Home Blog Page 479

Klinik PTT Dr. Wen Pinrong : Gugur Kelopak Bunga Meski Angin Timur Berhembus Semilir

Seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman dalam pengobatan klinis, kekaguman terhadap tubuh manusia, perasaan terpesona terhadap Sang Maha Kuasa pun terus meningkat. Penyakit yang sama, jika disembuhkan dengan jalan pemikiran yang berbeda, juga menimbulkan keterkejutan yang menyegarkan.

Seorang nenek berusia 72 tahun, seluruh rambutnya putih berkilau, dalam keluarganya dia menempati urutan anak ke-8, sangat disayangi oleh ketujuh kakak perempuannya, sebagai anak bungsu sekaligus adik kesayangan, dia selamanya tidak perlu melakukan pekerjaan rumah, bahkan diperlakukan ibarat mustika di dalam keluarga, siapa pun tak boleh mengganggunya. Manula berambut putih ini, selalu sukses dalam berbagai ujian. Dalam ujian pegawai negeri pun, sekali ikut ujian langsung direkrut hingga masa pensiun. Pada pekerjaannya, di kantor yang sama, meja yang sama, pekerjaan yang sama, telah ditekuninya selama 35 tahun penuh.

Mulai keikut-sertaannya dalam ujian pegawai negeri sampai pensiun, dari berpacaran hingga menikah, telah menikahi seorang suami yang baik, hidupnya sungguh lancar, bahagia dan penuh warna, seumur hidupnya manula itu tidak pernah menderita sakit keras, walaupun sudah berusia 70 tahun lebih, dia masih lincah dan sehat, mampu mengemudikan mobil, dan berwisata kemana-mana. Kehidupannya begitu tenang tanpa gejolak, juga tidak mengejar apapun. Suatu hari di usia senjanya ini Tuhan bergurau dengan manula berambut putih ini, suatu hembusan angin timur yang lemah, cukup memecahkan ketenangan selama 70 tahun itu.

Pada suatu hari, subuh yang dibarengi hembusan angin timur, bertepatan dengan terbitnya matahari, suara kicauan burung di pedesaan menyambut semilir angin timur. Wanita beruban itu setelah menggeliat sejenak, bersiap hendak bangkit dari ranjang. Aduh! Begitu kurang berhati-hati, dia menabrak meja rias, emak yang biasanya cekatan itu, mengapa begitu ceroboh? Tahu-tahu pandangannya sepertinya tidak begitu jelas? Perempuan beruban itu merangkak dan berdiri dari lantai, berkaca di depan meja rias, kelopak mata kanannya tertutup rapat, tidak bisa dibuka, dia pun menjadi pendekar wanita bermata satu! Betapa sedihnya! Benar-benar terasa bagai pukulan hebat bagi hidupnya.

Suami yang penuh kepedulian, langsung mengantarkannya ke rumah sakit untuk diperiksa. Dokter mengatakan ini disebabkan putusnya saraf ketiga (dari dua belas saraf kranial) atau saraf okulomotor, harus dilakukan CT Scan agar dapat dipastikan lebih lanjut, dan dikatakan penyakit ini sangat sulit diobati, hanya bisa membiarkan matanya sendiri mengobatinya perlahan secara alami, setidaknya dibutuhkan waktu 1 tahun. Mendengar penjelasan itu sang manula berpikir, hidup setahun dengan satu mata, bagaimana rasanya? Dia sangat panik dan tak berdaya.

Ibaratnya di saat manusia mengalami naas di lautan, yang pertama terpikirkan adalah pelabuhan yang aman. Emak beruban itu lantas teringat akan dokter keluarganya 6 tahun silam, dia pun bergegas meninggalkan rumah sakit dan langsung datang ke klinik penulis. Setelah melihat matanya, saya pun berkata, “Jangan khawatir, Anda akan dapat melihat lagi.” Emak beruban itu kegirangan dan menjawab, “Dokter, saya serahkan pada Anda.” Sejak saat itu dia memutus hubungannya dengan rumah sakit, tidak lagi berobat ke dokter medis Barat, juga rencana melakukan CT Scan telah dia batalkan.

Mengenai saraf ketiga dari saraf kranial (nervus kranial), atau disebut juga saraf okulomotor, yang dapat menyebabkan kelopak mata atas turun (blepharoptosis), kelopak menempel, dan tidak bisa membuka mata, saya telah berhasil menyembuhkannya, namun dilakukan dengan jalan pemikiran medis Barat. Penyebab kelopak mata atas turun, selain karena masalah saraf ketiga, apakah ada jalan pemikiran lain? Atau metode pengobatan lain? Kelopak mata tergolong otot, kelopak mata yang turun, apakah otot mata tidak bertenaga? Apakah tergolong Miastenia Gravis (MG, melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot)? Apakah semacam otot lemah? Apakah atrofi (suatu kondisi saat Anda mulai kehilangan massa otot karena terjadi penyusutan)? Ototnya telah lumpuh?

Penanganan Akupunktur

Emak rambut putih itu telah berusia 70 tahun lebih, maka hawa Yang harus diperkuat lebih dulu, lalu tusuk titik Baihui. Limpa terkait dengan otot, untuk menyehatkan limpa, tusuk titik Sanyinjiao. Khusus untuk Atrofi hanya menusuk Yangming, untuk melancarkan meridian Yangming, meridian tersebut mengandung banyak Qi (baca: chi, red.) dan darah, serta untuk melancarkan darah dari Qi, tusuk titik Sibai, Chengqi, Hegu, Quchi, dan Zusanli. Limpa dan juga lambung tergolong bagian tengah (Zhongjiao), tusuk zona bagian tengah di kulit kepala, kurang lebih di antara titik Shangxing dan titik Xinhui. Mata terletak di bagian depan kepala, tusuk kulit kepala di bagian depan kepala, kira-kira antara titik Shangxing dan titik Shenting. Meningkatkan elastisitas otot kelopak mata, tusuk titik Zanzhu menembus ke titik Yuyao, tusuk juga di titik Sizhukong menembus ke titik Yuyao, tusuk kedua jarum saling berhadapan.

Penyakit yang timbul mendadak, mayoritas erat kaitannya dengan masuk angin, tergolong akut, untuk menghalau angin, maka tusuk titik Fengchi, serta memperlancar peredaran di bagian kepala dan leher, dapat meningkatkan kecerahan mata, setelah menusuk rampung titik Fengchi, jarum agak diangkat dan ditusukkan ke arah mata yang lain. Hawa ginjal pada wanita tua itu lemah, memperkuat ginjal bermanfaat bagi sumsum, serta melembabkan pupil mata, sebagai persiapan setelah dia dapat membuka matanya, dilanjut dengan mengobati masalah tidak fokus di kedua matanya, dan tusuk titik Guanyuan, Qihai, dan Yongquan.

Merawat darah pada liver, dan menambah darah pada mata, tusuk titik Taichong dan Sanyin, sekaligus mengobati kaki wanita itu yang terkadang tidak bertenaga. Kantung mata membengkak, dan mengandung air, tusuk titik Sanyinjiao dan Taixi. Agar tendon berkumpul di titik Yanglingquan, meningkatkan kekuatan tendon mata untuk buka tutup, tusuk titik Yanglingquan, sekaligus mengobati nyeri lutut pada wanita beruban itu. Memperlancar sirkulasi di sekitar mata, tusuk titik Baihui, Yangbai, Fengchi, Tongziliao, Taiyang, Jingming, dan Qiuhou. Kelopak mata menutup rapat, juga merupakan semacam kondisi memar, maka tusuk titik Xuehai dan Sanyinjiao.

Sesi pengobatan tadinya 10 hari pertama setiap hari diterapi tusuk jarum setiap hari, setelah itu, seminggu cukup 2 kali. Tetapi emak rambut putih itu tidak sabaran, inginnya alisnya segera berkembang dan matanya terbuka lebar, jadi setiap hari terus melakukan tusuk jarum. Suami yang penuh pengertian, setiap hari mengantarkannya dengan mobil walau harus menempuh perjalanan 1 jam lebih untuk sekali jalan karena mereka berdiam di kawasan pegunungan di Tawan Tengah, juga setiap hari mengantarkan istri tercinta berobat merekalah yang selalu pertama tiba di klinik, semangat dan keseriusannya berobat sungguh mengharukan.

Pesan Khusus

• Pada kondisi terbangun, setiap jam, membalikkan kelopak mata yang turun, melihat-lihat sekeliling, setidaknya selama 1 menit.

• Malam hari saat tidur harus mengenakan penutup mata, agar kelopak mata tidak kedinginan di malam hari.

• Keluar rumah saat cuaca dingin, harus memakai topi dan syal, bagian yang ditutupi syal bertepatan dengan titik Fengchi dan Fengfu, yang berguna untuk mencegah masuk angin di bagian kepala, serta juga memperlancar sirkulasi di bagian leher dan kepala.

• Jangan makan dan minum yang dingin-dingin, pagi dan malam jangan makan buah, kurangi konsumsi buah, agar tidak menambah penumpukan air di bola mata.

• Ambil kacang tanah 5 Tael (1 tael = 37,8 gram, red.), Angco (kurma merah/jujuba) 10 butir, dimasak kuah, diminum sambil dimakan kacangnya, dapat mencegah atau meredakan mata tua (rabun dekat/presbiopi).

• Setiap pagi, ambil jahe digeprek beberapa kali, lalu iris 3 potong, seduh dalam gelas dengan air panas 300CC, saat suhu air turun sekitar 60oC, tambahkan sedikit madu, lalu diminum sedikit demi sedikit.

Resep Ramuan

Otot lemah, atrofi, Miastenia Gravis (MG), digunakan resep Yuebi Jiashu Tang. Dengan resep warisan Dr. Wu Xiongzhi: Jiawei Yuebi Tang. Ephedra 0,7~1 Tael, Gipsum 1 Tael, Licorice China 0,5 Tael, jahe 0,2 Tael, jujuba 0,2 Tael, Aconite 0,2 Tael, Bai Zhu 1 Tael, daun murbei 0,3 Tael, Lutut Sapi (Achyranthes Bidentata) 1 Tael, Cibotii Rhizoma 0,5 Tael, Eucommia Ulmoides 0,7 Tael, dan Cynomorium Songaricum 0,5 Tael.

Ephedra, mulai dari 0,7 Tael, bagi yang kondisi akut dapat digunakan sampai 1 Tael, kandungan Efedrina (Ephedrine) di dalamnya adalah semacam Sympathomimetic, yang memiliki fungsi adrenalin, dan digunakan sebagai neurotransmitter (pemancar saraf motorik).

Gipsum, 1 Tael, merupakan obat untuk meridian Yangming, mengendalikan Ephedra, sekaligus berfungsi sebagai anti-inflamasi (anti-infeksi).

Licorice China, sejenis glukokortikoid.

Jahe, menstimulus saraf melepaskan zat.

Jujuba, menambah gizi. Licorice, jahe, dan jujuba dikonsumsi bersamaan dapat menguatkan kekebalan, dan menyelaraskan sistem imun tubuh.

Aconite, menghangatkan ginjal, meningkatkan hormon androgen, sebagai glucokortikoid.

Bai Zhu, menyehatkan limpa, meningkatkan pertumbuhan sel otot.

Bai Zhu, Aconite, Licorice, Jujuba, kalau digabung menjadi Zhufu Tang, resep ini dapat menghangatkan otot, dan menguatkan Qi pada organ tubuh bagian tengah dan Qi saripati.

Suo Yang (tumbuhan parasit yang hidup pada akar Nitraria sibirica), menstimulus metabolisme otot, mencegah penyusutan otot, sekaligus mengobati kaki yang tidak bertenaga.

Lutut sapi, menunjang kelemahan liver dan ginjal, menguatkan tendon dan tulang, memperlancar peredaran darah dan melancarkan menstruasi, mengalirkan darah ke bagian bawah, sekaligus mengobati sakit pada tempurung lutut.

Eucommia Ulmoides, menunjang liver dan ginjal, serta tendon dan tulang, melenturkan tulang dan tendon di bawah kelopak mata, sekaligus mengobati sakit pinggang wanita berambut putih itu.

Cibotii Rhizoma, menunjang liver dan ginjal, menghilangkan rematik, menyingkirkan rematik di punggung, mengalir melalui meridian Du, memperkuat punggung, sekaligus untuk menopang kekuatan otot pada kelopak mata.

Daun murbei, membersihkan liver menguras angin menjernihkan mata, juga dapat mengobati hawa panas pada liver yang mengakibatkan pusing.

Manula berusia 70 tahun, biasanya memiliki kemampuan pemulihan yang agak lambat. Tapi di luar dugaan, di antara sekian banyak pasien yang saya obati masalah kelopak mata tidak bisa membuka, manula ini berusia paling tua, tapi justru sembuh paling cepat, bahkan lebih cepat daripada kaum muda. Setelah 20 kali terapi tusuk jarum matanya sepenuhnya telah terbuka, terjadi diplopia atau penglihatan ganda setelah mata terbuka, mengakibatkan pergerakan bola mata tidak sempurna, kepala pusing, berjalan seakan tidak stabil, terapi 16 kali tusuk jarum lagi, maka sepenuhnya kembali normal. Selain itu, hasil pemeriksaan penglihatan, mata kiri 1.0 dan mata kanan 1,2 serta tidak ada mata tua, sungguh di luar dugaan!

Terapi tusuk jarum dan minum obat herbal, rajin dan percaya diri, ditambah dengan perubahan strategi pengobatan, tak dinyana telah mendapatkan hasil luar biasa, baik si emak berambut putih maupun saya sangat senang karenanya. (sud)

Puluhan Rumah Rusak Pasca Gempa di Bali, Gempa Susulan Termonitor Sebanyak 21 Kali

0

ETIndonesia- BPBD Kabupaten Karangasem memutakhirkan data dampak gempa bumi magnitudo 5,2 per Rabu (14/12), pukul 06.00 WIB. Sebanyak 34 rumah warga mengalami kerusakan yang dipicu fenomena geologi pada Selasa , pukul 20.38 waktu setempat. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis sebaran kerusakan rumah warga teridentifikasi di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang dan Bebandem.

Selain kerusakan, rilis dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem juga melaporkan dua warga mengalami luka-luka akibat peristiwa yang dipicu gempa dengan pusat 23 km timur laut Karangasem. Salah satu korban luka-luka akibat terkena air panas karena panik saat gempa. Kedua warga tersebut telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem. 

“Hingga hari ini, petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi terdampak,” tambahnya.

Gempa susulan atau _aftershock_ termonitor sebanyak 21 kali dengan magnitudo terbesar 4,5. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores back arc thurst. Dilihat dari analisis mekanisme sumber gempanya, terjadi mekanisme pergerakan naik. 

Guncangan gempa yang dirasakan warga Karangasem, Provinsi Bali, juga dirasakan warga di kabupaten lain, bahkan hingga mereka yang berada di Nusa Tenggara Barat. BMKG merilis intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III – IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa. Peristiwa ini tidak dapat dideteksi dengan pasti dan dapat terjadi setiap saat.

Warga yang wilayahnya berada di sekitar episenter gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali. Pascagempa Karangasem ini, BNPB dan BPBD Provinsi Bali terus berkoordinasi dan memonitor BPBD di wilayah terdampak.  (BNPB/asr)

AS Jatuhkan Sanksi Kepada Pejabat PKT karena Menganiaya Falun Gong

Eva Fu

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) atas perannya dalam menganiaya Falun Gong, sebuah praktik spiritual yang telah menjadi target rezim komunis  berkuasa di Tiongkok dalam kampanye pemberantasan tak henti-hentinya selama lebih dari 23 tahun.

Tang Yong,  sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur Penjara Area Chongqing di Tiongkok barat daya, sekarang ditetapkan sebagai pelanggar hak asasi manusia  berat. Ia  dan keluarga dekatnya dilarang memasuki Amerika Serikat.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Tang bertanggung jawab atas “pelanggaran berat hak asasi manusia, yaitu penahanan sewenang-wenang terhadap praktisi Falun Gong, yang juga merupakan pelanggaran kebebasan beragama yang sangat parah.”

Hanya ada sedikit informasi lain yang tersedia tentang Tang dari lembaran sanksi Departemen Luar Negeri AS – yang menargetkan daftar panjang individu yang terlibat dalam korupsi atau pelanggaran hak asasi manusia – yang dirilis pada 9 Desember, malam Hari Hak Asasi Manusia Internasional. 

“Semua orang memiliki hak-hak ini dan harus bebas untuk melaksanakannya, tanpa diskriminasi, tidak peduli apa yang mereka yakini, siapa yang mereka cintai, atau di mana mereka tinggal, semua berarti semua,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam pernyataan pada 9 Desember.

Pada 12 November 2022, sekitar 5.000 praktisi Falun Gong dari Taiwan berkumpul di Lapangan Liberty di Gedung Memorial Chiang Kai-shek untuk berlatih lima perangkat latihan. (Chen Baizhou/Epoch Times)

Latihan spiritual Falun Gong menampilkan latihan meditasi bersama dengan ajaran yang didasarkan pada nilai-nilai inti dari Sejati, Baik dan Sabar. Sejak tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT)  berusaha untuk memberantas latihan ini dalam kampanye nasional yang melibatkan penangkapan sewenang-wenang, pemenjaraan, penyiksaan, pengambilan organ, dan taktik kekerasan lainnya. Jutaan orang telah ditahan di fasilitas penahanan PKT yang luas di seluruh Tiongkok.

“Kami memuji sanksi AS terhadap pejabat PKT yang terlibat dalam penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok dan kami mendorong  lainnya di komunitas internasional untuk mengikuti langkah ini,” kata Erping Zhang, juru bicara Falun Dafa Information Center, merespon tindakan terbaru AS.

Wang Zhiyuan dari World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) atau Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan Falun Gong, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di AS, telah mendesak pemerintahan Biden untuk berbuat lebih banyak. 

Dia mengatakan bahwa tindakan AS masih jauh dari cukup, mengingat skala dan kebiadaban penganiayaan yang dihadapi oleh pengikut Falun Gong di Tiongkok. Dia mencatat bahwa ada jauh lebih banyak sanksi terkait Uighur untuk kejahatan PKT di Xinjiang, sementara kejahatan yang menargetkan Falun Gong telah tersebar luas di seluruh Tiongkok. 

“Ini adalah awal yang baik,” kata Wang kepada The Epoch Times, menambahkan bahwa dia berharap melihat lebih banyak tindakan konkret untuk ditindaklanjuti oleh AS.

“Penganiayaan PKT terhadap Falun Gong adalah yang paling jahat, masih banyak yang harus dilakukan,” katanya, mencatat rezim secara paksa memanen organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup dalam skala besar. Tetapi pemerintah AS belum secara eksplisit mengutuk praktik mengerikan tersebut.

Kisah-kisah Penyiksaan

Di Chongqing, salah satu kota terbesar di Tiongkok dengan penduduk lebih dari 32 juta jiwa, pihak berwenang telah menjatuhkan hukuman minimal kepada ratusan pengikut Falun Gong atas keyakinan mereka, menurut statistik tidak lengkap yang dikumpulkan oleh Minghui.org, sebuah situs web yang berbasis di AS yang didedikasikan untuk melacak kisah penganiayaan Falun Gong. Di antara mereka adalah serangkaian catatan siksaan dan kematian di tangan PKT yang diberikan secara detail grafis.

Zhang Luyuan, seorang asisten profesor di Chongqing Social Work Professional College, kehilangan suami dan koleganya pada tahun 2004 di tengah penggerebekan dan pelecehan yang sering dilakukan oleh polisi. Kemudian, selama setahun mengalami penyiksaan penjara, dia kehilangan 29 gigi, sementara kakinya menjadi cacat, membuatnya hampir tidak bisa berjalan atau makan.

Praktisi Falun Gong berpartisipasi dalam parade untuk memperingati 23 tahun seruan damai 25 April dari 10.000 praktisi Falun Gong di Beijing, di Flushing, N.Y., pada 23 April 2022. (Larry Dye/The Epoch Times)

Zhang, yang meninggal pada November 2018 pada usia 76 tahun, pernah mengingat, dalam sebuah pernyataan kepada Minghui.org, ditangkap di jalan karena “terlihat seperti Falun Gong.”

Liu Fanxin, seorang pensiunan eksekutif senior di sebuah pabrik instrumen optik milik negara, diborgol selama lebih dari 30 jam berturut-turut setelah dia memutuskan untuk mengungkapkan pelecehan seksual terhadap sesama wanita pengikut Falun Gong yang dipenjara kepada media luar negeri pada tahun 2003. Kedua lengan Liu menjadi lemas akibat dikekang.

Namun, dia kemudian dikirim ke Penjara Wanita Chongqing selama sembilan tahun, di mana dia harus duduk di bangku rendah hingga 17 jam setiap hari, tanpa bergerak – sebuah siksaan yang menimbulkan rasa sakit tak tertahankan pada bahu, lengan, dan pinggangnya yang sudah terluka. Para penjaga memerintahkannya untuk melakukan kerja paksa seperti penganut agama lain yang dipenjara, memungut manik-manik kaca untuk sarung jok mobil dan membersihkannya.

Untuk menggerakkan sapu, Liu harus menstabilkan dirinya dengan kedua tangan dan menambatkan sikunya di pinggangnya untuk menyeret sapu ke depan dan ke belakang dengan tubuhnya. Rasa sakit dari aktivitas fisik seperti itu begitu menyiksa sehingga dia terkadang tidak bisa tidur.

“Bahkan jika Anda mati di sini di penjara, lalu apa? Kami akan mengurusnya dengan 80 [yuan] ($11,50),” kata Liu, seorang penjaga wanita mengatakan kepadanya selama upaya berulang kali yang gagal untuk membuatnya menandatangani surat-surat yang meninggalkan keyakinannya. Uang itu, Liu percaya, adalah biaya kremasi.

Sulit untuk menilai peran Tang dalam upaya penganiayaan di wilayah tersebut. WOIPFG memiliki tiga nama pelaku dalam berkasnya yang memiliki nama yang sama dengan Tang. Mereka adalah kepala unit divisi keamanan dalam negeri untuk Biro Keamanan Publik Kabupaten Fengjie yang telah memimpin beberapa penangkapan, interogasi, dan penyiksaan terhadap pengikut Falun Gong; seorang manajer untuk perusahaan sepatu Chongqing yang mencari tenaga kerja budak dari Penjara Wanita Chongqing; dan seorang sekretaris Partai di sebuah komite lingkungan di distrik Jiangbei kota yang dikenal sebagai Dashiba.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan The Epoch Times untuk informasi lebih lanjut mengenai Tang.

Tang adalah pejabat Tiongkok kedua yang dijatuhi sanksi sehubungan dengan penganiayaan Falun Gong di bawah pemerintahan Biden. Pada Mei 2021, menjelang Hari Falun Dafa Sedunia, Departemen Luar Negeri AS memberikan sanksi kepada Yu Hui, mantan pengawas kampanye penindasan di Chengdu di Provinsi Sichuan barat daya.

Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Huang Yuanxiong, seorang kepala polisi setempat di Provinsi Fujian selatan, dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia pada tahun 2020.

Selain Tang, empat orang lainnya yang ditempatkan pada daftar sanksi pada 9 Desember termasuk Wu Yingjie, mantan sekretaris Partai Tibet dari tahun 2016 hingga 2021; dan Zhang Hongbo, direktur Biro Keamanan Publik Tibet sejak tahun 2018, atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah tersebut.

Li Zhenyu dan Zhuo Xinrong, yang masing-masing mengendalikan Dalian Ocean Fishing Co. dan Pingtan Marine Enterprise, dijatuhi sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada kapal penangkap ikan mereka. (asr)

Apa yang Terjadi di Zhongnanhai ? Perubahan Drastis Sikap Pejabat Tinggi Menimbulkan Pertanyaan

0

NTD

Terdesak oleh berbagai tekanan yang dihadapi serta Gerakan Kertas Putih yang berkobar di berbagai tempat di Tiongkok, pihak berwenang Tiongkok langsung membatalkan kebijakan Nol Kasus yang diusung Xi Jinping guna mencegah penyebaran epidemi. Beberapa hari  lalu, ilmuwan politik Prancis Bai Xia merilis sebuah artikel yang isinya menyebutkan bahwa perubahan sikap pejabat tinggi di Beijing yang begitu cepat membuat orang bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam Partai Komunis Tiongkok ?

Pada akhir November, kematian dan cedera tragis yang disebabkan oleh kebakaran gedung apartemen di Urumqi, Xinjiang, memicu protes warga sipil di lebih dari selusin kota termasuk Shanghai, Beijing, Wuhan, dan Chongqing. Mereka meneriakkan slogan-slogan tuntutan politik seperti “Buka pemblokiran di seluruh negara, Partai Komunis Tiongkok mundur ! Kami menginginkan kebebasan, dan memilih demokrasi”. Gerakan ini, yang dikenal sebagai Revolusi Kertas Putih juga menyebar ke luar negeri.

Pada 13 Oktober, 3 hari menjelang Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, dunia dikejutkan oleh seorang pemuda bernama Peng Zaizhou (nama asli Peng Lifa), yang memasang 2 spanduk kain putih di atas Jembatan Sitong, Beijing dengan tulisan berwarna merah yang antara lain berbunyi : “Tolak blokade kita ingin kebebasan. Kita ingin pemilu bukan pemimpin”. “Singkirkan diktator dan pengkhianat Xi Jinping”.

Pada 14 Desember, Radio France Internationale (RFI) mengutip artikel kolom ilmuwan politik dan sinolog Prancis Jean-Philippe Béja di surat kabar “Le Monde” pada 13 Desember melaporkan bahwa setelah protes jalanan berskala besar terjadi di berbagai wilayah Tiongkok kemudian mendapat penindasan dari pihak berwenang, tidak menutup kemungkinan ada konflik yang terjadi di internal PKT.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa tanpa diduga rakyat Tiongkok meneriakkan slogan-slogan : “Partai Komunis Tiongkok mundur ! Xi Jinping mundur !” . Ini adalah untuk pertama kalinya sejak tahun 1949, para pengunjuk rasa di daratan Tiongkok secara langsung mengarahkan “tombak” kepada orang yang menduduki Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok.

Menurut analisis penulis, sebagian besar pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan ini di belasan kota besar di Tiongkok dari utara ke selatan dan dari timur ke barat, tidak menggunakan masker, dan mereka jelas termasuk orang-orang dari kelas menengah. Di puluhan universitas Tiongkok, para mahasiswa dan mahasiswi memegang lembaran kertas putih dengan gerakan menantang. Kertas putih itu menunjukkan bahwa tidak ada gunanya mengungkapkan alasan kemarahan atau mengungkapkan tuntutan, karena semua orang pasti  sudah mengetahuinya dengan baik.

Selanjutnya, pihak berwenang mulai memburu para demonstran yang berani menantang mereka. Polisi mendatangi rumah beberapa demonstran muda dan mengancam mereka. Liburan universitas dimajukan 1 bulan guna mencegah mahasiswa berkumpul lagi. Polisi  menduduki beberapa jalan di mana diperkirakan demo bisa terjadi, dan langsung menangkap mereka jika tetap membandel. Sejak 29 November, para demonstran di jalan-jalan kota tampaknya telah menghilang.

Pada saat yang sama, terjadi perubahan drastis terhadap pelaksanaan kebijakan Nol Kasus, pihak berwenang langsung melonggarkan sejumlah besar langkah blokade dan kontrol yang ketat.

Artikel tersebut menyebutkan bahwa, siapa yang menyangka kebijakan Nol Kasus yang merupakan gagasan pribadi Xi Jinping, dan yang diterbangkan tinggi-tinggi bagaikan layangan untuk melambangkan keunggulan dari sistem sosialis dalam menangani epidemi, langsung putus benang cuma gegara tekanan pendemo jalanan ? …. Padahal Partai Komunis dulunya tidak seperti itu ! Biasanya Partai Komunis akan melakukan penindasan terlebih dahulu, menangkap, memvonis penjara sang pemimpin, kemudian pelaksanaan kebijakan dilonggarkan sedikit demi sedikit untuk meredakan kemarahan masyarakat.

Keputusan yang berubah begitu drastis memicu orang bertanya-tanya soal apa yang sedang terjadi pada internal partai diktator itu ? Tulis artikel tersebut.

Meskipun Xi Jinping tampaknya telah berhasil ditunjuk kembali sebagai Sekjen PKT periode ketiga pada 23 Oktober tahun ini. Walau kelihatannya Xi Jinping mampu menyingkirkan semua lawan politiknya dari Politbiro, tetapi masyarakat belum percaya jika konflik internal partai sudah reda. Apakah tidak ada lagi musuh yang tersisa di partai ?  Apakah tidak mungkin di kemudian hari muncul seorang pejabat tinggi yang melimpahkan semua kesalahan atas kerusakan ekonomi dan ketidakpuasan rakyat yang ditimbulkan oleh kebijakan Nol Kasus ekstrem kepada Xi Jinping ? Apakah tidak mungkin ada beberapa orang pemimpin yang mendesak Xi Jinping untuk mengubah arah kebijakan ? Bagaimana pun sudah terlihat bahwa protes telah melemahkan Xi Jinping yang baru saja sebulan menggenggam kekuasaan penuh. 

Voice of America melaporkan pada 13 Desember bahwa Wei Jingsheng, seorang aktivis pro-demokrasi Tiongkok yang terkenal, mengatakan bahwa meskipun pengawasan PKT saat ini termasuk sangat ketat, tetapi tidak semua pejabat setia kepada Xi Jinping.

Laporan tersebut juga mengutip Dr. Wu Guoguang, seorang peneliti senior di Stanford University, Amerika Serikat yang mengatakan bahwa makna terbesar dari Revolusi Kertas Putih adalah, rakyat Tiongkok telah mematahkan ketakutan mereka dan mulai bangkit.

Beberapa hari yang lalu, Hu Ping, seorang pakar urusan Tiongkok menuliskan pesannya di Twitter : Xi Jinping berada dalam dilema soal membatalkan atau tidak kebijakan Nol Kasus yang ia usung. Jika kebijakan dibatalkan ternyata tidak ada masalah, itu membuktikan bahwa kebijakannya tidak masuk akal. Jika epidemi menyebar luas dan banyak orang meninggal dunia segera setelah kebijakan dibatalkan, itu berarti kebijakan Nol Kasus tidak efektif. Wah ! tampaknya apa pun hasil yang terjadi, itu akan mempermalukan baik pihak berwenang maupun Xi Jinping sebagai Sekjen PKT. (sin)

Beijing Beralih Dari Kemarahan Zero-COVID ke Mengatasi Infeksi

0

Reuters via The Epoch Times

Seorang ahli memperingatkan ribuan kasus COVID-19 baru di Beijing pada 11 Desember karena kemarahan atas kebijakan COVID-19 Tiongkok sebelumnya memberikan jalan kekhawatiran tentang mengatasi infeksi.

Rezim komunis Tiongkok mencabut sebagian besar pembatasan COVID-19 yang ketat pada 7 Desember setelah protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap mereka bulan lalu, tetapi kota-kota yang sudah berjuang melawan wabah yang paling parah, seperti Beijing, mengalami penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi setelah aturan seperti test rutin dibatalkan.

Bukti anekdotal menunjukkan bahwa banyak bisnis terpaksa tutup karena pekerja yang terinfeksi menjalani karantina di rumah, sementara banyak orang lain memutuskan untuk tidak keluar rumah karena risiko infeksi yang lebih tinggi.

Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi Tiongkok terkemuka, mengatakan kepada media pemerintah bahwa jenis virus Omicron yang lazim di Tiongkok sangat mudah menular dan satu orang yang terinfeksi dapat menyebarkannya kepada 18 orang lainnya.

“Kita bisa melihat bahwa ratusan ribu atau puluhan ribu orang terinfeksi di beberapa kota besar,” kata Zhong.

Dengan pengujian COVID-19 rutin terhadap penduduk Beijing yang dihapus dan hanya diperuntukkan bagi kelompok-kelompok seperti petugas kesehatan, jumlah resmi untuk kasus-kasus baru telah menurun.

Otoritas kesehatan melaporkan 1.661 infeksi baru di Beijing pada 10 Desember, turun 42 persen dari 3.974 pada 6 Desember, sehari sebelum kebijakan nasional dilonggarkan secara dramatis.

Akan tetapi bukti menunjukkan bahwa ada lebih banyak kasus infeksi di kota berpenduduk hampir 22 juta orang ini.

“Di perusahaan saya, jumlah orang yang negatif COVID mendekati nol,” kata seorang wanita yang bekerja untuk perusahaan pariwisata dan acara di Beijing yang meminta untuk diidentifikasi hanya sebagai Nancy.

“Kami menyadari bahwa hal ini tidak dapat dihindari-semua orang, hanya harus bekerja dari rumah.”

Jumlah kasus COVID-19 yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Data COVID-19 Tiongkok sulit untuk diverifikasi, karena rezim Tiongkok secara rutin menekan atau mengubah informasi.

‘Risiko Lebih Tinggi’

Hari Minggu adalah hari kerja normal untuk toko-toko di Beijing dan biasanya ramai, terutama di tempat-tempat seperti kawasan Shichahai  bersejarah yang dipenuhi dengan butik dan kafe.

Tetapi hanya sedikit orang yang keluar dan berkeliling pada 11 Desember, dan mal-mal di Chaoyang, distrik terpadat di Beijing, praktis sepi dengan banyak salon, restoran, dan pengecer tutup.

Para ekonom secara luas memperkirakan jalan Tiongkok menuju kesehatan ekonomi tidak merata, dikarenakan guncangan seperti krisis tenaga kerja karena pekerja yang memanggil sakit menunda pemulihan penuh untuk beberapa waktu lagi.

“Transisi keluar dari zero-COVID pada akhirnya akan memungkinkan pola belanja konsumen kembali normal, tetapi risiko infeksi yang lebih tinggi akan membuat pengeluaran secara langsung tertekan selama berbulan-bulan setelah dibuka kembali,” tulis Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics, dalam sebuah catatan.

Sementara rezim Tiongkok telah menghapus sebagian besar pembatasan COVID-19 domestiknya, perbatasan internasionalnya sebagian besar masih tertutup bagi orang asing, termasuk wisatawan.

Wisatawan yang masuk dikenakan karantina selama lima hari di fasilitas terpusat dan tiga hari tambahan pemantauan mandiri di rumah.

Tetapi bahkan ada petunjuk bahwa aturan ini bisa berubah.

Staf di bandara internasional utama di kota Chengdu, ketika ditanya apakah aturan karantina dilonggarkan, mengatakan bahwa pada 10 Desember, apakah seseorang perlu melakukan karantina di rumah selama tiga hari atau tidak, akan tergantung pada otoritas lingkungan seseorang. (asr)

Layanan Kesehatan Tiongkok Berjuang Setelah Pembatasan COVID yang Ketat Secara Mendadak Dihentikan

0

Dorothy Li

Selama seminggu terakhir, antrean panjang mengular di luar klinik demam, panggilan telepon telah membanjiri hotline darurat Tiongkok, dan dunia usaha bersiap-siap menghadapi gangguan terbaru karena semakin banyak karyawan yang jatuh sakit.

Pemandangan kekacauan yang dilepaskan oleh rezim Tiongkok secara tiba-tiba membalikkan kebijakan nol-COVID selama hampir tiga tahun ini ketika virus tersebut melaju melalui populasi 1,4 miliar jiwa, meningkatkan kekhawatiran bahwa pihak berwenang kurang siap untuk pembukaan kembali yang tergesa-gesa.

Pada tengah malam pada 12 Desember, pihak berwenang Tiongkok membatalkan aplikasi yang diamanatkan negara pada ponsel yang digunakan untuk melacak riwayat perjalanan orang-orang.  Bagi pihak berwenang, aplikasi tersebut untuk mengidentifikasi apakah penduduk telah mengunjungi daerah-daerah berisiko COVID selama 14 hari terakhir, meskipun para kritikus khawatir bahwa aplikasi itu dapat digunakan untuk pengawasan massal dan menindak para pembangkang.

Penonaktifan sistem yang juga dikenal sebagai “kode perjalanan,” mengikuti 10 pedoman terbaru yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional pada 7 Desember, yang membatasi pengujian wajib, mengizinkan karantina di rumah, dan mengurangi penguncian.

Orang-orang bersorak-sorai menyambut kemunduran besar-besaran dari kebijakan nol-COVID rezim yang ketat di media sosial. Warga memandang langkah baru-baru ini sebagai sinyal untuk kembali ke kehidupan normal setelah penguncian sporadis selama tiga tahun terakhir yang mana menjungkirbalikkan kehidupan sehari-hari bagi ratusan juta orang. Penguncian yang keras telah menyebabkan kesulitan massal akibat kekurangan makanan dan perawatan kesehatan serta kematian di fasilitas karantina di bawah standar.

Mundurnya rezim dari kebijakan kejam itu dipicu oleh aksi protes jalanan paling berani yang pernah terjadi di negara itu dalam beberapa dekade.

Pada akhir pekan terakhir November, demonstrasi anti-penguncian melanda seluruh negeri. Dari Beijing hingga daerah terpencil Korla, para demonstran terlihat meneriakkan slogan-slogan, menolak pembatasan COVID-19 rezim yang ketat, dan menuntut kebebasan. Orang-orang di Shanghai dan di tempat lain melangkah lebih jauh, menyerukan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan pemimpin tertingginya agar mundur.

Pihak berwenang Tiongkok, dapat diprediksi, tidak mengaitkan perubahan kebijakan dengan luapan kemarahan nasional yang dipicu oleh kebakaran mematikan minggu lalu di Urumqi, ibu kota provinsi Xinjiang barat jauh, di mana beberapa bagian wilayah tersebut telah dikunci selama lebih dari tiga bulan. Postingan online di media sosial di negara itu dan penduduk Tiongkok menyalahkan pembatasan COVID-19 yang ketat atas setidaknya 10 kematian, dengan mengatakan bahwa pembatasan tersebut menghambat pelarian dari gedung apartemen bertingkat tinggi yang terbakar dan menunda upaya penyelamatan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pejabat setempat.

Sementara pergantian resmi yang langka dari rezim Tiongkok disambut baik di antara penduduk yang lelah dengan lockdown, para pengamat telah membunyikan alarm bahwa negara itu tidak diperlengkapi untuk menangani efek dari perubahan kebijakan secara mendadak. 

Sistem rumah sakit Tiongkok tidak siap menghadapi potensi lonjakan infeksi setelah pembalikan mendadak kebijakan nol-COVID, menurut para ahli medis. Selama pandemi COVID-19, pihak berwenang berfokus pada pemberantasan infeksi melalui penguncian seketika dan penelusuran kontak erat serta mengerahkan sumber daya untuk membangun fasilitas karantina dan bilik pengujian, alih-alih memperluas bangsal dan tempat tidur perawatan intensif.

Ketika penduduk mulai berbondong-bondong ke rumah sakit, media pemerintah dan pakar kesehatan sekarang berusaha meyakinkan publik bahwa orang-orang dengan kasus COVID-19 ringan dapat pulih di rumah – setelah tiga tahun pesan resmi yang mengatakan bahwa virus itu berbahaya dan mematikan.

Sedikit Persiapan

Pada akhir pekan pertama setelah pelonggaran kontrol COVID-19, jalanan sebagian besar tetap sepi di Beijing, dan beberapa bisnis tetap tutup. Sebaliknya, antrean panjang terlihat di luar apotek.

Di luar klinik demam yang berafiliasi dengan rumah sakit, puluhan orang mengantre berjam-jam di tengah angin dingin untuk menemui dokter atau mendapatkan obat flu atau demam yang telah habis stoknya di beberapa apotek, demikian menurut media pemerintah dan penduduk.

“Ada begitu banyak orang [yang menunggu di luar rumah sakit] sehingga saya tidak bisa melihat ujungnya sepintas,” kata seorang pria yang menunggu selama empat jam di luar Rumah Sakit Umum Penerbangan Sipil di distrik Chaoyang Beijing pada 8 Desember.

Pasien, yang berbicara melalui telepon kepada The Epoch Times dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan, mengatakan dia akhirnya menyerah dan mengobati sendiri di rumah untuk suhu tinggi dan nyeri pada tubuhnya.

Seorang dokter di rumah sakit lain di Beijing, Rumah Sakit Chaoyang, mengatakan fasilitas tersebut sudah ” benar-benar kekurangan staf” karena banyak perawat dan dokter yang terkena COVID-19. Rumah sakit lain di kota itu menghadapi situasi yang sama, kata dokter, yang hanya memberikan nama keluarganya, Song, kepada The Epoch Times.

Pusat Darurat di Beijing, sebuah badan resmi yang menangani panggilan ambulans, mendesak orang-orang dengan gejala COVID-19 ringan atau tanpa gejala COVID-19 agar tidak memanggil ambulans, untuk menghemat sumber daya medis bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Panggilan ke layanan darurat melonjak menjadi lebih dari 30.000 panggilan per hari dari rata-rata biasanya sekitar 5.000, menurut Chen Zhi, kepala dokter di Pusat Darurat Beijing.

“Dengan peningkatan besar dalam jumlah panggilan, sumber daya saat ini untuk menjawab panggilan darurat dan mengirim ambulans sangat ketat, menyebabkan beberapa pasien yang kritis mengalami kesulitan ketika menelepon 120 untuk mendapatkan pertolongan darurat,” kata Chen seperti dikutip dalam laporan 11 Desember oleh Beijing Daily, media yang didukung pemerintah.

Secara resmi, jumlah kasus COVID-19 Tiongkok menurun sejak pelonggaran pemeriksaan massal wajib. Komisi Kesehatan Nasional mencatat 7.679 infeksi baru pada 13 Desember, jauh lebih rendah dari lebih dari 10.000 infeksi yang dilaporkan akhir pekan lalu.

Namun, jumlah infeksi yang sebenarnya mungkin beberapa kali lebih tinggi dari penghitungan resmi, menurut penduduk dan para ahli, mengingat bahwa lebih banyak orang sekarang membeli alat pengujian antigen untuk dites di rumah dan juga sejarah rezim yang mengecilkan informasi tentang wabah.

Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi Tiongkok terkemuka, mengatakan kepada media pemerintah bahwa virus yang lazim di Tiongkok adalah varian virus corona Omicron yang sangat menular, di mana satu orang yang terinfeksi dapat menyebar kepada sebanyak 18 orang lainnya.

“Dalam hal ini, tidak peduli seberapa kuat tindakan pencegahan dan pengendaliannya, akan sulit untuk sepenuhnya memutus rantai penularannya,” kata Zhong kepada Xinhua, kantor berita resmi Tiongkok.

Perubahan Pesan

Media domestik sekarang meremehkan risiko varian Omicron dan melukiskannya sebagai virus mirip flu. Dalam wawancara yang sama diterbitkan pada 10 Desember, Zhong, yang sebelumnya menegaskan kembali pentingnya menegakkan pembatasan COVID-19, mengatakan 99 persen orang yang sekarang terinfeksi virus akan pulih dalam tujuh hingga 10 hari.

Pernyataan itu menandai perubahan pesan resmi.

Zhang Wenhong, direktur Pusat Nasional Penyakit Menular, dikutip oleh otoritas Shanghai yang mengatakan bahwa Omicron bukan hanya “flu besar” dan  tidak ada dasar ilmiah untuk melihat varian tersebut hanya dapat menyebabkan influenza parah.

“Tanpa sumber daya medis yang memadai, Omicron akan menggigit,” kata Zhang pada saat itu.

Menggemakan narasi resmi, selebritas Tiongkok, seperti pendiri raksasa e-commerce JD.com Richard Liu, mulai berbagi di platform media sosial bagaimana mereka pulih dari COVID-19. Komentar seperti itu jarang terjadi di internet yang dikontrol ketat di Tiongkok selama tiga tahun terakhir.

“Dari pengalaman saya sendiri, itu [gejala COVID-19] memang lebih ringan daripada flu,” kata Liu dalam sebuah video di Weibo, platform mirip Twitter.

Liu mendesak masyarakat untuk tidak panik dan menyarankan agar mereka yang menunjukkan gejala ringan mencari nasihat medis secara online, sehingga menghemat sumber daya rumah sakit untuk pasien yang lebih sakit.

‘Tes Paling Parah’

Menurut Sean Lin Xiaoxu, yang bertugas di Angkatan Darat A.S. sebagai ahli mikrobiologi, waktu pembatalan kebijakan nol-COVID oleh rezim  tidaklah ideal.

Musim dingin adalah musim puncak untuk penyakit pernapasan, dan rumah sakit sudah akan menghadapi lonjakan pasien. Setidaknya 3 juta orang dirawat di rumah sakit karena influenza di Tiongkok setiap tahun, demikian menurut Lin.

“Penyebaran Omicron semakin memperumit seluruh situasi, yang dapat menyebabkan tekanan pada sistem perawatan kesehatan,” ujar Lin, yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kepada The Epoch Times.

Dia mencatat bahwa pembatasan nol-COVID yang keras di Tiongkok tidak dapat menghentikan varian Omicron dari penyebaran tetapi menunda pengobatan dan perawatan untuk penyakit rutin. Ketika rezim tersebut semakin dekat dengan pembukaan kembali, Lin memperkirakan bahwa pasien non-COVID akan berbondong-bondong kembali ke rumah sakit, yang semakin membebani sistem medis.

Untuk melegitimasi kebijakan kerasnya, media resmi rezim melukiskan varian Omicron sebagai berbahaya. Lin mengatakan propaganda itu menyebabkan ketakutan akan COVID-19 di kalangan masyarakat, menambah risiko bahwa rumah sakit akan kewalahan ke depannya.

Gordon Chang, penulis dan rekan senior Gatestone Institute, mengatakan komitmen pihak berwenang terhadap kebijakan nol-COVID telah memengaruhi kemampuan untuk memperluas kapasitas tempat tidur perawatan intensif dan sumber daya medis lainnya.

“Penekanan pada isolasi membuat pemerintah pusat Tiongkok kehilangan sumber daya untuk membangun, antara lain, ICU dan tempat tidur rumah sakit umum. Pemerintah memang membangun – dan tampaknya masih membangun – fasilitas karantina besar-besaran, seperti lokasi 250.000 tempat tidur di Guangzhou,” katanya dalam komentar 10 Desember di situs web 19fortyfive.

Rezim  enggan menyiapkan rencana B jika pendekatan isolasinya gagal, tulis Chang, meskipun kebijakan nol-COVID itu sendiri “jelas tidak berkelanjutan.”

Pakar Tiongkok memandang wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi negara itu sekarang sebagai salah satu “ujian paling berat yang pernah dialami rezim komunis.” Tetapi PKT “tidak memiliki siapa pun untuk disalahkan atas kesulitan yang mengancam rezimnya.”

“Sejak awal pandemi, PKT menjadikan pengendalian penyakit sebagai ujian legitimasinya, membanggakan bahwa kemampuannya untuk menangani virus corona adalah bukti keunggulan komunisme Tiongkok atas demokrasi secara umum dan demokrasi Amerika pada khususnya,” ungkapnya. (asr)

Fasilitas Kesehatan Beijing Kolaps Mengancam Orang-orang yang Terinfeksi, Ribuan Pasien Kanker Tak Memiliki Akses ke Kemoterapi

0

Zheng Gusheng/Lin Qing

 Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara tiba-tiba mengubah kebijakan pencegahan epidemi dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya, sebagian besar tanpa persiapan. Para pejabat Beijing dengan cepat “berbalik arah” yang menyebabkan fasilitas medis kolaps, kesulitan dalam mengakses perawatan medis bagi mereka yang terinfeksi parah dan ancaman terhadap nyawa pasien sakit kritis lainnya.

Dikutip NTD, Rabu (14/12/2022) jumlah orang yang terinfeksi di Beijing meningkat dengan cepat, dan sistem perawatan kesehatan kelebihan beban dengan sejumlah besar tenaga kesehatan yang juga terinfeksi. Pihak berwenang telah meningkatkan jumlah klinik demam secara signifikan, tetapi masih ada antrean panjang orang-orang yang mencari pengobatan. Banyak netizen lokal melaporkan antrian berjam-jam untuk klinik demam, dengan beberapa orang mengantri dari siang hari hingga dini hari untuk masuk ke rumah sakit.

Menurut Radio Free Asia, nomor panggilan darurat 120  juga kolaps. Seorang netizen mengatakan bahwa seorang lansia di keluarganya sakit parah, tetapi antrian untuk panggilan 120 melebihi urutan 4000. Seorang operator 120 di Beijing mengatakan kepada wartawan tanpa ragu-ragu bahwa ada lebih dari 40 orang yang menunggu ambulans pada saat panggilan telepon.  Jika mereka terinfeksi, mereka dapat pergi sendiri ke rumah sakit, mereka tidak harus menunggu ambulans, yang tidak akan tiba selama enam jam.

Keruntuhan perawatan kesehatan tak hanya berdampak kepada pasien sakit parah yang terinfeksi, tetapi pasien sakit kritis lainnya juga berada dalam ambang bahaya.

Media Tiongkok dan Hong Kong mengutip seorang anggota keluarga pasien kanker paru-paru  mengatakan bahwa hanya sembilan rumah sakit di Beijing yang masih bisa membuat janji untuk kemoterapi, sementara sebagian besar rumah sakit lainnya telah menutup departemen onkologi mereka dan hanya merawat pasien yang disebut “sakit kritis”. Seorang relawan dari kelompok kanker mengungkapkan bahwa ribuan pasien kanker di Beijing  tidak dapat menerima kemoterapi karena merebaknya wabah.

Selain Beijing, kota Shijiazhuang di Hebei dan Harbin di Heilongjiang juga dilaporkan berisiko bagi pasien kanker paru-paru dan pasien glomerulonefritis. Pasalnya, mereka juga mengalami kesulitan mencari perawatan medis.

Saat ini Partai Komunis Tiongkok ambruk di banyak tempat dalam memerangi pandemi, para pejabat telah melakukan semua yang mereka bisa untuk mempromosikan gagasan bahwa “virus itu tak menakutkan” dan  kasus-kasus yang dicurigai penyakit serius serta kematian menjadi hal tabu untuk dilaporkan. Beberapa media di daratan hanya  melaporkan situasi berbahaya dari orang-orang yang tidak terinfeksi dengan penyakit serius.

Namun, menurut berita yang beredar di internet, meskipun tingkat keparahan dan  kematian strain Omicron relatif rendah, peningkatan penularan yang cepat dan runtuhnya sistem medis juga akan membunuh banyak orang yang terinfeksi, terutama orang lansia dengan kondisi medis berisiko, dan sejumlah besar kematian telah terjadi.

Menurut berbagai laporan di internet,   pemakaman di Beijing sudah mulai kelebihan beban. Baru-baru ini, rilis obituari untuk para pensiunan lansia di situs web Universitas Tsinghua telah menarik perhatian luas.

Pemodelan dari para dokter dan kelompok media yang beredar di Internet menunjukkan bahwa, berdasarkan tingkat kematian Omicron di Hong Kong, secara kasar dapat dihitung bahwa setidaknya 30.000 orang yang terinfeksi akan meninggal dunia di Beijing. Mengingat tingkat polusi udara yang tinggi di sejumlah tempat seperti Beijing, tingkat vaksinasi yang efektif lebih rendah daripada di Hong Kong. Tingkat kematian di Beijing hanya akan lebih tinggi ketika pihak berwenang “ambruk sepenuhnya”.

Baru-baru ini, menurut berita dari kelompok medis, tiga anak dari Shijingshan, Tangshan dan Yanjiao meninggal dunia di Rumah Sakit Anak Beijing,  setelah menderita demam tinggi. Mereka masing-masing berusia 13 tahun, 8 tahun dan 2,5 tahun. Mereka awalnya sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit bawaan.

Selain itu, seorang wanita berusia 32 tahun meninggal dunia karena terus menerus mengalami demam tinggi  di Kota Nanchong, Provinsi Sichuan.

Lebih dari 700 Orang Terinfeksi dalam Sehari di Rumah Sakit Beijing, Hingga Pensiunan Nakes Diminta Kembali Bekerja,  Pakar: Badai Datang Terlalu Cepat

0

Li Enzhen/Zhu Xinrui

Setelah pelonggaran peraturan pencegahan epidemi Partai Komunis, epidemi menyebar dengan cepat di Beijing, dengan jumlah pekerja perawatan kesehatan yang terinfeksi di Beijing melonjak. Dilaporkan bahwa lebih dari 700 orang terinfeksi di rumah sakit umum kelas tiga di Beijing. Menurut Zeng Guang, seorang ahli pencegahan epidemi, “badai telah datang terlalu cepat”. Sementara itu, Sun Chunlan, Wakil Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok, memeriksa sejumlah rumah sakit dan apotek di Beijing.

Menurut laporan resmi Partai Komunis, Pada  11 Desember, klinik rawat jalan demam Beijing menerima kunjungan 22.000 pasien, 16 kali lebih banyak dari seminggu sebelumnya. 120 panggilan darurat memuncak pada  9 Desember, dengan 31.000 panggilan dalam 24 jam, enam kali lipat dari jumlah normal.

Pada konferensi pers tentang pencegahan dan pengendalian epidemi pada 12 Desember, pejabat Beijing membuat pengakuan langka tentang kekurangan obat, dengan mengatakan bahwa “perkembangan epidemi yang cepat telah menyebabkan tekanan yang lebih besar pada layanan medis dan pasokan obat dalam jangka pendek”. Ia juga mengatakan  jumlah klinik demam di rumah sakit kota  meningkat dari 94 menjadi 303 klinik.

Pada 13 Desember, Sun Chunlan, Wakil Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok, mengunjungi Rumah Sakit Chaoyang Beijing, Institut Pediatri Ibu Kota, Rumah Sakit Tianyangliu yang berafiliasi dengan Universitas Tsinghua dan rantai pasokan farmasi. Dia mengatakan bahwa jumlah infeksi baru di Beijing meningkat dengan cepat dan  “puncak epidemi akan diatasi dengan lancar”.

Dalam dua minggu terakhir, Omicron telah merobek-robek banyak garis pertahanan rumah sakit di Beijing, demikian menurut Badian Jianwen, sebuah wadah pemikir Tiongkok yang berfokus pada industri medis dan kesehatan. Jumlah petugas kesehatan yang terinfeksi melonjak dari belasan menjadi ratusan. Jumlah infeksi di rumah sakit besar di kota-kota tingkat pertama juga telah melonjak dari satu digit menjadi hampir 1.000.  “Menjaga orang tetap hidup dan mempertahankan unit rawat inap” telah menjadi tujuan utama beberapa rumah sakit.

Pada saat yang sama, rumah sakit dibanjiri pasien dan klinik demam penuh atau bahkan terpaksa ditutup, dengan beberapa pasien harus mengantri sepanjang malam untuk menemui dokter.

Seorang anggota staf rumah sakit perawatan tersier di Beijing  mengatakan bahwa hanya dalam sehari, rumah sakitnya dites lebih dari 700 orang positif, dengan hampir semua staf di beberapa spesialisasi terpengaruh, sehingga hanya menyisakan satu dokter di departemennya. 

Pada  7 Desember, menurut Ma Xiang (nama samaran), seorang administrator di rumah sakit spesialis tersier utama lainnya di Beijing, mengatakan jumlah staf yang tidak dapat melapor untuk bekerja setiap hari karena mereka positif COVID-19, atau karena anggota keluarga atau kolega mereka positif, telah terakumulasi menjadi sekitar 700 orang. Angka ini sekitar 20% dari jumlah staf di rumah sakit seperti yang dipublikasikan di situs web resmi rumah sakit.

Di Baoding, Hebei, tidak jauh dari Beijing, responden melaporkan bahwa di sebuah rumah sakit sekunder di kota tersebut, sepertiga dokter sudah positif COVID-19, sepertiga menunjukkan gejala dan hanya menunggu hasil tes selesai, sementara sepertiga dokter terakhir yang negatif dan positif menjadi negatif berjuang untuk mendukung rumah sakit tetap beroperasi.

Tian Jing (nama samaran) dari departemen neonatologi rumah sakit mengatakan, “Departemen kami sudah dianggap paling santai. ​​Departemen seperti departemen pernapasan, departemen infeksi, departemen gawat darurat, dan departemen neurologi tidak dapat menunggu hasil negatif antigen, dan harus kembali untuk bekerja tanpa gejala yang jelas. Jika tidak, diagnosis normal dan aktivitas klinik tidak dapat dipertahankan.”

Dilaporkan bahwa sejak November tahun ini, epidemi telah merebak di kota Y di provinsi Shanxi selatan, menginfeksi ribuan orang. Rumah sakit yang ditunjuk dan Rumah Sakit Darurat  sudah penuh sesak.

“Kepala departemen rawat inap rumah sakit, He Ying Ying (nama samaran), mengatakan,” Sejak 6 Desember, rencana untuk mengoptimalkan perawatan medis telah dikeluarkan di tingkat nasional, provinsi, dan kota, tetapi tanpa diduga, epidemi tiba hingga implementasi kebijakan menjadi  berantakan.

Pada 9 Desember, seorang dokter dari rumah sakit kelas tiga lainnya di Beijing mengatakan, “Prioritas utama rumah sakit sekarang adalah memastikan bahwa pekerjaan tidak boleh berhenti. Oleh karena itu, selama dokter dan perawat tidak menunjukkan gejala, mereka dapat bekerja. “

The Paper melaporkan pada 13 Desember bahwa menurut Zeng Guang, mantan kepala ilmuwan CDC Tiongkok, “badai epidemi datang terlalu cepat, dan banyak staf medis terinfeksi. Bagaimana memastikan operasi normal rumah sakit telah menjadi fokus perhatian.”

Zeng Guang percaya dalam menghadapi peningkatan pasien secara besar-besaran, desakan para  perawatan kesehatan Beijing untuk bekerja yang hanya mengalami  infeksi tanpa gejala mirip dengan  “yang terluka ringan juga harus berjuang ke garis depan” selama perang.

Zeng Guang juga mengatakan bahwa jika petugas kesehatan yang saat ini terinfeksi tidak bertugas, maka kerugiannya akan lebih besar lagi dan pasien tidak akan bisa masuk ke rumah sakit, sehingga menyebabkan masalah yang lebih besar. Beberapa rumah sakit di Beijing telah meminta pensiunan pekerja perawatan kesehatan di bawah usia 65 tahun untuk mengambil posisi mereka. (hui)

Saya Berpuasa Hanya Minum Air Selama 3 Hari yang Menyiksa, tapi Saya Akan Melakukannya Lagi

0

Jennifer Margulis

Teman saya Lynn mengirimi saya artikel Epoch Times tentang bagaimana puasa membantu orang sembuh dari COVID yang lama dan cedera akibat vaksin COVID. Saya membalas pesannya bahwa rekan penulis saya, ahli genetika molekuler Dr. Joe Wang, dan saya juga sedang meneliti dan menulis tentang puasa sebagai cara untuk menginduksi autophagy, yang merupakan proses seluler untuk membersihkan limbah dan racun dari dalam sel Anda.

Jadi ketika Lynn menelepon pada hari yang sama untuk mengatakan bahwa dia ingin melakukan puasa air saja, saya memutuskan untuk bergabung dengannya.

Manfaat Puasa Bagi Kesehatan

Lynn, yang berjuang melawan berat badannya, telah melakukan puasa beberapa hari sebelumnya. Saya berpuasa untuk Yom Kippur, hari penebusan Yahudi, tetapi saya tidak pernah berpuasa lebih dari satu setengah hari. Namun, saya telah membaca tentang manfaat puasa bagi kesehatan selama bertahun-tahun.

Antara lain, penelitian menunjukkan bahwa puasa memperlambat pertumbuhan sel kanker, dapat membantu membalikkan diabetes dan gangguan kesehatan akibat gaya hidup lainnya, sangat membantu pasien yang berjuang melawan obesitas, memiliki manfaat kognitif, dan bahkan meningkatkan umur yang sehat.

Karena suami dan putri saya bepergian, saya tidak perlu memasak untuk siapa pun. Jadi saya bersemangat untuk mencobanya. Saya berbicara dengan Lynn pada 29 Oktober, dan saya makan terakhir pada 30 Oktober pukul 2 siang.

Untuk melakukan puasa air tiga hari saja, saya harus tidak makan apa pun dan hanya minum air sampai sore hari tanggal 1 November.

Hari ke-1

Melewatkan makan malam pada 30 Oktober itu mudah. Pada 24 jam pertama, yang sangat berat bagi Lynn sehingga dia menyerah dan makan malam, adalah sepotong kue. Mungkin karena saya telah melakukan puasa intermiten versi saya sendiri selama beberapa tahun. Saya biasa- nya tidak makan sarapan. Saat saya merasa makan berlebihan atau mengonsumsi terlalu banyak makanan tidak sehat, terkadang saya melewatkan makan malam, sarapan, atau keduanya.

Saya benar-benar masuk ke kebiasaan sehat ini dengan memberikan jeda yang lebih lama di antara waktu makan setelah memulai perjalanan penurunan berat badan pada bulan September 2015. Saat itu, saya membutuhkan waktu 10 bulan untuk menurunkan 6,8 kg.

Saya seorang omnivora. Saya memakan semua, mulai dari kaki ayam hingga jangkrik goreng (makanan lezat di Nigeria, Afrika Barat, tempat saya dan keluarga menghabiskan satu tahun pada 2006). Tapi saya memuji penurunan berat badan sebagian besar karena perubahan pola makan.

Bagi saya, beralih ke pola makan nabati (saya masih makan daging, tetapi dalam jumlah kecil dan tidak setiap hari), membuat perbedaan. Berat badan saya perlahan turun 9 kg. Tinggi saya 1,67 meter dan beratnya sekitar 59 kg, meskipun itu berfluktuasi.

Kesengsaraan Senin

Namun dengan menyesal saya laporkan bahwa perasaan nyaman dan energi yang meningkat yang saya bangun pada awal 31 Oktober berubah tiba-tiba setelah saya menyelesaikan tiga jam menulis.

“Saya lapar,” saya mengirim sms ke Lynn pada pukul 8:35 pagi.

Dia menulis kembali, “Astaga, sudah lima menit.”

Saya menulis, “Kelaparan, terbuang sia-sia.”

Dia menjawab, “Saya akan menelepon koroner.”

Lynn memberiku kata-kata pedas. Dia menyuruh saya melepas celana bayi saya, dan memakai baju GI Jane, dan minum air sebanyak yang saya bisa setiap kali perut saya keroncongan.

Inspirasi Dari Dr. Jason Fung

Saya menghabiskan pagi hari di kantor tetapi mulai merasa sangat kesal sekitar pukul 11 pagi, 19 jam setelah puasa. Saya mengirimkan artikel saya sekitar pukul 1 siang.

Setelah merasa pulih kembali, saya bersepeda sejauh 10 mil ke rumah Lynn, yang memakan waktu sekitar satu jam. Lynn (yang suaminya juga berada di luar kota) dan saya menghabiskan sisa  hari itu dengan menonton ceramah Dr. Jason Fung, seorang nephrologist Kanada yang memperjuangkan puasa (baik intermiten dan jangka panjang) untuk menurunkan berat badan dan diabetes. Kami menenggak air yang disaring dengan garam puasa di dalamnya, dan beristirahat. Saya bukan penggemar tidur siang, tapi saya tertidur beberapa kali.

Jennifer Margulis menceritakan pengalamannya menjalani 72 jam tanpa makanan, hanya dengan air dan sedikit garam puasa untuk makanan. (Ronda Snyder)

Seperti yang ditunjukkan Dr. Jason dalam kuliah tahun 2019 yang telah disaksikan oleh 7,7 juta orang, sebagian besar dokter medis yang terlatih secara konvensional (yang pendekatan “anti-logika” terhadap kesehatan manusia tidak pernah berhenti mengejutkannya) hanya tahu sedikit tentang puasa. Sayangnya, banyak dokter allopathic tidak tertarik untuk mendidik diri mereka sendiri.

Namun, menurutnya, terlepas dari sikap tertutup institusional ini, puasa adalah teknik penurunan berat badan yang efektif dan juga baik untuk tubuh dalam banyak hal lainnya. menurut Dr. Jason, ini bekerja jauh lebih baik daripada saran konvensional untuk mengurangi kalori dan meningkatkan olahraga, yang mengarah pada penambahan berat badan lebih banyak dari waktu ke waktu. Kontestan acara The Biggest Loser tidak mengadakan reuni karena sebagian besar telah mendapatkan kembali semua berat badan yang hilang, jelasnya dalam kuliah 2019.

Dr. Jason juga menyebutkan bahwa beberapa atlet elite—yang tidak ingin menurunkan berat badan—juga berpuasa karena memberi mereka keunggulan kompetitif. Apakah Anda lebih suka menjadi serigala lapar atau singa yang kenyang, dia bertanya kepada penonton secara retoris.

Manfaat Puasa

Dr. Jason telah menulis beberapa buku tentang puasa, termasuk buku terlaris “Panduan Lengkap Puasa: Sembuhkan Tubuh Anda Melalui Intermiten, Hari Alternatif, dan Puasa yang Diperpanjang.”

Menurut Dr. Jason, ada banyak manfaat puasa beberapa hari:

  • Gratis
  • Nyaman
  • Menambah waktu Anda (karena Anda tidak memasak, makan, atau bersih-bersih setelah makan)
  • Tidak didasarkan  pada  perubahan pola makan
  • Membantu Anda menurunkan berat badan
  • Ini menurunkan kadar glukosa darah
  • Mengurangi ketergantungan  Anda pada pengobatan
  • Memiliki manfaat kognitif yang positif, membuat Anda merasa lebih waspada dan berpikiran jernih

Hari Terasa Lebih Buruk

Semua teori ini kedengarannya hebat, tetapi setelah saya mengangkat sepeda saya ke belakang mobil Lynn dan dia mengantar saya pulang, saya menyadari bahwa kaki saya sakit dan saya kelelahan.

“Aku sangat lapar,” saya mengirim SMS ke Lynn pada pukul 10:58 pada 1 November.

Meskipun di  pagi  hari  yang  produktif dan energik, saya akhirnya mengalami sakit kepala akibat menghindari kafein yang saya pikir telah terbebas darinya, dan sejujurnya seluruh tubuh saya terasa sakit. “Mengapa hari ini lebih sulit?” Saya menulis.

Lynn membalas, “Karena ini belum besok.” Saya menjawab, “Kapan besok?”

Lyn meneleponku.

“Fokus pada autophagy,” tegurnya. “Tubuhmu saat ini sedang sibuk melakukan keajaiban. Ia membongkar barang-barang lama yang rusak, seperti komponen mobil yang berkarat, dan membuatnya kembali mengkilap dan baru. Itu ajaib.

Autophagy adalah bagaimana sel menangani bagian yang rusak atau kekurangan makanan. Setiap sel mengandung organel, yang seperti organ sel. Ketika sel kehabisan makanan atau ketika salah satu organel ini berhenti berfungsi dengan baik, maka sel memecahnya dan mengubahnya menjadi nutrisi penting untuk membangun organel baru atau menciptakan energi agar sel tetap hidup. Saat kita mengonsumsi makanan, sel perlu memprosesnya dan melakukan berbagai pekerjaan lain, sehingga mereka hanya dapat melakukan autophagy dengan benar saat kita tidak makan. Jika sel adalah pabrik kecil, maka autophagy adalah cara mereka menjaga agar semua mesin tetap dalam kondisi prima dan berjalan lancar.

Sayangnya, memikirkan autophagy tidak membuat saya merasa lebih baik.

Meskipun saya masih memiliki pekerjaan yang belum selesai, saya benar-benar sengsara. Saya menyerah mencoba menulis, dan sebagai gantinya, saya duduk di luar di kursi rotan di bawah sinar matahari. Rasanya menyembuhkan dan memulihkan, seperti tubuh saya memakan sinar matahari. Saya tetap berada di luar sampai matahari terbenam di bawah garis atap.

Segalanya berubah dari menyedihkan menjadi putus asa. Saya mulai merasa mual. Saya pergi ke kamar mandi ribuan kali, saya berkeringat terus menerus, dan kepala saya masih sakit. Sangat buruk sehingga saya tidak bisa lagi minum air karena seteguk kecil pun membuat saya mual. Saat itu, yang bisa saya lakukan hanyalah berbaring di sofa. Saya terlalu sengsara bahkan untuk memeriksa Facebook.

Saya melakukan video call Rick Kirschner, seorang dokter naturopati yang tinggal di Sandpoint, Idaho, yang telah melakukan banyak puasa dalam hidupnya, untuk menanyakan apakah saya akan mati. Dia dan istrinya sama-sama berusia 70-an, sehat, kurus, dan energik.

Ricky dan Lindea asyik membicarakan tentang manfaat puasa dan makan sehat. Lindea bahkan pernah berpuasa selama 20 hari, kata Ricky kepada saya, sesuatu yang tidak dia rekomendasikan.

Ricky memarahiku karena bersepeda, sambal memasukkan buah pir kering ke dalam mulutnya. Melihatnya makan malah membuat perutku keroncongan.

“Kamu perlu istirahat,” katanya. “Berjalan lambat baik-baik saja tetapi bersepeda sejauh 10 mil? Itu bodoh, Nak.”

Selasa malam

Begitu  hari  sudah  gelap,  saya  naik ke atas untuk tidur. Saya langsung tertidur tetapi bangun untuk pergi ke kamar mandi. Kepalaku masih berdenyut, dan aku merasakan sakit baru yang menambah daftar penderitaanku: gigi yang pernah retak tetapi sembuh sendiri di rahang bawahku, kini berdenyut nyeri, dan otot psoas di pinggul kiriku juga menyiksaku, akibat cedera bermain bola basket sejak berabad-abad yang lalu.

Sebelumnya pada hari itu, Lynn membacakan saya sesuatu yang menjelaskan bahwa begitu tubuh Anda terlibat dalam autophagy dan Anda tidak memasukkan makanan ke dalam sistem Anda untuk sementara waktu, sel Anda akan kembali dan memperbaiki luka lama. Literatur medis menegaskan bahwa ini berlaku untuk luka kulit dan mata, meskipun para ilmuwan yang menulis dalam jurnal Biomedicines mengatakan bahwa “mekanismenya belum dipahami dengan jelas”.

Pasti ada penyembuhan serius yang terjadi di sisi kiri tengkorak saya. Setiap kali saya bangun, saya berbicara dengan sakit kepala saya. Tetap saja, terlepas dari semua ketidaknyamanan itu, anehnya saya merasa santai dan damai. Saya tidak punya keinginan untuk membaca atau melihat ponsel saya, dan saya tidak stres karena tidak tidur. Sepertinya saya telah memasuki kondisi Zen. Aku hanya ada, di sana dalam kegelapan. Nyatanya, saya sangat tenang dan terpusat sehingga saya tertidur kembali setiap saat. Jadi meskipun saya harus bangun sembilan kali pada tanggal 1 November, di pagi hari, saya merasa jauh lebih baik. Dan rasa mual itu, untungnya, hilang sama sekali.

Hari ke-3

Saat Anda memberi tahu orang-orang bahwa Anda puasa air, Anda menemukan bahwa banyak orang lain juga melakukannya. Teman saya Dan, yang memiliki perusahaan konstruksi di East Bay, California, mengirim sms kepada saya bahwa dia telah berpuasa beberapa kali setiap tahun selama 2-3 hari setiap kali. Bahkan dia melakukan puasa tujuh hari beberapa kali. “Lapar hilang, dan Anda mengembangkan indra manusia super,” kata Dan. “Penglihatan, penciuman menjadi sangat intens. Anda tidak tidur, dan Anda memiliki lebih banyak energi daripada yang pernah Anda miliki.”

Tapi, dia mencatat, “Hari ke-3 adalah yang terburuk. Banyak.”

Pengalaman setiap orang berbeda. Meskipun kaki saya masih sakit akibat bersepeda dan saya tidak mendapatkan manfaat yang dijanjikan dari kejernihan mental atau energi ekstra, ada sesuatu yang memberdayakan saat mengetahui bahwa saya berada di bagian terakhir. Hari ke-3, dengan hadiah makanan di sore hari, terbukti 1.000 kali lebih mudah daripada Hari ke-2. Saya membuat sepanci besar kaldu sayuran organik, dan rumah itu dipenuhi dengan aroma bawang, wortel, bawang putih, dan daun bawang yang mendidih di atas kompor. Saya berfantasi tentang minum secangkir kaldu — yang disarankan Ricky untuk saya lakukan ketika saya merasa sangat sakit sehari sebelumnya. Yang bisa saya pikirkan hanyalah memakan kentang yang telah saya masak di dalamnya, bersama dengan salad organik. Saya terus melihat jam tangan saya dan menghitung berapa jam tersisa di jari saya. Seorang teman pernah mengatakan kepada saya bahwa dia tidak takut dengan rasa sakit saat melahirkan secara alami. Dia tahu itu terbatas, dan dia tahu dia bisa menahannya karena itu akan berakhir. Tetapi meskipun saya berfantasi tentang makanan, rasa lapar itu secara ajaib hilang. Aku merasa sangat bangga pada diriku sendiri. Sebagian kecil diriku bersyukur masih hidup. Ketika saya pertama kali mendengar tentang puasa jangka panjang, saya pikir itu terdengar mematikan dan berpotensi mematikan.

Lynn mengakui bahwa dia telah berbuka puasa lagi — dia juga makan malam pada Hari ke-2. Tapi, katanya, dia tidak punya gula, yang merupakan masalah yang dia perjuangkan. Peradangan di salah satu kakinya telah berkurang begitu banyak sehingga tidak lagi menyakitinya, dan dia mulai merasa baikan.

Lonceng gereja berdentang pada pukul 2 siang, yang berarti saya diperbolehkan makan. Tapi toh aku menunggu sedikit lebih lama. Makanannya enak, setiap gigitannya penuh dengan rasa. Saya sangat berterima kasih—kepada Ibu Pertiwi, Tuhan, dan alam semesta—sehingga saya hampir menangis. Dan benar: Matahari tampak lebih bersinar, dan tetangga yang saya lewati di jalan tampak lebih ramah.

Pelajaran yang Dipetik

Belakangan saya mengetahui bahwa saya membuat beberapa kesalahan dengan puasa ini. Seorang spesialis metabolisme memberi tahu saya bahwa saya harus minum air dengan garam puasa selama tiga hari, tidak hanya di Lynn’s.

Dokter medis lain yang menganjurkan puasa mengatakan saya harus menelan arang aktif ketika saya mulai merasa sangat sakit. Teorinya adalah bahwa racun dilepaskan dan arang membantu menyerapnya dan mengeluarkannya dari sistem Anda.

Saya juga seharusnya tidak terlalu aktif secara fisik sejak awal. Dan saya mungkin harus mengikuti saran Ricky dan minum kaldu tulang daripada menderita akibat begitu keras kepala.

Puasa itu menyedihkan. Sehari kemudian, saya merasa seperti satu juta dolar. Terlalu dini untuk mengetahui apakah saya menuai manfaat kesehatan jangka panjang. Namun tetap saja, saya tidak sabar untuk melakukannya lagi. (jen)

Bentrokan di Perbatasan Tiongkok – India, Beberapa Tentara Terluka

0

 oleh Li Mei dan Lin Mingdi

Baru 2 tahun berselang konflik tentara perbatasan antara Tiongkok dan India kembali terjadi dan kedua belah pihak terdapat korban. Pada Selasa (13 Desember) India menuduh tentara perbatasan Tiongkok memprovokasi insiden tersebut, tetapi pihak Tiongkok hanya memberikan tanggapan yang mendatar.

Pada Selasa, warga sipil di India membakar bendera RRT dan produk Tiongkok sebagai ungkapan kemarahan mereka atas bentrokan yang terjadi antara tentara penjaga perbatasan kedua negara.

Pada Jumat (9 Desember) tentara penjaga perbatasan India dan Tiongkok bentrok di Tawang, Arunachal Pradesh, distrik yang berbatasan dengan kedua negara. Korban terjadi di kedua belah pihak.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan kepada Kongres pada Selasa bahwa tentara India berhasil menggagalkan serangan tentara Tiongkok ke wilayah India, memaksa mereka mundur.

Rajnath Singh mengatakan : “Pada 9 Desember 2022, tentara komunis Tiongkok menyerang garis kendali aktual di wilayah Sungai Yangtze di Tawang, India, mereka mencoba secara sepihak untuk mengubah status quo. Dan tak terelakkan bentrokan fisik terjadi”.

Singh mengatakan bahwa setelah kejadian tersebut, komandan lokal membahas masalah tersebut pada hari Minggu dan meminta pihak Tiongkok untuk menghentikan tindakan serupa demi menjaga perdamaian perbatasan.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan : “Saya ingin meyakinkan DPR bahwa militer kami berkomitmen penuh untuk melindungi integritas teritorial”.

Militer India mengatakan sedikitnya 6 orang tentara India terluka. Menurut laporan, tentara Tiongkok yang terlibat dalam insiden itu berjumlah sekitar 300 orang, sehingga korban luka di pihak mereka lebih banyak.

Namun, tanggapan resmi pemerintah Tiongkok terhadap insiden tersebut sangat datar.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan : “Saat ini situasi di perbatasan Tiongkok – India secara umum cukup stabil”.

Ini adalah konflik kedua antara tentara penjaga perbatasan India dengan Tiongkok sejak Juni 2020. Dan kedua belah pihak militer mengklaim bahwa daerah itu adalah garis kontrol milik mereka. (sin)

Militer Tiongkok Mengirim Sejumlah Besar Pembom Nuklir H-6 untuk Mengganggu Taiwan

oleh Li Yan

Militer partai komunis Tiongkok terus meningkatkan upayanya untuk mengganggu Taiwan. Pada  Selasa (13/12) Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan menyatakan bahwa militer partai komunis Tiongkok telah mengirim 18 unit pembom nuklir H-6 untuk mengganggu Taiwan dengan memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dalam jumlah yang memecahkan rekor selama ini.

Ke-18 pembom itu adalah bagian dari 21 pesawat tempur Tiongkok yang memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Barat Daya (ADIZ) Taiwan dalam 24 jam dari Senin pagi hingga Selasa pagi, kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan pihaknya terus memantau dan menggunakan pesawat tempur dan sistem rudal berbasis darat untuk melacak pesawat tempur Tiongkok.

Ini adalah jumlah pembom H-6 terbanyak dalam periode 24 jam sejak Taipei mulai menerbitkan data harian tentang campur tangan jet tempur partai komunis Tiongkok pada tahun 2020.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Tiongkok terus mengancam untuk “menyatukan” Taiwan yang demokratis dengan daratan Tiongkok yang otoriter, bahkan jika perlu menggunakan kekerasan.

Sejak awal tahun ini, ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat secara signifikan. Pemerintah partai komunis Tiongkok bahkan memanfaatkan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada bulan Agustus tahun ini untuk menyelenggarakan serangkaian latihan militer.

Sejak saat itu, Beijing meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, mengirim pesawat tempur melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Selama beberapa dekade, garis median di Selat Taiwan telah berfungsi sebagai garis pemisah tidak resmi antara daratan dengan Taiwan. Sangat jarang pesawat militer Tiongkok melecehkan Taiwan dengan melewati garis median tersebut.

Pada November, Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Xi Jinping di KTT Kelompok 20 (G20) di Indonesia. Itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara keduanya sejak Biden menjadi presiden. Setelah itu, Biden menyebut pertemuan tiga jam itu sebagai pertemuan yang berlangsung secara terbuka dan jujur. Saat itu Biden juga menyatakan keraguannya mengenai Tiongkok akan menginvasi Taiwan dalam waktu dekat.

Sebelumnya, beberapa ahli memperkirakan bahwa Tiongkok berpotensi untuk menyerang Taiwan pada akhir tahun 2023.

Setelah pembicaraan Biden – Xi Jinping, besar kemungkinan kerja sama iklim antar kedua negara tersebut akan dilanjutkan. Ini juga merupakan bagian dari serangkaian perjanjian yang lebih luas antara Xi dengan Biden. Tiongkok sebelumnya menghentikan pembicaraan sebagai pembalasan atas kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan. (sin)

Apakah Tiongkok dan Jepang Ditakdirkan untuk Berperang?

0

John Mac Ghlionn

Saat saya menulis ini, hubungan antara Tiongkok dan Jepang berada pada titik terendah dalam 50 tahun. Fumio Kishida, perdana menteri Jepang, baru-baru ini menuduh Tiongkok secara agresif melanggar kedaulatan Jepang dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. 

Kini, ketika kedua negara bertetangga ini bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Asia Timur dan sekitarnya, beberapa komentator khawatir bahwa perang antara Tiongkok dan Jepang adalah kemungkinan yang berbeda.

Sekarang sudah 50 tahun sejak Tiongkok dan Jepang menormalkan hubungan diplomatik. Sangat disayangkan, kemudian, bahwa kebencian anti-Jepang  meningkat di Tiongkok. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah lembaga think tank Jepang dan penerbit Tiongkok, sekitar 66 persen warga Tiongkok memiliki kesan buruk tentang Jepang, dan 90 persen orang Jepang memiliki pandangan yang tidak menguntungkan tentang Tiongkok.

Selama bertahun-tahun, Tokyo dan Beijing telah berselisih atas Kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang dan diklaim Tiongkok (dikenal sebagai kepulauan Diaoyu di Tiongkok). Meskipun Jepang telah mengendalikan kepulauan tak berpenghuni sejak tahun 1895, Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara aktif menentang kontrol Jepang. Mengapa? Karena cadangan gas yang berpotensi menguntungkan di sekitar kepulauan tersebut. Pada minggu terakhir bulan November, sejumlah kapal penjaga pantai Tiongkok, termasuk satu kapal yang dilengkapi dengan senjata 76 mm, terlihat berada di dekat pulau-pulau tak berpenghuni itu.

Pada saat yang sama, Tiongkok melakukan latihan militer di perairan yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, sebuah wilayah di mana Jepang, sebuah negara berdaulat, memiliki yurisdiksi atas sumber dayanya.

Meningkatnya Ketegangan

Yang cukup mengkhawatirkan, di Tiongkok, suasana hati telah memburuk sampai pada suatu titik, bahkan tanda-tanda terkecil dari budaya Jepang pun diserang. Pada Agustus, seorang wanita muda, menurut laporan yang dapat dipercaya, ditangkap, ditahan selama berjam-jam, dan dituduh menyebabkan masalah. Kejahatannya? Mengenakan kimono Jepang dan mengambil foto di jalanan Suzhou, sebuah kota di sebelah barat Shanghai.

Tiga hari setelah petugas polisi menargetkan wanita muda itu, Akiba Takeo, kepala Sekretariat Keamanan Nasional Jepang, terbang ke Tiongkok untuk bertemu dengan Yang Jiechi, penasihat senior urusan luar negeri PKT. Pasangan ini membahas intimidasi PKT terhadap Taiwan dan latihan militer Tiongkok di ZEE Jepang. Berdasarkan semua laporan, diskusi berlangsung tegang. Seperti yang dilaporkan Voice of America, Yang mengatakan kepada Takeo bahwa “masalah Taiwan berkaitan dengan fondasi politik hubungan Tiongkok-Jepang dan kepercayaan dasar serta itikad baik di antara kedua negara.” Dengan kata lain, Jepang harus menganut prinsip “satu-Tiongkok”. Untuk memperjelas maksudnya, Yang menambahkan, “Jepang harus … membentuk persepsi yang benar tentang Tiongkok, mengejar kebijakan Tiongkok yang positif, pragmatis, dan rasional, dan menjunjung tinggi arah yang benar dari pembangunan damai.”

Tak seperti banyak negara lain, Jepang tidak mengakui klaim “kepemilikan” PKT atas Taiwan. Shinzo Abe, perdana menteri terlama Jepang yang dibunuh pada Juli, memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan antara Taipei dan Tokyo. Seperti yang sebelumnya dicatat oleh Council of Foreign Relations (CFR), sebelum Abe menjadi perdana menteri, “Para pejabat Jepang sangat tidak nyaman berbicara tentang potensi penggunaan kekuatan Tiongkok terhadap Taiwan, implikasi dari langkah semacam itu bagi keamanan Jepang, dan bagaimana Jepang harus menanggapi skenario semacam itu.” Namun, Abe mengakui ancaman yang berasal dari Beijing. Dia mulai mengarahkan kembali kebijakan Jepang terhadap pulau itu. Selain itu, dia mulai “secara terbuka menekankan nilai-nilai bersama antara Jepang dan Taiwan,” merujuk pada pemerintah Taiwan sebagai “mitra penting” dan “teman yang berharga.”

Abe telah tiada, tetapi karyanya tetap hidup. Masyarakat Taiwan menyukai Jepang dengan tulus. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah lembaga penelitian yang ditugaskan oleh kedutaan de facto Tokyo di Taipei menemukan bahwa 60 persen orang Taiwan sekarang memandang Jepang sebagai negara asing favorit mereka, dengan 70 persen responden, rekor tertinggi, memandang hubungan Taiwan-Jepang dalam sudut pandang yang baik. Lebih dari tiga perempat orang Taiwan mengatakan bahwa mereka memiliki kedekatan dengan Jepang.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) dan pejabat Taiwan berfoto bersama delegasi Jepang di kantor kepresidenan di Taipei, Taiwan, pada 28 Juli 2022. (Kantor Kepresidenan Taiwan via AP)

Ikatan erat antara Taiwan dan Jepang dapat menjelaskan sentimen anti-Jepang. Ikatan erat lainnya, ikatan antara Tokyo dan Washington, juga membuat marah Beijing. Di mata PKT, teman Amerika Serikat, secara default, adalah musuh komunis Tiongkok. Fakta ini tidak hilang pada Jepang dan Amerika Serikat, dua negara yang mengakui bahaya yang ditimbulkan oleh para lalim di Beijing.

Jepang adalah anggota Quadrilateral Security Dialogue (QSD), sebuah inisiatif strategis yang awalnya diperkenalkan Abe pada tahun 2007. Anggota lainnya termasuk Australia, India, dan Amerika Serikat. Pada 2007, Quad terhambat ketika Kevin Rudd, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri Australia, menjadi gugup tentang meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. QSD dibekukan hingga tahun 2017, ketika Abe, Perdana Menteri Australia saat itu Malcolm Turnbull, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden AS saat itu, Donald Trump, memutuskan untuk membangkitkan kembali aliansi tersebut. Dalam lima tahun sejak kelompok ini bersatu kembali, sebagian besar dialog telah berpusat di sekitar Tiongkok. Lebih khusus lagi, aktivitas Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Tampaknya Jepang berkomitmen kuat untuk melawan ancaman dari rezim Tiongkok. Tetapi Jepang tidak bisa melakukannya sendiri. QSD harus tetap kuat, terutama sekarang karena poros Tiongkok-Rusia-Iran yang sedang muncul berusaha keras untuk menciptakan tatanan dunia baru. Seiring dengan tumbuhnya kekuatan poros ini, kita berekspektasi lebih banyak lagi “kejahatan dan kemalangan” yang akan terjadi.

Dalam jangka pendek, perang antara negara-negara Asia Timur tak mungkin terjadi. Namun, jika hubungan terus memburuk, prospek peperangan di masa depan tidak boleh dikesampingkan.

John Mac Ghlionn adalah seorang peneliti dan penulis esai. Dia meliput psikologi dan hubungan sosial, dan memiliki minat dalam disfungsi sosial dan manipulasi media. Karyanya telah diterbitkan antara lain oleh New York Post, The Sydney Morning Herald, Newsweek, National Review, dan The Spectator US.

Pendiri Bursa Kripto FTX Ditangkap di Bahama, Mungkin akan Diekstradisi ke Amerika Serikat

Chen Ting

Pendiri dan mantan CEO bursa mata uang kripto FTX, Sam Bankman-Fried, ditangkap di Bahama pada  Senin (12/12) dan jaksa penuntut AS telah mengajukan tuntutan pidana terhadapnya, demikian menurut pernyataan dari pemerintah Bahama. 

Kementerian Kehakiman Bahama mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap Bankman Fried atas permintaan pemerintah AS berdasarkan dakwaan yang diberikan oleh Pengadilan Distrik Federal AS untuk Distrik Selatan New York (SDNY). Permintaan ekstradisi dari AS mungkin akan menyusul.

Perjanjian ekstradisi antara kedua negara memungkinkan AS untuk mengekstradisi terdakwa yang menghadapi tuntutan pidana di kedua negara. Namun demikian, proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu, dan kadang-kadang lebih lama jika terdakwa keberatan.

“Tadi malam, pihak berwenang Bahama, atas permintaan pemerintah Amerika Serikat, menangkap Sam Bankman-Freed berdasarkan dakwaan tertutup yang diajukan oleh SDNY,” kata Jaksa Penuntut AS Damian Williams dalam sebuah pernyataan. Ia juga mengatakan : “Kami mengharapkan mosi untuk membuka dakwaan akan diajukan pada pagi hari dan lebih banyak informasi yang akan tersedia pada waktu itu.”

Polisi Bahama mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Bankman-Fried ditangkap di kompleks apartemennya tak lama setelah pukul 18:00 ET pada Senin, muncul di pengadilan pada Selasa.

Pernyataan itu tidak menyebutkan dakwaan spesifik, hanya menyatakan bahwa “dia ditangkap karena berbagai kejahatan keuangan terhadap hukum Amerika Serikat, yang juga melanggar hukum Federasi Bahama.”

Sebelum kebangkrutannya, FTX adalah perusahaan global dengan lebih dari 130 cabang yang memungkinkan investor individu untuk memperdagangkan mata uang kripto dan telah berkembang menjadi bursa terbesar ketiga berdasarkan volume perdagangan. Iklan perusahaan ini menampilkan para selebriti, dengan logonya yang muncul di stadion NBA dan seragam wasit MLB.

Tidak jelas tuduhan apa yang dihadapi Bankman-Fried. Bulan lalu, FTX mengalami kekurangan $8 miliar dalam keuangannya dan mengajukan kebangkrutan, menyebabkan setidaknya 1 juta deposan tidak bisa mendapatkan kembali uang mereka.

New York Times mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa dakwaan terhadap Bankman-Fried termasuk penipuan kawat, konspirasi untuk melakukan penipuan kawat, penipuan sekuritas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas dan pencucian uang.

Bankman Fried pernah menjadi anak emas industri mata uang kripto dan salah satu donor terkemuka untuk Partai Demokrat. Namun, dia sekarang sering dibandingkan oleh media dengan Bernard Madoff, dalang dari ‘Skema Ponzi’ terbesar dalam sejarah AS.

Sebelum penangkapannya, Bankman-Fried dijadwalkan untuk bersaksi dari jarak jauh tentang kebangkrutan FTX di sidang DPR AS pada hari Selasa. Sidang tetap akan dilanjutkan, hanya tanpa kesaksian Bankman-Fried.

Dalam minggu-minggu sejak FTX mengajukan kebangkrutan, Bankman-Fried telah mencoba menggambarkan dirinya sebagai CEO yang agak tidak kompeten dan menyangkal bahwa dia menipu klien FTX.

“Saya tidak sengaja melakukan penipuan, Saya tidak ingin hal ini terjadi. Saya jelas tidak kompeten seperti yang saya kira,” katanya kepada BBC akhir pekan lalu.

Bulan lalu, Reuters melaporkan dalam sebuah laporan bahwa Bankman-Fried membuka “pintu belakang” dalam sistem akuntansi FTX, memungkinkan dia untuk secara pribadi mengubah catatan keuangan perusahaan, yang merupakan salah satu kunci keruntuhan keuangan FTX. Menurut laporan tersebut, Bankman-Fried menggunakan “pintu belakang” ini untuk mentransfer US$10 miliar dana klien FTX ke Alameda, dan sekarang setidaknya US$1 miliar hilang tanpa jejak.

Namun, Bankman-Fried mengatakan dalam wawancara lain bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang pintu belakang seperti itu, dengan mengatakan, “Saya bahkan tidak tahu bagaimana cara mengkodekannya.” (hui)

Tentara India dan Tiongkok Bentrok di Perbatasan yang Disengketakan

Venus Upadhayaya

Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) kembali bentrok dengan pasukan India di perbatasan yang disengketakan, kali ini meletus di Arunachal Pradesh pada 9 Desember. Para ahli  kepada The Epoch Times mengatakan bahwa pertempuran terbaru kemungkinan terjadi karena jalan raya perbatasan baru senilai $ 4,8 miliar  yang sedang dibangun pemerintah India di Arunachal Pradesh.

New Delhi melaporkan adanya korban luka di kedua belah pihak.

“Pasukan PLA menghubungi LAC [garis kontrol aktual] di sektor Tawang, yang diperebutkan oleh pasukan [kami] sendiri dengan keras dan tegas. Bentrokan ini menyebabkan cedera ringan pada beberapa personel di kedua pihak,” ungkap pejabat hubungan masyarakat pertahanan India dalam sebuah pernyataan dari markas besar militer India di Tezpur.

Terakhir kali bentrokan besar berdarah terjadi di antara kedua pasukan  pada 15 Juni 2020, di Galwan di Ladakh timur di Himalaya Timur Laut, tempat di mana 20 tentara India dan 40 tentara PLA tewas. Rezim Tiongkok mengklaim hanya empat orang yang tewas , tetapi sumber-sumber India dan Rusia membantahnya. Pertempuran itu juga terjadi karena infrastruktur perbatasan yang sedang dibangun India di wilayah tersebut.

Peta yang menunjukkan kemungkinan lokasi bentrokan 9 Desember 2022 antara tentara India dan Tiongkok di sektor Tawang di Arunachal Pradesh. (Screenshot dari Google Maps/Courtesy of Frank Lehberger)

Bentrokan baru-baru ini terjadi di Himalaya Timur, atau yang disebut Sektor Timur dalam istilah militer, lebih dari 950 mil jarak udara dari pertempuran Galwan. Lebih dari 300 tentara Tiongkok mencoba memasuki wilayah India, di perbatasan yang disengketakan di negara bagian Arunachal Pradesh, demikian menurut sumber media India.

Rezim Tiongkok mengklaim Arunachal Pradesh sebagai wilayahnya dan menyebutnya sebagai Tibet Selatan. Pada peta Tiongkok, terjemahan harfiahnya adalah “Wilayah [地区] Tibet Selatan (Diduduki secara Militer oleh India [印]).”

Sumber-sumber resmi India yang berbasis di New Delhi tak membagikan lokasi pasti bentrokan atau rincian tentang jumlah tentara yang terluka. Mereka tidak menanggapi permintaan The Epoch Times untuk informasi lebih lanjut. Namun, laporan media India mengklaim bahwa setidaknya enam tentara India terluka, dan ada lebih banyak cedera di antara tentara PLA.

Dalam sebuah pernyataan kepada Lok Sabha atau majelis rendah Parlemen India pada  Selasa (13/12), Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan bahwa “tidak ada korban jiwa atau korban serius” di pihak India. Dia mengatakan bahwa pasukan PLA “mencoba untuk melanggar LAC di daerah Yangtse dan secara sepihak mengubah status quo.”

“Pertikaian berikutnya menyebabkan perkelahian fisik di mana tentara India dengan berani mencegah PLA melanggar ke wilayah kami dan memaksa mereka untuk kembali ke pos mereka,” kata Singh, menambahkan bahwa pihak Tiongkok diminta untuk menahan diri dari tindakan seperti itu dan untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di sepanjang perbatasan.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak mengakui adanya perkelahian dalam briefing media hariannya pada  Selasa.

“sejauh yang kami tahu, daerah perbatasan Tiongkok-India umumnya stabil, dan kedua belah pihak telah mempertahankan komunikasi yang lancar tentang masalah-masalah terkait perbatasan melalui saluran diplomatik dan militer,” klaim Juru bicara Wang Wenbin ketika diminta mengomentari pernyataan resmi India tentang bentrokan di perbatasan India dan Tiongkok. 

Lokasi Strategis

Claude Arpi, seorang sejarawan, penulis, dan ahli Tibet yang terkenal, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa serangan 9 Desember oleh PLA bisa saja dilancarkan dari desa Xiaokang di daerah Yangtse.

“Xiaokang” adalah nama generik untuk “desa-desa masyarakat kaya” yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir oleh rezim Tiongkok di perbatasan India-Tiongkok yang disengketakan.

“Ada beberapa daerah di Garis Kontrol Aktual di Sektor Timur, di mana persepsi India dan Tiongkok tentang LAC berbeda. Tempat-tempat utama yang disengketakan adalah daerah Sumdorong Chu, Yangtse, dan Longju. Longju, tempat bentrokan pertama antara India dan Tiongkok terjadi pada Agustus 1959, saat ini sepi, karena tidak pernah dipatroli oleh India selama beberapa dekade. Daerah Sumdorong Chu juga relatif damai,” kata Arpi.

Warga India kelahiran Prancis itu mengatakan bahwa dari media sosial, tampaknya sebuah jalan baru dibangun atau di-upgrade di utara tempat konflik, dan sebuah desa Xiaokang baru-baru ini dibangun di dekatnya. “Itu bisa saja digunakan sebagai pangkalan oleh PLA untuk melancarkan serangan mereka.”

Yangtse adalah sub-sektor di utara sektor Tawang. Petugas humas pertahanan India mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa Tawang memiliki area tertentu dari persepsi perbatasan yang berbeda di mana kedua belah pihak berpatroli di daerah tersebut hingga garis klaim mereka, yang telah menjadi norma sejak  2006.

“Yangtse di sini adalah nama Tibet dari bagian pegunungan [Himalaya] di mana LAC membentang di sebelah timur lembah utara-selatan yang dalam ini,” ujar Frank Lehberger, seorang Sinolog dan ahli Tibet yang berbasis di Eropa, mengatakan kepada The Epoch Times dalam korespondensi elektronik.

Arpi mengklaim bahwa bentrokan kecil juga terjadi di sub-sektor Yangtse di Tawang pada  2021.

Xiaokang dalam bahasa Mandarin berarti desa berbenteng, dan laporan media sosial mengidentifikasi desa berbenteng Tiongkok yang terkait dengan pelanggaran terbaru PLA sebagai “Tangwu 汤乌 ketinggian 4150m,” menurut Lehberger.

“‘Xiao Kang’ 小康 adalah keliru karena hanya menunjukkan jenis umum dari desa berbenteng tersebut. Jadi asal-usul Tiongkok dari bentrokan di sektor ini terkait dengan desa Tangwu ini,” tulisnya.

Tentara Angkatan Darat India mendemonstrasikan posisi senjata Bofors di Penga Teng Tso di depan Tawang, dekat Line of Actual Control (LAC), negara tetangga Tiongkok, di negara bagian Arunachal Pradesh, India pada 20 Oktober 2021. (Money Sharma/AFP via Getty Images )

Ninong Ering, seorang anggota majelis legislatif Arunachal Pradesh dan mantan menteri di pemerintah federal India, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia berbicara dengan wakil komisaris daerah tersebut dan menemukan bahwa “pertemuan bendera” telah terjadi antara kedua belah pihak di Bumla dan masalah-masalah tersebut kemudian diselesaikan.

Wakil komisaris adalah administrator tertinggi distrik itu dalam birokrasi India.

Pejabat humas pertahanan India dan menteri pertahanan juga menyebutkan dalam pernyataan mereka bahwa disengagement segera dicapai “sesuai dengan mekanisme terstruktur untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan.”

Agenda PLA

Menurut Lehberger, Tiongkok ingin mengendalikan dataran tinggi di Yangtse untuk mendapatkan keuntungan strategis dan melihat apa yang terjadi di jalan Sela-Tawang dari atas sana.

Sela-Tawang adalah satu-satunya jalan dari dataran Assam ke Tawang. Panjangnya lebih dari 1.200 mil dan merupakan proyek jalan raya perbatasan terberat yang pernah ada di Arunachal oleh pemerintah India. Assam adalah negara bagian India yang berbatasan dengan Arunachal Pradesh di India.

“Semua bala bantuan militer hanya bisa melalui jalan yang satu ini dengan terowongan barunya,” kata Lehberger. Laporan media India juga menggambarkannya sebagai jalan raya koridor industri yang menghubungkan India barat ke India timur, dan menjadi berita akhir bulan lalu karena pemerintah India mempercepat pembangunannya.

“Jika Tiongkok bisa duduk di puncak gunung di Yangtse dan melihat semua lalu lintas dari dan ke Tawang dan Bomla, mereka sudah memiliki ide yang baik tentang apa yang sedang terjadi dengan operasi militer India,” katanya.

Jika terjadi konflik di masa depan, Tiongkok dapat, tanpa banyak usaha, mencegah Angkatan Darat India menggunakan jalan ini (Sela-Tawang), dan Tawang dapat dengan mudah diserbu dan dianeksasi oleh Tiongkok, demikian menurut Lehberger.

“Itulah mengapa  strategis! Artinya jika terjadi perang  dengan senjata di masa depan, artileri roket atau rudal kecil Tiongkok dapat dengan mudah memblokir/menghalangi India untuk membawa bala bantuan ke perbatasan di sekitar Bomla,” katanya.

Jika jalan tersebut dipotong atau dibuat tidak dapat berfungsi oleh Tiongkok, hanya Angkatan Udara India (IAF) dengan helikopter yang dapat memasok Tawan, yang sangat mahal, berbahaya karena cuaca dan rudal permukaan-ke-udara Tiongkok, dan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang, bahkan jika IAF sangat mampu dan berpengalaman, tambahnya.

Ering mengatakan bahwa Tiongkok ingin mengambil alih Arunachal Pradesh dari India, dan itulah sebabnya pertempuran merupakan taktik intimidasi.

“Kami tidak setuju dengan itu. Orang-orang kami sangat tegas dalam hal ini,” katanya.

Kekhawatiran yang Lebih Besar

Kolonel Purnawirawan Vinayak Bhat, seorang ahli citra satelit dan veteran intelijen militer India, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ada hal-hal  lebih besar yang harus menjadi perhatian India di Arunachal Pradesh, sebuah wilayah yang diklaim Tiongkok sebagai miliknya dan ditunjukkan dalam peta teritorialnya.

Dia mengklaim bahwa PLA telah menyusup jauh ke dalam wilayah India dan telah membangun pangkalan bawah tanah serta markas bawah tanah di wilayah India yang telah mereka duduki.

“India harus mengambil langkah-langkah kuat untuk memastikan bahwa tidak ada kehilangan wilayah lebih lanjut yang terjadi. India dan Angkatan Darat India mampu menangani bentrokan-bentrokan kecil ini,” kata Bhat, seraya menambahkan bahwa Angkatan Darat India selanjutnya akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan tidak ada wilayah yang hilang atau eskalasi konflik. (asr)