Home Blog Page 548

Akankah Harga Minyak Internasional Turun Karena Kematian Seorang Tokoh OPEC ?

oleh Tim Dunia Keuangan dan Perdagangan

Memasuki bulan Juli tahun ini, peristiwa dunia yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Pada 7 Juli, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri. Pada 8 Juli, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal dunia akibat pembunuhan. Pada 9 Juli, pemerintah Sri Lanka mengumumkan kebangkrutan. Selain itu, ada satu hal lagi, yaitu harga minyak internasional tiba-tiba anjlok pada 6 Juli, sampai harga minyak WTI (West Texas Intermediate) jatuh di bawah USD.100,- per barel atau turun lebih dari 10%. 

Beberapa analis percaya bahwa jatuhnya harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan resesi, sementara yang lain berpendirian bahwa itu disebabkan oleh kematian seorang tokoh kelas berat pada 5 Juli tahun ini.

Jadi, siapa tokoh tersebut ? Akankah harga minyak terus turun ? Selain itu, mengapa naik turunnya harga minyak berpengaruh begitu signifikan terhadap denyut ekonomi global ?  simak selengkapnya 

Apakah meninggalnya Sekjen OPEC berpengaruh terhadap turunnya harga minyak ?

Terlebih dahulu kita bahas tentang tokoh kelas berat itu. Dia adalah Sekretaris Jenderal OPEC  dan politisi Nigeria berusia 63 tahun yang bernama Mohammad Sanusi Barkindo. Ia meninggal dunia pada 5 Juli malam, tetapi media tidak mengungkapkan penyebab kematiannya.

Kematian Mohammad Sanusi Barkindo cukup mengejutkan, karena pada siang harinya ia masih menyampaikan pidato dalam sebuah konferensi minyak di Nigeria, dan mengadakan pembicaraan dengan presiden negara itu, tetapi meninggal mendadak beberapa jam kemudian.

Jadi, bagaimana kematian seorang Mohammad Sanusi Barkindo dapat mempengaruhi harga minyak ?

Barkindo, adalah seorang Nigeria yang telah menjabat Sekretaris Jenderal OPEC sejak tahun 2016 dan rencananya akan mengundurkan diri pada akhir bulan ini. Selama 6 tahun menjabat, Barkindo menjaga agar harga minyak dunia tetap berada pada level tinggi. Ia dikenal sebagai “pematok harga minyak”. Jadi mari kita lihat apa saja yang telah ia lakukan ?

Pada tahun 2016, di tahun pertama Barkindo duduk sebagai Sekjen OPEC, harga minyak internasional turun sampai di bawah USD.30,- per barel. 

Untuk mendorong naiknya harga, ia membentuk grup monopoli terbesar di dunia minyak dengan menarik negara-negara yang non-Opec seperti Rusia ke dalam aliansi OPEC+. 

Sejak itu, harga minyak mulai menunjukkan tren naik, dan terus berlanjut selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2020, wabah global epidemi telah menyebabkan penurunan tajam dalam permintaan minyak, sehingga harga minyak jatuh. Namun, dalam setahun, Barkindo memfasilitasi perjanjian pengurangan produksi minyak terbesar dalam sejarah. Skala pengurangan produksi minyak mendekati 10 juta barel per hari, oleh karena itu harga minyak tidak terus anjlok bahkan naik.

Setelah pecahnya perang Rusia – Ukraina tahun ini, Eropa dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Rusia, menyebabkan harga energi global naik.Untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak Rusia, politisi Eropa dan Amerika Serikat telah mengunjungi Timur Tengah, sampai-sampai pejabat tinggi Amerika Serikat 2 kali datang ke Venezuela.

Presiden AS Biden meminta OPEC meningkatkan produksi minyak untuk mengisi kesenjangan pasokan yang disebabkan oleh sanksi terhadap Rusia dan menurunkan harga minyak. 

Namun, Barkindo menggunakan alasan bahwa kapasitas produksi negara-negara OPEC sudah mendekati batas atas, dan berupaya menunda peningkatan produksi, menjaga agar harga minyak tetap berada di atas USD.100,- per barel. Selain itu, ia menolak tuntutan untuk mendepak keluar Rusia dari OPEC+.

Bisa dikatakan Barkindo adalah “dewa penolong” bagi negara-negara penghasil minyak. Sebelum Barkindo berkuasa, sebagian besar negara penghasil minyak itu sedang mengalami keterpurukan karena harga minyak yang rendah. Seperti Arab Saudi di ambang krisis utang, Ekonomi Rusia mengalami pertumbuhan negatif, dan negara-negara penghasil minyak lainnya juga mengalami krisis. Namun setelah Barkindo menjabat sebagai Sekjen. OPEC, Rusia, Arab Saudi, Iran, Venezuela, dan negara-negara minyak utama lainnya telah memperoleh pendapatan keuangan yang besar dengan naiknya harga minyak yang tinggi.

Terutama Rusia, harga minyak yang terus-menerus tinggi telah menghasilkan banyak uang bagi Rusia, dan juga memberi Putin kemampuan untuk memulai perang dengan Ukraina. Mohammad Sanusi Barkindo diakui sebagai sekutu paling setia Putin. Jika bukan karena desakan Barkindo, Rusia pasti sudah dikeluarkan dari OPEC+.

Karena itu, kematian Barkindo pasti akan menjadi pukulan besar bagi Putin. Karena harga minyak tidak hanya menjadi sumber pengeluaran militer bagi Rusia untuk mempertahankan perang dengan Ukraina, tetapi juga merupakan alat tawar-menawar terpenting bagi Putin dalam bernegosiasi dengan NATO. Jika pendapatan nasional yang dihasilkan dari harga minyak ini lenyap, perang agresi Rusia menjadi sulit untuk dilanjutkan.

Awalnya, Barkindo berencana untuk mengakhiri masa jabatan keduanya di OPEC pada 31 Juli tahun ini. Penggantinya adalah Haitham al-Ghais, seorang veteran Perusahaan Minyak Kuwait dan mantan gubernur OPEC. Dibandingkan dengan Nigeria, yang pro-Rusia, Sekjen baru nanti  berasal dari Kuwait, yang pro-Amerika Serikat. 

Beberapa analis berpendapat bahwa ketika Haitham al-Ghais berkuasa, ia mungkin tidak mampu terus mendukung Rusia di bawah tekanan besar Barat sebagaimana yang ditunjukkan Barkindo. Dengan demikian situasi harga minyak yang tinggi mungkin saja akan terpengaruh.

Itu juga sebabnya, sejumlah analis menilai bahwa anjloknya harga minyak dalam beberapa hari terakhir ini tak lepas dari tewasnya Barkindo. Bagaimana tidak, sehari setelah meninggalnya Barkindo pada 5 Juli, harga minyak langsung anjlok.

Selain itu, organisasi OPEC+ yang dibentuk oleh Barkindo, aliansi yang ikatannya cukup longgar mungkin sulit tetap dipertahankan. 

Analis di UBS percaya bahwa Sanusi Barkindo adalah “kekuatan penstabil” di belakang OPEC, sehingga dalam jangka pendek hingga menengah, hilangnya “kekuatan penstabil” ini mungkin akan meningkatkan ketidakpastian langkah OPEC selanjutnya dan meningkatkan volatilitas harga minyak.

Akankah anggota OPEC meningkatkan produksi minyak ?

Apakah pergerakan ini akan terjadi, kita dapat melihat hasilnya setelah 2 hari. Pada 15-16 Juli, Presiden AS Joe Biden akan mengunjungi Arab Saudi, di mana ia akan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. 

Dalam kunjungan tersebut, Biden juga akan membahas serangkaian masalah dengan para pemimpin negara-negara Timur Tengah, di mana isu tentang energi akan menjadi kunci pembicaraannya.

Tetapi untuk kunjungan ke Arab Saudi, kelompok hak asasi manusia dan beberapa anggota Partai Demokrat AS telah memperingatkan Biden bahwa perjalanannya akan merusak komitmen Amerika Serikat untuk melindungi hak asasi manusia.

Pasalnya, pada tahun 2018, kolumnis Washington dan jurnalis pembangkang Saudi Jamal Khashoggi dibunuh secara brutal di konsulat Saudi di Turki. Dalam laporan intelijen yang dirilis Gedung Putih pada bulan Februari 2021, ditetapkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed  yang menyetujui tindakan tersebut. Oleh karena itu, beberapa suara nyaring menyebutkan bahwa kunjungan Biden ke Arab Saudi sama saja dengan memberi isyarat kepada para pejabat tinggi Saudi bahwa bahkan jika mereka melakukan pelanggaran serius hak asasi manusia, mereka tidak perlu membayar harga apa pun.

Sebelum kunjungan Biden, Arab Saudi telah setuju untuk mengurangi produksi minyak. Namun, tim analisis Royal Bank of Canada mengatakan dalam sebuah laporan bahwa para pemimpin OPEC mungkin harus bekerja keras untuk menemukan solusi mengatasi permasalahan dalam konteks perjanjian OPEC+ yang diperpanjang hingga bulan Desember tahun ini.

Bahkan, OPEC enggan meningkatkan produksi minyak untuk mengimbangi kesenjangan pasokan akibat sanksi ekspor minyak Rusia. Bahkan jika setuju untuk meningkatkan produksi, itu hanya simbolis, dengan alasan bahwa kapasitas produksi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab hampir mencapai batasnya. 

Lantas, bagaimana dengan peningkatan produksi minyak OPEC ? Menurut survei yang dilakukan Reuters baru-baru ini, bahwa OPEC telah berjanji untuk meningkatkan produksi sebesar 275.000 barel pada bulan Juni tahun ini, tetapi pada kenyataannya, produksi minyak OPEC pada bulan Juni hanya mencapai 28,52 juta barel per hari, turun 100.000 barel dari bulan Mei tahun ini.

Selain itu, untuk menurunkan harga minyak dan menekan inflasi, G7 juga membahas masalah penetapan harga tertinggi minyak Rusia, yang akan mengurangi pendapatan Rusia. Tetapi hal ini dapat mendorong Rusia mengurangi produksi minyaknya dan malahan dapat menaikkan harga minyak internasional. Sebelumnya, beberapa perwakilan OPEC telah mengatakan bahwa alasan utama kurangnya produksi minyak adalah penurunan produksi minyak Rusia akibat sanksi Barat.

Beberapa hari yang lalu, analis JP. Morgan juga memperingatkan bahwa harga minyak global bisa mencapai USD. 380,- per barel jika Rusia memotong produksi minyak mentah sebagai pembalasan atas sanksi G7.

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia pada 5 Juli menyampaikan ancaman akan mengurangi secara drastis produksi minyaknya Rusia jika harga dibatasi. Hal mana mungkin dapat mendorong harga minyak mencapai harga USD. 300,- hingga 400 per barel.

Sandang pangan, perumahan, transportasi semua tidak dapat dipisahkan dari minyak

Tentu saja teman-teman semua sudah banyak yang merasakan tekanan dari tingginya harga minyak. Mungkin harga minyak yang tinggi tidak berpengaruh besar terhadap teman-teman yang tidak memiliki kendaraan bermotor, padahal tidak demikian, karena kenaikan harga minyak akan mendorong naiknya harga barang di semua aspek kehidupan, dan memperburuk inflasi.

Sesungguhnya hidup kita tidak dapat dipisahkan dari minyak.

Dalam hal pangan, beberapa media pernah melaporkan bahwa setiap orang akan “menelan” 551 kilogram minyak dalam hidupnya. Ah ?1? Apakah minyak bisa dikonsumsi ? Mungkin banyak orang yang bertanya seperti itu, tentu saja minyak yang baru saja ditambang tidak untuk dimakan atau diminum.

Namun, makanan dan sayuran yang kita makan tidak terlepas dari pupuk kimia dan pestisida, yang keduanya merupakan produk sampingan dari minyak bumi. Pupuk kimia adalah amonia sintetis yang dibuat dari minyak bumi dan gas alam, dan selanjutnya diproduksi menjadi pupuk nitrogen penting seperti amonium nitrat, amonium sulfat, urea, dll., yang menyediakan unsur nitrogen penting untuk pertumbuhan tanaman.

Selain itu, produk sampingan minyak dipakai untuk pengawetan, pewarnaan, dan bumbu banyak makanan, misalnya, rasa dan pigmen buatan yang ditambahkan ke krim warna-warni pada kue ulang tahun, itu berasal dari minyak. Belum lagi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang produksinya juga tidak terlepas dari minyak, misalnya air murni dalam botol 500ml yang berada di depan kita, sejak menemukan sumber air, penambangan, pemurnian, pembotolan, transportasi dan mata rantai lainnya, ia total menghabiskan 167ml minyak.

Bahkan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dari minyak. Banyak obat-obatan yang berasal dari benzena, yang juga dibuat dari minyak bumi. Selain itu, organ buatan, film sinar-X untuk medis dan solusi pemrosesannya juga menggunakan produk minyak bumi.

Juga dalam hal sandang, seperti yang kita semua tahu, banyak dari kain untuk pakaian kita adalah poliester, akrilik, nilon, dll., ini juga merupakan serat sintetis yang dihasilkan dari minyak bumi. Di antara serat yang digunakan dalam tekstil modern, proporsi serat kimia mendekati 3/4 bagian, dan lebih dari 90% produk serat kimia bergantung pada minyak bumi. Kabarnya, bahwa minyak yang dihabiskan untuk kebutuhan sandang per orang seumur hidup bisa mencapai 290 kilogram.

Berbicara soal perumahan, jumlah minyak yang dihabiskan seseorang untuk “tinggal” sepanjang hidupnya bisa mencapai hampir 3.790 kg. Setiap sudut rumah kita mungkin tidak terlepas dari partisipasi minyak. Misalnya, plastik pembungkus, kantong makanan, sikat gigi, bak plastik, iPad, dll, hampir semua plastik adalah diproduksi dari minyak bumi.

Ada juga pipa air (PVC) yang dipakai di dapur dan kamar mandi, serta kabel-kabel di dalam ruangan. Barang yang diproduksi dari karet sintetis juga tidak sulit ditemukan dalam rumah. dan minyak bumi adalah bahan baku utama untuk membuat karet sintetis. Selain itu, minyak juga digunakan dalam pelapis cat.

Produk pembersih yang kita gunakan seperti pembersih wajah, sampo, deterjen, dll., juga merupakan produk turunan dari minyak bumi. Minyak bumi bahkan menjadi bahan baku pembuatan kosmetik. Saat ini, lebih dari 90% pembersih wajah dan kosmetik di pasaran mengandung minyak mineral, dan petroleum jelly, parafin, pewangi, dll semuanya berasal dari minyak bumi.

Selain bensin dan solar yang digunakan pada kendaraan, aspal untuk jalan juga berasal dari minyak bumi. Pada saat yang sama, agar mesin dapat berjalan dengan lancar, diperlukan minyak pelumas, dan minyak pelumas juga merupakan produk minyak bumi. Ban mobil membutuhkan karet sintetis, juga dari minyak bumi. Setiap orang menggunakan sekitar 3.838 kg minyak dalam “bertransportasi” dalam hidup mereka.

Dapat dilihat bahwa naik turunnya harga minyak berkaitan langsung dengan semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu setiap kebijakan yang diambil oleh para raksasa minyak, walau yang menandatangani surat keputusan adalah mereka, tetapi kitalah yang membayar harganya. (sin)

Globalisasi Bermetamorfosis Menjadi Great Reset : Akhirnya Menjadi Momok Dunia

He Qinglian

Surat kabar Inggris, Financial Times pada 23 Juni lalu memublikasikan artikel dari salah seorang pengamat ekonominya, Martin Wolf yang berjudul The Big Mistakes of the Anti-Globalisers, yang memaparkan 7 kesalahan besar nyata maupun fiktif. 

Ada pendapat yang riil eksis tapi tidak salah, ada yang bersifat asumsi, ada pula yang salah kaprah. Yang terpenting adalah, ia sama sekali telah menghindari sebuah fakta di mana aliansi sayap kiri di Barat telah meningkatkan globalisasi (Globalization) menjadi the Great Reset. 

Artikel ini akan membahas satu per satu secara saksama ketujuh kesalahan dalam artikel Wolf tersebut, dan menjelaskan “jalur pelayaran baru” pada Great Reset adalah bencana bagi dunia.

Kesalahan pertama adalah hanya memelototi perdagangan — maksudnya adalah, di saat mendorong globalisasi ekonomi harus mendorong globalisasi politik, jika tidak maka itu adalah “kesalahan”. Kesalahan Wolf terletak pada dirinya yang mengira bahwa AS dan negara Barat lainnya selalu adalah benar.

Pada era 1990-an tak lama setelah globalisasi ekonomi, dipromosikanlah konten nilai-nilai universal seperti kebebasan, konstitusionalisme demokratis, HAM (Hak Asasi Manusia) dan lain sebagainya, seluruh dunia menyambut baik niat ini, walaupun mendorong “Revolusi Warna” dengan berkonten hal di atas, juga disambut sangat baik oleh negara-negara otoriter, karena Amerika pada waktu itu adalah negara paling top, selain memiliki hard power yang sangat kuat, masyarakat dunia juga memuja “soft power” (istilah soft power, pertama kali diciptakan oleh dosen Harvard University yakni Joseph Nye) yang dimilikinya.

 Yang dimaksud dengan soft power adalah, aspek kekuatan ketiga yang dimiliki oleh suatu negara selain kekuatan ekonomi dan militernya, terutama pengaruhnya di bidang budaya, nilai-nilai, ideologi, aspirasi rakyat dan lain sebagainya. 

Kebalikan dari hard power dimana “sebuah negara menggunakan kekuatan militer dan ekonomi atau kemampuan untuk membeli negara lain”, maka soft power adalah “kemampuan sebuah negara menarik simpati dan meyakinkan negara lain agar ikut dan mematuhinya”.

Kini 30 tahun telah berlalu, setelah “Arab Spring (musim semi Arab)” yang disambut oleh Barat pada 2011 itu telah berubah menjadi “Arab Winter”, Revolusi Warna akhirnya tamat riwayatnya. 

Aliansi sayap kiri yang dipimpin Partai Demokrat AS akhirnya berhasil mengaplikasikan keseluruhan pengalamannya akan Revolusi Warna yang didorongnya itu di dalam negerinya sendiri, dan telah sukses menerapkan sebuah “Revolusi Warna” bagi dirinya sendiri: Yakni politik identitas yang membedakan tingkatan hak berdasarkan warna kulit dan tuntutan ekonomi yang berlandaskan sosialisme (merah), lewat Pilpres 2020 telah diperlihatkan oleh AS pada dunia sebuah proses “pemretelan-demokratisasi” secara nyata, yang sepenuhnya sesuai dengan empat simbol “de-demokratisasi” menurut Charles Tilly (seorang ilmuwan sosiologi sejarah dan politik) dalam buku karya terhebatnya yang berjudul “Democracy” yakni: 

1. Memburuknya pemilu yang bebas dan adil, muncul fenomena dikendalikannya pemilu; 

2. Kebebasan berpendapat, pers bebas, dan hak bebas berorganisasi telah dikikis, kemampuan kaum oposisi menantang pemerintah telah dikikis menjadi lemah; 

3. Batasan hukum terhadap yudisial pemerintah dan birokrasi telah dilemahkan, independensi yudisial terancam; 

4. Pemerintah menciptakan atau secara berlebihan menekankan keamanan negara, untuk menciptakan semacam “perasaan krisis”.

Sebuah negara Amerika yang melalui Revolusi Warna sayap kiri seperti ini, yang dipromosikannya sudah bukan lagi nilai-nilai universal dan demokratisasi yang orisinil, melainkan budaya “progresivisme” yang menjadi obsesi mereka. 

Pada 28 April tahun ini, Menlu AS Antony Blinken mengumumkan: Telah dirilis suatu laporan publik pemerintah AS pertama yang dipublikasikan sepanjang sejarah, yang menunjukkan pekerjaan kami dalam hal mendorong HAM bagi homoseksual pria maupun wanita, biseksual, transgender, kalangan queer, dan juga kaum intersex (LGBTAI+) di seluruh dunia. Kami mendorong seluruh pemerintah di dunia agar bertindak bersama kami, mendukung pekerjaan para pembela HAM LGBTQI+ yang mulia dan tak kenal lelah.”

Tindakan pemerintah Biden ini dengan sendirinya tidak disambut baik. Satu proyek riset yang disebut World Values Survey (WVS) dari hasil surveinya dan kesimpulan dari berbagai pandangan menjelaskan, pada masalah pernikahan, keluarga, jenis kelamin, dan orientasi seksual, “perbedaan nilai-nilai arus utama antara negara yang berpendapatan rendah dengan negara yang berpendapatan tinggi kian lama kian besar.” 

Bahkan surat kabar New York Times dalam artikelnya yang berjudul “Globalization Is Over. The Global Culture Wars Have Begun” mau tidak mau juga mengakui, “Sekarang, jarak antara kita dengan tempat lain di dunia telah semakin jauh. Tapi hari ini sedang terjadi peristiwa yang lebih penting, sangat berbeda dengan konflik negara besar sebelumnya, sangat berbeda dengan Perang Dingin. Ini tidak hanya suatu konflik politik atau ekonomi. Tapi ini adalah suatu konflik politik, ekonomi, budaya, status, psikologis, moral, dan agama. Lebih konkrit lagi, ini adalah penolakan ratusan juta orang secara luas pada garis perang menghadapi prinsip tindakan Barat.”

Inti dari budaya Marxisme adalah menyatukan nilai-nilai seluruh dunia, saya meragukan apakah pemerintah Partai Demokrat AS menyadari bahwa dengan mendorong budaya LGBTQI ke seluruh dunia, adalah sebuah misi yang tidak mungkin dapat dirampungkan.

Untung dan Rugi Globalisasi Ekonomi

Menurut Wolf: “Kesalahan kedua para anti-globalisasi adalah menganggap bahwa era globalisasi adalah suatu bencana ekonomi”.

Pandangan seperti ini, belum pernah penulis jumpai di media massa. Jika ada yang mengatakan demikian, itu pasti adalah pandangan ekstrem yang salah. Dalam pernyataan pada umumnya, Tiongkok dan India bisa dibilang merupakan penerima manfaat terbesar dari globalisasi, dengan populasi total kedua negara yang mencapai 2,7 milyar jiwa, menjadikan keduanya sebagai negara yang melonjak jumlah penduduk dari kelas menengah. Beijing bahkan melahirkan banyak sekali kelas super kaya, jumlah konglomeratnya bersaing ketat dengan Amerika. Tiongkok menjadi negara ekonomi kedua terbesar dunia, warga Tiongkok dapat berkeliling dunia, semua itu adalah berkat globalisasi.

Wolf mengatakan: “Kesalahan ketiga yang dilakukan oleh para anti-globalisasi adalah menganggap negara yang berpendapatan tinggi (khususnya Amerika) ketidaksetaraan yang kian hari kian parah terutama adalah akibat dari perdagangan terbuka, atau setidaknya merupakan akibat yang pasti dari keterbukaan ini.”

Globalisasi ekonomi tidak hanya bidang perdagangan saja, juga ada investasi, pengalihan industri dari negara maju, tidak ada juga yang membatasinya pada perdagangan semata. 

Sekitar delapan tahun silam, ada ekonom yang melakukan riset serius berdasarkan banyak data ekonomi, yang menunjukkan salah satu akibat dari globalisasi ekonomi adalah pendapatan dalam negeri di negara maju membesar secara tidak setara. 

Pada Mei 2016 lalu, mantan ekonom senior Bank Dunia yakni Branko Milanovic dan dosen ekonomi Yale University yakni Profesor John E. Roemer menulis artikel di Harvard Business Review yang menjelaskan, dalam tren globalisasi ini, peningkatan pesat dua negara berkembang yakni Tiongkok dan India telah secara drastis menekan ketidaksetaraan dunia, tapi di dalam negeri banyak negara lainnya, kesenjangan kaya dan miskin justru semakin membesar. 

Dari 1988 hingga 2011, hampir tidak ada perubahan pendapatan kalangan keluarga kelas bawah di negara maju, kecepatan pertumbuhannya relatif lambat. Di sebagian besar negara, khususnya negara besar seperti India, Amerika, dan Rusia, kesenjangan kaya miskin di dalam negerinya bertambah parah. 

Sebuah kesimpulan pahit yang didapat dari riset berdasarkan data dalam jumlah besar: Walaupun perkembangan globalisasi dapat mendorong meningkatnya pendapatan dunia secara keseluruhan, dan pada taraf yang sangat besar menekan kesenjangan pendapatan secara global, tapi di saat yang sama juga memicu semakin buruknya ketidaksetaraan di dalam negeri. Akibat luapan ketidakpuasan yang dipicu ketidaksetaraan di dalam negeri tersebut, globalisasi mungkin akan dianggap telah menciptakan sebuah dunia yang semakin tidak adil.

Laporan dari Pew Research Center mengenai kelas menengah di AS juga telah membuktikan kebenaran kesimpulan tersebut. Di awal era 1950-an abad ke-20, kelas menengah mencapai sekitar 60% dari seluruh populasi di Amerika; namun pada 2013 keluarga kelas menengah di AS telah kurang dari setengah populasinya. 

Pada April 2016 lalu data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS melontarkan peringatan yang lebih keras: Pada 2015 terdapat 81,41 juta keluarga di seluruh AS, yang seluruh anggota keluarganya tidak bekerja ada 16,06 juta, atau sekitar 19,7%, ini berarti dari setiap lima keluarga di AS, ada satu keluarga yang seluruh anggota di dalam keluarga tersebut yang menganggur. Tidak sedikit kaum pekerja dan sebagian kerah putih di AS menganggap bahwa penyebab kondisi semacam ini adalah globalisasi, lapangan kerja yang beralih ke luar negeri, serta gelombang besar migrasi yang menguasai lapangan kerja.

Kesalahan keempat adalah, mendorong swasembada dan kemandirian yang lebih tinggi mungkin dapat melindungi ekonomi dengan biaya yang lebih kecil untuk tidak terkena dampak dari putusnya rantai pasokan beberapa tahun terakhir ini — Wolf mengatakan pandangan seperti ini adalah “salah”, itu karena kurangnya perasaan Wolf terhadap posisi negara pemasok energi dengan negara yang membutuhkan energi pasca perang Rusia-Ukraina. 

Saat ini karena negara Uni Eropa belum dapat menemukan alternatif yang sesuai untuk pasokan gas alam, maka hanya bisa mulai melakukan “Greenwashing”, yang dimaksud greenwashing adalah, negara Uni Eropa terus menyesuaikan kembali standarnya, sumber energi polusi yang tadinya telah dicampakkan keluar dari daftar sumber energi bersih, seperti nuklir, gas alam, batu bara, kayu bakar (atau serbuk gergaji) kini didaur ulang lagi ke dalam daftar energi bersih. Pemerintah Biden saat ini bahkan tengah menghapus tarif masuk bagi Tiongkok karena kurangnya pasokan barang dan melonjaknya inflasi.

“Kesalahan” Yang Diasumsikan Wolf

Kesalahan kelima adalah, menganggap perdagangan sebagai semacam kegiatan ekonomi tambahan — penulis tidak pernah melihat argumen semacam ini. Dia memberi contoh perdagangan dianggap tidak penting bagi AS, Ini kebalikan dari apa yang terjadi di Amerika Serikat saat ini. Amerika Serikat adalah negara konsumen terbesar di dunia, tetapi ekonomi Amerika adalah ekonomi hampa yang khas, tidak menghasilkan mayoritas produk konsumtif, terutama hanya mengandalkan impor. 

Beberapa tahun terakhir, AS telah menyumbangkan defisit perdagangan mencapai ratusan miliar dolar AS kepada seluruh dunia setiap tahunnya, seperti pada 2021 defisit perdagangan AS pertama kalinya melampaui USD 1,0784 Trilyun atau sekitar 5% dari total PDB Amerika. 

Tidak sedikit negara yang perekonomiannya ditopang oleh ekspor komoditas ke AS, dengan kata lain, Amerika membutuhkan berbagai produk yang dipasok negara lain, menghapus tarif masuk Tiongkok adalah untuk meningkatkan pasokan produk konsumtif sehari-hari.

Kesalahan keenam adalah berasumsi bahwa kita telah memasuki suatu era de-globalisasi yang cepat — Wolf telah melupakan satu hal, yang menjatuhkan vonis hukuman mati bagi globalisasi adalah pencetus ide The Great Reset — yakni pendiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) Klaus Schwab. Dia menilai globalisasi sudah tidak mampu mewujudkan kendali terhadap dunia, oleh karena itu pada 3 Juni 2020 ketika pandemi COVID-19 sedang marak, ia buru-buru mengeluarkan artikel yang bersifat deklarasi ini, menyebut pandemi yang melanda seluruh dunia, telah memberikan peluang yang teramat baik untuk melakukan Great Reset, pemerintah setiap negara harus memanfaatkan sertifikat sehat pandemi untuk me-reset masyarakat.

Ini berarti menyatakan era globalisasi telah usai, digantikan dengan Great Reset yang akan tampil. Dalam pernyataan “Globalisasi tidak mati, bahkan mungkin belum tiba di ujung jalan. Tapi saat menentukan arah navigasi yang baru, kita harus menghindari ketujuh kesalahan besar ini”, yang dimaksud Wolf dengan “arah navigasi baru”, adalah Forum Ekonomi Dunia mengumumkan sasaran Great Reset. Oleh sebab itu, ia menilai de-globalisasi secara kilat adalah kesalahan, dan mencari pembuat kesalahan yang lain, adalah suatu kesalah-kaprahan.

Kesalahan terakhir adalah menganggap WTO adalah suatu kesia-siaan — ini adalah “kesalahan” yang dilakukan oleh banyak negara. Pada 2018, hakim agung asal Amerika Latin pada Badan Banding (Appellate Body, red.) WTO yakni Ricardo Ramirez-Hernandez telah mengakhiri masa jabatannya di WTO, dalam pidato perpisahannya ia mengatakan, WTO sedang dijerat mati secara perlahan, tapi “lembaga ini tak seharusnya mati lemas”. 

Beberapa tahun terakhir, karena tidak puas dengan mekanisme di WTO, telah menelurkan banyak kesepakatan kerjasama multilateral ekonomi, seperti pada 1 Januari 2022 lalu Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), sebagai kawasan perdagangan bebas terbesar di seluruh dunia meliputi 15 negara termasuk Tiongkok, Jepang, Korsel, Australia, dan Selandia Baru. Musuh lama AS yakni Iran dan Argentina sedang mengajukan bergabung dengan BRICS, dari yang asalnya lima negara akan segera menjadi tujuh negara. 

Semua itu bisa dikatakan mengikuti tren, karena WTO adalah lembaga yang dirombak dari Customs Union oleh Bill Clinton untuk mendorong globalisasi. Sekarang dunia unipolar dimana AS adalah dominan tunggal tengah berubah menjadi dunia multipolar, ditambah lagi dengan gerakan nonblok yang baru, dunia multipolar pun dengan sendirinya membutuhkan hubungan dagang multipolar juga.

Globalisasi ekonomi telah dimulai sejak era 1990-an, hingga kini telah berlangsung 30 tahun lamanya, walaupun terdapat berbagai masalah dan konflik, tapi siapa pun tahu bahwa globalisasi ekonomi adalah tren perkembangan dunia, tidak bisa menempatkan diri di luar tren ini. 

Namun, kekuatan Great Reset yang ambisius justru memanfaatkan umat manusia yang tengah mengalami bencana pada masa pandemi ini, memandang Great Reset sebagai versi upgrade dari globalisasi,dan mencoba membangun sebuah New World Order, berusaha menempatkan bersama negara yang berbeda budaya dan agama, berupaya menggunakan program energi hijau, menciptakan “kuota emisi karbon” yang tadinya tidak ada, membuat negara yang membutuhkan energi meminta uang dari negara pemasok energi, yang tentunya menuai resistensi yang kuat; pemerintah Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat berusaha mengatur kembali hak warganya dengan sertifikat vaksin, yang semakin menyulut pertentangan dan protes dari warganya sendiri. 

Kini pemerintahan Biden sebagai CEO dari Great Reset mempunyai pemikiran absurd, ia hendak menjadikan budaya LGBTQI yang dicintai Partai Demokrat itu sebagai nilai universal untuk dipromosikan pada seluruh dunia, dan membuat orang-orang transgender tersebar di seluruh dunia, hal ini hanya bisa dikatakan sebagai suatu eksperimen utopia yang membahayakan seluruh dunia. (sud)

Shinzo Abe Terbunuh, 3 Arah Investigatif Detektif Henry Lee

0

Li Muyang

Shinzo Abe, terkenal sebagai pelopor anti-komunis, dan merupakan “Trump” paling awal sebelum munculnya Trump. Betulkah Beijing sedang merencanakan menyerang Taiwan? Pesawat tempur mereka telah melewati garis tengah Selat Taiwan.

Detektif Henry Lee Usul Investigasi Dilakukan Tiga Arah Sekaligus

Sabtu 9 Juli, Dr. Henry Lee Chang-Yu (berjuluk “Sherlock Holmes modern”) selaku pakar kriminologi di AS, membuat sejumlah analisa terhadap asal senjata api yang digunakan pelaku saat membunuh Abe.

Henry Lee menilai, yang pertama harus diselidiki adalah pengakuan pelaku. Jika dia yang diminta melakukan investigasi, maka ia akan meminta seorang psikolog untuk turun tangan. Dari analisa psikologis terhadap pelaku, dapat ditentukan benar atau tidaknya pengakuan yang diberikan. Pada saat yang sama, melalui lingkungan teman, tetangga, dan orang-orang yang berinteraksi dengan pelaku harus dicari tahu untuk membongkar motif kejahatan dan tuntutan politik si pelaku, guna menghindari terulangnya kembali kejadian serupa.

Kedua, harus menyita komputer dan ponsel milik pelakunya, Tetsuya Yamagami. Ini adalah arah investigasi penting bagi polisi, juga untuk mengklarifikasi berbagai teori berbeda yang ada sekarang.

Karena biasanya dapat dilihat kondisi akses internet pelaku di komputernya, apakah membeli bahan untuk senjata secara daring, apakah belajar merakit senjata api lewat internet, apakah berhubungan dengan orang lain, apakah ada keterlibatan orang lain dalam kasus ini, dan lain sebagainya.

Juga harus diselidiki siapa yang terakhir dihubunginya melalui telepon? Apakah meninggalkan surat wasiat atau informasi apa pun? Dalam banyak kasus serupa di Amerika Serikat, pelaku biasanya mempunyai tuntutan politiknya, akan ada surat terbuka atau rekaman suaranya. 

Ketiga adalah penyelidikan dari barang bukti. Pihak kepolisian Jepang berhasil memperoleh beberapa pucuk senjata api rakitan di kediaman pelaku. Senapan rakitan tersebut memiliki laras ganda, yang dapat menembakkan dua peluru sekaligus, pelaku merekatkannya dengan isolasi.

Henry Lee menyatakan, harus dicari tahu dari mana asalnya bahan senapan rakitan dan asal dari peluru yang digunakan pelaku, dari mana amunisinya berasal? Apakah di baliknya ada orang yang memasok amunisi? Atau adakah orang yang memerintahkannya untuk membunuh? Semua ini adalah sangat penting, dan harus diselidiki hingga tuntas.

Detektif Henry menyatakan, jika tiga pertanyaan di atas telah diusut tuntas, maka fakta dari kejadian ini mungkin akan menjadi jelas. Lewat uji laboratorium, dapat  dilakukan  penyelidikan yang menyeluruh terhadap struktur pembuatan senjata dan sumber asalnya, ditambah dengan intelijen polisi dan gudang big data, dengan demikian akan dapat ditemukan jawabannya.

Dari Mana Asal Senjata Pelaku? Empat Elemen Penting Merakit Senjata Api

Sumber amunisi yang digunakan pada senjata adalah hal yang paling diutamakan oleh Detektif Henry Lee. Karena sejak pengawasan dan pengendalian penggunaan senjata api di Jepang sangat ketat, telah dibentuk undang-undang pengendalian senjata yang keras, dan Jepang adalah negara pertama di dunia yang menerapkan hukum pengendalian senjata api.

Walaupun kemudian telah dilonggarkan, namun kalangan sipil di Jepang hanya diperbolehkan memiliki tiga jenis senjata: Senapan laras panjang, senapan angin, dan senapan gentel atau senapan sebar (shotgun, red.). Warga sipil tidak diperbolehkan memiliki senjata api jenis pistol.

Jika ingin mempunyai sepucuk senapan, maka mereka harus mengikuti pelajaran sehari penuh, harus lulus tes tertulis, dan dalam uji coba menembak di lapangan tembak harus mencapai akurasi tembakan 95%. Kedua, harus lolos uji kesehatan dan psikologi di rumah sakit, serta harus lolos pemeriksaan latar belakang pribadi. Serangkaian uji kelayakan tersebut akan menghabiskan biaya USD 538 (8.058.000 rupiah), dan ini belum termasuk uang untuk pembelian senapan serta biaya safety box untuk menyimpan unit senapan beserta amunisinya secara terpisah.

Semua informasi termasuk keluarga pemohon, pekerjaannya, latar belakang pendidikan, apakah mengalami depresi, kecanduan alkohol, dan lain sebagainya, semua informasi itu harus diserahkan pada pihak polisi. Kemudian polisi akan menginterogasi tetangga, teman, dan keluarganya, menyelidiki apakah ada sengketa keluarga, atau kecenderungan kekerasan, dan lain-lain.

Setelah semua persyaratan itu terpenuhi, baru boleh memiliki sepucuk shotgun. Setelah 10 tahun memiliki senapan jenis tersebut, baru boleh mengajukan permohonan memiliki senapan laras panjang, tapi itu tidak ada jaminan akan memperoleh izinnya. Selain itu setiap tiga tahun sekali harus mengulang kembali kelas pembelajaran, dan mengikuti ujian kelayakan. Jika beberapa tahun tidak menggunakan senjatanya, maka senjatanya akan diambil alih oleh polisi.

Dengan pengendalian senjata yang begitu ketat, membuat masyarakat curiga, dari mana asal suku cadang senjata rakitan berikut amunisi yang digunakan pelaku untuk membunuh Abe. Dr. Henry Lee mengatakan, tidak mudah untuk merakit senapan di kalangan warga sipil, setidaknya dibutuhkan empat persyaratan.

Pertama, orang yang hendak merakit senjata harus memahami tentang senjata. Apakah yang dimaksud dengan memahami tentang senjata? Singkat kata, setidaknya harus mengetahui seberapa besar kaliber dari laras senjata, berapa milimeter peluru yang harus digunakan, berapa kecepatan tembaknya, berapa jauh jarak tembak efektif, dan lain sebagainya. Jika semua ini tidak diketahui dengan pasti, maka tidak bisa dikatakan telah memahami seluk beluk senjata api.

Walaupun Tetsuya Yamagami pernah mengabdi selama 3 tahun di Angkatan Laut Beladiri Jepang, dan mungkin pernah menggunakan senjata, tapi tidak berarti dia memahami tentang senjata. Penulis juga pernah beberapa kali berlatih menembak di lapangan tembak, dan pernah menggunakan pistol tipe 54 dan senapan semi otomatis, tapi pada dasarnya penulis sama sekali tidak memahami tentang senjata.

Yang kedua, harus mempunyai diagram. Hanya memahami tentang senjata saja tidak cukup, juga harus mempunyai diagram teknis untuk perakitan senjata, dan melakukan perakitan berdasarkan diagram tersebut. Walaupun dibuat dengan cara printing 3D, tetap harus mempunyai diagram teknis 3D.

Lalu harus dapat menemukan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat senjata. Walaupun memahami tentang senjata, dan mempunyai diagram teknisnya, maka juga harus memperoleh bahan yang dibutuhkan untuk membuat senjata. Jika tidak maka sehebat apa pun seseorang akan tidak berdaya bila tidak memiliki material yang mutlak dibutuhkan.

Yang terakhir adalah setelah perakitan selesai harus melakukan uji tembak. Bukan berarti setelah selesai dirakit, maka pasti akan dapat menembakkan peluru dengan normal, harus dilakukan beberapa kali uji tembak. Dalam uji tembak akan mengalami masalah, lalu dilakukan perbaikan lagi, agar senapan itu dapat digunakan dengan normal.

Menurut surat kabar Mainichi Shimbun, tetangga Tetsuya menyatakan, beberapa malam terakhir sebelum kejadian, sepanjang malam sering terdengar suara pukulan di tembok dari arah kamar Tetsuya, begitu keras suara itu sehingga mereka mengira sedang ada proyek perbaikan. Tetangganya menyatakan, jika diingat-ingat kembali, “Suara itu mungkin adalah suara Tetsuya sedang membuat senjata api”.

Setelah keempat elemen ini didapatkan, dibutuhkan serangkaian rencana dan penerapan, oleh sebab itu dikatakan “merupakan kejahatan terencana”. Menurut Henry Lee, polisi Jepang harus melakukan investigasi yang seksama terhadap asal usul bahan baku merakit senapan, dan sumber amunisinya.

Henry Lee berkata, “Yang penting sekarang adalah harus menemukan kedua buah selongsong, dan kedua butir peluru yang ditembakkan, pasti ada dua buah selongsong, saya harus bisa menemukan kedua selongsong dan kedua peluru tersebut di lokasi kejadian. Ketika selongsong jatuh ke tanah, jika tidak tersepak oleh warga, maka dari tempat jatuhnya selongsong akan dapat diperhitungkan posisi pelaku, dan lintasan balistiknya.

Surat kabar Mainichi Shimbun memberitakan, Tetsuya Yamagami bekerja di sebuah pabrik di Kyoto, dan ia bertanggung jawab mengemudikan forklift memindahkan barang, tapi telah berhenti bekerja sejak Mei lalu. Akan tetapi ada juga kabar beredar di internet menyebutkan seorang lektor kepala di Fakultas Kedokteran dari Gunma University juga bernama Tetsuya Yamagami, yang mungkin merupakan anggota dari organisasi teroris Jepang yakni Tentara Merah Jepang (Japanese Red Army, red.). 

Kabar tersebut juga menyebabkan, pemimpin Tentara Merah, Fusako Shigenobu telah ditangkap pada Maret 2002 silam, dan dijatuhi vonis 20 tahun penjara. Pada 28 Mei lalu, Fusako Shigenobu dibebaskan karena telah usai masa tahanannya.

Terhadap berita semacam ini, kita tidak bisa memverifikasinya. Jadi hanya bisa berharap pihak kepolisian Jepang secepatnya menemukan fakta. Tidak hanya menangkap pelaku pembunuhan, seharusnya juga menciduk orang yang telah memasok suku cadang pistol berikut amunisinya. Menyelidiki apakah ada orang yang telah memerintahkannya melakukan pembunuhan.

Pelopor Melawan Komunis dan Anti- Komunis, Abe Adalah “Trump” Paling Awal

Pada Sabtu 9 Juli lalu, Xi Jinping telah mengirimkan ucapan bela sungkawa kepada PM Jepang Fumio Kishida, menyampaikan duka citanya atas kepergian Shinzo Abe, serta menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Abe. 

Dalam ucapan belasungkawanya Xi Jinping mengatakan, selama Abe menjabat sebagai perdana menteri, telah dilakukan upaya untuk memperbaiki hubungan antara Tiongkok dengan Jepang, memberikan banyak kontribusi, dan menyebutkan Abe “telah mencapai kesepahaman yang penting dalam membangun hubungan Tiongkok-Jepang dengan menyesuaikan tuntutan zaman”.

Ucapan belasungkawa dari Xi Jinping tidak hanya terlambat, juga terkesan agak hampa, pada dasarnya hanya pernyataan kosong. Dikatakan telah mencapai “kesepahaman yang sangat penting” dengan Abe, tapi tidak disebutkan dengan jelas “kesepahaman penting” apa yang telah dicapainya, membuat orang merasa ucapan ini lebih menyerupai sekedar diplomasi, untuk memudahkan berkata lain terhadap permasalahan sengketa pulau Uotsuri Jima (Diaoyu Dao).

Faktanya, sikap Abe terhadap PKT juga relatif keras, pemahamannya juga sangat jelas. Sebelum seluruh dunia memahami wajah asli Beijing, Abe telah memiliki pemahaman dan tindakan antisipasi yang sangat jelas terhadap PKT, oleh sebab itu dia dijuluki sebagai “Trump sebelum munculnya Trump”.

Sehari sebelumnya pada 8 Juli kolumnis surat kabar Washington Post, Josh Rogin telah menulis, semua negara di dunia berduka atas berpulangnya Abe, karena selama dua kali periode jabatannya, Abe telah meraih rasa hormat dunia. Khususnya “sejak awal dia telah memperingatkan tantangan yang akan muncul akibat bangkitnya Tiongkok, Abe telah memberikan kontribusi besar bagi dunia dalam menghadapi masalah pelik ini”.

Rogin mengatakan, Abe adalah yang paling awal melihat ambisi Beijing ini, yang berupaya mengikis perdamaian, kemakmuran, dan keamanan regional, seiring dengan semakin meningkatnya kekuatan negara dan pengaruhnya. Ketika pemimpin negara lain mempertahankan kebijakan tetap berurusan dengan Tiongkok, Abe menyesuaikan kebijakan diplomatiknya, dan mendorong “Abenomics” (kebijakan ekonomi Abe, red.) yang memfokuskan untuk bersaing dengan Tiongkok secara jangka panjang.

Artikel mengutip perkataan Tomohiko Taniguchi yang menjabat sebagai penasihat kebijakan diplomatik sekaligus juga penulis kepresidenan. Abe sangat memahami, jika ingin menahan kebangkitan Tiongkok untuk kurun waktu lama, maka Jepang harus memperkuat ekonominya. Sembari meningkatkan aliansi dengan Amerika, dan menempatkan AS di kawasan Indo-Pasifik, serta melebarkan hubungan dengan India dan Australia. Dialog Quadrilateral (QSD) antara AS, Jepang, India, dan Australia adalah praktik ikonik Abe.

Jika negara Barat dapat mengenali Beijing, dan melakukan antisipasi terhadap Tiongkok yang mempropagandakan ideologi merahnya, serta mengikis nilai-nilai universal negara Barat, maka semua itu adalah berkat jasa Abe.

Walaupun telah lengser dari jabatannya sebagai perdana menteri, Abe tak lupa menyebarkan pengaruhnya. Salah satu tindakan diplomatiknya sebelum meninggal dunia adalah setelah Rusia menginvasi Ukraina, ia kembali melontarkan peringatan akan adanya ancaman Tiongkok yang akan menyerang Taiwan. Secara terbuka ia menghimbau AS agar meninggalkan kebijakan “strategi ambigu”, dan secara lugas menyatakan “kalau sampai Taiwan ada masalah, berarti Jepang juga akan bermasalah”.

Beijing Sedang Rencanakan Invasi Taiwan? Pesawat Tempur Tiongkok Lewati Garis Tengah

Jadi penulis tidak tahu yang dimaksud oleh Xi Jinping dengan mengatakan “telah tercapai kesepahaman yang penting” dengan Abe terkait hubungan Tiongkok-Jepang, apa yang dimaksud “kesepahaman penting” ini. Karena penulis telah melihat hubungan Tiongkok-Jepang kian hari kian renggang, apa yang dimaksud dengan “kesepahaman” dalam hal ini?

Khususnya ketika Abe mengatakan “kalau sampai Taiwan ada masalah, Jepang juga bermasalah”, ini adalah pernyataan yang paling lugas dari Jepang dalam hal mendukung Taiwan. Ini berarti secara langsung telah memberitahu PKT, begitu Tiongkok menyerang Taiwan, maka Jepang pasti akan angkat senjata membantu Taiwan.

Dengan kata lain, sikap PKT terhadap Taiwan, adalah juga sikap PKT terhadap Jepang. Bagi Beijing hal ini telah benar-benar menjelaskan hubungan antara Tiongkok dengan Jepang, sekaligus juga memosisikan kembali hubungan penting antara Jepang dengan Taiwan.

Direktur Graduate Institute of Japan Political & Economic Studies dari Tamkang University di Taiwan, Profesor Tsai Hsi-Hsun mengatakan, baru-baru ini kapal perang dan pesawat tempur Tiongkok melakukan aksinya di sekitar Jepang, dan membuat Jepang merasa terancam. Yang dikatakan Abe “yang menciptakan Jepang yang kuat, era baru bagi Jepang, bukan orang lain, melainkan kita sendiri”, telah dimanifestasikan dalam “konvensi pemilu” Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilu senat 10 Juli, karena dalam konvensi tersebut telah dijelaskan “lindungi Jepang”.

Kepada VoA, Tsai Hsi-Hsun mengatakan, untuk memperkuat keamanan dan pertahanan negara, strategi besar Abe adalah strategi besar Jepang, dalam 5 tahun memperkuat kemampuan pertahanan Jepang secara maksimal. 

Jika negara lain tidak meningkatkan anggaran pertahanan negaranya, maka Jepang akan menjadi negara dengan kekuatan militer ketiga terkuat di dunia, hanya berada di bawah Amerika dan Tiongkok. Menurut Tsai Hsi-Hsun, walaupun Abe telah tiada, tapi Fumio Kishida yang sekarang seharusnya tidak akan mengubah “konvensi pemilu” ini, dan “seharusnya akan terus menjalankannya”.

Dengan kata lain, menurut Tsai Hsi-Hsun, walaupun Abe telah tiada, tapi Jepang akan terus meningkatkan kekuatan militernya, untuk menjaga perdamaian dengan militer. Singkat kata akan berhadapan dengan Tiongkok dengan kekuatan militer yang kuat, dan meneruskan persaingan antara Abe dengan Tiongkok.

Tapi Tsai Hsi-Hsun juga menyatakan, setelah Abe tiada, telah kehilangan seorang tokoh yang berpengaruh, hubungan Tiongkok- Jepang-Taiwan mungkin akan mengalami perubahan. Jadi Taiwan harus melakukan persiapan matang menghadapi invasi Tiongkok, karena ini mungkin merupakan hal terakhir yang direncanakan oleh Xi Jinping.

Beberapa hari lalu 7 Juli dalam acara berita 1 jam PBS Newshour, mantan Menlu AS, Kissinger yang diwawancarai menyatakan, “Melakukan serangan menyeluruh terhadap Taiwan, adalah hal terakhir dalam perencanaan PKT.”

Penulis tidak bisa memastikan mengapa Kissinger mengatakan demikian, tidak jelas atas dasar apakah dikatakan demikian. Tapi menurut penulis pernyataan Kissinger itu seharusnya dapat menarik perhatian banyak orang.

Seperti diketahui, Kissinger adalah pejabat yang awalnya menghubungkan AS dengan Beijing, dan dia sangat memahami PKT. Selama masa jabatan Xi Jinping, dia telah beberapa kali berkomunikasi dengan Xi Jinping, juga berkomunikasi dengan pejabat tinggi PKT lainnya seperti Wang Qishan, dan lain-lain. Dia sendiri juga kerap kali mem- berikan usulan bagi PKT. Bisa dikatakan dia sangat dipercaya oleh Beijing, dan dipandang sebagai “kawan lama” oleh Beijing.

Jadi walaupun bukan pernyataan yang secara langsung diutarakan oleh pemimpin PKT, mungkin hanya berdasarkan penilaiannya menurut pemahamannya terhadap PKT, penulis merasa perkataannya itu perlu untuk diperhatikan.

Faktanya, pada hari kedua pembunuhan Abe pada 8 Juli, PKT telah melakukan provokasi putaran pertama. Beberapa unit pesawat tempur Tiongkok telah melewati garis tengah Selat Taiwan yang sangat sensitif, lalu “berputar”, dan melakukan gerakan taktis. Kemenhan Taiwan mengatakan, ini adalah “aksi provokasi PKT secara sengaja, yang secara serius telah merusak stabilitas perdamaian regional”.

PKT memprovokasi secara sengaja, jika berdasarkan penuturan Kissinger, ini mungkin adalah hal terakhir yang dilakukan oleh PKT dalam menjalankan perencanaannya, untuk menciptakan friksi, sebagai persiapan menyerang Taiwan secara menyeluruh. Jadi pada tahap sekarang ini, sikap AS akan menjadi sangat krusial.

Menurut Kissinger, AS harus mempertahankan sikap “mendeterensi” PKT, AS tidak bisa membiarkan Beijing melakukan tindakan militer. Ia mengatakan sekarang AS sudah “sangat jelas menyatakan sikapnya untuk melindungi Taiwan, mengumpulkan kekuatan militer adalah sikap yang menjelaskan hal ini”. (sud)

Badan Antariksa Eropa Meluncurkan Roket Vega-C untuk Ambil Bagian pada Pasar Satelit

 oleh Qiao An

Roket Vega-C Badan Antariksa Eropa (ESA) lepas landas untuk pertama kalinya sesuai jadwal pada Rabu (13/7/2022). Sebagai versi upgrade dari roket Vega, kapasitas muat dan fleksibilitas roket Vega-C ini telah jauh ditingkatkan.

Direktur Badan Antariksa Eropa Josef Aschbacher mengatakan : “Misi utama Vega-C adalah meluncurkan satelit hingga 2,4 ton ke orbit rendah Bumi, yang merupakan orbit tempat sebagian besar satelit pemantau Bumi beroperasi. Satelit pemantau bumi benar-benar mengambil denyut nadi planet kita.  Ia dapat digunakan di bidang pertanian, kehutanan, pemantauan yang berbiaya rendah untuk bencana alam, perubahan iklim dan sebagainya”.

Vega-C membawa Satelit LARES-2 milik Badan Antariksa Italia untuk dikirim ke orbit rendah Bumi yang akan digunakan untuk mengukur distorsi ruang dan waktu, yang mana disebabkan oleh rotasi bumi dan memverifikasi teori relativitas umum Einstein.

Dan, Teleskop Luar Angkasa Webb yang sehari sebelumnya baru menjadi pusat perhatian dunia juga menjadikan roket Vega-C ikut menarik perhatian luas. Dikarenakan Teleskop Luar Angkasa Webb juga diluncurkan dari pangkalan luar angkasa di Guyana Prancis dengan kendaraan peluncuran Badan Antariksa Eropa (ESA). Pasalnya, teleskop Webb memiliki berat 6,2 ton, jadi kendaraan peluncurnya adalah Ariane-5 dari Badan Antariksa Eropa. (sin)

Selat Taiwan Masuk Periode Berbahaya Jika Militer Tiongkok Jadi Menganugerahi Xi Jinping Gelar Pemimpin Rakyat

 oleh Chen Yue 

Media Hongkong mengungkapkan bahwa Xi Jinping telah menerima dukungan dari pihak militer Tiongkok yang berencana menganugerahi gelar “pemimpin rakyat” kepadanya. Penjelasan pakar menyebutkan bahwa risiko militer Tiongkok menyerang Taiwan dalam 5 tahun ke depan menjadi lebih tinggi

Pada Selasa (12/7), media Hongkong Ming Pao melaporkan bahwa Xi Jinping akan secara resmi dinobatkan sebagai Pemimpin Rakyat oleh Partai Komunis Tiongkok melalui Kongres Nasional ke-20 tahun ini.

Dalam sejarah Partai Komunis Tiongkok (PKT), hanya dua orang yang dinobatkan sebagai Pemimpin, yang satu adalah Mao Zedong, yang disebut sebagai Pemimpin dan Mentor Hebat Tiongkok. Dan yang lainnya adalah Hua Guofeng, yang disebut Pemimpin Bijak walau waktunya cukup singkat.

“Gelar itu cukup berarti bagi satu negara, satu partai politik, seorang pemimpin”, karena itu akan dianggap sebagai slogan propaganda eksklusif yang digunakan untuk menjunjung Xi Jinping.

Ming Pao mengutip informasi dari seseorang dengan latar belakang militer memberitakan bahwa militer Tiongkok dan Xi Jinping, telah mencapai konsensus tingkat tinggi, yakni militer menggantungkan harapan kepada Xi Jinping untuk merealisasikan penyelesaian isu Taiwan saat berkuasa di masa mendatang.

Tang Jingyuan, seorang komentator politik menjelaskan : “Ming Pao merilis informasi mengenai para tokoh militer Tiongkok mendukung terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai kepala negara dengan imbalan mencaplok Taiwan. Ini menunjukkan bahwa dukungan militer kepada Xi Jinping bukan gratis tanpa syarat. Hal mana menunjukkan bahwa kontrol Xi Jinping atas militer masih relatif terbatas”.

Tang Jingyuan juga menganalisis bahwa, Xi Jinping mungkin berkuasa lagi selama 10 tahun, selama waktu itu tren penyatuan Taiwan menjadi penting, bahkan menurut penilaian bahwa risiko penyerangan militer Tiongkok ke Taiwan dalam 5 tahun ke depan menjadi yang tertinggi.

Selain itu, kata Tang jingyuan, Xi Jinping lebih suka dengan menata sendiri dan memberikan komando kepada militer sesuai pemikirannya sendiri, sehingga dipikir beban penyatuan Taiwan sangat mungkin direalisasikan oleh Xi Jinping dalam 10 tahun ke depan. Jadi, risiko tertinggi ada pada 5 tahun ke depan perpanjangan kekuasaannya. 

Apalagi Xi Jinping ingin mengambil keuntungan dari mendahului start, kita tahu bahwa negara tetangganya Jepang yang mendukung Taiwan belum siap sepenuhnya untuk mendukung Taiwan, sedangkan strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat juga belum benar-benar matang, internasionalisasi Taiwan masih terbatas dan sebagainya. Jika mengulur waktu terlalu lama sehingga faktor-faktor di atas semakin matang, maka penyatuan Taiwan akan lebih sulit terealisasi.

Analisis menunjukkan bahwa ketika pertikaian dalam internal Partai Komunis Tiongkok semakin meningkat, Xi Jinping perlu menggunakan isu Taiwan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya, dan menggunakan perang untuk mengalihkan konflik domestik yang semakin serius antara pemerintahan dengan rakyat juga di dalam partai.

Gelar Pemimpin Rakyat dapat mendorong Xi Jinping untuk memiliki status yang solipsistik (hanya saya pemimpin tertinggi yang paling hebat dan paling benar) seperti yang pernah disandang oleh Mao Zedong.

Tang Jingyuan mengatakan : “Begitu Xi Jinping dianugerahi gelar Pemimpin Rakyat, maka itu bukan lagi gelar kehormatan tetapi itu berarti bahwa Xi Jinping dapat mengambil keputusan akhir untuk berbuat sesuatu kapan saja”. (sin)

Krisis Ekonomi Terburuk dalam 70 Tahun Sri Lanka Membangkitkan Kemarahan Rakyat

NTD

Krisis ekonomi terburuk Sri Lanka dalam kurun waktu 70 tahun meledak pada Sabtu (9/7/2022). Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengumumkan pengunduran dirinya di tengah kemarahan publik. Selanjutnya, tak lama setelah sejumlah besar orang menyerbu kediaman presiden, Ketua Kongres juga mengumumkan setelah menerima pemberitahuan secara resmi dari presiden Gotabaya Rajapaksa bahwa ia  mundur dari jabatannya pada 13 Juli.

Ekonomi Sri Lanka ambruk dan bahan mata pencaharian masyarakat serba kekurangan. Lebih dari 6 juta orang telah kehilangan ketahanan pangan. Pada 9 Juli pagi, puluhan ribu rakyat Sri Lanka, termasuk anggota serikat pekerja, melakukan demonstrasi di Kolombo, menuntut pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa dan Ranil Wickremesinghe.

“Para pengunjuk rasa masuk ke rumah pribadi Perdana Menteri Wickremesinghe dan membakarnya,” kata pernyataan dari kantor Wickremesinghe.

Polisi mengatakan tidak ada laporan korban jiwa dan Wickremesinghe serta keluarganya tidak berada di rumah pada saat kejadian.

Keterangan Foto : Pengunjuk rasa anti-pemerintah berkumpul di jalan selama protes menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe di Galle, Sri Lanka, 9 Juli 2022. (Buddhika Weerasinghe/Getty Images)

Sebuah sumber pemerintah Sri Lanka mengatakan Wickremesinghe telah dikawal ke lokasi yang aman.

Rakyat Sri Lanka meluncurkan beberapa gelombang demonstrasi secara besar-besaran pada bulan April, memaksa Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa  mengundurkan diri pada 9 Mei, dan diganti oleh perdana menteri 4 kali Wickremesinghe yang merangkap sebagai menteri keuangan.

Setelah kerusuhan meletus, Wickremesinghe mengadakan pertemuan dengan beberapa pemimpin partai untuk memutuskan langkah apa yang harus diambil sebagai tanggapan. Tak lama setelah itu, kantor Wickremesinghe mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dia bersedia mengundurkan diri untuk memfasilitasi pembentukan pemerintahan baru dari semua pihak.

Namun demikian, pengunduran diri Wickremesinghe masih belum bisa meredam kemarahan massa, sejumlah besar demonstran juga menyerbu kediaman dan kantor Presiden Rajapaksa pada 9 Juli, berteriak agar dia mundur.

Keterangan Foto : Pengunjuk rasa anti-pemerintah mengambil bagian dalam protes menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe di Gale, Sri Lanka, 9 Juli 2022. (Buddhika Weerasinghe/Getty Images)

Meskipun polisi Colombo memasang penghalang jalan dan mencoba menghentikan para demonstran dengan gas air mata dan jet air, orang-orang yang marah masih menerobos garis pertahanan. Para demonstran berhasil menduduki kediaman presiden sekitar tengah hari, ketika itu Rajapaksa sudah tidak ada lagi di rumah kepresidenan.

Sebuah video oleh media lokal News 1st menunjukkan bahwa, demonstran mengibarkan bendera nasional di kediaman presiden, dan beberapa orang melompat ke kolam renang di kediaman presiden untuk merayakannya.  Jalan-jalan di sekitar kediaman presiden juga dipadati demonstran dengan perkiraan jumlahnya mencapai puluhan ribu orang.

Keberadaan Rajapaksa saat ini tetap menjadi misteri. Menurut laporan, Rajapaksa telah dikawal dari kediaman resmi pada 8 Juli untuk melindungi keselamatannya. 

 News 1st mengutip Port of Colombo  mengatakan bahwa, sebelum para demonstran masuk ke kediaman resmi, konvoi mengawal penumpang di mobil hitam ke kapal perang, dan sekelompok koper dikirim ke kapal perang lainnya. Kemudian 2 kapal perang bersama berlabuh pergi meninggalkan pelabuhan 

Ketua parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa presiden telah memberitahunya bahwa dia akan mengundurkan diri pada 13 Juli, sebagaimana yang dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

Abeywardena mengatakan Keputusan untuk mundur pada 13 Juli dibuat untuk memastikan transisi kekuasaan yang damai. Ia meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian. 

Amerika Serikat Meminta Para Pemimpin dari Semua Lapisan Masyarakat  Agar Menyelesaikan Ketidakpuasan Sosial

Sri Lanka yang dulunya makmur, kini menderita kekurangan bahan bakar dan makanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Amerika Serikat telah membantu Sri Lanka dalam beberapa pekan terakhir. 

Rajapaksa memiliki hubungan yang sulit dengan Amerika Serikat, terutama karena sanggahannya atas tuduhan kejahatan perang terhadapnya selama beberapa dekade perang saudara berdarah dan kemitraan ekonominya yang erat dengan Tiongkok.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa, ketika Presiden Sri Lanka Rajapaksa bersiap untuk mundur, AS meminta Kongres Sri Lanka untuk berkomitmen memperbaiki situasi negara saat ini, bukan untuk kepentingan satu pihak.

Pihak AS mendesak pemerintah Sri Lanka saat ini atau pemerintah baru yang dipilih sesuai dengan konstitusi untuk bertindak cepat menemukan solusi dan menerapkannya, tak lain untuk mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang dan meredakan kekhawatiran rakyat Sri Lanka tentang ekonomi yang memburuk. Mengatasi ketidakpuasan, termasuk kekurangan listrik, makanan dan bahan bakar.” (hui)

Gara-gara Terbengkalainya Ratusan Gedung Apartemen, Pembeli Beramai-ramai Menolak Pembayaran Angsuran KPR

oleh Xiong Bin dan Liu Fang 

Rantai modal industri real estate Tiongkok sedang menghadapi ujian besar dan jumlah gedung apartemen terbengkalai terus bertambah. Baru-baru ini, pembeli rumah lewat pinjaman perbankan telah meluncurkan tindakan perlindungan hak bersama. Tercatat hingga 13 Juli, pembeli dari 101 gedung apartemen lewat pinjaman perbankan telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pembayaran angsuran bulanan KPR

Pada 30 Juni, perkumpulan pembeli apartemen yang dibangun oleh “Evergrande Longting” di Kota Jingdezhen, Provinsi Jiangxi, Tiongkok yang pertama-tama meluncurkan pernyataan “Penangguhan Pembayaran Angsuran KPR” akibat tidak adanya kemajuan pengembang dalam pembangunan gedung apartemen.

Selama 2 minggu terakhir, perkumpulan pembeli rumah dari ratusan gedung apartemen terbengkalai yang berada di seluruh Tiongkok satu per satu mengikuti langkah ini.

Mr. Zhang pembeli apartemen di “Wuhan Evergrande Times New Town” mengatakan bahwa ada sekitar 5.000 rumah tinggal yang berada dalam komplek “Wuhan Evergrande Times New Town”.

Awalnya serah terima kepada pembeli tahap pertama akan dilakukan pada 30 Maret tahun ini, tetapi pembangunannya sudah terhenti sebelum tembok luar selesai. Karena itu, para pembeli sepakat untuk tidak meneruskan pembayaran angsuran jika sampai 1 Agustus tahun ini pihak pengembang tidak melanjutkan kewajiban pembangunannya.

“Uang simpanan kami dalam rekening untuk pengawasan telah diambil oleh pihak bank, dan kami tidak ingin lagi membayar angsuran karena rumah belum kami peroleh. Saya pernah berbicara dengan pihak bank bahwa bank yang terlebih dahulu melakukan penyimpangan, karena bank semestinya tidak boleh melepas KPR kepada pembeli sebelum rumah selesai dibangun oleh pengembang”, ujar Mr. Zhang. 

Mr. Zhang juga mengatakan bahwa masih ada beberapa pembeli rumah sampai saat ini belum menerima perjanjian online transaksi pembelian rumah dengan pengembang, beberapa rumah dijadikan jaminan. Tetapi sia-sia saja pembeli meskipun  sudah berulang kali menghubungi biro manajemen perumahan lokal serta pemerintahan distrik untuk penyelesaiannya.

Selain, pembeli menggunakan seluruh uang simpanan mereka untuk membeli rumah, dan mereka sekarang tinggal di rumah sewaan. Di satu sisi  harus membayar uang sewa, di sisi lain  harus membayar angsuran KPR. Bahkan, orang-orang pernah pergi ke kantor pemerintahan setempat untuk melakukan pengaduan, tapi tidak bisa mendekati pemerintah kota, begitu mendekat langsung dibawa paksa oleh petugas keamanan. 

“Tampaknya pemerintah juga ikut menutup-nutupi masalah dan terlibat dalam usaha menipu kami para pembeli rumah, jadi kami tidak mempercayai mereka lagi”, kata Mr. Zhang.

Mr. Yang, seorang pembeli rumah yang berlokasi di Xinlibo Park di Kota Changsha mengatakan bahwa pengembang real estat pada dasarnya berada dalam tahap kebangkrutan dan sedang melakukan reorganisasi, tetapi belum ada pengumuman resminya, jadwal penyerahan rumah juga masih terus terkatung-katung, sehingga orang-orang terpaksa menghentikan pembayaran angsuran KPR.

Mr. Yang mengatakan : “Tetapi karena pasar saat ini belum memulihkan biaya, rantai modal pengembang jadi terputus. Kami terus mengajukan petisi juga mendatangi pemerintah untuk kejelasannya, tetapi pemerintah dengan alasan menjaga stabilitas tidak berusaha memecahkan dasar persoalan. Terus menunda-nunda yang akibatnya semakin banyak dana yang disalahgunakan oleh pengembang”.

Pembeli rumah lewat bank mengatakan bahwa mereka harus membayar sekitar RMB. 4.000,- sampai 5.000 angsuran KPR setiap bulan, belum lagi soal membayar sewa rumah dan biaya kehidupan keluarga mereka. Begitu pendapatan mereka menurun atau kehilangan pekerjaan, maka angsuran KPR akan terputus. 

Padahal tahun lalu saja, ada laporan media yang menunjukkan bahwa, jumlah terhentinya pembayaran angsuran KPR telah terjadi pada lebih dari 2 juta unit perumahan di berbagai wilayah Tiongkok. Diakibatkan terhentinya pembangunan oleh pengembang dan tertundanya jadwal penyerahan kepada pembeli. (sin)

Cuaca Ekstrem Melanda Daratan Tiongkok, Banjir Bandang Menewaskan Warga dan Suhu Panas Melanda 68 Kota

0

oleh Zhao Fenghua dan Ruili dari NTD

Cuaca ekstrem terus berlanjut di daratan Tiongkok, amukan hujan deras dan gelombang panas menerjang. Sichuan, Ningbo dan tempat-tempat lain dilanda hujan lebat. Sementara itu, 68 kota telah mengeluarkan peringatan suhu panas.

Sejak 11 Juli, kota kuno Pingwu di Mianyang, Sichuan, Tiongkok, dilanda hujan deras, menyebabkan sungai meluap.

Pada 12 Juli, tanggapan  darurat pengendalian banjir lokal diluncurkan. Hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di Kotapraja Tibet Muzuo, Kabupaten Pingwu, runtuhnya tanah dasar di beberapa daerah, dan mengganggu komunikasi.

Menurut laporan resmi, pada pukul 12:00 waktu setempat pada 12 Juli, setidaknya 2 orang tewas dan 4 orang hilang akibat dilanda banjir. Data sebenarnya belum diverifikasi.

Di Ningbo, pada hari itu secara tiba-tiba turun hujan deras, disertai angin kencang, hujan deras mengguyur .

Sekitar pukul 15.00 , Yinzhou, Ningbo, Zhejiang mengalami angin kencang dengan kecepatan angin maksimum 13, memecahkan rekor angin lokal terkuat. Dipengaruhi oleh badai dahsyat, suhu di Fenghua dan Yinzhou di Ningbo turun lebih dari 10℃ dalam waktu satu jam.

Pada saat yang sama, Zhenhai, Jiangbei, Yinzhou, Haishu dan Fenghua mengeluarkan peringatan oranye untuk hujan es; 13 kabupaten dan kota termasuk Beilun dan Yuyao mengeluarkan peringatan kuning untuk petir.

Penduduk setempat: “Wow, gelas ini bergetar”

Pada hari yang sama, hujan lebat juga terjadi di Jinan, Shandong, disertai badai hujan lebat dan hujan deras secara tiba-tiba di Shanghe, Changqing, Jiyang, Zhangqiu dan tempat-tempat lain di Jinan.

Menurut perkiraan Observatorium Meteorologi Pusat, dari 12-13 Juli, akan ada hujan lebat hingga badai hujan lebat di beberapa bagian tenggara Gansu dan Shaanxi tengah, dan akan ada badai petir serta angin kencang di beberapa daerah.

Gelombang panas menyapu sebagian besar Tiongkok saat badai mengamuk, dengan 68 kota mengeluarkan peringatan panas ekstrem.

Di bawah terik matahari, atap beberapa bangunan meleleh dan beberapa jalan rusak.

Pada 12 Juli pukul 11.00, 68 kota di daratan Tiongkok, termasuk Shanghai dan Nanjing, telah mengeluarkan peringatan merah, dan suhu di daerah ini diperkirakan akan melebihi 40 derajat Celcius dalam 24 jam ke depan. (hui)

Atase Militer Tiongkok Menyusup ke Forum Kepulauan Pasifik dan Diusir oleh Polisi

oleh Zheng Gusheng

Pemerintah Tiongkok yang secara aktif melakukan ekspansi pengaruhnya sedang mencoba untuk bersaing dengan Amerika Serikat dan Australia dalam mendekati negara-negara di kepulauan Pasifik. Pada 12 Juli, 2 orang atase militer dari kedutaan Tiongkok menyusup ke area media Forum Kepulauan Pasifik sehingga diusir oleh polisi.

Forum pertama kali dibuka pada 12 Juli di Suva, ibu kota negara kepulauan Pasifik, Fiji. Wakil Presiden AS Kamala Harris menyampaikan pidato melalui video, mengumumkan bahwa AS akan secara signifikan memperdalam kehadirannya di Pasifik, termasuk membuka kedutaan baru di Tonga, Kiribati dan mendedikasikan dan sebesar USD.600 juta untuk perkembangan wilayah Pasifik dan lainnya.

“Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara kepulauan Pasifik mungkin kurang menerima perhatian dan dukungan diplomatik yang layak Anda peroleh. Jadi hari ini saya di sini untuk menyampaikan kepada kalian : Kami akan mengubah situasi tersebut”, kata Kamala Harris dalam pidatonya.

Menurut media Inggris “The Guardian” bahwa, 2 orang atase militer Tiongkok menyusup dalam sebuah forum pertemuan untuk lembaga perikanan dan duduk bersama di antara sejumlah wartawan media. Salah satu atase militer teridentifikasi oleh Lice Movono, seorang reporter wanita dari media “The Guardian”. Asmil tersebut pernah terlibat dalam pengusiran terhadap jurnalis selama kunjungan Menlu Tiongkok Wang Yi pada bulan lalu.

Lice Movono langsung menanyai atase militer itu tentang statusnya untuk mengikuti forum tersebut, apakah ia sebagai pejabat kedutaan Tiongkok atau reporter dari Kantor Berita Xinhua, dan mengatakan kepadanya bahwa ini adalah area media. Tetapi atmil itu hanya menggelengkan kepala seakan memberi sinyal “Saya tidak mengerti bahasa Inggris”.

Lice segera memberitahu staf di tempat pertemuan itu, yang menyarankannya untuk menghubungi polisi. Ketika polisi tiba, kedua pria itu dibawa pergi dari tempat kejadian.

Kemudian ada konfirmasi dari sumber diplomatik bahwa kedua orang tersebut adalah atase militer dan wakil atase militer dari kedutaan besar Tiongkok di Fiji. 

Laporan juga menyebutkan bahwa Tiongkok bukan anggota Forum Kepulauan Pasifik, tetapi merupakan negara mitra seperti halnya Amerika Serikat. Negara-negara mitra biasanya diundang untuk berpartisipasi dalam sesi dialog pasca forum, tetapi sesi dialog tahun ini tidak dijadwalkan berlangsung selama forum. Namun demikian, Kamala Harris memang khusus diundang untuk berpartisipasi secara langsung dalam forum tersebut, tetapi Tiongkok tidak. Hal ini dipandang sebagai keberhasilan bagi Washington dan pukulan bagi Beijing.

Selama kunjungan Wang Yi bulan lalu, ia mengusulkan kepada 10 negara kepulauan Pasifik untuk menandatangani versi terbaru dari apa yang disebut “Perjanjian Ekonomi dan Keamanan yang Komprehensif”, tetapi ditolak oleh negara-negara kepulauan. Selanjutnya, Amerika Serikat dan Australia juga mengambil langkah aktif untuk bersaing dengan Beijing untuk mendapatkan pengaruh lokal.

Menjelang pembukaan Forum Kepulauan Pasifik, Kiribati mengumumkan pengunduran dirinya dari forum. Dan Beijing diduga berada di belakang layar kasus tersebut. (sin)

Apa Hubungan antara Kebangkrutan Sri Lanka dengan Tiongkok?

Wang Ziqi /Chang Chun/Li Peiling

Presiden maupun perdana menteri telah mengundurkan diri. Presidennya kabur ke luar negeri. Dulunya makmur, negara itu akhirnya jatuh bangkrut, dan Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah. Mengapa Sri Lanka sampai ke titik ini? Apakah Inisiatif Belt and Road Tiongkok memperburuk krisis ekonomi Sri Lanka?

Sejumlah besar demonstran yang sudah lama menggelar aksi protes. Mereka mengepung kediaman presiden. Pada 9 Juli, Sri Lanka, negara kepulauan Asia Selatan dengan populasi 22 juta jiwa, berubah dalam semalam. Presiden Gotabaya Rajapaksa  mengundurkan diri pada 13 Juli, dan perdana menteri juga  setuju untuk mengundurkan diri. Rajapaksa memilih kabur ke luar negeri. 

Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade. Pemerintah kehabisan devisa, kekurangan bahan bakar dan pangan, dan negara dalam keadaan stagnasi. Angka inflasi di negara itu tembus rekor 54,6% pada bulan Juni.  Diperkirakan akan meningkat menjadi 70% dalam beberapa bulan mendatang. Banyak penduduk Sri Lanka melarikan diri dengan putus asa.

Pengamat percaya bahwa serangkaian buruknya kebijakan ekonomi, ditambah dengan wabah COVID-19, menyebabkan penurunan tajam pada sektor pariwisata dan pendapatan devisa. Faktor internal dan eksternal akhirnya menyebabkan kebangkrutan negara Sri Lanka.

Dalam badai ini,  Tiongkok yang kini dikuasai oleh partai Komunis Tiongkok, telah menjadi fokus dunia luar. Sri Lanka adalah salah satu negara penting dalam inisiatif “Belt and Road” Tiongkok. Selama dekade terakhir, Tiongkok telah memberikan pinjaman miliaran dolar untuk pelabuhan laut, bandara, jalan raya, pembangkit listrik dan kota-kota pelabuhan Sri Lanka.

Kolumnis The Epoch Times Wang He mengatakan  Beijing telah memainkan peran yang sangat memalukan di sini. Pertama,  menandatangani Perjanjian Belt and Road dengan Sri Lanka. Perjanjian ini memiliki sejumlah besar proyek,  semuanya milik Proyek Gajah Putih  yang membutuhkan banyak investasi. Tetapi tidak ada lagi output, yang mana justru telah menciptakan perangkap utang. Di sisi lain, Beijing memiliki tujuan strategis untuk Sri Lanka. Beijing ingin berekspansi ke Samudra Hindia  dan telah menemukan sebuah pelabuhan di Sri Lanka sebagai basisnya.

Untuk melunasi utangnya, pada 2017, Sri Lanka menyewakan pelabuhan laut dalam, Pelabuhan Hambantota, ke Tiongkok  selama 99 tahun. Insiden tersebut pernah memicu gelombang opini publik bahwa Sri Lanka jatuh ke dalam “jebakan utang” Tiongkok.

Dan, dari utang luar negeri Sri Lanka yang berjumlah  $51 miliar, lebih dari 10 persennya berasal dari Tiongkok.

Tang Jingyuan, seorang komentator isu terkini berpendapat alasan mengapa pemerintah Sri Lanka tidak dapat membayar utang ini adalah bahwa setelah Sri Lanka bergabung dengan Inisiatif Belt and Road, negara itu membangun banyak proyek yang mahal tetapi sebenarnya berumur pendek. 

“Ini berakhir dengan urusan yang belum selesai. Dipengaruhi oleh epidemi, pariwisata negara itu dan industri pilar lainnya terpukul keras, sehingga menyebabkan mereka harus memenuhi kebutuhan hidup. Alasan ketiga adalah bahwa Tiongkok sendiri telah menerapkan kebijakan pembersihan dan penutupan kota karena penanggulangan COVID-19. Sehingga menyebabkan perlambatan serius dalam ekonomi Tiongkok. Oleh karena itu, secara langsung mempengaruhi investasi luar negeri Tiongkok. Muncul pertanyaan tentang pendapatan dari sekian banyak proyek besar yang dibangun,” ujarnya.

Pengamatan percaya bahwa negara-negara di mana Tiongkok meminjam uang atau berinvestasi dalam “Inisiatif Belt and Road”, memiliki risiko politik dan ekonomi  relatif tinggi, dan kecil kemungkinannya  mencapai pengembalian yang tinggi.

Jadi mengapa mau menandatangani kontrak untuk jenis proyek ini dengan Tiongkok?

Wang He mengatakan hal pertama adalah mengekspor korupsi. Risiko proyek ini sangat tinggi, dan tidak akan membawa manfaat besar bagi negara tuan rumah. Pihak lain juga mengetahuinya dengan jelas. Mengapa menandatangani dengan Tiongkok? Di sana ada kepentingan di dalamnya, korupsi yang Kedua. Setelah penandatanganan kontrak, Proyek Gajah Putih terbentuk. Jika Anda berhutang  kepada Tiongkok, tentu saja Tiongkok dapat memeras Anda. Ini disebut jebakan utang. Ketiga, karena Partai Komunis Tiongkok mengekspor ini “

Pada April tahun ini, pemerintah Sri Lanka mencari dana talangan US$3 miliar dari berbagai saluran termasuk Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, India dan Beijing. Tiongkok belum menanggapi pinjaman US$1 miliar yang diminta oleh Tiongkok. Dan, ia tampaknya kesal karena Sri Lanka telah meminta bantuan IMF.

Beberapa media daratan juga menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa Tiongkok tak berusaha menyelamatkan nyawa, tetapi mengobati penyakit untuk menyelamatkan orang. Hal ini tidak hanya mengajar politisi Sri Lanka bagaimana berperilaku dalam hubungan internasional, tetapi juga dalam mengajar mereka bagaimana berperilaku dalam pemerintahan nasional.

“Ketika Sri Lanka menghadapi kesulitan kali ini, tidak memberikan dana talangan yang kuat, dan ketika Sri Lanka meminta bantuan Dana Moneter Internasional, PKT menyatakan ketidakpuasan. Sekarang Sri Lanka bangkrut, hubungannya dengan PKT sudah begitu dekat. Kinerja PKT selama krisis ekonomi Sri Lanka juga sangat mengerikan,” tambah Wang He.

Tang Jingyun menyatakan bahwa negara-negara miskin dan lemah yang bergabung dengan “Belt and Road” dapat menjadi tujuan agresi ekonomi Sri Lanka berikutnya. (hui)

Ketika Gelombang Epidemi Kembali Melanda Tiongkok Langkah Pencegahan Ekstrem Berpotensi Diterapkan Lagi

0

 oleh Yu Ting

Ketika gelombang epidemi kembali melanda berbagai tempat di Tiongkok, langkah pencegahan dan pengendalian epidemi PKT sedikit demi sedikit terus diperketat. Selain muncul himbauan agar warga mempersiapkan makanan secukupnya. Hal ini menyebabkan kepanikan masyarakat.

Pada 12 Juli, otoritas Shanghai mengeluarkan peringatan gelombang panas berwarna oranye (>37°C), sedangkan pada hari itu juga merupakan hari pertama Shanghai meluncurkan uji asam nukleat berskala besar selama 3 hari untuk seluruh warga masyarakat.

Epidemi di Shanghai telah menyebar di semua 16 wilayah pemerintahan, dan dokumen internal pemerintah yang bocor menunjukkan bahwa pihak berwenang memprediksikan gelombang epidemi baru ini tidak akan kalah “ganasnya” dengan wabah yang menyerang Shanghai pada bulan Maret tahun ini”.

Kedua komite lingkungan di Distrik Putuo dan Distrik Hongkou sama-sama mengeluarkan saran kepada masyarakat agar menyiapkan cadangan makanan selama 14 hari. Hal ini  menyebabkan warga panik tentang kemungkinan penutupan kota lagi.

Ms. Li, warga Shanghai mengatakan : “Terjadi  panic buying, tapi saya sudah merasa lelah”.

Mr. Huang, penduduk Shanghai mengungkapkan : “Sebagaimana dikatakan oleh seorang pekerja asal pedesaan di Shanghai, bahwa para pekerja migran saat ini sudah tidak lagi tertarik untuk menerima upah harian RMB.100,- , mereka semua memilih pulang kampung”.

“Saya merasa bahwa usaha toko fisik di Shanghai tahun ini sangat sulit. Dapat dikatakan bahwa tidak ada pembeli yang memasuki toko sepanjang hari, selain itu menghadapi risiko diblokir kapan saja dan di mana saja, hal itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup orang, bukan lagi pada masalah nafkah pencaharian saja”, kata seorang warga Shanghai.

Gelombang baru epidemi sedang melanda dengan cepat ke seluruh wilayah di Tiongkok, sehingga langkah pengendaliannya secara nasional juga terus meningkat. 

Kota-kota seperti Xi’an, Lanzhou, Haikou, dan lain telah mengadopsi langkah-langkah menyerupai penutupan kota. Pusat permainan dan perjudian di Makau telah ditutup untuk kedua kalinya.

Pusat kekuatan ekonomi Tiongkok yakni Delta Sungai Yangtze dan Delta Sungai Mutiara, bahkan berulang kali mengalami penutupan dan pengendalian yang ketat.

Penduduk Guangzhou mengatakan : “Setengah tahun sudah berlalu, datang lagi gelombang yang lebih besar. Ya apa boleh buat, tahun ini, saya terpaksa bekerja tanpa hasil”.

Dampak paling terasa dari kebijakan “Nol kasus” yang diterapkan pihak berwenang adalah  Omicron varian BA.5 menyebar ke mana-mana meskipun gejala terhadap orang yang terinfeksi cukup ringan, tetapi daya transmisinya berlipat ganda, dan karena memiliki pelarian imun yang lebih kuat, sehingga pasien yang sudah sembuh mudah terinfeksi kembali, dan efektivitas vaksin jadi sangat menurun.

Namun, vaksin buatan domestik Tiongkok yang kontroversial masih diandalkan oleh pihak berwenang. Beijing dan Shanghai dan tempat-tempat lain bahkan dengan penuh semangat mendorong warga berusia di atas 60 tahun untuk menerima vaksin tersebut.

Ms. Chen, seorang warga Beijing mengatakan : “Saya tidak akan memaksa (vaksin), bukan ? Tidak mau main-main dengan nyawa. Misalnya mengenai uji asam nukleat, apakah mau dilakukan setiap hari atau bagaimana yang dikehendaki, kita mungkin ikut saja. Kita sesuaikan dengan kehendak kalian. Tapi soal hal ini, saya pikir kurang manusiawi”.

“Saya merasa bahwa pertanyaan inti bukanlah soal apakah divaksinasi atau tidak, tetapi soal keraguan tentang seluruh kebijakan pencegahan epidemi yang diterapkan pemerintah, karena epidemi sudah berlangsung selama 3 tahun, bukan ? Pada kenyataannya, mempengaruhi mentalitas, terutama terhadap perubahan intensif yang terjadi baru-baru ini, yang dapat memperburuk kecemasan semua orang”, kata Mr. Zhang, seorang warga Beijing.

Saat ini, komunitas internasional sangat memperhatikan berapa lama tindakan pencegahan epidemi ekstrem Tiongkok ini masih akan terus berlanjut. (sin)

11 Orang Tewas Saat Gletser Terbesar Italia Runtuh Ketika Cuaca Panas yang Memecahkan Rekor Terjadi

NTD

Diperkirakan akibat terkena dampak suhu tinggi yang memecahkan rekor, gletser terbesar di Pegunungan Alpen Italia tiba-tiba runtuh dan memicu longsoran salju pada awal Juli ini. Sejumlah besar es, salju dan batu jatuh di sebuah lorong. Sekelompok pendaki, beberapa di antaranya ikut tersapu.  Kini diketahui ada 11 orang yang tewas.

Kecelakaan tersebut terjadi di Marmolada, puncak tertinggi di Dolomites Italia. Pada Minggu (3/7/2022) sore, ketika kota pegunungan berada di awal musim panas, banyak orang-orang berbondong-bondong ke pegunungan, hotel dan restoran. Bahkan, tempat perlindungan gunung penuh dengan pengunjung. Termasuk ramai pengunjung di jalur pejalan kaki, pendaki, dan pengendara sepeda.

Juru bicara layanan darurat lokal Michela Canova kepada AFP pada 4 Juli mengatakan bahwa setidaknya enam orang tewas dan delapan terluka  termasuk wisatawan asing.

Giampietro Lago, seorang ahli di departemen ilmu kepolisian, mengatakan pada 9 Juli bahwa jumlah korban tewas kini telah mencapai 11 orang dan identitas para korban telah dikonfirmasi. 

“Belum ada indikasi bahwa lebih banyak orang mungkin telah meninggal,” katanya. 

Sebuah helikopter terbang mencari dan menyelamatkan di atas Gletser Marmolada pada 4 Juli 2022. (PIERRE TEYSSOT/AFP via Getty Images)

Namun demikian, Maurizio Fugatti, kepala daerah otonomi Trentino di Italia utara, mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung dan penemuan baru dilakukan pada Minggu 9 Juli. 

“Kami terus menggunakan drone untuk mencari dan kami akan terus melakukan hal yang sama besok,” kata Fugatti.

Suhu tinggi yang memecahkan rekor 10 derajat Celcius diukur di puncak gletser sehari sebelum bencana.

Kantor kejaksaan Trentino telah meluncurkan penyelidikan penyebab bencana tersebut. Manajemen juga menghadapi tuntutan karena kondisi pendakian yang  buruk di pegunungan dan masih terbuka untuk pendaki. (hui)

Zulhas Kampanyekan Pilih Anaknya, Jokowi Tegur Menterinya Agar Fokus Bekerja dan Urus Minyak Goreng

ETIndonesia- Soal Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang berkampanye agar warga memilih anaknya di Lampung, Presiden Joko Widodo meminta menterinya untuk fokus bekerja. Hal tersebut disampaikannya usai menyerahkan bantuan sosial di Pasar Sukamandi, Kabupaten Subang, Selasa, 12 Juli 2022.

“Saya minta semua menteri fokus bekerja. Kalau Menteri Perdagangan ya urus yang paling penting seperti yang saya tugaskan kemarin bagaimana menurunkan harga minyak goreng,” ucap Presiden dalam siaran pers BPMI Setpres.

Presiden Jokowi berharap harga minyak goreng curah bisa berada di kisaran Rp14 ribu atau di bawahnya.

“Tugas dari saya itu, jadi ke pasar-pasar mengecek, karena saya juga sama mengecek minyak goreng utamanya yang kita cek itu minyak curah, jangan sekali-kali lari ke minyak kemasan yang premium,” jelas Presiden.

Presiden menjelaskan, dari sejumlah pasar yang ia kunjungi harganya memang sudah berada di kisaran harga tersebut.

“Kalau di luar Jawa masih ada yang di atas Rp14 ribu, satu persatu akan kita selesaikan,” ungkap Presiden.

Presiden juga menekankan agar para menteri, utamanya yang mengurusi bidang energi dan pangan, agar bisa fokus menangani dua hal tersebut. Menurutnya, saat ini situasi dunia sedang terdisrupsi di dua bidang tersebut.

“Semuanya harus fokus bekerja utamanya yang berkaitan dengan energi dan pangan, ini penting. Ini saya urus terus urusan yang berkaitan dengan BBM, urusan yang berkaitan dengan energi itu misalnya batu bara semuanya karena dunia terdisrupsi di energi dan pangan sehingga kita harus konsentrasi dan jangan sampai kita terpeleset di dua bidang ini,” tandasnya. (BPMI Setpres/asr)

Cegah Tindakan Asusila di Angkutan Perkotaan, Pemprov DKI Terapkan Upaya Pencegahan

ETIndonesia- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria melakukan inspeksi pada angkutan perkotaan (angkot) di Halte Integrasi Tebet, Jakarta Selatan, Rabu sore (13/7). Ia turut menaiki angkot M 44 rute Tebet-Kuningan untuk memastikan bahwa transportasi publik di Jakarta bersih, aman dan dengan biaya yang terjangkau.

Wagub Ariza pun menegaskan, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya serta menerapkan regulasi yang tepat dan komprehensif untuk mencegah, meminimalisir atau bahkan meniadakan tindakan asusila (pelecehan seksual) di dalam transportasi umum.

“Hari ini saya silaturahmi dengan para sopir angkot. Banyak yang kami obrolkan, salah satunya bagaimana mencegah pelecehan seksual agar tidak terjadi di angkot. Saya ingin memastikan, tidak usah takut naik transportasi publik, termasuk angkot. Tadi saya tanya warga, Alhamdulilah warga merasa aman dan nyaman. Pemerintah hadir memberikan solusi, kami ingin memastikan masalah pelecehan seksual tidak boleh dianggap enteng, namun harus diselesaikan bersama. Kalau kita tidak melapor, tidak akan ketahuan. Jadi, harus berani melaporkan,” ungkap Wagub Ariza saat memberikan keterangan pers dikutip dari siaran PPID DKI Jakarta.

Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Anak dan Perempuan DKI Jakarta, pada 2020 ada 8 kasus pelecehan seksual yang terjadi, pada 2021 sebanyak 7 kasus, dan pada 2022 terjadi peningkatan mencapai 15 kasus sampai dengan  Juli.


Karena itu, Wagub Ariza mengajak warga Jakarta untuk melakukan pencegahan di hulu, antara lain dengan lebih berhati-hati dan berani melaporkan apabila ada tindakan asusila atau pelecehan seksual, termasuk tindakan asusila yang terjadi di angkutan publik seperti angkot melalui Pos Layanan P2TP2A dengan nomor telepon 081317617622 yang dapat dihubungi 24 jam setiap hari atau melalui Call Center 112. 

“Warga harus berani melaporkan. Banyak warga tidak berani melaporkan, segera laporkan tidak usah malu,  mari hadapi bersama. Pemprov DKI menyiapkan 86 tenaga ahli, petugas konselor, psikolog dan lainnya untuk membantu memberikan pemahaman, pendidikan, pelatihan, termasuk konselor kepada warga untuk bersama menangani kasus-kasus pelecehan, diskriminasi, termasuk KDRT yang terjadi di tempat umum,” terang Wagub Ariza. 

Pada kesempatan itu, Wagub Ariza juga menyebut bahwa sejauh ini memang tidak ada pemisahan tempat duduk penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot, pemisahan tempat duduk baru terdapat pada bus Transjakarta dan KRL Commuter Line.

Untuk itu, dalam menangani serta mencegah kekerasan maupun pelecehan terhadap perempuan dan anak, Pemprov DKI Jakarta telah membentuk POS Sahabat Perempuan dan Anak (POS SAPA) pada moda transportasi publik yang mana di dalamnya dilengkapi dengan nomor aduan 112 dan petugas terlatih dalam menangani kasus-kasus terkait. POS SAPA sudah hadir di 23 halte Transjakarta, 13 stasiun MRT dan 6 stasiun LRT. Ke depannya, POS SAPA akan terus ditambahkan, termasuk menjangkau layanan angkot.

Untuk diketahui, Pengemudi Angkutan Umum yang tergabung dalam program JakLingko sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang di dalamnya memuat kurikulum layanan prima, termasuk penanganan atau cara bertindak dalam menghadapi keadaan darurat melalui program Sertifikasi Pengemudi Angkutan Umum.

Pemasangan CCTV di berbagai stasiun, halte, terminal dan kendaraan umum juga sedang dilakukan, untuk mendeteksi sekaligus mengurangi potensi tindakan asusila. Bahkan, pada JakLingko, sistem ticketing terintegrasi akan melakukan penerapan konsep ‘face recognition’ yang diyakini akan meningkatkan rasa nyaman para penumpang, terutama perempuan dan anak.

 Dengan demikian, saat ini Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan membuat regulasi komprehensif untuk angkot dan transportasi publik di Jakarta, antara lain:

1. Mengoptimalkan POS SAPA yang sudah ada di DKI Jakarta serta menambah ketersediaannya, sehingga menjangkau layanan angkot.

2. Mewajibkan setiap angkot atau transportasi publik memasang stiker informasi nomor darurat pengaduan pelecehan seksual, dengan nomor aduan 112, di tempat yang terlihat jelas oleh seluruh penumpang. 

3. Menginstruksikan seluruh angkot untuk memasang stiker informasi nomor darurat agar mudah terbaca dan jelas, serta ditindaklanjuti dengan sosialisasi bersama komunitas, terutama organisasi-organisasi yang berkecimpung dalam pengentasan pelecehan dan peningkatan perlindungan perempuan dan anak.

4. Menyempurnakan SOP yang ada saat ini terkait penanganan keadaan darurat, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pencegahan dan penanganan kejadian pelecehan, dengan mengutamakan perlindungan korban.

5. Memastikan seluruh pengemudi/staff station/petugas transportasi publik memahami SOP masing-masing melalui sosialisasi atau pendidikan serta pelatihan.

6. Mengkaji lebih lanjut ide terkait angkot/mikrotrans khusus perempuan.

7. Pemanfaatan teknologi dengan pemasangan CCTV dan sistem ticketing berbasis face recognition akan dikaji lebih lanjut.

(PPID DKI/asr)