Morbi libero lectus, laoreet elementum viverra vitae, sodales sit amet nisi. Vivamus dolor ipsum, ultrices in accumsan nec, viverra in nulla.
Donec ligula sem, dignissim quis purus a, ultricies lacinia lectus. Aenean scelerisque, justo ac varius viverra, nisl arcu accumsan elit, quis laoreet metus ipsum vitae sem. Phasellus luctus imperdiet.
Donec tortor ipsum
Pharetra ac malesuada in, sagittis ac nibh. Praesent mattis ullamcorper metus, imperdiet convallis eros bibendum nec. Praesent justo quam, sodales eu dui vel, iaculis feugiat nunc.
Pellentesque faucibus orci at lorem viverra, id venenatis justo pretium. Nullam congue, arcu a molestie bibendum, sem orci lacinia dolor, ut congue dolor justo a odio.
Duis odio neque, congue ut iaculis nec, pretium vitae libero. Cras eros ipsum, eleifend rhoncus quam at, euismod sollicitudin erat.
Fusce imperdiet, neque ut sodales dignissim, nulla dui. Nam vel tortor orci.
EpochTimesId – Data Intelijen para ekstremis potensial akan diteruskan kepada para guru, pekerja sosial, serta staf dewan kota dan daerah. Penerusan data orang yang berpotensi melakukan aksi terorisme menjadi bagian dari pengetatan legislasi kontraterorisme di Inggris.
Pengumuman ini terjadi satu tahun setelah serangan oleh ekstremis Islam ‘homegrown’ yang menabrak pejalan kaki di jembatan ‘London Bridge’ dan menikam warga yang menikmati suasana malam. Aksi teror itu menewaskan delapan orang pada tanggal 3 Juni 2017.
Salah satu penyerang sebelumnya telah difilmkan dalam dokumenter publik yang berdoa kepada bendera ISIS, tetapi tersangka justru dikeluarkan dari daftar pantauan MI5. Itu adalah serangan ketiga dalam sembilan minggu, dengan pelaku dari ketiga serangan itu adalah ‘ekstrimis homegrown’ yang sebelumnya dikenal sebagai komunitas layanan keamanan, sehingga mengundang kajian strategis.
Strategi baru itu diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Sajid Javid pada 5 Juni 2018. Itu termasuk hukuman yang dipercepat, termasuk maksimal 15 tahun untuk menonton propaganda jihadis, kekuatan penahanan baru, dan penambahan 2.000 personel agen kontraterorisme.
Profesor Anthony Glees, direktur Pusat Studi Keamanan dan Intelijen di University of Buckingham, mengatakan ukuran yang paling mencolok adalah rencana untuk membuka rahasia informasi tentang potensi ekstremis untuk dibagikan kepada guru lokal, pekerja dewan (daerah), dan polisi.
“Prinsip berbagi bukanlah hal baru. Yang baru adalah memperluasnya kepada grup yang lebih luas,” kata Glees.
“Saya pikir ini belum pernah terjadi sebelumnya jika itu terjadi di masa depan, karena itu adalah lewatnya informasi rahasia, sebagian besar berasal dari sumber manusia, kepada orang-orang yang belum tentu terpercaya untuk (menerima dan) menggunakannya.”
“Saya pikir kelompok-kelompok hak sipil akan khawatir tentang ini setelah mereka mencernanya.”
Badan intelijen MI5 memiliki daftar lebih dari 20.000 calon ekstrimis teroris.
Di bawah skema percontohan, MI5 akan membagikan ‘biografi’ dan data kepada individu yang dipilih, seperti polisi daerah, pegawai pemerintah daerah, dan komisi amal di beberapa daerah uji coba.
Ukuran kunci lainnya adalah dorongan untuk bekerja lebih erat dengan sektor bisnis. Seperti perusahaan penyewaan mobil, perusahaan telepon, dan gerai ritel daring untuk mencegah ‘ruang aman’ bagi para ekstremis.
Will Geddes adalah ahli kontraterorisme dan mengelola langsung usaha konsultan keamanan Internasional Perlindungan Perusahaan. “Toko online seperti Amazon memang memiliki kontribusi yang sangat penting untuk dibuat,” katanya.
Geddes menunjuk pada penyelidikan yang menemukan bahwa semua bagian komponen bom Hijau Parson (yang gagal meledak) di London dapat dibeli di Amazon.
“Anda tahu di mana katanya, ‘Pelanggan lain juga telah membeli?’ Itu hanya mengisi semua kekosongan yang tidak terpikirkan oleh Anda,” katanya.
Geddes mengatakan pemerintah saat ini tidak dapat memaksa mereka, tetapi berusaha untuk membujuk perusahaan untuk berbuat lebih banyak untuk melakukan ‘pemolisian diri’ dan secara aktif menandai kegiatan teroris potensial.
Petugas polisi di dekat lokasi serangan Jembatan London di pusat kota London pada 3 Juni 2017. (Daniel Sorabji/AF/Getty Images/The Epoch Times)
Geddes mengatakan Javid berhak menyoroti bahwa siklus perencanaan para teroris benar-benar berbeda dari masa lalu. “Hari-hari ini, mereka bisa melakukannya hanya dengan mengambil pisau dan mobil, melukai beberapa pejalan kaki, melompat keluar, dan mulai menikam orang-orang sebelum ditangkap. Itu jauh lebih sulit bagi pihak berwenang untuk mencegahnya,” katanya.
Geddes mengatakan bahwa sejalan dengan penyesuaian strategis pemerintah yang luas, layanan keamanan telah menyesuaikan taktik dan pendekatan mereka sejak serangan teror pada tahun 2017.
Ancaman terbesar tetap dari terorisme Islam, menurut Javid.
“Selama lima tahun terakhir, penegak hukum dan badan-badan intelijen kami telah menggagalkan sebanyak 25 plot yang terkait dengan Islam,” katanya. “Agen keamanan dan intelijen kami saat ini, menangani lebih dari 500 operasi langsung, mereka memiliki 3.000 ‘subjek yang menarik.”
“Dan ada lebih dari 20.000 orang yang sebelumnya telah diselidiki, jadi mereka mungkin masih menjadi ancaman.”
Menteri dalam negeri melemparkan bebannya pada ‘Program Pencegahan’ yang kontroversial. Program yang sejak 2015, memaksa para guru, dokter, dan personel layanan garis depan lainnya untuk merujuk orang-orang yang diidentifikasi sebagai (orang yang) berisiko menjadi ekstremisme dan teroris.
Geddes setuju bahwa mencegahan membutuhkan penopang. “Proporsi yang baik, jika tidak mayoritas, dari plot digagalkan dari (data) intelijen yang disediakan oleh masyarakat umum,” katanya. (Simon Veazey/Epoch Times/waa)
Xinjiang ditengarai sedang dihantui teror merah. Pihak berwenang secara terbuka menenderkan sejumlah besar proyek pembangunan kamp interniran, menangkap dan menahan orang sewenang-wenang, seorang korban yang dipenjara selama lebih dari delapan bulan di “kamp pendidikan ulang” baru-baru ini bersaksi tentang penganiayaan oleh pihak berwenang PKT.
Pada 19 Mei VOA (Voice of America) mengutip kesaksian seorang yang selamat dari penjara di Xinjiang dan ‘kamp pendidikan ulang’ kepada Associated Press, menunjukkan bahwa Xinjiang sudah menjadi sebuah tempat dimana pengawasan menyusup ke mana-mana dan penduduk dapat ditahan secara sewenang-wenang.
Omir Bekali (42), terlahir di Tiongkok, orang tuanya adalah suku Kazakh dan Uighur. Pada tahun 2006 ia beremigrasi ke Kazakhstan dan setelah tiga tahun memperoleh kewarganegaraan.
Pada bulan Maret tahun lalu Bekali kembali ke Tiongkok untuk berkunjung dan beberapa hari kemudian ia ditangkap. Fokus interogasi polisi adalah masalah kerjasamanya dengan sebuah agen perjalanan di Kazakhstan. Pihak berwenang menuduh mereka membantu Muslim Tiongkok untuk mendapatkan visa turis lokal dan membantu orang-orang ini melarikan diri dari Tiongkok.
Bekali disiksa degan duduk di “bangku harimau” dan terus diinterogasi. Dia digantung dengan sepasang kakinya hampir tidak menyentuh lantai dan selama 4 hari 4 malam tidak boleh tidur. Pada hari biasa, kedua tangan dan kakinya diikat dengan rantai besi dan diikatkan pada tempat tidur dimana badannya tidak bisa berdiri tegak.
Interogator mengancam hendak membakar paspornya dan mengatakan dia “tidak bisa keluar dengan selamat”. Polisi memaksanya mengakui telah membahayakan keamanan nasional, mengorganisir, menghasut dan melindungi teroris. Di bawah campur tangan pihak diplomat Kazakhstan, Bekali dibebaskan oleh polisi tetapi dipindahkan ke dalam “kamp interniran (pendidikan ulang)”.
Di sana, ia dikurung dalam sebuah ruangan bersama 40 orang lainnya. Setiap subuh bangun tidur, harus menyanyikan dulu “lagu-lagu merah (komunis)”; mereka diharuskan belajar bahasa mandarin dan sejarah Tiongkok, terutama sejarah bagaimana Partai Komunis “membebaskan” Xinjiang (Uighur). Sebelum makan diharuskan berteriak keras “Terima Kasih Partai” dan lain-lain; di dalam kelas wajib melafalkan slogan berulang-ulang.
Yang paling sulit baginya adalah ketika harus terus-menerus mencela keyakinannya sebagai Muslim, melakukan oto kritik dan mengkritik kerabat. Ketika Bekali menolak untuk melakukan, ia dihukum berdiri didepan dinding selama 5 jam. Satu minggu kemudian ia dimasukkan ke dalam sel isolasi dan tidak diijinkan untuk makan selama 24 jam.
Setelah ditahan di kamp yang dijaga ketat itu selama 20 hari, ia terpikir untuk bunuh diri. Sampai akhir bulan Nopember tahun lalu, Bekali dibebaskan dan dapat meninggalkan Tiongkok.
Sampai hari ini ia masih saja tidak bisa keluar dari bayangan kelam semasa dalam tahanan dan setiap malam tidak bisa tidur nyenyak. Dengan meneteskan air mata ia berkata “ketika Anda mengkritik diri sendiri, menyangkal pikiran sendiri dan bangsa sendiri, tekanan mental seperti itu adalah sangat besar”. Namun, setelah beberapa bulan berlalu, kedua orang tua dan adik perempuannya juga dijebloskan ke “kamp pendidikan ulang”.
Menurut statistik dari Departemen Luar Negeri AS, sedikitnya ada beberapa puluh ribu orang Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok yang ditahan dalam “kamp pendidikan ulang”. Kaum etnik Uighur dan beberapa ilmuwan yang diasingkan di luar negeri mengatakan bahwa jumlah ini mungkin telah mencapai hampir satu juta orang.
Rian Thum seorang asisten profesor ilmu sejarah di Loyola University New Orleans AS yang mempelajari masalah Xinjiang secara jangka panjang, pada tangal 4 Mei lalu dalam sebuah seminar di Washington mengatakan: “Menurut data statistik terbaik yang dapat kami peroleh, ada 5% hingga 10% kelompok etnis Uighur karena status suku mereka lantas menjadi target penahanan dari ‘pusat pendidikan ulang’ tersebut, ini berarti jumlah mereka yang ditahan mencapai 500.000 hingga 1.000.000 orang.”
Sebuah laporan studi terbaru dari Adrian Zenz, seorang peneliti dari European School of Culture and Theology di Korntal Jerman menunjukkan bahwa sejak tahun 2016 PKT menggalakkan pembangunan ‘kamp konsentrasi’ di semua pelosok Xinjiang, hingga saat ini sudah menghabiskan dana lebih dari 680 juta RMB.
Pemerintah mengadakan tender secara terbuka untuk proyek pembangunan kamp-kamp konsentrasi tersebut dan pada saat yang sama merekrut staf kamp dengan latar belakang keahlian psikologis kriminal atau dengan latar belakang militer dan polisi.
Menurut laporan terbaru dari Minghui News, saat ini di setiap kota dan kabupaten di daerah otonomi Xinjiang terdapat kamp konsentrasi yang khusus untuk menganiaya etnis minoritas, hanya di kota Urumqi saja ada 33 kamp konsentrasi. Selain orang Uighur, banyak praktisi Falun Gong juga ditahan dalam kamp konsentrasi.
Sejak tokoh garis keras PKT Chen Quanguo menjabat sebagai Skretaris Komite (pimpinan) Partai di Daerah Otonomi Xinjiang sejak musim panas 2016, keamanan Xinjiang terus ditingkatkan. Xinjiang pun telah menjadi penjara buatan manusia terbesar di dunia, sistem nama asli ketika Anda pergi dengan mobil, sistem nama asli pengiriman, pusat perbelanjaan, kantor, distrik………. hampir semua tempat masuk membutuhkan kartu pengenal wajah untuk digesekkan baru bisa masuk.
Beberapa komentator mengatakan bahwa kebijakan pemerintah yang menghendaki stabilitas dan menolak perkembangan, hal ini menyebabkan seluruh suasana masyarakat dipenuhi oleh kecemasan dan rasa tidak aman, orang saling tidak percaya dan saling melaporkan secara rahasia, sudah mencapai taraf panik, jika mendengarkan kabar angin, semua orang sibuk membela diri. Dalam tekanan tinggi seperti ini perkembangan di Xinjiang sudah stagnan, sekarang kota-kota besar di Xinjiang termasuk Urumqi berada dalam depresi. (LIN/WHS/asr)
EpochTimesId – Seorang petugas Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan bahwa gunung berapi Kilauea di Hawaii mengalami 500 gempa bumi setiap hari.
“Angka itu adalah tingkat tertinggi yang pernah diukur di sana,” kata ahli gempa USGS, Brian Shiro, seperti dikutip dari ‘Big Island Video News’.
Dalam sebuah pernyataan di situsnya, USGS juga menjelaskan mengapa ada banyak gempa di daerah puncak Kilauea.
“Deflasi di puncak Kīlauea telah menyebabkan hingga 1,5 meter (sekitar 5 kaki) penurunan, yang telah menekan patahan di sekitar dan di dalam Kaldera Kīlauea,” kata USGS.
“Ini telah menyebabkan banyak gempa bumi berkekuatan 3 SR atau lebih besar, serta banyak lagi yang lebih kecil. Patahan yang sedang ditekan adalah dangkal (mungkin kurang dari 2 mil), sehingga gempa bumi dangkal, yang berarti bahwa gempa itu mudah dan banyak dirasakan oleh penduduk di dekat area puncak.”
Brian menambahkan, dasar dari Kaldera Kīlauea terus mereda. Sebab, ada tekanan di waduk magma yang menurun sebagai respons terhadap penarikan magma menuju East Rift Zone.
“Ini adalah proses yang sama yang menyebabkan danau lava puncak jatuh dari pandangan dalam “ventilasi Mengabaikan” di dalam Kawah Halemaʻumaʻu,” jelasnya.
Kolom abu vulkanik di kawah utama Gunung Api Kilauea, Hawai, AS. (Photo : USGS)
Sementara itu, seperti dilaporkan CNN, gempa bumi 5,5 SR mencapai puncak pada hari Minggu, 3 Juni 2018. Gempa menghasilkan gumpalan abu mencapai yang mencapai tinggi 8.000 kaki (2.400 meter).
Gempa bumi mengguncang pada pukul 3:51 siang waktu setempat dan tidak menyebabkan ancaman tsunami.
Petugas mencoba untuk mengangkut orang-orang keluar dari daerah sekitar gunung berapi jika lava menyebar lebih jauh, CNN melaporkan. Tiga orang diterbangkan keluar dari daerah terpencil pada hari Minggu di Desa Kapoho.
“USGS melakukan penerbangan rutin dan memantau orang-orang di jalan di daerah yang terputus oleh lahar. Mereka berhenti untuk menanyakan situasi mereka, dan kemudian ketika ditanya, mereka diterbangkan ke tempat yang aman. Mereka telah terperangkap setelah mencoba memindahkan barang-barang, dan tidak memiliki layanan seluler,” tulis sebuah pernyataan, seperti dilaporkan oleh CNN. (Jack Phillips/The Epoch Times/waa)
EpochTimesId – Aliran lumpur panas, abu dan gas menyapu turun dari gunung api Fuego di Guatemala, Senin 94/6/2018). Letusan terbaru meledak pada Senin pagi, dan mengganggu pekerja bencana yang tengah melakukan evakuasi korban tewas lumpur abu coklat yang dikenal sebagai aliran piroklastik yang menelan desa El Rodeo.
Letusan Senin pagi juga menghentikan upaya penyelamatan di lereng selatan Gunung Fuego, yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘api’. Badan penanggulangan bencana nasional menaikkan jumlah korban tewas menjadi 38 orang. Sehari sebelumnya mereka mengumumkan 25 korban tewas.
Akan tetapi, hingga kini masih belum jelas apakah masih ada jenasah korban tewas yang telah ditemukan, atau apakah ada korban tewas dalam letusan Senin pagi.
“Lanskap di gunung berapi benar-benar berubah, semuanya hancur total,” kata ahli vulkanologi pemerintah, Gustavo Chigna di radio lokal.
Dampak letusan Gunung Api di Guatemala. (Photo : Rainbow Pie/The Epoch Times)
Sehari setelah letusan gunung berapi, yang terbesar dalam lebih dari empat dekade, penduduk di ibukota Guatemala City terbangun untuk menyapu abu dari atap dan jalan-jalan. Sementara petugas keamanan transportasi udara sibuk mempersiapkan dan mengevaluasi apakah landasan di bandara internasional Guatemala dapat memulai kembali penerbangan komersial.
Seorang saksi mengatakan kepada Reuters ada lebih banyak orang telah dievakuasi dengan radius lebih dari 5 mil (8 km) perimeter dari lokasi setelah ledakan baru.
Fuego, salah satu dari beberapa gunung berapi aktif di negara Amerika Tengah, dekat kota kolonial Antigua. Kota itu adalah situs warisan dunia UNESCO yang selamat dari beberapa kali letusan gunung berapi. Aktivitas terbaru dari Fuego sebagian besar berada di sisi jauh gunung berapi, menghadap pantai Pasifik.
Sekitar 300 orang telah terluka sejak letusan pada hari Minggu yang mengirim kolom abu vulkanik dan asap setinggi 6,2 mil (10 km) ke langit. Abu itu kemudian tertiup angin dan menghujani beberapa daerah sekitar.
CONRED berbagi foto yang menunjukkan aliran gas dan lumpur menyapu ke lereng gunung. Lahar juga mengalir melintasi lembah yang luas, dan melanda sebuah desa kecil. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Tiga perusahaan pembuat chip, satu di AS dan dua di Korea Selatan, sedang diselidiki secara bersamaan oleh pemerintah Tiongkok.
Micron Technology, pembuat chip terbesar di Amerika; Samsung Electronics; dan SK Hynix, pembuat chip memori terbesar kedua di dunia, sedang diselidiki oleh Biro Administrasi Negara Anti-monopoli Tiongkok untuk Regulasi Pasar, situs berita Tiongkok, Jiwei Net, melaporkan pada 1 Juni. Micron sejak itu mengkonfirmasi bahwa regulator Tiongkok telah mengunjungi kantor penjualannya pada 31 Mei untuk informasi, menurut Bloomberg.
Tidak jelas apakah investigasi Tiongkok berkaitan dengan gugatan class action yang telah diajukan pada bulan April di pengadilan distrik federal California utara. Gugatan tersebut, diajukan oleh firma hukum Hagens Berman atas nama konsumen AS, menuduh tiga perusahaan tersebut membuat pengaturan harga DRAM yang tinggi secara buatan, menurut Forbes.
DRAM adalah jenis chip memori komputer yang menggerakkan hampir semua komputer dan sebagian besar perangkat elektronik. Bersama-sama, ketiga perusahaan tersebut menguasai 96 persen pasar chip DRAM global, dengan Micron menyumbang 22,6 persen pangsa pasar pada kuartal pertama 2018, menurut Electronics Weekly.
Harga DRAM mencapai titik terendah di 2015 dan 2016. Sejak itu, bagaimanapun, harga telah meningkat dan ketiga perusahaan tersebut melihat keuntungan mereka berlipat ganda dari kuartal pertama 2016 hingga kuartal ketiga 2017, menurut situs berita teknologi Fossbytes.
Jiwei Net melaporkan bahwa biro penetapan harga dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRC) memulai penyelidikannya ke Samsung Electronics akhir tahun lalu. Biro penetapan harga tersebut telah bergabung dengan Biro Anti-monopoli.
Pemilihan waktu investigasi Tiongkok ke Micron telah meningkatkan spekulasi bahwa Tiongkok dapat menahan Micron sebagai sandera untuk sebuah tawar-menawar chip dalam diskusi perdagangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.
Dengan ZTE, perusahaan telekom Tiongkok yang saat ini mendapat sanksi dari Amerika Serikat, rezim telah menekan pemerintah AS untuk mengurangi sanksi-sanksi dengan imbalan membeli lebih banyak komoditas Amerika. (ran)
Aktris dan penulis AS berusia 97 tahun, Lois Wheeler Snow 2 bulan lalu meninggal dunia di Swiss. Nyonya Snow mengutuk penindasan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap hak asasi manusia dan kritikannya berdampak lebih luas di bawah pengaruh suaminya.
Li Muyang – EpochWeekly
Lois Wheeler Snow, aktris dan penulis AS berusia 97 tahun telah meninggal dunia pada 3 April 2018 di Swiss. Suaminya adalah seorang jurnalis Amerika terkenal bernama Edgar Snow.
Edgar Snow bersama mantan istrinya, Helen menulis buku berjudul ‘Red Star Over China’. Sebuah buku terbitan tahun 1937 yang tulisannya untuk mempercantik kepribadian Mao Zedong. Sehingga berkat buku tersebut Mao berhasil menggalang sejumlah bantuan dana asing untuk mengembangkan Partai Komunis Tiongkok (PKT), selain itu, buku tersebut juga berhasil memikat banyak intelektual muda Tiongkok yang tidak mengetahui situasi untuk bergabung dengan komunis yang berbasis di Yan’an.
Tentu tidak diragukan lagi bahwa Edgar Snow melakukan propaganda ingternasional untuk PKT karena ia tertipu organisasi jahat tersebut. Seperti yang semua orang tahu, Partai Komunis Tiongkok selalu menaruh perhatian tinggi pada hubungan publik dengan para wartawan dan penulis media Barat, termasuk akademisi dan orang-orang dari kalangan intelektual tinggi.
Tahun 1949, Edgar Snow menikah dengan Lois Wheeler yang kemudian dikenal sebagai Nyonya Snow. Sebelum menikah, Lois Wheeler adalah seorang aktris pertunjukan di Broadway yang relatif masih segar, dan Edgar Snow sudah terkenal karena buku larisnya ‘Red Star Over China’.
Edgar tiba di Tiongkok pada bulan September 1928, dan ia dapat pergi ke Yan’an dengan bantuan Soong Ching Ling (istri alm. Sun Yatsen) pada tahun 1936. Ia secara berturut-turut telah mewawancarai banyak pemimpin Tentara Merah Tiongkok, termasuk Mao Zedong, Peng Dehuai, Zuo Quan, Nie Rongzhen dan lainnya.
Snow menerbitkan banyak artikel di berbagai media Inggris, dan kemudian disusun dan diterbitkan dalam buku ‘Red Star Over China’. Justru karena pengaruh buku ini membuat Amerika Serikat berpaling dari kebijakan Chiang Kai-shek yang akhirnya menyebabkan kegagalan bagi rezim Chiang Kai-shek.
Ada versi yang lebih baru dari ini, Matthews dan Castro. Matthews, jurnalis besar The New York Times melakukan kontak dengan Fidel Castro dan Castro berbicara tentang konstitusionalisme liberal. Kemudian dalam wawancara panjang dengan Matthew, Matthew mempromosikan Fidel Castro sebagai citra heroik yang anti-kediktatoran dan seorang demokrat sejati, sehingga menyebabkan kehebohan di masyarakat Barat. Setelah itu, di bawah tekanan publik, pemerintah AS secara bertahap menyerahkan dukungannya kepada pemerintah militer Kuba dan menyebabkan keruntuhannya.
Tetapi tak lama setelah Castro mulai berkuasa, orang-orang menemukan apa yang telah dia lakukan dan apa yang telah dijanjikan bertolak belakang, sehingga New York Times dan Matthew mulai diserang karena mereka tertipu oleh Castro, melakukan propaganda untuk pemerintah militer baru.
The American National Review Magazine pernah menerbitkan gambar kartun berupa Castro tersenyum dan duduk di atas peta Kuba. Judulnya tertulis : Saya menemukan pekerjaan melalui The New York Times.
Edgar Snow pun sama, tulisan dalam bukunya semua menggambarkan segala sesuatu yang cenderung pro PKT. Karena apa yang dia lihat dan dengar semuanya ditentukan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Mengenai kematian sebenarnya dari Liu Zhidan, Edgar dan para pemimpin PKT lainnya yang terjerumus dalam kehidupan pribadi yang pesta pora di Yan’an. Jelas tidak akan membiarkan Snow mengetahuinya.
Terpengaruh oleh tulisan dalam bukunya, beberapa orang wanita ‘berpikiran maju’ pun pergi ke Yan’an untuk bergabung dengan PKT. Itulah sebabnya Mao Zedong langsung meninggalkan He Zizhen (istri Mao) dan kumpul kebo dengan Jiang Qing. Hal-hal seperti itu dirahasiakan, sehingga Edgar Snow tidak mengetahuinya.
Buku Snow tersebut telah membantu menaikkan ‘reputasi’ PKT, tetapi ketika Edgar kembali mengunjungi Tiongkok pada tahun 1960, Partai Komunis Tiongkok bahkan tidak memberikan royalti dari buku yang diterbitankan, karena hampir tidak ada tempat lain kecuali perpustakaan dengan jumlah buku yang sangat sedikit. PKT selalu habis manis sepah dibuang, begitu pula Edgar Snow diperlakukan.
Mengenal wajah sebenarnya dari PKT melalui peristiwa Tiananmen 4 Juni
Edgar Snow di tahun-tahun terakhirnya melihat kekejian Mao Zedong dan mulai membenci Mao. Ketika mengunjungi Tiongkok pada tahun 1970, meskipun ia dan istri diperlakukan seperti raja dan ratu, tetapi Mao Zedong bahkan berkata kepadanya bahwa dia harus berterima kasih kepada Jepang atas agresi mereka, karena itu yang memungkinkan PKT merebut kekuasaan dari Kuomingtang dan mengubah tatanan pemerintah yang demokrasi menjadi diktator di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok.
Sejak itu, Snow menyadari bahwa ia telah keliru dan menyesali perbuatannya yang telah merugikan rakyat Tiongkok.
Dibandingkan dengan Edgar, istrinya Lois Wheeler lebih beruntung karena ia dapat melihat kejahatan PKT secara langsung. Ia kemudian menjadi seorang pendukung kegiatan HAM Tiongkok yang cukup gigih.
Tahun 1989 PKT memutuskan pembantaian mahasiswa di Tiananmen pada 4 Juni. Ribuan masyarakat dibunuh, digilas dengan tank-tank Tentara Pembebasan Rakyat. Sejak itu, nyonya Snow melihat PKT dengan perspektif yang berbeda. Ia segera mengutuk tindakan keras itu dan bersumpah tidak akan pernah kembali ke Tiongkok.
Ny. Snow pernah mengatakan kepada Time versi Asia bahwa ia selama ini tidak mengetahui tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh PKT dan bahwa pembantaian massal pada 4 Juni itu telah menyadarkan dirinya.
“Misalnya, Anda dapat melihat orang-orang dengan wajah penuh darah dibawa pergi. Saya mulai menyadari bahwa keluarga orang-orang termasuk telah dianiaya dalam beberapa cara.”
Selama bertahun-tahun, Ny. Snow menulis surat kepada para pemimpin puncak Partai Komunis Tiongkok dan meminta mereka untuk memperhatikan keluarga yang terkena dampak dari penindasan di Lapangan Tiananmen.
Nyonya Snow merasa ia memiliki tanggung jawab ini, karena bagaimanapun suaminya masih memiliki pengaruh tertentu di PKT, dan kekejaman PKT itu juga telah membawa bencana yang tidak ringan bagi rakyat Tiongkok.
Nyonya Snow terakhir pergi ke Beijing adalah pada tahun 2000. Saat itu ia sudah berusia 79 tahun. Ia menyumbangkan sejumlah uang kepada seorang aktivis terkenal yang putranya tewas dalam insiden 4 Juni.
Namun, Perjalanan ke Beijing kali ini dibandingkan dengan pertama kalinya ia mengunjungi Beijing 30 tahun yang lalu telah jauh berbeda.
Ia diperlakukan sebagai tamu istimewa oleh PKT, namun bukan pemimpin Partai Komunis Tiongkok yang menerimanya, tetapi lebih dari 20 orang polisi berpakaian preman yang mengelilinginya.
Para polisi itu secara diam-diam memotretnya dan mencegahnya bertemu dengan aktivis. Bahkan ketika ia singgah ke Universitas Peking di mana terkubur separuh dari abu jenasah suaminya Edgar Snow, ia juga diawasi secara ketat. (Sinatra/asr)
Epochtimes.id- Hamas kembali meluncurkan roket ke Israel pada (02/06/2018) Sabtu malam waktu setempat. Aksi ini memicu sirene meraung-raung saat ribuan orang Israel berlari untuk berlindung.
Serangan roket ini mendapat balasan dari pesawat tempur Israel pada sejumlah posisi Hamas di Gaza, semua hanya beberapa hari setelah pertempuran mengganas di kawasan itu sejak perang 2014.
Awal pekan ini pada 29 Mei lalu, rentetan lebih dari 100 mortir dan roket ditembakkan ke beberapa lokasi di Israel Selatan. Satu mortir Hamas menghantam sebuah taman kanak-kanak Israel. Gencatan senjata yang dibuat mulai berlaku pada Rabu pagi.
Saat tembakan roket terakhir – pelanggaran pertama dari gencatan senjata 30 Mei – setidaknya empat proyektil ditembakkan ke Israel selatan dari lokasi Hamas di Gaza. Laporan ini diklaim militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket.
Warga di Gaza mengatakan pesawat Israel menyerang setidaknya tiga situs milik Hamas, kelompok teroris Islam yang mengontrol daerah kantong.
Militer Israel mengkonfirmasikan dalam pernyataan bahwa mereka telah melakukan serangan udara. Israel menambahkan bahwa “organisasi teror Hamas bertanggung jawab untuk semua peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza dan berasal dari itu.”
Tidak ada laporan tentang korban di salah satu insiden.
Hamas dan Jihad Islam menembakkan lebih dari 100 roket dan bom mortir ke Israel selatan sepanjang Selasa hingga Rabu.
Hamas dan Jihad Islam Palestina yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan roketterhadap Israel, Selasa (29/05/2018). Israel menanggapi dengan serangan tank dan serangan udara terhadap lebih dari 65 target Hamas dan Jihad Islam di Gaza.
“IDF, menggunakan jet tempur, menyerang 10 target teror dalam tiga senyawa milik kelompok teror Hamas di Jalur Gaza. Di antara target yang diserang adalah dua situs yang digunakan untuk memproduksi dan menyimpan senjata dan komplek militer,” klaim tentara Israel.
Area perbatasan di sepanjang jalur Gaza memanas dalam beberapa minggu terakhir ketika warga Palestina memprotes blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir pada 2007 silam ketika kelompok Hamas berhasil merebut kekuasaan.
Lebih dari 2 juta orang Palestina tinggal di daerah yang dikuasai oleh Hamas. Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005, tetapi mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan laut. (asr)
Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem, sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.
IV. Yerusalem Dari Yesus: Yesus Lahir (tahun 5 atau 7 SM – sekitar tahun 31 M) ~ Legalisasi Agama Kristen (tahun 313 M)
Tiga Kali Jodoh Yesus Dengan Yerusalem
Yesus dilahirkan di wilayah kekuasaan Imperium Roma di provinsi Yahudi pada masa akhir kekuasaan Raja Herodes. Kala itu diselenggarakan sensus penduduk nasional yang pertama, setiap orang harus kembali ke daerah asalnya untuk mendaftarkan diri, oleh karena itu si tukang kayu bernama Yosef membawa serta istrinya Maria yang akan segera melahirkan, kembali ke Betlehem. Penginapan di dalam maupun luar kota telah penuh dengan warga yang mudik, maka Yosef sekeluarga terpaksa bermalam di kendang kuda, dan disanalah Yesus dilahirkan.
Menurut catatan, Yesus sempat tiga kali memasuki kota Yerusalem. Untuk kali pertama adalah 40 hari setelah kelahiranNya, menurut tradisi Yahudi, sang anak harus dibawa oleh kedua orangtuanya ke Altar Suci untuk dilakukan ritual permandian.
Raja Herodes yang menguasai wilayah Yahudi mendengar ramalan tentang telah lahirnya seseorang yang akan menjadi raja bagi bangsa Yahudi, maka diperintahkanlah pembunuhan terhadap semua anak laki-laki di bawah usia 2 tahun di Betlehem dan sekitarnya. Demi menghindar dari penindasan Raja Herodes itu, Yosef mengikuti petunjuk malaikat membawa keluarganya pergi ke Mesir, dan baru kembali berdiam di wilayah Yahudi setelah Raja Herodes meninggal dunia.
Saat untuk kali kedua datang ke Yerusalem, Yesus berusia 12 tahun, bersama keluarganya dan kerabat lainnya memasuki kota melewati Hari Raya Festival Pesakh umat Yahudi.
Pada perjalanan kembali orang tuanya menyadari Yesus tidak bersama mereka dan kembali ke kota untuk mencarinya, dan akhirnya menemukan Yesus berada di Altar Suci.
Menurut penuturan ketika orang tuanya bertanya mengapa dirinya berada di sana, Yesus menjawab tentu saja karena Ia berada di rumah Bapa. Kemudian Yesus mengikuti orang tua manusiaNya kembali ke kampung halaman Nazareth.
Catatan dua kali Yesus masuk ke kota (Yerusalem), adalah saat Yesus berusia 30 tahun sebelum mulai menyebarkan agama, hal ini merupakan sedikit catatan kejadian yang berhasil diwariskan sampai sekarang.
Terakhir Kali Datang ke Yerusalem,
Saat Yesus berusia lebih dari 30 tahun, dan telah menyebarkan agama selama tiga tahun di luar daerah, untuk merampungkan misi sejarahnya, antara tahun 30~34 Masehi untuk kali terakhir Yesus datang ke Yerusalem.
Saat memasuki kota, masyarakat menyambutNya di kedua sisi jalan; seminggu kemudian, masyarakat dihasut oleh pemimpin agama Yahudi yang menuntut utusan Roma yakni Pontius Pilatus untuk menghukum mati Yesus.
Sejak tahun 6 Masehi provinsi otonomi Yahudi dipimpin oleh inspektur utama yang diutus oleh Roma. Karena setelah Herodes meninggal dan kekuasaan dilanjutkan oleh putranya, di wilayah otonomi Yahudi kerap terjadi kerusuhan, masyarakat lebih memilih dipimpin langsung oleh orang Romawi, daripada kepemimpinannya dilanjutkan oleh anak penguasa tirani, kedua pihak mendatangi Kaisar Roma dan meminta kaisar untuk menengahi. Lalu akhirnya Kaisar Roma menyetujui tuntutan rakyat, dan mengutus inspektur utama untuk menangani wilayah Yahudi.
Walaupun inspektur merupakan pemimpin administratif tertinggi, di dalam wilayahnya tetap ditempatkan tentara pendudukan untuk menjaga ketertiban, namun karena prinsip “pejabat dari pusat tidak menekan penguasa setempat”, biasanya inspektur yang menguasai wilayah tersebut memilih untuk bermusyawarah dengan kekuatan lokal agar pada masa jabatannya tenang dan damai.
Pendeta Yahudi pada masa itu menggugat Yesus dengan tuduhan yang bisa membuatNya dihukum mati dengan alasan “kejahatan pengkhianatan”, karena Yesus “menyebut diriNya sebagai Christos Putra Allah (Christos artinya penyelamat dunia, terjemahan Bahasa Betlehem dari Bahasa Yunani “Messiah”).
Bangsa Yahudi terus menantikan datangnya Mesias, karena mereka berpendapat Mesias akan membawa bangsa Yahudi terbebas dari penindasan oleh bangsa lain dan kembali Berjaya, tapi Yesus tidak mewujudkan semua itu. Oleh karena itu bangsa Yahudi pun tidak mengakui Yesus, bahkan menjatuhkan berbagai tuduhan padaNya, dan berniat menghabisi Yesus.
Walaupun Pilatus tahu Yesus ditangkap akibat iri dengki dan fitnah oleh pendeta Yahudi, dan juga tidak menemukan bukti bahwa Yesus memberontak atau berkhianat, tapi karena terdesak oleh situasi, Pilatus mengingkari hati nuraninya dan menuruti tuntutan bangsa Yahudi, yakni menghukum mati Yesus dengan menyalibkanNya. (SUD/WHS/asr)
The Epoch Times di sini mulai menerbitkan serial terjemahan dari bahasa Mandarin dari sebuah buku baru, “Bagaimana Roh Jahat Komunis Menguasai Dunia Kita,” oleh tim editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis.”
Kata pengantar
Meskipun rezim komunis di Eropa Timur telah hancur, iblis komunisme belum lenyap. Sebaliknya, iblis jahat ini sudah menguasai dunia kita, dan manusia seharusnya tidak memelihara rasa optimisme yang keliru.
Komunisme bukanlah tren pemikiran, ataupun sebuah doktrin, juga bukan sebuah upaya yang gagal pada cara baru untuk menguasai hal ihwal manusia. Sebaliknya, ia harus dipahami sebagai iblis, iblis jahat yang ditempa oleh kebencian, kerusakan moral, dan kekuatan unsur lainnya di alam semesta. Ia mengambil bentuk seekor ular, lalu seekor naga merah, dan ia terus bersatu dengan setan, yang membenci Tuhan, dan ia mengeksploitasi makhluk tingkat rendah dan setan-setan untuk mendatangkan malapetaka pada manusia.
Tujuan dari iblis tersebut adalah untuk menghancurkan umat manusia, dan sementara sang ilahi menawarkan keselamatan bagi umat manusia, komunisme mengatakan kepada manusia untuk tidak percaya Tuhan, menyerang moralitas manusia agar supaya meninggalkan tradisi, dan menyebabkan manusia tidak mengindahkan perintah Tuhan dan, akhirnya, untuk dihancurkan.
Roh jahat komunis tersebut, dengan mutasi yang tak terhitung jumlahnya, penuh dengan tipu muslihat. Kadang-kadang menggunakan pembunuhan dan kekerasan untuk mengancam mereka yang menolak untuk mengikutinya; lain kali, ia membuat sumber bantuan dengan bahasa “ilmu” dan “kemajuan,” menawarkan panduan membuat masa depan yang indah dimaksudkan untuk menipu para pengikut. Terkadang ia menghadirkan dirinya sebagai bidang pembelajaran yang mendalam dan membuat orang percaya bahwa ia adalah arah masa depan umat manusia; di lain waktu, ia menggunakan slogan-slogan “demokrasi”, “kesetaraan,” dan “keadilan sosial” untuk menyusup ke bidang-bidang pendidikan, media, seni, dan hukum, membawa orang-orang di bawah benderanya tanpa mereka menyadarinya. Namun, di lain waktu, itu menyebut dirinya “sosialisme,” “progresivisme,” “liberalisme,” “Neo-Marxisme,” dan istilah-istilah kiri lainnya.
Kadang-kadang ia memegang bendera-bendera yang tampaknya benar seperti pasifisme, environmentalisme, globalisme, dan kebenaran politik; di lain waktu, ia mendukung seni pelopor, kebebasan seksual, legalisasi narkoba, homoseksualitas, dan kesenangan lainnya dalam hasrat manusia, memberikan kesan yang salah bahwa itu adalah bagian dari tren populer. Ekstremisme dan kekerasan bukan satu-satunya ungkapannya, kadang-kadang ia berpura-pura peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan, dengan cara apa pun, segala sesuatu yang tradisional, apakah itu iman, agama, moralitas, budaya, institusi keluarga, seni, pengajaran, hukum, apa pun yang diperlukan agar manusia jatuh ke dalam jurang moral dan terkutuk.
Komunisme dan berbagai mutasinya sekarang ditemukan di seluruh dunia. Sementara Tiongkok dan Kuba secara terbuka memproklamasikan diri untuk dipimpin oleh rezim komunis, bahkan Amerika — pemimpin dunia bebas — telah menjadi mangsa serangan roh jahat tersebut, belum lagi Eropa, yang merangkul sosialisme, dan Afrika serta Amerika Latin, yang diselimuti oleh pengaruh komunis. Inilah kenyataan mengejutkan yang dihadapi umat manusia: bahwa persekongkolan iblis jahat untuk menghancurkan manusia hampir berhasil.
Manusia secara naluri ingin mengambil keuntungan dari diri sendiri dan lari dari bahaya. Naluri mendesak mereka untuk melarikan diri dari penderitaan, untuk membuat nama bagi diri mereka sendiri, untuk mendirikan perusahaan yang makmur, atau hanya untuk menikmati hidup. Adalah manusia yang memiliki pikiran-pikiran ini. Namun, jika manusia menjauhkan diri dari Tuhan, pikiran-pikiran ini dapat dipegang kuat dan diperbesar oleh iblis tersebut, yang mengakibatkan seseorang dikendalikan olehnya. Kesombongan dari pemberontakan iblis tersebut melawan Tuhan juga membuat mereka yang ia kendalikan mengalami rasa kesombongan; mereka kemudian mencoba untuk bertindak sebagai Tuhan mereka sendiri melalui latihan kekuatan, modal, dan pengetahuan, mencoba untuk menguasai nasib jutaan orang dan mempengaruhi jalannya sejarah melalui gerakan-gerakan sosial.
Manusia diciptakan oleh Tuhan dan memiliki dua sisi baik dan jahat di dalam sifat mereka. Jika orang meninggalkan kejahatan dan mengembangkan belas kasih, mereka dapat kembali kepada Tuhan. Apa yang menanti di sisi yang berlawanan adalah iblis. Pilihannya hanya ada pada orang tersebut.
Kita merasa sedih telah menemukan bahwa banyak orang yang pada dasarnya baik hati secara tidak sadar telah menjadi agen-agen atau sasaran-sasaran manipulasi dari iblis komunis tersebut, apa yang disebut Vladimir Lenin sebagai “orang-orang bodoh yang berguna.” Meskipun masyarakat secara keseluruhan telah berakhir di ambang kehancuran karena bujukan dan godaan dari iblis tersebut, faktanya, hanya ada sangat sedikit orang yang dengan rela menjanjikan jiwa mereka kepada iblis tersebut dan memilih untuk secara sengaja merusak manusia. Untuk sebagian besar, kebaikan bawaan dalam sifat manusia masih ada, memberi mereka kesempatan untuk melepaskan diri dari pengaruh iblis tersebut.
Ini adalah tujuan dari buku ini: untuk menyusun secara sistematis masalah yang rumit dan kusut ini dalam bahasa yang sederhana, sejujur mungkin. Maka orang-orang akan dapat melihat trik-trik atau tipuan dari iblis komunis tersebut. Lebih penting lagi, buku ini berusaha menyajikan tradisi moral, budaya, dan artistik yang diberikan sang sadar bagi umat manusia. Orang-orang dapat memilih antara Tuhan dan roh jahat untuk diri mereka sendiri.
Ketika pikiran baik seseorang muncul, Tuhan akan membantu membebaskannya dari kendali iblis tersebut. Tetapi proses mengenali iblis tersebut terhadap apa yang ia butuhkan agar seseorang berpikir secara mendalam dan membedakan dengan jelas.
Buku ini berusaha untuk menguji kembali arus pasang surut sejarah selama beberapa abad terakhir, dan dari tingkat yang tinggi, dengan perspektif yang luas, menilai aneka topeng dan bentuk-bentuk yang iblis tersebut telah diadopsi untuk menduduki dan memanipulasi dunia kita.
Tujuan dari melakukan ini bukan hanya menceritakan sejarah, tetapi untuk memahami bagaimana kita bisa menghentikan iblis tersebut menguasai dunia lagi. Ini mengandalkan pencerahan yang dimiliki setiap individu, secara proaktif meninggalkan kejahatan, dan kembali ke tradisi dan cara hidup yang ditakdirkan Tuhan untuk manusia.
Tuhan akan menang atas iblis. Sisi mana kita berdiri akan menentukan takdir abadi kita.
Beberapa hari sebelum peringatan 29 tahun Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989, pihak berwenang Tiongkok sekali lagi mengambil langkah-langkah untuk membuat para pembangkang menghilang dari mata publik.
Bao Tong, mantan sekretaris pemimpin Partai reformis yang sudah meninggal Zhao Ziyang, mengatakan bahwa dia telah dikunjungi oleh para pejabat dari biro keamanan negara setempat di Beijing, dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia (RFA) pada 31 Mei. Zhao secara politis dibersihkan setelah pembantaian karena simpatinya terhadap para mahasiswa. Dia ditempatkan di bawah tahanan rumah sampai kematiannya pada tahun 2005.
Bao mengatakan bahwa para pejabat tersebut mengatakan kepadanya untuk tidak menerima wawancara apapun pada malam hari dari peringatan 4 Juni; jika tidak, dia akan diminta untuk pergi dengan sebuah “perjalanan” ke luar kota.
Otoritas Tiongkok sering secara paksa membawa para pembangkang dengan “perjalanan-perjalanan” selama periode-periode sensitif, seperti 4 Juni atau pertemuan-pertemuan politik utama Partai Komunis, sehingga para pembangkang tidak dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk menyuarakan keluhan atau kritik terhadap Partai.
Bao juga memberi tahu RFA bahwa para pejabat memperingatkannya tentang orang-orang yang meneleponnya, indikasi bahwa teleponnya kemungkinan disadap. Tahun lalu, Bao ditempatkan di bawah tahanan rumah sebelum 4 Juni. Setahun sebelumnya, ia dibawa dalam “perjalanan” ke Kunming, sebuah kota di Yunnan di ujung barat daya Tiongkok.
Setiap penyebutan tentang pembantaian Lapangan Tiananmen, ketika militer Tiongkok diperintahkan untuk membantai ratusan atau, oleh beberapa perkiraan, ribuan, pengunjuk rasa mahasiswa Tionghoa yang menyerukan reformasi demokrasi, masih dianggap tabu di Tiongkok. Rejim Tiongkok terus-menerus menyangkal telah membunuh para pemrotes, dan ia menyebarkan aparat sensornya untuk menghapus setiap penyebutan acara tersebut.
Sebuah kabel rahasia diplomatik Inggris yang dikeluarkan akhir tahun lalu mengungkapkan bahwa korban tewas setidaknya 10.000 orang.
Bao bukan satu-satunya target rezim Tiongkok yang telah dicoba agar diam menjelang ulang tahun 4 Juni. Zhang Xianling, seorang rekan pendiri Tiananmen Mothers, sekelompok anggota keluarga korban tewas di Tiananmen, mengatakan para pejabat biro keamanan negara setempat telah datang di rumahnya di Beijing pada 28 Mei.
“Tahun ini, [pejabat keamanan] datang lebih lambat dari biasanya. Mereka datang pada tanggal 28. Pada tahun-tahun sebelumnya, mereka muncul pada tanggal 21, 22, 24, atau 25,” kata Zhang kepada RFA, menambahkan bahwa seorang petugas polisi di dalam mobil polisi sedang mengawasinya dari bawah. Ke mana pun dia pergi, dia akan diikuti oleh dua agen keamanan lainnya, katanya.
Xu Yonghai, seorang aktivis Kristen di Beijing, mengatakan dia telah menjalani tahanan rumah sejak 28 Mei, dalam sebuah wawancara dengan penyiar radio berbahasa Mandarin, Sound of Hope. Xu teringat melihat tank-tank tentara bergulir ke Lapangan Tiananmen 29 tahun yang lalu, dan dia mengatakan dia telah menolong para mahasiswa yang terluka di tengah penindasan rezim tersebut.
Xu menjelaskan bahwa dia diawasi oleh agen keamanan, yang dibagi antara dua shift, dengan tiga agen di setiap shift. Dia menambahkan bahwa, berdasarkan pengalaman masa lalu, mereka tidak akan pergi sampai tanggal 7 atau 8 Juni. (ran)
Dokumen-dokuman pengadilan yang baru diresmikan dari gugatan perdata yang diajukan di Dallas, Texas, telah mengungkap bagaimana raksasa telkom ZTE Tiongkok menyuap para pejabat Liberia untuk memenangkan kontrak dalam menyediakan layanan telekomunikasi di negara Afrika Barat tersebut.
Sementara itu, pengembang perangkat lunak Amerika, Seven Networks, baru saja mengajukan gugatan pelanggaran paten terhadap ZTE, juga di Texas.
Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok dikepung oleh sebuah larangan AS yang melarang perusahaan-perusahaan Amerika menjual komponen-komponen teknologi atau perangkat lunak padanya. Operasi utama ZTE telah dihentikan sebagai akibatnya. Sejak itu, ZTE telah terjerat dalam perundingan-perundingan perdagangan AS-Tiongkok, dengan pihak Tiongkok menekan Amerika Serikat untuk meringankan sanksi ZTE sebagai ganti Tiongkok membeli lebih banyak ekspor-ekspor Amerika.
Reuters melaporkan pada 1 Juni bahwa Amerika Serikat sedang mencari hukuman denda $1,7 milyar untuk ZTE, di samping kunjungan inspeksi “tanpa hambatan,” sebelum memungkinkan perusahaan tersebut kembali ke bisnis.
Larangan tersebut diberlakukan setelah pihak berwenang AS menemukan bahwa ZTE telah melanggar ketentuan perjanjian 2017 yang telah ditandatangani setelah mengaku bersalah menjual komponen-komponen teknologi ke Iran dan Korea Utara, melanggar sanksi-sanksi AS.
Rincian baru kini muncul dari gugatan yang diajukan pada Juni 2010, menuduh bahwa ZTE telah menjegal sebuah perusahaan Amerika untuk memenangkan tawaran dengan menyuap para pejabat pemerintah Liberia.
Pengunjung lewat di depan perusahaan peralatan telekomunikasi Tiongkok ZTE, di Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, pada 26 Februari 2018. (Yves Herman / File Picture / Reuters)
Menurut dokumen-dokumen pengadilan, Universal Telephone Exchange, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di Dallas, telah mengadakan negosiasi dengan Liberia dan negara-negara Afrika Barat lainnya antara 2003 dan 2004 untuk menyediakan upgrade ke sistem telekomunikasi negara tersebut.
Pada saat yang sama, Universal menghubungi perusahaan ZTE cabang Amerika tentang kemungkinan yang terakhir menyediakan peralatan pengganti untuk proyek-proyek Universal di Afrika Barat. Kedua perusahaan tersebut menandatangani perjanjian menjaga rahasia.
Namun ketika perusahaan telekomunikasi milik negara Liberia, Liberia Telecommunications Corp (LTC), meminta tawaran untuk sebuah proyek pada tahun 2005, ZTE mengajukan penawaran dalam persaingan dengan Universal. Universal akhirnya memenangkan tawaran tersebut.
Saat itulah ZTE mulai melobi pejabat Liberia untuk membatalkan kontrak dengan Universal dan memberikannya kepada ZTE.
Dua pejabat LTC bersaksi di bawah sumpah bahwa mereka disuap, menurut dokumen tersebut.
ZTE menawarkan Alfred D. Bargor, wakil direktur pelaksana di LTC, komisi seumur hidup sebesar 5 persen dari pendapatan ZTE dari penjualan ke LTC seandainya LTC memberikan kontrak kepada ZTE, selain $30.000 tunai disimpan dalam kantong kertas cokelat, yang diserahkan ke Bargor di sebuah hotel Liberia.
Anggota staf ZTE, Liu Ruipeng, juga mendekati direktur pelaksana LTC Amara M. Kromah, yang ditawari komisi 5 persen yang sama, di samping dua pembayaran tunai dalam kantong kertas cokelat dan semua biaya perjalanan ke Tiongkok, di mana ia diizinkan belanja tanpa batas.
Perusahaan tersebut juga menyuap mantan Presiden Liberia, Gyude Bryant, dan hakim pengadilan. Universal telah menggugat ZTE di Liberia pada 2006. Meskipun Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa kontrak LTC harus diberikan ke Universal, pengadilan tersebut tidak dapat memaksa LTC untuk melakukan bisnis dengannya. Tahun itu, pengadilan pidana juga menuduh ZTE dan beberapa pejabat Liberia, termasuk Kromah, dengan tuduhan korupsi dalam kasus yang sama.
Sebuah gambar file tertanggal 24 November 2003 menunjukkan mantan presiden Liberia Gyude Bryant tiba di bandara Abidjan di Pantai Gading untuk kunjungan singkat. (Issouf Sanogo / AFP / Getty Images)
Menurut catatan pengadilan terbaru, Universal dan ZTE masuk dalam forum arbitrase pada tahun 2012, tetapi saat ini sedang dalam sengketa hukum atas putusan arbitrase tersebut.
Dalam sebuah email tanggapan untuk Australian Financial Review, ZTE membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa ia “mempertahankan standar etika dan integritas yang tinggi dalam kegiatan bisnisnya di seluruh dunia.”
ZTE memiliki catatan panjang tentang korupsi dan perilaku buruk. Dokumen pengadilan tersebut mengutip sebuah laporan 2015 oleh dewan etika untuk dana kekayaan pemerintah Norwegia, terbesar di dunia, yang menemukan bahwa ZTE terlibat dalam tuduhan korupsi di 18 negara dari tahun 2007, ketika itu terdaftar secara terbuka di Bursa Efek Shenzhen, tahun 2014. Dewan tersebut menemukan alasan “korupsi kotor” ZTE untuk menghentikan investasi. Dana tersebut kemudian dijual sahamnya di ZTE dan memasukkan perusahaan tersebut ke dalam daftar hitam.
Gugatan Baru
Pada tanggal 31 Mei, situs berita teknologi Inggris The Register melaporkan bahwa perusahaan Amerika, Seven Networks, mengajukan gugatan di pengadilan federal di Texas utara, menuduh bahwa ZTE melanggar tujuh hak paten yang telah diajukan tentang transfer data smartphone, masa pakai baterai, pemberitahuan, dan perangkat lunak lainnya.
Smartphone Blade yang diproduksi oleh ZTE terlihat di rak toko di Miami, Florida pada 14 Mei 2018. (Joe Raedle / Getty Images)
Smartphone Blade ZTE berisi perangkat lunak yang dikembangkan Seven Networks, dan sekarang mencari ganti rugi uang, menurut The Register. (ran)
EpochTimesId – Lebih dari 10.000 remaja dibawah umur kini ditahan oleh Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat. Mereka melintasi perbatasan barat daya AS secara ilegal, tanpa didampingi oleh orang tua atau wali.
Sebagian besar diantaranya, atau lebih dari 90 persen, berasal dari negara-negara Amerika Tengah seperti Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Sebagian besar remaja itu berusia antara 15 hingga 17 tahun.
Steven Wagner, pelaksana tugas Deputi Kepala HHS untuk Anak-anak dan Keluarga, mengatakan bahwa Program Anak-anak Asing Tanpa Pengasuhan telah tumbuh jauh di luar tujuan awalnya.
“Program [itu] tidak pernah dimaksudkan, bagaimanapun, untuk menjadi sistem asuh,” kata Wagner dalam konfrensi pers pada 29 Mei 2018.
Dia mengatakan program itu berjalan dengan biaya langsung dari pembayar pajak federal. Anggaran yang dihabiskan lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar 14 triliun rupiah) per tahun.
Sebanyak 21.720 anak (dan remaja) di bawah umur yang tidak didampingi ditangkap di perbatasan barat daya antara 1 Oktober 2017 hingga 31 Maret 2018, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sebanyak 4.605 lainnya dianggap tidak dapat diterima (tidak diijinkan/dicegah masuk) di pintu masuk AS.
Wagner mengatakan bahwa berkat celah imigrasi saat ini, HHS dipaksa untuk melepaskan anak-anak di bawah umur dari Amerika Tengah di dalam negeri, daripada mengembalikan mereka ke negara asal. Walau mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan imigrasi lainnya.
Celah imigrasi yang dimaksud adalah Undang-undang Perlindungan Rehabilitasi Korban Perdagangan Orang (TVPRA). Undang-Undang yang memiliki ketentuan yang mengatakan anak di bawah umur dari negara yang tidak berdampingan tidak dapat dikembalikan ke Meksiko atau diterbangkan kembali ke negara asal mereka. Bahkan, jika orang tersebut bukan korban perdagangan, atau jika usia, identitas, status ketakutan yang dapat dipercaya, atau latar belakang kriminal tidak dapat diverifikasi.
Seorang agen Patroli Perbatasan melihat ke arah Meksiko dari tepi Rio Grande dekat McAllen, Texas, pada 8 September 2014. Wilayah Rio Grande Valley adalah sektor tersibuk untuk penyeberangan perbatasan ilegal ke Amerika Serikat. (John Moore/Getty Images/The Epoch Times)
Penasehat senior Gedung Putih untuk kebijakan, Stephen Miller mengatakan ini menciptakan sistem imigrasi ilegal dua tingkat.
“Orang asing yang tiba secara ilegal dari Meksiko, pada umumnya, dapat diproses dengan cepat dan kembali ke rumah dengan cepat. Imigran yang datang dari Amerika Tengah, itu bukan masalahnya. Dan mereka berhak di bawah celah-celah (UU) saat ini yang akan dirilis di Amerika Serikat. Banyak yang tidak pernah terlihat atau terdengar lagi,” katanya.
Pemerintahan Trump kini berharap agar Kongres mengubah (UU) TVPRA sehingga anak-anak di bawah umur yang bukan korban trafficking, dapat dengan cepat dikembalikan ke negara asal mereka atau dipindahkan ke negara-negara ketiga yang aman.
“Ini adalah contoh dari perbatasan terbuka,” kata Wagner. “Dan Anda dapat melihat bahwa program UAC [anak-anak tanpa pendamping] sedang dimanfaatkan, karena ini memiliki manfaat ekonomi bagi orang-orang yang datang ke sini, seringkali dengan bantuan dan jasa (berbayar) penyelundup (manusia).”
Ketika anak di bawah usia 18 tahun memasuki Amerika Serikat secara ilegal, mereka sering kali justru mencari petugas Patroli Perbatasan. Berdasarkan ‘the Flores Settlement Agreement’, Patroli Perbatasan AS wajib memindahkan anak di bawah umur ke Kantor Pengungsi dan Rumah Tahanan Pengungsi HHS dalam waktu 72 jam.
Pemerintahan menginginkan Kongres segera mengakhiri ‘the Flores Settlement Agreement’, sebuah penyelesaian gugatan class action dari era Clinton, dan menutup ketentuan perawatan yang relevan TVPRA.
HHS diberi mandat untuk sementara waktu menampung anak di bawah umur dan kemudian melepaskannya ke sponsor di Amerika Serikat. Sebagian besar dibebaskan setelah ditahan sekitar 57 hari dalam tahanan HHS.
“Jadi HHS telah ditempatkan dalam posisi menempatkan imigran ilegal dengan individu yang membantu mengatur mereka untuk memasuki negara itu secara ilegal di tempat pertama,” kata Wagner. “Ini membuat krisis lebih buruk dan menciptakan insentif ekonomi untuk pelanggaran lebih lanjut berkat hukum imigrasi federal.”
Banyak anak di bawah umur dibawa ke Amerika Serikat oleh anggota keluarga yang membayar untuk menyelundupkan mereka melintasi perbatasan secara ilegal. Seringkali, anggota keluarga juga berada di negara itu secara ilegal. HHS kemudian terpaksa membiayai pengurusan dan pemindahan mereka ke tempat dimana anggota keluarga mereka tinggal.
“Kami tidak dapat menolak penempatan hanya karena orang tua atau anggota keluarga berada di negara ini secara ilegal,” kata Wagner.
Trump ingin mengklarifikasi penunjukan minor tanpa pendamping dan menghapus manfaat untuk anak di bawah umur yang tinggal bersama orang tua di AS secara ilegal. Manfaat tersebut termasuk akses kepada kupon makanan, perawatan medis, dan layanan sosial.
Wagner mengatakan HHS dan Departemen Keamanan Dalam Negeri baru saja menandatangani nota kesepakatan yang akan memberikan lebih banyak informasi kepada HHS tentang anak yang tidak didampingi (orang tua).
“Kami pikir ini akan menjadi langkah maju yang besar, karena memberikan informasi kepada HHS sehingga kami dapat lebih teliti memeriksa anak-anak asing tanpa pendamping untuk latar belakang dalam aktivitas genkster,” kata Wagner.
Anggota geng MS-13 ditangkap selama Operas ‘Raging Bull’ yang digelar Departemen Dalam Negeri di Dallas, Texas, pada 15 November 2017. (ICE)
Program minor tanpa pendamping telah digunakan sebagai saluran untuk perekrutan untuk genkster MS-13, atau Mara Salvatrucha, geng. Geng mengirimkan anggota ke Amerika Serikat dari El Salvador sebagai anak di bawah umur tanpa pendamping, dan merekrut dari anak-anak di bawah umur yang baru datang dari Amerika Tengah.
Peter Fitzhugh, wakil agen khusus yang bertanggung jawab atas ‘ICE Homeland Security Investigations’ (HSI) di New York, mengatakan keanggotaan MS-13 telah berkembang sejak 2014. Itu bertepatan dengan gelombang ‘banjir’ kedatangan ribuan anak di bawah umur di sepanjang perbatasan barat daya.
Wilayah-wilayah yang paling banyak menyerap anak-anak yang tidak didampingi adalah Harris County di Texas, Los Angeles County, Suffolk County di New York, dan Miami-Dade County di Florida.
Keempat County itu telah mengambil sekitar 30.000 anak di bawah umur di komunitas dan sekolah mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Keempat kabupaten berjuang dengan proliferasi kekerasan geng MS-13. Operasi ICE tahun lalu mengakibatkan penangkapan 214 anggota gang MS-13, 30 persen di antaranya awalnya memasuki Amerika Serikat sebagai anak-anak asing tanpa pendamping.
Di bawah nota kesepakatan yang baru, HHS juga akan mulai menjaring sponsor lebih teliti guna mendeteksi sponsor palsu. Mereka berpotensi adalah jaringan perdagangan manusia.
“Kami akan melakukan pemeriksaan latar belakang sidik jari berdasarkan setiap sponsor, untuk lebih memastikan tidak pernah ada insiden anak-anak yang dilepas ke dalam jaringan perdagangan manusia seperti yang disayangkan terjadi pada tahun 2016 di bawah pemerintahan sebelumnya,” kata Wagner.
“Ditambah lagi, kami memiliki masalah orang-orang yang mengaku sebagai orangtua, padahal sebenarnya mereka tidak. Sebenarnya cocok dengan hubungan keluarga adalah tantangan bagi kami.”
Miller mengatakan Demokrat ‘secara eksklusif dan semata-mata’ patut disalahkan karena menjaga celah terbuka saat ini.
“Demokrat ‘yang mengaku khawatir dengan situasi kemanusiaan yang berlangsung di belahan bumi lain, celah-celah yang mereka perjuangkan begitu keras untuk dilindungi, adalah sumber, penyebab, dan alasan untuk kondisi kemanusiaan yang didorong oleh perdagangan dan/atau penyelundupan anak di belahan bumi kita (AS),” keluh Miller.(Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)
EpochTimesId – Jiwa super hero pemeran Doctor Strange nampaknya tidak hanya ada di dalam film layar lebar saja. Aktor Inggris Benedict Cumberbatch, baru-baru ini beraksi melawan penjahat di dunia nyata.
Pria 41 tahun itu dikabarkan melompat keluar dari taksi dan berlari ke arah aksi kejahatan jalanan. Seorang kurir sepeda yang bekerja untuk perusahaan pengiriman makanan Deliveroo sedang dikeroyok oleh perampok, seperti dikutip The Epoch Times dari surat kabar the Sun, baru-baru ini.
“Pengendara sepeda itu beruntung, Benediktus adalah pahlawan super,” tutur pengemudi Uber Cumberbatch, Manuel Dias kepada the Sun. “Benediktus itu pemberani, berani dan tanpa pamrih. Jika dia tidak segera bertindak, pengendara sepeda bisa terluka parah.”
Dias mengatakan aktor itu berlari ke arah penyerang, mengintimidasi dan menghardik mereka pergi. “‘Doktor Strange’ berteriak, ‘biarkan dia sendirian’ sebelum mereka (para penjahat) melarikan diri,” tuturnya.
Percobaan perampokan itu terjadi di Marylebone High Street. Kawasan itu berjarak hanya beberapa blok dari rumah fiksi Holmes di Baker Street.
Cumberbatch membenarkan aksinya tersebut. Namun, Dia mengatakan pada the Sun bahwa dia bukanlah seorang pahlawan. “Saya melakukannya, ya, saya harus (melakukannya). Anda tahu,” kata Cumber.
“Salah satu laki-laki berusaha untuk mengambil sepeda korban… Dia kemudian ditonjok di wajah, dipukul di kepala dan dipukul dengan helmnya,” kata Polisi Metropolitan setempat, dalam sebuah pernyataan.
Polisi menambahkan bahwa insiden itu terjadi pada November tahun lalu (2017).
“Tidak ada yang dilaporkan tercuri (oleh perampok). Korban tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Tidak ada penangkapan yang dilakukan,” tambah pernyataan polisi.
Cumberbatch sebelumnya berperan sebagai tokoh fiksi detektif Sherlock Holmes dalam serial TV “Sherlock” sejak 2010. Dia juga membintangi sejumlah film, seperti The Hobbit, dan Avengers: Infinity War, dan The Imitation Game. Dia adalah pemeran Alan Turing, yang digambarkan sebagai pemecah kode Perang Dunia II asal Inggris.
Nama Benedict Cumberbatch sendiri memang meroket berkat serial televisi ‘Sherlock’. Serial TV itu mengangkat kisah fiksi dalam novel karangan Sir Arthur Conan Doyle, dengan judul yang sama.
‘Sherlock’ berkisah tentang petualangan Sherlock Holmes dalam memecahkan bermacam kasus bersama sahabatnya John Watson, yang dalam versi drama itu diperankan oleh Martin Freeman.
Benedict sendiri berhasil meraih piala Primetime Emmy Awards pada tahun 2014 berkat drama ‘Sherlock’. Dia meraih piala untuk kategori Outstanding Lead Actor in a Miniseries or a Movie.
Serial ‘Sherlock’ itu sendiri kini sedang mati suri. Episode terakhirnya tayang pada tahun 2017. Hingga kini, belum jelas apakah drama detektif itu akan diproduksi dan tayang kembali untuk menyajikan kisah Sherlock Holmes dari novel ke layar televisi. (the Sun/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
EpochTimesId – Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Hanna Ramadini mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI. Kepergiannya diperkirakan sebagai langkah gantung raket yang bertahap.
“Saya tinggal menunggu SK (surat keputusan) dari PBSI. Sepertinya susah sekali meninggalkan dunia bulutangkis sepenuhnya, mungkin prosesnya pelan-pelan. Soal masih main atau tidak, masih dalam pembicaraan dengan klub asal saya, Mutiara Cardinal Bandung,” ujar Hanna, seperti dikutip dari rilis PBSI, Senin (4/6/2018).
Hanna terbilang masih muda, usianya baru 23 tahun. Pebulutangkis asal Tasikmalaya ini, lahir pada 21 Februari 1995.
Keputusan Hanna untuk pamit dari pelatnas sudah dipikirkan dan dipertimbangkan sejak dua bulan terakhir. Ia mengaku sudah menyampaikan keinginannya kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti.
Hanna Ramadini bergabung di pelatnas Cipayung sejak tahun 2013. Prestasinya memang belum maksimal, berimbang dengan prestasi sektor putri bulutangkis Indonesia.
Hanna memang mengantongi beberapa gelar pada kejuaraan Internasional. Namun, gelar juara itu pada umumnya berada pada kasta ke-dua dan ke-tiga turnamen profesional. Seperti diantaranya juara Vietnam International Challenge 2013, juara Swiss International Challenge 2014, dan medali medali perak SEA Games Singapura 2015.
Pada turnamen kasta tertinggi, Hanna turut serta memperkuat tim Indonesia di saat meraih medali perunggu pada Piala Sudirman 2015 dan Asia Team Championships 2018.
PBSI sendiri sesungguhnya akan menerapkan promosi dan degradasi pemain dalam beberapa bulan ke depan. Namun, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti mengatakan pengunduran diri Hanna tidak terkait dengan kebijakan promosi dan degradasi.
“Hanna menemui saya sebelum kami berangkat ke Bangkok (Piala Thomas dan Uber 2018). Memang kami akan mengadakan promosi dan degradasi di bulan Juli ini, sedangkan pengajuan Hanna memang sudah agak lama sebelum berangkat ke Bangkok, jadi ini tidak ada sangkut pautnya dengan degradasi,” ungkap Susy.
Melihat usianya yang masih relatif muda, Hanna sepertinya masih sangat mungkin untuk berkarier dan berlaga pada turnamen profesional internasional. Bahkan, peluang untuk kembali masuk pelatnas cipayung sepertinya juga belum tertutup mutlak. Sebab, beberapa pebulutangkis Indonesia lainnya juga sering keluar masuk pelatnas berkat prestasi profesional yang kembang-kempis. (waa)
Epochtimes.id- Aparat Malaysia telah menahan 15 tersangka terduga ekstremis termasuk seorang remaja dan seorang ibu rumah tangga yang dituduh merencanakan serangan “Lone Wolf” secara terpisah di tempat-tempat ibadah di sekitar ibu kota, Kuala Lumpur.
Laporan ini diungkapkan oleh Kepolisian Malaysia seperti dilansir Reuters Jumat (01/06/2018).
Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan dalam sebuah pernyataan, kepolisian menangkap 15 orang, termasuk sembilan orang asing, dalam beberapa operasi keamanan antara 27 Maret dan 9 Mei 2018.
Mereka termasuk seorang siswa sekolah menengah berusia 17 tahun yang dicurigai sebagai anggota ISIS, yang diduga merencanakan serangan “lone wolf” di gereja-gereja, pusat-pusat hiburan dan kuil-kuil Hindu di sekitar Kuala Lumpur.
Mahasiswa itu telah membuat enam bom bensin dan telah menguji salah satunya, .
“Tersangka telah mensurvei dan memfilmkan lokasi target, serta merekam peringatan video dari serangan yang akan dilancarkan,” katanya.
Polisi menambahkan video tersebut diunggah ke empat chatroom seluler ISIS sesaat sebelum tersangka ditangkap.
Seorang tersangka lain yang ditahan adalah seorang ibu rumah tangga berusia 51 tahun yang ditangkap pada 9 Mei bertepatan saat Malaysia mengadakan pemilihan umum.
Wanita itu diduga berencana untuk mengendarai mobil menjadi pemilih non-Muslim di sebuah pusat pemungutan suara di pinggiran Kuala Lumpur.
“Tersangka juga berencana menabrak rumah ibadah non-Muslim menggunakan mobil yang dilengkapi dengan tangki bensin untuk digunakan sebagai bahan peledak,” kata Mohamad Fuzi.
Di antara yang lain yang ditahan adalah seorang pemilik restoran Bangladesh yang dicurigai menyelundupkan senjata ke teroris asing, serta enam warga negara Filipina yang bertujuan untuk bergabung dengan orang-orang bersenjata terkait ISIS yang menduduki kota di Filipina tahun lalu.
Pasangan suami istri asal Afrika Utara, yang ingin menjadi anggota ISIS di negara asal mereka, ditahan sebelum dideportasi pada 14 April. Namun demikian, kepolisian tidak merinci kewarganegaraan mereka.
Pihak berwenang telah menangkap ratusan orang selama beberapa tahun terakhir karena dicurigai terkait dengan teroris, tetapi tidak pernah mengalami serangan teroris skala besar.
ISIS menyatakan bertanggungjawa atas serangan granat di sebuah bar di pinggiran Kuala Lumpur pada 2016 silam. Ketika tiu delapan orang terluka. Kejadian ini adalah serangan pertama di Malaysia. (asr)