Di Bawah Kobaran Api Perang antara Israel dan Hamas, PBB  Terkoyak Hingga Seperti Kehilangan Fungsi

Qiao An

Pada 25 Oktober, di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat dan Rusia berturut-turut mengusulkan resolusi mengenai perang Israel-Hamas, tetapi keduanya diveto. Dewan Keamanan PBB, sebagai satu-satunya badan PBB yang mempunyai wewenang untuk menegakkan tindakan, dikritik karena  kehilangan fungsinya.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berkata : “Resolusi kami dengan tegas mengutuk serangan teroris keji yang dilakukan Hamas dan kelompok teroris lainnya.”

Pada 25 Oktober, Amerika Serikat mengusulkan sebuah resolusi yang menegaskan kembali hak Israel untuk membela diri, sekaligus mendesak penghormatan terhadap hukum internasional dan menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan” untuk memberikan bantuan yang diperlukan ke Gaza.

Di antara 15 anggota Dewan Keamanan, 10 suara mendukung, 2 abstain, dan Uni Emirat Arab, anggota tetap Tiongkok dan Rusia menentang resolusi tersebut, dan resolusi tersebut diveto.

Selanjutnya, Rusia juga mengusulkan sebuah resolusi yang juga menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan”, namun sama sekali tidak mengutuk serangan  Hamas terhadap Israel, melainkan dengan jelas mengutuk serangan balik Israel terhadap Gaza.

Hanya empat negara, Rusia, Tiongkok, Uni Emirat Arab dan Gabon, yang mendukung resolusi ini, dan 9 negara abstain. Anggota tetap Amerika Serikat dan Inggris memberikan suara menentang dan resolusi tersebut diveto.

Usai pemungutan suara, Duta Besar Israel untuk PBB,  Gilad Erdan menyatakan kekecewaannya terhadap Dewan Keamanan.

Erdan berkata : “Dewan Keamanan tidak mampu memenuhi tugas paling mendasarnya dalam mengutuk teroris seperti ISIS, juga tidak mampu mengakui hak pembelaan diri para korban kejahatan keji ini.”

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour juga mengkritik Dewan Keamanan karena tidak berfungsi.

Duta Besar Palestina untuk PBB Mansour: “Dewan Keamanan lumpuh dan tidak dapat menjalankan kemampuannya untuk menyerukan gencatan senjata segera.”

Menghadapi perang Israel-Hamas, selain Dewan Keamanan yang terkoyak parah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga melontarkan pernyataan kontroversial.

Pada 24 Oktober, Guterres mengatakan bahwa Hamas tidak akan melancarkan serangan tanpa alasan terhadap Israel, ia langsung dikritik oleh Israel dan diminta segera mundur. Untuk menenangkan situasi, Guterres memberikan klarifikasi pada  25 Oktober dengan mengatakan bahwa dia tidak berniat membela tindakan Hamas dan mengulangi kecamannya terhadap Hamas. (Hui)