Home Blog Page 607

Barack Obama Positif COVID-19, Tenggorokannya Sempat Gatal-gatal Selama Beberapa Hari

Jack Phillips

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama Minggu (13/3/2022) mengonfirmasi bahwa dia dinyatakan positif COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus PKT (Partai Komunis Tiongkok).

“Saya mengalami tenggorokan gatal selama beberapa hari, tetapi saya merasa baik-baik saja,” kata Obama di laman Twitter-nya. Istrinya, mantan ibu negara Michelle Obama,  dites negatif COVID-19.

Obama kemudian meminta orang-orang agar segera menerima vaksin COVID-19. Ia yakin vaksin membantunya melawan lebih banyak gejala penyakit.

Dia tidak memberikan rincian lain tentang diagnosis.

Obama yang berusia 60 tahun, belum lama ini kembali ke Washington, D.C., setelah menghabiskan sebagian besar musim dingin di Hawaii.

“Michelle dan saya divaksinasi COVID-19 karena kami tahu itu cara terbaik untuk mengalahkan pandemi ini, melindungi satu sama lain, dan membuat negara ini bangkit dan berjalan kembali,” tulis Obama pada Maret 2021 di media sosial, disertai dengan rekaman video dirinya dan Michelle Obama mendapatkan vaksin. 

“Jadi saya harap Anda akan mendapatkan vaksin segera setelah tersedia untuk Anda. Itu bisa menyelamatkan hidupmu.”

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dirawat di rumah sakit karena COVID-19 pada Oktober 2020. Dia meninggalkan rumah sakit beberapa hari kemudian. Mantan presiden AS lainnya  termasuk Jimmy Carter, George W. Bush, dan Bill Clinton, belum mengatakan apakah mereka  tertular virus sejak pandemi melanda.

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) serta the Department of Health and Human Services Amerika Serikat, total kasus COVID-19 secara nasional di AS melampaui 79,4 juta kasus. 

Kasus terkonfirmasi COVID-19, kematian, dan rawat inap  menurun secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir di AS. 

Tetapi di luar Amerika Serikat, pejabat partai Komunis Tiongkok menanggapi lonjakan kasus COVID-19 dengan menutup pusat bisnis selatan Shenzhen, sebuah kota berpenduduk 17,5 juta orang, dan membatasi akses ke Shanghai dengan menangguhkan layanan bus. 

Sejak awal pandemi, partai Komunis Tiongkok lebih  menyukai tanggapan “nol COVID”, termasuk lockdown ketat, tes COVID-19 wajib, dan penutupan seluruh kota untuk menemukan dan mengisolasi setiap orang yang terinfeksi.

Semua orang di Shenzhen, pusat keuangan dan teknologi yang terletak di sebelah Hong Kong, akan menjalani tiga putaran tes COVID-19 seara massal. Itu setelah 60 kasus baru dilaporkan Minggu 13 Maret, kata para pejabat setempat. Semua bisnis kecuali yang memasok makanan, BBM, dan kebutuhan lainnya diperintahkan untuk tutup atau bekerja dari rumah.

Pada Minggu, para penduduk Cangzhou, selatan Beijing, disuruh tinggal di rumah setelah sembilan kasus dilaporkan di sana, menurut pemberitahuan pemerintah. Tidak jelas berapa banyak kasusnya dari 7,3 juta jiwa yang terkena dampaknya. (Vv)

Salah Perhitungan ! Putin Antar Rusia ke Krisis Ekonomi Gara-Gara Perang Habiskan Sekitar USD 20 Miliar Setiap Hari

Aboluowang.com

Dalam perang dengan Ukraina, Rusia telah mengirim sekitar 150.000 orang tentara, dan mengerahkan sejumlah besar senjata beratnya. Beban besar biaya militer ini sangat memukul cadangan keuangan Rusia. Perang yang berlarut-larut jelas akan berdampak negatif terhadap ekonomi Rusia. Lembaga penelitian Eropa dan lainnya memperkirakan, bahwa jika skala serangan masih meluas, biaya harian untuk keperluan perang bisa mencapai USD. 20 miliar.

Invasi militer Rusia ke Ukraina yang awalnya berencana menggunakan taktik serangan cepat pada kenyataannya sudah berlangsung diatas 10 hari. Yang mana cukup berat membebani anggaran.

Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin berniat untuk mempertahankan pertarungan sampai “kemenangan”, tetapi prospek untuk “pasca perang” sampai saat ini sama sekali tidak kelihatan. Di dalam negeri Rusia, suara kekhawatiran akan terjadi krisis keuangan yang lebih buruk dari tahun 1998 terus meningkat.

Data yang dirilis oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menunjukkan bahwa, jumlah pencari suaka yang melarikan diri dari Ukraina ke luar negeri melebihi 2 juta jiwa pada 8 Maret. 

Jalan menuju perbatasan penuh dengan mobil dan selalu macet, tetapi kendaraan dari arah yang berlawanan juga tidak sedikit. Itu adalah kendaraan-kendaraan dari para pria Ukraina yang kembali ke tempat asal mereka untuk menghadapi perang melawan pasukan Rusia setelah mengirim keluarga mereka ke perbatasan.

Nasionalisme warga Ukraina patut diacungkan jempol

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan anggota kabinet lainnya tetap berada di ibu kota Kyiv, menunjukkan sikap berjuang, yang meningkatkan kohesi rakyat. Ukraina memiliki sejarah melawan Nazi Jerman dan Tentara Merah Soviet selama Perang Dunia II.

Putin menjadikan penggulingan rezim Zelensky, demiliterisasi serta netralisasi Ukraina sebagai syarat untuk gencatan senjata. Namun, selama Ukraina masih terus melawan, Rusia tidak berniat menarik pasukannya. Beberapa analis berpendapat bahwa sebelum deklarasi kemenangan dapat dikeluarkan, tentara Rusia akan terus menyerang Ukraina.

Perkembangan pertempuran sulit diprediksi. Namun, bahkan jika Rusia berhasil menguasai bagian negara itu, kebencian warga Ukraina tidak akan hilang, atau mereka akan melancarkan perang gerilya. 

Dalam keadaan seperti itu, bagaimana rezim Putin merealisasikan rencana membentuk rezim boneka untuk memerintah ? Bagaimana pula untuk mewujudkan rencana merehabilitasi kondisi warga dan lingkungan di daerah-daerah pendudukan pasca-perang, ketika kemerosotan ekonomi menyebabkan Rusia tidak punya dana yang cukup ? Tampaknya, rencana-rencan tersebut akan sulit untuk diwujudkan.

Ekonomi Rusia terbeban oleh pengeluaran militer untuk perang Ukraina

Perang yang berlarut-larut tidak menguntungkan Rusia. Rusia telah mengirim sekitar 150.000 orang tentara, mengerahkan sejumlah besar senjata berat. Lembaga penelitian Eropa dan lainnya memperkirakan, bahwa jika serangan masih terus meluas, biaya harian untuk kebutuhan militer akan mencapai USD. 20 miliar.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada 2 Maret bahwa jumlah korban tewas tentara Rusia sejak dimulainya serangan pada 24 Februari, telah mencapai 498 orang. Jumlah ini masih terus bertambah.

Rezim Putin mengamandemen undang-undang dan memperketat kontrol informasi. Situs jejaring sosial (SNS) juga diblokir, dan hak warga untuk mengetahui informasi dirampas. Namun, berita kematian prajurit akan diberitahukan kepada keluarga. Jika pertempuran berlanjut untuk waktu yang lama, sikap anti-perang warga sipil Rusia niscaya akan meningkat.

Beban yang dihadapi Rusia bukan hanya menyerang Ukraina.

Dalam sebuah referendum tentang apakah akan mengubah konstitusi atau tidak, Belarusia pada 27 Februari telah menyetujui penghapusan klausul : ‘Menjadikan wilayahnya sebagai zona bebas nuklir dan berusaha untuk menjadi negara netral’. Dengan klausula ini keinginan Rusia untuk melawan NATO dengan menyebarkan persenjataannya, termasuk senjata nuklir di Belarus jadi terpenuhi, walaupun biayanya tidak rendah.

Produksi terpengaruh akibat nilai Rubel anjlok

Situasi pasca perang yang dihadapi Rusia adalah krisis ekonomi.

“Periode paling parah berlangsung setidaknya 3 tahun. Tetapi kali ini yang dihadapi adalah 3 kali lipat lebih parah dari krisis keuangan 1998”. Demikian Oleg Vladimirovich Deripaska, pemilik perusahaan aluminium terbesar di Rusia memperingatkan.

Sanksi berdampak pada ekonomi Rusia. Nilai tukar mata uang rubel di perdagangan internasional turun di bawah 150 rubel per dolar AS pada 7 Maret. hampir tinggal separuh dari nilainya sebelum serangan dimulai. Inflasi telah meningkat, logistik dari Eropa dan Amerika Serikat terhenti.

Selain itu, dampaknya terhadap industri manufaktur juga menonjol. Terutama terhadap perusahaan teknologi tinggi yang sebagian besar mengandalkan pasokan semikonduktor dari TSMC dan Intel, sekarang perusahaan-perusahaan ini telah memutuskan penghentian penjualan ke Rusia. Jika situasi ini tidak berubah, tidak hanya personal computer dan mobil listrik yang terganggu, tetapi produksi senjata juga terkena dampak.

Nissan Motor mengungkapkan pada 7 Maret bahwa mereka dalam waktu dekat akan menghentikan pengoperasian pabriknya di Kota St. Petersburg, Rusia. Nissan Motor juga menghentikan ekspor kendaraan ke Rusia. (situasi dalam pabrik Nissan di St. Petersburg)

Situasi kekacauan mirip dengan saat pasca revolusi Rusia

Besarnya krisis mengingatkan pada kekacauan seputar runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, ketika ekonomi yang direncanakan menemui jalan buntu dan barang kebutuhan sehari-hari tidak ada lagi dijual di toko. 

Ada ahli yang menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kemungkinan gagal bayar utang, situasi Rusia saat ini hampir sama dengan pada masa kekuasaan rezim Bolshevik, pendahulu Partai Komunis Soviet, yang mengumumkan pada tahun 1918 bahwa mereka akan meninggalkan utang dalam dan luar negeri Tsar Rusia. Akibatnya, Rusia telah dikeluarkan dari pasar keuangan internasional untuk waktu yang lama.

Putin mungkin saja dapat menyatakan “kemenangan” atas perangnya dengan Ukraina. Namun, sebagai presiden, ia salah perhitungan dalam menciptakan pertempuran untuk mengubah kehidupan rakyat Rusia agar menjadi lebih bahagia dan negara semakin makmur. (Sin)

Perang Ukraina Mengobarkan Pertarungan Fraksi Internal PKT Menjelang Rapat Partai Penting Berlangsung

0

Venus Upadhayaya

Invasi Putin ke Ukraina telah meningkatkan konflik antar faksi di dalam Partai Komunis Tiongkok sebagai manuver untuk langkah mengumpulkan pengaruh menjelang sebuah pertemuan Partai Komunis Tiongkok yang penting akhir tahun ini, menurut para ahli Tiongkok. 

Selama beberapa hari terakhir, para pemimpin partai komunis Tiongkok berkumpul di Beijing untuk pertemuan tahunan “Dua Sesi” dari para anggota legislatif yang tunduk pada  rezim Tiongkok dan badan penasihat politik teratas. Pertemuan itu menyatukan lebih dari 5.000 elit politik, bisnis, dan sosial Tiongkok, yang ditugaskan untuk menyetujui prioritas kebijakan Partai Komunis Tiongkok untuk tahun yang akan datang, tetapi acara tersebut dibayangi oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Rapat tahunan itu juga merupakan yang terakhir, sebelum Partai Komunis Tiongkok mengadakan pertemuan dua kali dalam sepuluh tahun Kongres Partai Nasional pada musim gugur tahun ini, di mana pemimpin Tiongkok Xi Jinping diperkirakan akan mengajukan sebuah tawaran untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Srinkanth Kondapalli, seorang profesor studi Tiongkok di Universitas Jawahar Lal Nehru, New Delhi mengatakan kepada The Epoch Times bahwa dalam masalah kebijakan luar negeri, Komite Tetap Politbiro 7 anggota Partai Komunis Tiongkok, keputusan tingkat tertinggi membuat badan Partai Komunis Tiongkok, umumnya membuat keputusan melalui konsensus. Tetapi mengenai hal-hal terkait Rusia, politbiro tersebut menyaksikan teriakan keras dan perbedaan pendapat.

“Kongres Partai Komunis Tiongkok umumnya menarik perjuangan faksi berintensitas tinggi, tetapi di latar belakang invasi Rusia ke Ukraina, para nasionalis, globalis, militeris, konservatif, liberal Tiongkok, dan lainnya semua menyebar untuk  memobilisasi pengaruh demi faksi mereka sendiri,” kata Srinkanth Kondapalli.

Meskipun Tiongkok adalah sebuah negara satu partai dan Partai Komunis Tiongkok memonopoli kekuasaan,  kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok bukanlah suatu kesatuan kelompok dan anggotanya berbeda ideologi, asosiasi politik, latar belakang sosial ekonomi, dan preferensi kebijakan.

‘Perang Fraksi’

Menurut Frank Lehberger, seorang ahli Tiongkok yang berbasis di Jerman, “perang fraksi” telah terjadi di dalam Partai Komunis Tiongkok, selama beberapa dekade dan kompleksitasnya melampaui yang dapat diungkapkan oleh sebagian besar ahli. 

Revolusi Kebudayaan yang bergejolak selama tahun 1970-an hingga 1980-an, misalnya, melihat pertikaian yang sangat berat, yang mengakibatkan banyak anggota Partai Komunis Tiongkok berpangkat tinggi sedang disingkirkan.

Dua fraksi yang telah lama berperang di dalam Partai Komunis Tiongkok—–Geng Shanghai dan Liga Pemuda Komunis Tiongkok. Sepertiga yang dimulai dari dalam Geng Shanghai dan akhirnya mengambil alih sebagian besar jabatan kepemimpinan utama di dalam Partai Komunis Tiongkok dan administrasi pusat, serta tingkat provinsi, adalah fraksi yang dipimpin oleh Xi Jinping, menurut sebuah makalah penelitian tahun 2021 yang diterbitkan di Observer Research Foundation.

Kantor Berita ‘Xinhua’ mengomentari foto di atas : Ini adalah Xi Jinping saat memasuki venue.

Geng Shanghai dipimpin oleh mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin. Srinkanth Kondapalli mengatakan Fraksi Jiang Zemin telah menderita kerugian besar, akibat kampanye anti-korupsi yang diluncurkan oleh Xi Jinping yang sedang berlangsung.

Sejumlah pejabat saat ini dan mantan pejabat telah disingkirkan selama bertahun-tahun, sebagai bagian upaya Xi Jinping untuk menghilangkan pengaruh fraksi yang telah merusak wewenang Xi Jinping sejak Xi Jinping menjabat pada tahun 2012, kata para analis.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa mantan anggota senior dari aparat keamanan masyarakat yang terkait dengan fraksi Jiang Zemin, telah menjadi sasaran kampanye anti-korupsi tersebut.

Srinkanth Kondapalli juga menaruh perhatian pada dua artikel terbaru yang diterbitkan dalam sebuah publikasi bahasa Mandarin yang selaras dengan fraksi Jiang Zemin. Kedua laporan muncul di Duowei News, sebuah situs berita online berbasis di Beijing yang memiliki hubungan kuat dengan Jiang Zemin dan sekutu dekat Jiang Zemin yaitu Zeng Qinghong, seorang mantan pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok, kata Srinkanth Kondapalli.

Satu laporan tertanggal 4 Februari mengenai boikot diplomatik menit-menit terakhir oleh India terhadap Olimpiade Beijing adalah mengkritik Xi Jinping. Laporan lain dari 19 Januari berjudul “Sebuah evaluasi objektif mengenai Xi Jinping” juga sangat mengkritik  masa jabatan Xi Jinping, menurut Srinkanth Kondapalli.

Mengingat lingkungan sensor yang sangat ketat di Tiongkok, konten yang menyimpang dari narasi resmi atau yang mengkritik rezim Tiongkok atau pejabat tertentu di Tiongkok, hanya boleh disebarluaskan jika ada dukungan dari tokoh-tokoh kuat di dalam Partai Komunis Tiongkok. Jadi para analis telah mencatat cakupan semacam itu telah digunakan oleh fraksi-fraksi Partai Komunis Tiongkok untuk melemahkan saingan politik mereka.

Kedua laporan ini ditambah dengan serentetan penyingkiran profil tinggi dari mantan pejabat tingkat tinggi “telah mengungkap keretakan di Partai Komunis Tiongkok,” kata Srinkanth Kondapalli.

“Dukungan Xi Jinping untuk tindakan Putin semakin memperumit perjuangan Partai Komunis Tiongkok,” Srinkanth Kondapalli menambahkan.

Menurut Frank Lehberger, Xi Jinping ingin tetap erat dengan Putin sedangkan fraksi Jiang Zemin tidak ingin Tiongkok terikat erat dengan pemimpin Rusia.

Namun, laporan media yang mengkritik keputusan kebijakan Xi Jinping hanyalah satu komponen kecil di antara banyak keruwetan, yang mana menggerakkan bagian di dalam perang fraksi Partai Komunis Tiongkok, menurut Frank Lehberger.

“Yang lebih serius adalah upaya pembunuhan terhadap Xi Jinping, dan membungkam, memenjarakan, atau hukuman mati (atas tuduhan-tuduhan palsu) dari para anggota terkemuka atau antek kecil dari fraksi lain,” kata Frank Lehberger.

Di luar krisis Ukraina, Xi Jinping sudah berada di bawah tekanan besar karena berbagai masalah domestik dan internasional, kata Srinkanth Kondapalli. Masalah ini mencakup dampak pandemi yang berkelanjutan pada ekonomi Tiongkok, pembatasan-pembatasan perdagangan dan teknologi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, dan pengawasan internasional yang meningkat atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.

Frank Lehberger mencatat penekanan Xi Jinping pada ketahanan pangan selama pertemuan anggota legislatif yang tunduk pada rezim Tiongkok baru-baru ini, Kongres Rakyat Nasional, mengisyaratkan masalah yang bertubi-tubi di dalam negeri.

“Xi Jinping telah menekankan keamanan pangan selama Kongres Rakyat Nasional untuk ketiga kalinya dalam 2-3 bulan … [hal ini] biasanya ini berarti kelaparan akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Frank Lehberger.

Sementara itu, perkembangan di Ukraina telah menyajikan tantangan maupun peluang bagi rezim Tiongkok, Frank Lehberger mencatat.

Pada hari pertama invasi Rusia, Tiongkok mencabut semua pembatasan impor gandum untuk Rusia, karena negara-negara Barat memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi yang cepat terhadap Moskow. 

Frank Lehberger mencirikan hal ini sebagai sebuah langkah oportunistik bagi Tiongkok yang berusaha untuk memperoleh komoditas Rusia, dengan harga murah sambil mengatasi masalah kekurangan pangan di dalam negeri.

Namun, respons kuat Barat terhadap agresi Putin juga berfungsi sebagai sebuah peringatan untuk Beijing.

Partai Komunis Tiongkok sebenarnya terkejut dengan keganasan sanksi-sanksi Barat yang menghancurkan Rusia, kata Srinkanth Kondapalli. Akibatnya, sementara Beijing mengutuk Barat karena memberikan sanksi-sanksi tersebut, Beijing tidak menawarkan bantuan substansial kepada Putin.

“Beijing pasti memberi jeda pada godaan apa pun untuk menyerang Taiwan. Sebagai ekonomi yang sangat global, Tiongkok tidak mampu untuk menarik sanksii serupa, yang dapat menghambat kebangkitan Beijing lebih lanjut,” kata Srinkanth Kondapalli.

Lembaga-lembaga Tiongkok sejauh ini tampaknya mengikuti sanksi Barat. Dua bank infrastruktur yang didukung Tiongkok, Bank Investasi Infrastruktur Asia dan Bank Pembangunan Baru, telah menghentikan pinjaman ke Rusia.

Hubungan yang Terakhir

Perang antar fraksi di dalam Partai Komunis Tiongkok mengenai bagaimana Partai Komunis Tiongkok berurusan dengan Rusia, sudah setua hubungan Uni Soviet dengan Partai Komunis Tiongkok itu sendiri, yang telah berlangsung selama satu abad. Soviet membantu mendirikan Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1921 dan mendukung Partai Komunis Tiongkok selama berpuluh-puluh tahun.

Menurut Srinkanth Kondapalli, segala hal yang menyangkut Rusia cenderung memicu perselisihan akut di dalam Partai Komunis Tiongkok.

“Sebagian besar ada hubungannya dengan hubungan cinta-benci antara Soviet dengan Partai Komunis Tiongkok, kesepakatan dan perbedaan ideologis Soviet dengan Partai Komunis Tiongkok,” kata Srinkanth Kondapalli, menambahkan bahwa pada hari-hari awal Soviet ingin mempertahankan Partai Komunis Tiongkok di bawah kendali Soviet.

Gambaran Rumah Sakit Mariupol setelah serangan, di Mariupol, Ukraina, pada 9 Maret 2022, dalam gambar ini diambil dari video yang disediakan oleh Dewan Kota Mariupol. (Mariupol City Council via AP)

“Partai Komunis Tiongkok mengambil bantuan Soviet tetapi membenci upaya Soviet untuk mengendalikan Partai Komunis Tiongkok.”

Setelah Partai Komunis Tiongkok merebut kekuasaan di Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok mengadopsi model pengembangan Soviet dan menggunakan bantuan Moskow dalam kampanye Partai Komunis Tiongkok memodernisasi industri Tiongkok selama tahun 1950-an.

Tetapi, kerja sama dengan Uni Soviet tidak bertahan karena kekuatan komunis yang terkenal jatuh tidak lama kemudian. Dalam dekade berikutnya, banyak pejabat Partai Komunis Tiongkok akan ditargetkan untuk disingkirkan berdasarkan ikatan nyata atau imajiner dengan Moskow.

“Partai Komunis Tiongkok juga mengusir Menteri Pertahanan Peng Dehuai pada tahun 1959 karena dekat ke Moskow. Anggota politbiro senior Liu Shaoqi dituduh sebagai ‘Khrushchev ala Tiongkok’ dan diarak di jalan-jalan [pada akhir tahun 1960-an]. Pada tahun 1989, Zhao Ziyang, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, dituduh sebagai ‘Gorbachev ala Tiongkok’ karena berpihak kepada mahasiswa dalam unjuk rasa di Lapangan Tiananmen,” kata Srinkanth Kondapalli.

Namun, setelah menjadi pemimpin terpenting Partai Komunis Tiongkok pada 2012, Xi Jinping melakukan kunjungan luar negeri yang pertama ke Moskow, di mana Kremlin memberi kesempatan Xi Jinping melihat sekilas pandang di pusat komando dan kendali militer Rusia yang paling rahasia, kata Srinkanth Kondapalli.

Hubungan Tiongkok dengan Rusia saat ini bersifat “semi-aliansi,” menurut Srinkanth Kondapalli, menemukan landasannya dalam berbagai perjanjian yang ditandatangani  beberapa dekade yang lalu, termasuk Perjanjian Persahabatan Tiongkok-Rusia tahun 2001. Baru-baru ini, Xi dan Putin bertemu di Beijing pada hari pembukaan Olimpiade, Musim Dingin di mana keduanya mengumumkan kemitraan “tanpa batas.”

Tetapi karena invasi Putin memicu reaksi global yang meluas, Partai Komunis Tiongkok dan fraksi-fraksi politik menemukan dirinya bergulat dengan bagaimana menatalaksana kejatuhan.

Rusia sekarang dilumpuhkan oleh sanksi keuangan dan perdagangan internasional, dan ekonomi Tiongkok akan sangat terpengaruh jika Xi Jinping terlalu dekat dengan Putin, menurut Frank Lehberger.

“Jiang Zemin dan beberapa orang lainnya tidak ingin Tiongkok terikat terlalu dekat dengan Putin. Karena Putin sekarang dapat menenggelamkan Tiongkok bersama dengan Putin,” kata Frank Lehberger. (Vv)

Jokowi Cek Langsung Ketersediaan Minyak Goreng di Pasar dan Minimarket Yogyakarta, Hasilnya Mengejutkan

0

ETIndonesia- Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan, ketika berada di Yogyakarta pada Minggu (13/3/2022) pagi.

Saat tiba di sebuah minimarket yang berada di Pasar Kembang, Yogyakarta pada pukul 09.05 WIB, Presiden langsung berjalan menuju tempat minyak goreng. Namun ketika itu, tidak ada stok minyak goreng.

“Sejak kapan tidak ada?” tanya Presiden. “Baru tadi pagi Pak,” jawab penjaga minimarket. Presiden pun menanyakan harga jual minyak goreng tersebut.

“Kalau yang dua literan itu Rp28.000, tapi kalau yang satu liter itu Rp14.000,” ucap penjaga minimarket.

Tak hanya menanyakan harga, Presiden juga ingin tahu tentang pengiriman minyak goreng tersebut. “Tapi datang lagi kapan?” tanya Presiden. “Enggak mesti, Pak,” ucap penjaga toko tersebut.

Selain mengunjungi toko swalayan, Presiden juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta. Di kedua pasar tersebut, Presiden menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp14.000 per liter hingga Rp20.000 per liter.

Namun, tingginya harga minyak goreng juga tidak menjamin ketersediaan adanya stok. “Barang ada, tapi mahal ya,” ucap Presiden mengomentari tingginya harga minyak goreng. “Ada tapi lambat Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi,” kata pedagang.

Masalah lainnya adalah tidak adanya jadwal yang pasti tentang pengiriman minyak goreng ke para pedagang maupun toko swalayan. Presiden tidak mendengar jawaban yang pasti kapan minyak goreng akan dikirim. Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya.

“Ya gak mesti Pak, bisa tiga hari sekali,” ucap salah satu pedagang yang ditemui Presiden. (BPMI Setpres/asr)

Pascagempa M 6,7 Nias Selatan, Kepala BNPB: Waspada Harus Tapi Tidak Perlu Panik dan Takut

0

ETIndonesia- BNPB akan segera mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan penilaian dampak pascagempa M6,7 Nias Selatan. Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menekankan kepada para pemangku kepentingan untuk melakukan prioritas pertama, yaitu keselamatan masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (14/3).

Pada kesempatan itu, Suharyanto berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak perlu panik atau takut. 

“Dengan terjadinya gempa ini, masyarakat tetap harus waspada tapi tidak perlu panik dan tidak takut,” pesannya dalam keterangan tertulis.

Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar tetap siaga dalam menghadapi potensi gempa susulan dari segmen megathrust Mentawai. BNPB melalui TRC akan memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam upaya penanganan darurat bencana sesuai kebutuhan di lapangan. 

Ia berpesan, jika akan beraktivitas di dalam ruangan, perhatikan jalur evakuasi keluar yang mudah jika terjadi kondisi darurat.

“Berdasarkan pengalaman pada gempa-gempa sebelumnya, terjadinya korban bukan akibat gempa tetapi akibat bangunan yang roboh,’ ujarnya. 

Selain itu, Suharyanto meminta masyarakat menunjuk orang yang dituakan atau beberapa orang yang bisa memimpin dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari tempat yang aman jika terjadi gempa.

Menghadapi situasi darurat, barang kebutuhan pribadi yang harus disiapkan, antara lain makanan, obat-obatan, senter atau charger, harus segera disiapkan paling tidak 3 hari dalam tas siaga. 

Kepala BNPB meminta pemerintah daerah dan aparat TNI segera menyiapkan aksi berdasarkan rencana kontinjensi yang telah disusun, kemudian personel TNI dan Polri untuk segera turun dalam membantu kesulitan masyarakat akibat gempa bumi. 

“Kami memohon juga pimpinan daerah mulai kepala desa, camat, bupati, wali kota dan gubernur untuk turun dan memimpin aksi-aksi penanganan gempa dan melakukan perencanaan sesuai dengan rencana kontinjensi yang telah dibuat,” tambahnya. 

Hingga kini, BNPB masih terus melakukan koordinasi dengan BPBD terdampak, seperti di Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Sejumlah warga di beberapa wilayah tersebut merasakan guncangan dengan intensitas sedang hingga sangat kuat dengan durasi waktu berbeda. 

Pantauan BNPB terhadap fenomena gempa tersebut menyebutkan warga merasa guncangan lemah 1-3 detik di Kabupaten Pasaman. Masyarakat tidak panik karena guncangan gempa M6,7 yang terjadi pada Senin pagi (14/3), pukul 04.09 WIB. Demikian juga dengan warga Kabupaten Pasaman Barat, mereka merasakan guncangan lemah 1 hingga 3 detik. (asr)

Media Kamboja Menguak Geng dari Daratan Tiongkok Menjual Organ Hingga Penipuan Telekomunikasi, Warga Thailand Turut Menjadi Korban

Jing Zhongming – NTDTV.com

Beberapa media Thailand pada Kamis (10/3/2022) melaporkan bahwa polisi Thailand baru-baru ini menyelamatkan 8 warga negara Thailand dari Kamboja, termasuk 1 pria dan 7 wanita. Mereka ditipu ke Kamboja oleh geng kriminal dari daratan Tiongkok untuk terlibat dalam penipuan telekomunikasi, dan beberapa di antaranya diambil darahnya, dan mereka hampir dijual dengan “mengambil organ tubuh mereka”.

Salah satu korban, adalah seorang wanita berusia 25 tahun dari Bangkok, mengatakan kepada polisi Thailand bahwa dia ditipu untuk menyelundupkan ke Sihanoukville, Kamboja untuk “bekerja di perusahaan Tiongkok.” Akan tetapi, ternyata yang disebut “pekerjaan” itu adalah penipuan telekomunikasi.  Dia diatur untuk menelepon kembali ke Thailand. Tujuannya menipu orang-orang Thailand.

Dia tidak mau melakukan “pekerjaan” tersebut, dan akibatnya, dia dipenjara dan dianiaya oleh kelompok kriminal Tiongkok. Dia diminta untuk membayar “penebusan”. Jika dia tidak dapat mengumpulkan uang, dia disetrum sampai koma dengan tongkat listrik. Dia mencoba beberapa kali untuk melarikan diri dan gagal.

Sebelum diselamatkan, dia telah diambil darahnya dan disetrum hingga koma. Saat geng kriminal hendak mengambil organnya, dia diselamatkan oleh pihak berwenang.

Korban laki-laki lainnya juga mengatakan bahwa dia telah berada di Kamboja selama lebih dari dua bulan. Ia tidak mengetahui di mana dirinya berada, dia hanya mengetahui bahwa dia dikurung di sebuah ruangan kecil yang gelap dan disetrum, menunggu darah diambil. Dia juga mengatakan bahwa setidaknya tiga atau empat wanita akan terdengar menangis di malam hari.

Departemen Kepolisian Thailand mengatakan bahwa setelah menyelidiki kelompok kriminal Tiongkok yang terlibat dalam kasus tersebut, mereka menemukan bahwa korban akan diambil darahnya, dan setelah darahnya dikeringkan, kornea, hati, ginjal dan organ lainnya akan dipotong dan dijual.

Hampir 3.000 warga Thailand telah ditipu ke Kamboja sejauh ini, kata laporan itu. Thailand dan Kamboja akan berunding dan melancarkan aksi dalam dua minggu untuk menghilangkan masalah penyelundupan ilegal sesegera mungkin, sehingga warga Thailand tidak lagi menjadi korban geng penipuan atau geng perdagangan manusia.

Pada Februari lalu, ketika insiden “Gadis Rantai” di Xuzhou sedang bergejolak, terungkap juga bahwa seorang pria dari Jiangsu, Tiongkok, ditipu untuk diambil darahnya di Kamboja. Pengalamannya mirip dengan pengalaman yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah dia lolos dengan risikonya sendiri.

Pada saat itu, kedutaan  Tiongkok di Kamboja dan sejumlah corong partai Komunis Tiongkok dan media partai telah menghebohkan masalah ini, tetapi kebanyakan dari mereka dengan sengaja menghindari latar belakang kelompok kriminal daratan Tiongkok dan hanya secara samar-samar mengklaim bahwa “orang Tiongkok ditipu untuk menjual darah di Kamboja.” Beberapa hari kemudian, media partai mengutip “akun resmi Kamboja” yang mengatakan insiden itu “murni direkayasa”. Beberapa analis menunjukkan bahwa Beijing dapat menggunakan ini untuk mengalihkan perhatian orang dari “Gadis Rantai”.

Pada saat itu, media tidak resmi juga mengutip influencer Kamboja, Aaron mengatakan bahwa hal semacam ini sangat umum di daerah setempat. Geng kriminal dari daratan Tiongkok menipu atau menculik orang-orang Tionghoa untuk terlibat dalam penipuan online. Jika orang-orang ini tidak dapat membuat “pertunjukan”. “Atau jika mereka tidak patuh, mereka akan dipukuli, disetrum, dan akhirnya dijual kembali, dan kemudian dipaksa untuk menjual darah dan organ, dan mati setelah diperas.

Dia mengatakan bahwa dalam dua atau tiga tahun terakhir, telah terjadi penghilangan dan kematian orang-orang Tionghoa di sekitarnya dari waktu ke waktu, dia mendengar bahwa itu semua disebabkan oleh penipuan dan penculikan, tetapi pemerintah Kamboja sering menutup mata dan  tidak mengungkapkan penyebab kematian yang sebenarnya.

Pada November tahun lalu, ada juga laporan media bahwa polisi di Daerah Otonomi Kokang Myanmar mengumumkan penangkapan terhadap 24 tersangka Anhui Tiongkok. Mereka ditipu bekerja di Myanmar, setelah itu darah mereka terkuras dan dijual, paling sedikit ada 5 pemuda tewas setelah darah mereka terkuras habis. (sin)

Menlu Rusia dan Ukraina Bertemu, Petinggi Militer Rusia Tewas Saat Meluncurkan Serangan Tank di Luar Kyiv

Jin Shi – NTD

Menteri luar negeri Rusia dan Ukraina menggelar pembicaraan di Turki, pada Kamis (10/3/2022). Ini adalah tingkat negosiasi tertinggi antara kedua  pihak sejak  perang meletus.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Ivanovych Kuleba mengatakan Ukraina belum menyerah di masa lalu, tidak menyerah sekarang, dan tidak akan menyerah di masa depan.

Kuleba juga mengatakan setelah pertemuan, Rusia tidak berniat untuk menghentikan tembakan dan tidak membuat jaminan apapun tentang evakuasi warga sipil dengan aman.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Putin tidak akan menolak untuk bertemu dengan Zelensky. Pihak Ukraina mengatakan bahwa Zelensky sudah siap bertemu.

Kedua pihak berjanji untuk melanjutkan dialog.

Pada Rabu (9/3), serangan udara menghantam rumah sakit wanita dan anak-anak di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. Tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dan sedikitnya 17 terluka, demikian pemerintah Ukraina mengumumkannya pada Kamis 10 Maret.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menuturkan, ini melampaui kekejaman. Apa yang dilakukan penjajah terhadap Mariupol melampaui kekejaman. 

Pemboman rumah sakit wanita dan anak-anak oleh tentara Rusia  dikutuk oleh masyarakat internasional.

“Penggunaan kekuatan brutal terhadap warga sipil tak berdosa di negara berdaulat itu mengerikan,” kata juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.

Pada Rabu 9 Maret, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan di Twitter resminya bahwa Rusia telah mengkonfirmasi penggunaan senjata pemusnah paling kontroversial, TOS-1A, di Ukraina. 

TOS-1A adalah peluncur roket yang dapat meluncurkan roket yang membawa hulu ledak vakum. Bom vakum akan langsung mengkonsumsi oksigen di sekitarnya, menciptakan lingkungan bersuhu sangat tinggi, dan memiliki efek merusak pada fasilitas dan orang yang terkena dampak. Penggunaan bom vakum sangat dibatasi oleh konvensi internasional.

Gambar sebelumnya menunjukkan bahwa Putin telah menyebarkan sistem TOS-1A ke Ukraina.

Di medan pertempuran darat, tentara Rusia tampaknya terus mengalami kemunduran. Militer Ukraina memposting video pada 10 Maret, bahwa tentara Ukraina menyergap konvoi tank Rusia di Brovary, pinggiran kota Kyiv Dalam video tersebut, deretan tank meledak satu demi satu dalam cuaca bersalju.

Tentara Ukraina mengatakan seluruh unit tank hancur.

Prajurit Ukraina menuturkan, “satu unit tank sedang menuju Kyiv, sangat besar dan penyergapan pihaknya terorganisir dengan baik.”

Tentara Ukraina juga menunjukkan dokumen identifikasi tentara Rusia, T-shirt, kantong tidur dan barang-barang lainnya yang disita di tank kepada media. Setelah salah satu tank diperbaiki, maka akan dikembalikan ke medan perang.

Tentara Ukraina juga mengklaim bahwa komandan unit tank, Kolonel Andrei Zakharov, yang dianugerahi medali oleh Putin sendiri, terbunuh, tetapi dunia luar belum dapat mengkonfirmasi berita tersebut.

Sudah lebih dari dua minggu sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina. Gambar satelit sebelumnya menunjukkan bahwa konvoi Rusia, puluhan kilometer di utara Kyiv, terhenti karena masalah seperti pasokan. Namun demikian, militer Ukraina baru-baru ini menunjukkan bahwa tentara Rusia belum menyerah rencananya untuk mengepung Kyiv. (hui)

Pria Ukraina Pemberani dengan Sebotol Air Menjinakkan Bom Besar Rusia yang Tidak Meledak

oleh Li Zhaoxi

Ukraina menunjukkan keberanian dan kepiawaian mereka kepada dunia dalam perang melawan Rusia, sebuah adegan di mana dua personel penjinak bom berusaha menjinakkan sebuah bom besar Rusia yang tidak meledak dengan tangan kosong mereka dan sebotol air. Video yang dirilis online selain membuat pemirsa deg-degan juga apresiasi yang tinggi.

Video berdurasi 31 detik yang dibagikan di Twitter pada Kamis (10/3) oleh Charles Lister, seorang peneliti senior di Middle East Institute, menunjukkan seorang pria Ukraina menuangkan air dari botol ke salah satu ujung bom. Sedangkan pria lainnya memutar ujung bom yang bersegel timah dengan tangannya. Satu-satunya alat bagi kedua personel penjinak bom itu adalah sebotol air, dan mereka pun hanya mengenakan sarung tangan, bahkan tidak pakai helm. 

Hingga Jumat pagi, lebih dari tiga juta orang telah menonton video tersebut, orang-orang memuji keberanian dan kepiawaian kedua personel penjinak bom. Biasanya, proses penjinakan bom dilakukan oleh robot yang dikendalikan dari jarak jauh.

Para ahli mengatakan air digunakan untuk mengurangi gesekan di ruang fuze, di mana sisa-sisa bahan peledak bisa masuk ke ulir sekrup. Kondisi yang diperlukan untuk meledakkan bahan peledak adalah panas, goncangan dan gesekan.

“Air digunakan untuk mencegah pelepasan listrik statis. Tangan tenang, kepala tenang,” kata reporter ‘Sky News’, Nick Stylianou.

Charles Lister memuji keberanian luar biasa dari 2 orang personel penjinak bom asal Ukraina itu. Dia mengatakan bom yang dijatuhkan Rusia dapat meratakan sebuah bangunan, sementara personel penjinak bom Ukraina membongkarnya dengan tangan kosong dengan bantuan air sebotol. Dan selama proses penjinakan, masih terdengar suara jatuhnya selongsongan bom dan ledakan bom di kejauhan.

Sebelum video penjinakan bom tersebut dirilis, Rusia telah menggunakan roket termobarik untuk menyerang Ukraina. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada Rabu 9 Maret, bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah mengakui penggunaan roket termobarik kelas berat TOS-1A di Ukraina.

Bom termobarik mengadopsi metode peledakan biner yang unik. Pertama, detonator kecil diledakkan, kemudian sejumlah besar bubuk yang mudah terbakar terlempar ke udara dan bercampur dengan udara. Bahan bakar akan tersebar dalam bentuk awan dan dinyalakan oleh oksigen di atmosfer, menyebabkan ledakan skala besar dan suhu tinggi. Ledakan supersonik yang dihasilkan dapat menghancurkan bangunan, dan gelombang tekanan dahsyatnya dapat menghancurkan tubuh manusia, bahkan ketika orang tidak berada di dekat lokasi serangan.

Rusia telah menggunakan senjata TOS di Afghanistan dan Chechnya. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa meskipun senjata termobarik tidak ilegal, tetapi penggunaannya harus diatur secara ketat. Jika Rusia menggunakan senjata itu untuk melawan warga sipil Ukraina, maka jelas itu melanggar hukum. (sin)

Industri Penerbangan Rusia Hadapi Masalah Akibat Tiongkok Menolak Menyediakan Suku Cadang Pesawat

Li Zhaoxi – NTD

Sebagai akibat Rusia menginvasi Ukraina, industri penerbangannya mengalami isolasi dari  internasional, maskapai penerbangan Rusia dilarang memasuki wilayah udara Eropa, Amerika Serikat dan Kanada. Perusahaan pemasok utama seperti Boeing dan Airbus telah memutuskan untuk tidak memasok suku cadang pesawat ke Aeroflot. Sedangkan sekutu Rusia, yakni Beijing, juga menolak menyediakan suku cadang pesawat untuk menghindari risiko yang menghadang

Kantor berita non-pemerintah Rusia ‘Interfax’ dan beberapa media lainnya yang mengutip ucapan Velery Kudinov, pejabat Administrasi Penerbangan Federal Rusia yang bertugas menjaga kelaikan udara pesawat, memberitakan bahwa komunis Tiongkok yang pernah menyatakan keprihatinannya terhadap Rusia yang mendapat sanksi dari Barat, namun setelah industri penerbangan Rusia mengalami kesulitan akibat sanksi, Beijing justru tidak bersedia mengulurkan tangan bantuan, menolak untuk menyediakan suku cadang pesawat bagi Moskow.

Velery Kudinov mengatakan bahwa setelah Tiongkok menolak untuk memasok suku cadang pesawat, Rusia akan mencoba untuk membeli dari sumber negara lain seperti Turki dan India.

Kudinov mencatat bahwa perusahaan maskapai penerbangan Rusia sekarang mendaftarkan pesawat mereka di Rusia menyusul sanksi AS dan Uni Eropa, sementara sebagian besar pesawat Aeroflot terdaftar di luar negeri, masih dimiliki oleh perusahaan leasing Barat karena masalah pinjaman. Seiring dengan meningkatnya tekanan Barat terhadap Moskow, Kudinov memperkirakan bahwa beberapa pesawat mungkin terpaksa dikirim kembali ke perusahaan leasing.

Richard Aboulafia, analis industri penerbangan Amerika Serikat mengatakan : “Sanksi terhadap penerbangan mudah diterapkan. Pesawat tidak dapat diterbangkan oleh maskapai. Mereka harus mengulang rencana pesawat mereka, yang saat ini rencana masih didasarkan pada teknologi Barat”.

Boeing dan Airbus telah memutuskan pasokan suku cadang untuk maskapai Rusia. Boeing juga menutup pusat desain pesawat yang berada di Moskow dan menutup sementara kantornya di Kyiv.

Persediaan suku cadang maskapai bisa habis dalam beberapa minggu atau bulan. Maskapai penerbangan dapat memperpanjang jam operasional pesawat yang masih terbang dengan meng-grounded beberapa pesawat dan membongkar bagian-bagian pesawat tersebut (mengkanibal suku cadang). Namun berdasarkan ketentuan sewa yang mencakup pesawat komersial, praktik tersebut dilarang.

Untuk melindungi diri dari dampak sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia, pemerintah Tiongkok mendorong nilai mata uang rubel jatuh lebih cepat. Sistem Perdagangan Valuta Asing  Tiongkok mengumumkan, bahwa sejak Jumat, dalam transaksi penukaran harian yang dikendalikan oleh negara, volatilitas rubel Rusia terhadap renminbi mencapai berlipat ganda hingga menjadi sekitar 10% dari harga pembukaan hari itu.

Nilai Rubel telah jatuh terhadap mata uang asing lainnya, karena sanksi Eropa dan AS yang langsung memukul sistem keuangan Rusia. Rubel telah jatuh 40% terhadap dolar AS tahun ini dan sekarang nilainya di bawah 1 dolar AS.

Tiongkok belum memberlakukan sanksinya sendiri dan pada dasarnya tidak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Tetapi dengan menerapkan langkah untuk memperluas nilai tukar rubel terhadap renminbi, berarti bank sentral Tiongkok tidak perlu lagi mensubsidi perusahaan Rusia yang membeli komoditas Tiongkok, demi menghindari rubel yang memiliki daya beli lebih besar atas renminbi daripada nilai pasarnya. (sin)

Gempa Magnitudo 6,7 Melanda Nias Selatan, Sumatera Utara

0

ETIndonesia- Gempa berkekuatan Magnitudo 6,7 dirasakan kuat warga di Kabupaten Nias Selatan,  Sumatera Utara, pada Senin (14/3) pukul 04.09 waktu setempat. Pusat gempa berada pada 161 km tenggara Nias Selatan,  Sumatra Utara. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Selatan menyebutkan, guncangan dirasakan kuat selama kurang lebih satu menit. Warga telihat sempat panik akibat aktivitas geologi tersebut. 

Pusat gempa yang berada pada kedalaman 25 km ini dilaporkan tidak berpotensi tsunami. 

Selain di Kabupaten Nias Selatan, guncangan juga dirasakan sedang di beberapa wilayah lainnya seperti Kota Padang, Sumatra Barat. 

Pantuan BMKG mencatat kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan IV MMI di wilayah Nias Selatan, yang artinya dirasakan oleh orang banyak, gerabah pecah, dan dinding berderik. Sementara itu, di Padang, Siberut, dan Gunung Sitoli menunjukan kekuatan III MMI yang getarannya dirasakan di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu. 

Selang 30 menit setelahnya, gempa susulan terjadi dengan skala yang lebih kecil yakni (M)6,0. 

Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Nias Selatan masih melakukan asesmen terkait dampak dari kejadian gempa. Proses asesmen sempat terhambat akibat sinyal komunikasi GSM terdekat dengan pusat gempa terkendala. 

Kabupaten Nias Selatan merupakan wilayah yang rawan terhadap dampak bahaya gempa bumi. Menurut kajian inaRISK, sebanyak 35 kecamatan berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 364.880 jiwa yang tersebar pada 35 kecamatan itu berpotensi terpapar dampak gempa.  

Menyikapi potensi bahaya gempa yang dapat terjadi setiap saat, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Saat gempa warga dapat berlindung di bawah perabot yang kuat dengan melakukan drop, cover and hold on atau evakuasi keluar bangunan saat situasi sudah aman. Warga juga diimbau untuk siaga akan bahaya lainnya yaitu tsunami yang dapat dipicu oleh gempa bumi.  (asr)

Konsekuensi Ekonomi dari Perang Rusia-Ukraina

Tuomas Malinen

Pada 24 Februari sebuah perang baru mengejutkan Eropa ketika  Rusia meluncurkan kampanye militer besar-besaran terhadap tetangga selatannya, Ukraina.

Kekuatan yang dikerahkan Rusia—pasukan darat yang diperkirakan berjumlah 190.000—menyiratkan bahwa tujuan invasi adalah untuk merebut seluruh Ukraina jika bukan sebagian besar darinya.

Sementara penderitaan manusia akibat perang bisa sangat besar, konsekuensi ekonominya juga bisa mengerikan. Efeknya terdiri dari efek ekonomi langsung dan yang disebabkan oleh sanksi. Apa yang kita lihat sekarang adalah eskalasi militer dan ekonomi menyebar lebih luas ke arena lain, bahkan media sosial dan dunia olahraga. Mari kita lihat beberapa area utama dan kemungkinan dampaknya.

Gabungan, Ukraina dan Rusia menghasilkan sekitar sepertiga dari semua gandum yang diekspor secara global. Tidak heran jika harga gandum meningkat tajam. Selain itu, Rusia memproduksi sebagian besar pupuk, sekitar 6 persen aluminium, sekitar 7 persen nikel, dan lebih dari 40 persen neon (komponen penting produksi chip) yang digunakan secara  global.  

Rusia  adalah produsen energi  utama dengan pangsa 12 persen dari produksi minyak global   dan  17  persen dari produksi gas global. Secara kritis, Rusia memasok 41 persen gas dan sekitar sepertiga minyak yang   digunakan di Uni Eropa.

Negara-negara Barat telah memutuskan beberapa bank Rusia dari sistem SWIFT (Society for Worldwide Interbank  Financial Telecommunication). Ini adalah sistem untuk komunikasi yang cepat dan aman antar bank. Tidak ada uang yang ditransfer, tetapi ini adalah bagian penting dari infrastruktur keuangan global karena informasi transaksi keuangan yang penting ditransfer melaluinya. Mengeluarkan Rusia dari SWIFT akan membuatnya jauh lebih sulit untuk beroperasi di dunia perbankan modern. Ini sudah terbukti di Finlandia, di mana perusahaan besar melaporkan bahwa transaksi ke dan dari Rusia telah disita.

Ikatan keuangan beberapa negara Eropa  dengan  Rusia  kuat—misalnya, J.P. Morgan memperkirakan bahwa klaim bank-bank Eropa di Rusia berjumlah 80 miliar USD. Italia, Prancis, dan Austria khususnya memiliki klaim besar atas Rusia. Ini mungkin menjelaskan mengapa semua bank Rusia belum (setidaknya saat ini) dikecualikan dari SWIFT.

Ini juga akan membuat hampir tidak mungkin bagi negara lain untuk membayar impor energi mereka dari Rusia—dan merupakan sesuatu yang ingin dihindari oleh beberapa negara, seperti Jerman, dengan cara apa pun.

Berita penghentian Rusia dari SWIFT telah memicu penarikan besar-besaran (rush) dari perbankan Rusia. Menyikapi kondisi ini, bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya dari 9,5 menjadi 20 persen. Ini adalah tanda keputusasaan dan ketakutan akan penyebaran mata uang yang meluas dan bank run. Untuk lebih menahan ancaman ini, pada 28 Februari, Rusia melarang semua transfer keuangan ke luar negeri. 

Pada hari yang sama, Uni Eropa dan Amerika Serikat sepakat untuk melarang semua transaksi dengan bank sentral Rusia. Ini berarti bahwa bank sentral tidak akan dapat mengakses sebagian besar cadangan devisanya.

“Perang finansial” global melawan Rusia benar-benar telah terjadi. Apa kemungkinan skenario akhir ekonomi untuk semua ini? Dalam situasi yang tidak menentu seperti itu, sulit untuk memvisualisasikan semua kesimpulan yang mungkin, tetapi skenario “baik” dan “buruk” dapat digambarkan.

Jika Rusia dan Ukraina mencapai gencatan senjata yang langgeng dengan cepat, kita akan mengalami skenario “baik”. Ketegangan akan mulai mereda. Mundurnya pasukan Rusia yang cepat dan lengkap masih tidak mungkin. Sudah menjadi tujuan Presiden Vladimir Putin untuk membangun koridor darat ke Semenanjung Krimea yang dianeksasi. Dia tidak mungkin menyerah pada itu. 

Bila skenario “baik” terjadi, kita mungkin akan menghadapi krisis berkepanjangan antara kedua negara. Hal ini kemungkinan akan menimbulkan beberapa tekanan pada harga komoditas dan energi untuk bulan-bulan mendatang. Selain itu, pengecualian bank Rusia dari SWIFT dan “pagar cincin” Bank Rusia dapat dipertahankan selama pasukan Rusia tetap berada di tanah Ukraina. Jadi, bahkan dalam skenario “baik”, kita mungkin tidak akan kembali normal dalam waktu dekat.

Perlu juga dicatat bahwa mencampuri dan bahkan “mempersenjatai” arsitektur keuangan dan ekonomi global, seperti sistem SWIFT, transaksi bank sentral, dan batasan perdagangan, akan memiliki banyak konsekuensi yang tidak diinginkan, tidak terduga, dan berpotensi bertahan lama. Dalam skenario “buruk”, perang berlarut-larut dan akhirnya bermutasi menjadi perang gerilya yang sangat merusak. Ini akan berdampak serius pada harga pangan dan energi global, rantai pasokan, dan tentu saja pada sistem keuangan.

Ekspor gandum dan makanan lainnya dari Ukraina akan berkurang atau berhenti sama sekali, yang akan membuat harga pangan global meroket. Harga komoditas lain juga akan naik, dan masalah rantai pasokan akan kembali mencuat. Tekanan inflasi akan mulai meningkat secara dramatis, dan inflasi akan mencapai dua digit dalam 2-3 bulan. Hal ini dapat memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga darurat dan menghentikan semua program pembelian obligasi. Ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan dapat meningkat secara signifikan.

Inflasi  di  Rusia  akan  mencapai  angka yang tidak terlihat sejak pecahnya Uni Soviet (hiperinflasi). 

Bank-bank Rusia akan mulai tumbang, menyebabkan kerugian besar-besaran, terutama bagi bank-bank Italia dan Prancis yang sudah lemah. Kenaikan tarif akan memukul rumah tangga dan perusahaan di kedua sisi Atlantik. Krisis perbankan akan melanda Eropa dan krisis utang negara akan muncul kembali secara besar-besaran. Italia akan jatuh ke dalam krisis politik, hampir pasti default dan meninggalkan euro. Yunani, Portugal, dan Spanyol akan mengikuti, dan kemudian zona euro akhirnya terpecah. Dan saat ini akan berdampak serius pada harga pangan dan energi global, rantai pasokan, dan tentu saja pada sistem keuangan.

Ekspor gandum dan makanan lainnya dari Ukraina akan berkurang atau berhenti sama sekali, yang akan membuat harga pangan global meroket. Harga komoditas lain juga akan naik, dan masalah rantai pasokan akan kembali mencuat. Tekanan inflasi akan mulai meningkat secara dramatis, dan inflasi akan mencapai dua digit dalam 2-3 bulan. 

Hal ini dapat memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga darurat dan menghentikan semua program pembelian obligasi. Ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan dapat meningkat secara signifikan.

Inflasi  di  Rusia  akan  mencapai  angka yang tidak terlihat sejak pecahnya Uni Soviet (hiperinflasi). Bank-bank Rusia akan mulai tumbang, menyebabkan kerugian besar-besaran, terutama bagi bank-bank Italia dan Prancis yang sudah lemah. Kenaikan tarif akan memukul rumah tangga dan perusahaan di kedua sisi Atlantik. Krisis perbankan akan melanda Eropa dan krisis utang negara akan muncul kembali secara besar-besaran. Italia akan jatuh ke dalam krisis politik, hampir pasti default dan meninggalkan euro. Yunani, Portugal, dan Spanyol akan mengikuti, dan kemudian zona euro akhirnya terpecah. 

Dan saat sektor perbankan Eropa diselimuti misteri. Kekhawatiran ekonomi utama adalah jika perang menyebabkan inflasi semakin cepat dari sini, pilihan untuk bank sentral menjadi sangat terbatas, sementara  pasar keuangan mungkin menjadi sangat tidak stabil. Dalam situasi itu, skenario terburuk ekonomi dapat dengan mudah terwujud, karena bank sentral tidak akan mampu bereaksi terhadap kehancuran pasar keuangan.

Jadi, yang dibutuhkan sekarang adalah kepala dingin dan kebijaksanaan yang dikedepankan. (yud)

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Tuomas Malinen adalah CEO dan profesor ekonomi. Dia menghabiskan 10 tahun di dunia akademis mempelajari pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan, dan krisis ekonomi. Saat ini, Tuomas bekerja di GnS Economics, sebuah konsultan ekonomi makro yang berbasis di Helsinki yang mengkhususkan diri dalam peramalan skenario dan menganalisis serta mendidik masyarakat tentang berbagai risiko terhadap ekonomi dunia dan pasar keuangan global.

AS Tidak Akan Memberikan Jet Polandia ke Ukraina, Khawatir Putin Akan Melihat Langkah itu sebagai “Eskalasi”

Zachary Stieber

Amerika Serikat tidak akan bertindak atas proposal dari Polandia untuk mengambil jet tempur dari sekutu dan mengirimkannya ke Ukraina karena khawatir bahwa pejabat Rusia akan melihat langkah itu sebagai “eskalasi”, kata seorang pejabat Amerika Serikat pada 9 Maret.

Pengiriman MiG-29 ke Ukraina mungkin akan dianggap keliru sebagai eskalasi, dan dapat mengakibatkan reaksi Rusia yang signifikan yang dapat meningkatkan prospek eskalasi militer dengan NATO,” John Kirby, Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, kepada wartawan di Washington.

Berdasarkan penilaian, yang disetujui oleh Menteri Pertahanan Lloyd Austin, militer menilai pengiriman tersebut sebagai hal yang “berisiko tinggi” dan tidak akan dilakukan, setidaknya untuk saat ini.

Usulan dari Polandia adalah pejabat Polandia akan mengirimkan jet ke Amerika Serikat, yang kemudian dapat mengirim jet tersebut ke Ukraina. Pemerintah Poland- dia juga meminta sekutu NATO untuk mengirim jet ke pangkalan AS.

Namun para pejabat AS dengan cepat menolak proposal tersebut, meskipun mereka belum merinci penilaian intelijen hingga Rabu (9/3).

Kirby juga membingkai keputusan itu sebagai keputusan terbaik bagi Ukraina, dengan alasan bahwa Ukraina akan mendapat manfaat lebih banyak dalam konflik dengan Rusia dengan menerima senjata anti-armor dan pertahanan udara.

Meskipun Angkatan Udara Rusia memiliki kemampuan yang signifikan, namun serangan udara telah bertemu dengan perlawanan yang ketat baik di udara dan di darat, menurut pejabat AS.

Selain itu, Angkatan Udara Ukraina juga dikatakan memiliki beberapa skuadron pesawat yang sepenuhnya mumpuni, dan penilaian AS menyimpulkan bahwa memberi mereka lebih banyak pesawat mungkin tidak akan membuat dampak besar, menurut Kirby.

Austin menyampaikan tanggapan itu kepada Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak dalam sebuah panggilan telepon dan juga berbicara dengan seorang pejabat tinggi Ukraina tentang hal-hal serupa.

Para pejabat AS sebelumnya mengatakan, Polandia dipersilakan untuk mengirimkan pesawat ke Ukraina secara langsung dan Kirby mengatakan bahwa setiap negara dapat memutuskan sendiri apa yang ingin mereka lakukan.

Menurut publik Ukraina sendiri, mendapatkan jet tempur akan sangat membantu dalam melawan Rusia, yang menginvasi tetangganya sejak 24 Februari lalu.

“Itu benar-benar cara kami melihatnya,” kata Vadym Prystaiko, Duta Besar Ukraina untuk Inggris, kepada Sky News pada Rabu (9/3) ketika ditanya apakah pesawat jet itu akan memberi Ukraina keuntungan yang dibutuhkan.

“Semua upaya taktis yang Anda bicarakan, itu dapat ditutupi meski kami tidak memiliki keunggulan, tetapi setidaknya tetap dapat mengendalikan sektor udara,” tambahnya.

Ukraina lebih memilih jet yang lebih tua karena para pilot mereka lebih terlatih dengan hal itu.

Pada waktu yang sama, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi (D-Calif.) mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa dia diminta oleh Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky untuk bantuan mendapatkan pesawat.

Pembaruan datang beberapa jam setelah Mateusz Morawiecki, Perdana Menteri Polandia, mengatakan bahwa Polandia hanya akan menyediakan jet ke Ukraina secara langsung jika semua anggota NATO setuju, karena pejabat Rusia telah mengan- cam negara-negara yang melakukan langkah tersebut. (osc)

Presiden Terpilih Korsel: Yoon Seok-Youl

Mingru Li dan Jing An

Dalam pemilu presiden Korsel ke-20 yang diadakan pada 9 Maret lalu, capres dari partai oposisi terbesar People Power Party yakni Yoon Seok-Youl terpilih menjadi presiden dengan 247.077 suara lebih banyak daripada lawannya. Dalam pidato kemenangannya Yoon menyatakan, akan “memperhatikan kehidupan rakyat, dan merealisasikan pergantian rezim”.

Pada pemilu presiden Korsel ke-20 pengambilan suara resmi dimulai pada 9 Maret pukul 6 pagi hingga pukul 7.30 petang, warga pemilih melakukan pemberian suara di 14.464 tempat pemungutan suara di seluruh negeri. Setelah itu, sebanyak 251 pusat perhitungan suara seluruh pelosok negeri memulai penghitungannya sekitar pukul 8.10 pagi hari.

Berbeda dengan pilpres ke-18 pada 2012 dan pilpres ke-19 pada 2017 lalu yang sudah hampir bisa dipastikan pemenangnya saat perhitungan suara belum mencapai separuh dari total suara, dalam pilpres kali ini, persaingan capres dari Democratic Party of Korea, Lee Jae-Myung dan Yoon Seok- Youl kali ini sangat sengit, sehingga setelah penghitungan suara lebih dari 94% pada pukul 3 dini hari, baru dapat dipastikan Yoon Seok-Youl sebagai pemenangnya.

Dari hasil perhitungan suara akhir, Yoon Seok-Youl terpilih dengan perolehan 16.394.815 suara, sedangkan Lee Jae-Myung meraih 16.147.738 suara, selisih suara keduanya adalah 247.077 suara, memecahkan rekor selisih suara terendah sepanjang sejarah pilpres Korsel.

Sebagian warga pemilih seusai pemilu menyatakan, semoga presiden terpilih kali ini dapat mengutamakan permasalahan sosial: Keadilan dan kebenaran, memperhatikan pandemi, properti, usaha kecil, dan kesulitan lapangan kerja.

Yoon Seok-Youl Sampaikan Pidato Kemenangan, Meninjau Kebijakan Dalam dan Luar Negeri

Setelah Yoon Seok-Youl dipastikan terpilih, ia mendatangi gedung kantor People Power Party menyampaikan pidato kemenangannya, dan menyampaikan terima kasih kepada para pendukungnya, dengan menyatakan: “Saya akan mengingat momentum ini sebagai semangat konstitusional demokrasi liberal, memperhatikan kehidupan rakyat, selalu memikirkan dan memberikan kehangatan bagi warga yang kesulitan, terima kasih kepada Anda semua yang telah mendampingi saya berjuang demi pergantian rezim ini… Dalam menjalankan tugas dan kewajiban, kami tidak akan melupakan niat awal.”

Yoon Seok-Youl menempuh jalur konservasi dalam hal urusan dalam negeri Korsel, menentang intervensi berlebihan pemerintah dalam hal ekonomi, berorientasi menurunkan pajak properti, menyelesaikan masalah ketersediaan pemukiman warga dengan berorientasi pada rakyat, serta berencana menghapus pembatasan usaha kecil menengah, dan menjamin lapangan kerja bagi warga Dalam hal diplomatik, Yoon Seok-Youl menilai Korsel harus memperkuat kerjasama dengan AS di bidang yang krusial yang menjadi persaingan ekonomi AS dan RRT yakni teknologi, rantai pasokan, semi konduktor, dan lain sebagainya.

Sebelumnya, ia pernah menyatakan setelah menjabat akan menghapus “tiga janji tidak” yang dilakukan oleh pemerintahan Moon Jae-Yin terhadap PKT, yakni: “Tidak menempatkan sistem pertahanan THAAD, tidak ikut dalam sistem pertahanan rudal global yang dipimpin oleh AS, serta tidak membentuk aliansi militer trilateral termasuk yang mencakup Jepang di dalamnya,” dan Yoon akan menambah pembelian sistem THAAD yang membuat PKT sangat tidak senang, dan akan diposisikan di tempat yang lebih mendekati Seoul. Selain itu, dalam kampanye pemilunya ia juga pernah menyatakan, pihak Korsel perlu menjaga hubungan kerjasama dengan Tiongkok, serta mendorong pekerjaan diplomatik dengan RRT dengan dilandasi kerjasama dan saling menghormati.

Yoon Seok-Youl bersikap keras terhadap Korea Utara, ia menyatakan akan memperkuat kerjasama militer dengan Amerika dan Jepang untuk melawan provokasi senjata nuklir oleh Korut, “Menjaga jiwa dan kesela- matan seluruh rakyat Korea”.

Tokoh Utama “Faksi Pro Park”: Park Geun-Hye Beri Suara Pada Yoon Seok-Youl

Perwakilan Chinbagsindang Hong Moon-Jong pada 6 Maret lalu menghadiri kegiatan kampanye Yoon Seok- Youl di Gyeonggi-do Uijeongbu-si, mengimbau agar “Semua orang memberikan suara bagi capres nomor 2, untuk melanjutkan kinerja Park Chung-Hee dan Park Geun-Hye membangun negara Korea yang agung.”

Hari itu dia menyatakan: “Saya memastikan, mantan Presiden Park Geun-Hye akan memberikan suaranya kepada capres nomor 2 Yoon Seok-Youl.”

Menurut penuturan, pada 5 Maret pagi hari Park Geun-Hye telah lebih dulu memberikan suara ditempat pemungutan suara di dekat rumah sakit Samsung Medical Center di Seoul.

Banyak Sengketa Suara

Menurut berita, di  TPS  ke-3  di Yeonsan distrik Yeonje-gu, Busan, ada 6 orang warga pemilih mendapati, saat mengikuti pemungutan suara yang tidak hadir, pada surat suara yang diterimanya telah ada tanda digunakan oleh pemilih lain. Setelah warga pemilih memprotes, petugas menarik kembali surat suara tersebut, dan diperhitungkan sebagai surat suara yang sah, lalu memberikan surat suara yang baru kepada warga pemilih tersebut. Kejadian yang sama juga terjadi di Distrik Suseonggu di Daegu dan Distrik Eunpyong-gu di Seoul.

Selain itu, di kantor Komisi Pengawas Pemilu kota Bucheon-si, Gyeonggi-do, yang menyimpan surat suara yang tidak hadir, kamera CCTV-nya telah ditutup dengan kertas, hal ini memicu kontroversi, karena kantor tersebut menyimpan sekitar 50.000 lembar surat suara.

Menurut undang-undang perlindungan informasi pribadi, kotak suara harus disimpan di tempat yang ada kamera pengawas CCTV nya, dan seluruh rekaman videonya harus disimpan selama 6 bulan sejak hari diselenggarakannya pemilu. 

Selain itu, dalam pemungutan suara pada 5 Maret sore yang diadakan bagi penderita COVID-19 dan para pasien yang diisolasi, warga pemilih mengikuti arahan panitia tidak bisa memasukkan surat suaranya langsung ke dalam kotak suara, melainkan dimasukkan ke dalam keranjang atau kantong plastik, kemudian oleh staf dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam kotak suara.

Setelah kejadian terus berkembang, pihak oposisi mengecam kejadian ini, hari kedua panitia menyatakan “permohonan maaf dan sangat menyesalinya”, serta menyatakan “tak mungkin terjadi kecurangan”.

Komisi Pemilu Pusat pada 7 Maret lalu menggelar rapat darurat dan menetapkan kebijakan pengawasan baru, memutuskan pada hari pemungutan suara mulai pukul 6 pagi hingga pukul 7.30 petang saat dilakukan pemungutan suara terhadap penderita COVID dan pasien yang sedang isoman, warga pemilih sendiri yang akan memasukkan surat suara langsung ke dalam kotak suara. (sud)