Manfaatkan Kekuatan Penyembuhan dari Tidur: Penyegaran Ulang Harian untuk Pikiran dan Tubuh
Dr. Dwight Chapin
Tidur adalah proses dinamis dan kompleks yang memengaruhi setiap jaringan, organ, dan sistem biologis dalam tubuh kita. Ketika kita tidur, kita memanfaatkan potensi penyembuhan kita dan mendukung perbaikan sel.
Ketika kita mengabaikan tidur, dan gagal memprioritaskan kebutuhan kita akan penyegaran harian ini, hal ini akan membuat kita berada di jalur yang cepat menuju kelelahan dan penyakit kronis.
Tidur adalah salah satu faktor paling penting untuk mencapai kinerja puncak, daya ingat, produktivitas, fungsi kekebalan tubuh, dan pengaturan suasana hati, demikian hasil penelitian. Apa yang terjadi saat tubuh kita beristirahat sangatlah spektakuler.
Fungsi Kritis dari tidur
Tidur memainkan beberapa peran penting yang sangat esensial bagi kesehatan dan fungsi harian kita.
Mengosongkan Pikiran
Tidur sangat penting untuk beberapa fungsi otak, termasuk bagaimana sel-sel saraf berkomunikasi dan bagaimana otak mengelola limbah dengan membuang protein yang merusak memori.
Memicu Biokimia Kita
Tidur mengaktifkan neurotransmiter dan sakelar hormonal yang mempersiapkan tubuh untuk beristirahat dan memperbaiki diri.
Merilekskan Sistem Saraf Kita
Tidur membantu sistem saraf kita untuk menghilangkan stres. Selama tidur, sistem saraf simpatik kita-yang mengendalikan respons stres fight-or-flight-dapat menurunkan kewaspadaannya dan mengatur ulang sementara sistem saraf parasimpatis mengambil alih untuk meningkatkan relaksasi dan pencernaan.
Menjaga Kortisol Tetap Terkendali
Tidur mengatur kadar kortisol kita. Kortisol adalah hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang memengaruhi banyak sistem dalam tubuh dan membantu mengatur tekanan darah, gula darah, dan respons tubuh terhadap stres, peradangan, dan kesehatan metabolisme.
Mendukung Kekebalan Tubuh
Tidur memberi kita peningkatan kekebalan tubuh. Selama tidur, protein pemicu sistem kekebalan tubuh yang melawan peradangan dilepaskan. Hal ini mendorong perbaikan sel dan proses pemulihan tubuh kita.
Tidur Nyenyak
Tidur yang baik membutuhkan komitmen yang fleksibel dan konsisten. Tidur memiliki dua dimensi-kualitas dan durasi-dan Anda ingin mendapatkan keduanya. Rata-rata, anak usia sekolah membutuhkan sekitar 10 jam tidur setiap malam, sedangkan orang dewasa berusia 18 hingga 64 tahun membutuhkan tujuh hingga sembilan jam, dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas membutuhkan tujuh hingga delapan jam. Jika ini bukan kenyataan yang Anda alami atau Anda secara rutin terbangun tanpa merasa segar, Anda harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Jika masalah terus berlanjut, Anda harus berbicara dengan tim kesehatan Anda.
Konsekuensi dari tidur yang tidak memadai-juga dikenal sebagai sindrom kurang tidur-berkontribusi pada penuaan dini, penyakit metabolik dan kardiovaskular, tekanan darah tinggi, obesitas, kanker tertentu, penyakit mental, dan bahkan kematian dini.
Jika mencapai tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam terasa sangat berat, cobalah memperpanjang waktu tidur Anda selama 20 hingga 30 menit setiap malam selama beberapa minggu hingga Anda mencapai target. Hal ini mungkin mengharuskan Anda untuk membuat perubahan gaya hidup yang penting untuk mendukung tidur.
Pakar ketahanan terhadap stres Robyne Hanley-Dafoe menggunakan rata-rata tidur tiga hari untuk mengurangi kecemasan pada hari-hari ketika waktu tidurnya berkurang. Jika jadwalnya membuatnya keluar dari jalur, ia tidur lebih awal pada malam berikutnya. Mengatur tidur dalam potongan tiga hari membuatnya tidak memaksakan diri untuk beristirahat, yang dapat meningkatkan stresnya, katanya kepada saya dalam sebuah wawancara untuk buku saya.
“Kita mengumpulkan energi, pikiran, dan emosi sepanjang hari. Tidaklah realistis untuk berharap dapat mematikan semua itu dan menikmati tidur nyenyak sesuai permintaan,” kata Hanley-Dafoe.
“Salah satu tujuan yang saya miliki sebelum tidur adalah menemukan cara untuk menenangkan diri dan menjaga kedamaian. Saya perlu menemukan rasa tenang sebelum tidur.”
Dia memulai ritual melepas penat dengan mengosongkan ingatan jangka pendeknya dan menulis daftar tugas esok hari di kertas tempel. Dengan adanya prioritas-prioritas ini, katanya, hal-hal tersebut kehilangan otoritasnya dan tidak lagi mengalihkan pemikirannya atau memicu perenungan.
Pekerja shift, orang tua baru, dan individu yang bergulat dengan gangguan tidur, rasa sakit yang terus-menerus, atau masalah kesehatan mental sering kali merasa sulit untuk mendapatkan konsistensi tidur meskipun sudah berusaha keras.
Pikiran yang berpacu, mengulang pengalaman yang penuh emosi, kecemasan umum, atau pikiran keraguan diri adalah musuh yang terkenal untuk tidur.
Jika Anda berada dalam lingkaran mental yang negatif atau terjebak dalam pola pikir kelangkaan, Hanley-Dafoe merekomendasikan untuk mempraktikkan rasa syukur sebagai cara untuk memanfaatkan perasaan kaya energi, kepuasan, keamanan, dan cinta.
“Saya membahas hal-hal mendasar dalam pikiran saya, dimulai dengan apa yang saya syukuri, dan menggunakan refleksi rasa syukur untuk membuat diri saya keluar dari mode kesibukan yang beracun,” katanya.
Gen kita mungkin juga memainkan peran penting dalam jumlah waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang dan kualitas waktu yang kita dedikasikan untuk tidur.
Para ilmuwan mengidentifikasi beberapa gen yang terlibat dengan tidur dan gangguan tidur, termasuk gen yang mengontrol rangsangan neuron dan gen “jam” yang memengaruhi ritme sirkadian kita dan waktu tidur. Penelitian tambahan diperlukan untuk lebih memahami pola tidur yang diwariskan dan risiko gangguan tidur, tetapi ada beberapa strategi yang telah terbukti untuk membantu Anda memaksimalkan kekuatan penyembuhan dari tidur Anda.
Buatlah Ritual Sebelum Tidur yang Santai
Satu jam sebelum Anda ingin tidur, mulailah ritual relaksasi Anda. Redupkan lampu. Batasi waktu di depan layar. Tetapkan niat untuk bersantai.
Rutinitas sebelum tidur yang menenangkan, tanpa tekanan emosional, mempersiapkan pikiran dan tubuh Anda untuk beristirahat dan akan meningkatkan kualitas tidur Anda.
Kegiatan seperti mandi air panas, membaca, berlatih pernapasan yang lambat, dalam, dan berirama, atau mendengarkan aplikasi kesadaran atau meditasi adalah kegiatan sebelum tidur yang sangat baik.
Idenya di sini adalah untuk mulai melatih sistem saraf Anda dengan aktivitas-aktivitas ini ketika penghujung hari telah tiba dan saatnya untuk tidur.
Konsistensi dengan ritual sebelum tidur ini penting.
Hindari Stimulan di Akhir Hari
Batasi kafein setelah makan siang. Waktu paruh stimulan ini dapat bertahan selama enam jam. Jadi, tiga cangkir kopi biasa (dengan total sekitar 400 miligram kafein) yang Anda minum sebelum makan siang masih dapat memberikan efek saat waktu tidur tiba. Dan jika Anda ingin mendapatkan dorongan dari kopi sore hari, itu bisa membuat Anda benar-benar berenergi untuk tidur.
Batasi Alkohol Menjelang Waktu Tidur
Alkohol dapat mempercepat waktu tidur, tetapi akan mengganggu kualitas tidur di kemudian hari saat tubuh memetabolisme alkohol, yang menyebabkan gairah dan tidur nyenyak. Hal ini dapat mengganggu daya ingat, melemahkan konsentrasi, dan merusak koordinasi fisik.
Seimbangkan Rutinitas Olahraga Anda
Berusahalah melakukan 150 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang setiap minggu. Dengan melakukan hal ini, kualitas tidur Anda akan meningkat secara signifikan.
Sisihkan latihan intensitas tinggi untuk pagi hari. Olahraga yang menenangkan, seperti yoga ringan atau berjalan-jalan santai di sekitar rumah setelah makan malam, juga dapat membantu Anda untuk tidur nyenyak.
Hindari Makan Berat di Larut Malam
Makan besar atau camilan menjelang waktu tidur dapat mengganggu tidur Anda dan menantang upaya manajemen berat badan Anda. Ketika Anda makan, Anda memberi tahu tubuh Anda bahwa tubuh Anda membutuhkan energi untuk berfungsi. Mengurangi makan sebelum tidur memberitahu tubuh Anda bahwa tidak ada yang bisa dilakukan selain bersantai dan mengisi ulang tenaga.
Maksimalkan Paparan Sinar Matahari Pagi
Paparan sinar matahari pagi dalam 30 menit pertama setelah bangun tidur akan mengatur ulang siklus tidur-bangun Anda. Demikian juga, meredupkan lampu satu jam sebelum tidur membuat tubuh Anda tahu bahwa sudah hampir waktunya untuk memejamkan mata.
Mengasosiasikan Tempat Tidur dengan Tidur
Jika Anda kesulitan tidur, hindari aktivitas seperti menonton TV atau menjelajahi internet di tempat tidur. Jika tidur tetap sulit dilakukan setelah satu jam di tempat tidur, bangunlah dan lakukan sesuatu yang menenangkan sampai Anda merasa mengantuk. Kemudian kembali ke tempat tidur. Strategi ini mengasosiasikan tempat tidur Anda dengan tidur, bukan dengan perjuangan atau aktivitas lainnya.
Pantau Pola Tidur Anda
Manfaatkan teknologi pintar untuk melacak tren tidur Anda. Gadget ini dapat merekam durasi tidur, detak jantung, pola pernapasan, dan banyak lagi, yang menghubungkan kualitas kinerja Anda di siang hari dengan istirahat malam Anda.
Cari Umpan Balik
Jika Anda berbagi tempat tidur, bicarakan kebiasaan tidur Anda dengan pasangan Anda. Mendengkur, terengah-engah, atau tersedak saat tidur dapat mengindikasikan sleep apnea. Tenang saja, ada beberapa perawatan – mulai dari strategi penurunan berat badan hingga alat bantu pernapasan – yang dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan.
Dengan mengikuti strategi ini, Anda akan meningkatkan kualitas tidur Anda dan meningkatkan kesehatan serta kinerja Anda secara keseluruhan. Dengan latihan, Anda akan mulai bangun dengan perasaan lebih bersemangat dan siap menghadapi hari.
Dwight Chapin, B.Sc., D.C., adalah seorang chiropractor pemenang penghargaan, salah satu pemilik klinik kesehatan multidisiplin yang besar di Greater Toronto Area, chiropractor tim untuk Canadian Football League’s Toronto Argonauts, dan dokter di tempat untuk The Globe and Mail. Beliau juga merupakan penulis “Take Good Care: 7 Wellness Rituals for Health, Strength & Hope.”
Jenis Olahraga Terbaik dan Waktu yang Tepat untuk Melakukannya Jika Anda Menderita Diabetes Tipe 2
Allison DeMajistre
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology melaporkan bahwa hingga 40 persen orang Amerika akan berisiko terkena diabetes tipe 2 pada tahun 2060, dan para peneliti berlomba mencari cara untuk memperlambat perkembangannya.
Olahraga dapat mencegah, menunda, dan bahkan membalikkan diabetes tipe 2. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jenis, waktu, dan frekuensi olahraga semuanya memainkan peran penting dalam kontrol glukosa yang optimal bagi penderita diabetes Tipe 2.
Olahraga dan Kontrol Gula Darah
Diet adalah faktor penting dalam mengendalikan glukosa darah dan sensitivitas insulin, tetapi bukti yang berkembang menunjukkan bahwa olahraga mungkin lebih penting lagi.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The American Journal of Medicine Open (AJM Open) memberikan ringkasan komprehensif mengenai jenis dan waktu olahraga untuk mengendalikan glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Penelitian ini membandingkan latihan aerobik dan resistensi, serta kombinasi keduanya, untuk menentukan bagaimana keduanya memengaruhi sensitivitas insulin, kadar glukosa darah, dan kesehatan kardiometabolik secara keseluruhan. Para peneliti juga mengevaluasi bagaimana intensitas olahraga dan waktu aktivitas yang dilakukan mempengaruhi kontrol glukosa yang optimal.
“Tantangannya adalah sebagian besar, jika tidak semua, orang tahu bahwa olahraga itu baik untuk mereka, tetapi mereka tidak mengetahui pendekatan terbaik,” kata penulis studi Steven Malin, seorang profesor di Departemen Kinesiologi dan Kesehatan di Rutgers School of Arts and Sciences, kepada Rutgers Today.
Jenis Latihan Terbaik
Malin dan timnya menganalisis beberapa penelitian untuk merangkum jenis-jenis olahraga dan waktu terbaik melakukannya untuk membantu meningkatkan kadar glukosa darah dan sensitivitas insulin. “Saya menganggap olahraga sebagai obat,” katanya.
Aktivitas Aerobik
Latihan aerobik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, dan berenang menggunakan kelompok otot besar dan biasanya meningkatkan denyut jantung dan pernapasan. Aktivitas aerobik menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin melalui dua jalur.
Pertama, sel-sel otot menggunakan insulin dalam aliran darah untuk mengambil glukosa selama berolahraga. Sel-sel yang sama juga dapat mengambil glukosa tanpa bantuan insulin. Dengan memanfaatkan kedua jalur tersebut, sel otot tetap sensitif terhadap insulin hingga 48 jam.
Sel-sel otot juga menyimpan lebih banyak glukosa di dalam otot untuk digunakan di masa depan, sehingga lebih sedikit yang berkeliling di dalam darah, yang pada akhirnya menjadi tujuan. Menurut para peneliti studi, akumulasi latihan mendukung sensitivitas insulin dan berkontribusi pada kebugaran aerobik yang lebih baik, sehingga mengurangi penyakit kardiovaskular dan semua penyebab kematian pada penderita diabetes tipe 2, terlepas dari berat badan.
Rekomendasi dari American Diabetes Association (ADA) termasuk melakukan 150 menit latihan aerobik dengan intensitas sedang hingga berat selama tiga hari per minggu, dengan tidak lebih dari dua hari berturut-turut tanpa aktivitas fisik.
ADA menyarankan cara-cara berikut untuk membagi waktu 150 menit agar target tersebut tidak terlihat mustahil:
* Lima puluh menit tiga kali per minggu.
* Tiga puluh menit lima kali per minggu.
* Dua puluh lima menit enam kali per minggu.
ADA juga memungkinkan seseorang untuk membagi waktu menjadi sesi 10 menit sepanjang hari. Misalnya, 10 menit lompat tali di pagi hari, 10 menit berjalan kaki di sore hari, dan 10 menit dengan sepeda statis di malam hari karena sesi olahraga yang berlangsung selama 10 menit atau lebih sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan kontrol glikemik secara keseluruhan. Sebagai contoh, orang yang kelebihan berat badan dengan rutinitas olahraga 45 hingga 60 menit per sesi empat kali per minggu, dengan usaha maksimal 50 hingga 75 persen selama enam bulan dapat menurunkan glukosa darah puasa hingga 18,58 mg/dl dan menurunkan kadar insulin hingga 2,91 mU/l dibandingkan kelompok yang tidak berolahraga.
Para peneliti meninjau sebuah studi epidemiologi yang melaporkan penurunan 21 persen kematian terkait diabetes setelah penurunan 1 persen hemoglobin terglikasi (HbA1c atau A1c).
Para peneliti juga meninjau sebuah meta-analisis yang menemukan bahwa 1.003 orang dengan diabetes tipe 2 mengalami penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 5,6 mmHg, penurunan tekanan darah diastolik sebesar 5,5 mmHg, dan penurunan 0,3 mmol / l dalam tingkat trigliserida dan kolesterol total setelah intervensi latihan olahraga aerobik.
Latihan Resistensi
Latihan resistensi dapat meningkatkan latihan aerobik dengan memberikan variasi dan meningkatkan kepatuhan terhadap rejimen latihan secara keseluruhan. Latihan ini juga dapat membantu mengatasi kekuatan otot yang rendah dan penurunan massa otot, yang merupakan faktor risiko independen pada diabetes tipe 2.
Latihan resistensi melibatkan kontraksi otot dengan beban bebas atau beban tubuh. Pedoman American College of Sports Medicine (ACSM) menyarankan latihan resistensi atau penguatan otot dengan intensitas sedang hingga tinggi yang melibatkan kelompok otot utama dua hingga tiga hari per minggu, namun tidak dilakukan secara berturut-turut. Latihan ini harus mencakup 10 hingga 15 pengulangan per set, dengan satu hingga tiga set untuk setiap jenis latihan.
Menurut ACSM, latihan resistensi pada orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes tipe 2 menghasilkan peningkatan kekuatan, massa tanpa lemak, tekanan darah, kadar lemak darah, kepadatan mineral tulang, dan sensitivitas insulin sebesar 10 hingga 15 persen. Latihan resistensi juga menghasilkan penurunan A1c yang lebih signifikan.
“Kombinasi latihan aerobik dan angkat beban kemungkinan besar lebih baik daripada keduanya saja,” kata Pak Malin.
Waktu Terbaik untuk Berolahraga
Memilih waktu dan apakah akan berolahraga sebelum atau sesudah makan dapat secara signifikan memengaruhi kontrol glukosa darah yang tahan lama dan mencegah lonjakan sepanjang hari.
Ritme sirkadian memiliki pengaruh yang besar terhadap kontrol glukosa. Ada beberapa proses fisiologis, seperti toleransi glukosa, sirkulasi insulin, suhu tubuh, dan hormon, yang mulai dikaitkan oleh para ilmuwan dengan kontrol glikemik.
Penderita diabetes tipe 2 cenderung memiliki ritme sirkadian yang terganggu karena sensitivitas insulin mereka seringkali lebih baik di malam hari tetapi memburuk selama tidur dan di pagi hari, sehingga meningkatkan glukosa darah saat mereka bangun. Berolahraga pada waktu yang tepat dapat membantu kontrol glukosa yang lebih baik.
Menurut penelitian AJM Open, sebagian besar penelitian menemukan bahwa olahraga di sore atau malam hari mungkin lebih baik untuk mengontrol glukosa dan sensitivitas insulin dibandingkan dengan aktivitas yang sama dilakukan di pagi hari, meskipun tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga di pagi hari lebih baik untuk mengelola berat badan dan menjaga rutinitas olahraga, yang dapat berarti waktu terbaik untuk berolahraga mungkin tergantung pada hasil.
Namun, pernyataan konsensus dari ACSM menyimpulkan bahwa berolahraga setelah makan dapat menurunkan kadar glukosa dengan mengurangi lonjakan glukosa akut, terlepas dari jenis atau intensitas olahraga. Durasi 45 menit atau lebih memberikan manfaat yang paling konsisten.
Beristirahatlah dari Duduk
Orang dewasa di Amerika Serikat menghabiskan rata-rata delapan jam per hari untuk duduk, yang telah menjadi faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Untuk mengimbangi efek buruk dari duduk, studi AJM Open menyarankan untuk berdiri dan berjalan setiap 30 menit, yang dapat meningkatkan sensitivitas glukosa dan insulin pada penderita diabetes tipe 2.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di iScience menemukan bahwa latihan sederhana yang disebut “pushup soleus” dapat menurunkan glukosa darah setelah makan hingga 50 persen.
Otot soleus membentang dari bagian belakang lutut, ke bagian belakang tulang kering, di belakang betis hingga tumit. Otot ini digunakan saat berjalan dan berlari dan membantu menjaga kita agar tidak jatuh ke depan saat berdiri. Otot ini dibangun untuk ketahanan dan tidak terlalu bergantung pada glikogen intramuskular, sehingga sebagian besar bahan bakarnya berasal dari glukosa dalam aliran darah.
Pushup soleus dilakukan sambil duduk. Menurut penelitian, menggerakkan otot ke atas dan ke bawah menghasilkan 52 persen peningkatan glukosa darah dan 60 persen lebih sedikit kebutuhan insulin selama tiga jam setelah minum glukosa.
Marc Hamilton, profesor Kesehatan dan Kinerja Manusia di University of Houston dan penulis utama studi tersebut, mengatakan kepada University of Houston, “Ketergantungan soleus yang lebih rendah dari biasanya pada glikogen membantunya bekerja berjam-jam dengan mudah tanpa melelahkan selama jenis aktivitas otot ini karena ada batas yang pasti pada daya tahan otot yang disebabkan oleh penipisan glikogen.”
Dalam sebuah pernyataan sikap, ADA mengatakan bahwa hanya dengan menyela waktu duduk yang lama dengan berjalan kaki selama 15 menit setelah makan dan tiga menit berjalan kaki ringan serta aktivitas ketahanan ringan setiap 30 menit dapat meningkatkan kontrol glukosa.
Glukosa adalah bahan bakar bagi tubuh, terutama otak, dan jumlah glukosa yang cukup harus terus beredar dalam aliran darah Anda. Ketika gula darah terlalu rendah, otak tidak memiliki cukup bahan bakar dan dapat mengalami koma; ketika gula darah terlalu tinggi, hal ini dapat merusak pembuluh darah.
Tubuh yang sehat memiliki banyak proses fisiologis untuk menjaga gula darah dalam kisaran yang ketat dan salah satu yang terpenting adalah insulin.
Pankreas mengeluarkan insulin setelah makan, dan otot rangka membutuhkan insulin untuk membantunya memasukkan glukosa ke dalam sel. Ketika seseorang menderita diabetes atau pradiabetes, sel-sel mereka kurang sensitif terhadap insulin, yang sering disebut resistensi insulin.
Sensitivitas insulin yang rendah pada awalnya disebabkan oleh mengonsumsi makanan bergula dan makanan olahan yang berlebihan dan berkurangnya aktivitas fisik. Pankreas mengeluarkan insulin untuk mengimbangi kadar glukosa darah yang tinggi, tetapi ketika sel-sel menjadi kurang sensitif, lebih banyak glukosa yang bersirkulasi dalam darah, dan pradiabetes atau diabetes tipe 2 menjadi semakin dekat.
“Singkatnya, gerakan apa pun itu baik, dan lebih banyak umumnya lebih baik,” kata Mr.Malin.
“Kombinasi latihan aerobik dan angkat beban mungkin lebih baik daripada keduanya saja. Olahraga di sore hari mungkin bekerja lebih baik daripada di pagi hari untuk mengontrol glukosa, dan olahraga setelah makan mungkin sedikit lebih membantu daripada sebelum makan.”
Secara keseluruhan, jenis dan waktu olahraga sangat penting untuk mengontrol glukosa. Namun, yang paling penting adalah tetap aktif, bahkan jika itu adalah istirahat dari duduk dalam waktu lama dengan berjalan-jalan selama lima menit. Semakin banyak Anda bergerak, semakin baik pengontrolan glukosa yang Anda miliki.
Allison DeMajistre, BSN, RN, CCRN adalah seorang penulis medis lepas untuk The Epoch Times. Dia adalah seorang perawat terdaftar yang sebelumnya bekerja di bidang perawatan kritis. Ia memiliki spesialisasi dalam topik-topik yang berhubungan dengan kardiologi
10 Tahun Jepang sama dengan Berapa Tahun Tiongkok?
DR Xie Tian
Begitu buruknya rapor ekonomi Beijing pada kuartal pertama tahun ini, yang membuat mereka buru-buru menerbitkan 11 artikel, dan dokumen yang dilansir Dewan Negara Tiongkok pada Juli itu telah mengemukakan 31 pandangan dalam pengelolaan ekonomi swasta, yang disebut sebagai “pandangan tentang mendorong pengembangan dan penguatan ekonomi swasta”, tetapi apakah semua kebijakan itu mampu mengatasi masalah terpendam dan masalah substantif pada perekonomian Tiongkok? Jawabannya adalah negatif.
Dalam media “Opinion” dari Dewan Negara RRT disebutkan, dalam 6 aspek yang berbunyi: Harus “terus menerus memperbaiki lingkungan perkembangan ekonomi swasta; memperbesar dukungan kebijakan ekonomi swasta; memperkuat jaminan hukum bagi perkembangan ekonomi swasta; berfokus pada mendorong perkembangan berkualitas tinggi di sektor ekonomi swasta; mendorong pertumbuhan yang sehat bagi pelaku ekonomi swasta; dan terus menerus memberi perhatian untuk mendorong perkembangan ekonomi swasta yang dapat menguatkan suasana sosial”, nah 31 tindakan itu kembali menekankan perlakuan kesetaraan, pengelolaan sesuai aturan, dan semangat kewirausahaan. Tetapi justru disitulah masalah krusialnya, pemerintah RRT mengira setelah mengemukakan metode penyelesaian maka semuanya akan beres, namun sebenarnya mereka justru telah mengungkap kunci masalah yang lebih mendalam, yakni intervensi dan halangan dari pemerintah sendiri.
Berdasarkan data dari Komite Pembangunan dan Reformasi Nasional RRT, selama 10 tahun dari 2012 hingga 2022, dalam bidang pungutan pajak, rasio perusahaan swasta Tiongkok dari 48% naik menjadi 59,6%; dalam bidang lapangan kerja, perusahaan industri swasta berskala di atas rata-rata telah menyerap lapangan kerja dari semula 32,1% meningkat menjadi 48,3%; dalam hal jumlah, rasio jumlah, perusahaan swasta dari 79,4% meningkat menjadi 93,3%; dari segi perdagangan internasional, sejak 2019 perusahaan swasta menjadi subjek perdagangan luar negeri terbesar, dan pada 2022 mencapai 50,9%.
Dengan kata lain, dalam hal pungutan pajak, lapangan kerja, ekspor impor, perusahaan swasta dan rakyat biasa di Tiongkok telah melampaui monopoli serta kendali oleh perusahaan BUMN, dan menjadi bagian utama dari perekonomian Tiongkok. Namun bagian yang paling enerjik dari perekonomian Tiongkok ini, justru telah menjadi sasaran tekanan dan belenggu oleh rezim komunis Tiongkok.
Beijing mengatakan harus “terus memperbaiki lingkungan perkembangan ekonomi swasta”, justru yang tertampar adalah pemerintahan sendiri, yang selama ini terus menerus menyebabkan makin memburuknya lingkungan perkembangan ekonomi swasta; mereka mengatakan harus “memperbesar dukungan kebijakan ekonomi swasta”, justru menjelaskan bahwa selama ini kebijakan ekonominya sama sekali tidak pernah benar-benar mendukung perusahaan swasta; mereka mengatakan harus “memperkuat jaminan hukum bagi perkembangan ekonomi swasta”, ini juga menjelaskan sistem hukum RRT yang hampa itu sama sekali tidak digunakan untuk menjamin keadilan bagi setiap orang di hadapan hukum, melainkan hanya menjadi alat bagi para elite PKT untuk penindasan; mereka mengatakan harus “berfokus pada mendorong perkembangan berkualitas tinggi di ekonomi swasta, mendorong pertumbuhan sehat bagi pelaku ekonomi swasta, terus menerus memberi perhatian untuk mendorong perkembangan ekonomi swasta yang dapat menguatkan suasana sosial”, juga menjelaskan perusahaan swasta di Tiongkok, menjadi buruk kualitas perkembangannya akibat berbagai pembatasan pemerintah, pelaku ekonomi masyarakat menjadi tidak dapat berkembang dengan sehat akibat pengekangan seenaknya sendiri oleh PKT, suasana sosialnya juga menjadi penuh permusuhan terhadap perusahaan swasta akibat propaganda dan tekanan partai berkuasa tunggal.
Agar para pengusaha swasta bekerja dan meraup untung bagi pemerintah, serta menstimulus ekonomi, PKT telah membebaskan lebih dari 2.200 orang pengusaha swasta dari penjara. Dunia luar awalnya mengira, hanya satu orang pengusaha unggul yakni Sun Dawu saja yang ditangkap dan dijatuhi hukuman berat, tak disangka ternyata ribuan pengusaha telah dipenjara oleh PKT. Lebih dari dua ribu elite bisnis ini setelah dibebaskan akankah mereka memberikan sumbangsihnya bagi PKT? Atau akan segera lari, eksodus, dan menjauh dari cengkeraman iblis?
Hingga akhir Mei tahun ini, perusahaan swasta yang terdaftar di Tiongkok mencapai 50,93 juta unit perusahaan, telah meningkat 3,7 kali lipat dibandingkan akhir 2012, rasio perusahaan swasta dalam skala perusahaan di seluruh Tiongkok dari 79,4% meningkat hingga mencapai 92,4%. Tapi sepanjang tahun ini, perlambatan laju investasi di kalangan swasta sangat drastis. Seperti yang dikatakan oleh dosen Peking University Zhou Qiren yang mengutip pernyataan Presdir Shuangliang Group, “Perusahaan swasta ibarat menunggang macan, bukan menunggang kuda.” Sepertinya sekarang mayoritas mereka telah dicampakkan dari punggung macan, mereka tidak akan berani lagi berdansa dengan serigala apalagi memohon kulit dari macan.
Perekonomian PKT bisa terperosok begitu tragis dan ditakdirkan akan mundur kembali ke masa 20 tahun silam sebelum bergabung dalam WTO pada 2001, hal ini sepenuhnya adalah ulah PKT sendiri yang telah kehilangan kredibilitasnya, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan, UMKM, sampai pemerintah asing, dan modal investasi Barat, tidak lagi percaya pada PKT. Mereka juga telah hilang kepercayaan terhadap kemampuan PKT dalam mengelola perekonomiannya.
Peringkat saham perbankan Tiongkok yang baru saja dirilis oleh Goldman Sachs telah menurunkan predikat Industrial & Commercial Bank of China (ICBC), Agricultural Bank of China, Bank of Communications, Industrial Bank, dan juga Huaxia Bank menjadi dijual (Sell), lalu predikat Bank of China dan China Merchants Bank menjadi netral (Neutral). Yang direkomendasikan untuk dibeli (Buy) hanya China Construction Bank (CCB), Postal Saving Banks of China (PSBC), Bank of Ningbo, dan Ping An Bank. Sementara itu Wall Street juga telah mengendus aroma akan meletusnya efek gelembung di sektor properti Tiongkok, serta sistem perbankan yang kemungkinan akan terseret menuju kehancuran karenanya, mereka sedang menganjurkan pemilik kapital agar segera hengkang dari pasar Tiongkok!
Ekspansi industri manufaktur Tiongkok melamban, kondisi lapangan kerja memburuk secara serius, penjualan properti anjlok drastis, ekonomi memasuki depresi, kebutuhan dalam negeri lesu, tiga kereta penopang ekonomi yakni ekspor, investasi, dan konsumsi kehilangan tenaganya, oleh karena itu opini di dalam negeri Tiongkok kian mengkhawatirkan bahwa Tiongkok mungkin akan mengalami “dasawarsa yang hilang” seperti di Jepang (masa setelah pecahnya gelembung harga aset Jepang, 1990- 2000).
Sekarang ini, pertumbuhan ekonomi adalah batu pijakan terakhir bagi legalitas rezim RRT, begitu Tiongkok mengalami depresi ekonomi di atas sepuluh tahun, maka tekanan akibat lapangan kerja, kehidupan sosial, dan juga stabilitas yang terjadi, apakah akan setara dengan Jepang pada masa itu?
Dalam benak banyak rakyat Tiongkok, setelah Jepang menandatangani Perjanjian Plaza (Plaza Accord, red.), bursa efek dan properti Jepang anjlok, yang mengakibatkan perlambatan laju ekonomi sejak 1990 sepanjang era 1990-an itu.
Beberapa tahun terakhir, “dasawarsa Jepang yang hilang” bahkan diperluas menjadi “tiga dasawarsa yang hilang”, krisis ekonomi waktu itu dituding sebagai biang yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan Jepang dan tiarapnya rakyat selama hampir tiga dasawarsa. Tetapi jika menengok kembali data terkait periode sejarah di Jepang ini, orang mungkin akan mendapatkan kesimpulan yang berbeda.
“Dasawarsa yang hilang (lost decade)” pada perekonomian Jepang, adalah periode antara akhir era 1990-an hingga awal abad ini, dimana perekonomian Jepang terjebak dalam resesi dan penurunan.
Penyebab utamanya adalah akibat pemborosan sumber daya dan investasi yang tidak sehat, ekspansi investasi perusahaan Jepang yang terlalu berlebihan, sehingga mengabaikan efisiensi pemanfaatan sumber daya, menyebabkan pemborosan sumber daya dan investasi yang tidak sehat, produktivitas yang rendah, serta tekanan akibat penumpukan stok barang.
Pada akhir era 1990-an dan awal 2000, perbankan dan pemerintah Jepang memberlakukan kebijakan moneter longgar dan pengembangan properti yang berlebihan, hal ini menimbulkan kemakmuran sekaligus penggelembungan di pasar properti, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan.
Selain itu, penuaan populasi Jepang dan minimnya angka kelahiran, menyebabkan menyusutnya bursa tenaga kerja, kurangnya orang-orang yang berbakat, yang makin memperburuk tekanan pada sistem jaminan sosial. Di saat yang sama, akibat penggelembungan asset, mengejar skala serta pangsa pasar secara berlebihan, telah mengabaikan kualitas dan juga inovasi produk. Paham birokratisasi di dalam perusahaan Jepang, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, juga menimbulkan tekanan bagi ekonomi Jepang.
Namun pada hari ini, setelah mengulas kembali kondisi perekonomian Jepang pada waktu itu, yang ditemukan adalah kesalahan penilaian terhadap perekonomian Jepang pada masa itu. Pengamat Jepang bernama Ivan Horr mengatakan, dasawarsa Jepang yang hilang menurut anggapan Barat, jelas merupakan suatu kesalahan. Orang-orang yang menginjakkan kaki di Jepang, mulai dari Bandara Narita dan Bandara Haneda, akan mendapati betapa kental nafas modernisasi Jepang, sama sekali tak tercium aroma kemerosotan sebuah negara yang termasuk sedang terpuruk yang tak dapat ditutup-tutupi.
Eamonn Fingleton dari surat kabar New York Times menjelaskan, Jepang yang hilang hanyalah suatu mitos, Jepang selalu menjadi pengguna dan pendorong utama produk baru, selama dasawarsa yang hilang itu, rata-rata pembangkit listrik per kapita di Jepang adalah dua kali lipat dari AS; pasca abad ke-21, kecepatan rata-rata pembangkit listrik per kapita di Jepang masih terus melampaui AS.
Artikel pada majalah Foreign Policy pun menyangkal sepenuhnya pemahaman orang pada umumnya, dan menilai bahwa pandangan yang mengatakan Jepang mengalami kehancuran ekonomi pada era 1990-an tidaklah tepat, karena tingkat produktivitas Jepang tidak merosot jauh dibandingkan periode sebelumnya, satu-satunya yang hilang bagi Jepang adalah “rasa bangga diri dan kepercayaan diri” dalam keajaiban ekonomi sebelumnya. Karena selama satu dasawarsa tersebut tingkat pengangguran di Jepang selamanya tidak tinggi, tingkat kejahatan tetap rendah, kesenjangan kaya miskin tidak mencolok, seluruh warga menikmati asuransi pengobatan, usia penduduknya tertinggi di seluruh dunia, ini jelas-jelas merupakan teladan bagi seluruh dunia, mengapa dikatakan “dasawarsa yang hilang”?
Sementara kondisi di Tiongkok bahkan jauh lebih buruk, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Jepang. Di Jepang, investasi dan ekspansi perusahaan yang berlebihan pada masa itu menyebabkan efek gelembung di sektor properti dan pemborosan sumber daya, semuanya adalah perilaku perusahaan swasta, bukan perilaku pemerintah.
Setelah perusahaan-perusahaan itu bangkrut, negara dan mayoritas warga Jepang tidak mengalami dampak secara langsung. Sebaliknya, masalah yang dihadapi Tiongkok justru disebabkan oleh pemerintah. Pemerintah daerah di berbagai tingkat di Tiongkok telah terlibat dalam pasar properti, hutang semua pemerintah daerah dan hutang platform investasi, serta leverage hutang yang tinggi akibat properti pada bank BUMN, semua itu adalah masalah yang ditimbulkan pemerintah.
Dengan kata lain, juga menjadi masalah bagi seluruh rakyatnya. Perusahaan perwakilan yang menjadi kepanjangan tangan para elite PKT dan segelintir perusahaan properti meraup untung dari sana, tapi faktanya rakyatlah yang harus menanggung semua hutang itu, hal ini sama sekali berbeda dengan kondisi di Jepang.
Tentunya Tiongkok masih ada masalah lainnya. Tiga kereta pendorong perekonomian Tiongkok semuanya mati mesin; ekspor impor telah hancur, pembangunan infrastruktur berlebihan, dan konsumsi dalam negeri lesu, serta tingkat pengangguran kaum muda mencapai 50%, di Jepang sama sekali tidak ada masalah seperti itu. Taraf hidup dan tingkat konsumsi masyarakat Jepang selama ini tidak mengalami penurunan, juga tidak mengalami tingkat pengangguran yang begitu tinggi seperti di Tiongkok. Jepang memang mengalami perlambatan laju ekonomi selama sepuluh tahun, tetapi tidak mengalami masalah sosial yang serius. Setelah itu, lingkungan ekonomi Jepang mengalami perubahan yang stabil, perusahaan Jepang juga menyesuaikan kembali kondisinya selama periode tersebut, dan kembali meraih keunggulan serta kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, bermacam-macam kondisi ini sama sekali berbeda dengan Tiongkok.
Penulis sayap kiri surat kabar New York Times yakni Paul Krugman dalam artikel berjudul “What Happened to Japan? And Is It Relevant to China?” dijelaskan bahwa belakangan ini Tiongkok berjalan terseok-seok, sebagian orang lantas bertanya, akankah Tiongkok mengulangi kesalahan Jepang. Jawaban Krugman adalah mungkin tidak akan — kondisi Tiongkok akan lebih parah.
Terkait pengangguran di Jepang, Krugman menjelaskan, di era 1990-an abad lalu, tingkat pengangguran kaum muda (15-24 tahun) di Jepang memang agak meningkat, tapi tren peningkatan ini kemudian berbalik arah. Sedangkan Tiongkok sedang mengarah menuju perlambatan ekonomi, akan sulit bagi Tiongkok untuk menduplikasi kekompakan warganya, yakni kemampuan menangani pertumbuhan ekonomi yang rendah dalam kondisi tidak menyebabkan penderitaan berskala besar atau ketidak-stabilan dalam masyarakat. Jadi, Krugman menilai, dari segi ekonomi, Tiongkok tidak mungkin mengulangi kesalahan Jepang, kondisinya mungkin jauh lebih buruk.
Itu berarti, satu dasawarsa Jepang sebenarnya tidak begitu menakutkan, hanya pertumbuhan ekonomi Jepang yang sebelumnya sangat pesat menjadi agak lambat, sementara aspek kemanusiaan, sosial, inovasi industri, dan sistem politiknya tidak terdampak oleh perlambatan ekonomi. Justru sebaliknya, perindustrian Jepang telah kembali memposisikan diri, berupaya berinovasi, dan dengan stabil bertransformasi menuju titik pertumbuhan baru ala Abenomics.
Jika dibandingkan, dasawarsa Jepang yang hilang, mungkin setara dengan kesulitan ekonomi di Tiongkok setidaknya selama dua puluh tahun, bahkan tiga puluh tahun, struktur sosial termasuk sistem politik Tiongkok kemungkinan akan mengalami perubahan yang mengguncang akibat depresi ekonomi kali ini. (sud/whs)
Xi Bicara Kehancuran Partai, Kasus Qin Gang Jadi Contoh
Mengutip Novel Impian di Paviliun Merah
Yue Shan
Qin Gang (dibaca: chin kang) yang pernah dua kali dipromosikan oleh Xi Jinping “tiga level sekaligus”, pada 25 Juli 2023 telah dicopot jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri RRT (Republik Rakyat Tiongkok), setelah itu pada situs internet Kemenlu RRT semua informasi terkait Qin Gang telah dihapus, untuk kemudian dipulihkan tidak lengkap pada 28 Juli.
Namun ini tidak berarti Qin Gang bisa kembali ke posisi semula. Tabloid Sekolah Partai Pusat PKT Study Times pada 26 Juli lalu menerbitkan artikel yang mengkritik sejumlah kader muda bahwa “hari ini adalah ‘kader baik’, menjadi ‘tahanan’ pada hari esok”, yang mungkin mengisyaratkan nasib yang menimpa Qin Gang.
Mencuatnya kasus Qin Gang, tanpa disengaja telah menjawab perkataan dalam novel “Impian dari Paviliun Merah*)” (Hong Lou Meng, atau Dream of the Red Chamber, red.) yang pernah dikutip oleh Xi Jinping, ternyata memiliki makna indikatif bagi arah perjalanan PKT.
Makna Indikatif Kasus Qin Gang Terhadap Konflik Internal PKT
Kalau dulunya Xi Jinping bertikai sengit dengan kubu Jiang dan juga faksi Liga Kaum Muda (Tuanpai, dipimpin oleh Hu Jintao, mantan Pemimpin RRT dan PKT pada 2002-2013. Red.), tapi setelah kejadian Hu Jintao dibawa keluar secara paksa di tengah acara Kongres Nasional ke-20 lalu, serta menyusul lengsernya Li Keqiang dan Wang Yang, lalu meninggalnya Jiang Zemin yang sisa hidupnya itu cukup lama ditopang peralatan medis, maka seluruh kalangan birokrat selain Xi Jinping dan anggota pendukungnya, yang tersisa hanyalah kekuatan lain yang telah ditaklukkannya serta kemudian diterimanya.
Sementara Qin Gang sendiri sebagai seorang pengikut setia Xi Jinping, sebenarnya kali ini kelengserannya merupakan contoh baru saling bertikainya kekuatan internal yang sama-sama setia pada Xi Jinping.
Qin Gang (57) pernah mewakili Xi Jinping mendorong kader PKT yang lebih muda untuk menjabat, dan menjadi harapan melanjutkan kelangsungan hidup partai.
Qin Gang yang berlatar belakang pendidikan University of International Relations, begitu lulus telah ditugaskan di Biro Layanan Diplomatik, setelah itu karirnya terus melejit di Departemen Protokol. Nara sumber berkata, peran seorang pejabat protokol adalah selalu mengiringi kemanapun para pemimpin pergi, dan “mengingatkan kapan belok ke kiri, belok ke kanan, kapan bersalaman atau berpelukan dan lain sebagainya”.
Media massa PKT pernah memberitakan, selama Qin Gang menjabat sebagai Direktur Departemen Protokol ia pernah ikut andil dalam pekerjaan persiapan beberapa kali KTT pemimpin RRT-AS untuk jangka waktu lama, dan “Tidak pernah ada kesalahan”, termasuk dalam “pertemuan Xi dan Obama” di era pemerintahan Obama dan juga “pertemuan Xi dan Trump” semasa pemerintahan Donald Trump.
Mantan pejabat diplomatik Belarusia Pavel Slunkin pada 24 Juli lalu di akun Twitter-nya mengenang pengalamannya bekerja bersama Qin Gang, dikatakan, demi menyenangkan hati Xi Jinping, para pejabat diplomatik Kemenlu yang dipimpin oleh Qin Gang pada tengah malam diminta untuk datang ke tangga di depan museum Belarusia, lalu musik diputar, untuk memastikan saat musik dimainkan, Xi Jinping akan menginjak sampai anak tangga ke berapa.
Berkat kedekatannya dengan penguasa, posisi Qin Gang sangat diuntungkan, serta mengandalkan detail pekerjaan ibarat melayani raja, yang dilakukan Qin Gang sangat disenangi Xi Jinping dan menjadi salah seorang pejabat kepercayaannya. Setelah Xi menjabat, Qin Gang telah dua kali mengalami promosi “lompat tiga level” yang jarang terjadi.
Tiga tahun setelah 2015, Qing Gang melompat tiga level berturut-turut sebagai: Direktur Protokol, Asisten Menteri, dan Wakil Menteri. Pada 2021 ia menjabat sebagai Dubes untuk AS yang menjadi sorotan dunia; Oktober tahun lalu pada Kongres Nasional ke-20 jabatannya dinaikkan menjadi anggota Komite Pusat PKT; pada akhir tahun lalu, Qin Gang pun menggantikan Wang Yi sebagai Menteri Luar Negeri, dan pada Maret tahun ini ia menjabat sebagai anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri, menjadi pemimpin negara paling muda, serta lagi-lagi telah melompat tiga level.
Namun suatu hari naas tak dapat ditolak, setelah menghilang selama sebulan, Qin Gang resmi dicopot jabatannya pada 25 Juli lalu, bahkan dipermalukan oleh situs Kemenlu yang dulunya pernah dipimpinnya, dan diawali dengan dihapusnya semua informasi terkait dirinya, kemudian mayoritasnya dikembalikan lagi tiga hari kemudian. Tetapi tidak sepenuhnya dipulihkan.
Sampai dengan 28 Juli malam hari, pada kolom informasi dalam deretan nama pejabat Kemenlu sebelumnya, nama Qin Gang telah dihapuskan. Kejadian ini menyisakan ruang bagi publik untuk berimajinasi — Qin Gang mungkin tidak bisa bertahan lagi. Kejadian yang menimpa Qin Gang, diyakini Xi Jinping sendiri tidak tahu menahu, banyak orang menduga, pasti ada orang yang merencanakan untuk “menjatuhkan Qin” namun tidak ada kaitannya dengan “jatuhkan Xi”.
Sebelumnya Xi Jinping ketika menumpas sebagian besar anggota kubu Jiang dan menekan faksi Liga Kaum Muda, bisa dikatakan merupakan laga antar faksi internal PKT, sekarang kekuasaan telah dipersatukan, seluruh anggota di dalam kubu Xi sendiri masih saja terus bertikai, terus berusaha menciduk lawannya.
Sekretaris utama Xi Jinping yakni Ding Xuexiang mengilustrasikannya dengan sangat jelas, yang disebut “mengukuhkan dan mempersatukan di tengah pertikaian”. Entah karena dipaksa atau dengan rela menjatuhkan Qin Gang sebagai orang dekatnya sendiri, bukankah ini adalah sejenis model “bunuh diri – memusnahkan diri sendiri”.
Kasus Qin Gang Menjawab Kutipan Xi Jinping Soal Kehancuran Partai
Banyak orang penasaran kapan PKT akan musnah, termasuk Xi Jinping. Satu Juli sebagai hari pendirian partai (PKT), majalah partai Qiushi menerbitkan pidato Xi Jinping di Sekolah Partai Pusat pada Maret tahun lalu di hadapan para kader muda dan paruh baya. Xi Jinping telah mengutip kata-kata kematian dari Li Houzhu, Kerajaan Tang Selatan: “Mengenang negara yang telah hancur”, menyesali jika di dalam partai tidak ada orang yang percaya lagi dengan komunisme, maka dapat berakhir seperti keruntuhan Uni Soviet.
Sebelumnya pada parade militer “1 Oktober” 2019 di Tiananmen, majalah partai Qiushi menerbitkan artikel Xi Jinping, yang berbicara panjang lebar soal siklus dalam sejarah, yang juga masalah kehancuran partai dan negara. Waktu itu Xi Jinping menekankan semacam model menghancurkan partai yang tragis, yakni bunuh diri.
Awalnya Xi Jinping membanggakan PKT adalah sebuah partai besar, “Saya lihat yang bisa mengalahkan kita adalah kita sendiri, bukan orang lain.” Lalu ia kembali mengutip sebuah kalimat dari Bab 74 dari novel “Impian dari Paviliun Merah”, di mana saat Jia Tanchun menggeledah Taman Pemandangan Agung (Daguanyuan) dengan mengatakan: Perlu diketahui klan sebesar ini, jika diserbu dari luar, tidak mudah dimusnahkan, ibarat kata masyarakat kuno “ulat yang banyak kakinya, tidak mudah dibunuh”, harus dimulai dengan saling bunuh di dalam klan itu sendiri, agar bisa hancur lebur.
Perkataan keji Xi Jinping ini sudah cukup sering didengar, tetapi tidak sekeji kutipan dari novel “Impian dari Paviliun Merah” ini. “Harus dimulai dari dalam keluarga saling bunuh dan saling memusnahkan”, tiap kata dan kalimat, diucapkan penuh greget.
Setelah berkuasa Xi Jinping tak hentinya melakukan pembersihan berulang di bawah tekanan tinggi terhadap kalangan birokrat, inilah model “bunuh diri”.
Sekarang ia membedah keluar Qin Gang, serta melakukan aksi “bunuh diri” di kubunya sendiri, maka Xi telah menjadi Nyonya Wang kedua, dan rezim RRT adalah keluarga Jia.
Xi Mainkan “Bunuh Diri”, PKT “Bagai Gedung Ambruk dan Hancur”
Mengenai penyebab lengsernya Qin Gang, di internet beredar berbagai rumor mulai dari dirinya terlibat kasus bocornya rahasia militer, sampai yang paling menarik perhatian adalah dirinya tergoda pada pembawa acara Wanita dalam wawancara di suatu stasiun televisi Hong Kong dan keduanya terlibat skandal, sampai memiliki anak haram.
Dengan terungkapnya skandal seks dirinya, para sesepuh Kemenlu beramai-ramai mengadukannya pada Xi Jinping, dan lain sebagainya. Kejadian yang menimpa Qin Gang memang agak sedikit mirip dengan alur cerita pada novel “Impian dari Paviliun Merah”.
Apapun alasannya, kali ini Qin Gang mengalami kesialan dipastikan juga akan menciutkan nyali para anggota kubu Xi Jinping sendiri. Xi sendiri belum tentu dengan terpaksa melengserkan Qin Gang, melainkan karena “saling bunuh” yang dimainkannya di dalam partai, hanya demi menunjukkan dirinya tidak berpihak pada siapapun terhadap siapa saja di dalam kelompoknya yang bermasalah, ada satu dipenggal satu, harus dipertarungkan, dan saling berbunuh dari dalam sarangnya sendiri.
Dalam suatu pidatonya pada 5 Januari 2018, kepada anggota baru Komisi Pusat, anggota cadangan, dan kader pemimpin tingkat provinsi Xi pernah mengatakan, “Harus berani melakukan revolusi diri, dan berani mengarahkan mata pisau ke arah dalam, berani mengerok luka bernanah dalam tulang sendiri, berani memutus lengannya sendiri laiknya pendekar, mencegah kekacauan terjadi di sebelah dalam tembok”. Di dalam tembok maksudnya adalah internal partai, mencegah kekacauan terjadi di dalam tembok karena ada musuh di internal partai. Kekuasaan Xi Jinping kian hari kian otoriter, dia sendiri kian hari kian tua, rasa curiga Xi menjadi semakin besar, dalam sekejap orang-orang di sekitarnya semua bisa berubah menjadi musuh. Walaupun media partai menyebutkan, staf pusat pasca Kongres Nasional ke-20 kesemuanya adalah “hasil seleksi” Xi sendiri.
Standar anggota kubu Xi adalah “kesetiaan mutlak”, pejabat tinggi seperti PM Li Qiang, Sekretaris Komite Partai Cai Qi, Wakil PM Pertama Ding Xuexiang, atau seorang Menlu dari sebuah negara besar seperti Qin Gang, mereka yang telah naik di posisi tinggi pun sama saja, posisi mereka adalah menjadi budak yang baik. Mereka sangat lelah, tetapi belum tentu bisa melindungi diri. Selain saling bersaing agar dipercaya, juga saling menjebak, ditambah lagi mereka tidak tahu kapan raja akan mengamuk hanya gegara alasan yang tidak jelas.
Situasi pasca ketiga kalinya Xi Jinping menjabat kembali sangat tidak kondusif, di dalam negeri, perubahan yang drastis kebijakan Nol-Covid yang dinamis mulai memudarkan pamornya, kemunduran dalam pemulihan ekonomi pasca dicabutnya lockdown, dan pengangguran dalam skala besar sedang terjadi. Lalu mulai dari mundurnya jenderal dari pihak militer sampai kematian kepala kepolisian pusat yang dirahasiakan, sampai dengan kekacauan yang barusan dialami mantan Menlu Qin Gang, membuat orang melihat pertanda api bumi yang merambat pesat dan tidak stabilnya rezim ini.
Menerapkan puisi dari Cao Xueqin pada Bab 50 dalam novel “Impian dari Paviliun Merah” yang berjudul “Terjebak Kecerdasan” yang bunyinya: “Menara yang condong runtuh bergemuruh, cahaya meredup seolah lampion akan padam”, tirai besi pemerintahan totaliter PKT mulai dirobek dari dalam, dan Qin Gang adalah kartu pertama dalam efek domino ini. Xi Jinping mengutip kata-kata “harus dimulai dengan saling bunuh di dalam klan sendiri, agar bisa hancur lebur”, ucapan adalah doa yang akan menjadi kenyataan. (Sud/whs)
*) sebuah karya sastra terkenal dari zaman Dinasti Qing. Pengarang novel ini adalah Cao Xueqin (Hanzi: 曹雪芹) pada 1754. 84% dari pengguna google menyukai buku ini, untuk lebih jelasnya silahkan baca link: https://id.wikipedia.org/wiki/Impian_di_Bilik_Merah (atau dibuatkan bar codenya pak Nengah?). Novel ini diakui sebagai salah satu dari 4 karya sastra terbaik dalam sejarah sastra Tiongkok bersama-sama dengan Kisah Tiga Negara, Perjalanan ke Barat, dan Batas Air. Novel Hong Lou Meng sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Impian di Bilik Merah oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP). Versi komik diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 1993 yang terdiri dari 3 jilid, dengan judul Impian dari Paviliun Merah.
Jembatan Layang di Heilongjiang, Tiongkok, Runtuh, 2 Mobil Jatuh ke Air, 1 Mobil yang Melintasi Terowongan Changchun Tertimpa Puing Beton
Sehari setelah hujan lebat turun di Harbin dan tempat lain di Provinsi Heilongjiang, ada satu ruas beton jalan pada jembatan layang jurusan Harbin – Mudanjiang runtuh sehingga ada 2 mobil yang sedang melintas di sana jatuh ke bawah jembatan. Bagaimana keadaan korban belum diketahui. Pada hari yang sama, satu mobil yang sedang melintasi terowongan di Changchun tiba-tiba tertimpa puing semen dan batu-batuan yang jatuh dari bagian atas terowongan, melukai seseorang di dalam kendaraan tersebut
oleh He Yating
Berdasarkan laporan beberapa media Tiongkok, pada 3 Agustus sekitar pukul 08.50 pagi waktu setempat, satu ruas jalan pada jembatan layang bebas hambatan jurusan Harbin – Mudanjiang di kilometer antara 253 hingga 254 tiba-tiba runtuh mungkin akibat tiang jembatan tersapu oleh banjir bandang. Kejadian mengakibatkan lalu lintas kendaraan lewat jalan tersebut terputus.
Saat kejadian, kebetulan ada 2 mobil yang melintas di sana, sehingga langsung ikut runtuh ke bawah jembatan. Dari rekaman video yang diambil oleh kendaraan yang berada di belakang mereka menunjukkan bahwa sebuah mobil putih melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba jatuh ke dinding jembatan yang runtuh. Rekaman pemantauan real-time resmi menunjukkan bahwa arus sungai di bawah jembatan pada saat itu sedang deras.
Ada saksi mata yang memberitahu media Tiongkok bahwa bersama dengan runtuhnya jembatan, 2 kendaraan kecil, satu berwarna hitam dan satu putih ikut terjatuh ke bawah jembatan, tetapi kondisi korban tidak diketahui.
Selain itu, menurut laporan media Tiongkok, di kilometer 302 – 303 Jalan Tol G10 Suiman di ruas Harbin – Mudanjiang juga tergenang air sehingga menyebabkan lalu lintas macet. Tak lama setelah itu jalan tol antara Harbin – Mudanjiang telah ditutup dari kedua arah.
Media resmi semua menyalahkan hujan lebat sebagai biang kerok runtuhnya jalan jembatan yang disebutkan di atas, tetapi netizen Tiongkok percaya bahwa kuncinya terletak pada kualitas konstruksi jalan : “Jika kualitas jembatan tidak ‘abal-abal banget’, bagaimana bisa runtuh hanya karena hujan lebat ? Bukankah itu lelucon besar untuk menyalahkan hujan ketimbang konstruksi yang abal-abal ?”
Pada hari yang sama (3 Agustus) ketika jembatan Harbin – Mudanjiang runtuh, sejumlah puing beton dan semen tiba-tiba jatuh dari atap terowongan di Kota Changchun, Provinsi Jilin, sehingga sebuah mobil yang sedang melintas tertimpa. Laporan menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki dan seorang perempuan berada di dalam mobil tersebut, dan laki-laki tersebut diduga mengalami luka pada daerah punggungnya.
Penyelenggara Shen Yun di Korea Selatan Menyerukan Seoul Menghentikan Campur Tangan PKT dalam Pertunjukan
Sophia Lam
Penyelenggara Shen Yun Performing Arts di Korea Selatan menyatakan bahwa para diplomat Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mencampuri pertunjukan Shen Yun tanpa henti di negara tersebut. Kemudian menyerukan kepada Seoul untuk menghentikan campur tangan PKT serta menyelidiki para pejabat Korea yang terlibat.
Shen Yun yang berbasis di New York adalah perusahaan tarian klasik Tiongkok terbaik di dunia. Dengan menggunakan bahasa universal musik dan tarian, Shen Yun berusaha “menghidupkan kembali 5.000 tahun peradaban Tiongkok” dan menunjukkan kepada para penonton keindahan “Tiongkok sebelum komunisme.”
Shen Yun telah menjadi fenomena global sejak didirikan pada 2006, dan delapan grupnya telah mempersembahkan 750 pertunjukan pada lebih dari 180 kota di lebih dari 20 negara tahun ini.
Namun, pertunjukan ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan tempat pertunjukan selama 17 tahun terakhir sejak pertunjukan pertamanya pada 2007.
Baru-baru ini, pada tahun 2023, 13 teater di kota-kota di Korea Selatan menolak untuk menyewakan tempat untuk Shen Yun, menggunakan disinformasi Beijing sebagai alasan, menurut penyelenggara lokal Shen Yun di Korea Selatan.
“Kadang-kadang, kami menerima pemberitahuan lisan bahwa permohonan kami untuk menyewa tempat telah disetujui, tetapi ketika kami pergi ke sana untuk menandatangani kontrak sewa, kami diberitahu bahwa permohonan kami ‘tidak berhasil’ dan kami bahkan tidak diizinkan untuk menanyakan alasan penolakan tersebut,” kata Kwon Hong-dae, Ketua Himpunan Falun Dafa Korea Selatan, pada Jumat 28 Juli
Konferensi Pers di Luar Istana Kepresidenan Korea Selatan
Himpunan Falun Dafa Korea – penyelenggara lokal Shen Yun – dan beberapa praktisi Falun Dafa mengadakan konferensi pers di depan Istana Kepresidenan di Distrik Yongsan, Seoul. Kwon membacakan sebuah pernyataan pada konferensi pers tersebut, mengutuk PKT atas campur tangannya dan menyerukan penyelidikan menyeluruh terhadap para pejabat Korea yang terlibat dalam campur tangan PKT.
Kwon mengatakan kepada hadirin bahwa ketika Shen Yun adalah satu-satunya pelamar untuk sebuah tempat, akan ada penundaan dalam persetujuan dan penyelenggara akan diberitahu bahwa mereka dikalahkan oleh pelamar lain.
“Namun ketika tanggal yang dijadwalkan untuk pertunjukan telah tiba, tempat tersebut tidak ditempati dan kosong,” tambahnya.
Pernyataan tersebut juga mengutuk kedutaan besar PKT di Korea Selatan karena menghambat pertunjukan Shen Yun untuk waktu yang lama, mengintimidasi atau mengancam orang-orang yang bertanggung jawab atas penyewaan tempat pertunjukan untuk tidak menyewakan tempat bagi Shen Yun. Ia juga menyalahkan beberapa pejabat pemerintah Korea Selatan karena membantu PKT dalam melanggar hak-hak dasar rakyat Korea.
Kwon membacakan pernyataan lengkap pada konferensi pers tersebut dan kemudian menyerahkannya kepada petugas keamanan Kantor Polisi Yongsan di mana Istana Kepresidenan berada, yang akan meneruskan pernyataan tersebut ke Istana Kepresidenan.
Terlepas dari campur tangan PKT, penyelenggara Shen Yun di Korea Selatan telah berhasil menemukan tempat untuk perusahaan tari top dunia dan menyelenggarakan lebih dari 150 pertunjukan Shen Yun sejak tahun 2007.
“Kami percaya bahwa menghidupkan kembali budaya ilahi adalah satu-satunya jalan untuk meningkatkan kemanusiaan dan moralitas di masa sekarang ketika sifat manusia hilang dan moralitas merosot,” kata Mr Kwon pada konferensi pers, “Kembali ke tradisi dapat membangkitkan kebaikan hati manusia.”
Campur Tangan PKT
Kwon percaya bahwa penolakan dari tempat-tempat pertunjukan adalah akibat dari ketakutan akan pembalasan dari PKT, karena para manajer tempat pertunjukan sebagian besar adalah para profesional yang benar-benar mencintai seni dan mereka hanya mengulangi retorika PKT dalam penolakan mereka.
PKT telah memberikan tekanan kepada badan-badan pertunjukan Korea dan pemerintah daerah.
KBS Hall di Seoul, sebuah tempat milik pemerintah yang terhubung dengan Korean Broadcasting Service, memiliki hubungan kerja sama dengan corong pemerintah Tiongkok, China Central Television (CCTV). Pada tahun 2016, menjelang pertunjukan, teater tersebut menerima beberapa surat dari Kedutaan Besar Tiongkok, yang juga diperoleh oleh The Epoch Times, yang menuntut agar mereka tidak menjadi tuan rumah bagi Shen Yun.
Penyelenggara lokal harus melakukan tindakan hukum terhadap tempat tersebut, mencari perintah pengadilan agar perusahaan diizinkan untuk tampil.
Pengadilan Distrik Selatan Seoul memutuskan bahwa pembatalan tersebut tidak berlaku dan Shen Yun harus diizinkan untuk tampil di KBS. Namun, melihat hasilnya, kedutaan besar Tiongkok mengeluarkan dokumen resmi lainnya dan mengirimkannya ke KBS Hall, lagi-lagi dengan pencemaran nama baik dan ancaman yang sama.
Beberapa hari kemudian, pengadilan mencabut keputusannya dan membatalkan empat pertunjukan Shen Yun – meskipun ribuan tiket telah terjual.
Perintah pengadilan juga mengungkapkan ancaman keuangan yang tersirat. Disebutkan bahwa KBS, atau Korean Broadcasting System, lembaga penyiaran publik nasional yang memiliki aula tersebut, saat ini menyiarkan konten di Tiongkok. Perintah pengadilan beralasan bahwa jika pertunjukan Shen Yun dibatalkan, pihak teater hanya perlu mengganti kerugian perusahaan. Namun jika Shen Yun tetap tampil dan, sebagai akibatnya, Partai Komunis Tiongkok membalas dan mencabut hak penyiaran konten KBS di Tiongkok, maka KBS akan mengalami kerugian lebih dari 8 juta dolar AS.
KWon mengatakan pejabat pemerintah di negara yang bebas dan demokratis seperti Korea Selatan tunduk pada PKT dan bekerja sama dengan Beijing dalam mencampuri kedaulatan budaya Korea, yang seharusnya diselidiki oleh pemerintah Korea.
Dia berharap Presiden Yoon Suk Yeol akan melakukan penyelidikan menyeluruh melalui Konstitusi Korea dan hukum yang relevan untuk mengetahui korupsi di Korea terkait dengan penyewaan tempat untuk Shen Yun serta mengidentifikasi dan menghukum mereka yang ada di dalam pemerintahan Korea yang mengikuti rezim Tiongkok.
Kwon juga mencatat bahwa Departemen Luar Negeri AS mencatat kasus pemblokiran pertunjukan Shen Yun di Korea Selatan dalam laporan tahun 2020 tentang kebebasan beragama internasional, yang menunjukkan keprihatinan AS atas masalah ini.
Oh Se-yeol, sekretaris jenderal Himpunan Falun Dafa Korea Selatan, mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa PKT telah menekan latihan spiritual Falun Dafa di Tiongkok, yang merupakan salah satu alasan mengapa kedutaan besar Tiongkok untuk Korea Selatan telah memblokir dan mengganggu pertunjukan Shen Yun.
The Monthly Chosun, sebuah majalah bulanan yang dimiliki oleh ChosunMedia, salah satu perusahaan media terbesar di Korea Selatan, menerbitkan sebuah artikel “Kedutaan Besar Tiongkok Memberikan Tekanan Menyeluruh untuk Mencegah Pertunjukan yang Berhubungan dengan Falun Gong,” yang mengungkapkan beberapa informasi dari dalam tentang campur tangan kedutaan besar Tiongkok terhadap pertunjukan Shen Yun. Laporan tersebut juga mengungkapkan surat resmi yang dikirim oleh kedutaan besar Tiongkok ke teater-teater Korea dan organisasi pemerintah, menuntut mereka untuk “tidak menyediakan tempat tampil untuk pertunjukan Shen Yun.”
Orang yang bertanggung jawab atas propaganda di kedutaan besar Tiongkok di Korea Selatan dilaporkan menyatakan kepada Monthly Chosun: “Kami tidak setuju dengan pandangan bahwa campur tangan terhadap Shen Yun adalah ‘campur tangan kedaulatan’. Kami akan terus menyampaikan posisi kedutaan besar Tiongkok bahwa permohonan tempat di masa mendatang untuk kegiatan Falun Gong harus ditolak.”
Oh mengatakan bahwa PKT didasarkan pada ateisme, sehingga sangat memusuhi Tuhan dan menghancurkan budaya tradisional dan merusak moralitas manusia.
“Tujuan Shen Yun adalah untuk menunjukkan budaya Tiongkok sebelum komunisme, dan banyak orang belajar tentang budaya tradisional Tiongkok melalui pertunjukan Shen Yun,” kata Oh.
“Kami mengundang Shen Yun yang berbasis di Amerika Serikat untuk mengunjungi Korea untuk tampil demi kepentingan publik yang lebih luas,” kata Oh.
Oh mengkritik para pejabat di pemerintahan Korea yang berkolusi dengan kedutaan besar PKT dan menggunakan posisi resmi mereka untuk melayani PKT.
“Kami menuntut agar para pejabat ini diselidiki dan dihukum secara terbuka. Kami datang ke sini hari ini untuk mengajukan petisi dengan penuh harapan,” kata Oh.
An Jing, Jin Mingguo, dan Sean Tseng berkontribusi dalam laporan ini.