Home Blog Page 480

Kejutan Politik Brasil Menunjukkan Lula Terpilih Kembali Menjadi Presiden

NTD

Pemungutan suara putaran kedua dalam pemilihan presiden Brasil  digelar pada 30 Oktober. Menurut hasil 98,91% suara yang diberikan oleh Pengadilan Pemilihan Tinggi, kandidat Partai Buruh dan mantan Presiden Lula da Silva melakukan pertunjukan Kejutan politik membalikkan Pemilu. Ia mendapatkan  50,83% suara sah mengalahkan kandidat Partai Liberal, Presiden Bolsonaro saat ini, yang memenangkan 49,17%. Ia terpilih sebagai presiden Brasil yang baru.

Pemilihan presiden Brasil kali ini terutama merupakan pertandingan antara sayap kiri Lula (Luiz Inacio Lula da Silva) yang berusia 77 tahun dan Jair Bolsonaro sayap kanan yang berusia 67 tahun.

Selama periode pemungutan suara, Bolsonaro memiliki sedikit keunggulan atas Lula untuk sementara waktu. Tetapi, Reuters melaporkan bahwa Partai Buruh Lula cenderung memiliki keunggulan suara di daerah-daerah di mana lebih lambat untuk melaporkan hasil.

Pada akhirnya, Lula mengalahkan suara Bolsonaro 49,17% dengan 50,83% suara sah, yang seharusnya mengonfirmasi prediksi sebagian besar lembaga pemungutan suara sebelum putaran kedua.

“Jutaan orang menunggu sikap kemurahan hati dan pengakuan pemerintah baru di negara ini,” kata Lula setelah pemungutan suara pada  30 Oktober. “Itulah mengapa, bagi saya, ini adalah hari yang berarti.”

Ini juga pertama kalinya presiden petahana gagal mencalonkan diri kembali sejak pemulihan demokrasi dan pemilihan langsung di Brasil pada 1980-an. Lula akan menjabat pada 1 Januari 2023.

Bolsonaro pernah mengatakan dia tidak akan menerima kekalahan,  semua kalangan khawatir bahwa Brasil akan berada dalam kekacauan politik

Central News Agency melaporkan bahwa meskipun Bolsonaro berulang kali mempertanyakan keamanan sistem pemilihan Brasil dan kotak suara elektronik selama kampanye, ia juga mengancam  tidak menerima hasil kalah dalam pemilihan, hal itu telah menimbulkan kekhawatiran dari semua lapisan masyarakat bahwa Brasil mungkin secara politis tidak stabil.

Pengadilan Tinggi Pemilihan  pada 29 Oktober mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa masalah seperti itu akan terjadi, menekankan bahwa demokrasi Brasil sudah matang, dan jika ada persaingan ketat sebelum pemilihan, para kandidat harus secara rasional menerima hasil pemungutan suara dan menghormati pilihan rakyat. 

Brasil diperintah oleh Partai Buruh (PT) dari tahun 2003 hingga 2016, dan pemilihan Bolsonaro sayap kanan pada tahun 2018 menandai belokan kanan dalam politik Brasil. Tetapi advokasi Bolsonaro terhadap kediktatoran militer dan politik serta kritik luas terhadap pernyataan dan kinerjanya yang kontroversial selama pandemi COVID-19  telah membuatnya kehilangan banyak dukungan rakyat.

Bagi pendukung Lula, pemilihan Lula akan membawa demokrasi dan perdamaian di negara ini.

Lula dihukum karena korupsi pada  2017 dan dijatuhi hukuman penjara yang berat di penjara federal. Dia menghabiskan 23 jam sehari di sel terpisah dengan treadmill. Karier politik legendaris yang pernah menjadi singa kiri Amerika Latin tampaknya telah berakhir. Tanpa diduga, Brasil Mahkamah Agung Federal memutuskan pada tahun 2021 bahwa tuduhan dan hukuman Lula dalam kasus korupsi Petrobras dibatalkan karena alasan teknis. Pengadilan tidak membebaskan Lula, tetapi Pengadilan Federal Distrik Federal Brasilia harus menganalisis dan memutuskan kesalahannya.A kibatnya, apakah verifikasi dan penggunaan kembali dapat diperoleh.

Sementara Partai Buruh menegaskan Lula tidak bersalah, fakta bahwa banyak sekutu Lula telah terlibat dalam skandal korupsi dan hukuman penjara telah menjadi luka fatal terbesar Lula dan membayangi kemenangan Lula.

Komitmen pertama pemerintah Lula adalah  “memulihkan kondisi kehidupan sebagian besar orang Brasil”. Untuk tujuan ini, ia mengusulkan kebijakan untuk melayani keluarga yang terkena dampak krisis ekonomi dan kelaparan, menghidupkan kembali dan memperluas program transfer pendapatan Bolsa Família, merevisi undang-undang perburuhan saat ini, dan memberi pekerja lebih banyak perlindungan sosial.

Rencana pemerintah baru juga mengusulkan kebijakan khusus, tindakan afirmatif, dan merekomendasikan reformasi keselamatan publik, seperti memerangi kekerasan polisi dan mengurangi penahanan, untuk beragam kelompok termasuk penyandang disabilitas, LGBTQIA+, Aborigin, Budak Kulit Hitam dan masyarakat kulit hitam.

Lula juga menekankan penguatan peran negara dalam perekonomian, menentang privatisasi lembaga negara seperti Kantor Pos (Correios) dan Perusahaan Listrik Brasil (Eletrobras), dan menganjurkan peran yang diperluas untuk bank publik, sementara Petrobras harus memastikan energi Aman dan berinvestasi dalam energi terbarukan.

Di sisi lain, rencana pemerintah Lula juga menyerukan penguatan sarana untuk memerangi korupsi dan transparansi pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Akses Informasi. (hui)

Ratusan Orang Tewas Saat Pejalan Kaki Jatuh ke Sungai Ketika Jembatan Layang India Runtuh

Li Qingyi

Sebuah jembatan penyeberangan di negara bagian Gujarat, India barat runtuh, pada Minggu (30/10) malam waktu setempat. Insiden tersebut menyebabkan ratusan orang jatuh ke sungai, menewaskan sedikitnya 132 orang dan melukai puluhan lainnya.

Menteri Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Gujarat, Brjesh Merja mengatakan: “Kecelakaan  terjadi pada pukul 18.40 dan jembatan ambruk. Beberapa orang yang berjalan di jembatan itu terluka sementara yang lain jatuh ke sungai.”

Penyebab runtuhnya jembatan layang tidak jelas, tetapi media lokal berspekulasi mungkin dikarenakan kelebihan beban. Media lokal melaporkan bahwa ada lebih dari 400 orang di atasnya dan  sekitar jembatan ketika runtuh, termasuk banyak anak-anak.

Saksi Sukram berkata : “Banyak anak-anak menikmati festival lampion dan mereka datang ke sini untuk bermain. Satu per satu mereka jatuh dari jembatan.”

Video  menunjukkan puluhan orang mencengkeram kabel jembatan yang runtuh dan badan jembatan yang rusak ketika tim penyelamat darurat tiba. Beberapa merangkak kembali di sepanjang jembatan yang runtuh, mencoba mencapai tepi sungai, sementara yang lain berenang ke tempat yang aman.

Operasi penyelamatan berlanjut, dan pihak berwenang  menggunakan pompa untuk menurunkan ketinggian air di bawah jembatan sehingga mayat dapat ditemukan.

Jembatan  sepanjang 230 meter ini membentang di Sungai Machhu, Kota Morbi dan dibangun pada masa pemerintahan Inggris pada abad ke-19. Jembatan sempat ditutup selama enam bulan untuk renovasi, dibuka kembali untuk umum pada minggu lalu. (hui)

Apakah Anggota Politbiro Baru PKT Benar-benar Setia kepada Xi Jinping?

0

Zhou Xiaohui

Tak ada orang yang menyangkal, yang terpilih pada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) baik Komite Tetap Politbiro maupun anggota komite, satu indikator terpenting adalah: Semuanya adalah pejabat yang dipercaya atau dianggap “setia” dan sepenuhnya patuh pada Xi. 

Jelas, “kesetiaan” bawahan adalah prasyarat penting bagi Xi untuk mendapatkan rasa aman politik.

Beberapa tahun terakhir ini, dalam beberapa kali pidatonya Xi berulang kali menyinggung “kesetiaan”, berulang kali menekankan status inti dirinya, instansi terkait PKT bahkan mengeluarkan dokumen, meminta penerapan penilaian “dua penjagaan” dalam membimbing kader pemimpin agar dijadikan sebagai tuntutan utama. 

Yang disebut dengan “dua penjagaan” adalah memimpin bawahan menjaga “posisi Xi Jinping sebagai inti dari partai pusat dan posisi inti dari partai secara keseluruhan”, menjaga “Kewenangan Komite Sentral Partai dan kepemimpinan terpusat dan terpadu”. 

Oleh karena dengan adanya tuntutan semacam ini, sama sekali tidak aneh jika kita melihat dalam pembicaraan dari setiap pejabat tinggi maupun rendah, harus berulang kali menyebut “empat kesadaran”, “empat keyakinan”, dan “dua penjagaan”, seakan bila tidak begitu, dianggap tidak menyatakan kesetiaan kepada Xi Jinping. 

Tidak diragukan lagi, Komisi Tetap Politbiro dan anggota komisinya telah membuat Xi sangat puas dalam hal ini, di antaranya perkataan dari Sekretaris kota Tianjin yakni Li Hongzhong yang terkenal “jika kesetiaan tidak mutlak, maka pasti tidak setia”, kata-kata ini sepertinya sangat mendapat tempat di hati Xi Jinping.

Lalu, para pejabat yang menyerukan “kesetiaan” dan berupaya menyampaikan kesetiaannya kepada Xi Jinping, apakah benar dapat melakukan seperti yang disampaikan oleh media massa partai berupa “kesetiaan satu-satunya, tuntas, tanpa syarat, serta tanpa dicampur-aduk dengan kotoran apapun” dan kesetiaan yang murni?

Penulis pernah membaca anekdot politik Uni Soviet, dikatakan demikian: “Tuhan memberikan manusia tiga macam kualitas: kesetiaan, kecerdasan, dan sifat kepartaian, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat memiliki ketiganya sekaligus. Karena manusia yang cerdas dan setia, tidak akan memiliki sifat kepartaian; jika dia setia dan bersifat kepartaian, maka tidak cerdas; jika seseorang cerdas dan memiliki sifat kepartaian, maka dia tidak setia. Para pejabat elite politbiro PKT ini tergolong kasus yang manakah?

Di mata penulis jika mereka tidak cerdas di arena birokrasi, maka tidak akan mampu berspekulasi terhadap maksud pemimpin, untuk kemudian setiap saat menyodorkan berbagai sanjungan dan kebohongan.  Jika mereka tidak mempunyai sifat kepartaian, dengan sendirinya mereka tidak mampu meraih kekuasaan di dalam kelompok geng hitam PKT. 

Oleh sebab itu, mereka yang cerdas dan memiliki sifat kepartaian, bagaimana mungkin setia? Sebenarnya, Eropa Timur dan sejumlah negara totaliter lainnya telah sejak lama menyimpulkan, yakni antara penguasa tertinggi dengan para pejabatnya tidak ada kesetiaan politik yang sesungguhnya, yang ada hanyalah perebutan kekuasaan dan pertukaran kepentingan saja.

Akan tetapi, dilihat dari sudut pandang lain, tidak sedikit orang yang dipromosikan Xi adalah sekumpulan yesman, dalam bidang politik dan pemerintahan mereka tidak memiliki kecerdasan, alias bodoh, dan ini mungkin adalah salah satu alasan mereka bisa terpilih, karena “licik dan ketidakmampuan adalah jaminan kesetiaan politik yang paling dapat diandalkan”.

Lalu, apakah para pejabat tinggi yang kesetiaannya bukan berasal dari lubuk hatinya itu tidak akan pernah setia pada Xi? Tidak juga. 

Di bawah kekuasaan mutlak Xi, mereka pasti harus tunduk kepada Xi, bukan semata karena mereka dipromosikan oleh Xi, juga karena Xi memegang rahasia banyak pejabat tinggi, dan melalui sistem pengawasan modern Xi telah memperketat pengawasan terhadap pejabat tinggi. 

Mereka lebih memahami bahwa masa depan karir mereka sepenuhnya tergantung pada tingkat kesetiaan mereka pada Xi.

Akan tetapi, masalahnya adalah, ketika terjadi perubahan situasi dan kondisi, ketika kekuasaan mutlak Xi menemui tantangan yang paling besar, ketika tiba saatnya keruntuhan PKT, ketika kepentingan mereka mungkin saja dirugikan, apakah mereka masih tetap memilih untuk setia pada Xi? 

Apakah mereka akan mempertaruhkan nyawanya demi membela kekuasaan Xi? Mentalitas seperti apakah yang ada pada diri mereka sebenarnya?

Lima dasawarsa lalu, seorang warga AS bernama Hedrick Smith pernah menjadi kepala kantor wartawan surat kabar New York Times di Moskow. 

Waktu itu Uni Soviet masih dalam periode kekuasaan Leonid Brezhnev, yang secara internal diberlakukan pengendalian yang sangat ketat, dan kaum oposisi ditekan; secara eksternal diberlakukan ekspansi global, dan berebut hegemoni dengan AS. Untuk itu, masyarakat Uni Soviet menjadi suram, dan korupsi merajalela. 

Di bawah situasi seperti itu, dengan mengandalkan observasinya yang begitu cermat dan interaksi dengan rakyat jelata, Smith telah memahami sisi sebenarnya dari masyarakat Uni Soviet, dan 4 tahun pasca kembalinya ke AS ia menulis buku berjudul “The Russians”.

Dalam buku itu, ia menjelaskan mentalitas para pejabat komunis Soviet yang aneh. Dia menemukan, faktanya adalah sangat sedikit orang yang percaya pada ideologi komunisme, bahkan pemimpin komunis Soviet sendiri tidak lagi mempercayainya. 

Setelah Uni Soviet runtuh, keponakan perempuan Brezhnev yang bernama Lyubov Brezhneva dalam memoarnya juga telah membuktikan bahwa hasil observasi Smith tersebut benar adanya. Dia mengemukakan, Brezhnev sendiri pernah berkata pada adiknya: “Apa itu komunisme, itu hanya omong kosong untuk membujuk rakyat saja.” 

Jelas sekali, seorang pemimpin komunis Soviet dengan mempropagandakan ideologi yang tidak banyak dipercaya orang, tujuan utamanya hanya untuk melindungi kekuasaannya saja, dan hanya demi melindungi kekuasaannya sendiri. 

Sedangkan pejabat berbagai tingkatan, berbagai tokoh dalam sistem internalnya, juga sama saja dan tidak mempercayai ideologi pemerintah. Bahkan di dalam hati mereka penuh dengan rasa antipati, namun setiap orang harus terus memainkan perannya masing-masing saat tampil di hadapan publik: Mendukung sang pemimpin, dan mengulang-ulang kata-kata usangnya.

Dalam buku tersebut juga dilukiskan tipe tipikal para pejabat komunis Soviet: Kaum oportunis yang bergaya sinisme. Pejabat semacam ini merupakan sosok kumpulan rumit yang penuh dengan kontradiksi. 

Di satu sisi saat berbincang dengan teman-temannya mereka akan mengkritik politik aktual dan menghujat korupsi, seolah-olah dirinya adalah reformator; di sisi lain, mereka merasa bangga akan politik di negaranya, merasa puas dan bangga karena bisa berada di dalam lingkup kekuasaan. 

Di satu sisi mereka mengetahui betapa mengerikannya masa pemerintahan Stalin, dan juga tidak mau kembali ke masa itu; tapi di sisi lain mereka juga merasa bangga karena Stalin telah membangun sebuah negara imperial merah yang besar itu dengan mengandalkan kekuasaan tangan besi. 

Di satu sisi mereka senang berbagi dengan orang lain akan keterbukaan pikiran mereka, dan sama sekali tidak percaya pada dogma pemerintah; tapi di sisi lain mereka mahir menutupi pandangan pribadi mereka, dan bangga akan kemahiran mereka berorasi dalam rapat internal partai. 

Maka dari itu Smith menyimpulkan: “Setiap individu asalkan tunduk dan patuh, tidak menantang ideologi secara terbuka, tak peduli percaya atau tidak, semuanya bukan masalah krusial.”

Hal ini sangat mirip dengan Tiongkok saat ini. Para pejabat yang baru terpilih itu sebenarnya tidak ada yang percaya pada pikiran Marx, Lenin dan Mao, tidak ada yang percaya pada “2442” (salah satu slogan politik Xi Jinping), di dalam hati mereka sangat memahami betapa PKT sangat licik, memalukan dan jahat. 

Bahkan mungkin diam-diam dalam pembicaraan pribadi pun mereka pernah mengungkapkan perasaan muak itu, tapi demi mempertahankan kekuasaan di tangan, demi kepentingan pribadinya, di depan publik mereka tetap saja menyerukan mendukung “inti”, tidak bosan-bosannya mengulang omong kosong, kata-kata klise, dan kebohongan, berupaya dengan segala daya upaya mempertahankan sistem ini, tidak mau menyerahkan kepentingan pada rakyat.

Bagi para pejabat PKT yang memiliki beberapa set mulut dan wajah itu, selama mereka tidak menantang ideologi, tidak menantang “inti”, maka akan dapat terus eksis di dalam sistem, namun tidak perlu diragukan, para pejabat yang tampaknya setia itu, yang aslinya menjunjung tinggi oportunisme itu juga bisa pada saat yang krusial ikut menguburkan PKT.

Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, mayoritas pejabat Uni Soviet yang merupakan oportunis memilih berpangku tangan, dan menerima fakta runtuhnya komunis Soviet. Seperti yang dikeluhkan oleh Xi Jinping sebelumnya: Berdasarkan rasio anggota partai, kala itu jumlah anggota partai komunis Soviet melampaui kita, namun pada saat itu tidak ada satupun lelaki jantan, yang berani tampil untuk melawan.

Mungkin Xi Jinping juga bakal menyaksikan sendiri, pada saat PKT runtuh nanti, para pejabat yang setiap hari meneriakkan yel-yel “setia” kemungkinan besar juga tidak akan ada yang maju ke depan untuk memperjuangkannya, karena para pejabat penganut oportunisme itu, termasuk para perwira militer, pasti akan bergerak mengikuti arah angin, pasti tidak akan tampil ke depan untuk membela partai ini, apalagi membela Xi Jinping, untuk melakukan tindakan sebagai apa yang disebut “lelaki jantan”.

Itu sebabnya, harapan Xi Jinping agar para pejabat bawahannya mutlak setia pada dasarnya adalah tidak mungkin, sumpah janji kesetiaan yang diperolehnya hanyalah kebohongan, kesetiaan yang hanya untuk menyenangkan hatinya saja, kesetiaan yang hanya bisa ditukarkan dengan kepentingan, kesetiaan yang hanya didapatkan di bawah ketakutan pada kekuasaan, kesetiaan yang sejati sama sekali tidak ada hubungannya dengan kekuasaan. (sud)

Ketika Diplomat PKT Menyeret dan Memukuli Pendemo Warga Hong Kong di Manchester

0

Qian Yuan

Sejak berlangsungnya Kongres Nasional XX Partai Komunis Tiongkok (PKT), salah satu berita selingan terbesar adalah sekelompok “diplomat” dari Konsulat Inggris di Manchester menyeret pengunjuk rasa damai warga Hong Kong ke dalam area konsulat untuk dipukuli ramai-ramai. 

Skandal semacam ini terus meradang serta semakin menjadi serius dan pasti akan mengarah pada insiden diplomatik antara Inggris dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok).

Diplomat Inggris dipukuli beramai-ramai di Tiongkok, pernah terjadi sekali selama Revolusi Kebudayaan. 

Pada saat itu, puluhan ribu anggota Garda Merah menyerbu masuk ke kantor perwakilan Inggris di Tiongkok, membakar gedung perkantoran dan mobil, serta memukuli puluhan diplomat Inggris, insiden tersebut menyebabkan reputasi internasional Beijing turun ke titik beku. 

Ya! Masih mengklaim diri sebagai “Tiongkok Baru”, timbulnya insiden seperti itu, maka apa perbedaan antara pembantaian Kaisar Xianfeng dari Dinasti Qing terhadap diplomat Inggris dan Prancis dalam Perang Candu II, serta Ibu Suri Cixi membiarkan gerombolan Yihetuan (Boxer) membantai para utusan dan pendeta asing pada abad ke IXX?

Sekarang, di era Xi Jinping 2020-an abad XXI, Diplomat Serigala PKT sudah tidak mampu menahan agitasinya untuk mendominasi dunia, tidak puas dengan kekerasan verbal, langsung saja mereka melakukan kekerasan di negara lain. 

Dari video yang beredar, dapat dengan jelas disaksikan bahwa Zheng Xiyuan, konsul jenderal konsulat RRT di Manchester, bersama orang-orangnya bergegas keluar dari konsulat, memimpin di depan, menendang dan merobek banner/spanduk berisi protes dengan penuh arogansi, ketika situasinya semakin tak terkendali, dan kondisinya sangat kacau, sekelompok anggota “diplomat” dari konsulat malahan berinisiatif menyeret seorang warga Hong Kong ke dalam konsulat untuk dipukuli beramai-ramai. 

Polisi pada awalnya agak ragu apakah perlu memasuki area konsulat untuk merebut orang (polisi Inggris mungkin belum pernah melihat “diplomat” yang begitu garang —- “ini diplomat atau preman?” demikian yang mungkin ada di dalam benak mereka), dan akhirnya melihat bahwa situasinya semakin serius.  Jika orang itu tidak diselamatkan apa pun bisa terjadi, maka para personil polisi terpaksa melakukan adegan tarik menarik, dan berhasil menarik keluar warga Hong Kong itu dari dalam konsulat, di saat itu gerombolan diplomat tersebut barulah meninggalkan tempat dengan amarah masih meluap.

 Rekaman video di lokasi kejadian dengan cepat tersebar ke seluruh dunia. Ketika insiden terjadi di luar negeri, biarpun PKT ingin menghapus video atau memblokir akun juga akan sia-sia. 

Namun, dalam menghadapi fakta yang begitu sederhana dan gamblang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin masih saja memutar-balikkan fakta hitam dan putih dengan berbicara seenaknya: “Karena pelanggar hukum berniat jahat mencari masalah, mereka secara ilegal memasuki Konsulat Jenderal Tiongkok di Manchester, sehingga menyebabkan cedera pada pihak personel Tiongkok, keamanan konsulat Tiongkok pun terancam. 

Ketentraman dan martabat kedutaan besar dan konsulat Tiongkok di luar negeri tidak boleh dilanggar, berharap pihak Inggris dengan sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawabnya dan mengambil langkah-langkah efektif untuk memperkuat perlindungan tempat dan personel kedutaan besar Tiongkok dan konsulat di Inggris.”. 

Sontak “Kata-kata kebenaran penuh keadilan” dari Wang Wenbin itu mengundang ejekan dan kemarahan dari seluruh dunia, selain upayanya sia-sia, juga malahan membuat semua orang dapat melihat dengan lebih jelas wajah asli diplomat RRT yakni: Tidak hanya kasar dan brutal, juga penuh dusta.

Diplomasi merupakan kelanjutan dari politik dalam negeri, adalah garda depan dan penyangga interaksi antar negara. 

Selain terkejut melihat policy diplomatik RRT selama sepuluh tahun terakhir yang begitu keras, selain tidak dapat memainkan peran dalam meredakan ketegangan hubungan internasional.  

Sebaliknya seringkali malah menjadi penyebab memburuknya situasi, mau tak mau membuat orang merenung bahwa sudah seberapa parahkah pertikaian dan politik internal PKT, sampai-sampai memilih dan mengangkat diplomat rendahan seperti ini, yang sama sekali mengabaikan etika diplomatik dalam masyarakat internasional, serta tidak berbeda dengan preman yang berkelahi di jalanan. 

Tentu saja, PKT selalu menerapkan metode brutal dalam menekan protes rakyatnya sendiri di dalam negeri, pada 2020, biaya pemeliharaan stabilitas domestik mencapai 1,4 triliun yuan (3.003 triliun rupiah), yang bahkan 7% lebih tinggi dari pengeluaran militer di tahun yang sama. 

Dari sudut pandang ini, kebrutalan diplomat RRT dapat dimengerti, lagi pula, hal itu merupakan kebiasaan yang dilakukan di dalam negeri, dan tentu saja tidak dapat diubah setelah pergi ke luar negeri. (linjaya)

Kantor Kepolisian PKT yang Bertebaran di Luar Negeri Dibongkar, Eropa & AS Investigasi Terhadap “110 Overseas”

Li Jing – Epochtimes.com

Seiring dengan media massa terus mengungkap lembaga kepolisian RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang didirikan di luar negeri, semakin banyak pula negara Eropa – Amerika yang melakukan investigasi terhadap “110 Overseas” bentukan PKT (Partai Komunis Tiongkok). 

Menurut laporan investigasi independen, PKT sedang melakukan “aksi polisi lintas negara ilegal” pada lima benua, yang bertujuan mengganggu dan mengintimidasi tokoh oposisi di luar negeri yang mengkritik PKT, serta memaksa mereka untuk bermigrasi kembali ke Tiongkok untuk menerima gugatan pidana.

Pertengahan September lalu, organisasi “Safeguard Defenders” yang berkantor pusat di Spanyol merilis laporan “110 Overseas: Chinese Transnational Policing Gone Wild” (https://safeguarddefenders.com/sites/default/files/pdf/110%20Overseas%20CN.pdf), telah mengungkapkan bahwa PKT telah membangun banyak pos pelayanan polisi luar negeri seperti ini di banyak negara seluruh dunia.

Laporan menyebutkan, menurut data resmi pemerintah, kesatuan polisi regional RRT telah mendirikan setidaknya 54 unit kantor layanan. 

Semua pusat layanan tersebut menggunakan kode nomor darurat di Tiongkok yakni 110 sebagai sebutannya. 

Kantor layanan polisi ini menghubungi komunitas etnis Tionghoa luar negeri di negara setempat, dan komunitas itu sendiri memiliki hubungan erat dengan partai komunis yang berkuasa di Tiongkok. 

Jerman Menginvestigasi Kantor “110 Overseas” PKT

Beberapa hari lalu, Jerman menjadi negara paling baru dalam melakukan investigasi atas tuduhan terhadap PKT yang telah mendirikan “kantor polisi ilegal” di negara tersebut. 

Pada Jum’at (28/10) lalu, juru bicara dari Departemen Internal negara bagian Hessen Jerman mengonfirmasi kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine, bahwa pemerintah Jerman sedang melakukan investigasi apakah PKT mendirikan “kantor polisi” ilegal di Frankfurt.

Juru bicara tersebut menyatakan, pihak kepolisian Jerman bersama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri sedang memeriksa laporan dari “Safeguard Defenders” yang berasal dari Spanyol ini.

Polisi Portugal Telah Lakukan Investigasi

Kantor Kejaksaan Agung Portugal pada Kamis lalu kepada surat kabar Expresso membenarkan bahwa pihak kepolisian Portugal telah melakukan investigasi terhadap “Pos Layanan 110” yang disebut oleh PKT sebagai polisi luar negeri.

Surat kabar Expresso mengutip pernyataan narasumber yang mengatakan, hingga saat ini, belum ada kasus imigran yang bermukim di Portugal yang dipaksa untuk kembali ke Tiongkok.

Irlandia Perintahkan Tutup Kantor “110 Overseas” Di Wilayahnya

Kemenlu Irlandia pada Kamis (27/10) lalu menginstruksikan menutup kantor layanan polisi luar negeri Fuzhou (Fuzhou Police Service Overseas Station) yang didirikan di pusat kota Dublin.

Kantor polisi ilegal tersebut sudah mulai beroperasi sejak awal tahun ini, pihak penguasa Tiongkok menyatakan, kantor tersebut hanya menyediakan layanan perpanjangan SIM bagi warga Tiongkok yang berada di Irlandia.

Akan tetapi, Kemenlu Irlandia menyatakan, pejabat Tiongkok tidak pernah mengajukan izin untuk mendirikan lembaga pemerintahannya di Dublin.

“Semua tindakan negara asing di wilayah Irlandia harus memenuhi persyaratan hukum internasional dan hukum dalam negeri Irlandia”, demikian surat kabar The Irish Times mengutip pernyataan juru bicara dari Kemenlu tersebut, atas dasar ini, Kemenlu memberitahu Kedubes Tiongkok, agar kantor yang berada di Jalan Capel (Capel Street, red.) Dublin harus ditutup dan dihentikan aktivitasnya.

Pihak Kedubes Tiongkok membenarkan bahwa kantor tersebut saat ini sudah berhenti beroperasi.

Parlemen Inggris Desak Investigasi

Di Inggris, tim peneliti Tiongkok parlemen dari Partai Konservatif menyerukan agar dilakukan investigasi terkait laporan mengenai polisi luar negeri Tiongkok. Menurut laporan “Safeguard Defenders”, di Inggris terdapat tiga kantor polisi seperti ini, dua di antaranya berada di London, dan ada satu berada di Glasgow.

Alamat salah satu kantor “110 Overseas” PKT yang berada di London didaftarkan sebagai sebuah perusahaan agen properti, sedangkan yang berlokasi di Glasgow, Skotlandia, alamatnya didaftarkan sebagai sebuah restoran masakan Tionghoa.

Lengan PKT yang dijulurkan hingga ke Inggris beraktivitas dengan merajalela. Pemimpin aksi unjuk rasa “anti UU ekstradisi” Hong Kong 2019 lalu yakni Finn Lau mengungkapkan, dia diburu oleh polisi Tiongkok dan melarikan diri ke Inggris, tapi walaupun berada di London dia merasa tidak aman.

Pada 2020, di sebuah jalan di dekat kediamannya di selatan London, dirinya diserang oleh tiga pria berkedok, ia meyakini ketiganya bekerja bagi pemerintah Tiongkok. “Karena mereka tidak melontarkan kata-kata rasisme apapun, juga tidak mengambil barang pribadi saya”, demikian tutur Finn Lau kepada VoA.

“Selama bertahun-tahun ini, banyak orang dari Tiongkok dan Hong Kong yang berpandangan politik berbeda, telah menjadi sasaran dilacak atau penyerangan dengan cara yang berbeda oleh PKT”, imbuhnya.

Beberapa hari lalu, Perdana Menteri Skotlandia yakni Nicola Sturgeon menyatakan, akan “secara serius” memperlakukan pos layanan polisi PKT di Glasgow, polisi Skotlandia telah menyoroti masalah ini.

PKT Ganggu Tokoh Oposisi, Pemerintah Belanda Akan Investigasi

Menurut laporan “Safeguard Defenders”, PKT telah membangun setidaknya dua kantor polisi luar negeri di Belanda, yang satu bernaung di bawah komunitas suku Qingtian di Belanda sebagai “Kantor Keamanan Umum Lishui di Amsterdam”, yang merupakan lembaga cabang luar negeri yang dikendalikan lewat internet oleh Biro Keamanan Publik kota Lishui provinsi Zhejiang, dan yang satunya adalah kantor layanan polisi “110 Overseas” yang dibangun oleh Biro Keamanan Publik Fuzhou di Rotterdam.

Kemenlu Belanda menyatakan, “Kedua lembaga ini adalah ilegal.” Kepada surat kabar The Epoch Times, juru bicara Kemenlu Belanda mengatakan, “Kami akan menyelidiki apa sebenarnya yang mereka lakukan disini, lalu akan mengambil tindakan yang dianggap perlu, kami sangat menyoroti masalah ini.”

Tokoh oposisi asal Chongqing yakni Wang Jingyu saat ini sedang mengasingkan diri di Belanda. Karena pernah mengkritik PKT di media sosial, ia telah diburu oleh kepolisian Tiongkok selama tiga tahun. Setelah dia tiba di Belanda, penindasan oleh polisi Tiongkok masih saja terus menghantuinya.

Pada Selasa (25/10) lalu kepada surat kabar The Epoch Times Wang Jingyu mengungkapkan, “Februari tahun ini, kantor polisi RRT di Rotterdam menyaru sebagai petugas finansial menghubungi saya, dan mengatakan ia sangat mendukung saya, serta bersedia mendukung saya secara ekonomi, dia bermaksud membuat janji pertemuan dengan saya di dekat Rotterdam Central Station. Saya merasa hal ini agak aneh sehingga tidak menghiraukannya, kemudian komunis pun terus mengganggu saya, setiap hari menelepon saya lewat aplikasi Telegram dari pagi sampai malam, dan setiap hari saya diteror.”

Juru bicara Kemenlu Belanda yakni Maxime Hovenkamp pada Rabu (26/10) lalu menyatakan kepada wartawan The Epoch Times, “Pihak kepolisian sedang menelaah untuk memberikan perlindungan baginya (Wang Jingyu).” Mengenai rincian lebih konkrit ia menyarankan wartawan agar bertanya pada pihak polisi Belanda atau kepada Departemen Kehakiman dan Keamanan.

Anggota parlemen Belanda dari Partai Demokrasi dan Kebebasan Rakyat yakni Ruben Brekelmans menulis di Twitter, kantor (kantor polisi “110 Overseas” PKT) ini adalah “satu lagi contoh penetrasi pemerintah Tiongkok terhadap Belanda, PKT mutlak tidak bisa dibiarkan menyusup ke Belanda dengan motif penindasan.”

Kanada Meluncurkan Investigasi Kantor “110 Overseas” PKT

Laporan dari Safeguard Defenders menyebutkan, di Kanada setidaknya terdapat 3 alamat kantor “110 Overseas”. Menurut laporan berita pemerintah Fujian, 3 alamat di Toronto, yang pertama beralamat sebuah toko serba ada di Scarborough, yang satu adalah kediaman warga di Markham, dan yang satu lagi adalah komunitas etnis Tionghoa nirlaba yang terdaftar di pemerintah federal, yakni Canada Toronto Fu Qing Business Association (CTFQBA).

Komisaris Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada yakni Brenda Lucki menyatakan Pusat Pelayanan Polisi Luar negeri RRT tersebut sebagai “sebuah masalah yang kian hari kian serius”, dan investigasi saat ini sedang dilakukan.

Pada 3 Oktober lalu Kepala Biro Urusan Asia Utara dan Oceania (NAOB) dari Departemen Diplomatik Kanada (Global Affairs Canada, red.) yakni Weldon Epp membenarkan kepada kongres, telah dilakukan investigasi terhadap 3 buah kantor polisi “110 Overseas” PKT, Epp menegaskan, antara Kanada dengan RRT tidak ada kesepakatan bilateral yang mengizinkan pihak RRT membangun kantor polisi di dalam wilayah Kanada.

Pendiri “Safeguard Defenders” yakni Peter Dahlin mengatakan kepada The Epoch Times, selain 3 kantor “110 Overseas” di Toronto, di dalam wilayah Kanada kemungkinan masih terdapat banyak kantor polisi serupa, hanya saja belum terungkap.

Dahlin juga mengungkapkan, setelah laporan dirilis, banyak lembaga keamanan atau pemerintahan negara di Eropa maupun Amerika menghubungi Safeguard Defenders, meminta untuk berdiskusi lebih rinci terkait aksi kepolisian RRT tersebut.

Polisi PKT Dirikan Pos di New York, Anggota Kongres AS Desak Pemerintah Selidiki

Baru-baru ini, Ketua Komisi Studi Partai Republik DPR AS yakni Jim Banks bersama banyak anggota DPR lainnya melayangkan surat kepada Menlu Antony John Blinken dan Menteri Kehakiman Merrick Garland, meminta kedua pejabat tersebut agar mengusut ketat keberadaan lembaga layanan polisi RRT di wilayah AS.

Laporan “Safeguard Defenders” mengungkapkan, polisi luar negeri 110 RRT mempunyai sebuah kantor di China Town kawasan Manhattan kota New York yang bernaung di bawah komunitas pro-komunis yakni “Chang Le American Association Inc.”.

“Kementerian Kehakiman dan Kemenlu harus menjelaskan, mengapa pemerintah Biden mengizinkan kepolisian RRT mendirikan kantor di wilayah Amerika Serikat.” 

Banks mengatakan kepada Fox News, “Ketika Partai Republik berhasil merebut kembali kursi DPR, kami akan menuntut pertanggungjawaban pemerintah Biden yang telah membantu PKT melakukan pelanggaran ini.”

Anggota DPR negara bagian Florida yakni Michael Waltz mengatakan kepada Fox News, “Negara kita telah mengizinkan polisi Fuzhou melakukan operasi di wilayah kita sendiri, ini sungguh sulit dipercaya.”

Dalam suatu pernyataannya dikatakan, “PKT memanfaatkan lembaga seperti ini untuk mengejar dan menangkap tokoh oposisi politik di luar negeri, di saat yang sama juga mengancam keamanan wilayah AS, kita harus melindungi warga AS dan tokoh gerakan kebebasan dari Tiongkok, membuat mereka terbebas dari penyalahgunaan PKT pada sistem hukum AS.”

Berapa Banyak Kantor 110 Yang Dibangun PKT Di Luar Negeri?

Pendiri “Safeguard Defenders” Dahlin mengungkapkan, para penyidik pernah melihat sebuah naskah pers terkait Kemenlu RRT berjudul “Rencana Kerja Untuk Pengawasan dan Penumpasan Khusus Melawan Kejahatan Berkelompok Nasional”, yang isinya menuntut 10 provinsi untuk membangun kantor 110 luar negeri ini.

Safeguard Defenders” mengatakan, PKT sedang memperluas “aksi kepolisian lintas negara ilegal” di lima benua, mengincar tokoh di luar negeri yang mengkritik PKT dengan mengganggu dan mengancam kerabat mereka di negara tersebut, serta dengan teknik “membujuk” agar mereka kembali ke Tiongkok.

Tapi Kemenlu RRT menyangkal adanya kantor polisi yang dibentuk di Eropa, juru bicara Mao Ning dalam konferensi pers pada Kamis (27/10) lalu mengatakan, Biro Keamanan Publik RRT “menaati peraturan internasional secara ketat, sepenuhnya menghormati kedaulatan hukum negara lain”. Seorang juru bicara lain bernama Wang Wenbin pada Rabu (26/10) lalu mengatakan, “Tuduhan itu sama sekali tidak benar.”

Seorang senator Prancis yakni André Gattolin beberapa hari lalu saat diwawancarai NTDTV mengatakan, cara PKT seperti ini adalah sepenuhnya tindakan negara totaliter, “Mendirikan pos polisi di luar negeri ala milisi seperti ini adalah sepenuhnya melanggar hukum, sangat berbahaya, seharusnya hal ini diperhatikan dan di-counter secara hukum.” (sud)

Ledakan Restoran di Ganzhou, Tiongkok : Mobil Meledak dan Menimbulkan Korban Jiwa

0

Jing Zhongming

Sebuah video ledakan terjadi di restoran Ganzhou yang diposting di dunia  maya pada (29/8) malam. Netizen lokal mengabarkan bahwa dugaan ledakan gas terjadi di restoran lantai bawah di gedung ke-4 Komunitas Xiangyi Huafu di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Ganzhou sekitar pukul 20.00 pada malam itu.

Video yang beredar menunjukkan bahwa ledakan sangat kuat sehingga seluruh restoran hancur serta mobil di jalan terbalik.  Bahkan etalase Komunitas Cuigu Kangju di seberang jalan rusak parah. Jalanan berantakan dengan keberadaan penduduk hidup dan mati yang tak diketahui tergeletak di puing-puing.

Video lanjutan yang beredar menunjukkan setidaknya tiga orang diangkat dari puing-puing tergeletak di lantai beton. Salah satunya berlumuran darah di kepala dan tubuh bagian atasnya. Sejumlah korban luka dirawat di rumah sakit terdekat.

Dalam video yang diposting, seorang penduduk setempat berkomentar: “Ledakan tangki bensin tidak akan begitu kuat, sepertinya ledakan gas.”

Namun demikian, staf Ganzhou Shenran Natural Gas Co., Ltd “membantah rumor” kepada media  daratan Tiongkok dengan mengatakan bahwa setelah pemeriksaan, “Bukan ledakan yang disebabkan oleh kebocoran pipa gas  tetapi “demi keselamatan penduduk”, Komunitas Xiangyi Huafu dan Cuigukang di dekatnya telah dipindahkan. Sedangkan katup gas alam perumahan ditutup.

Media daratan Tiongkok mengatakan bahwa banyak yang terluka ditemukan tergeletak di lokasi ledakan. Staf Kampus Emas Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Gannan juga mengkonfirmasi bahwa pada pukul 23.00 ​​malam itu, bagian gawat darurat rumah sakit telah merawat banyak orang yang terluka dan para dokter sangat sibuk.

Sedangkan polisi setempat melaporkan bahwa sebuah ledakan terjadi di sebuah toko di Jalan Zhenwei, Hubian, Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Ganzhou. Awalnya diverifikasi bahwa “seorang tewas dan lebih dari 10 orang terluka.”

Polisi meminta masyarakat agar “tidak percaya atau menyebarkan desas-desus, semuanya tunduk kepada laporan resmi” yang membuat orang bertanya-tanya apakah mereka mengikuti “praktik” resmi untuk menyembunyikan jumlah korban atau kebenaran kecelakaan yang terjadi. (hui)

Wajib Militer 300.000 Tentara Putin Berakhir, 82.000 Tentara Baru Dikirim ke Zona Perang

Lin Yi

Menteri Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tugas merekrut 300.000 rekrutan baru telah selesai pada Jumat 28 Oktober. Sejumlah rekrutan telah dikirim ke wilayah Kherson di Ukraina.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berkata : “Tugas yang Anda usulkan (wajib militer) sebanyak 300.000 telah selesai.”

Pada  September, Putin memerintahkan perekrutan 300.000 tentara secara nasional. Pada  Jumat 28 Oktober, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa tugas rekrutmen telah selesai.

Ia berkata : “Saat ini, 218.000 orang sedang menjalani pelatihan rekrutmen. 82.000 orang telah menyelesaikan pelatihan dan telah dikirim ke pusat operasi militer khusus.”

Militer Ukraina baru-baru ini mengatakan,  mereka telah menemukan bahwa tentara Rusia telah merekrut bala bantuan dan menggali parit untuk mempersiapkan kemajuan garis depan. Diperkirakan pertempuran pihak Rusia dan Ukraina akan segera meletus di kota Kherson.

Kanton Kherson terletak secara strategis. Setelah Rusia menginvasi Ukraina, kota terbesar Ukraina yang diduduki adalah Kherson, tetapi dalam beberapa pekan terakhir, tentara Rusia telah dikalahkan oleh serangan balik Ukraina dan sehingga Rusia harus meningkatkan penempatan pasukannya. (hui)

Mulai Besok, Siaran TV Analog di 222 Kota Seluruh Indonesia Termasuk Jabodetabek Dimatikan

ETIndonesia- Kiamat TV analog akhirnya tiba. Pemerintah memastikan infrastruktur multipleksing (MUX) sudah siap untuk implementasi Analog Switch Off (ASO) yang akan dilakukan pada  2 November 2022.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan, Pemerintah telah memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 78 Angka 3 Sektor Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar).  

“Menurut Undang-Undang Cipta Kerja harus sudah dilaksanakan pada tanggal 2 November yang akan datang, kira-kira 10 hari yang akan datang,” tutur Menko Polhukam Mahfud MD usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2022) dalam siaran pers Kominfo. 

Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan, masih ada beberapa hal yang harus disiapkan. Menurutnya, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan koordinasi dengan penyelenggara multipleksing dan pemilik perusahaan televisi swasta untuk menyukseskan pelaksanaan ASO. 

“Karena infrastrukturnya dalam bentuk MUX (multipleksing) semuanya sudah selesai. Set top box-nya pemerintah sudah menyelesaikan, yang TV swasta baru 4,4% sehingga ini harus diatur kembali. Jadi dari sudut pemerintah semuanya sudah siap, yang TV swasta nanti kita lakukan bersama-sama sesudah itu, tapi secara umum kita akan memenuhi ketentuan undang-undang,” ujarnya.

Menkominfo Johnny G. Plate menjelaskan dari total 514 kabupaten dan kota di Indonesia, terdapat 222 wilayah yang akan migrasi ke TV digital.  “Sedangkan untuk 292 daerah lainnya akan dilakukan sesuai kesiapan wilayah,” tandasnya.

Bahkan, Menkominfo menyatakan sudah ada delapan kabupaten dan kota di empat wilayah siaran telah mengimplementasikan ASO sejak April yang lalu.

“Jabodetabek yang terdiri dari 9 kabupaten dan kota akan dilaksanakan pada 2 November 2022, dan 173 kabupaten dan kota non-terrestrial service atau tidak ada layanan TV terrestrial,” jelasnya. 

Untuk wilayah Jabodetabek, Kementerian Kominfo telah melakukan koordinasi dengan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) selaku penyelenggara MUX untuk melakukan sosialisasi ASO secara masif dan pembagian set top box secara merata. (asr)

Karyawan di Taman Industri Foxconn Zhengzhou Tak Terurus Karena Epidemi Terpaksa Pulang Kampung dengan Berjalan Kaki

0

oleh Zhao Fenghua

Taman Industri Foxconn di Kota Zhengzhou diblokir pihak berwenang akibat COVID-19 berkecamuk. Rekaman video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa puluhan ribu orang karyawan perusahaan tersebut terpaksa memilih pulang kampung dengan berjalan kaki karena tidak terurus setelah putus hubungan dengan dunia luar, tidak ada pengobatan dan tidak ada pasokan makanan.

Setelah COVID-19 masuk taman industri baru-baru ini, dilaporkan ada sejumlah karyawan yang mengalami demam tetapi tidak ada yang peduli untuk membantu. 

Berita tersebut jelas langsung diblokir oleh pihak berwenang. Sehingga sejumlah besar pekerja terpaksa meninggalkan pabrik dan kembali ke kampung halaman mereka dengan berjalan kaki.

Sebuah rekaman yang beredar di medsos Tiongkok menunjukkan bahwa sekelompok anak muda sedang melewati pagar berkawat duri untuk pulang kampung. Di bagian dari jalan raya, juga terlihat anak-anak muda yang sedang berjalan kaki.

Penduduk setempat : “(Lihat) Berapa banyak anak-anak muda ini yang berjalan kaki ? Sampai berkilo-kilo meter masih terlihat”.

Karyawan Foxconn mengatakan : “Banyak duka yang kami alami dalam perjalanan pulang dari Foxconn. Kami harus berjalan di bawah guyuran air hujan”.

Karyawan Foxconn : “Sepanjang jalan bergantian antara angkat dan seret kalau sudah lelah”.

Video lain menunjukkan, dalam kegelapan terlihat orang-orang sedang bergegas dalam perjalanan dengan menyeret koper yang berisi barang bawaan mereka dalam kegelapan.

Penduduk setempat mengatakan : “Ini semua adalah karyawan dari Foxconn. Serombongan besar baru saja lewat. Wow lihat ini, datang lagi menyusul rombongan baru !”

“Di malam-malam begini, entah ke mana anak-anak muda ini pergi ? Kasihan !”

Selain berjalan kaki, ada juga beberapa anak muda yang menunggu bus membawa barang bawaan.

Penduduk setempat bertanya : “Apakah kalian sedang menunggu bus ?”

Karyawan Foxconn menjawab : “Ya”.

Penduduk setempat bertanya : “Apakah kalian dari Foxconn ?”

Karyawan Foxconn menjawab : “Ya”.

Video lain menunjukkan ada sekelompok besar anak muda sedang berjalan kaki dalam kegelapan malam.

Pada 29 Oktober, beberapa kota di Provinsi Henan mengumumkan rencana darurat untuk mengisolasi karyawan Foxconn yang kembali ke rumah.

Lebih dari 95% iPhone Apple diproduksi di pabrik pengecoran di Tiongkok. Eksodus karyawan Foxconn tentu saja akan menambah kekhawatiran bagi investor. Mereka khawatir bahwa kebijakan nol kasus epidemi PKT akan meningkatkan risiko terhadap rantai pasokan internasional. (sin)

Ribuan Karyawan Foxconn Meninggalkan Taman Industri untuk Pulang Kampung dengan Berjalan Kaki Puluhan Kilometer

0

NTD

Karyawan dan karyawati Foxconn meninggalkan taman industri Foxconn di Kota Zhengzhou, Tiongkok dengan berjalan kaki untuk pulang kampung sejauh puluhan kilometer.

Pabrik pengecoran iPhone terbesar di dunia, Foxconn di kota Zhengzhou baru-baru ini mengalami “serbuan” COVID-19 sehingga banyak karyawannya dikonfirmasi positif tertular. Pabrik terisolasi dari dunia luar, mengakibatkan infeksi cluster yang semakin serius. Beberapa hari yang lalu, karyawan memilih “melarikan diri” untuk pulang kampung meskipun terpaksa harus menempuh jalan kaki sejauh puluhan kilometer.

Rekaman video yang diposting di medsos menunjukkan sejumlah besar anak muda yang menyeret koper dan membawa tas besar, melangkah di sepanjang jalan raya, bahkan jalan tak beraspal antar pedesaan.

Ada juga penduduk yang baik hati meletakkan air mineral, roti dan makan kecil di pinggir jalan dengan meletakkan di sana lembaran kertas tebal dengan pesan : “Para karyawan Foxconn yang sedang pulang kampung, silakan menikmati pasokan ini secara gratis”.

Seorang netizen memposting tulisan yang berbunyi : “Di kedua sisi jalan Raya Huaxia Avenue setidaknya ada 2.000  orang anak-anak muda yang sedang pulang kampung dengan berjalan kaki. Sangat sedih melihatnya”.

Ada juga orang yang mengungkapkan bahwa para karyawan dan karyawati Foxconn itu memilih pulang dengan berjalan kaki sejauh 30, 50 kilometer. Katanya ada seorang karyawan yang rumahnya di Jiaozuo terpaksa berjalan kaki tambahan sejauh 50 Km untuk menghindari petugas pos yang melakukan pemeriksaan dan membujuknya untuk kembali. Sehari semalam itu ia menempuh perjalanan total 165 Km untuk tiba di rumah.

Pada 30 Oktober, Su Dongxia, seorang wanita yang duduk sebagai Sekretaris Komite Partai Komunis di perusahaan Foxconn di Kota Zhengzhou mengeluarkan pemberitahuan yang isinya mengakui bahwa Taman Industri Foxconn yang memiliki 20.000 lebih orang karyawan tidak mampu secara sendirian mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh epidemi. Akibat bantuan dari pihak eksternal sangat minim, maka manajemen terpaksa mengizinkan para karyawan untuk kembali ke kampung halamanan masing-masing.

Su Dongxia bahkan dalam pengumumannya menuliskan kalimat sindiran berupa : Seberapa besar dana dan waktu yang dihabiskan oleh otoritas di tempat tinggal kalian dalam upaya mengatasi penyebaran epidemi ? Selain secara simbolis memberikan sekantong sayuran untuk menyenangkan. Apa lagi yang kalian terima ? Apakah otoritas yang berwenang memberi makan 3 kali sehari ? 

Dia mengatakan bahwa memang perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk mengendalikan opini publik, bisa jadi beberapa informasi negatif merupakan bagian dari fakta. “Tetapi tolong kalian percaya bahwa perusahaan ini jelas lebih bersih daripada masyarakat ini”. (sin)

Pendiri Klinik Gender yang Mendukung Pelarangan Obat Pemblokir Pubertas

0

Janice Hisle

Pada 1973, tahun yang sama ketika American Psychiatric Association berhenti menyebut homoseksualitas sebagai gangguan mental, Dr. Stephen Levine menyelesaikan residensinya di bidang psikiatri. Dalam sebulan, seorang pasien yang tak terlupakan melintasi jalannya.

Pria itu sedang duduk di halaman belakang rumahnya, di bawah pohon ek. Dia telah menodongkan pistol ke mulutnya dan mengancam akan menarik pelatuknya—kecuali dia bisa menjalani transisi untuk tampil sebagai wanita, kata Dr. Stephen dalam wawancara podcast baru-baru ini.

Itu adalah kontak pertama Stephen dengan seseorang yang mengalami keterputusan antara persepsi gender dan seks biologis, yang kemudian disebut “transeksualisme”. Sekarang disebut “disforia gender”.

Pada tahun 1974, setahun setelah intervensi krisis, Stephen terus membantu pasien yang sebelumnya ingin bunuh diri. Dia juga mendirikan klinik identitas gender di Universitas Case Western Reserve yang dihormati di Ohio, tempat Stephen memperoleh gelar medisnya sebelum menyelesaikan  residensinya di University Hospitals of Cleveland. Klinik tersebut kemudian dipisahkan dari universitas dan telah berganti nama beberapa kali.

Stephen Levine, seorang psikiater klinis yang mendirikan klinik gender Ohio pada tahun 1974, prihatin dengan penggunaan hormon untuk merawat anak-anak transgender yang tertekan. (Sumber: Dr. Stephen Levine)

Hari ini, setelah hampir lima dekade dalam profesinya, dokter berusia 80 tahun itu terus berpraktik di klinis swasta. Dia juga terus menambah basis pengetahuannya; sebagian menjadi “Bukti 1” dalam upaya untuk mencegah tantangan pengadilan terhadap undang-undang Arkansas.

Pertarungan Pengadilan Membayangi

Dalam deklarasi setebal 113 halaman yang mendukung Stop Adolescents from Experimentation (SAFE) Act, Stephen mengatakan: “Sains, bukan politik, perlu mendorong perawatan trans. … Terdapat ketergesaan untuk mengobati, dan tidak adanya perhatian etis yang luar biasa berdasarkan keterbatasan ilmiah yang jelas.”

Stephen dapat mengambil posisi saksi ketika undang-undang diberlakukan mulai 17 Oktober di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Arkansas. Jaksa Agung Negara Bagian Leslie Rutledge tidak menanggapi email yang meminta konfirmasi.

Berdasarkan pemahaman Stephen tentang literatur, tidak ada penelitian yang meyakinkan yang memenuhi persyaratan apa yang disebut efek jangka panjang perawatan gender pada kesejahteraan seseorang secara keseluruhan, dalam catatan pengadilan. Keadaan umum penelitian tentang anak-anak disforik gender disebut “kualitas rendah” dalam literatur profesional, katanya.

Itu sebabnya Stephen merekomendasikan agar negara bagian A.S. lainnya mempertimbangkan untuk mengikuti jejak Arkansas dalam menghentikan suntikan hormon dan operasi untuk anak muda tersebut.

Chloe Cole, seorang wanita berusia 18 tahun yang menyesali operasi pengangkatan payudaranya, memegang obat testosteron yang digunakan untuk pasien transgender, di California Utara pada 26 Agustus 2022. (John Fredricks/The Epoch Times)

Undang-undang Arkansas telah ditangguhkan tak lama setelah pengesahannya pada April 2021. Sebulan kemudian, American Civil Liberties Union (ACLU) mengajukan gugatan yang berusaha membatalkan Undang-Undang SAFE. Mewakili empat pemuda disforik gender dan dua dokter, ACLU ingin Hakim James Moody Jr. menyatakan undang-undang itu inkonstitusional.

Penangkal Petir Untuk Kontroversi

Untuk   pencela,   penulis   Bukti-1 mungkin juga menjadi Musuh Publik No-1. Meskipun pengalaman dan kredensial Stephen memenuhi 23 halaman, dan ia menerima penghargaan pencapaian seumur hidup untuk karyanya, beberapa aktivis LGBT mencelanya sebagai “aib bagi komunitas medis”. Mereka menyerukan agar dia dicabut lisensinya dan menuduhnya sebagai “warisan yang mengerikan”.

Bagaimanapun, pembela Stephen secara terbuka memuji dia untuk pendekatan yang hati-hati, terukur, dan penuh kasih untuk merawat orang-orang transgender. Dan, di situs webnya, Stephen mengatakan bahwa dia telah mendedikasikan pekerjaannya untuk membantu orang menavigasi salah satu keinginan hidup yang paling kuat: “kebutuhan untuk mencintai dan dicintai”.

Meskipun The Epoch Times tidak dapat mengamankan wawancara dengan Stephen, namun sumber daring dan catatan pengadilan memberikan wawasan tentang penelitian Stephen, pemahamannya tentang sains, dan pendapatnya tentang masalah yang dihadapi dokter, pasien muda, dan keluarga mereka.

Sebuah kamar mandi disediakan untuk mahasiswa transgender di University of California Irvine, di Irvine, California, pada 25 September 2020. (John Fredricks/The Epoch Times)

Berbagai sumber mendokumentasikan akhir yang tragis bagi pasien Stephen yang melakukan bunuh diri pada 1973. Pasien menjalani operasi feminisasi, seperti yang diinginkan. Namun demikian, pasien akhirnya melakukan bunuh diri sekitar satu dekade setelah Stephen pertama kali melakukan pendekatan.

Stephen telah menyatakan bahwa tindakan bunuh diri pasien itu memang mempengaruhinya. Namun, tragedi itu tidak menghentikannya untuk merekomendasikan orang lain untuk menjalani operasi transisi gender, katanya.

Perspektif yang Bertentangan

Dalam deklarasi pengadilan Arkansas,Stephen menelusuri kembali sejarahnya sebagai psikolog klinis. Dia menjelaskan bagaimana tanggapan profesional terhadap perawatan transgender berubah secara dramatis. Dia juga mengkritik model “perawatan  yang  menegaskan  gender” yang saat ini disebut-sebut, yang meminta penerimaan otomatis ketika seorang anak menyatakan, “Saya trans.”

Itu bisa memulai perkembangan menuju perubahan menjadi lawan jenis, setidaknya dalam penampilan. Jenis kelamin seseorang, yang diprogram ke dalam DNA, tidak dapat diubah.

“Transisi sosial,” termasuk mendorong anak-anak untuk mulai menggunakan nama baru untuk mencocokkan identitas gender yang dirasakan, bersama dengan sebutan, pakaian, gaya rambut, dan penyesuaian lainnya. Langkah selanjutnya bisa berupa hormon penghambat pubertas, hormon lintas jenis kelamin dan akhirnya operasi—perubahan bagian tubuh yang berhubungan dengan jenis kelamin lain.

Jack Turban, seorang rekan di psikiatri remaja dan anak di Stanford University, adalah salah satu ahli yang mendukung ACLU yang  membantah kesimpulan Stephen. Turban, yang juga memegang gelar dari universitas Yale dan Harvard, adalah pendatang yang relatif baru untuk meneliti perawatan untuk anak muda yang mengidentifikasi transgender. Menurut catatan, studi pertamanya di tahun 2015.

Tapi Jack mengatakan Stephen dan para ahli lain untuk Arkansas menyimpan pandangan yang “luar biasa”. “Pandangan mereka tidak didukung oleh organisasi medis terkemuka mana pun,” kata Jack.

Jack mengatakan “semua bukti  yang ada menunjukkan bahwa perawatan medis yang menegaskan gender meningkatkan hasil kesehatan mental” untuk anak muda yang mengidentifikasi gender. Kemutlakan lainnya: “Tidak ada bukti bahwa penegasan gender membuat kegigihan dalam identitas transgender lebih mungkin terjadi.”

Lebih lanjut, Jack menyatakan: “Akan berbahaya dan tidak etis” untuk melarang intervensi medis tersebut.

Para ahli di kedua belah pihak saling menuduh menghilangkan temuan penelitian yang penting dan relevan dari risalah yang mereka ajukan di pengadilan. Dan mereka tidak setuju atas implikasi baru- baru ini dari beberapa perusahaan Eropa yang menghentikan atau membatasi beberapa intervensi medis untuk kaum muda yang mengalami diskriminasi gender.

Pada akhir 2020, Pengadilan Tinggi London memutuskan bahwa hormon penghambat pubertas dilarang untuk anak-anak di bawah 16 tahun—keputusan yang banyak dikutip. “Saya adalah satu- satunya orang Amerika yang menyerahkan laporan” dalam kasus itu, kata Stephen.

‘Politik dan Ideologi’ Mendominasi

Seperti yang dilihat Stephen, “masalah inti” dalam kasus pengadilan Arkansas adalah: Perawatan hormonal dan pembedahan menyebar secara internasional jauh sebelum “penilaian ilmiah yang objektif- dapat diandalkan” dari konsekuensi pada anak-anak yang mengalami disforik gender. Selama hampir tiga dekade, Stephen menjadi anggota  dari Asosiasi Profesional Dunia untuk Kesehatan Transgender (WPATH) yang sering dikutip. Dia bahkan memimpin komite yang menetapkan standar perawatan internasional kelompok itu. Namun pada 2002, Stephen berpisah dengan organisasi tersebut. Dia telah menyimpulkan bahwa “politik dan ideologi” telah melampaui “metodologi ilmiah yang tepat dan dapat diandalkan”.

Kelompok ini mulai membuka pertemuan dua tahunan untuk “individu trans yang bukan profesional berlisensi,” kata Stephen. Tampaknya, bertujuan untuk memungkinkan orang-orang itu menyum- bangkan pendapat tentang perawatan yang menurut mereka harus mereka terima.

Akibatnya, WPATH mulai mengambil “pandangan yang sangat sempit dan didorong secara ideologis” tentang isu-isu kontroversial, menurut Stephen.

Kelompok itu mengatakan misinya adalah “Untuk mempromosikan perawatan berbasis bukti, pendidikan, penelitian, kebijakan publik, dan rasa hormat dalam kesehatan transgender.”

Namun, dalam pandangan Stephen, WPATH telah mengenakan mantel advokasi. Dan itu tidak sesuai dengan pencarian temuan ilmiah yang valid.

“Skeptisisme tentang hormon dan operasi yang telah dilakukan selama 50 tahun juga tidak disambut hangat oleh mereka yang karir dan keahliannya didasarkan

pada penggunaan yang berkelanjutan,” kata Stephen Levine.

Apakah Perbaikannya Bekerja?

Banyak pendukung perawatan yang menegaskan gender sekarang tampaknya fokus untuk memperbaiki disforia pasien dengan intervensi medis tanpa terlebih dahulu mencoba memahami faktor-faktor yang mungkin membantu membentuknya, kata Stephen. Juga tidak ada banyak upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi patologi lain yang memengaruhi pasien, dan untuk mempertimbangkan orang tersebut secara keseluruhan.

Dia mencatat bahwa sejumlah penelitian, termasuk satu dari tahun 2021, telah menunjukkan bahwa sebagian besar anak- anak usia sekolah dasar akan “berhenti” pada masa remaja, atau kembali ke identitas gender yang sesuai dengan jenis kela- min mereka. Namun, Stephen mengakui bahwa beberapa orang yang sangat percaya pada “penegasan segera dan transisi sosial” bersikeras bahwa anak-anak transgender sangat jarang menyerah—perubahan signifikan yang tidak dapat dijelaskan dari tahun-tahun sebelumnya, katanya.

Jika anak-anak segera  “dimantabkan” dalam mempertanyakan jenis kelamin mereka sendiri, kemudian dilacak  dengan cepat ke hormon, tidak ada cara untuk mengetahui berapa banyak dari anak-anak itu yang akan terbantu dengan pendekatan “menunggu dengan waspada”, kata Stephen. Beberapa pendukung gender menolak kemungkinan “penularan sosial,” menyebar di antara teman sebaya dan di internet. Tetapi ada banyak laporan tentang anak- anak yang “keluar” sebagai transgender dalam kelompok; Stephen mengatakan teori itu menawarkan penjelasan yang masuk akal untuk lonjakan baru-baru ini dalam jumlah anak muda yang mengidentifikasi diri sebagai transgender.

Lebih lanjut, Stephen menyatakan: Setiap remaja yang  mengidentifikasi transgender yang dia kenal, telah menghabiskan “berjam-jam” menjelajahi situs internet transgender.

Lebih dari ‘Waktu Senggang’

Sementara itu, Stephen khawatir tentang kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari penghambat pubertas, menyebutnya sebagai “gangguan hormonal utama” dari perkembangan dasar manusia. Obat ini biasanya diberikan kepada remaja tahap awal.

Membekukan tahap perkembangan anak-anak ini sementara teman sebayanya berubah “tidak dapat dianggap sebagai ‘waktu habis’, atau jeda,” tulisnya, karena memiliki implikasi psiko-seksual sosial. Namun para pendukung obat ini meminimalkan potensi bahaya “dengan menyatakan efeknya sebagai reversible”, tanpa studi yang baik tentang efek jangka panjang, katanya.

Terapi untuk anak muda yang mendorong transisi tidak dapat dianggap netral karena mengubah jalan hidup anak, kata Stephen, “dengan efek yang sangat tidak terduga pada kesehatan mental dan fisik, bunuh diri, dan harapan hidup.”

“Klaim bahwa hak sipil dipertaruhkan tidak mengubah fakta bahwa apa yang diusulkan adalah eksperimen sosial dan medis pada pasien yang rentan. (yud)

Setelah Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, Ke Mana Masa Depan Tiongkok?

0

oleh Liang Dong dan Chen Li dari NTD News

Xi Jinping terpilih kembali tanpa ketegangan pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-20. Pada saat yang sama, di antara anggota dan anggota Komite Tetap Politbiro yang baru, hampir semua mereka dibentuk oleh departemen lama Xi Jinping. Kepemimpinan baru tak memiliki kandidat yang mengerti ekonomi dan tak memiliki penerus, membuat para scholar dari semua lapisan masyarakat khawatir tentang masa depan Tiongkok.

Pada 23 Oktober, pada Sidang Pleno Pertama Komite Sentral ke-20 Partai Komunis Tiongkok, daftar tujuh anggota Komite Tetap diumumkan, selain tiga anggota yang tersisa, Xi Jinping, Zhao Leji, dan Wang Huning , anggota baru Li Qiang, Cai Qi, Ding Xuexiang, dan Li Xi semuanya adalah “anggota Komite Tetap. Mereka adalah perwakilan tentara keluarga Xi.

Li Keqiang dan Wang Yang gagal untuk tetap di Komite Tetap Politbiro dan Wakil Perdana Menteri saat ini Hu Chunhua tidak bergabung seperti yang diharapkan. Ketiganya dipandang sebagai tokoh “Tuanpai” moderat mengikuti garis reformasi. Keluarnya mereka berarti bahwa “faksi tuan” hampir musnah.

Daftar 24 anggota Biro Politik Komite Sentral juga diumumkan pada pertemuan tersebut, kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Xi Jinping, membentuk situasi di mana “tentara keluarga Xi” mendominasi dunia.

Kandidat untuk kepemimpinan pusat baru PKT telah melanggar banyak konvensi, seperti Xi Jinping terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga, tidak ada pengganti yang  diatur, pejabat tidak lagi mengikuti “tujuh pasang dan delapan turun”;

Namun, sebagian besar pakar dan cendekiawan tidak optimis tentang kepemimpinan PKT saat ini.

Song Guocheng, seorang peneliti senior di Pusat Hubungan Internasional di Universitas Nasional Chengchi Taiwan mengatakan: “Daftar ini pada dasarnya sesuai dengan tiga prinsip Xi Jinping, satunya adalah kesetiaan, yang kedua adalah apa yang disebut kronisme, Anda harus dengan tegas menerapkan kebijakan Xi Jinping. Pada akhirnya politik komposisi, yaitu, sejumlah besar birokrat politik daripada teknokrat yang mengambil alih posisi kekuasaan penuh dengan pertempuran pengadilan.

Di antara anggota baru Komite Tetap, Li Qiang, yang diharapkan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri. Ia menempati urutan kedua.

Anggota Komisi Tetap Ketujuh yang baru juga dinilai memiliki kualifikasi akademik yang rendah, dan belum ada yang berpengalaman dalam pengelolaan ekonomi nasional. Selain usia, pendidikan, dan kualifikasi, hal yang paling mengejutkan bagi para komentator adalah prestasi politik pun tidak menjadi kriteria pemilihan pada kali ini.

Li Youtan, asisten profesor di Institut Pengembangan Nasional Universitas Nasional Chengchi di Taiwan, mengatakan: “Penerapan kebijakan nol kasus Li Qiang sungguh keterlaluan, orang-orang Shanghai menjerit. Tapi dia tetap mempromosikannya menjadi  perdana menteri. Cai Qi membantunya membersihkan populasi kelas bawah. Bahkan membuat Beijing marah, tetapi selama dia mendengarkan perintah Xi Jinping, dia akan memiliki kesempatan untuk dipromosikan.”

Dunia luar menemukan bahwa penunjukan personel ini memiliki karakteristik, yaitu, hampir semua eksekutif tingkat tinggi yang baru adalah karakter yang kejam termasuk Cai Qi dan Li Qiang.

Media PKT mengungkapkan pada  23 Oktober bahwa Xi Jinping menekankan bahwa masuk atau tidak masuk Komite Sentral tidak dapat mengikuti praktik biasanya.

Para kritikus percaya bahwa promosi pejabat yang luar biasa, menunjukkan bahwa Xi ingin benar-benar melaksanakan kehendaknya yakni langkah lebih besar selanjutnya.

Wang Juntao, Ph.D. dalam Ilmu Politik dari Universitas Columbia menuturkan, dalam politik, karena dia telah bertikai dengan faksi Tuan, dia ingin membersihkan faksi Tuan dalam skala besar. Ini adalah langkah yang pertama. Yang kedua, secara ekonomi, dia sekarang akan terlibat dalam inovasi yang didorong oleh inovasi. Dalam bidang Ekonomi,  dia akan memperbaiki semua bisnis yang tidak memenuhi standarnya. Entah, dikarenakan faksionalisme, keamanan politiknya sendiri, atau keinginanmya untuk mencapai filosofi pemerintahannya.”

Profesor Li Youtan menunjukkan bahwa model pemerintahan ini tampaknya sangat stabil dalam jangka pendek. Akan tetapi, akan ada banyak masalah, termasuk penurunan ekonomi, kesulitan rakyat dan konfrontasi internasional oleh negara-negara bebas seperti Amerika Serikat. Hari-hari baik PKT harus diberi nomor. Selain itu, komite tetap Xi Jinping tak melihat seorang penerus, dan masih harus dilihat berapa lama dia bisa tetap berkuasa.

Kolumnis The Epoch Times Wang He percaya bahwa di satu sisi, Xi Jinping menderita akibat Revolusi Kebudayaan, dan di sisi lain, karirnya diuntungkan oleh identitasnya sebagai generasi kedua merah. Jadi, dia tidak bisa menghilangkan pengaruh PKT terhadap dirinya, dan dia memiliki hubungan cinta-benci dengan sistem tradisional Mao Zedong. Jadi dia menganut “plot perlindungan partai” dan mencoba menciptakan kembali PKT. Dan, semua ini hanya bisa membuatnya bukan manusia di dalam dan di luar, dan  membuat PKT semakin bermasalah di dalam dan luar negeri, dan mempercepat kehancurannya.

Wang He menambahkan, kongres Nasional ke-20 adalah akselerator kegilaan PKT, membuatnya berjalan lebih cepat. Mengapa? Salah satunya adalah program politiknya, yang lain adalah tata letak personelnya, dan kemudian dari perspektif respons publik domestik dan tanggapan internasional terhadap Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, dunia sudah dikepung, dan situasi seperti itu telah muncul.”

Tokoh media senior Jepang, Akio Yaita mempertanyakan ke mana kepemimpinan baru PKT akan membawa Tiongkok di masa depan.

Menurut dia, Xi Jinping telah mengubah pusat partainya sendiri menjadi lingkaran kecilnya sendiri. Pada akhirnya, itu berarti seberapa besar pengaruhnya terhadap dunia luar? Apakah dia dapat memimpin seluruh negara atau tidak? ia secara pribadi memiliki beberapa keraguan tentang ini.  Jadi, ia berpikir kaisar akselerasi ini menginjak pedal gas lagi dan terus berakselerasi ke arah penghancuran partai dan negara. ”

Akio menambahkan bahwa di masa mendatang, Tiongkok mungkin akan bergejolak, dan konfrontasi antara pemerintah dan rakyat akan menjadi lebih akut. Sekarang dunia luar tidak khawatir tentang ancaman Tiongkok yang kuat, tetapi ancaman Tiongkok yang runtuh serta mungkin juga berdampak besar pada negara-negara sekitarnya. (hui)

Bagaimana Pengobatan Modern Mengurangi Seni Penyembuhan

0

Marina Zhang

“[Para dokter] hanya melihat penyakitnya, bukan diri saya secara pribadi,” keluh seorang pasien diabetes kepada Dr. Rajeev Kurapati, Direktur Medis Onkologi Integratif dan Hospitality di St. Elizabeth Healthcare, Kentucky, Amerika.

Selain Dr. Rajeev, Walter memiliki banyak dokter spesialis untuk mengatasi setiap gejalanya. Termasuk ahli jantung, ahli nefrologi, dan spesialis infeksi.

Awalnya, Walter dirawat di rumah sakit sebagai pria yang agak menyenangkan di usia paruh baya, namun ia segera kehilangan pesonanya saat insomnia—komplikasi lain dari penyakit kronisnya—muncul dan menjadi penyakit lain yang bersaing.

Walter segera menjadi cemas dan putus asa karena tidak bisa tidur, jadi psikiater mulai membantu menangani kesehatan mentalnya, namun insomnianya masih tetap ada.

Buku  Rajeev  yang  berjudul  Physician: How Science TranSformed the Art of Medicine   (Dokter:   Bagaimana   Ilmu   Pengetahuan Mengubah Seni Kedokteran), menggambarkan  latar  pengobatan  rumah  sakit saat ini dan memulai bab pertamanya dengan kisah pasien ini.

Buku Rajeev didasarkan pada fenomena yang dia amati saat menjalankan praktik medisnya. Ia menemukan bahwa para dokter, yang terpaku pada aspek objektif pengobatan, sering kali lebih menekankan pada pengobatan, berpikir bahwa ini akan menyembuhkan pasien dan membuat mereka lebih baik.

Namun penyembuhan dan pemulihan terpisah, dan karena itu penyembuhan dapat terjadi tanpa pemulihan fisik. 

Oleh karena itu, fiksasi pengobatan dapat menyebabkan dokter mengabaikan fokus pengobatan, yaitu pasien.

Fenomena ini telah diamati dan diperingatkan oleh banyak dokter, dengan banyak yang menyatakan bahwa merawat pasien “seperti menangani penyakit” dapat membahayakan perawatan pasien.

Meskipun ada banyak  penyebab  di balik masalah ini, banyak dokter termasuk Rajeev mengidentifikasi sains modern sebagai faktor yang  mendasarinya, khususnya penekanan berlebihan pada sains modern di bidang medis.

Dokter juga menjadi lebih sibuk, hanya dapat mengalokasikan beberapa menit untuk setiap pasien karena lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk membuat grafik. Bagi para dokter yang ingin hadir untuk pasiennya, mempraktikkan pengobatan pribadi, banyak yang jarang memiliki waktu dan tenaga, terbebani oleh persyaratan dan protokol yang ditetapkan oleh administrasi rumah sakit.

Namun, tidak selalu seperti ini.

Faktanya, waktu panggilan kembali dari lebih dari satu dekade menunjukkan lebih dari setengah dari dokter di A.S. memiliki praktek pribadi mereka sendiri.

Sebuah  laporan  yang  diterbitkan  oleh The Physician Foundation pada 2008 menemukan bahwa lebih dari 60 persen dokter memiliki praktik mereka sendiri daripada dipekerjakan.   Dokter-dokter   ini   adalah CEO  mereka  sendiri,  merencanakan  hari sesuai keinginan mereka, dan yang paling penting, mengalokasikan waktu dan energi untuk pasien yang kembali ke klinik mereka. Survei Tolok Ukur Praktik Dokter 2020 dari American Medical Association menunjukkan hanya 49 persen dokter yang memiliki praktik mereka saat ini, kelanjutan dari tren penurunan ini.

Dengan kebijakan federal yang mendukung sistem rumah sakit besar, tata krama di samping tempat tidur dan diagnosis pasien dikesampingkan oleh analisis data medis.

Seni pengobatan, yang dulu didasarkan pada ikatan suci antara pasien dan dokter, secara bertahap kehilangan arti pentingnya.

Kedokteran Berbasis Bukti mengatasnamakan Sains

Menurut Dr. Richard Amerling, internis, nephrologist, dan Chief Academic Officer The Wellness Company, sains berbasis bukti adalah pendorong utama sistem medis modern berbasis rumah sakit saat ini.

Dimulai  oleh  Flexner  Report,  sebuah laporan   berjudul   Medical   Education   in the United States And Canada, oleh Abraham  Flexner,  kedokteran  berbasis  bukti didasarkan pada metodologi ilmiah dan diperkenalkan    pada   awal    1900-an,  dan memulai praktek kedokteran modern saat ini seperti yang kita kenal sekarang.

Laporan ini, mengevaluasi pendidikan kedokteran di Amerika Utara, merupakan terobosan bagi struktur dan kurikulum pendidikan kedokteran.

Bagaimananpun Penulis Flexner adalah “mantan pemilik sekolah persiapan yang menganggur … tidak memiliki gelar medis atau gelar lanjutan lainnya,” tulis mendi- ang ekonom Murray Rothbard.

“Satu-satunya kualifikasi Flexner untuk pekerjaan ini adalah menjadi saudara dari Dr. Simon Flexner yang berkuasa, memang seorang dokter dan kepala Institut Penelitian Medis Rockefeller.”

Dia ditugaskan oleh John D. Rockefeller dari Standard Oils, dan Carnegie Foundation, yang didirikan oleh miliarder Andrew Carnegie. Pekerjaan tersebut didukung oleh Carnegie, J.P. Morgan, dan John D. Rockefeller dari Standard Oils.

Flexner mengunjungi 155 sekolah kedokteran    untuk    mengevaluasi    kinerja mereka; dia tidak melakukan kuesioner, tetapi membuat keputusan berdasarkan standarnya  sendiri,  yang  didasarkan  pada sistem medis Jerman.

Flexner memisahkan ajaran kedokteran menjadi tiga era: Dia menganggap era pertama adalah era Hippocrates dan Galen, di mana para praktisi berfokus pada dogma filosofis. Era kedua dimulai dari abad ke- 16, ketika anatomi diperkenalkan ke dalam ajaran kedokteran.

Flexner menyimpulkan bahwa era ketiga—era pada saat itu—adalah era di mana “kedokteran adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan modern. Tubuh manusia milik dunia hewan.”

Laporan tersebut mendorong lebih banyak prasyarat untuk sekolah kedokteran, dan fokus kurikulum pada model ilmiah dalam pengajaran kedokteran, yaitu metodologi ilmiah, hipotesis, dan sebagainya.

Dia juga merekomendasikan rumah sakit universitas untuk didirikan, sehingga menggabungkan penelitian ke dalam praktik klinis.

Dia melabeli pengobatan osteopathi, chiropractic,    eklektik,    naturopati,   dan homeopati sebagai “perdukunan” karena obat-obatan  ini  berfokus  pada pandangan holistik  pengobatan  dan  dengan demikian “keberhasilan” mereka tidak dapat diukur melalui eksperimen, dan oleh karena itu tidak cocok untuk model metodologi ilmiah.

Pengobatan holistik selama 110 tahun  ke depan menjadi  alternatif pengobatan modern mainstream.

Flexner juga mendorong standarisasi pelatihan medis. Meskipun hal ini mengurangi jumlah dokter yang kurang terlatih hal ini juga menyeragamkan dokter.

Sekolah yang mengajarkan apa yang sekarang dikenal sebagai “pengobatan alternatif” tidak dapat menyesuaikan diri dengan model tersebut dan ditutup—dari 155 sekolah yang diulas Flexner, hanya 85 yang tetap buka.

Namun, perubahan mendasar yang dibawa oleh laporan ini adalah perubahan cara berpikir tentang kesehatan.

Model biomedis mengajarkan kesehatan sebagai “tidak adanya penyakit”, daripada pemahaman   tradisional tentang tubuh sebagai keadaan “homeostasis”, atau keseimbangan.

Sementara definisi kesehatan yang  sebenar- nya bervariasi antar dokter, model biomedis restriktif secara langsung berkontribusi pada pengajaran  medis yang membatasi dokter untuk mengobati     penyakit   dan gejala daripada bekerja  pada pasien untuk membuatnya lebih baik secara holistik melalui pengobatan pencegahan.

Bisa dibilang, model penyakit biomedis ini berarti bahwa dokter tidak bisa lagi membuat pasien mereka lebih sehat secara keseluruhan; peran ini segera diisi oleh kesehatan masyarakat sebagai gantinya.

William Osler, yang dikenal sebagai  salah satu bapak kedokteran Amerika modern, menentang pengobatan ini.

“William pada dasarnya menolak laporan   Flexner,”  tulis Dr. Alfred I. Tauber, Profesor Filsafat Emeritus di Universitas Boston, yang diterbitkan secara luas dalam epistemologi ilmiah dan    etika    medis,    dalam laporan tahun 1992. “Dalam pandangannya, peneliti harus berada di lembaga penelitian dan tidak merusak interaksi klinis.”

William percaya mahasiswa kedokteran akan terganggu dari merawat pasien dan fokus pada penelitian dan pekerjaan laboratorium sebagai gantinya. Dia tidak menentang objektivitas ilmiah yang diterapkan pada  kedokteran,   tetapi  khawatir bahwa etos kedokteran berbasis bukti itu sendiri memperkenalkan detase- men  antara dokter  dan objek studi — pasien.

Namun demikian, William dan dokter lain pada waktu itu yang memiliki pendapat yang sama pada akhirnya akan kalah melawan pengobatan berbasis bukti.

Dalam dekade berikutnya, obat berbasis bukti melahirkan uji coba terkontrol secara acak, studi populasi,  dan  fokus  pada  resep.

Ketiga aspek ini membentuk dasar   pengobatan  allopathi barat seperti yang telah kita ketahui.

Uji coba kontrol acak adalah eksperimen di mana semua faktor luar dijaga tetap sama kecuali satu variabel. Contohnya adalah mendapatkan sel manusia dari pasien yang  sama,  meninggalkan  mereka di lingkungan yang sama persis, tetapi hanya mengubah nutrisi yang diberikan.

Meskipun percobaan ini membantu untuk memisahkan semua faktor eksternal dan memungkinkan peneliti untuk memahami fungsi organ, jaringan, atau bahan kimia dalam isolasi, tubuh manusia tidak bekerja dalam isolasi. Mereka bekerja dengan kompleks organ, jaringan, dan bahan kimia.

“Tapi kemudian ketika Anda menggabungkan semua itu, Anda [akademisi] lupa untuk membawa semua variabel kembali ke gambar,” jelas Rejeev. Sementara penelitian dilakukan dalam isolasi, tubuh manusia bekerja dalam multi-dimensi, dan oleh karena itu, uji coba terkontrol secara acak berkontribusi pada visi reduksionis tentang pengobatan.

Uji coba populasi, seperti namanya, adalah eksperimen dan studi pada sekelompok besar orang yang     dianggap   mewakili populasi. Orang-orang yang direkrut akan memiliki berbagai usia, ras, kesehatan, dan sebagainya, dan temuan statistik dari studi ini membentuk protokol dan pedoman rumah sakit.

Kedokteran berbasis bukti juga berkontribusi pada promosi rumah sakit yang dilembagakan, dengan praktik medis swasta independen yang dikeluarkan dari pasar oleh kebijakan federal, bias terhadap model korporat dan data besar. Sebuah  laporan tahun 2021 menunjukkan bahwa hampir 70 persen dokter sekarang dipekerjakan di rumah sakit, menunjukkan apa yang disebut Institut Advokasi Dokter  sebagai “tragedi” dalam “kehilangan dokter swasta independen” Amerika serikat.

Sebagai karyawan rumah sakit, dokter perlu mengikuti pedoman rumah sakit, jadwal mereka direncanakan oleh administrasi, dan oleh karena itu mereka kurang dapat mengontrol waktu mereka.

Namun pedoman itu berasal dari data besar, dan “manusia bukanlah statistik,” kata Rajeev. “Seorang individu tidak mewakili populasi; dia datang dengan karakteristiknya sendiri yang

sangat spesifik. Jadi dokter kehilangan perspektif itu; obat individu atau pribadi mendapat pukulan.” Karena konsekuensi yang merusak pada hubungan pasien-dokter—dan kesehatan pasien— Dr. Richard berpendapat bahwa pengobatan berbasis bukti tidak ilmiah, tetapi tiket gerbang ke Big Pharma.

“Bukti bukanlah sains, bukti hanyalah komponen dari    metode    ilmiah.  Kita melihat bukti, tetapi kita menerapkan pemikiran, alasan, dan logika pada bukti untuk menghasilkan hipotesis yang masuk akal, tetapi bukti itu sendiri tidak ada artinya. Anda benar-benar dapat menghasilkan bukti atau menemukan bukti untuk mendukung hipotesis apa pun. Jadi hanya obat berbasis bukti pada dasarnya konsep yang konyol. Kedokteran harus berbasis sains.”

Dokter Mengobati Angka

Produk dari studi populasi tersebut dan uji coba terkontrol secara acak adalah standar rumah sakit, pedoman pengobatan, dan dosis resep yang diajarkan kepada siswa, bukan keterampilan dan kemampuan untuk berpikir dan bekerja sebagai dokter, kata Richard.

Dalam  beberapa  dekade  terakhir,  Dr. Richard,  yang  merupakan  Associate  professor  di  Universitas  St.  George  hingga  tahun 2021, memperhatikan bahwa ada tren penurunan  pada  pelatihan  mahasiswa  kedokteran dalam interaksi pasien dan dokter. Dia  mengamati  bahwa  siswa  tidak  dilatih   untuk   mengambil   riwayat   pasien, yang  merupakan  serangkaian  pertanyaan yang  akan  diajukan  dokter  untuk  menilai  dan  menentukan  kondisinya;  sebagai gantinya,  mereka  diberi  serangkaian  pertanyaan  yang  dapat  diajukan  siapa  pun, dan  diagnosis  entah  bagaimana  diturunkan dari kuesioner ini.

“Ketika Anda mengambil riwayat seorang pasien … Anda harus mengajukan sekelompok pertanyaan yang sangat spesifik dalam urutan yang sangat pasti untuk sampai pada diagnosis karena Anda ingin membuat pasien memberi tahu Anda secara lebih rinci apa yang mereka alami, dan Anda menerapkan jawaban atas apa yang Anda ketahui dari studi Anda, [dan] presentasi klinis dari berbagai keadaan penyakit … sebenarnya ini adalah latihan intelektual yang membutuhkan kekuatan otak,” kata Rajeev.

Namun, perhatian terbesarnya adalah bahwa telah terjadi pengurangan fokus pada pengajaran dan pemahaman dasar- dasar ilmu pengetahuan.

“Ada semakin sedikit penekanan pada ilmu-ilmu dasar, seperti … fisiologi, biokimia, patofisiologi, patologi [di sekolah kedokteran].”

Tanpa pemahaman yang melekat tentang proses penyakit dan fisiologi manusia, dokter tidak dapat melakukan intervensi pada tingkat dasar untuk menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu pasien dalam keadaan penyakit kronis.

“Memahami mata kuliah inti ini membebaskan Anda untuk dapat berpikir sendiri—jika Anda hanya memiliki pemahaman dasar tentang materi ini, Anda tidak akan dapat keluar dari kotak dan memikir- kan masalah baru.”

Dr. Richard mencontohkan diabetes tipe-2, yang menjadi masalah yang berkembang di Amerika Serikat. Sebagian besar dokter memahami diabetes tipe-2 sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan dan diet dapat membalikkan kondisi tersebut.

“Diabetes sebagian besar merupakan penyakit kelebihan pasokan energi dalam bentuk karbohidrat, glukosa, dan minyak dan lemak nabati tertentu; ketika Anda mengubah pola makan untuk menghilangkan [konsumsi gula yang berlebihan] ini … Anda sebenarnya membalikkan diabetes mereka dan membuatnya sehat kembali.”

Tanpa pemahaman ini, dokter hanya akan menangani angka-angka—kadar gula darah tinggi—dengan memberi pasien perawatan yang membantu pensinyalan insulin. Pada diabetes tipe-2, sel otot, lemak, dan hati pasien kehilangan kemampuan untuk mengambil gula dari darah karena gangguan sinyal insulin, yang mengakibatkan kadar gula darah tinggi. Beberapa pasien diabetes tipe-2 diberikan insulin ekstra untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Ini memaksa penyerapan gula darah ke dalam sel, dan karena itu menurunkan kadar gula darah, tetapi juga dapat menyebabkan sel mengambil lebih banyak gula darah daripada yang mereka butuhkan. “[Dokter] berpikir bahwa mereka telah berhasil ketika mereka menurunkan angka, padahal sebenarnya, mereka telah membuat pasien lebih buruk karena apa yang telah mereka lakukan adalah mereka telah memaksa glukosa dari darah mereka ke dalam sel-sel dalam tubuh mereka, membuat mereka [sel-sel] kelebihan energi,” kata Richard.

Di masa lalu, terapi insulin sering diresepkan sebagai upaya terakhir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, resep insulin untuk diabetes tipe-2 telah meningkat.

Oleh karena itu, berat badan pasien bertambah dari gula yang dipompa ke dalam sel mereka, dan penyakit metabolisme mereka memburuk, berkembang menjadi komplikasi diabetes termasuk kebutaan, gagal ginjal, masalah saraf, dan bahkan kematian.

“Jika Anda memiliki pendekatan di luar kotak itu [dan] berdasarkan jalur patofisiologi penyakit, maka Anda benar-benar dapat menyembuhkannya, dan itu tidak sulit untuk dilakukan.”

Perawatan berbasis angka juga dapat membuat dokter melihat gejala yang berbeda sebagai masalah yang terpisah dan tidak terkait, seringkali menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan diabetes tipe-2 sering datang bersamaan, tetapi ketika disajikan dalam grafik, dokter melihatnya sebagai dua angka yang  berbeda dan dua masalah yang berbeda untuk diobati, meskipun kedua kondisi tersebut “terkait erat,” kata Richard.

“Hal-hal tertentu meningkatkan tekanan darah: stres, hormon tertentu akan menaikkan tekanan darah, kan? Perubahan pola makan menaikkan tekanan darah … sebagian besar tekanan darah tinggi akhir- akhir ini disebabkan oleh konsumsi gula dan karbohidrat yang berlebihan.”

“Hampir semua pasien yang saya lihat dengan diabetes tipe-2 juga memiliki hipertensi. Mereka memberitahu saya bahwa itu dimulai pada waktu yang hampir bersamaan yang menunjukkan bahwa ini adalah proses penyakit umum yang menyebabkan kedua masalah tersebut, tetapi kebanyakan dokter tidak melihatnya seperti itu. Kebanyakan dokter melihatnya sebagai dua masalah yang terpisah, dua angka yang harus ditangani.”

Perawatan berbasis angka ini telah membatasi dokter untuk menghabiskan lebih banyak waktu di grafik mereka dari- pada dengan pasien mereka, sering menghabiskan 20 menit untuk statistik, dan kurang dari 10 menit untuk merawat pasien. Angka tidak hanya memberikan gambaran terbatas tentang penyakit ini, tetapi fokus pada angka membuat pasien dan pengalaman mereka menjadi tidak manusiawi.

“Ketika  Anda  ingin  memiliki  statistik … satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan mengobjektifikasi tubuh manusia dengan cara apa pun,” kata Rajeev. “Misalnya, rasa sakit adalah perasaan.

Bagaimana Anda mengobjektifkannya? Dengan memberi nomor padanya, jadi dengan memberi nomor padanya, apa yang terjadi adalah Anda telah mengurangi perasaan itu menjadi angka dan sekarang Anda memiliki sesuatu untuk dimainkan. Lalu ada obat-obatan yang datang dan mengatakan saya bisa menurunkan angka ini dari delapan menjadi enam … seterusnya dan seterusnya.”

Kekhawatiran pasien juga menjadi mudah diabaikan ketika dokter hanya berfokus pada menurunkan jumlah mereka, karena keprihatinan, kekhawatiran, keyakinan, adalah semua hal yang tidak dapat diukur, dan dokter baru tidak diajarkan atau dibiasakan berurusan dengan subjektivitas.

Dengan dokter tidak mengobati penyakit tetapi angka (statistiknya), dan interaksi manusia dikurangi menjadi angka yang objektif, oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Amerika Serikat berada dalam kondisi kesehatan yang stagnan.

Meskipun menjadi negara terdepan dalam teknologi medisnya, Amerika Serikat jarang masuk dalam 30 negara teratas untuk harapan hidup. Sementara negara- negara maju seperti Jepang, Australia, Swiss, dan banyak lainnya dengan mudah mempertahankan harapan hidup di kisaran 80-an, Amerika Serikat terus berjuang di angka 79.

Bagaimana COVID-19 Mengungkap Keterbatasan Pengobatan Modern

Pandemi dua tahun menguak masalah yang melekat pada sistem medis  modern ke tempat terbuka.

Rajeev mengatakan bahwa COVID-19 menunjukkan bahwa negara-negara maju, yaitu Amerika Serikat, Italia, Prancis— negara-negara yang  membanggakan diri memiliki teknologi canggih—menguak kesehatan masyarakatnya yang buruk.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Amerika Serikat memiliki beberapa tingkat kematian tertinggi dengan sekitar 317 kematian per 100.000 orang, Italia memiliki 297 per 100.000, dan Prancis memiliki tingkat kematian 233 per 100.000.

Bandingkan dengan India yang memiliki tingkat kasus tinggi tetapi hanya menderita 38 kematian per 100.000 dan Malaysia yang memiliki tingkat kematian sekitar 112 per 100.000 orang.

“Orang dengan begitu banyak penyakit penyerta seperti obesitas [menderita dan meninggal], COVID memanfaatkan [obesitas] paling banyak dan menyebabkan kerusakan paling banyak,” kata Rajeev.

Terlepas dari kekurangan dalam kesehatan masyarakat, Dr. Richard berpendapat bahwa pandemi COVID-19 telah mengekspos ketergantungan yang berlebihan dan terlalu percaya diri yang dimiliki dokter untuk pedoman dan standarisasi.

Ahli penyakit dalam dan onkologi terkenal, Dr. Stephen Iacoboni mengatakan bahwa dokter modern mirip dengan pilot—ini adalah pekerjaan yang membuat stres karena seseorang bertanggung jawab atas hidup dan matinya penumpang, tetapi pekerjaan pilot, tidak seperti dokter, sangat dikendalikan oleh mekanisme pesawat.

Dengan demikian, dokter telah mengembangkan cara untuk mengelola stres ini.

“Salah satu cara untuk memungkinkan Anda mengatasi tanggung jawab dan ketidakpastian adalah dengan menciptakan dalam pikiran Anda rasa kepastian yang besar bahwa hanya ada satu cara untuk melakukan ini,” kata Stephen.

“[Dokter] membutuhkan kepercayaan diri yang berlebihan untuk berfungsi, dan ketika ketidakpastian benar-benar muncul selama epidemi COVID ketika tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi, kebanyakan dokter mundur ke lubang kecil kepastian mereka, dan mengatakan hanya ada salah satu cara untuk melakukan ini dan itu adalah dengan mengikuti pedoman.” Dia dan Richard berpendapat bahwa pelatihan medis selama bertahun-tahun telah mengubah banyak dokter menjadi teknisi yang tidak dapat berfungsi tanpa pedoman dan standar.

“Dokter, sebagian besar, meninggalkan mereka [pasien] selama hari-hari awal krisis COVID, karena mereka tidak dapat berpikir sendiri dan mereka mengikuti pedoman,” kata Richard.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia merekomendasikan tidak ada perawatan dini untuk sebagian besar pandemi, hanya merekomendasikan pasien yang terinfeksi untuk dirawat di rumah sakit ketika mereka tidak bisa bernapas.

“Ini nasihat yang mengerikan. Seharusnya tidak ada dokter, dokter yang menghargai diri sendiri, dokter etis yang mengikuti nasihat itu. Mereka seharusnya merawat pasien mereka, menemukan sesuatu dan beberapa melakukannya … banyak dokter menemukan cara untuk merawat pasien.”

Ahli jantung dan penyakit dalam terkenal Dr. Peter McCullough memimpin makalah tentang pendekatan patofisiologi penyakit pada Agustus 2020.

Richard mengatakan bahwa makalah Peter adalah salah satu studi yang paling banyak diunduh. Peter dan banyak dokter lain melakukan apa yang seharusnya dilakukan dokter—meneliti dan menemukan perawatan.

“Sebagian besar dokter tidak melakukan apa-apa dan itu menghancurkan merek mereka. Saya pikir mereka telah menciptakan kekosongan besar dalam kedokteran yang mudah-mudahan kita akan coba untuk mengisinya.”

Obat untuk Masa Depan

Pengobatan modern telah membantu dokter untuk merawat pasien, memperpanjang umur mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Namun, dengan teknologi medis berupa big Data dan kecerdasan buatan, peran dan pentingnya dokter digantikan dengan kecerdasan buatan, yang sudah dalam pemindaian dan pemeriksaan.

Tetapi seperti yang dikatakan Profesor Kristin Collier dari University of Michigan pada upacara jas putih universitas tahun 2022, “robot seringkali bisa lebih akurat daripada kita dengan diagnostik …  [tetapi] mesin dan robot tidak dapat merawat siapa pun, penyelesaian tugas bukan perawatan.”

Fokus pada angka, pengobatan, mencoba memperbaiki tubuh manusia sebagai mesin daripada manusia, semuanya meninggalkan kekosongan dalam perawatan pasien, sesuatu yang pernah dihormati sebagai seni dasar kedokteran.

Ikatan antara pasien dan dokter mereka adalah salah satu ikatan yang paling suci. Secara historis, para dokter diajarkan tata krama di samping tempat tidur, mengetahui kemampuan penyembuhan dan kenyamanan yang mereka miliki dan melatihnya. “Dokter yang baik membuat pasien merasa lebih baik tanpa melakukan apa- apa, hanya dengan hadir,” kata Dr. Richard, “Ketika seorang pasien merasa bahwa seorang dokter benar-benar peduli pada mereka. Mereka benar-benar mulai membaik secara fisik [dan] emosional pasti.”

Dan dengan mesin dan robot menjadi lebih baik dalam menyelesaikan tugas di bidang medis, peran dokter sebagai penyembuh, “pelatihan mereka tentang tata krama di samping tempat tidur, dimensi humanistik itu, pelatihan itu harus lebih banyak dilakukan sekarang di sekolah kedokteran daripada sebelumnya,” kata Rajeev. “Tubuh manusia lebih seperti taman daripada mesin,” kata Rajeev. “Tidak seperti mesin di mana ada bagian tetap yang Anda ambil dan ganti, [tubuh] berubah musim demi musim … Selalu ada pertumbuhan dan pembusukan.”

Dr. Stephen Iacoboni mendorong fokus dari pengobatan berbasis mekanistik yang melihat pasien sebagai mesin dan karena itu memperlakukan pasien sebagai mekanik.

Richard menyerukan pembangunan kembali sistem medis di mana penyembuhan dan pengobatan terintegrasi.

“Anda harus mulai dari awal dan kembali ke dasar-dasar kedokteran dan menemukan kembali obat apa dulu,” kata Richard.

“Saya tidak berpikir bahwa salah satu dari mereka [dokter] senang melakukan pendekatan pengobatan dengan angka,” katanya.

Karena dokter hanya mengontrol jumlahnya dan tidak memperbaiki dan menyembuhkan penyakit mereka, “Ini sangat tidak memuaskan, karena Anda tidak benar-benar menyembuhkan seseorang. Anda hanya menjaga mereka dalam keadaan penyakit kronis.

“Pengobatan yang sebenarnya menyenangkan, ketika Anda mendapatkan seseorang yang menderita diabetes tipe-2 dengan komplikasi, dan Anda melepaskan insulin mereka … untuk membalikkan diabetes tipe-2 mereka, itu menyenangkan. Itu benar-benar bermanfaat, dan itulah obat yang seharusnya. ” (iwy)