Mahasiswa AS Menggunakan AI untuk Memecahkan Kode Kata Pertama pada Gulungan Papirus Berusia 2.000 Tahun dan Memenangkan Lebih dari Rp 600 Juta

EtIndonesia. Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Hanya dalam waktu satu tahun, alat dan kemajuan AI baru telah mengubah cara manusia menggunakan teknologi. Dari menggunakan alat desain sederhana hingga menghidupkan kembali orang mati, AI kini dapat melakukan hal yang bahkan tidak terbayangkan.

Dengan menggunakan kecerdasan buatan, seorang mahasiswa di Universitas Nebraska, AS, telah mengukir namanya dalam buku sejarah dengan mengungkap bagian dari gulungan berusia 2.000 tahun. Luke Farritor menjadi pionir dalam menguraikan kata dari gulungan kuno selama Vesuvius Challenge.

Vesuvius Challenge mengajak peserta untuk menggunakan teknologi kontemporer untuk mengungkap isi misterius gulungan papirus kuno. Berasal dari perpustakaan kuno di kota Romawi Herculaneum, gulungan-gulungan ini diawetkan sebagai karbon akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M dan sangat halus.

Pada tanggal 12 Oktober 2023, Vesuvius Challenge mengungkapkan pada konferensi pers bahwa mahasiswa ilmu komputer berusia 21 tahun tersebut telah mendapatkan penghargaan “First Letters”, hadiah sebesar 40.000 dolar (sekitar RP 626 juta). Pencapaian ini diraih berkat keberhasilan decoding dan pemahaman lebih dari 10 karakter dalam gulungan berukuran empat sentimeter persegi.

Farritor merancang algoritma pembelajaran mesin yang memungkinkan dia mengidentifikasi beberapa huruf pada gulungan dari waktu ke waktu. Kata yang dia temukan adalah “Porphyras,” yang diterjemahkan menjadi “ungu” diungkapkan situs Vesuvius Challenge, menandai sebuah terobosan signifikan.

Farritor muncul sebagai peserta pertama yang memenuhi kriteria kompetisi mengirimkan sejumlah huruf yang jelas. (yn)

Sumber: indiatimes