FDA-AS Menunda Pemberian Izin Vaksin COVID-19 Bagi Balita Kepada Pfizer

oleh Zachary Stieber

Administrasi Makanan dan Obat-obatan ASĀ (FDA) awalnya berencana untuk mengadakan pertemuan konsultatif dengan komite penasihatnya tentang masalah vaksinasi bagi balita pada 15 Februari, dan izin penggunaan darurat (EUA) mungkin bisa diberikan beberapa jam setelah pertemuan internal. Tetapi rencana itu berubah mengingat penilaian data awal yang dikirim oleh Pfizer pada 1 Februari.

Pejabat FDA sekarang berpikir bahwa pihaknya belum dapat menyetujui vaksin untuk anak-anak balita berusia 6 bulan hingga 4 tahun, karena mereka membutuhkan data dari uji coba rejimen tiga dosis untuk kelompok usia ini yang sekarang masih sedang berlangsung.

Peter Marks, Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi (Center for Biologics Evaluation and Research) FDA mengatakan kepada reporter ‘Epoch Times’ dalam sebuah wawancara melalui sambungan telepon : “Data yang kami miliki membuat kami sadar bahwa kami juga perlu melihat data dari uji coba tiga dosis yang sedang berlangsung, sebelum kami dapat memastikan bahwa kami dapat mengesahkannya”.

“Saya pikir orang tua boleh yakin bahwa kami memiliki standar dan jika standar itu tidak terpenuhi, kami tidak akan melanjutkan,” tambahnya.

Sebelum diumumkannya pernyataan itu pada hari Jumat, beberapa anggota panel penasehat telah menolak permintaan wawancara. Eric Rubin, pemimpin redaksi ‘New England Journal of Medicine’, yang merupakan bagian dari tim mengatakan kepada ‘Epoch Times’ melalui email : “Saat ini masih sulit untuk menarik kesimpulan karena anggota belum melihat datanya.”

Saat ini, setiap orang Amerika yang berusia di atas 5 tahun dapat menerima dua dosis vaksin Pfizer.

Pada Desember 2021, Pfizer dan mitranya BioNTech mengumumkan bahwa tes pada anak kecil menunjukkan bahwa dua dosis vaksin menghasilkan respons imun yang memadai pada anak usia 6 bulan hingga 1 tahun, tetapi tidak berpengaruh terhadap anak balita berusia 2 hingga 4 tahun. Saat itu mereka mengatakan bahwa mereka sedang merencanakan untuk menguji rejimen vaksinasi tiga dosis bagi anak-anak dalam kelompok usia ini.

Tetapi segera setelah itu, FDA AS meminta data perusahaan di tengah kekhawatiran tentang lonjakan jumlah infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi dan rawat inap di semua kelompok umur. Pada 1 Februari, Pfizer dan BioNTech mengajukan izin penggunaan darurat vaksinnya untuk anak-anak dalam kelompok usia tersebut.

Sejauh ini, sangat sedikit anak yang sakit parah atau meninggal karena infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron, terutama sejak wabah dimulai. Namun, beberapa orangtua dan kelompok kesehatan telah menekan FDA untuk menyetujui vaksinasi bagi balita. Mereka berpendapat bahwa hal itu akan membantu melindungi anak-anak dari infeksi, serta mengurangi tingkat rawat inap dan kematian.

Tetapi para kritikus menunjukkan bahwa vaksin buatan Pfizer dan dua vaksin lain yang disetujui untuk digunakan di AS, secara signifikan kurang efektif dalam menghadapi strain mutan yang lebih baru, terutama varian Omicron. Sementara itu, dengan mempertimbangkan bahwa vaksin membawa risiko efek samping, jadi tidak ada gunanya untuk memvaksinasi anak-anak kecil. (sin)