Home Blog Page 552

Pembangunan Jaringan Interkoneksi Bawah Tanah di Jalur Stasiun MRT Jakarta Diluncurkan

ETIndonesia –  Jakarta berkomitmen untuk tumbuh sebagai kota yang berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan tata kota berorientasi transit, di mana kemudahan dan kenyamanan nyata dirasakan warga dalam berpindah antarmoda transportasi publik. Sebagaimana komitmen yang dipegang teguh, kawasan berorientasi transit makin dikembangkan dengan terobosan dan inovasi baru. Paradigma pembangunan yang digunakan pun berubah, dari berorientasi kendaraan pribadi atau Car Oriented Development (COD) menjadi berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD).

Pada, Kamis (7/7), Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menginisiasi pembangunan fasilitas interkoneksi bawah tanah pertama di jalur MRT sebagai upaya mewujudkan jaringan interkoneksi bawah tanah dan seamless urban mobility di  kawasan  berorientasi  transit.

Terowongan pejalan kaki yang menghubungkan antara Gedung Thamrin Nine UOB dan Stasiun Dukuh Atas BNI ini merupakan bukti nyata bahwa kerja kolaboratif, dalam hal ini fasilitas transportasi publik dan bangunan komersial di lahan privat, akan menghadirkan kemudahan bermobilitas.

“Ini hari yang bersejarah, ini sejarah baru di Jakarta dan Indonesia karena kita  memulai sebuah proyek pembangunan jalan pedestrian di bawah tanah, di mana penumpang MRT nantinya akan melewati tunnel yang langsung menjangkau gedung-gedung di sekitar stasiun,” kata Gubernur Anies dalam Pembukaan TOD Forum 2022 dan Pencanangan Pembangunan Interkoneksi Bawah Tanah Thamrin Nine UOB-Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Kamis (7/7) dalam siaran pers PPID DKI Jakarta.

Ia mengatakan, terowongan ini akan menjadi permulaan dari terwujudnya jaringan interkoneksi bawah tanah di rute MRT yang bukan hanya memudahkan pola pergerakan tapi juga mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai ruang produktif baru di Jakarta.

Selain itu, pembangunan terowongan pejalan kaki ini juga merupakan gambaran masa depan terkait peningkatan integrasi transportasi publik yang selama ini dikerjakan oleh Pemprov DKI, di mana pada level 1 integrasi menghubungkan antarmoda seperti stasiun MRT dihubungkan dengan halte TransJakarta, stasiun KRL Commuter Line, dan angkutan umum lainnya. Sedangkan, pada level 2 integrasinya menghubungkan stasiun dengan tempat kerja.

“Kita ingin perpindahan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum adalah perpindahan yang rasional, secara hitungan waktu dan biaya lebih murah. Dengan begitu, perhitungan waktu, biaya dan kenyamanan akan didapat semua. Bayangkan gedung yang tingginya 40 lantai punya akses ke stasiun, maka akan ada ribuan orang yang bekerja di gedung tersebut berpindah naik transportasi umum. Semoga pembangunan ini bisa selesai tepat waktu, tepat biaya dan berkualitas,” tandasnya.

Inisiasi pembangunan interkoneksi bawah tanah ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Pembangunan Bangunan dan Fasilitas Interkoneksi Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI antara Direktur Pengembangan Bisnis dan Usaha PT MRT Jakarta (Perseroda), Farchad Mahfud dan Direktur Utama PT Wisma Kartika, Alvin  Gozali,  dan disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta  (Perseroda), William Sabandar.

Akses pejalan kaki ini sepanjang 80 meter dengan lebar lima meter yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti retailstorage room, eskalator, dan elevator. Terowongan ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip  pengembangan  kawasan  berorientasi  transit  yang  universal, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas.

Pembangunan interkoneksi, seperti terowongan  pejalan  kaki  penghubung  Gedung Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI ini, berpotensi meningkatkan angka keterangkutan (ridership) MRT Jakarta  serta  meningkatkan  jumlah  kunjungan  ke  pusat perkantoran/perbelanjaan yang terhubung, dan mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai  ruang baru yang produktif. Seperti pengalaman akses layang di Blok M Plaza yang  meningkatkan kunjungan hingga 150% (megapolitan.kompas.com, 2019).

Terowongan ini melengkapi interkoneksi layang Stasiun Blok M BCA dan Blok M Plaza yang telah terbangun dan interkoneksi layang Stasiun Lebak Bulus Grab-Pondok Indah Square yang sedang dalam tahap konstruksi.

Selain itu, terhadap 5 interkoneksi bawah tanah dan layang yang  saat ini sedang dalam tahap persiapan. Seluruh stasiun MRT sudah  dirancang  untuk  dapat terkoneksi dengan bangunan sekitar. Untuk itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) mengundang para pemilik bangunan untuk berkolaborasi  dalam  mewujudkan  jaringan  interkoneksi  di  sepanjang jalur MRT.

Jakarta Pionir Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia-Jakarta, Doti Windajani, mengatakan, Jakarta layak disebut sebagai pelopor kawasan berorientasi transit, karena kebutuhan Jakarta dalam mengantisipasi kemacetan melalui perbaikan infrastruktur transportasi, adaptasi perubahan iklim  melalui penerapan low emission zone, dan pengaturan dan perbaikan tata ruang dan  tata  bangunan  melalui urban regeneration dengan integrasi hunian, tempat kerja dan ruang sosial.

“Integrasi yang sudah baik bisa ditingkatkan, terutama detail  area  menuju  ke  Gedung UOB. Perlu perhatian terkait kebutuhan penyandang disabilitas. Hadirnya terowongan juga merupakan hal yang baik, semoga nantinya lebih seamless ke arah  Jalan  Blora.  Kemudian,  perlu juga perhatian untuk penataan UMKM di kawasan tersebut,” ujarnya.
 
Hal serupa juga disampaikan oleh Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna. Ia menyebut, interkoneksi bawah tanah pada jalur MRT merupakan ide yang sangat menarik, karena gagasan integrasi dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan memberikan nilai tambah pada pemanfaatan fungsi bangunan dan ridership jumlah penumpang MRT Jakarta.

“Pengalaman ini sudah dijalankan dengan mal Blok M,  berupa  integrasi  Stasiun  Blok  M BCA dengan pusat perbelanjaan. Nilai tambah yang didapat adalah jumlah pengunjung meningkat, tenant mendapatkan keuntungan karena pendapatan  usaha  meningkat,  serta  suasana  mal menjadi sangat ramai,” ujarnya.

Yayat menambahkan, terobosan integrasi antarfungsi bangunan di sekitar stasiun merupakan solusi cerdas yang semakin meningkatkan dua fungsi layanan, yaitu transportasi  dan jasa perdagangan/properti/retail. “Ini ialah  cara  terbaik  untuk  menghidupkan  kawasan berorientasi transit sebagai pusat ekonomi baru di Jakarta,” imbuhnya.

Di samping itu, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan, Dhani Muttaqin menyatakan bahwa keberadaan pedestrian tunnel merupakan salah satu upaya mewujudkan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas menjadi lebih nyaman bagi pejalan kaki dan pengguna angkutan umum. “Kami menyambut baik inisiatif pembangunan tunnel ini  sebagai  fasilitas  interkoneksi  MRT  Jakarta dengan kawasan sekitarnya. Tentunya, hal ini perlu ditopang dengan berbagai fasilitas lainnya, seperti trotoar yang berkualitas, ruang terbuka hijau yang memadai,  fasilitas  parkir,  dan  hunian bagi berbagai kelas warga kota,” tuturnya.

Direktur Jakarta Property Institute, Wendi Haryanto, menambahkan  bahwa  penting  bagi DKI Jakarta sebagai pelopor TOD untuk menerapkan praktik terbaik pengelolaan TOD karena statusnya sebagai ibu kota dan kota metropolitan akan membuat Jakarta menjadi sumber belajar bagi kota lain. “Pemangku kepentingan interkoneksi gedung  di  sekitar  kawasan  TOD  dengan stasiun MRT Jakarta perlu punya pemikiran yang sama untuk  membawa  kebaikan  bagi  kota.  Skema bisnis pengembangan interkoneksi merupakan huungan simbiosis mutualisme bagi semua pemangku kepentingan dan perlu bersifat atraktif  bagi  pemerintah  dan sektor swasta,”  jelasnya. 

Ia juga menambahkan bahwa interkoneksi jelas akan membangkitkan perekonomian sejak tahap perencanaan hingga operasionalnya.

“Interkoneksi dengan gedung-gedung berkonsep campuran (mixed-use buildings) di area TOD juga akan mengurangi kemacetan yang menjadi penyebab kerugian ekonomi, “tambahnya.
 
Seperti diketahui, pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas telah dimulai sejak 2018 lalu oleh Gubernur Anies. Sejak saat itu, kawasan Dukuh Atas telah menjelma menjadi area pengembangan berorientasi transit  pertama  yang memberikan  harapan  atas  wajah  Jakarta di masa depan yang memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda. Kemudian, Terowongan Kendal dialihfungsikan menjadi area pejalan kaki dan ruang aktivitas seni dan budaya masyarakat Jakarta yang turut menghadirkan kemudahan berpindah moda transportasi.

Buka Potensi Kerja Sama Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit

Sejalan dengan semangat memperbaiki wajah Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda) juga menggelar TOD Forum yang dibuka langsung oleh Gubernur Anies. TOD Forum yang merupakan acara puncak dari TOD Fair–yang telah berlangsung sejak 10 Juni lalu melalui serangkaian acara seperti kompetisi foto dan reels Instagram, serta lomba sketsa kawasan berorientasi transit– dilakukan pada Kamis—Jumat, 7—8 Juli di Assembly Hall Menara Mandiri, Jakarta Selatan.

Dalam TOD Forum ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menggelar forum diskusi yang menghadirkan pembicara ahli di bidang pengembangan kawasan berorientasi transit. Melalui penyelenggaraan TOD Forum ini, diharapkan akan menjadi ajang untuk membuka kesempatan, mempertemukan, dan menjalin potensi kerja sama bisnis antara PT MRT  Jakarta  (Perseroda) dengan calon mitra pengembang, investor, serta institusi terkait.

“Selain kerja kolaboratif bersama pihak Thamrin Nine Complex membangun interkoneksi terowongan pejalan kaki ini, hari ini juga kami menandatangani nota  kesepahaman  dengan Samsung C&T Corporation terkait investasi TOD, skema pembiayaan pengembangan sistem perkeretaapian perkotaan dan peremajaan perkotaan dengan Standard Chartered Bank, dan partisipasi perusahan Jepang dalam penyelenggaraan TOD di Jakarta dengan Oriental Cons ultants Global,” ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.

“Sejauh ini, sejumlah gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta sangat berpotensi untuk terkoneksi secara langsung, seperti Wisma  Nusantara  dan  Hotel  Pullman  dengan  Stasiun Bundaran HI, Sudirman 7.8 dengan Stasiun Setiabudi Astra, Wisma Intiland dengan Stasiun Bendungan Hilir, Menara Mandiri dengan Stasiun Istora Mandiri, dan yang sedang dibangun dan  akan diresmikan bulan depan, yaitu Poins Square dan Stasiun Lebak Bulus,” jelasnya.

“Jaringan interkoneksi ini akan berdampak dua hal, yaitu kenaikan angka keterangkutan MRT Jakarta dan keberlanjutan pelaku ekonomi di sekitar stasiun MRT Jakarta, terutama peluang bertumbuh,” pungkasnya. (PPID/asr)

Revolusi Kelaparan yang Akan Datang: Saat Ini Rezim Iran Menghadapi Tantangan Terbesar

Catherine Perez-Shakdam 

Revolusi Iran mungkin terjadi karena kebutuhan yang sangat besar.  Bukan, seperti yang telah lama dikemukakan oleh para ahli, karena kerinduan akan perubahan demokratis.

Dan, meskipun bukan bertujuan mengatakan bahwa rakyat Iran tak merindukan kebebasan—mereka pasti menginginkannya—tetap benar bahwa kurangnya kepemimpinan di pihak oposisi mempersulit orang-orang untuk menemukan kohesi dalam perjuangan politik mereka. 

Untuk semua seruan  tentang perubahan, berbagai partai oposisi Iran telah gagal untuk mengambil hati dan pikiran rekan-rekan mereka, dengan menawarkan visi yang layak untuk ditantang oleh aparat keamanan rezim yang terkenal.

Tetapi, dengan kehati-hatian sejauh ini telah memaksa jutaan orang  menyembunyikan pembangkangan mereka, kelaparan mungkin terbukti menjadi motivasi yang  memaksa untuk diabaikan oleh orang-orang Iran, dan seolah-olah, seruan yang tidak mungkin dapat diutarakan oleh pasukan rezim, apalagi membendungnya.

Meningkatnya kebutuhan roti, atau lebih tepatnya, ketidakmampuan jutaan orang untuk membelinya, mungkin  segera menjadi gelombang yang menyapu jajaran kepemimpinan dan menghancurkan pondasi Republik Islam Iran. Jika massa mungkin tetap apatis di hadapan perintah politisi, menawar  ketidakpuasan mereka, betapapun besarnya, tidak melebihi risiko mobilisasi, prospek kelaparan, dan banyak kematian yang pasti menyertainya, mungkin memiliki cara  menggembleng kerumunan massa untuk beraksi. 

Rezim yang lebih besar sepanjang sejarah telah jatuh kepada realitas seperti itu—yang paling terkenal adalah kasus Revolusi Prancis 1789.

Meskipun para intelektual sering meromantisasi  Republik Prancis dengan menyatakan bahwa, Prancis berpikir untuk menemukan kembali dirinya sendiri yang bebas dari diktat monarki dan gereja, untuk menjadi anak revolusi dan Pencerahan. Sebenarnya, inflasi yang merajalela dan memuncaknya kelaparanlah yang memaksa para petani  mengacungkan garpu mereka untuk melawan raja.

Yang utama, ketika rakyat menjerit  gara-gara makanan—perubahan rezim hanyalah produk sampingan dari kemarahan rakyat, alat yang digunakan para ideolog untuk mengukir narasi politik mereka.

Contoh terbaru ditawarkan kepada kita di Tunisia pada 2011, ketika keputusasaan seorang pedagang kaki lima mengeluarkan raungan sedemikian besarnya, sehingga para pemimpin Arab tiba-tiba menemukan diri mereka berada di bumi yang tak rata, otoritas mereka dilawan tanpa banyak harapan akan penebusan politik.

Mohamed Bouazizi, seorang penjual buah berusia 26 tahun yang bakar dirinya memicu revolusi di Timur Tengah, bertindak bukan karena ideologi, tetapi karena keputusasaan ekonomi. Sebagai martir dari sistem  memangsa yang lemah, rasa sakitnya menjadi katalis dan simbol—elemen yang mendatangkan revolusi besar.

Roti akhir-akhir ini  menjadi pusat wacana publik Iran. Dan, meskipun orang-orang rezim  bekerja keras untuk membersihkan negara dari perbedaan pendapat, menggunakan represi dan indoktrinasi, kelaparan mungkin menjadi satu-satunya badai yang tak dapat mereka hadapi.

Lelah karena sanksi selama beberapa dekade, ekonomi Republik Islam sangat rentan terhadap fluktuasi pasar. Dan, jika peringatan para ahli ditanggapi dengan serius, kudeta dapat segera terjadi melalui kekurangan pangan global, penghinaan terhadap ekosistem sosial-ekonomi yang terbukti mustahil untuk diserap. 

Kelangsungan hidup rezim tetap terikat pada kemampuannya untuk menegosiasikan jalan keluar dari pencekikan keuangan, apalagi kesediaannya untuk mereformasi, oleh karena itu tekad pejabatnya untuk mencapai kesepakatan dengan Barat—walaupun cukup menarik, bukan dengan mengorbankan ambisi nuklir mereka.

Peter Sands, Direktur eksekutif the Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, memperingatkan bahwa “Naiknya harga pangan dan energi, sebagian dipicu oleh perang di Ukraina, dapat membunuh jutaan orang baik secara langsung maupun tidak langsung,” demikian laporan Reuters baru-baru ini. 

“Kekurangan pangan terjadi dalam dua cara. Salah satunya adalah Anda memiliki tragedi orang yang benar-benar mati kelaparan. Tetapi kedua adalah Anda memiliki fakta bahwa seringkali lebih banyak orang yang kekurangan gizi, dan membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit yang ada,” kata Sands kepada Reuters dalam wawancara bulan Juni.

Sands tidak sendirian dalam penilaiannya, sejauh ini masalah tersebut memang sedang terjadi di kalangan masyarakat.

Pada April, Dana Moneter Internasional (IMF) membunyikan alarm, mencatat bahwa kombinasi tingginya inflasi dan masalah pasokan akan menempatkan ekonomi sangat rentan di bawah banyak tekanan. Dengan demikian, justru memperburuk kemiskinan.

Direktur departemen penelitian IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, krisis tersebut terjadi bahkan ketika ekonomi global belum sepenuhnya pulih dari pandemi.  

“Bahkan sebelum perang [di Ukraina], inflasi di banyak negara  meningkat karena ketidakseimbangan supply-demand dan dukungan kebijakan selama pandemi, mendorong pengetatan kebijakan moneter. … Dalam konteks ini, di luar dampak kemanusiaan yang langsung dan tragis, perang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi. … Lebih jauh lagi, kenaikan harga pangan dan bahan bakar juga dapat secara signifikan meningkatkan prospek kerusuhan sosial di negara-negara miskin.”

Musim panas ketidakpuasan Iran baru saja dimulai. Apa yang terjadi selanjutnya berpotensi menyebabkan perombakan regional secara menyeluruh. (asr)

Catherine Perez-Shakdam adalah seorang analis politik Yahudi Prancis dan Rekan Peneliti di Henry Jackson Society. Seorang mantan konsultan Dewan Keamanan PBB untuk Ekonomi Perang Yaman, penelitiannya berperan penting dalam memahami lanskap politik Yaman dan kepentingan keuangan para aktor dengan lebih baik.

Ugal-ugalan Pilot Tempur Tiongkok Bertujuan Melemahkan Aliansi Barat

 Andrew Thornebrooke

Saat itu pada akhir Mei dan pesawat pengintai Australia sedang terbang melintasi langit biru di atas Laut Tiongkok Selatan. Awak pesawat sedang dalam misi pengawasan rutin di wilayah udara internasional. Mereka taj mengharapkan ada masalah.

Tiba-tiba, sebuah jet tempur Tiongkok langsung mencegat. Kemudian meluncurkan suar dan tiba-tiba nongol di hidung pesawat Australia. Pesawat tempur itu kemudian melepaskan sekamnya, seikat strip logam kecil yang biasanya digunakan sebagai tindakan balasan untuk mengganggu sistem radar musuh.

Pecahan kecil aluminium yang tak terhitung jumlahnya segera tersedot ke dalam mesin pesawat pengintai Australia. Merusak pesawat.  Menempatkan awaknya dalam risiko. Pada akhirnya mempersingkat misi Australia.

Sementara itu, para pemimpin internasional menahan diri untuk tidak menganggap insiden tersebut sebagai tindakan perang. Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak pertemuan bermusuhan antara kekuatan militer rezim Tiongkok dan sekutu terdekat Amerika.

“Jelas, ini sangat berbahaya,” kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marles setelah insiden tersebut.

Namun demikian, tindakan tersebut hanyalah yang terbaru dari sekian rentetan  agresif dan sembrono yang dilakukan oleh militer Tiongkok. Tujuannya sebagai upaya  mengintimidasi sekutu Barat agar menjauh dari Indo-Pasifik.

Agresi Terhadap Sekutu Amerika

Tan Kefei, juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, menuduh kru Australia “mengabaikan peringatan berulang-ulang dari pihak Tiongkok”. Juga dituduh memasuki wilayah udara di atas Kepulauan Paracel, wilayah yang disengketakan di mana Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam semuanya mengklaim hak kepemilikan.

Tan tidak menunjukkan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

Dia juga tidak menghubungkan manuver berbahaya dengan semakin banyak insiden yang dilakukan oleh sayap militer Partai Komunis Tiongkok, yang mana kemungkinan dimaksudkan untuk mengintimidasi sekutu AS agar tidak terlibat di kawasan Indo-Pasifik.

Memang, pilot pesawat tempur Tiongkok menjadi semakin agresif dengan pertemuan internasional kepada titik kecerobohan, ketika semakin seringnya frekuensi “berdengung” pesawat dan kapal sekutu, lalu terbang begitu dekat menyebabkan turbulensi dan memaksa misi sekutu  mengambil jalan memutar dari rute yang dimaksudkan.

Baru-baru ini, jet tempur Tiongkok bahkan terbang dalam jarak 20 kaki dari pesawat pengintai Kanada—cukup dekat sehingga pilot Kanada dapat melakukan kontak mata dengan pilot Tiongkok yang kemudian menunjukkan jari tengah kepada Kanada, menurut Global News Kanada, yang mengutip tanpa nama dari sumber pemerintah.

Menurut laporan Global News secara terpisah, ada lebih dari 60 intersepsi terhadap pesawat Kanada oleh pesawat tempur Tiongkok di perairan internasional dalam beberapa bulan terakhir, termasuk beberapanya di mana pilot Tiongkok memilih untuk bermain-main  dengan pilot Kanada, memaksa mereka  mengubah posisi mereka serta jalur penerbangan untuk menghindari tabrakan di udara.

Pencarian Tiongkok untuk Martir Revolusioner

Muncul pertanyaan mengapa sekarang? Mengapa mesti sekutu Amerika, dan mengapa seperti ini? Ada beberapa jawaban luar biasa yang menyoroti ambisi dan strategi PKT di Indo-Pasifik.

Salah satu alasan intimidasi tersebut adalah bahwa PKT berusaha  mengaburkan bukti kesalahannya sendiri. Misalnya, PKT saat ini diduga melanggar sanksi terhadap Korea Utara dengan mentransfer minyak secara ilegal ke kapal Korea Utara di laut. 

Pesawat-pesawat Kanada yang begitu dekat oleh pasukan Tiongkok adalah bagian dari Operasi Neon, sebuah misi PBB untuk melacak sanksi seperti yang dilanggar dari Korea Utara dan mencegah negara pertapa itu mengembangkan senjata nuklir.

Namun demikian, taktik menggunakan aksi publisitas tinggi dan intimidasi, lebih jauh daripada kemungkinan penghilangan sanksi Tiongkok dan memiliki preseden mendalam dalam propaganda dan doktrin PKT selama 20 tahun terakhir.

Kembali pada 2001, seorang pilot pesawat tempur Tiongkok bernama Wang Wei, yang memiliki sejarah panjang  mengumbang pesawat Barat, bertabrakan dengan pesawat pengintai Angkatan Laut AS dan tewas setelah terlontar dari jet tempurnya di atas Laut Tiongkok Selatan.

Pemimpin PKT saat itu Jiang Zemin kemudian menyatakan Wang sebagai “penjaga air laut dan wilayah udara,” dan propaganda PKT merayakannya sebagai “martir revolusioner,” selamanya mengabadikan tindakannya dalam leksikon budaya taktik militer Tiongkok.

Pemberian status martir kepada Wang, juga terkait secara kronologis dengan penerapan strategi “tiga perang” dan “perang hibrida tak terbatas” PKT,  berusaha memaksimalkan politisasi segalanya demi menyebarkan komunisme.

Sekarang, 21 tahun kemudian,  Xi Jinping membongkar rentetan baru operasi psikologis militer terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. Tujuannya dalam upaya nyata untuk mendorong kekuatan Barat mundur dari pengaruh di Pasifik Barat.

Pertemuan tegang dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada 10 Juni, Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe mengatakan, PKT siap berperang “tidak peduli biayanya.” Pertemuan itu seharusnya berfokus pada pengaturan pagar pembatas bagi kedua kekuatan dalam upaya untuk mencegah kesalahan perhitungan bencana yang dapat memulai perang semacam.

Segera setelah itu, Xi mengumumkan 59 peraturan baru untuk militer dengan maksud mempersiapkan Tiongkok untuk operasi militer “non-perang”, menggemakan bahasa serupa yang digunakan oleh mitranya Rusia  merujuk pada invasi ke Ukraina.

Pada gilirannya, diikuti oleh pengumuman lain bahwa Tiongkok dan Rusia akan meningkatkan “koordinasi strategis,” termasuk hubungan militer.

Setiap insiden, PKT mengikuti pola mapan dengan mengatakan setelahnya bahwa tindakannya bertujuan membela kedaulatannya, tepatnya bahasa yang digunakan untuk membenarkan kekerasan yang tak perlu dan kematian pilot Wang 21 tahun lalu.

‘Melemahkan Musuh’

Dengan pengecualian satu eksepsi antara jet tempur AS dan Tiongkok, kampanye intimidasi udara PKT  sangat berfokus pada sekutu AS, tetapi bukan Amerika Serikat sendiri.

Menurut seorang ahli, langkah ini disengaja dan kemungkinan besar merupakan upaya untuk membuat jurang pemisah antara Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan itu, yang menjadi sandarannya sebagai bagian dari strategi nasionalnya—dan siapa yang sangat membutuhkan bantuan dalam peristiwa itu ditarik ke dalam perang atas kemerdekaan de facto lanjutan dari Taiwan.

Casey Fleming, CEO perusahaan manajemen risiko BlackOps Partners menilai, jika Tiongkok bermaksud menyerang Taiwan, PKT ingin mengintimidasi sekutu AS agar mereka berpikir dua kali untuk mendukung sanksi ekonomi atau perang darat.

Menurut Fleming, frekuensi dan kecakapan memainkan pertunjukan dari agresi udara Tiongkok harus dipertimbangkan dalam kampanye perang hibrida tak terbatas yang lebih besar oleh PKT, di mana berusaha mengikis kemampuan dan pengaruh demokrasi Barat melalui sarana militer, hukum, ekonomi, dan psikologis.

Fleming menguraikan, Perang hibrida didasarkan kepada melemahkan musuh Anda melalui segala cara yang mungkin. sedangkan taktik intimidasi  dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan dan kemauan berperang jika perang darat terjadi di Taiwan.

Karena itu, ugal-ugalan  konfrontasi udara-ke-udara antara PKT dan pasukan sekutu, tidak boleh dianggap sebagai insiden yang terisolasi. Sebaliknya, mereka adalah bagian penting dari strategi Tiongkok untuk menurunkan moral dan melemahkan sekutu dan mitra AS yang ditakuti oleh kepemimpinan PKT. Pasalnya, dapat membantu Amerika Serikat jika konflik terbuka meletus di Indo-Pasifik.

Untuk itu, Fleming mengatakan praktik terbaik yang dapat diterapkan oleh pasukan sekutu Australia, Kanada, dan lainnya adalah mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap pertemuan dan terus menunjukkan kemampuan mereka untuk terbang bebas melalui wilayah udara internasional terlepas dari ledakan Beijing.

Bagi Fleming, Sekutu AS perlu merekam dan mendokumentasikan taktik intimidasi Beijing sambil terus melanjutkan penerbangan legal mereka. (asr)

Mengapa Beijing Menyediakan Dana Besar untuk Memborong Pesawat Airbus ?

0

 oleh Wang He

Sehari setelah konsep strategis NATO untuk pertama kalinya menetapkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai “tantangan sistemik”, Beijing kembali memainkan “diplomasi pesawat”. 

Pada 1 Juli malam, 3 maskapai penerbangan Tiongkok yakni China Southern Airlines, Air China dan China Eastern Airlines mengumumkan rencana pembelian sebanyak 292 unit pesawat penumpang jenis A320NEO buatan perusahaan Airbus Perancis, dengan harga price list total sebesar USD. 37,26 miliar (karena Airbus memberi diskon harga besar, jadi harga sebenarnya akan turun secara signifikan). Ini selain menjadi pesanan tunggal pembelian pesawat oleh ketiga maskapai BUMN yang jumlahnya terbesar dalam sejarah, juga merupakan pesanan pesawat penumpang jet besar pertama Tiongkok dalam 3 tahun terakhir. 

Namun, apa sebenarnya niat pemerintah Tiongkok membeli pesawat penumpang dari Airbus sebanyak itu ? Padahal pertumbuhan ekonominya terus menurun dan maskapai penerbangan juga menderita kerugian besar. Laporan ini mencoba memberikan tiga interpretasi.

Pertama, upaya menggenggam Uni Eropa

Dari 30 negara anggota NATO, sebagian besar adalah negara-negara yang berdomisili di Eropa. Meskipun kebijakan terhadap Tiongkok antara Eropa dengan Amerika Serikat ada konsistensinya, tetapi langkahnya masih ada perbedaan. Selama pengenalan “Konsep Strategis NATO 2022”, perbedaan pendapat dalam menerapkan strategi Tiongkok masih tetap muncul. Hal mana terlihat dari mekanisme pengambilan keputusan yang dinyatakan sebagai “memperoleh persetujuan bulat” itu ternyata masih menganggap PKT sebagai “tantangan” tetapi bukan “ancaman”, dan masih cenderung untuk menerapkan strategi yang “mendorong hubungan yang dilakukan secara konstruktif”. Beijing melihat ada kesenjangan antara AS dengan Eropa, dan ini memberi kemungkinan untuk diperlebar.  Bagaimana caranya ? Ada Dua.

Salah satunya adalah menunjukkan profil lemah kepada Eropa. Pada akhir 2020, sebelum Biden dilantik sebagai presiden, Tiongkok dan Eropa telah mencapai kesepakatan investasi. Namun, Beijing salah menilai situasi dan meluncurkan perang sanksi dengan Uni Eropa atas masalah Xinjiang pada Maret 2021, yang menyebabkan Parlemen Eropa membekukan kesepakatan investasi itu. Ditambah lagi dengan PKT baik secara diam-diam maupun terang-terang telah mendukung Rusia menyerang Ukraina, menyebabkan hubungannya dengan Eropa semakin menjauh. 

Beijing sendiri pun merasakan bahwa situasi yang terjadi kurang menguntungkan mereka, lalu berupaya untuk menyelamatkannya. 

Pertama, Beijing mengirim Huo Yuzhen, Perwakilan Khusus Kementerian Luar Negeri yang bertanggung jawab untuk Kerjasama Eropa Tengah dan Timur ke 8 negara di Eropa Tengah dan Timur, namun justru pulang dengan membawa malu karena penolakan. Setelah itu, Tiongkok mengirim utusan khusus Wu Hongbo (mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB) untuk mengunjungi Belgia, Siprus, Republik Ceko, Prancis, Hongaria, Jerman, Italia, dan lain-lain, untuk memperbaiki hubungan Tiongkok – Uni Eropa dengan menunjukkan profil rendah.

Di Eropa, Wu mengatakan bahwa Beijing telah membuat salah penilaian dalam banyak hal, mulai dari penanganan wabah COVID-19, diplomasi serigala perang hingga salah urus ekonomi. Meskipun tidak secara langsung membahas soal perang Rusia – Ukraina, tetapi ia telah mengirim pesan yang bertujuan meyakinkan orang Eropa, bahwa dibandingkan dengan Amerika Serikat, Beijing lebih condong untuk memilih Eropa sebagai mitra kerja sama.

Cara yang kedua yaitu melalui godaan ekonomi. Pesanan dengan Airbus kali ini, meskipun sebelumnya sudah ada komunikasi dan negosiasi jangka panjang, tapi niatnya sudah jelas terlihat, karena Beijing mengumumkan rencana pembelian pesawat penumpang itu segera setelah berakhirnya KTT NATO. Beijing menilai bahwa perbedaan anugrah atas sumber daya alam antara Eropa dengan Tiongkok ikut menentukan komplementaritas hubungan ekonomi  dan perdagangan Tiongkok – Eropa yang diperkirakan tidak akan berubah dalam jangka pendek. Sejak awal 2020, Tiongkok telah menjadi mitra terbesar Uni Eropa melampaui Amerika Serikat, dalam 6 tahun terakhir, Tiongkok juga selalu menjadi mitra dagang terbesar Jerman. Apa lagi di saat harga barang sedang melonjak, Eropa lebih-lebih sulit dipisahkan dari barang-barang buatan Tiongkok yang relatif masih lebih murah.

Kedua, menyakiti Amerika Serikat

Pesanan ini secara langsung menghantam pesaing lama perusahaan Airbus, yakni Boeing Amerika Serikat. Sebagaimana kita ketahui bahwa kedua pabrik pesawat terbang ini memonopoli pasar pesawat penumpang besar global.

Bloomberg menyebutkan bahwa pesanan pembelian pesawat tersebut berdampak cukup besar terhadap dominasi Boeing di sektor pesawat sipil Tiongkok. 

Dalam menanggapi situasi ini, perusahaan tersebut menyatakan : “Boeing sebagai eksportir AS terbesar yang memiliki hubungan 50 tahun dengan industri penerbangan Tiongkok, merasa kecewa bahwa perbedaan geopolitik terus membatasi ekspor pesawat AS”. Kemudian ia menambahkan : ” Boeing akan terus mendesak pemerintah Amerika Serikat dan Tiongkok untuk melanjutkan dialog yang produktif agar pesanan dan pengiriman pesawat dapat dilanjutkan dengan cepat, karena penjualan pesawat Boeing ke Tiongkok secara historis telah memberikan kesempatan kepada puluhan ribu tenaga kerja Amerika Serikat”. Dan inilah statement yang diharapkan oleh pemerintah Tiongkok.

Untuk waktu yang lama, pemerintah Tiongkok telah memainkan “kartu komersial” untuk mencoba menggiring Amerika Serikat dalam menentukan jalannya kebijakan Tiongkok. 

Ambil kasus Boeing sebagai contoh. Pada 1972, kunjungan Presiden Nixon ke Tiongkok mencairkan hubungan tegang AS – Tiongkok. Salah satu tindakan Tiongkok untuk menunjukkan etikat baik pada saat itu adalah dengan cara memesan 10 buah pesawat Boeing jenis 707. 

Pada November 2018, Boeing mengirimkan pesawat ke-2.000 yang dipesan oleh Tiongkok. Dalam sebuah laporan yang disajikan pada Maret tahun ini oleh situs web daratan Tiongkok “New Fortune”, disebutkan bahwa dari tahun 2012 hingga 2020 Boeing berhasil menggaet keuntungan sebesar USD. 83,7 miliar dari penjualan pesawatnya ke Tiongkok, menyumbang 10,74% dari total pendapatan Boeing yang sebesar USD. 779 miliar year over year (YoY).  

Pada 2015, 2017 dan 2018, Tiongkok bahkan melampaui Eropa menjadi penyumbang pendapatan terbesar kedua dari penjualan pesawat Boeing di luar Amerika Serikat. Tidak sulit untuk membayangkan bahwa selama 50 tahun, Boeing telah menjadi salah satu pendukung utama peningkatan hubungan AS – Tiongkok.

Namun, Boeing hanyalah sebuah pion yang digenggam di tangan Beijing. Pemesanan pesawat penumpang terakhir Boeing dari Tiongkok adalah pada Oktober 2017 (termasuk 260 unit pesawat jenis 737,  40 buah pesawat jenis 787, dan 777). 

Sejak itu, perang dagang AS – Tiongkok meletus, dan Tiongkok tidak lagi memesan pesawat Boeing, ganti memberikan pesanan kepada Airbus. Pada tahun 2019, Tiongkok menandatangani perjanjian pembelian 300 buah pesawat Airbus dengan Perancis.

Tidak hanya itu, setelah dua kali jatuhnya pesawat Boeing jenis 737MAX yang sedang bersaing dengan Airbus jenis A320NEO, Beijing adalah yang pertama kali mengumumkan larangan terbang pesawat jenis ini pada Maret 2019. Meskipun lebih dari setahun telah berlalu dan pesawat Boeing jenis 737MAX telah dinyatakan layak terbang kembali oleh pemerintah AS. Tetapi otoritas penerbangan Tiongkok hanya mengatakan bahwa izin penerbangan kembali pesawat 737MAX sudah hampir disetujui (dikutip dari pernyataan CEO Boeing Brian West dalam bahasa Jepang pada 11 Mei tahun ini). Di samping itu, menurut laporan Bloomberg, bahwa akibat tidak jelasnya jadwal pengiriman dari pihak Boeing, maskapai penerbangan Tiongkok China Southern Airlines telah membatalkan pesanan pembelian 100 unit pesawat jenis 737MAX.

Upaya Beijing tak lain adalah untuk menyakiti Boeing dan menggunakannya sebagai pion untuk menekan pemerintah AS. 

Para ahli dari Tiongkok secara terbuka mengatakan : Jika perusahaan Boeing benar-benar ingin mendapat untung dari pasar Tiongkok, lebih baik memanfaatkan sepenuhnya departemen hubungan pemerintah dari perusahaan Boeing untuk memberikan sumbangsih bagi pembangunan kepercayaan politik antara AS dengan Tiongkok

Ketiga, menggerogoti perusahaan Airbus

Pesanan terbaru yang berjumlah besar ini membantu mengkonsolidasikan posisi Airbus di pasar penerbangan Tiongkok. Perusahaan Airbus mengatakan bahwa pada akhir 2018, jumlah pesawat sipil Airbus yang terlibat dalam layanan aktif di Tiongkok mencapai 1.700 lebih, dan jumlah total pesawat yang dikirim ke Tiongkok menyumbang hampir seperempat dari jumlah total pengiriman pesawat Airbus. Tercatat hingga akhir Mei 2022, total pesawat buatan Airbus termasuk pesawat jet dan helikopter yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Tiongkok telah mencapai lebih dari 2.070 unit. 

Bahkan, pada akhir tahun 2020, jumlah pesawat Airbus aktif menyumbang 51% dari pasar penerbangan sipil domestik Tiongkok, dan Tiongkok telah menjadi pasar terbesar Airbus di satu negara melampaui Amerika Serikat. 

Perlu diketahui bahwa sejak akhir abad ke-20, pangsa pasar global Airbus sudah mendekati 50%, dan pangsa pasarnya di Tiongkok hanya 30%. Perusahaan Airbus sudah sejak lama menghadapi kesulitan untuk meningkatkan omzet penjualan pesawatnya ke pasar Tiongkok. 

Bagaimana mereka membalikkan keadaan ini ? Selain pengaruh politik dari kedua negara tersebut. perusahaan Airbus sendiri juga telah membayar harga yang mahal, yakni membarter teknologi dengan pasar.

Sebagai contoh. Pada Oktober 2006, ketika Presiden Prancis Jacques Chirac mengunjungi Tiongkok, Tiongkok dan Airbus menandatangani perjanjian kerangka kerja sama untuk memesan 150 unit pesawat jenis A320 dan letter of intent untuk memesan 20 unit pesawat berbadan lebar A350. Pesanan itu kemudian menjadi pesanan tunggal dalam pembelian pesawat dalam sejarah penerbangan sipil Tiongkok. Namun sebagai bagian dari perjanjian, Airbus perlu menandatangani kesepakatan dengan pihak-pihak terkait di Tiongkok untuk bersama-sama membangun jalur perakitan akhir pesawat seri A320 di Kota Tianjin, Tiongkok, yang kemudian menjadi lini produksi pertama Airbus di luar Eropa saat itu.

 Menurut data, sejak pengiriman pesawat pertama A320 pada tahun 2009 hingga akhir tahun 2021, Pangkalan perakitan pesawat Airbus di Tianjin telah menyelesaikan pengiriman total 555 unit pesawat jenis A320, atau rata-rata hampir 50 unit pesawat setiap tahunnya.

Pada 24 Juni, satu minggu sebelum penandatanganan pesanan besar terbaru ini, perusahaan Airbus dan Suzhou Industrial Park telah secara online menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendirikan Pusat Litbang Airbus Kota Suzhou.

Beijing mendorong perusahaan Airbus melakukan hal ini tak lain adalah untuk membangun citra industri pesawat besar. Di era Mao, Beijing ingin membangun pesawat jet, meluncurkan Y-10, tetapi berhenti setelah 10 tahun berlalu. 

Pada Maret 2007, Beijing mengumumkan peluncuran proyek pesawat besar, lalu mendirikan perusahaan kedirgantaraan COMAC(Commercial Aircraft Corporation of China), membidik pesawat Boeing 737MAX dan Airbus A320, untuk mengembangkan pesawat penumpang buatan Tiongkok sendiri C919. Prototipe pertama pesawat C919 yang dijadwalkan untuk terbang perdana pada tahun 2014 dan dikirimkan ke maskapai pada tahun 2016. Tetapi terpaksa berulang kali diundur karena fondasi dan teknologi industri terkait  yang terus bermasalah. Pada 14 Mei tahun ini, pesawat berbadan lebar C919 yang dikirim pertama kali baru berhasil mengudara. Hal ini membuat Tiongkok sangat bergantung pada ekstraksi teknologi Airbus untuk mendukung peningkatan berkelanjutan dari C919.

Epilog

Beijing mengeluarkan jumlah uang besar untuk membeli pesawat dari perusahaan Airbus dengan niat yang sebenarnya tidak sulit terlihat oleh semua pihak. Namun bagi semua pihak terkait, kuncinya adalah bagaimana mengenali esensi Partai Komunis Tiongkok. 

Jika berfantasi untuk hidup berdampingan dengan PKT, atau bahkan ingin menari bersama serigala, alih-alih menemukan cara yang efektif untuk mencegahnya, maka hasilnya tidak sulit diprediksi.

Misalnya, dengan mengesampingkan hal yang berkaitan dengan politik antar negara, kita hanya berfokus pada segi untung rugi bagi perusahaan Airbus, membarter teknologi dengan pasar sebagaimana yang dikehendaki Beijing juga mengandung risiko.

 Menurut situs resmi Airbus, hingga Mei 2022, jumlah pesawat jenis A320NEO yang dipesan oleh 130 perusahaan maskapai di dunia telah mencapai lebih dari 8.000 unit. Dari sudut pandang ini, pesanan besar terbaru Tiongkok tidak cukup berarti untuk dibarterkan dengan teknologi. 

Coba bayangkan, jika pesawat berbadan besar C919 itu sepenuhnya dapat diandalkan untuk penerbangan, bagaimana jadinya posisi pasar Airbus ? Bukannya kasus rel KA berkecepatan tinggi telah memberikan pelajaran buruk itu ? (sin)

Setelah Kasus Deposito, Rush Money di Daratan Tiongkok Membuat Orang-orang Kesulitan Mendapatkan Uang Tunai

Nicole Hao

Setelah hampir satu juta orang-orang di Tiongkok tak bisa mengakses deposito bank mereka di provinsi Henan, wilayah Tiongkok tengah pada awal tahun ini, penduduk  Shanghai di wilayah Tiongkok Timur, Shenzhen di selatan, Dandong di wilayah Utara, dan Jiujiang di wilayah tengah, melaporkan mengalami kesulitan ketika mereka mencoba menarik uang tunai dari rekening bank. 

Beberapa bank di Tiongkok hanya melayani sejumlah pelanggan per hari, beberapa bank membatasi penarikan uang setiap nasabah tidak lebih dari 1.000 yuan atau setara 2  juta rupiah. Bank  lainnya lebih memilih menutup cabang mereka. Bahkan mesin ATM pun kosong.

Bank run atau Rush Money telah terjadi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia selama lebih dari seminggu, sebuah kejadian yang tidak biasa. Pasalnya,  sebagian besar bank dikelola oleh negara.

Wang He, seorang komentator urusan Tiongkok yang berbasis di AS, mengatakan kepada The Epoch Times pada 22 Juni, bahwa alasan mengapa masalah bank run belum terselesaikan dikarenakan sistem ekonomi Tiongkok sedang dalam krisis dan rezim Tiongkok tak memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya.  

Zheng Yongnian, salah satu penasihat ekonomi  Xi Jinping, menerbitkan sebuah esai pada 1 Juni, di mana ia menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok menghadapi tantangan kritis, termasuk lebih dari setengah investasi asing telah meninggalkan Tiongkok. Sedangkan bisnis swasta Tiongkok berjuang untuk bertahan hidup karena krisis rantai pasokan dan kekurangan uang tunai.

Esai Zheng akhirnya dihapus dari internet Tiongkok segera setelah diterbitkan.

Keluhan Penduduk Shenzhen

Chen, seorang warga di Shenzhen di Provinsi Guangdong,  selatan Tiongkok, kepada NTD, media saudara The Epoch Times, pada 21 Juni mengatakan, ia memiliki rekening di Agricultural Bank of China. Dalam dua hari terakhir, orang-orang berbaris di depan cabang. Ini pertama kalinya ia melihat antrian yang begitu panjang. 

Agricultural Bank of China adalah salah satu dari empat bank utama yang dikelola oleh negara di Tiongkok. Tiga bank lainnya adalah Industrial and Commercial Bank of China, Bank of China, dan China Construction Bank. 

Chen mengatakan bahwa dia diberitahukan  bahwa bank salah membekukan rekening pelanggan. Untuk mencairkan rekening, pihak bank meminta nasabahnya  menyerahkan kartu identitas penduduk Shenzhen mereka secara langsung.

Kartu identitas penduduk adalah metode yang digunakan rezim Tiongkok untuk mengontrol perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain. Orang-orang tersebut tak akan memiliki hak warga, jika mereka tidak memiliki kartu tanda penduduk setempat. Jika seseorang bekerja untuk sebuah perusahaan besar di kota lain selama enam bulan, majikan dapat mengajukan permohonan kartu identitas penduduk untuk karyawan tersebut.

Hao, seorang penduduk di distrik Longgang di Shenzhen, mengatakan kepada The Epoch Times pada 22 Juni bahwa pembekuan rekening adalah metode yang digunakan bank untuk menghentikan orang-orang menarik uang tunai.

Hao menyebutkan : “Sulit untuk menemukan mesin ATM yang memiliki uang tunai di dalamnya. Sebenarnya, sejak sekitar dua bulan lalu, sulit untuk menarik uang tunai. Ia telah mencoba Agricultural Bank of China dan China Construction Bank. Sangat tidak mudah menarik uang tunai. 

Video  viral pada 21 Juni, menunjukkan seorang pria mengatakan bahwa di lingkungan Shiyan di distrik Bao’an di Shenzhen, orang-orang mengantre di luar Bank of China pada pukul 6:00 pagi, tetapi diberitahukan oleh pihak bank telah kehabisan uang. Itu ketika banka dibuka pada pukul 9:00 pagi.

Pihak bank tidak memberikan penjelasan mengapa mereka kehabisan uang tunai.

Kasus Bank Run di Kota Lain

Dandong adalah kota yang bertetangga dengan Korea Utara di seberang Sungai Yalu di Provinsi Liaoning, di wilayah Tiongkok timur laut.  Beberapa minggu terakhir, orang-orang di Dandong mengeluh bahwa mereka tak bisa mendapatkan uang tunai dari rekening bank mereka, tidak peduli seberapa besar saldo mereka.

“Sudah seminggu. Setiap pagi, ada antrean panjang  yang menunggu untuk menarik uang tunai. Namun, ketika giliran kami sore hari, bank sudah kering,” kata seorang warga Dandong dalam video media sosial pada 20 Juni.

Pria yang merekam video tersebut mengatakan bahwa majikan di Dandong menyetor gaji ke rekening bank karyawan mereka di Bank Dandong. Para Karyawan, pada gilirannya, menarik uang tunai untuk biaya kehidupan sehari-hari. Ketika mereka tidak dapat mengakses uang tunai, maka akan menyulitkan mereka.

Warga Dandong lainnya mengeluh dalam sebuah video bahwa dia pergi ke beberapa bank, tetapi tidak bisa mendapatkan uang tunai.

Di kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi, penduduk setempat melaporkan bahwa cabang Agricultural Bank of China hanya mengizinkan pelanggan untuk menarik 1.000 yuan  atau kurang jika mereka tidak memiliki registrasi rumah tangga setempat.

Di Shanghai, orang-orang juga mengantre di luar bank.

Huang, seorang penduduk setempat, mengatakan kepada NTD pada 21 Juni bahwa bank hanya akan melayani 300 pelanggan sehari dan dimulai pada 1 Juni, ketika kota itu secara resmi dibuka setelah lockdown COVID. Orang-orang harus pergi ke bank pagi-pagi, jika tidak, mereka bahkan tidak akan bisa masuk bank.

Huang membeberkan, ia bertemu dengan seorang pria berusia 80-an yang mulai menunggu di depan bank antara pukul 04:00 dan 05:00. Dia dihitung sebagai klien ke-107 pada hari ketika bank dibuka pada pukul 9:00. Dia harus tinggal di sana selama beberapa jam lagi, karena bank tidak mengizinkannya masuk jika dia melewatkan gilirannya. 

Tak seperti pada sejumlah negara, banyak penduduk Tiongkok membayar tagihan gas, listrik, dan air di bank, dan sebagian besar pensiunan mengandalkan uang tunai karena mereka tidak tahu cara melakukan pembayaran menggunakan internet dan smartphone, atau membayar belanjaan dengan menggunakan kartu bank. (asr)

3 Orang Tewas Akibat Penembakan di Mall Copenhagen, Orang-orang Melarikan Diri! Tersangka Terungkap

NTD 

Sebuah penembakan terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Copenhagen, ibu kota Denmark, pada Minggu 3 Juli. Insiden itu menewaskan tiga orang dan melukai banyak lainnya, tiga korban di antaranya mengalami luka serius. 

Gambar yang beredar di internet menunjukkan sosok tersangka pria bersenjata. Orang-orang di tempat kejadian terlihat melarikan diri dengan panik. Polisi berhasil menangkap seorang pria Denmark berusia 22 tahun dengan riwayat penyakit mental yang tidak terkait dengan serangan itu.

Seorang saksi Mahdi Al-Wazni mengatakan kepada penyiar TV2 Denmark, bahwa pria bersenjata itu dipersenjatai dengan “senapan” dan mengatakan pria bersenjata itu tampak agresif.

Saksi lainnya, Rikke Levandovski mengatakan kepada TV2: “Orang-orang mengira itu adalah perampokan pada awalnya. Kemudian saya mendengar suara tembakan dan saya bersembunyi di balik konter di toko.”

“Dia menembak ke arah kerumunan, bukan ke plafon atau lantai,” tambahnya.

Saksi lain, Isabella, mengatakan kepada Danish Broadcasting Corporation (DR): “Teman saya dan saya tiba-tiba mendengar suara tembakan, sekitar 10 tembakan, dan kami bersembunyi secepat mungkin ke toilet, dan menemukan toilet kecil itu penuh sesak ada sekitar 11 orang.”

BBC, CNN dan media lainnya melaporkan bahwa gambar yang beredar di Internet menunjukkan tersangka pria bersenjata. Ia adalah seorang pria yang mengenakan celana cropped dan kemeja gelap lengan pendek terlihat memegang sesuatu yang terlihat seperti senjata.

Sheriff Soren Thomasse mengatakan pada konferensi pers bahwa tiga orang tewas dalam penembakan itu, termasuk seorang pria berusia 40-an, seorang pria muda dan seorang wanita, dan beberapa lainnya terluka, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.

Thomasse mengatakan bahwa seorang tersangka berusia 22 tahun ditangkap pada pukul 17:48 waktu setempat. 

“Saya tidak berniat berkomentar lebih jauh di luar pengetahuan institusi psikiatri tentang identitas tersangka,” katanya dalam konferensi pers.

Polisi melancarkan operasi pencarian secara besar-besaran di wilayah Zealand pada malam hari. Indikasi awal adalah bahwa tidak ada pria bersenjata lain di tempat kejadian, kata Thomasse.

Konser Harry Styles One Direction yang dijadwalkan  di Copenhagen, dekat pusat perbelanjaan telah dibatalkan. 

Penembakan terjadi di negara tetangga Norwegia hanya seminggu yang lalu Polisi mengatakan pada 25 Juni, bahwa penembakan terjadi di sebuah klub malam di ibukota Oslo. Insiden itu menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya. (hui)

Meminjam Duit Tiongkok Demi Pembangunan Hingga Laos Terperosok dalam Jurang Utang

 oleh Zhang Wan dari Departemen Khusus The Epoch Times

Tiongkok adalah tujuan ekspor terpenting Laos. Demi memperluas ekspor dan menarik wisatawan, Laos dan Tiongkok bersama-sama membangun jalur Kereta Api Tiongkok-Laos, yang  secara resmi dibuka  pada akhir 2021. Namun demikian, menjelang 2022,  Tiongkok mengalami perlambatan ekonomi dan menyusutnya permintaan. Lebih serius lagi, negeri seribu gajah tersebut berhutang dalam jumlah besar untuk pembangunan kereta api, kemungkinan akan dilunasi dengan sumber daya mineral.

Laporan Bank Dunia pada Juni lalu memperkirakan bahwa ekonomi Tiongkok akan melambat secara signifikan pada 2022. Pertumbuhan PDB riil melambat tajam menjadi 4,3%. Angka ini  berarti permintaan impor Tiongkok juga menurun. Tak diragukan lagi,  memperparah Laos, yang kini menghadapi lonjakan inflasi  dan besarnya beban utang.

Menurut laporan Bank Dunia pada April lalu, dari Februari 2021 hingga April 2022, inflasi di Laos melonjak dari kurang dari 2 persen menjadi 9,9 persen. Meningkatnya inflasi mengancam standar hidup warga Laos, terutama sektor rumah tangga perkotaan berpenghasilan rendah.

Sementara itu, tingkat utang publik Laos meningkat tajam sejak 2019. Perkiraan awal menunjukkan bahwa pada tahun 2019, total utang publik Laos dan utang yang dijamin publik  atau public and publicly guaranteed (PPG) menyumbang 68% dari PDB ($ 12,5 miliar); pada tahun 2021, utang PPG Laos telah menyumbang 88% dari PDB negara ($ 14,5 miliar), sekitar setengahnya dipegang oleh investor Tiongkok.

Menurut perkiraan Bank Dunia, dari 2022 hingga 2025, Laos perlu membayar lebih dari 1,3 miliar dolar AS utang luar negerinya setiap tahun. Jumlahnya setara dengan setengah dari pendapatan fiskal domestik Laos. Total cadangan devisa Laos per Desember 2021 hanya US$1,3 miliar.

Sebagai negara yang terkurung di Asia Tenggara,  laos  berhutang untuk pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir.  Sebagian besar berasal dari proyek “Inisiatif Belt and Road” dan proyek Kereta Api Tiongkok-Laos adalah kasus tipikal.

Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dimulai dari Boten di perbatasan antara kedua negara di utara dan berakhir di Vientiane, ibu kota Laos.  Total panjangnya sekitar 418 kilometer. Lebih dari 60% bagiannya adalah jembatan dan terowongan, dengan kecepatan desain 160 kilometer per jam dan total investasi hampir RMB. 40 miliar (sekitar 5,9 miliar dolar AS), usaha patungan antara perusahaan Tiongkok dan pemerintah Laos dalam rasio ekuitas 7:3.

Segalanya mulai dari Proyek,  konstruksi, pengawasan, pengujian pihak ketiga, hingga penyediaan rangkaian Electric Multiple Unit (EMU)  dilakukan oleh perusahaan Tiongkok. 

Nama-nama seperti China Railway Corporation, China Electric Power Construction Group, Tianjin New Asia Pacific Engineering Construction Supervision Company, China Railway Southwest Research Institute, CRRC Sifang Co., Ltd., CRRC Dalian Company dan banyak perusahaan Tiongkok lainnya berpartisipasi dalam pembangunan tersebut.

Tak hanya itu, seluruh Jalur Kereta Api TIongkok-Laos mengadopsi standar teknis  dan menggunakan peralatan serta bahan dari Tiongkok. Di Tiongkok, dapat langsung mencapai Kunming, Provinsi Yunnan melalui jalur kereta api sepanjang 595 kilometer lainnya, dan selanjutnya menuju ke  pusat ekonomi di Tiongkok.

Selain itu, menurut rencana Kereta Trans-Asia,  Tiongkok-Laos hanyalah langkah pertama. Kemudian akan diperluas ke Bangkok, Thailand, Semenanjung Malaya, dan Singapura di masa depan.

Pastinya, perusahaan Tiongkok  mendapatkan banyak manfaat dari proyek ini. Otoritas TIongkok tak hanya dapat mengontrol operasi dan pendapatan Kereta Api Tiongkok-Laos melalui 70% saham perusahaan Tiongkok, tetapi juga mempromosikan perencanaan geopolitik pada saat yang sama.

Sebenarnya, untuk mempromosikan jalur kereta api Tiongkok-Laos, Beijing tidak hanya menawarkan pinjaman ke Laos, tetapi juga memberikan masa tenggang waktu 5 tahun untuk pembayaran utang.

Menurut perjanjian, Laos harus memberikan kontribusi hampir 2 miliar dolar AS untuk proyek kereta api Tiongkok-Laos. Pada tahap awal investasi, 30% dari dana proyek harus diinvestasikan dengan pihak Tiongkok sebagai modal awal. 

Menurut  artikel di The News Lens pada 1 Desember tahun lalu, dana yang dibutuhkan untuk kedua bagian ini hampir seluruhnya ditutupi oleh pinjaman yang diberikan oleh Export-Import Bank of China untuk Laos.

Namun demikian, beijing membutuhkan sumber daya mineral sebagai jaminan pinjaman. Jika tidak ada uang untuk membayar kembali pinjaman, Laos akan memberikan Tiongkok sumber daya alam seperti kalium dan bauksit untuk membayar utang. Menteri energi Laos juga mengatakan pada tahun lalu, bahwa Laos dapat mengangkut 5 juta ton sumber daya mineral ke Tiongkok melalui kereta api baru untuk membayar pinjaman ke Tiongkok.

Kini, situasi ekonomi Laos tidak optimal. Kereta Api Tiongkok-Laos dibuka untuk lalu lintas pada akhir tahun lalu, kemudian mulai Maret hingga Mei lalu, banyak zona ekonomi penting di Tiongkok, termasuk Shanghai, ditutup secara besar-besaran. Dikarenakan terjangan epidemi Omicron yang memukul ekonomi Tiongkok dengan keras.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan terus melambat dalam waktu  lama.

Laporan mengatakan bahwa meskipun pemerintah Tiongkok merilis langkah-langkah stimulus ekonomi dalam jangka pendek, industri konstruksi Tiongkok masih akan tedampakh oleh deleveraging perusahaan real estate; dan pengurangan emisi karbon industri juga akan mengekang produksi perusahaan Tiongkok. Apalagi Tiongkok masih bersikeras pada aturan nol infeksi yang akan terus menghambat pemulihan sektor jasa. Pada saat yang sama, Tiongkok menghadapi efek negatif dari kekurangan tenaga kerja, penurunan pengembalian modal, distorsi ekonomi dan penduduk yang menua.

TIongkok adalah sumber pendapatan ekspor terbesar Laos. Dari tahun 2020 hingga 2021, ekspor Laos ke Tiongkok akan meningkat dari US$2 miliar menjadi US$2,6 miliar, meningkat menjadi 28%. Komoditas ekspor utama ke Tiongkok antara lain konsentrat tembaga dan mineral logam lainnya, pulp kayu, karton, karet, buah-buahan, kacang-kacangan, beras, jagung dan biji-bijian.

Bank Dunia memperkirakan perlambatan ekonomi Tiongkok akan berdampak negatif pada ekspor dan produksi di negara-negara Asia Timur dan Pasifik  termasuk Laos, Thailand, Vietnam. Sebagai  dampak perang Ukraina dan peningkatan inflasi global, Pertumbuhan PDB negara-negara Asia Timur dan Pasifik   2022 akan melambat menjadi 5% dari 7,2% tahun lalu.

Perlambatan ekonomi dan berkurangnya pendapatan ekspor, telah meningkatkan risiko gagal bayar utang Laos. Ada juga kekhawatiran bahwa Laos mungkin memiliki lebih banyak sumber daya yang akan digunakan untuk membayar utangnya. Sebelumnya, Laos telah menetapkan preseden untuk “sumber daya untuk utang” dalam penghapusan utang perusahaan listriknya.

Gegara sumber daya air yang melimpah, Laos selalu ingin menjadi “baterai” Asia Tenggara, sehingga berkomitmen untuk mengembangkan tenaga air. Untuk tujuan ini, Laos telah membangun sejumlah bendungan di Sungai Mekong, tetapi juga berhutang dalam jumlah besar, termasuk sejumlah besar duit dari proyek “Belt and Road” Tiongkok.

Menurut statistik Bank Dunia, pada tahun 2021, hutang sektor energi, yang diwakili oleh Electric Power Company of Laos (EDL), akan mencapai lebih dari 30% dari total hutang PPG negara.

Gegara ancaman kebangkrutan, pemerintah Laos telah menyerahkan kendali jaringan listrik negara itu kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok dengan cara yang mirip dengan “pertukaran utang-untuk-ekuitas” untuk membayar utangnya.

Pada September 2020, Lao Electric Power Company mengalihkan  mayoritasnya saham ke China Southern Electric Power Company. Kedua pihak menandatangani perjanjian konsesi 25 tahun, di mana Southern Power diizinkan untuk membangun dan mengelola sistem jaringan listrik Laos, termasuk mengekspor listrik ke negara-negara tetangga.

Model “Sumber Daya untuk Utang”  Terjadi di Negara Lain

Di Sri Lanka, yang terletak di posisi penting di jalur Samudra Hindia, karena ketidakmampuan membayar utang  untuk pembangunan Pelabuhan Hambantota, negara itu terpaksa menandatangani kontrak 99 tahun pada Desember 2017 untuk mengalihkan aset Pelabuhan Hambantota dan Hak pengelolaannya  kepada China Merchants Group, sebuah perusahaan yang langsung berada di bawah otoritas Tiongkok.

Ketika Beijing menandatangani kontrak dengan negara-negara di sepanjang “Belt and Road”, biasanya ada perjanjian non-disclosure yang mana mencegah warga negara dari negara peminjam untuk mengetahui rincian perjanjian dan risiko utang yang ada. 

Pakar Jerman, Christoph Trebesch mengatakan kepada media Prancis pada Maret tahun lalu bahwa Beijing mencoba mengendalikan urusan internal negara-negara peminjam melalui persyaratan pinjaman yang keras dan menjadikan mereka sebagai budak. (hui)

Sri Lanka Resmi Bangkrut, Krisis Ekonomi Berlanjut Hingga Akhir 2023

NTD

Sri Lanka adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia yang berpenduduk 22 juta jiwa. Negara itu resmi mengumumkan bangkrut, setelah berbulan-bulan dilanda inflasi  dan pemadaman listrik berkepanjangan. Hal demikian disampaikan oleh Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe  kepada parlemen negara itu pada 5 Juli.  Ia mengatakan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya akan berlanjut setidaknya sampai akhir tahun depan. Sementara itu, Pemerintah Inggris memperingatkan kepada warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Sri Lanka kecuali diperlukan.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan negaranya resmi bangkrut. Dia mengakui negara yang dulu makmur akan terjun ke jurang resesi dengan kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan berkepanjangan.

Kesulitan yang dialami Sri Lanka diperkirakan berlanjut hingga akhir 2023. 

Wickremesinghe mengatakan, pemerintah sekarang sedang merundingkan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai negara bangkrut. Adapun hasil negosiasi tergantung pada finalisasi rencana restrukturisasi utang dengan negara-negara kreditur pada Agustus mendatang.

Pemerintahan Sri Lanka harus menawarkan kepada para kreditur rencana lain untuk mempertahankan utang mereka. Hanya ketika IMF puas dengan rencana tersebut, maka dapat dicapai kesepakatan.

Total utang luar negeri Sri Lanka mencapai 51 miliar dolar AS. Kolombo telah mengumumkan akan menangguhkan pembayaran utang 7 miliar dolar AS yang jatuh tempo tahun ini. Kini mencari dukungan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menjaga keuangan publik tetap pada jalurnya. Walaupun sebagian besar negara kreditur kehilangan kepercayaan, IMF adalah harapan terakhir Sri Lanka.

Kendaraan mengantri untuk membeli bahan bakar di Kolombo pada 4 Juli 2022. Sri Lanka memiliki sisa bahan bakar kurang dari satu hari, menteri energi mengatakan pada 3 Juli, dengan transportasi umum terhenti krisis ekonomi negara itu akan semakin dalam. (AFP melalui Getty Images)

Inggris peringatkan warganya agar tidak bepergian ke Sri Lanka

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris memperingatkan kepada warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Sri Lanka kecuali jika diperlukan. Seruan tersebut dapat membatalkan asuransi perjalanan bagi warga Inggris mana pun yang masih bersikeras berpergian ke Sri Lanka, sebuah negara  populer di kalangan turis Inggris.

Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Sri Lanka mengalami kekurangan makanan dan bahan bakar, dan kerusuhan meletus “dengan aksi protes lebih lanjut, demonstrasi, penutupan jalan dan kerusuhan dengan kekerasan  dalam jangka pendek”.

Aktivis oposisi utama Sri Lanka meneriakkan slogan-slogan di Kolombo pada 30 Juni 2022, menyerukan Presiden Sri Lanka Rajapaksa untuk mengundurkan diri di tengah krisis ekonomi. (AFP melalui Getty Images)

Depot BBM Kehabisan Stok, Mata Pencaharian Masyarakat Lebih Sulit

Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar minyak (BBM) karena gagal bayar. Kini mengalami kekurangan bahan bakar dan energi,  runtuhnya ekonomi dan mata pencaharian negara pulau itu mungkin menjadi lebih sulit lagi. 

Media Sri Lanka “Daily Mirror” melaporkan pada 27 Juni, bahwa Sri Lanka hanya memiliki 1.100 ton bensin dan 7.500 ton stok solar yang tersisa.  Bahkan tidak cukup untuk memenuhi permintaan dalam sehari dan tidak akan ada kapal tanker minyak yang datang dalam jangka pendek.

Sri Lanka telah mencoba membeli minyak dari luar negeri, tetapi dengan perusahaan BUMN Ceylon Petroleum Corp yang telah berhutang $700 juta. Para pemasok  menolak untuk menerima letter of credit dari bank-bank Sri Lanka dan bank-bank internasional enggan untuk memberikan jaminan.

Dikarenakan dilanda kelangkaan bahan bakar, pemerintah menginstruksikan sektor non-esensial untuk bekerja dari rumah, dan sektor-sektor esensial beroperasi dengan pekerja yang terbatas. Selain itu, Kementerian Pendidikan Sri Lanka juga mengumumkan bahwa sekolah di semua tingkatan akan terus ditangguhkan. Pasalnya, para orang tua dan bus sekolah kehabisan persediaan bahan bakar untuk mengantar serta menjemput anak-anak. 

Fan Chengjie, direktur Kantor Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Republik Taiwan di Kolombo, mengatakan bahwa, meskipun waktu pemadaman listrik terjadwal harian di Kolombo diumumkan selama tiga jam, waktu pemadaman listrik sebenarnya jauh lebih lama .  Hanya ada beberapa bangunan yang masih menyimpan bahan bakar  untuk pembangkit listrik dan ada cahaya redup yang bersinar.

Tanpa bahan bakar minyak, jumlah jam pemadaman listrik hanya akan meningkat pada minggu depan. Pabrikan Taiwan pada dasarnya beroperasi dengan menyedihkan. Ia berharap situasi ini dapat diselesaikan sesegera mungkin.”

Walaupun ada dampak positif dari kelangkaan minyak,  rakyat yang marah pun kesulitan berpergian  ke Kolombo untuk berdemonstrasi, yang mana untuk sementara waktu meredakan keresahan sosial. Namun demikian, para pengusaha Taiwan  lebih khawatir jika situasinya terus memburuk, kekerasan akan kembali meningkat. Apalagi, orang-orang bisa melakukan apa saja ketika mereka tidak cukup makan.

Menurut analisis ahli, situasi Sri Lanka saat ini sebagian besar dapat dikaitkan dengan pemotongan pajak pada tahun 2019, kesalahan kebijakan ekonomi selama bertahun-tahun, dan peringkat kredit yang diturunkan membuat sulit untuk meminjam uang. 

Pada awal Desember lalu, Sri Lanka sudah menunjukkan tanda-tanda keruntuhan ekonomi, dan inflasi yang memburuk menyebabkan keluhan publik. Akhirnya, pada bulan Mei tahun ini, bahan bakar minyak, makanan, dan kebutuhan lainnya untuk penghidupan masyarakat mengalami kelangkaan yang parah. Aksi demonstrasi serta kerusuhan meletus di berbagai tempat.

Ranil Wickremesinghe, yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri selama empat kali,  juga menjabat sebagai menteri keuangan. Dia baru-baru ini mengakui di parlemen bahwa ekonomi Sri Lanka  “benar-benar runtuh”.

Menurut siaran pers dari Kantor Perdana Menteri Sri Lanka pada 31 Mei, Wickremesinghe berencana untuk menerapkan reformasi pajak, termasuk menaikkan pajak penghasilan badan dari 24% menjadi 30% dan pajak pertambahan nilai dari 8% menjadi 12%.

Para ahli menyarankan bahwa reformasi pajak harus menghindari menghantam  masyarakat miskin. Selain itu, pemerintah harus menaikkan tarif impor, mengurangi impor bahan non-esensial, dan menggunakan dolar AS yang berharga untuk membeli bahan-bahan esensial seperti bahan bakar minyak, biji-bijian, dan pupuk.

Dalam foto, seorang pekerja bekerja di bengkel kayu bakar di Kolombo pada 11 Maret 2022. – Karena Sri Lanka yang dulu relatif kaya mengalami krisis ekonomi yang parah, dengan kekurangan segala sesuatu mulai dari obat-obatan hingga gas alam, penduduk setempat beralih ke kayu bakar untuk memasak. (ISHARA S. KODIKARA/AFP via Getty Images)

Gambar menunjukkan bahwa orang-orang di Kolombo menggunakan kayu bakar untuk memasak pada tanggal 4 karena kekurangan gas alam. (ISHARA S. KODIKARA/AFP via Getty Images)

Sikap Ambigu Beijing Membayangi Penghapusan Utang Pasar Negara Berkembang

Central News Agency melaporkan bahwa beberapa negara pasar berkembang sedang merundingkan beberapa pembebasan utang dari perluasan bandara internasional ibu kota Zambia senilai $360 juta, ke proyek pembangunan pelabuhan senilai $1,4 miliar di ibu kota Sri Lanka. Tetapi dalam negosiasi yang rumit ini, tidak ada isyarat dari Tiongkok, sebagai kreditur besar.

Tiongkok, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, adalah kreditur terbesar di dunia untuk pinjaman bilateral. Beijing merupakan pemberi pinjaman utama untuk banyak negara berkembang yang lebih kecil dengan risiko keuangan  lebih tinggi seperti yang dilaporkan kantor berita Reuters. 

Namun demikian, Beijing tetap tak menampakkan dirinya, tidak hanya dalam hal persyaratan pinjaman, tetapi bagaimana menegosiasikan utang dengan pemberi pinjaman yang bermasalah secara finansial masih menjadi sebuah misteri.

Ketidakjelasan sikap ini menjadi lebih kentara setelah wabah COVID-19 melanda. Banyak negara mencari keringanan utang karena tekanan ekonomi yang luar biasa.

Negara-negara termiskin di dunia menghadapi gabungan $35 miliar dalam pembayaran layanan utang kepada kreditur resmi dan swasta tahun ini, 40 persen di antaranya harus membayar ke Tiongkok, menurut Bank Dunia.

Sekarang negara-negara meningkatkan tekanan pada Tiongkok, berharap Beijing akan memainkan peran aktif dalam membantu utang ekonomi bermasalah untuk menyesuaikan secara signifikan. Ketika para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) meminta negara-negara kreditur  mengulurkan tangan membantu negara-negara debitur pada 28 Juni, mereka menyebut Tiongkok secara khusus.

Namun demikian, analisis menunjukkan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengharuskan negosiasi penghapusan utang harus didasarkan pada pembagian utang yang adil, dan kemungkinan mereka akan menghadapi konfrontasi Tiongkok.

Dennis Hranitzky, direktur litigasi di firma hukum Quinn Emanuel, mengatakan: “Uang belt and road Tiongkok ada di mana-mana.Dengan kata lain, kita akan melihat ini berulang kali dalam proses restrukturisasi utang negara. “

Zambia dan Sri Lanka adalah contoh ujian seberapa cepat negosiasi utang tersebut dapat berjalan. Kedua negara perlu menegosiasikan restrukturisasi utang dengan kreditur asing, serta membahas paket bantuan Dana Moneter Internasional.

Polina Kurdyavko, direktur pasar negara berkembang di BlueBay Asset Management di London mengatakan apakah Tiongkok akan berpartisipasi dalam negosiasi utang, IMF atau pemerintah (debitur) tidak yakin.  Tantangan terbesar berikutnya untuk restrukturisasi utang mungkin adalah membawa Tiongkok ke meja perundingan tepat waktu. ” (hui)

Kasus COVID-19 di Tiongkok Kembali Bangkit dan Meluas ke 10 Provinsi, Zero Infeksi Berdampak Terhadap Wilayah Delta Sungai Yangtze

0

Xia Song

Kasus COVID-19 di daratan Tiongkok kembali bangkit. Kini telah meluas ke 10 provinsi, termasuk adanya pengumuman 858 kasus baru di Kabupaten Si, Provinsi Anhui, dalam waktu 8 hari.

Kerasnya otoritas Tiongkok  menerapkan  “kebijakan zero COVID-19”, tampaknya tak efektif menangkal kasus COVID-19. Kini, penyebaran epidemi di Kabupaten Si, dan kasus COVID-19 lokal meledak di 12 kota  Anhui dan provinsi tetangga. 

Dunia luar khawatir bahwa kebijakan Zero COVID-19 justru akan merusak ekonomi Delta Sungai Yangtze, yang kemudian akan mempengaruhi rantai pasokan  panel surya global, obat-obatan dan chip semikonduktor.

Atas permintaan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Darurat Komprehensif Provinsi Anhui, Kabupaten Si, yang berpenduduk kurang dari satu juta jiwa, telah menerapkan  manajemen statis sejak 29 Juni. Orang-orang diharuskan tinggal di rumah. Meskipun “kebijakan Zero COVID-19 muncul kembali, justru menunjukkan semakin tak efektifnya aturan penanggulangan pandemi. 

Komisi Kesehatan dan Kesehatan Provinsi Anhui pada 4 Juli mengatakan bahwa 29 kasus baru dikonfirmasi, semuanya di Kabupaten Si, Kota Suzhou, dengan 258 kasus tanpa gejala.  Sebanyak 227 kasus di Kabupaten Si, 30 kasus di Kabupaten Lingbi, dan 1 kasus di Yongqiao. Dari 26 Juni hingga 3 Juli pukul 24:00, ada 134 kasus yang dikonfirmasi di provinsi tersebut, termasuk 132 kasus di Kabupaten Si; 724 kasus tanpa gejala, dan total 858 orang yang terinfeksi dalam 8 hari.

Dikarenakan otoritas Tiongkok kerap menyembunyikan kebenaran epidemi, sulit bagi dunia luar untuk mendapatkan data sebenarnya. 

Sementara itu, Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Darurat Suzhou pada 4 Juli, mengumumkan bahwa sistem manajemen bagi pemimpin masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian COVID-19, serta pemimpin gedung dan pemimpin unit akan diterapkan. Selain itu, dari 4 hingga 6 Juli, tiga putaran penyelidikan kasus COVID-19 skala besar dilakukan untuk memastikan kasus  COVID dibersihkan dalam waktu tiga hari.

Pemberitahuan tersebut juga menyatakan bahwa, desa atau komunitas yang belum menerapkan nol kasus akan diberitahu setiap hari berdasarkan hasil pengetesan. 

Selain itu, unit dan orang-orang yang belum terlibat nol kasus karena kelalaian dalam penyelidikan, akan dimintai pertanggungjawaban secara ketat. Bahkan, desa atau komunitas yang belum menerapkan nol kasus setelah tiga putaran penyelidikan kasus COVID-19, akan dimintai pertanggungjawabannya.

Terletak di Kota Suzhou, kota paling utara di Anhui, berbatasan dengan provinsi Jiangsu, Shandong, dan Henan, baru-baru ini, Zheng Shajie, sekretaris Komite Partai Provinsi Anhui, pernah berkata bahwa pengetesan harus dilakukan dengan cepat. Ia bersesumbar bahwa masyarakat akan memasuki nol kasus, nol kematian dan tidak ada penularan dalam seminggu.

Bahkan, sejak merebaknya wabah di Kabupaten Si, secara bertahap menyebar ke provinsi lain. Media  daratan Tiongkok, Yicai melaporkan bahwa epidemi terkait meletus di banyak kota di Delta Sungai Yangtze  seperti Jiangsu.

Seminggu terakhir, Hefei, Suzhou, Bengbu, Huaibei di Anhui, Xuzhou, Nanjing, Wuxi, Yancheng, Suzhou, Huaian di Jiangsu, dan 12 kota di tiga provinsi termasuk Hangzhou dan Jinhua di Delta Sungai Yangtze telah melaporkan kasus lokal. Di antaranya, situasi epidemi di Kabupaten Lingbi, Suzhou, Anhui, Kota Bengbugu, Nanjing, Xuzhou, Wuxi, Huaian dan tempat-tempat lain di Jiangsu terkait dengan Kabupaten Si.

Menurut data Komisi Kesehatan dan Kesehatan Partai Komunis Tiongkok, hitungan 24 jam pada 3 Juli, ada 41 kasus lokal baru yang dikonfirmasi dan 339 kasus  infeksi tanpa gejala lokal di daratan Tiongkok, didistribusikan di Anhui, Jiangsu, Shandong, Shanghai, Fujian, Guangdong, Liaoning, Shaanxi, 10 provinsi termasuk Zhejiang dan Sichuan.

Epidemi di Delta Sungai Yangtze, “Zero Kasus” Dikhawatirkan akan Menghancurkan Rantai Pasokan

Reaksi berantai akibat Zero COVID-19,  tidak hanya memicu bencana kemanusiaan, tetapi juga  menghantam ekonomi Tiongkok. Bahkan, membahayakan rantai pasokan dan mempengaruhi ekonomi dunia.

Setelah penyebaran epidemi di Kabupaten Shixian,  menimbulkan kekhawatiran dari dunia luar. PKT baru saja melonggarkan kontrol ketatnya atas Shanghai. Apakah langkah selanjutnya  “membersihkan” Delta Sungai Yangtze? Delta Sungai Yangtze meliputi Shanghai, Provinsi Jiangsu, Provinsi Zhejiang, dan Provinsi Anhui.

Reuters melaporkan pada 4 Juli bahwa di Wuxi, pusat manufaktur Delta Sungai Yangtze, setelah 42 kasus infeksi tanpa gejala dilaporkan pada 2 Juli, pihak berwenang langsung memerintahkan penangguhan semua jenis bisnis di tempat umum sehari berikutnya. Restoran dan rumah makan ditutup. Orang-orang diharuskan bekerja dari rumah. Orang-orang juga dilarang keluar rumah,  jika tidak diperlukan. Pada hari yang sama, setelah 13 kasus positif ditemukan di Xuzhou, warga tidak boleh keluar rumah kecuali jika diperlukan.

Kabupaten Lingbi di Anhui juga menerapkan kontrol penutupan kota pada 1 Juli, yang mengharuskan para penduduk  tidak meninggalkan rumah mereka, jika pun mereka ke luar rumah, mereka harus melewati pemeriksaan. Selain itu, Yiwu, pusat ekspor komoditas kecil, membatalkan semua penerbangan ke Beijing setelah melaporkan tiga kasus infeksi dalam seminggu terakhir.

Bloomberg melaporkan pada 4 Juli, babak baru epidemi dapat menyebar ke wilayah Delta Sungai Yangtze yang berdampak paling signifikan secara ekonomi di Tiongkok.  Pihak berwenang berusaha  membersihkan epidemi baru, yang kemudian akan menyebar ke rantai pasokan global.

Laporan tersebut mengatakan bahwa Jiangsu memiliki lebih dari sepertiga kapasitas produksi panel surya dunia. Wilayah ini memfokuskan sebagai produsen utama panel surya dan wafer silikon. Delta Sungai Yangtze juga merupakan rumah bagi produsen utama komponen laptop iPhone dan Mac, chip semikonduktor, dan merupakan rumah bagi produsen obat dan bisnis e-commerce. Apalagi, saat ini beberapa produsen sepenuhnya masih belum pulih dari wabah Shanghai.

Sampai sekarang, pusat wabah baru hanya dari  kabupaten kecil (Kabupaten Si), dan pihak berwenang belum memberlakukan lockdown di daerah-daerah utama, tetapi setiap eskalasi pembatasan dapat memiliki konsekuensi global.

Shanghai mengumumkan pada 1 Juli, bahwa mereka akan mencabut penguncian selama dua bulan, yang telah memukul output industri dan belanja konsumen. Produksi industri Tiongkok pada April tahun ini turun 2,9% dari tahun sebelumnya. Begitu PKT meningkatkan pencegahan dan pengendalian Delta Sungai Yangtze, konsekuensinya mungkin tak terbayangkan.

Media Tiongkok, Sina Finance melaporkan pada 28 Februari tahun ini bahwa Delta Sungai Yangtze,  menyumbang sekitar seperempat dari total PDB negara itu, akan mengalami tingkat pertumbuhan Year over Year (YoY) lebih dari 8% dalam PDB tiga provinsi. Bahkan, satu kota pada tahun 2021 serta PDB akan melebihi RMB. 4 triliun.

Langkah Pencegahan Epidemi yang Dipolitisasi Menuai Kritikan

The Voice of America melaporkan pada 4 Juli bahwa Xi Jinping, mengabaikan biaya besar dan berbagai kelemahan dari tindakan anti-epidemi gaya kampanye yang ekstrem, sekali lagi membela kebijakan “nol” anti COVID-19  yang dinormalisasi dalam perjalanannya ke Hong Kong. 

Pengamat menunjukkan bahwa pekerjaan pencegahan epidemi yang seharusnya didasarkan pada sains dan pragmatisme, kini telah dipolitisasi. Sehingga menyebabkan bencana yang tak terhitung jumlahnya di seluruh Tiongkok yana hanya mendatangkan amarah  dan  murka dari orang-orang.

Li Datong, seorang media senior di Beijing dan mantan pemimpin redaksi mingguan “Freezing Point” China Youth Daily, mengatakan kepada VOA bahwa banyak warga Beijing yang belum menyingkirkan aturan perjalanan bahwa pengetesan COVID-19 harus dilakukan. Setiap 72 jam dia percaya bahwa toksisitas virus saat ini  melemah. Meski demikian, para pemimpin Partai  masih bersikeras pada kebijakan pembersihan dinamis yang berdampak terhadap rakyat dan merugikan ekonomi, yang mana sama sekali tidak masuk akal.

Mengambil Korea Utara sebagai contoh, Li Datong menunjukkan bahwa apa yang disebut penyakit menular “demam” ini dapat diatasi tanpa melakukan pengetesan COVID-19, dari semua staf dan kurungan di kabin persegi.

Xi Jinping mengatakan di Wuhan pada 28 Juni bahwa, kebijakan ditentukan oleh Komite Sentral Partai terhadap pembersihan dinamis. Kemudian akan lebih baik untuk sementara waktu mempengaruhi pembangunan ekonomi, daripada membahayakan kehidupan dan kesehatan masyarakat. Jika diperhitungkan, tindakan pencegahan epideminya diklaim adalah yang paling ekonomis dan efektif.

Li Datong menyatakan ketidaksetujuannya, dia percaya bahwa kerugian ekonomi akibat penutupan 88 hari Shanghai, kota yang menjadi lokomotif ekonomi Tiongkok, tak terukur.

Dalam hal ini, ekonom  Li Hengqing pada 29 Juni berkata, “Apakah keputusan Anda sendiri untuk menjadi yang paling ekonomis dan efektif? Semua hal yang merugikan dunia dan orang-orang dilakukan dengan kedok ‘segalanya untuk rakyat’.” (hui)

Diterjang Krisis, Pasokan BBM di Sri Lanka Hanya Cukup untuk Sehari

NTD

Sri Lanka jatuh bangkrut. Kini negara itu memiliki utang luar negeri dalam jumlah besar, sehingga tidak ada pemasok yang mau membiarkan negaranya membeli bahan bakar secara kredit. Penutupan sekolah di negara itu, kini diperpanjang seminggu pada 3 Juli karena kekurangan bahan bakar yang mencegah para guru dan orangtua mengirim anak-anak mereka ke sekolah.

Pada Juni lalu Sri Lanka menutup sekolah secara nasional selama sehari karena kekurangan bahan bakar, sementara sekolah di daerah perkotaan telah ditutup selama dua minggu terakhir, sebagaimana yang dilaporkan Central News Agency. Sekolah akan diliburkan hingga 8 Juli.

Para pejabat mengatakan persediaan BBM hanya cukup untuk beberapa hari dan akan digunakan untuk layanan penting, termasuk sanitasi, pekerja pelabuhan, transportasi umum dan distribusi makanan.

Pihak berwenang juga mengumumkan pemadaman listrik secara nasional hingga tiga jam sehari sejak 4 Juli, karena mereka tidak dapat memasok bahan bakar yang cukup untuk pembangkit listrik.

Menteri Tenaga dan Energi,  Kanchana Wijesekera mengatakan Sri Lanka berutang sekitar $800 juta kepada tujuh pemasok bahan bakar.

“Mencari pendanaan adalah sebuah tantangan, tantangan yang sangat besar,” kata Wijesekera.

Pemadaman listrik besar-besaran telah mengganggu ekonomi Sri Lanka selama berbulan-bulan, disertai dengan kekurangan pasokan dasar seperti gas dapur, obat-obatan dan makanan impor.

Masalah utama adalah kurangnya dolar, kata Wijesekera, yang meminta sekitar 2 juta orang Sri Lanka yang bekerja di luar negeri untuk memulangkan mata uang asing yang diperoleh melalui bank daripada saluran informal. Pengiriman uang tersebut, yang biasanya sekitar $600 juta per bulan, turun menjadi $318 juta pada Juni. 

Menurut bank sentral Sri Lanka, pengiriman uang adalah sumber utama pendapatan devisa, telah turun dari $2,8 miliar dalam enam bulan pertama 2021 menjadi $1,3 miliar pada periode yang sama tahun ini, turun 53%.

Pemerintah tahun lalu mengamanatkan pertukaran wajib mata uang asing, yang mengakibatkan penurunan pengiriman uang. Premi pasar gelap mendorong orang-orang untuk menimbun mata uang asing.

Sri Lanka mendapatkan sebagian besar bahan bakarnya dari negara tetangga India, yang menyediakan beberapa jalur kredit. Pemerintah Sri Lanka mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan pemasok BBM di Rusia dan Malaysia.

Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar $7 miliar pinjaman luar negeri yang jatuh tempo tahun ini, dibandingkan dengan total $25 miliar yang jatuh tempo pada 2026. Total utang luar negeri Sri Lanka adalah $51 miliar.

Keruntuhan ekonomi telah memicu krisis politik, dengan protes anti-pemerintah di seluruh negeri. Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama dan menuntut pasokan bensin dan bahan bakar pemerintah, dan siaran televisi menunjukkan orang-orang di beberapa daerah berebut pasokan terbatas.

Di ibukota Kolombo, pengunjuk rasa menduduki pintu masuk ke istana presiden selama lebih dari dua bulan, menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa. Demonstran menuduh dia dan anggota keluarganya, termasuk beberapa saudara kandung yang bercokol di posisi senior pemerintah, terlibat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang menyesatkan negara serta menjatuhkan negara ke jurang krisis. (hui)

Para Pemimpin Dunia Membahas Pembangunan Kembali Ukraina

 oleh Qiao An

Dalam hal perang Rusia-Ukraina, setelah kota penting di Ukraina timur jatuh ke tangan tentara Rusia, para perwakilan dari hampir 40 negara di seluruh dunia berkumpul di Swiss pada 4 Juli untuk membahas bagaimana membangun kembali Ukraina.

Pada Minggu, semua pasukan Ukraina mundur dari benteng terakhir mereka di wilayah Luhansk, Lysychansk. Dan Rusia telah menyatakan bahwa mereka telah sepenuhnya mencapai tujuan militer utama dengan berhasil “membebaskan” Luhansk dari Ukraina.

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa tentara Ukraina mundur, tetapi bersumpah untuk mendapatkan kembali wilayah yang diduduki Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan : “Dengan taktik kami, dengan peningkatan pasokan senjata modern, kami akan kembali”.

Meskipun pertempuran masih terus berlangsung, tetapi negara-negara di seluruh dunia telah mulai membahas rekonstruksi Ukraina. Pada 4 Juli, perwakilan dari hampir 40 negara dan organisasi internasional berkumpul di Lugano, Swiss untuk menghadiri pertemuan 2 hari yang membahas rekonstruksi Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa Uni Eropa akan membentuk sebuah “platform rekonstruksi”, yang digunakan untuk secara aktif melakukan koordinasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan rekonstruksi Ukraina pasca perang.

“Komisi Eropa telah mengusulkan kepada pemerintah Ukraina pembentukan platform rekonstruksi untuk merencanakan kebutuhan investasi, mengkoordinasikan tindakan, menyalurkan sumber daya dan, tentu saja, untuk mendukung agenda reformasi Ukraina yang skupnya sangat besar”, kata Ursula.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengungkapkan bahwa, Inggris sedang mengerjakan undang-undang yang akan menggunakan dana yang disita dari Rusia dan oligarki Rusia untuk membangun kembali Ukraina.

Zelensky mengatakan kepada para hadirin melalui video bahwa membangun kembali Ukraina adalah tanggung jawab bersama semua negara demokrasi dan membutuhkan investasi besar. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengatakan biaya membangun kembali Ukraina bisa mencapai USD. 750 miliar. (hui)

Korea Utara Membuka Pintu Air Tanpa Peringatan Menyebabkan Korea Selatan Terpaksa Mengevakuasi Turis di Perbatasan

NTD

Hujan lebat telah melanda Korea Utara selama beberapa hari terakhir, untuk mengurangi daya tampung bendungan Hwanggang tampaknya pihak berwenang Korea Utara membuka pintu air tanpa peringatan. Pejabat Korea Selatan mengatakan Selasa (5/7/2022) debit banjir menyebabkan air Sungai Imjin naik, memaksa Korea Selatan untuk mengevakuasi para turis yang sedang berlibur di daerah yang berisiko terkena banjir.

Menurut laporan Korea Utara, bagian hulu Sungai Imjin telah diguyur hujan deras selama beberapa hari terakhir, dan pintu air mungkin dibuka untuk mengurangi ketinggian air.

“Korea Utara tampaknya melepaskan air banjir dari Bendungan Hwanggang”, kata seorang pejabat yang bertanggung jawab atas urusan antar kedua Korea di Kementerian Unifikasi Korea Selatan kepada Reuters.

Data pemerintah menunjukkan bahwa ketinggian air sebuah jembatan di Sungai Imjin di Yeoncheon, perbatasan Korea Selatan telah naik sampai melebihi 1 meter pada 4 Juli sore.

Air banjir mengalir melalui Kabupaten Yeoncheon, dan Korea Selatan meminta Korea Utara untuk memberitahu sebelum membuka pintu air bendungan, tetapi tidak mendapat tanggapan dari pihak Korea Utara.

Otoritas kabupaten Yeoncheon mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu warga yang berada di daerah sekitar sungai agar mereka sementara berpindah ke daerah yang aman. Tak jelas berapa banyak orang yang harus dievakuasi setelah dibukanya pintu air bendungan. 

Total kapasitas penyimpanan air Bendungan Huanggang adalah 350 juta ton, yaitu sekitar lima kali lipat dari Bendungan Gunnam di Korea Selatan (total kapasitas penyimpanan air adalah 71,6 juta ton). Oleh karena itu, ketika pintu air dibuka, ketinggian air Jembatan Bisheng dan Bendungan Gunnan di ujung paling utara Sungai Imjin langsung naik dengan cepat. 

Korea Utara diperkirakan akan terus diguyur hujan hingga minggu depan, sehingga militer sedang dilibatkan untuk memantau situasi dengan cermat dan bersiap menghadapi kemungkinan banjir dan evakuasi penduduk.

Pada 2009, pelepasan air Bendungan Huanggang menyebabkan bagian hilir sungai mengalami banjir cukup besar sampai menewaskan 6 orang warga Korea Selatan. (sin)

Mengapa Otoritas Tiongkok Mengomentari Insiden Kekerasan Wanita Tangshan Tetapi Mengabaikan Kasus Wanita ‘8 Anak’ Xuzhou?

0

Zhou Xiaohui

Pada Juni lalu situasi di  Tangshan, Hebei, Tiongkok sempat memanas.  Tak hanya  di dalam negeri, tetapi  juga sampai ke luar negeri. Kali ini bukan persoalan gempa besar, tetapi karena insiden sekelompok pria memukuli seorang wanita di sebuah restoran barbekyu. 

Insiden itu tak hanya menjadi daftar pencarian paling trending, tapi memicu  amarah publik. Bahkan, media resmi partai komunis Tiongkok (PKT) termasuk People’s Daily, Rule of Law Daily, China Women’s Daily, serta media sosial dan media pribadi telah meneruskan video dan komentar yang relevan atas kejadian tersebut. Banyak pula selebriti di industri film dan televisi yang berturut-turut mengecam para pemukul tersebut. Jelas, insiden pemukulan Tangshan menjadi berita terpopuler. Tak  hanya karena opini publik, tetapi juga karena otoritas PKT sengaja  menghebohkannya,  media resmi serta banyak selebriti turut ikut campur, kebanyakan mereka bertindak atas instruksi.

Salah satu alasan mengapa otoritas PKT menghebohkan insiden Tangshan adalah untuk mengalihkan perhatian semua orang dari insiden pembunuhan serentak di Beijing dan Shanghai. Alasan lainnya adalah mencari dukungan orang-orang dan memanfaatkan kasus tersebut untuk memulihkan sedikit kredibilitas pemerintah, mengurangi rasa benci dan kutukan orang-orang terhadap PKT. Apalagi setelah memanasnya kasus “Wanita delapan anak” Xuzhou dan lockdown ekstrem penanganan COVID-19. 

Hal yang perlu disebutkan adalah bahwa Tangshan dan Xuzhou dikenal sama-sama kota beradab di Tiongkok. Sungguh ironis, kota yang melukai wanita dengan sangat kejam justru dapat terpilih sebagai kota yang beradab.

Pada 11 Juni, sebuah video dari seorang pejabat wanita mengomentari insiden pemukulan Tangshan telah diposting di akun resmi WeChat dari Komisi Inspeksi Disiplin Pusat Partai Komunis Tiongkok. Bahkan memperjelas bahwa akibat insiden itu, para pelaku harus diberi hukuman berat, memberikan penjelasan kepada publik, satu lingkungan yang aman, serta mengatakan bahwa “untuk melindungi lingkungan yang aman, kita harus nol toleransi dan tidak kendur”. 

Insiden tersebut menjadi sorotan skala luas, seharusnya di luar dugaan para pria pemukul yang arogan. Mungkin, ketika mereka selalu memukul orang-orang dengan sewenang-wenang, mereka tak merasa bahwa kebrutalan mereka akan memiliki konsekuensi serius. Pasalnya, mereka memiliki backing serta “payung pelindung” yang mana dapat membantu  untuk menyelesaikan setiap permasalahan. Hal ini juga dapat terlihat dari video awal ancaman mereka. Dilihat dari informasi yang diungkapkan oleh netizen, setidaknya dua dari pemukul memiliki catatan pidana sebelumnya, tetapi mereka tidak dihukum berat. Tak hanya semata aparat kepolisian yang melindungi pelaku, tetapi juga pejabat pemerintah setempat. Apalagi, pemimpin tim keamanan publik yang terekspos termasuk di antara para pelaku. 

Netizens dengan tajam menunjukkan : “Ini bukan insiden pemukulan oleh triad. Ada banyak insiden terjadi di Tangshan,  banyak orang yang telah melaporkannya, tetapi tidak ditangani……… ”  

Netizen juga mengingatkan ; “Jika payung pelindung di belakang tidak ditarik keluar, maka selamanya kejahatan tidak bisa disapu bersih dan tuntas.” “Pasti ada harimau besar di belakang yang menyokong, pasti lobak harus dicabut dan mengeluarkan lumpur, Komisi Inspeksi Disiplin Pusat giliran Anda menyelidiki secara menyeluruh.” 

Netizen juga menuliskan : “Tangshan telah membusuk sampai ke akarnya.”

Tak diragukan lagi, suara media resmi dan Komisi Inspeksi Disiplin Pusat, dan instruksi Beijing untuk menghukum berat para pelaku, terutama penyerahan penyelidikan kasus ke Biro Keamanan Umum Langfang, telah membuat otoritas lokal Tangshan bergerak hingga menggunakan uang untuk menyelesaikan masalahnya. 

semakin bergejolak, cerita yang lebih teduh di balik penculikan dan perdagangan perempuan di Tiongkok terungkap. (Gambar komposit Epoch Times)

Bagaimanapun, para pejabat PKT demi untuk melindungi diri mereka sendiri, tidak akan membuat tipu daya kecil pada saat mereka disoroti oleh pandangan orang-orang, terutama mereka tidak berani untuk tidak mematuhi perintah Beijing. Selain itu, “payung pelindung” di belakang pria pemukul mungkin juga kewalahan saat ini, dan dia juga berpikir tentang cara memisahkan diri dari pria pemukul.

Mengenai bagaimana menghukum mereka dengan berat, apakah mereka dituduh memicu perkelahian dan memprovokasi masalah atau dengan sengaja melukai, mungkin otoritas PKT dapat mempertimbangkan bagaimana meredakan kemarahan publik sebagai pertimbangan utama.

Menurut hukum pidana terbaru PKT (dirilis pada 2020), kejahatan menimbulkan pertengkaran dan menimbulkan masalah dapat dihukum hingga lima tahun penjara. Barang siapa mengumpulkan orang lain untuk melakukan berkali-kali perbuatan yang disebutkan dalam ayat sebelumnya dan sangat mengganggu ketertiban sosial, diancam dengan pidana penjara, masa hukuman lima tahun hingga kurang dari sepuluh tahun dan dapat bersamaan didenda dengan uang. Barang siapa dengan sengaja menyakiti orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun, pidana kurungan atau pengawasan umum. Barang siapa dengan sengaja melukai orang lain dan menyebabkan luka berat, diancam dengan pidana penjara dengan masa hukuman diatas tiga tahun hingga kurang dari sepuluh tahun.

Selain itu, selama Dua Sidang tahun ini, dalam laporan Mahkamah Agung Partai Komunis Tiongkok menyebutkan bahwa kejahatan yang sangat membahayakan keamanan publik dan sangat mempengaruhi rasa aman masyarakat, dan kejahatan yang menantang garis bawah hukum dan etika, seperti melukai perempuan, anak-anak dan orang tua. Maka harus dihukum sesuai hukuman yang berlaku dan dijatuhi hukuman mati. 

Dilihat dari reaksi masyarakat, peristiwa pemukulan di Tangshan berdampak sangat buruk, sangat membahayakan keselamatan umum dan rasa aman masyarakat. Selain itu, membuat banyak orang merinding, serta sudah dianggap sebagai kekejaman terhadap perempuan dan melawan hukum dan etika. Karena itu, jika menurut laporan Mahkamah Agung, pelaku utama pemukulan tidak akan divonis ringan. Tentu saja, premisnya adalah apakah “payung pelindung” para pemukul Tangshan dapat menemukan beking yang lebih kuat, sehingga pihak berwenang Beijing dapat menunjukkan belas kasihan.

Dapat dikatakan bahwa jika pemukul Tangshan akhirnya dapat diberi hukuman berat, di satu sisi, gara-gara opini publik yang bergejolak, di sisi lain juga adalah otoritas PKT melakukannya sesuai dengan situasi, memanfaatkan insiden tersebut menghukum kekuatan hitam setempat demi menghibur hati rakyat. Jika tidak, meskipun opini publik menjadi membesar, jika tidak sesuai dengan kepentingan pribadi PKT, juga akan dibungkam di bawah tekanan  PKT. Contoh paling tipikal adalah Insiden “Wanita delapan anak” di Xuzhou.

Pada bulan Januari tahun ini, terungkap kasus “wanita delapan anak” yang diculik, diperdagangkan, dianiaya dan disekap di Xuzhou, Jiangsu. Seiring dengan banyak jalur penyelidikan yang mengungkapkan kebenaran, skandal yang lebih mengerikan telah muncul ke permukaan, dan ratusan juta netizen telah memperhatikan. 

Pada awal Februari, lembaga administrasi Fengxian dan kota Xuzhou mengeluarkan banyak pengumuman, tetapi mereka gagal memadamkan kemarahan publik karena saling kontradiksi dan kebohongan yang berulang. Pada pertengahan bulan Februari, Komite Partai Provinsi Jiangsu dan Pemerintah Provinsi membentuk tim investigasi untuk campur tangan dalam insiden tersebut dan mengeluarkan laporan investigasi akhir.

Namun, dilihat dari tindakan awal tim investigasi Jiangsu yang memblokir media, menutup mulut dan menyegel desa, mencegah warga sipil dan jurnalis untuk menyelidiki, dan bahkan mengerahkan sejumlah besar polisi untuk  menangkap dan menahan secara rahasia semua terkait “wanita delapan anak” dari desa ke desa.  Pastinya keterlibatan aparat dalam kasus tersebut,  bukan untuk menemukan kebenarannya dan membongkar kedok skandal Xuzhou. Dikarenakan, setelah kasus tersebut diungkap,   justru membuat orang-orang di Tiongkok lebih tak tertahankan lagi.  Karena membongkar betapa korupnya  di kalangan seluruh pejabat yang berlangsung  selama bertahun-tahun. Mereka tak melakukan apa-apa terhadap kejahatan penculikan yang melukai wanita secara kejam, menyibak tabir hitam para pejabat tinggi  di Provinsi Jiangsu.

Secara obyektif, dibandingkan dengan insiden Tangshan, apa yang terjadi pada “wanita delapan anak” di Xuzhou selama beberapa dekade, bahkan lebih tragis dan keterlaluan. Namun, setelah opini publik mendorongnya ke titik panas, sementara ratusan juta orang menonton, media resmi PKT, termasuk “Berita Wanita”, yang berbicara tentang para wanita yang dipukuli di Tangshan kali ini, akhirnya semuanya memilih bungkam. Komisi Inspeksi Disiplin Pusat juga tidak pernah bersuara. Alasannya adalah bahwa ada pejabat di baliknya dan sangat memalukan jika diungkapkan.

Setelah itu, tim investigasi Jiangsu merilis laporan yang masih ditutup-tutupi, dan menghukum serius beberapa pejabat tingkat rendah seakan-akan benar. Selanjutnya, berita tentang “wanita delapan anak” diblokir oleh pihak berwenang dan secara bertahap menghilang dari sorotan orang-orang. Apalagi setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina, insiden “wanita delapan anak” berhembus seperti angin. Sejauh ini, orang-orang tak mengetahui identitas sebenarnya dari “wanita delapan anak”, apakah dia sehat, selamat atau tidak, tidak ada yang mengetahui ada berapa banyak wanita lainnya yang menderita seperti ini.

Hanya saja ada beberapa hal yang tidak bisa dilupakan oleh orang-orang yang memiliki hati nurani.  Insiden “wanita delapan anak” dan i pemukulan Tangshan sekali lagi merobek topeng yang disebut “Tiongkok makmur”, sekali lagi menyegarkan pemahaman dunia tentang PKT, membuat tingkat tinggi PKT kehilangan muka, juga membuat banyak orang-orang di Tiongkok dan orang-orang dalam sistem yang masih memiliki hati nurani, mengenali sistem  PKT dengan jelas. Di masa depan, ketika mereka harus mencampakkan PKT, mereka pastinya akan memilih untuk mencampakkannya tanpa keraguan sedikitpun. (Lin)