Lahar Panas Sapu Pembangkit Listrik Panas Bumi di Hawaii

EpochTimesId – Lahar cair dari Gunung Api Kilauea yang meletus di Pulau Big Island Hawaii merayap ke lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi sejak hari Senin (21/5/2018) malam waktu setempat. Para pekerja pun bergegas menutup fasilitas untuk mencegah kebocoran gas beracun yang tak terkendali.

Para pekerja melakukan penutupan dan pengamanan fasilitas hingga malam untuk menutup sumur ke-11, atau sumur geothermal yang terakhir di Puna Geothermal Venture (PGV). Pembangkit itu selama ini menyediakan sekitar 25 persen dari sulpai listrik untuk Big Island. Lava muncul dari celah bumi yang merekah di tanah sekitar 250 meter dari sumur pembangkit panas bumi terdekat.

“County, negara bagian, dan mitra federal telah bekerja sama dengan maksimal untuk memantau situasi dan bekerja dengan PGV untuk memastikan keamanan masyarakat sekitar,” kata otoritas county.

Aliran lahar panas yang menyeruak dari dalam tanah di tempat itu menandai tantangan terbaru yang dihadapi pihak berwenang. Mereka mengatasi apa yang para geolog sebut sebagai salah satu pergolakan terbesar dalam satu abad terakhir, dari salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.

Letusan eksplosif terbaru di puncak Kilauea terjadi sesaat sebelum pukul 6 Senin sore waktu setempat, Observatorium Gunung Api Hawaii melaporkan.

“Asap abu yang dihasilkan dapat mempengaruhi daerah sekitarnya,” kata pengamat gunung api.

Pembangkit listrik telah ditutup sejak sesaat setelah lava mulai meletus pada 3 Mei 2018. Lahar panas muncul melalui celah tanah yang baru terbuka, yang mengalirkan lahar panas melalui kawasan pemukiman dan jalan di sisi timur jauh Kilauea.

Dalam seminggu, sekitar 60.000 galon pentana kimia yang sangat mudah terbakar berhasil dievakuasi dari pembangkit listrik. Zat kimia tersebut sebelumnya disimpan di gudang pembangkit listrik. Negara bagian mengatakan pekan lalu, bahwa petugas sudah mulai memompa air dingin ke dalam sumur. Mereka juga akan menutup lubang sumur panas bumi dengan katup besi.

Sumur pembangkit listrik memiliki kedalaman 6.000 hingga 8.000 kaki menuju bawah tanah untuk mendapatkan air yang sangat panas dan uap, yang digunakan untuk menjalankan turbin dan menghasilkan listrik.

Sekitar lima kilometer di sebelah timur pembangkit listrik, di kawasan pantai asap beracun muncul dari asap asam, uap dan partikel-partikel seperti kaca yang mengepul ke langit. Asap beracun itu terbentuk ketika lahar panas memasuki air laut dari dua aliran layaknya sungai dari puncak gunung dan rekahan besar perut bumi di lereng gunung.

Laze atau kabut lava itu memiliki suhu minimal 2.000 derajat Fahrenheit atau lebih dari 1.000 derajat celcius, setelah bereaksi dengan air laut. Ini berpotensi merusak organ dalam tubuh dan mematikan, segera setelah terhirup.

“Jika seseorang berada di dekat laze, karena berbagai asam, itu akan menjadi korosif pada mata, hidung serta saluran pernapasan, dan kulit,” kata Dr. Alvin Bronstein dari Departemen Kesehatan Negara Bagian Hawaii kepada para jurnalis.

Laze menewaskan dua orang ketika aliran lava mencapai pantai pada tahun 2000. Pihak berwenang memperingatkan warga agar menjauh dari uap mematikan itu.

Bahaya lain adalah potensi ledakan gas metana ketika lahar membakar tanaman yang membusuk. Kebakaran memicu jejak gas yang mudah terbakar yang dilepaskan oleh pembusukan.

“Ini adalah bahaya besar di daerah vegetatif dan ledakan dapat terjadi jauh dari aliran lava itu sendiri,” kata ahli geologi USGS Janet Babb.

Asap beracun Laze muncul setelah lahar panas bercampur dengan air laut. (REUTERS/Terray Sylvester/The Epoch Times)

Ahli geologi mengatakan letusan Kilauea pada kawah puncak juga menghasilkan sekitar dua lusin celah bumi yang memuntahkan lahar panas di lereng dan kaki gunung. Gunung api kini memasuki fase yang lebih keras, di mana volume batuan lelehan yang lebih besar mengalir dari tanah dan bergerak lebih jauh dari sebelumnya.

Setidaknya 44 rumah dan bangunan lainnya telah dihancurkan di Perkebunan Leilani dan Lanipuna Gardens di distrik Puna. Seorang pria terluka parah pada hari Sabtu (19/5/2018) ketika sebongkah lahar batu panas terlempar dari celah di tanah dan menghajar kakinya.

Dua ribu orang telah dievakuasi dari rumah mereka karena aliran lava dan gas sulfur dioksida beracun. Jumlah lahar panas dan gas bahkan naik tiga kali lipat sepanjang akhir pekan.

Garda Nasional Hawaii bahkan berencana dan mulai menyiapkan evakuasi wajib berskala besar di kawasan lain yang belum mengungsi. Evakuasi akan dilakukan jika jalan raya terancam putus oleh aliran sungai lahar panas baru. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA