Toko Mainan di Inggris ini Abaikan Untung Besar dengan Tutup pada Malam Natal demi Karyawan

ErabaruNews – Sebuah toko mainan yang berbasis di Inggris akan kehilangan jutaan pounsterling pada musim liburan ini. Mereka memutuskan untuk menutup seluruh toko pada salah satu hari belanja tersibuk di tahun ini, pada Malam Natal.

Pemilik toko yang beragama Kristen itu telah berkomitmen untuk memberi stafnya hari libur pada hari Minggu. Meskipun keuntungan hari itu diperkirakan akan mencapai 2,3 juta poundsterling ($US 3 juta).

“(Toko) The Entertainer ditutup pada hari Minggu (satu hari sebelum Natal), sehingga staf kami dapat meluangkan waktu bersama keluarga mereka. Ini berarti kita akan tutup malam natal ini,” demikian pengumuman toko yang dipasang di Facebook mereka, Sabtu (16/12/2017) akhir pekan lalu.

“Kami mendukung kampanye ‘Keep Sunday Special’. Semoga akhir pekanmu menyenangkan.”

Pemilik toko, Gary Grant mendirikan toko pertama bersama istrinya, Catherine pada tahun 1981. Sekarang mereka memiliki 146 gerai di Inggris dan 14 waralaba di negara lain. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 1.500 orang secara keseluruhan.

“Kami digerakkan oleh nilai, bisnis keluarga dengan orang-orang hebat yang bekerja pada tim kami. Kami menjual produk yang menyenangkan tapi kami bekerja keras,” kata toko itu pada bagian ‘Tentang Kami’ di situs web-nya.

“Menjaga hari Sabat suci adalah satu dari Sepuluh Perintah Allah,” kata Grant, seperti dikutip NTD.TV dari the Mirror.

“Sebagai seorang Kristen, saya percaya pada keluarga. … Untuk staf kami, fakta bahwa mereka memiliki hari libur bersama keluarga pada hari Minggu adalah sangat penting.”

Misi perusahaan, menurut situs webnya, adalah, “menjadi toko mainan yang paling dicintai. Satu anak, satu komunitas pada satu waktu.”

“Memang membanggakan jika bisa menyumbang kepada organisasi anak-anak. Begitu juga akan terasa membanggakan, jika bisa menyumbang waktu liburan untuk para karyawan, sebagai ladang amal lainnya.”

Bagaimana pun juga, ada saatnya ketika perusahaan tidak selalu fokus pada keuntungan materi.

Dalam sebuah video yang dipublikasikan ke akun Youtube toko tersebut, Gary mengatakan bahwa dia dan istrinya membeli sebuah toko mainan di Amersham, Buckinghamshire, murni sebagai investasi bisnis.

Catherine selalu rutin pergi ke gereja ketika baru beberapa saat mereka membuka toko pertama mereka.

Saat Catherine bergerak lebih dalam keimanannya, dia dan Gary hidup dalam realitas yang semakin berbeda. Keinginan Catherine untuk suaminya adalah bahwa dia akan menemukan Tuhan, “tapi tidak pernah dalam sejuta tahun saya yakin dia akan melakukannya,” katanya.

Ketika mereka hendak membuka toko ketiga mereka pada tahun 1991, Catherine mengajak Gary pergi ke acara orang Kristen di gerejanya. Saat sarapan, dia mendengar seorang pembicara yang membuatnya menangis, dan dalam kata-katanya, “Tuhan baru saja menyentuhku.”

Ini mengubah segalanya, terutama bagaimana mereka menjalankan bisnis toko mainan.

Mereka memikirkan kembali apa yang mereka pakai di rak-rak toko, dan memperhatikan jam kerja karyawan. Mereka bahkan berhenti menggunakan kata-kata kasar dan vulgar di gudang dan toko.

“Ini benar-benar mengubah cara saya menjalankan bisnis,” kata Gary.

Mengambil hari libur, tidak peduli seberapa besar keuntungan yang akan mereka lewatkan, adalah salah satu cara mereka memilih untuk menjalani hidup berdasarkan iman. (waa)