Penantian Ilahi di Kota Suci – Kisah 4000 Tahun Yerusalem (3)

Cai Daya

Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem, sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.

III. Hancur dan Dibangun Kembali: Tawanan Babilonia (607 SM) – Ekspansi Herodes ( Tahun 27)

  1. Pertama Kali Hancurnya Negara

Raja Salomo yang terkenal sangat cerdik dan kaya raya pada dasarnya hanyalah manusia biasa, yang bisa berbuat salah dan juga akan mati. 40 tahun setelah naik tahta, Salomo meninggal dunia pada tahun 931 SM dan kerajaannya serta merta terpecah menjadi dua: 10 dari 12 klan memisahkan diri dan membangun “Kerajaan Israel” di sebelah utara; sedangkan 2 klan lainnya disebut sebagai “Kerajaan Yahudi”, yang tetap berdiam di ibukota Yerusalem, dan kekuasaan diteruskan oleh generasi penerus Raja Salomo.

Kerajaan Israel di utara bertahan selama 200 tahun lebih, dan pada tahun 722 SM dihancurkan oleh suku perang Assyur (Assyrian); Kerajaan Yahudi di selatan bertahan satu setengah abad lebih lama, pada akhirnya juga sulit membendung serangan kuat yang berasal dari wilayah kedua aliran sungai (Efrat dan Tigris).

Waktu itu di wilayah Asia Barat, kekuatan yang paling besar adalah Kerajaan Mesir dan Babilonia (Ibukota Babilonia berada pada 80 km sebelah selatan dari ibukota Irak sekarang, Baghdad).

Kedua negara kerap terlibat pertempuran akibat perebutan wilayah ataupun perebutan kekuasaan, dan negara kecil yang terjepit di antara keduanya harus memilih salah satunya untuk berpihak, lalu memberikan upeti agar selamat.

Kerajaan Yahudi yang selama ini menjadi negara yang diperbudak oleh Babilonia Baru, tidak pernah mau tunduk kepada orang lain.

Jadi setiap kali Babilonia Baru kalah perang, atau saat pasukan Mesir melancarkan serangan, orang-orang Yahudi akan memanfaatkan peluang itu untuk menentang Babilonia Baru, atau bergabung membantu Mesir untuk melawan Babilonia Baru.

Berulang kali dikhianati dan dilawan membuat Raja Babilonia Baru yakni Nebukadnezar II berang.

Tawanan Babilonia”, karya M. Gottlieb, tahun 1878. (public domain)

Raja yang terkenal dalam sejarah karena membangun Taman Gantung (The Hanging Garden) itu, pada dasarnya adalah seorang ahli kemiliteran yang hebat. Ia turun tangan memimpin sendiri pasukannya, dan dua kali merebut Yerusalem yakni pada tahun 607 SM dan tahun 588 SM, semua barang berharga dirampas, dan di tahun 586 SM tembok Yerusalem dirobohkan, Bait Suci Salomo dibakar juga istana di dalam kota dan juga kediaman penduduk, lalu semua tawanan perang termasuk raja dan puluhan warga kota diarak ke Babilonia dan dipenjara, Kerajaan Yahudi pun punah sejak saat itu.

  1. Tawanan Babilonia dan Mesias

Setelah kehilangan negara dan kebebasannya, bangsa Yahudi terlunta-lunta di negeri orang, hidup sebagai budak dan narapidana, nasib mereka tidak berbeda dengan saat diperbudak di Mesir ratusan tahun sebelumnya.

Tragedi sejarah yang disebut ‘tawanan Babilonia’ ini berlangsung selama 70 tahun lamanya, di tengah penderitaannya mereka percaya Tuhan akan mengutus “Mesias” (Messiah, yang berarti Juru Selamat) untuk menyelamatkan mereka dan membawa mereka pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci.

Keyakinan menantikan datangnya Mesias kemudian diwarisi oleh agama Kristen, dan menganggap Yesus adalah Mesias, namun orang Yahudi menyangkal hal ini.

Hingga saat ini mereka masih beranggapan Mesias akan datang ke dunia, dan sesuai dengan ramalan di Alkitab, bersiap-siap menyambut tibanya Mesias di “Bait Suci Ketiga” di Yerusalem.

Hari-hari sebagai tawanan berakhir sudah, karena kerajaan Babilonia Baru dimusnahkan oleh Kerajaan Persia yang lebih kuat yang muncul kemudian.

Raja Persia Cyrus Yang Agung membebaskan semua orang Yahudi yang ditawan oleh Babilonia, mengijinkan mereka pulang ke Yerusalem untuk membangun kotanya, dan mengembalikan barang-barang berharga yang dirampas dari Bait Suci Babilonia kepada orang Yahudi.

Model restorasi bait yang kedua. (Daniel Ventura / Wikimedia Commons)

Menurut catatan, benda-benda yang dikembalikan pada orang Yahudi mencapai 4500 buah, namun di dalamnya tidak terdapat “Tabut Perjanjian” yang paling penting, karena Tabut Perjanjian telah menghilang pada saat Yerusalem dirampok, dan hingga kini belum ditemukan.

  1. Ramalan Kehancuran Negara dan Penyebabnya

Ini adalah sejarah yang terjadi pada abad ke 6 SM, namun sejak 200 tahun sebelumnya (sekitar tahun 732 SM) telah diramalkan oleh seorang nabi pertama Yahudi yaitu Yesaya (Jesaja), dan tercatat di dalam “Alkitab-Surat Yesaya”; seorang nabi lain meramalkan, orang Yahudi harus dihukum karena kejahatan yang dulu pernah dilakukannya, disiksa selama 70 tahun (“Alkitab-Surat Yeremia”).

Bangsa Yahudi akan mengalami kehancuran negara, karena moral masyarakat pada masa itu sudah sangat buruk, melenceng jauh dari kriteria yang ditetapkan Tuhan bagi manusia.

Israel dan Yahudi tidak dihancurkan bersamaan, karena memberi kesempatan untuk bertobat bagi orang yang beruntung tetap hidup, hanya sangat disayangkan manusia selalu tidak bisa mengambil hikmah dari sejarah, sehingga tragedi di dalam ramalan itu pun akhirnya menjadi takdir yang tak terhindarkan.

Negara musuh yang membuat Kerajaan Yahudi runtuh hanyalah alat yang ada di tangan Tuhan, hanya sebagai perantara untuk merampungkan pengaturan Tuhan.

Tuhan bisa membuatnya kuat sampai mampu menghancurkan Yahudi, juga bisa membuatnya runtuh dalam sekejap mata.

Dikarenakan mereka memainkan peran penyerang, saat menjalankan misi itu mereka terlalu berlebihan, terlalu kejam memperlakukan lawan yang kalah perang, maka dari itu tidak bisa bertahan lama. Assyur yang menghancurkan Israel dihancurkan oleh Babilonia, dan Babilonia Baru yang menghancurkan Yahudi dihancurkan oleh Persia. (SUD/WHS/asr)

Sumber : Epochtimes.com

Bersambung

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (1)

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (2)

Video Rekomendasi :