oleh Yi Ru
Epochtimes.id- Facebook yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna sebulan, semakin disukai oleh PKT. Sebuah media di AS mengatakan bahwa Facebook, alat yang ampuh untuk menyebarkan informasi dan mempengaruhi opini publik dilarang di Tiongkok, tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan media sosial Facebook ini sebagai platform untuk propaganda di luar negeri.
Laporan New York Times pada 8 November menyebutkan bahwa Facebook yang tidak dapat digunakan di Tiongkok tetapi dijadikan platform propaganda penting.
Laporan mengutip sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa PKT menghabiskan ratusan ribu dolar AS setiap kuartalnya, menggunakan media-media corong PKT seperti CCTV, Xinhua News Agency di Facebook.
Langkah yang dilakukan atas media corong di Facebook ini bertujuan mempropagandakan nilai-nilai yang dikehendaki PKT, menciptakan citra pemerintah komunis Tiongkok, mempublikasikan kebijakannya kepada sasaran mereka yakni para pembaca berbahasa Inggris di luar negeri.
Laporan menyebutkan bahwa PKT tidak hanya secara aktif menggunakan Facebook sebagai corong untuk menyuarakan hubungan Tiongkok – AS, tetapi juga mencoba untuk membuat platform tersebut sebagai alternatif media pilihan bagi pembaca global.
Untuk ini, ilmuwan Universitas New York, Teng Biao kepada Epochtimes mengatakan bahwa PKT tidak segan-segan mengeluarkan dana besar untuk membiayai iklan di sejumlah tempat/platform seperti Facebook, Time Square New York, situs media utama di seluruh dunia demi mempromosikan nilai-nilai serta citra yang mereka kehendaki.
Teng Biao mengatakan : “Tren ini semakin nyata dalam beberapa tahun terakhir, tidak cuma melalui media Barat dan platform sosial besar saja. Tetapi juga melalui Institut Konfusius, universitas, think tank lainnya untuk menyebarkan narasi, nilai-nilai resmi keluaran PKT yang dinamakan soft power itu.”
“Namun demikian, tujuan tersembunyi mereka tak lain adalah untuk menentang nilai kebebasan dan demokrasi Barat demi mendukung sistem otoriter mereka,” lanjutnya.
PKT menggunakan media sosial sebagai alat propaganda untuk memandu opini publik dan menyesatkan dunia barat.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa PKT menduplikasikan model propaganda berita dalam negeri mereka ke Facebook dengan mempublikasikan campuran artikel selain yang menekankan kemakmuran dan stabilitas Tiongkok. Propoganda lainnya juga artikel yang melukiskan kekerasan dan kekacauan wilayah di belahan dunia lainnya.
Laporan juga menggambarkan bagaimana PKT melalui video promosi untuk memotong opini publik tentang perasaan suka terhadap dunia Barat/Amerika Serikat.
Laporan menyebutkan, Xinhua News sampai merilis sebuah video dengan 100.000 tayangan yang merekam hasil wawancara/koleksi opini sejumlah orang yang ditemui di jalanan di Tiongkok tentang pendapat mereka terhadap AS termasuk Presiden Donald Trump.
Awalnya, pertanyaan yang diajukan masih bisa dianggap positif, namun di tengah video, sikap tersebut berubah. Ketika topik wawancara menuju masalah yang ada di Amerika Serikat, pewancara sendiri yang mulai mengkritik kebijakan Amerika Serikat. Bahkan saat anak-anak ditanya tentang hubungan Tiongkok – AS, Salah seorang anak juga menyampaikan kritikan.
Teng Biao mengatakan bahwa PKT malahan sering menggunakan sejumlah cara yang tidak terbayangkan oleh masyarakat normal di Barat untuk ‘mengekspor’ nilai-nilai mereka.
“Misalnya, menghabiskan banyak dana untuk menyewa orang-orang yang disebut warter army (sekelompok penulis internet yang dibayar untuk mengirim komentar online dengan konten tertentu), para komentator online bayaran yang bergabung dalam Jamaah 50 Sen untuk membimbing opini publik dan menyembunyikan kebenaran.”
“Komentar-komentar mereka itu dapat menyesatkan pendapat orang tentang beberapa masalah. Mereka bahkan memberikan komentar-komentar di berbagai situs berbahasa Inggris untuk membimbing opini publik. Hal ini sebenarnya menyesatkan pembaca termasuk para periset Barat,”katanya.
Laporan mengatakan bahwa sementara Facebook semakin sering digunakan sebagai alat propaganda penting oleh PKT. Namun, media sosial terbesar dunia ini tidak dapat digunakan di seluruh wilayah Tiongkok.
Sebenarnya media sosial selain Facebook, Twitter, YouTube, termasuk Google sebelumnya semuanya diblokir oleh PKT. Media-media tersebut tidak dapat dijelajahi di wilayah Tiongkok, Baru-baru ini mereka juga memblokir perangkat lunak VPN.
Dalam laporan Juli 2010 Chinese Academy of Social Sciences ada tulisan yang menuduh Facebook telah menjadi alat Barat untuk menumbangkan kekuatan negara Tiongkok.
Teng Biao mengatakan, tujuan PKT mengeluarkan pernyataan tersebut tak lain adalah untuk mencegah masyarakat dalam negara memperoleh informasi dari luar dan membatasi orang mamanfaatkan VPN. PKT juga bertujuan menggunakan penyensoran berita dan pernyataan yang sangat ketat sebagai pengendali agar usaha cuci otak atau propaganda mereka tidak sia-sia.
“Dengan ‘mengekspor’ model naratif dan nilai resmi PKT ke luar negeri secara pararel ini, sebenarnya sudah merupakan usaha untuk mengekspansi otokrasi,” kata Teng. (Sinatra/asr)
Sumber : Epochtimes.com