemerintah Tiongkok mendirikan pangkalan militer di Kepulauan Solomon, Silas Tausinger mengatakan bahwa ambisi Beijing untuk membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon tetap tinggi dan Australia sewajarnya khawatir.

Anggota dewan KFPL menulis kepada Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, mendesak pemerintah Australia untuk turun tangan mencegah pelabuhan laut dalam terbaik di Kepulauan Solomon jatuh ke tangan Beijing, yang akan merupakan ancaman strategis bagi Australia. 

Kantor Luar Negeri Australia menanggapi dengan mengatakan bahwa hal tersebut sedang dalam pembicaraan dengan pihak manajemen perkebunan. Sementara Kementerian Luar Negeri Australia tidak menutup kemungkinan akan ikut terlibat dalam mengatasi masalah ini.

Sebelumnya, Kepulauan Solomon dan Beijing telah menandatangani perjanjian keamanan yang memicu ketidakpuasan dari pemerintah Australia.

Pada April tahun ini, Peter Dutton, yang saat itu menjadi Menteri Pertahanan Australia, mengatakan kepada radio 3AW : “Cara pendekatan yang dilakukan Beijing sangat berbeda dengan kami. Kami tidak menyuap orang, tentu saja Tiongkok akan melakukannya. Mereka telah membuktikan keberhasilan ini di Afrika dan di tempat lain. Setiap orang dapat menarik kesimpulan masing-masing”.

“Kami dapat memberikan bantuan, tetapi kami sulit dapat untuk menang jika ada pihak mengandalkan cara-cara yang korup”. (sin)

Apa yang Dibicarakan antara Ketua DPR-AS yang Pertama Melawat ke Taiwan dengan Presiden Taiwan 25 Tahun Silam?

oleh Lin Yan

Pada Senin 1 Agustus, sejumlah media asing yang mengutip informasi dari sumber terpercaya melaporkan bahwa Ketua DPR-AS Nancy Pelosi dapat singgah di Pulau Formosa sebagai bagian dari perjalanan ke Asia.

Nancy Pelosi adalah penerus kedua dari presiden AS. Waktu kunjungannya ke Taiwan bertepatan dengan memburuknya hubungan antara Washington dengan Beijing. Sehingga dunia luar ramai berspekulasi mengenai topik apa saja yang akan dibahas dalam pertemuannya dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ?

Ketua DPR-AS Newt Gingrich, juga pernah melakukan kunjungan rahasia ke Taiwan 25 tahun silam. Hasil pembicaraan saat kunjungan di Taiwan yang dipublikasikan resmi dapat digunakan sebagai referensi.

Menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kantor Kepresidenan Taiwan pada 2 April 1997 saat menerima kunjungan delegasi Ketua DPR-AS, bahwa fokus utama pembicaraan dalam pertemuan antara Presiden Lee Teng-hui dengan Newt Gingrich dan anggota DPR lainnya adalah tentang bagaimana memahami hubungan lintas selat, “Kebijakan Satu Tiongkok”, dan berbicara soal status Selat Taiwan saat itu. Sementara dalam percakapan, Presiden Lee juga menekankan bahwa Taiwan tidak akan mendeklarasikan kemerdekaan !

Lee Teng-hui menyampaikan sambutan tulusnya kepada para legislator yang datang dari jauh.

Lee Teng-hui menegaskan bahwa Taiwan tidak perlu mendeklarasikan kemerdekaan

Dalam pembicaraan saat itu, Presiden Lee Teng-hui pertama-tama menekankan bahwa Republik Tiongkok sudah merupakan sebuah negara demokrasi yang berdaulat dan independen, “Jadi kita tidak perlu, lebih-lebih tidak butuh untuk mendeklarasikan kemerdekaan”.

Lee Teng-hui mengatakan : “Kami berharap kedua sisi selat dapat menjaga stabilitas dan melanjutkan dialog. Ini adalah sikap kami untuk menangani masalah lintas selat dengan cara damai”.

Dalam pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kantor Kepresidenan Taiwan tersebut juga disebutkan bahwa Anggota Kongres, termasuk Gingrich, sangat prihatin dengan perkembangan kedua sisi Selat Taiwan, mereka juga menyatakan pandangan mereka tentang kebijakan “Satu Tiongkok”, dan percaya bahwa AS sangat mengharapkan perdamaian antara kedua sisi Selat Taiwan bisa terbina selamanya. Newt Gingrich dan lainnya juga secara tegas mengakui hasil pencapaian demokrasi politik dan pembangunan ekonomi oleh pemerintahan Taiwan.

Makna “Satu Tiongkok” yang dipahami oleh Taiwan

Menanggapi masalah mengenai “Satu Tiongkok”, Kantor Kepresidenan Taiwan dalam pemberitahuan itu menyebutkan bahwa saat itu Lee Teng-hui secara khusus menyatakan bahwa sebagaimana yang disepakati dalam “Komunike Shanghai” yang ditandatangani bersama oleh partai komunis Tiongkok dan Amerika Serikat tahun 1972 : “Amerika Serikat mengakui bahwa semua orang Tionghoa di kedua sisi Selat Taiwan percaya bahwa hanya ada satu Tiongkok, Taiwan adalah bagian dari Tiongkok”.

Lee Teng-hui mengatakan bahwa sejak itu rakyat dari kedua sisi selat mengaku sebagai wakil dari Tiongkok, tetapi sekarang “PKT menyatakan bahwa satu Tiongkok mengacu pada Republik Rakyat Tiongkok, dan Taiwan adalah provinsi dari Republik Rakyat Tiongkok”, “Tentu saja kami tidak bisa menerima hal ini”.

“Kami mempertahankan bahwa satu Tiongkok itu adalah negara yang demokratis dan bebas setelah penyatuan kembali kedua sisi selat … Kami tidak mungkin meninggalkan ‘Republik Tiongkok’ hanya untuk mendapatkan penyatuan”, kata Lee Teng-hui.

Lee Teng-hui lebih lanjut menjelaskan arti “Satu Tiongkok” kepada Gingrich dan anggota kongres lainnya. Ia mengatakan bahwa “Satu Tiongkok” harus memungkinkan interpretasi yang berbeda dari kedua belah pihak. “Kami berharap Satu Tiongkok akan menjadi Tiongkok yang bebas, demokratis, dan sama-sama makmur setelah penyatuan kembali”. Namun, PKT saat ini lebih menghendaki untuk memperlakukan Taiwan sebagai salah satu provinsinya. “Kami tidak akan pernah mau menerimanya”.

Taiwan masuk komunitas internasional demi kelangsungan menghadapi pengucilan PKT

Lee Teng-hui juga menunjukkan bahwa sejak Taiwan bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, PKT telah mengklaim bahwa masalah Taiwan adalah urusan internal, dan negara-negara lain tidak boleh ikut campur. Karena sikap keras kepala PKT, banyak negara secara bertahap menerima pernyataan ini. Sehingga Taiwan ditolak komunitas internasional, apalagi bercokol di PBB. Ini sangat tidak adil.

Pemberitahuan tersebut juga menyebutkan bahwa Lee Teng-hui dengan jarinya sambil menunjuk ke potret Bapak Bangsa Sun Yat-sen yang berada di dinding ruang resepsi berbicara dengan Gingrich dan anggota rombongan bahwa Republik Tiongkok yang didirikan oleh Bapak Bangsa Sun Yat-sen sampai sekarang sudah 86 tahun, “Keberadaan kita tidak perlu dipertanyakan lagi. Itulah sebabnya mengapa saya ingin menekankan kepada Kalian semua bahwa Republik Tiongkok tidak perlu, lebih-lebih tidak butuh untuk mendeklarasikan kemerdekaan”.

Lee Teng-hui mengkritik praktik PKT yang secara sewenang-wenang “meracuni sumur” kemudian melakukan penekanan terhadap Taiwan. Ia mengatakan : “PKT beranggapan bahwa kunjungan Dalai Lama, konsensus Komisi Pembangunan Nasional, dan bahkan undangan untuk menghadiri Konferensi Terusan Panama, semua ini adalah upaya untuk pemisahan diri dan kemerdekaan”.

Oleh karena itu, Lee Teng-hui menekankan bahwa tujuan Taiwan masuk komunitas internasional adalah demi mempertahankan keberadaan dan pembangunan, karena hanya dengan keberadaan dapat membawa harapan, dengan keberadaan dapat berkembang, dan keberadaan adalah nilai. Tetapi yang ditakuti oleh PKT adalah keberadaan Republik Tiongkok.

Lee Teng-hui : Terhentinya hubungan lintas selat mungkin terkait dengan pertikaian di Beijing

Lee Teng-hui mengatakan bahwa Taiwan terus bekerja keras untuk menyelesaikan secara damai permasalahan lintas selat.

“Faktanya, pintu kami selalu terbuka, tetapi pihak Beijing sejauh ini tidak menanggapi berbagai percakapan konstruktif dan maksud baik kami”, kata Lee Teng-hui.

Dia mengatakan bahwa stagnasi hubungan lintas selat yang terjadi sejak tahun 1996 mungkin terkait dengan perebutan kekuasaan dalam kepemimpinan PKT, karena tidak ada seorang pun di otoritas PKT yang dapat membuat keputusan, sehingga negosiasi lintas selat tidak dapat berlanjut.

“Hal yang perlu saya tekankan lagi adalah, bahwa kami sangat berharap kedua pihak di Selat Taiwan dapat melakukan pertukaran secara damai, dan kami juga menantikan pembukaan kembali forum dialog dan negosiasi”, kata Lee Teng-hui.

Taiwan ingin membeli lebih banyak senjata pertahanan demi melindungi diri

Ketika berbicara tentang pemeliharaan keamanan, Lee Teng-hui dengan jelas mengatakan bahwa Taiwan ingin meningkatkan pembelian senjata dan peralatan pertahanan canggih, dan yang paling penting adalah menjaga keamanannya sendiri untuk memastikan kesejahteraan rakyat tidak terganggu, karena PKT masih enggan untuk mengumumkan secara terbuka bahwa mereka tidak akan menyerang Taiwan dengan kekuatan senjata. Dan melalui latihan penembakan misil tahun 1996 Tiongkok, kita melihat PKT berniat buruk terhadap Taiwan.

Lee Teng-hui percaya bahwa kunjungan Ketua DPR-AS ke Taiwan bermakna penting

Dalam percakapan tersebut, Lee Teng-hui juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah AS dan pihak oposisi atas perhatian dan bantuannya kepada Republik Tiongkok, terutama dukungan Kongres AS.

Lee Teng-hui mengatakan, meskipun kunjungan delegasi DPR-AS di Taiwan cukup singkat, tetapi yang terpenting adalah Kongres AS tidak melupakan Republik Tiongkok di Taiwan.

Ia mengatakan bahwa setidaknya ada dua makna penting dalam hal ini. Pertama, Republik Tiongkok di Taiwan adalah sahabat Amerika Serikat di dunia, dan juga merupakan simbol sistem nilai dan cita-cita Amerika Serikat — kebebasan dan demokrasi. Kedua, Dalam hal pertimbangan strategis AS di Pasifik Barat, khususnya di Asia Timur Laut, Taiwan menempati posisi geografis yang penting.

Lee Teng-hui juga menegaskan : “Kebijakan Taiwan tentang daratan Tiongkok masih tetap tidak berubah, dan penyatuan Tiongkok di bawah demokrasi liberal dan keadilan sosial masih menjadi tujuan nasional kita. Tetapi kita tidak boleh melupakan satu fakta, yaitu Tiongkok saat ini masih dalam keadaan terbagi dan dikuasai. Republik Tiongkok di Taiwan ingin menggunakan waktu 30 tahun ke depan untuk membangun negara yang lebih bebas, lebih demokratis dan makmur. Ketika saatnya itu tiba, kita sudah memiliki pijakan yang setara untuk bersama-sama membahas soal reunifikasi nasional”. (sin)

Konglomerat Gandum Terkemuka Tewas Akibat Serangan Bom Rusia di Ukraina Selatan

Li Qingyi – NTD

Tentara Rusia pada 30-31 Juli, menyerang kota pelabuhan selatan Mykolaiv di Ukraina. Insiden tersebut membunuh Oleksiy Vadatursky, pemilik Nibulon, eksportir biji-bijian terbesar Ukraina. Selain itu, di medan perang Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta penduduk wilayah Donbas untuk segera mengungsi. 

Pada 31 Juli, kota pelabuhan selatan Mykolaiv di Ukraina diserang secara intensif oleh pasukan Rusia. Sebanyak 12 rudal menghantam daerah pemukiman dan sekolah setempat. Mykolaiv berbatasan dengan Kherson, yang diduduki oleh pasukan Rusia.

Gubernur Oblast, Mykolaiv Vitaliy Kim mengungkapkan di Telegram bahwa Oleksiy Vadatursky, pendiri dan pemilik Nibulon, salah satu perusahaan produksi dan perdagangan biji-bijian terbesar di negara itu dan istrinya terbunuh di rumahnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut kematian konglomerat gandum tersebut sebagai kerugian besar bagi seluruh Ukraina.

Baik Ukraina dan Rusia adalah pemasok makanan utama dunia, dan perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan krisis pangan terburuk di dunia dalam beberapa dekade. Zelensky mengatakan pada  Minggu 31 Juli bahwa panen Ukraina dapat berkurang setengahnya pada tahun ini karena invasi Rusia.

Ratusan ribu warga sipil Ukraina masih dalam bahaya di wilayah Donbas di Ukraina timur, di mana Rusia berusaha mengambil kendali penuh atas Donetsk dan Luhansk. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengimbau warga yang tidak ingin meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi sesegera mungkin.

Volodymyr Zelensky berkata : “Pemerintah telah memutuskan untuk memaksa evakuasi dari wilayah Donetsk, semuanya sedang diatur. Dukungan penuh, bantuan penuh – termasuk logistik dan pembayaran.”

Sejak Perang Rusia-Ukraina, kemajuan Rusia di medan perang timur jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Pada saat yang sama, ketika Barat terus memberikan senjata berat kepada Ukraina, Ukraina telah mengindikasikan bahwa mereka sedang bersiap untuk melancarkan serangan balasan di wilayah tersebut. Medan perang di wilayah selatan untuk merebut kembali kota pelabuhan Kherson. (hui)

Sempat Diblokir, Kominfo Akhirnya Buka Akses Paypal, Steam, CS Go, Dota dan Yahoo

0

ETIndonesia. Setelah sempat diblokir, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akhirnya membuka akses Paypal, Steam, CS Go, Dota dan Yahoo.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menyampaikan update status terkait Pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), sebagai berikut: 

1. Paypal telah dibuka aksesnya sejak Minggu, 31 Juli 2022 pukul 08.00 WIB. 

2. Valve Corp (Steam, CS GO, dan DOTA) telah dilakukan normalisasi sejak pukul 08.30 WIB , Selasa, 2 Agustus 2022. 

3. Yahoo telah dilakukan normalisasi sejak pukul 08.30 WIB , Selasa, 2 Agustus 2022.

“Dengan demikian masyarakat sudah dapat mengakses ketiga grup PSE tersebut di atas,” ujarnya, Selasa (2/8/2022).

Dikutip dari siaran pers Kominfo sebelumnya, pemutusan akses tersebut dilakukan sesuai dengan pengamatan Direktotrat Pengendalian Aplikasi dan Informatika (Aptika), Direktorat Jenderal Aptika, Kementerian Kominfo terhadap 100 Sistem Elektronik dengan trafik tertinggi yang belum melakukan pendaftaran.

Kominfo mengklaim pemutusan akses terhadap Sistem Elektronik lain akan dilakukan secara gradual dan berkala sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disebutkan juga pemutusan akses terhadap sistem elektronik yang belum melakukan pendaftaran sistem elektronik tidak bersifat permanen. Kementerian Kominfo dapat kembali membuka akses sistem elektronik atau melakukan normalisasi setelah PSE terkait menyelesaikan proses pendaftaran Sistem Elektronik dan mengirimkan informasi Tanda Daftar PSE melalui email: aduanpseprivat@kominfo.go.id.

Kementerian Kominfo melalui Direktorat Pengendalian Aptika menyatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap PSE lingkup privat yang belum melakukan pendaftaran, terutama terhadap SE yang memiliki trafik yang tinggi di Indonesia.

Kominfo juga mengimbau kepada PSE lingkup privat untuk segera mendaftar melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Berbasis Risiko / Online Single Submission Risk-Based Approach (OSS RBA) pada laman oss.go.id yang dapat ditempuh secara mudah dan cepat.

Disebutkan juga pendaftaran Sistem Elektronik merupakan wujud komitmen PSE untuk bersama Pemerintah menghadirkan perlindungan pengguna internet yang lebih kuat termasuk pelindungan konsumen, pelindungan data pribadi pengguna, serta pelindungan ruang digital yang aman serta produktif. (asr)