Duduk Sambil Menyilangkan Kaki Tidak Baik Untuk Kesehatan

EpochTimesId – Duduk sambil menyilangkan kaki memang nyaman. Karena itulah cara duduk ini lama-kelamaan menjadi suatu kebiasaan. Sayangnya, kebiasaan ini ternyata tidak baik bagi tubuh.

Seperti dikutip EraBaru.net dari rolloid.net, sedikitnya ada lima alasan mengapa duduk sambil menyilangkan kaki bukanlah ide yang bagus. Sehingga kebiasaan ini rasanya perlu dipertimbangkan lagi.

Alasan pertama adalah peredaran darah terganggu dan otot akan tidur. Saat menyilangkan kaki, saraf akan tertekan dan darah tidak mengalir dengan lancar. Karena itu, setelah sekian lama kaki akan menjadi mati rasa dan kesemutan. Bila ini terjadi sebaiknya segera bangun dan menggoyangkan kaki agar peredaran darah kembali lancar.

Alasan berikutnya adalah besarnya potensi kemunculan varises pada kaki. Saat sirkulasi darah terputus, darah terkumpul di pembuluh darah dan ini lama kelamaan akan menjadi lebih tebal, sehingga akan membentuk varises.

Duduk terlalu lama dengan melipat kaki juga akan membuat Ketidakseimbangan panggul. Jika duduk menyilangkan kaki terlalu lama, otot lateral paha depan akan memanjang dan otot tengah akan tertekan. Kondisi ini mengakibatkan ketidakseimbangan pada panggul.

Dampak lainnya adalah posisi duduk dengan melipat kaki akan mengakibatkan nyeri leher. Saat menyilangkan kaki, tanpa sadar sudah membuat leher dan tulang belakang tertekan. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini akan membuat badan membungkuk dan menggeser semua berat badan tertumpu hanya ke satu sisi. Tidak hanya nyeri leher, tapi juga mengakibatkan tulang belakang, punggung dan pinggul ikut-ikutan sakit.

Alasan terakhir posisi duduk yang nyaman tersebut sebaiknya dirubah adalah bisa membuat tekanan darah meningkat. National Institute of Health di tahun 2007 menemukan, tekanan darah meningkat saat duduk menyilangkan kaki terlalu lama.

Jadi, mari selalu duduk dengan posisi yang tepat dan seimbang guna menghindari masalah bagi tubuh pada masa depan.

Catatan : Informasi ini hanya berupa saran dan sebaiknya tidak dijadikan acuan utama. Silahkan mendiskusikan artikel ini dengan dokter keluarga guna mendapatkan penjelasan verbal yang maksimal. (Anggi/ Jul)