Pentagon Kerahkan Kelompok Penyerang dari Kapal Induk USS Gerald R. Ford ke Perairan Dekat Israel

oleh Zhang Ting

Israel memasuki keadaan perang karena serangan dari militan Palestina Hamas. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Minggu (8 Oktober) bahwa pasukan AS di seluruh dunia telah disiagakan, dan dirinya telah memerintahkan kelompok penyerang dari kapal induk USS Gerald R. Ford bersama jet tempurnya untuk menuju ke perairan dekat Israel. Hal ini ia tunjukkan sebagai dukungan AS terhadap Israel. Selain itu, Amerika Serikat mulai mengirimkan peralatan perang, termasuk amunisi ke Israel mulai Minggu.

“Hari ini, sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel, dan setelah diskusi rinci dengan Presiden Biden, saya telah mengambil beberapa langkah untuk memperkuat sikap Kementerian Pertahanan AS terhadap kawasan tersebut sekaligus memperkuat upaya pencegahan terhadap berbagai ancaman di kawasan”, tulis Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.

Pentagon mengambil beberapa langkah untuk menghalangi tindakan lebih lanjut Hamas

Austin mengatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan kelompok penyerang dari kapal induk, termasuk USS Gerald R. Ford untuk berlayar menuju perairan dekat Israel.

“Saya telah menginstruksikan relokasinya kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford ke Mediterania Timur,” kata Lloyd Austin. 

“Ini termasuk kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga USS Normandy, dan kapal perusak kelas Arleigh-Burke berpeluru kendali USS Thomas Hudner, dan USS Ramage, USS Carney dan USS Roosevelt”.

“Kami juga mengambil langkah-langkah untuk memperluas kekuatan skuadron tempur F-35, F-15, F-16 dan A-10 Angkatan Udara AS di kawasan ini. Pasukan AS di seluruh dunia tetap dalam situasi siaga untuk lebih memperkuat sikap pencegahan ini jika sewaktu-waktu dibutuhkan”.

Austin menambahkan bahwa pemerintah AS akan segera menyediakan peralatan dan sumber daya tambahan, termasuk amunisi kepada Pasukan Pertahanan Israel. 

“Pengiriman pertama bantuan keamanan dimulai pada Minggu, dan akan tiba dalam beberapa hari mendatang,” katanya.

“Selain dukungan material yang akan segera kami berikan kepada Israel, hal ini juga menggarisbawahi dukungan Amerika terhadap Pasukan Pertahanan dan rakyat Israel tidak tergoyahkan. Saya dan tim akan terus menjalin kontak dekat dengan rekan-rekan Israel untuk memastikan mereka memiliki alat untuk melindungi Israel. warga negara, dan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri dari serangan teroris yang keji itu”.

Biden menelepon Netanyahu

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden telah melakukan pembicaraan lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu. Biden berjanji untuk mendukung penuh pemerintah dan rakyat Israel dalam menanggapi “serangan mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya” yang dilakukan Hamas.

Kedua pemimpin juga membahas masalah penyanderaan yang dilakukan Hamas.

Gedung Putih menyebutkan bahwa Presiden Biden memberitahu Netanyahu informasi terkini tentang keterlibatan diplomatik intensif Amerika Serikat dalam mendukung Israel selama 24 jam terakhir. Presiden Biden juga mengatakan bahwa bantuan dari AS untuk Pasukan Pertahanan Israel sudah dalam perjalanan, bahkan masih ada bantuan yang akan menyusul dalam beberapa hari mendatang.

Serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu pagi waktu setempat itu merupakan serangan terbesar dan paling mematikan sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu. Sejauh ini, di pihak Israel telah ada lebih dari 600 orang Israel yang tewas dan lebih dari 2.000 orang lainnya terluka.

Sedangkan dalam serangan udara balasan Israel terhadap Hamas, terdapat lebih dari 300 orang warga Palestina yang tewas dan sekitar 2.000 orang lainnya terluka.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (11 Oktober) pukul 03.00 sore untuk membahas soal serangan mendadak tersebut.

Saleh al-Arouri, seorang anggota senior Hamas mengatakan pada hari Sabtu, bahwa kelompok bersenjata Hamas telah siap menghadapi “segala kemungkinan, termasuk perang dan eskalasi dari dampaknya”.

“Kami siap menghadapi skenario terburuk”, kata Saleh al-Arouri kepada Al Jazeera pada Sabtu.

“Baik internasional maupun regional sedang berusaha keras untuk mengakhiri krisis tersebut, namun sudah tidak ada lagi yang lebih penting daripada berperang saat ini,” ujarnya.

Hamas juga menyandera sejumlah besar warga Israel yang termasuk juga warga negara asing yang berada di Israel. Hal ini memicu kecaman keras dari komunitas internasional. (sin)