Menghindari Komputer, Ponsel Sebelum Tidur Dapat Menurunkan Peluang Diabetes

Jessie Zhang

Wanita yang menghindari paparan layar komputer dan ponsel sebelum tidur mungkin memiliki risiko diabetes gestasional yang lebih rendah, menurut sebuah penelitian oleh Northwestern University yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology Maternal Fetal Medicine pada 2023.

Kim Minjee, asisten profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northestern Feinberg, mengatakan risiko paparan cahaya dari perangkat semacam itu kurang dikenali.

“Studi kami menunjukkan bahwa paparan cahaya sebelum tidur dapat menjadi faktor risiko diabetes gestasional yang mudah dimodifikasi,” kata Kim, penulis studi utama, dalam artikel Northwestern.

“Diabetes gestasional diketahui meningkatkan komplikasi kebidanan dan risiko ibu terkena diabetes, penyakit jantung, dan demensia. Keturunannya juga lebih cenderung mengalami obesitas dan hipertensi saat mereka tumbuh dewasa.”

Diabetes gestasional terjadi selama kehamilan dan merupakan komplikasi yang biasanya hilang setelah bayi lahir tetapi membawa risiko yang signifikan bagi ibu dan bayinya.

Para peneliti menemukan bahwa wanita dengan diabetes gestasional hampir 10 kali lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah glukosa selama kehamilan.

Insiden global diabetes gestasional meningkat dengan cepat, dan sekarang terjadi pada hampir 8 persen dari semua kehamilan di Amerika Serikat.

Sistem saraf yang terlalu terstimulasi

Kim dan rekan-rekannya memberi 741 wanita perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan untuk mengukur paparan cahaya mereka selama trimester kedua kehamilan, saat mereka menerima skrining rutin untuk diabetes gestasional.

Mereka menemukan bahwa paparan cahaya sebelum tidur menyebabkan aktivitas sistem saraf simpatik yang berlebihan, artinya detak jantung naik sebelum tidur, padahal seharusnya turun.

Kecemasan, kegugupan, insomnia, ketidakmampuan untuk rileks, dan pencernaan yang buruk hanyalah beberapa tanda dari sistem saraf yang terlalu terstimulasi.

“Tampaknya ada aktivasi respon pertarungan atau lari yang tidak tepat saat waktunya istirahat,” jelas Kim.

Overaktivitas simpatik dapat menyebabkan obesitas, resistensi insulin, tekan- an darah tinggi, dan kolesterol tinggi, semuanya mengarah pada penyakit kardiovaskular.

Paparan Berlebihan

Lampu terang di rumah dan dari perangkat seperti televisi, komputer, jam alarm, dan ponsel pintar harus dihindari selama 3 jam sebelum tidur, menurut Kim.

“Kita tidak memikirkan potensi bahaya menjaga lingkungan tetap terang dari saat kita bangun hingga tidur,” katanya.

“Tapi seharusnya cukup redup selama beberapa jam sebelum kita tidur. Kita mungkin tidak membutuhkan banyak cahaya untuk apa pun yang kita lakukan secara rutin di malam hari.

“Tapi jika Anda harus menggunakannya, jaga agar layarnya seredup mungkin.”

Kim menyarankan agar orang menggunakan opsi lampu malam dan mematikan lampu biru.

Mengoptimalkan Ritme Sirkadian

Menurut penelitian modern dan pengobatan tradisional Tiongkok, menyelaraskan aktivitas harian seseorang dengan siklus siang dan malam hari dapat mengatur ritme sirkadian seseorang, memenga- ruhi fungsi penting dalam tubuh, seperti pencernaan dan suhu tubuh.

Namun, sinyal tidak wajar dari lingkungan juga memengaruhi ritme sirkadian.

Ini mungkin menjelaskan mengapa banyak penelitian mengungkapkan bahwa paparan cahaya malam hari menyebabkan hilangnya hormon tidur melatonin dan, seiring waktu, melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Ritme sirkadian yang tidak teratur telah dikaitkan dengan peningkatan tingkat kanker, diabetes, risiko kardiovaskular, obesitas, gangguan suasana hati, dan degenerasi makula terkait usia.

“Manusia secara genetik beradaptasi dengan lingkungan alami yang terdiri dari sinar matahari di siang hari dan kegelapan di malam hari,” kata profesor epidemiologi Chandra Jackson dalam artikel National Institutes of Health 2019.

Paparan cahaya buatan di malam hari dapat mengubah hormon dan proses biologis lainnya dengan cara yang meningkatkan risiko kondisi kesehatan seperti obesitas.

‘Diabetes Tanda Kekurangan Gizi’

Diabetes juga dapat dicegah dengan asupan kaya nutrisi, menurut Dr. Joel Fuhrman, seorang dokter dan ahli yang diakui secara internasional yang mengkhususkan diri dalam mencegah dan membalikkan penyakit melalui metode nutrisi.

“Jika wanita makan [dalam] gaya asupan bernutrisi tinggi, mereka akan terlindungi dari diabetes gestasional dan diabetes tipe-2 di kemudian hari,” tulis Dr. Joel dalam sebuah artikel.

“Diabetes gestasional adalah tanda kekurangan nutrisi. Jika Anda menderita diabetes gestasional, obat terbaik adalah tanpa obat.

“Siapa yang tahu efek halus dan jangka panjang obat diabetes pada bayi yang belum lahir? Nutrisi unggul adalah pilihan yang paling aman dan efektif.”

Sementara itu mengonsumsi makanan sehat, menurunkan berat badan, dan berolahraga bisa efektif, mematikan lampu bisa menjadi cara yang lebih cepat dan mudah untuk menurunkan risiko terkena diabetes.

“Sekarang saya adalah polisi cahaya di rumah. Saya melihat semua cahaya yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Saya mencoba meredupkan cahaya sebanyak mungkin,” kata Kim. (jen)