Saat Tiongkok Utara Dilanda Badai Pasir, Hujan Es Lebat Melanda 5 Provinsi Lainnya yang Melukai Banyak Orang Hingga Fuzhou Tiba-tiba Menjadi Gelap

Zhou Guihang/ Lin Qing

Beberapa tahun belakangan ini, bencana alam sering terjadi di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok.  Beberapa hari  lalu, hujan es besar, beberapa sebesar telapak tangan, jatuh di lima provinsi di bagian selatan, melukai banyak orang. Di Kota Fuzhou, hujan badai berubah menjadi gelap gulita dalam sekejap.

Dari  22 hingga 23 Maret, hujan es besar turun di Jiangxi, Zhejiang, Fujian, Guangxi, Guangdong, dan provinsi lainnya, beberapa berdiameter 2 cm dan beberapa sebesar telur ayam. Banyak kendaraan dan tanaman yang rusak, dan banyak orang terluka

Selain hujan es, cuaca konvektif yang kuat juga disertai badai petir dan angin kencang. Pada  23 Maret, hembusan angin berkekuatan 10 hingga 11 tercatat di Kabupaten Sha, Sanming, Youxi dan Gutian, dan hembusan angin berkekuatan 12 tercatat di Jianning, Mingxi dan Fuding.

Pada hari yang sama, hujan es besar turun di banyak bagian Guangdong dan banyak atap rumah  jebol. Prakiraan cuaca untuk tiga hari ke depan mengindikasikan bahwa kisaran cuaca konvektif yang kuat akan terus meluas.

Hujan es yang melanda Ganzhou pada  22 Maret sangat mencolok. Video di Internet menunjukkan bahwa beberapa batu hujan es berukuran lebih besar dari telur angsa, sementara yang lainnya hampir sebesar telapak tangan Anda.

https://www.youtube.com/watch?v=E66n0-nu3oo

Sejumlah besar video yang beredar menunjukkan pemandangan badai hujan es yang mengerikan di bagian selatan. Video tersebut menunjukkan es tebal yang jatuh bersama angin kencang, menghantam jalanan dan atap rumah dengan suara yang keras dan menakutkan. Banyak kaca mobil  pecah, atap rumah berlubang dan banyak warga yang mengalami kerusakan pada barang-barang mereka. Selain itu, banyak orang terluka akibat hujan es yang sangat besar dan kepala mereka ditutupi kain kasa dan darah berceceran.

Selain itu,  hujan lebat turun di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, pada  23 Maret. Menjelang turunnya hujan, awan gelap bergulung-gulung, disertai kilat dan guntur. Sekitar pukul 11.00, hari berubah menjadi malam dan kegelapan berlangsung selama sekitar dua jam. Dikarenakan saat itu siang hari, tidak ada lampu jalan yang menyala di jalanan, sehingga kota menjadi gelap dan lebih menakutkan daripada biasanya pada larut malam.

Pada saat yang sama, banyak provinsi di Tiongkok utara mengalami badai pasir dengan pasir kuning di langit dan kegelapan yang serupa. (Hui)