Mampukah Beijing Mengubah Hainan Menjadi Hongkong Kecil Demi Menarik Investasi Asing ?

oleh Luo Tingting

Baru-baru ini, berita bahwa “Hainan telah memberlakukan operasi penutupan pabean” untuk merealisasikan “Pulau Hainan sebagai Pelabuhan Bebas” telah memicu perdebatan. Menurut analisis para ahli, bahwa kemerosotan ekonomi yang parah telah mendorong pemerintah Tiongkok untuk menjadikan Pulau Hainan sebagai Hongkong kecil pengganti Hongkong “Mutiara dari Timur” yang telah dihancurkan, demi menarik investor asing. Namun, kediktatoran PKT dan sistem hukum yang tidak berjalan sangat mungkin membuat proyek Republik Rakyat Tiongkok ini tidak mencapai target yang diharapkan.

Para ahli mengungkapkan alasan di balik operasi penutupan pabean di Pulau Hainan : Ekonomi memburuk

Pada 30 Maret, topik “Hainan meluncurkan persiapan operasi penutupan pabean di seluruh pulau” melesat ke puncak daftar pencarian populer di Weibo. Pada konferensi pers Forum Boao untuk Asia sehari sebelumnya (29 Maret), otoritas Hainan memperkenalkan proyek Hainan sebagai pelabuhan bebas Tiongkok yang ditargetkan selesainya sebelum akhir tahun 2025 kepada seluruh hadirin, dan mengumumkan dimulainya persiapan operasi penutupan pabean di seluruh pulau. 

Sederhananya, penutupan dimaksudkan untuk membangun Pulau Hainan sebagai kawasan khusus. Jadi kedepannya, komoditas dari daratan Tiongkok yang masuk ke Hainan akan dianggap sebagai komoditas ekspor, dan komoditas dari Hainan yang masuk ke daratan Tiongkok akan dianggap sebagai komoditas impor. Komoditas dari negara asing yang masuk Hainan tidak akan dikenakan tarif impor, orang yang membeli barang di Hainan dapat menikmati bebas tarif, kecuali jika barang itu dibawa keluar dari Hainan, maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan tagihan tarif.

Ye Yaoyuan, seorang profesor studi internasional di Universitas St. Thomas, AS mengatakan kepada media Epoch Times pada 30 Maret, bahwa kelihatannya pemerintah Tiongkok sedang berusaha mengubah Pulau Hainan menjadi Hongkong kecil. “Ini menunjukkan bahwa ekonomi bebas dan supremasi hukum di Hongkong yang telah dihancurkan oleh Xi Jinping telah benar-benar mempengaruhi beberapa kepentingan Partai Komunis Tiongkok …. Sekarang Xi Jinping ingin membangun kembali zona ekonomi bebas dengan memanfaatkan Pulau Hainan, yang ditargetkan untuk menarik investasi asing”.

Ye Yaoyuan percaya bahwa alasan terbesar di balik operasi penutupan pabean Hainan adalah akibat memburuknya ekonomi Tiongkok saat ini, dan PKT mau tak mau perlu merangsang kembali perekonomian. Tapi bisakah zona ekonomi khusus Pulau Hainan benar-benar berfungsi ? Dirinya sangat meragukannya.

Qin Peng : Hainan tidak akan bisa menggantikan Hongkong karena kediktatoran PKT

Qin Peng, seorang komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat, dalam program “Observasi Qin Peng” menjelaskan : Li Qiang, Perdana Menteri baru Tiongkok yang menyampaikan pidato dalam pembukaan Forum Boao di Hainan menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok akan terus mempertahankan keterbukaan ekonomi. Namun, ucapan yang disampaikan bertepatan dengan pemerintah Tiongkok merilis operasi penutupan pabean Hainan dinilai sebagai upayanya untuk meningkatkan kepercayaan internasional terhadap pasar Tiongkok.

Qin Peng percaya bahwa PKT yang berkeinginan untuk mengubah Pulau Hainan menjadi Hongkong baru di bawah kendali ketatnya, adalah hal yang tidak mungkin terjadi.

Dia mengatakan keberhasilan Hongkong sebagian besar akibat peraturan laissez-faire, sistem peradilan yang independen, aliran dana bebas lintas batas dan pertukaran informasi yang bebas. Dan inilah faktor yang tidak dimiliki oleh daratan Tiongkok. Hari ini mereka dapat mengatakan bahwa mereka tidak akan menangkap pengusaha swasta, tetapi besok mereka bisa melakukannya jika diinginkan. “Di bawah kediktatoran satu partai, hukum tidak berjalan karena hanya melayani partai”.

Pada 25 Maret, otoritas Hainan mengeluarkan 26 peraturan yang mendukung pengembangan ekonomi swasta. Namun, ungkapan otoritas berikut : Jika dinilai tidak perlu, sedapat mungkin tidak melakukan penangkapan, penuntutan atau pun memidanakan pengusaha swasta yang terlibat perkara, telah memicu diskusi panas.

Dalam hal ini, Li Shaomin, seorang profesor bisnis internasional di Old Dominion University di Virginia, AS dalam tanggapannya mengatakan bahwa hal ini bisa saja membuat para pengusaha yang belum berpengalaman merasa senang, tetapi pengusaha yang sudah berpengalaman tahu betul sehingga mereka tidak akan mempercayai janji pihak berwenang.

Li Shaomin mengatakan kepada media Epoch Times pada 30 Maret : “PKT dapat seenaknya melonggarkan atau memperketat tindakan sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi pemerintah Hainan yang berada di bawah aturan hukum yang hanya melayani partai, dan sistem kediktatoran satu partai, membuat apa yang ia janjikan seperti ada aturan hukum, internasionalisasi, keterbukaan, transparansi, dan prediktabilitas tidak mungkin direalisasikan”.

Zhang Tianliang : Tanpa 3 syarat utama, Proyek “Hainan sebagai Pelabuhan Bebas” bisa terbengkalai

Zhang Tianliang, seorang profesor di Fei Tian College di New York, percaya bahwa jika PKT ingin Hainan menggantikan Hongkong, setidaknya 3 syarat harus dipenuhi : Pertama, mata uang dapat dikonversi secara bebas, dan renminbi dapat ditukar dengan dolar AS tanpa batasan.

Kedua, harus ada kebebasan jaringan Internet. Hongkong memiliki kebebasan Internet, tetapi PKT tidak mungkin membuka jaringan Internet untuk Pulau Hainan.

Ketiga, diperlukan sistem hukum yang sangat sehat.

“Tidak mungkin bagi PKT untuk mencapai salah satu dari ketiga persyaratan tersebut. Hainan tidak dapat menjadi tempat yang adil di Tiongkok yang menikmati peradilan independen, jadi upaya untuk menjadikan Hainan sebagai pengganti Hongkong hanya akan menjadi proyek yang terbengkalai”, kata Zhang Tianliang dalam program “Tianliang Time”.

Qin Peng juga memiliki pandangan serupa. Ia percaya bahwa pemerintah Tiongkok dapat menjadikan Hainan sebagai resor wisata, tempat industri jasa modern, dan bahkan lokasi perjudian, resor untuk transplantasi organ internasional, kecuali menjadikannya sebagai pusat keuangan internasional, dan pusat distribusi teknologi tinggi. Oleh karena itu, daya tarik Hainan jauh di bawah Singapura, Hongkong, bahkan Shanghai.

Dia meramalkan : “Mimpi ‘Hainan sebagai Pelabuhan Bebas’ kemungkinan terbesar akan menjadi proyek baru yang ujung-ujungnya terbengkalai juga. (sin)