Home Blog Page 606

Jalur Trans Sulawesi Lumpuh Akibat Banjir Melanda Bolaang Mongondow Utara

0

ETIndonesia- Jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh akibat terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) kurang lebih 45 sentimeter dan berarus deras, Kamis (14/4/2022). Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (13/4) pukul 13.30 WITA dan menyebabkan peningkatan debit aliran air sungai hulu.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mencatat sebanyak 116 unit rumah yang ditinggali 116 KK terdampak banjir dengan TMA 70-100 sentimeter.

“Satu unit rumah dilaporkan mengalami rusak berat setelah terdampak banjir tersebut. Hingga saat ini, banjir telah merendam empat desa yang meliputi Desa Binuanga, Desa Saleo 1, Desa Saleo 2 dan Desa Nunuka di Kecamatan Bolangitang Timur,” tambahnya.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat.

Sementara itu, hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Utara hingga Jumat (15/4), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menyikapi hal itu, maka BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi. (asr)

Facebook Sebut ‘Bug’ Mencegah Berbagi Iklan Shen Yun Performing Arts

Caden Pearson

Pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang Shen Yun Performing Arts di tur Australia, yang dimulai di ibukota Australia, Canberra, pada 31 Maret, para penggemar dan pemegang tiket melaporkan bahwa Facebook telah membatasi kemampuan mereka untuk berbagi postingan iklan Shen Yun Performing Arts di platform media sosial.

“Asal tahu saja, saya telah berupaya dua kali untuk berbagi, dan kedua kali [saya]  diberitahu: ‘Untuk mencegah penyalahgunaan, kami sementara membatasi kemampuan anda untuk menggunakan fitur ini di Facebook. Anda dapat mencoba lagi nanti. Sudahkah anda mematikan fitur berbagi … ?” ujar Pengguna Facebook Marie Louise menulis sebagai komentar di posting Shen Yun Performing Arts di bulan Maret.

Pengguna kedua, Gail Klement, melaporkan masalah yang sama dua minggu sebelumnya: “Saya juga berupaya [dan] Facebook tidak akan memperbolehkan saya. Hal itu memberi saya pilihan untuk tidak setuju dengan keputusan [Facebook], jadi saya melakukannya. Bentuk tarian yang indah,” tambah Gail Klement, mengacu pada bentuk seni tarian Tiongkok klasik di jantung pertunjukan perusahaan yang berbasis di New York.

“Terima kasih sudah mencoba!” Shen Yun Performing Arts menjawab kedua pengguna.“

“Banyak orang melaporkan masalah yang sama ini. Silahkan laporkan ini ke Facebook. Anda dapat memposting di beranda kami.”

Dalam tangkapan layar ini, dua pengguna Facebook memberi tahu Shen Yun Performing Arts bahwa Facebook telah membatasi kemampuan mereka untuk membagikan postingan iklan Shen Yun, yang diperoleh The Epoch Times pada 29 Maret 2022.

The Epoch Times, yang merupakan mitra media Shen Yun, menjadi sadar akan masalah saat staf menerima notifikasi yang sama saat mencoba berbagi iklan yang mempromosikan pertunjukan Shen Yun yang akan datang di Melbourne dan Bendigo di negara bagian Victoria dari 22 April hingga 1 Mei.

Dalam tangkapan layar ini, iklan Facebook untuk pertunjukan Shen Yun mendatang di Melbourne dan Bendigo menampilkan batasan ketika pengguna mencoba membagikan kiriman, diperoleh The Epoch Times pada 25 Maret 2022. (Tangkapan layar oleh The Epoch Times)

Seorang juru bicara Meta memastikan masalah itu karena bug dalam sistem tersebut.

“Ada bug teknis yang mencegah orang membagikan video ini. Hal ini telah ditingkatkan ke tim teknik kami untuk menyelidiki dan menyelesaikannya,” kata juru bicara Meta, perusahaan induk Facebook, kepada The Epoch Times pada 29 Maret.

Tidak jelas apakah “bug” yang dipastikan oleh Meta hanya terkait dengan iklan tertentu yang dilaporkan ke raksasa teknologi tersebut atau jika hal itu termasuk iklan Shen Yun lainnya yang dilaporkan para penggemar ke Shen Yun.

The Epoch Times memahami bahwa Meta belum mengambil tindakan apa pun untuk mencegah orang-orang dari berbagi iklan Facebook Shen Yun dan Meta tidak sewenang-wenang menyensor jenis percakapan tertentu di platform itu.

Namun, setelah menandai perpindahan tersebut tahun lalu, pada tanggal 19 Januari, Meta mengambil langkah untuk membatasi pilihan untuk pengiklan pada topik “yang dianggap sensitif oleh orang-orang, seperti pilihan referensi penyebab, organisasi, atau tokoh masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, ras atau etnis, afiliasi politik, agama, atau orientasi seksual.”

Pada catatan itu, iklan Shen Yun tahun 2022 memberitahu calon penonton bahwa apa yang ditampilkan di atas panggung adalah “Tiongkok sebelum komunisme,” membuat Shen Yun mengiklankan sebuah topik yang sensitif untuk Partai Komunis Tiongkok.

Faktanya, Partai Komunis Tiongkok sering berusaha untuk mencegah orang-orang menonton Shen Yun di seluruh dunia dengan mengintimidasi manajer teater, menekan  pemerintah setempat, dan menyebarkan informasi yang salah.

Ini karena misi penari elit, musisi, dan seniman–—yang berkumpul di New York untuk membentuk Shen Yun Performing Arts pada tahun 2006–—akan menghidupkan kembali 5.000 tahun kebudayaan tradisional Tiongkok, yang telah mendekati kepunahan setelah 70 tahun di bawah Partai Komunis Tiongkok yang ateis, yang menganggap  warisan spiritual Buddhis dan Taois Tiongkok kuno merupakan ancaman ideologis.

Curtain call pada pertunjukan Shen Yun Performing Arts di Queen Elizabeth Theatre di Vancouver pada 25 Maret 2022. (Hugh Zhao/The Epoch Times)

Faktanya, banyak pemain Shen Yun mengalami penganiayaan di bawah rezim komunis Tiongkok  karena berlatih Falun Dafa, sebuah disiplin spiritual dengan  ajaran moral yang dipusatkan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, serta latihan meditasi.

Di tengah tekanan dari Partai Komunis Tiongkok, penari Shen Yun menyatakan bahwa mereka membawa kebudayan asli Tiongkok hidup kembali, dan dalam pertunjukan Shen Yun selama dua jam, mereka menyajikan kisah legendaris dari sejarah, tarian rakyat etnis, pertunjukan solo, dan juga potongan cerita yang menggambarkan sketsa penindasan komunis di Tiongkok modern.

Shen Yun telah mementaskan jutaan orang di tempat-tempat yang terjual habis seperti Lincoln Center di New York, Kennedy Center di Washington D.C., dan Palais de Congres di Paris.

Shen Yun akan tampil di Canberra, Sydney, Melbourne, Bendigo, Adelaide, Gold Coast, dan Toowoomba tahun ini.

“Bug teknis” mencegah para penggemar membagikan iklan Shen Yun sebagai pemimpin hingga tur Shen Yun  di Australia berada di tengah tuduhan yang disensor oleh raksasa teknologi karena topik yang sensitif terhadap Partai Komunis Tiongkok, seperti penganiayaan terhadap kelompok berbasis agama seperti Falun Dafa.

Sebelumnya pada Maret, dua wanita Tionghoa Australia, salah satu wanita itu adalah seorang pengusaha perhiasan terkenal dan wanita yang lainnya seorang pengamat Tiongkok independen yang berpengaruh dan seorang penulis—di mana keduanya berlatih Falun Dafa–—melaporkan bahwa Meta juga membatasi akun mereka.

Dalam kedua kasus, Meta menyelidiki masalah itu, dan sebagian besar pembatasan dihapus setelah mendapatkan perhatian media. (Vv)

‘I Love You China’, Tetapi Apakah China Mencintai Mu ?

0

Biduanita bersuara sopran bernama Ye Peiying telah menyanyikan lagu ‘I love you China’ (https://www.youtube.com/watch?v=BvbHpl2Gzco) nyaris di sepanjang hidupnya. Seperti dalam liriknya : akan ku persembahkan masa muda yang indah ini untuk mu, tanah air yang ku cinta. Tapi tanah air membalasnya dengan hari tuanya yang menyedihkan. Sementara banyak pejabat Partai Komunis Tiongkok menikmati kehidupan mewah dan perlakuan yang istimewa di pusat peristirahatan para kader, Biduanita yang berhasil mempopulerkan lagu ‘I love you China’ ini justru bernasib tragis di hari tuanya. Ia terpaksa hidup sebatang kara dan meninggal dunia tanpa diketahui orang. Jika bukan karena panggilan telepon putrinya dari Amerika Serikat, jazadnya mungkin akan keburu berbau dan dipenuhi belatung

oleh Chen Weijian

Aku mencintai mu Tiongkok, tetapi apakah Tiongkok mencintai mu ? Ini adalah topik yang tak habis-habisnya diperbincangkan orang. Sebuah berita baru-baru ini beredar di media sosial yang memberitakan bahwa biduanita yang mempopulerkan lagu ‘I love you China’ Ye Peiying telah meninggal dunia di sebuah apartemen di Beijing.

Adegan tentang kematiannya cukup menyedihkan. Dia hidup sendirian di apartemen itu. Sedangkan putrinya yang tinggal di Amerika Serikat karena tidak berhasil memanggil ibunya lewat telepon, lalu  berinisiatif untuk menghubungi organisasi lingkungan untuk mencari tahu soal keadaan ibunya. Petugas terkait seperti pengurus gedung dan lainnya yang datang mengetuk pintu juga tidak berhasil memperoleh jawaban. Akhirnya, petugas polisi yang berhasil masuk dengan cara mendobrak pintu.

Saat itu terlihat Ye Peiying sudah tergeletak dalam toilet untuk waktu yang lama, dan tidak dapat diselamatkan ketika dia dilarikan ke rumah sakit. Sungguh memilukan bagi penyanyi generasi yang hidupnya cukup tragis.

Ye Peiying adalah penyanyi ternama di Tiongkok yang telah menemani satu genarasi orang untuk melewati sebuah masa kehidupan. Nyaris semua orang di masa itu mengenal lagunya. Pada awal tahun 1980-an, dia menyanyikan lagu ‘I love you China’ dalam film Overseas Babies yang disutradarai oleh Chen Chong.

Lagu yang dinyanyikan oleh biduanita bersuara sopra ini mengambil latar belakang dengan pemandangan pepohonan yang rimbun di hutan Tiongkok, gunung dan sungai yang indah, burung-burung beterbangan di langit biru dan berhasil mengekspresikan rasa patriotisme seorang Tionghoa yang mengembara di negeri orang. Lagu tersebut akhirnya menjadi populer baik dalam maupun luar negeri termasuk menginspirasi para etnis Tionghoa perantauan. Dan nyaris tidak ada pertemuan sosial di kalangan Tionghoa perantauan yang lupa menghidupkan suasana dan menyemangati hadirin dengan lagu ‘I love you China’. Lagu ini kemudian menjadi semacam simbul patriotisme. Ye sendiri pun telah melantunkan lagu tersebut tak kurang dari 3.000 kali dalam berbagai macam acara yang ia hadiri.

Pemilihan Ye Peiying untuk menyanyikan lagu ini ternyata tidak terkait dengan asal-usulnya, meskipun ia dilahirkan di keluarga Tionghoa perantauan yang tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia.

Saat itu, warga etnis Tionghoa Malaysia mendapat diskriminasi dari orang Malaysia, lagi pula akibat propaganda Partai Komunis Malaysia, sehingga menumbuhkan perasaan cinta yang mendalam terhadap ibu pertiwi Tiongkok. Pada tahun 1951, Ye Peiying datang ke Tiongkok untuk menimba ilmu.

Pada tahun 1955, ia diterima di akademi musik vokal di Central Conservatory of Music, di mana ia berguru kepada Luo Xinzu dan Tang Xuegeng, kedua vokalis senior yang namanya sudah beken. Pada tahun 1961, ia diangkat sebagai pengajar di akademi musik. Mungkin karena latar belakangnya yang orang Tionghoa perantauan. jadi ia mampu menyanyikan lagu ‘I love you China’ dengan penuh perasaan.

‘I love you China’ dengan lirik yang ditulis oleh Qu Cong, musik oleh Zheng Qiufeng, dan melalui suara penyanyi yang kaya dan emosional, menjadikan agitasi musik menyentuh hati setiap orang yang mendengar, menumbuhkan perasaan patriotik. Dengan menggunakan lirik patriotisme, lagu ini berhasil “menjarah” kecerdasan emosional dan IQ orang demu menutupi berbagai kejahatan yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap rakyat, termasuk berbagai tindakan yang merusak lingkungan hidup. Membiarkan orang Tionghoa tidak mampu membedakan antara partai dan negara (Partai Komunis Tiongkok tidak dapat mewakili Tiongkok), benar dan salah, baik dan jahat, selain itu, mencintai secara membabi buta terhadap pemerintah yang merugikan rakyat.

Sesungguhnya lirik lagu ini menodai perasaan patriotik yang sebenarnya :  Lirik lagu tidak semestinya memuji tapi mengkritik, seharusnya rela berkorban melawan tirani PKT, memperjuangkan kebebasan rakyat demi negara demokrasi, bukan menjadi budak tapi tuan rumah, berjiwa patriot yang berkepribadian mulia. Oleh karena itu, lagu ‘I love you China’ ini adalah lagu yang sarat dengan dosa !

Ye Peiying telah menyanyikan lagu ‘I love you China’ nyaris sepanjang hidupnya. seperti dalam liriknya : akan ku persembahkan masa muda yang indah ini untuk mu, tanah air yang ku cinta. Tapi tanah air membalasnya dengan hari tuanya Ye Peiying yang menyedihkan.

Sementara banyak pejabat Partai Komunis Tiongkok menikmati kehidupan mewah dan perlakuan yang istimewa di pusat peristirahatan para kader, Biduanita yang berhasil mempopulerkan lagu ‘I love you China’ ini justru bernasib tragis di hari tuanya. Ia terpaksa hidup sebatang kara dan meninggal dunia tanpa diketahui orang. Jika bukan karena panggilan telepon putrinya dari Amerika Serikat, jazadnya mungkin akan keburu berbau dan dipenuhi belatung.

Dia lebih memilih pelukan ibu pertiwi daripada tempat ia dilahirkan, kemudian mengirim putrinya ke AS dan rela hidup seorang diri yang merupakan tindakan konyol.

Bagaimana dengan nasib Ye Peiying yang nyaris sepanjang hidupnya menyanyikan lagu ‘I love you China’ ? Apakah China love her ? Bayangan seorang Ye Peiying tidak mudah bisa dihapus dari ingatan orang. Para sahabat khususnya etnis Tionghoa di mana pun kalian berada, apakah kalian masih ingin menyanyikan lagu ‘I love you China’ ? (sin)

Tiongkok Menerapkan ‘Pasar Nasional Terpadu’, Berniat Kembali ke Sistem Pembelian dan Penjualan Terpadu ?

0

oleh Luo Ya, Huang Yimei

Tiongkok mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam akibat epidemi virus Wuhan (COVID-19). Dalam pertemuan tertutup yang membahas perkembangan ekonomi  pada awal Desember tahun lalu, para pemimpin Tiongkok mengakui bahwa ekonomi Tiongkok sedang menghadapi tiga tekanan besar, yakni penyusutan permintaan, kejutan pasokan (supply shock), dan ekspektasi yang melemah. Pertemuan akhirnya memutuskan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan sosial. Saat ini, pemerintah Tiongkok sedang menggarap sistem ekonomi nasional yang menuju kesatuan pasokan dan pemasaran yang disebut Pasar Nasional Terpadu

Pada 10 April, Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan surat keputusan berjudul ‘Opini tentang Percepatan Pembangunan Pasar Nasional Terpadu’, yang isinya menekankan untuk mendobrak halangan perkembangan yang disebabkan oleh kebijakan perlindungan lokal juga menghilangkan pembagian segmentasi pasar. Dan, mempromosikan sistem pasar besar yang terpadu di seluruh negeri. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan penyatuan aturan dan kelembagaan di berbagai bidang yang terkait.

Para ahli ekonomi mengatakan bahwa jika pasar disatukan, itu berarti bukan ekonomi pasar yang sesungguhnya.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business dari University of South Carolina, mengatakan : “Pasar itu sendiri seharusnya memiliki banyak sekali penjual dan pembeli, harga produk juga transparan. Persaingan pasar justru terjadi bila ada persaingan antar satu sama lain. Jika pasar disatukan, maka itu sudah bukan lagi pasar persaingan bebas yang sebenarnya, tetapi lebih pada semacam toko eksklusif, agen waralaba yang bisa berbuat sewenang-wenang. Pada kenyataannya, ya monopoli”.

Para ahli percaya bahwa apa yang disebut Pasar Nasional Terpadu yang diusulkan oleh pemerintah Tiongkok, sebenarnya adalah sistem pembelian dan penjualan terpadu.

Frank Tian Xie mengatakan : “Dari masalah harga serta produk itu sendiri, jika pemerintah menghendaki penetapan harga terpadu dan kontrol terpadu atas sumber produk, maka hambatannya adalah tidak dapat memperkirakan terlebih dahulu mengenai besar atau kecilnya permintaan pasar. Pemerintah Tiongkok di masa lalu pernah menerapkan sistem pasar nasional terpadu yang kemudian menyebabkan bencana kelaparan. Dan masalah ini pasti akan muncul kembali.”

Menurut analisis para ahli, bahwa pemerintah Tiongkok menerapkan pasar nasional terpadu tentu diikuti oleh berbagai alasan.

“Alasan pertama, karena kondisi keuangan lokal dan pusat pemerintah Tiongkok sudah runtuh, seluruh ekonominya runtuh. Alasan kedua, saya pikir, berkaitan erat dengan perebutan kekuasaan di internal Partai Komunis Tiongkok. Xi Jinping menghadapi tekanan dari dalam partai mengenai persiapannya dalam menghadapi Kongres Nasional ke-20. Jadi cara terbaiknya adalah memanfaatkan pasar nasional terpadu ini untuk membersihkan semua lawan politiknya dan melenyapkan para pembangkang. Alasan ketiga, saya pikir pemerintah komunis sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi perang melawan kelaparan,” kata Frank Tian Xie.

Li Hengqing, seorang ekonom yang tinggal di Amerika Serikat menjelaskan bahwa pemerintah Tiongkok saat ini sedang menghadapi terlalu banyak masalah di bidang ekonomi, dan pihak berwenang tidak mampu lagi mengendalikannya. Tidak ada gunanya meluncurkan apa yang disebut pasar terpadu untuk menyelesaikan masalah. Karena yang diperlukan Tiongkok saat ini adalah supremasi hukum.

Li Hengqing, seorang ekonom yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Pejabat pemerintah yang bikin kacau di Tiongkok tidak seluruhnya pejabat pemerintah daerah, tetapi sumber sebenarnya adalah dari pemerintah pusat. Begitu Xi Jinping memperhatikan lembaga pendidikan dan pelatihan, seluruh industri itu ditutup. Jadi dilihat dari sudut ini, tidak ada gunanya hanya meneriakkan slogan-slogan saja. Jika memang mereka benar-benar ingin menerapkan suatu sistem, maka buatlah aturan, tegakkan hukum tanpa pandang bulu, biarkan pihak yang berkuasa pun harus mematuhi hukum seperti warga sipil”.

Dunia luar percaya bahwa ini adalah cerminan pemerintah Tiongkok sedang berjalan mundur, untuk mempercepat kembalinya ke era ekonomi terencana yang pernah digagaskan oleh Mao Zedong.

Seorang pakar urusan Tiongkok dari University of Technology Sydney, Feng Chongyi mengatakan, ekonomi terencana Tiongkok yang pernah diterapkan di masa lalu itu adalah berbentuk sosialisme negara-partai, itu merupakan ekonomi milik negara yang mendudukkan negara dan partai di atas pasar. Itu berbeda dengan kapitalisme negara-partai yang diterapkan saat ini. 

Feng Chongyi menambahkan : “Karena tumbuh sebagai parasit di pasar modal global dan juga ekonomi swasta di daratan Tiongkok, jadi jangan harap bisa kembali, yaitu kembali ke bentuk ekonomi terencana yang sepenuhnya dikendalikan oleh negara seperti di masa itu. Tidak mungkin lagi ! Yang bisa dilakukan negara saat ini hanya menggunakan kekuatan politik untuk mengendalikan industri hulu, kemudian membuat perusahaan-perusahaan asing dan swasta bergantung pada perusahaan milik negara”.

‘Koperasi Pasokan dan Pemasaran’ adalah produk dari ekonomi terencana di era mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Mao Zedong yang gagal memakmurkan rakyat. Produk tersebut juga dianggap sebagai simbol dari kemiskinan, kelangkaan material atau krisis bahan baku. (sin)

Apakah Krisis Pangan Lebih Parah dari Wabah COVID-19? Provinsi Jilin, Tiongkok Membebaskan Petani Kembali Bercocok Tanam

0

Li Lan dan Luo Ya

Sekarang sudah memasuki musim semi untuk membajak. Jilin, Tiongkok, provinsi penghasil pangan utama di daratan Tiongkok, telah lama ditutup karena COVID-19. Ditambah dengan perubahan kebijakan ekonomi partai Komunis Tiongkok dan kondisi global, kini krisis pangan telah berada di ambang pintu.

Festival Qingming pada April adalah waktu yang penting untuk membajak di musim semi. Jilin, sebagai provinsi penghasil biji-bijian utama di  Tiongkok, telah ditutup selama sebulan. Pada Senin 4 April, Kelompok Kerja Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Provinsi Jilin tiba-tiba mengeluarkan dokumen “Rencana Kerja untuk Petani yang Ditahan di Kota Changchun dan Jilin Kembali ke Pertanian Musim Semi, untuk memungkinkan petani yang memenuhi syarat  terdampar di kota Changchun dan Jilin,  kembali ke kampung halaman mereka. Tak lain, untuk memulai menanam di musim semi.

Media daratan Tiongkok, Xinhuanet dan People’s Daily menerbitkan sebuah artikel pada 10 April, mempromosikan secara serentak bahwa membajak di musim semi harus dipastikan di bawah pencegahan dan pengendalian epidemi. Hal ini menunjukkan bahwa krisis pangan  Tiongkok mungkin telah melampaui tugas politik untuk membersihkan dan mencegah epidemi.

Mr Lin, seorang pengusaha biji-bijian di Kota Shulan berkata : “Timur Laut sekarang mulai menanam bibit dalam skala besar. Tidak akan berdampak banyak jika tiga atau lima hari kemudian, tetapi akan memiliki dampaknya pada kami adalah membeli bahan pertanian sangat tidak nyaman.”

Kota Shulan, Provinsi Jilin, adalah daerah penghasil utama beras. Seorang marga Lin berkata bahwa karena berhubungan dengan layanan purna jual, bahan pertanian diperdagangkan secara fisik daripada dipesan secara online.

Penguncian ekstrem membuat aktivitas masyarakat terhenti,  logistik yang buruk tidak hanya mempengaruhi pembelian pestisida dan pupuk, tetapi juga memengaruhi benih bagi petani. 

Liu, seorang pekerja media dari  Tiongkok mengungkapkan: “Saat ini, di banyak tempat di  Tiongkok, tidak lagi secara tradisional untuk memilih beberapa varietas unggul  dari tanaman pada tahun lalu atau musim sebelumnya untuk disemai. Tetapi, ada biji-bijian yang diimpor secara khusus. Atau biji-bijian yang dibudidayakan oleh lembaga terkait di  Tiongkok. ”

Pada 6 April, seorang reporter menghubungi nomor kontak eksternal dari banyak perusahaan benih di Kota Gongzhuling, Kota Huadian, Kota Baishan dan Kota Yanbian di Provinsi Jilin, tetapi tidak ada yang menjawab.

Seorang karyawan perusahaan bibit di Kota Jilin, Provinsi Jilin berkata : “Ini musim semi segera membajak, tetapi karena epidemi, perusahaan ditutup, dan mereka harus melakukan tes PCR di rumah.”

Selain faktor epidemi , bencana alam, dan cuaca ekstrem, kebijakan pencegahan nol kasus epidemi saat ini serta kebijakan ekonomi jangka panjang sebelumnya dan perubahan situasi internasional juga memperburuk parahnya krisis pangan.

Dikarenakan sumber daya lahan telah banyak digunakan oleh pemerintah untuk pengembangan komersial dalam dua dekade terakhir, lahan subur yang tersedia di  Tiongkok terus berkurang. Bahkan, tingkat swasembada pangan terus menurun. Pada tahun 2021 saja,  Tiongkok harus mengimpor 164,539 juta ton gandum dan ketergantungan pangan dari impor mencapai 19,4%.

Meletusnya perang Rusia-Ukraina, juga sangat mempengaruhi pasokan makanan di Tiongkok. Sebelum perang Rusia-Ukraina, impor gandum dan jagung  Tiongkok dari Ukraina masing-masing menyumbang 28% dan 29,7% dari total impor  Tiongkok.

Pada awal Maret, ketika putaran epidemi saat ini di Jilin, pertama kali merebak, Xi Jinping, pemimpin Partai Komunis Tiongkok, sekali lagi memerintahkan pada pertemuan Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok untuk melindungi lahan pertanian dan laboratorium benih. Ia mengatakan bahwa hanya dengan menguasai benih dapat menjamin ketahanan pangan  Tiongkok.

Chen Weijian, pemimpin redaksi “Beijing Spring” dan orang media senior di Selandia Baru menilai, saat ini benih pada dasarnya dimonopoli oleh perusahaan besar, dan perusahaan benih  juga dimiliki oleh perusahaan besar di Barat. Situasi di  Tiongkok, perusahaan benih ini dan lainnya, seperti perusahaan besar, mereka semua merasa bahwa  Tiongkok tidak lagi memiliki lingkungan bisnis dan lingkungan produksi yang baik, dan mereka secara bertahap menarik diri dari daratan Tiongkok. Setelah mereka mundur dari  Tiongkok, akan ada celah  Tiongkok tidak bisa mengisi sekaligus. Krisis pangan diperkirakan, akan lebih menonjol dalam dua atau tiga tahun ke depan, bukan tahun ini atau tahun depan.” (hui)

Kabin Fangcang Shanghai Penuh Sesak, Pasien Terjebak di Mobil Tanpa Makanan atau Minuman

0

Pihak berwenang Shanghai mengharuskan orang-orang yang  positif COVID-19 untuk diisolasi, tetapi tidak ada cukup tempat tidur penampungan Fangcang di rumah sakit. Bahkan, beberapa orang yang dikarantina telah terjebak di mobil mereka untuk waktu yang lama. Selain itu,  mereka yang memenuhi syarat untuk keluar tidak diperbolehkan meninggalkan kabin dan mereka juga tidak memiliki cara untuk meminta bantuan

Xiong Bin dan Liu Fang – NTD

Pada 10 April, pasien positif COVID-19 di Jalan Jinyang diberitahu untuk dikirim ke Rumah Sakit Zhoupu Fangcai, tetapi akhirnya dikirim ke stasiun (sekolah di Zhoupu) pada pukul 3:00 tengah malam, mengatakan bahwa mereka akan dipindahkan ke Qingpu pada pukul 8:00 keesokan paginya. Pada 11 April, seluruh titik karantina sedang menunggu mobil dan ada banyak mobil sedang berada di jalanan.

Selain itu, pada 11 April, Xiao Zhang yang mengirim pesan meminta bantuan, mengatakan bahwa setelah pukul 10 pagi baru ada mobil. Tujuh bus penuh dengan pasien dan menunggu di jalan tanpa dikirim ke tempat penampungan. Kemudian pada pukul 17.00, mereka baru sampai ke titik isolasi perumahan yang terjangkau di Jalan Jinhai, tetapi  khawatir masalahnya belum terpecahkan.

Xiao Zhang yang meminta bantuan berkata: “Kami ditelantarkan di dekat pasar sayur Jinyang. Kami tidak bisa bergerak. Dari jam 11 sampai sekarang, kami tidak bisa pergi ke mana pun, dan kami tidak tahu bagaimana situasinya. Tidak ada yang memberi tahu kami  dan AC tidak dinyalakan di dalam mobil, keadaannya gawat, orang tua dan yang sakit tidak mendapatkan makanan  apa pun dari pagi hingga malam, tidak punya tempat untuk pergi ke toilet.”

Pada 10 April, sebuah video menunjukkan bahwa empat puluh atau lima puluh pasien positif COVID-19 di Pudong, termasuk orang tua dan anak-anak. Mereka menginap di bus transfer semalaman. Tanpa air dan makanan, ada warga pergi ke tiga kabin Fancang, tetapi tidak ada yang menerima. Seorang wanita di dalam mobil dengan putus asa berteriak meminta pulang ke rumah.

Sebuah video live streaming menyebutkan : “Saya ingin pulang, saya ingin pulang, jika tidak saya akan mati di sini. Saya ingin mati. Kita semua mati bersama, Anda juga tidak bisa selamat, kenapa memperlakukan kami seperti ini?.”

Mr Sun, yang mengirim pesan bantuan pada tanggal 10 April mengatakan bahwa, dia diberitahu untuk dipindahkan ke rumah sakit darurat. Seluruh pasien di mobil terjebak di dalam mobil tanpa pengawasan. Di jalanan, tidak ada makanan atau minuman selama beberapa jam, tidak bisa ke toilet, tidak boleh keluar dari mobil dan tidak punya cara untuk meminta bantuan.

Pak Sun sambil meminta bantuan dan berkata: “setelah beberapa jam baru diizinkan turun dari bus. Di tempat isolasi tersebut tidak banyak tempat tidur. Awalnya tidak menerima karena tempatnya penuh sesak. Tetapi akhirnya hanya bisa tinggal di koridor, lingkungan sangat berisik.”

Selain itu, manajemen tempat penampungan di Shanghai World Expo Park menjadi kaca balau. Apalagi mereka yang memenuhi syarat  tidak diizinkan keluar dan tidak dapat menemukan cara untuk mengajukan protes. Ada orang yang mengalami gangguan saraf, sambil menangis minta pulang.

Sebuah video streaming lainnya berkeluh kesah dengan berbunyi : “Tolong biarkan aku pulang, biarkan aku pulang. kami semua memenuhi kriteria untuk keluar, tetapi banyak dari kita yang tidak bisa keluar. Apakah kalian ingin keluar? Apakah ada yang peduli dengan kami? Kami sudah sehat, bukan tahanan, membatasi kebebasan kami.” (Hui)

Inggris Meningkatkan Bantuan Militer ke Ukraina, Sumbangan Internasional untuk Pengungsi Ukraina USD 9,9 Miliar

Perang antara Rusia dan Ukraina menemui jalan buntu. Pada 6 April, Perdana Menteri Austria dan Perdana Menteri Inggris masing-masing mengunjungi Kyiv dan bertemu dengan Zelensky. Inggris sekali lagi memberikan dukungan militer dan keuangan kepada Ukraina. Pada saat yang sama, sebuah acara penggalangan dana internasional mengumpulkan hampir US$9,9 miliar untuk mendukung pengungsi Ukraina

Yu Tin – NTD

Pada 9 April, kota Kharkiv di Ukraina timur terus diserang oleh pasukan Rusia, menghancurkan bangunan tempat tinggal dan melukai setidaknya dua orang.

“Kepala yang terpukul, ledakan mendorong saya jatuh ke bawah, tangga runtuh, pintu dan jendela pecah, dan secara ajaib saya selamat,” kata Natalia, seorang penduduk Kharkiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina akan menghadapi “pertempuran keras” ketika pasukan Rusia berkumpul kembali di timur dan sambil mempersiapkannya akan mencari solusi diplomatik untuk mengakhiri perang.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Austria Karl Nehammer tiba di Kyiv, ibu kota Ukraina, dan bertemu dengan Zelensky, mengatakan bahwa Uni Eropa akan memberikan sanksi lebih lanjut kepada Rusia.

“Di dalam UE, kami akan terus meningkatkan sanksi hingga akhir perang. Kami sekali lagi menyetujui paket sanksi, dan akan ada lebih banyak sanksi di masa depan,” ujar Kanselir Austria Nehamer.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv untuk membahas dengan Zelensky tentang paket baru dukungan militer dan keuangan, termasuk bantuan  120 kendaraan lapis baja dan sistem rudal anti-kapal terbaru. Pada saat yang sama, menjamin Bank Dunia untuk memberikan pinjaman tambahan US$ 500 juta untuk Ukraina, sehingga pinjaman yang dijamin oleh Inggris menjadi US$1 miliar.

“Kami akan menekan ekonomi Rusia, meningkatkan sanksi setiap minggu. Inggris dan negara-negara lain akan memberikan Ukraina peralatan, teknologi, pengetahuan, dan intelijen sehingga mereka tidak akan diserang. Saya tegas percaya bahwa Ukraina yang merdeka dan berdaulat akan bangkit kembali, pertama-tama berkat kepahlawanan dan keberanian rakyat Ukraina, terima kasih, dan terima kasih atas kemuliaan kalian,” kata Boris Johnson.

Sehari sebelumnya pada 8 April, Inggris telah mengumumkan bantuan militer tambahan sekitar USD.130 juta, termasuk 800 rudal anti-tank dan rudal pertahanan udara “Starlight” dan perlengkapan militer lainnya.

Sejak pembantaian warga sipil ditemukan di tempat-tempat di mana pasukan Rusia ditarik, masyarakat internasional terkejut, dan sanksi terhadap Rusia kembali meningkat. Rusia, di sisi lain, telah membantah tuduhan pembantaian warga sipil di Bucha dan pemboman stasiun kereta api sipil.

Namun demikian, pada 8 April, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen dan yang lainnya juga melakukan kunjungan lapangan ke pembantaian saat mereka mengunjungi Kyiv. Pada 9 April, Von der Leyen menyebutkan situasi tragis Bucha ketika ia berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk Ukraina di Polandia.

“Saya mengunjungi Bucha kemarin di Kyiv dan kengerian yang saya lihat tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saya sangat mengagumi teman-teman Ukraina pemberani yang berjuang di garis depan. Mereka berjuang untuk kita,” ujar Presiden Komisi Eropa von der Leyen.

Pada penggalangan dana, para donor, termasuk pemerintah Kanada dan Komisi Eropa, menjanjikan sekitar 9,9 miliar dolar AS  dalam bentuk sumbangan, pinjaman, dan hibah untuk membantu pengungsi di Ukraina. Lebih dari 4 juta orang  meninggalkan Ukraina untuk mencari suaka di negara-negara Uni Eropa.  (hui)

Penduduk Sri Lanka : “Belt and Road” Pengkhianatan Terhadap Negara

Lin Yi

  • Partai Komunis Tiongkok memberikan pinjaman besar kepada negara-negara berkembang di luar negeri melalui inisiatif “Belt and Road”, mengekspor pengaruh dan menyusup. Lebih parah lagi, banyak negara telah menjadi pengikut partai Komunis Tiongkok. Diantaranya, Sri Lanka, melalui “Inisiatif Belt and Road”, telah meminjam hingga 3,5 miliar dolar AS dari Partai Komunis Tiongkok
  • Negara ini dililit utang dan saat ini menghadapi krisis ekonomi terbesar dalam beberapa dekade. Masyarakat lokal terus turun ke jalan untuk memprotes,  bahkan menuntut pengunduran diri presiden

“Orang-orang di negara ini tidak dapat bertahan hidup, masalah minyak belum terpecahkan, harga komoditas telah berlipat ganda, bagaimana orang-orang dapat hidup? Kami meminta pemerintah untuk segera mundur,” kata seorang demonstran warga Sri Langka Joseph Stalin.

Pada 7 April waktu setempat, di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, ribuan orang berbaris di jalan-jalan, meneriakkan “presiden harus mundur” dan “jangan biarkan mereka pergi dengan uang curian”.

Seorang anggota Parlemen Oposisi Patali Champika Ranawaka mengatakan, khususnya generasi muda di negeri ini, dengan suara bulat menuntut agar keluarga Rajapaksa mengembalikan kepada kami uang yang telah mereka jarah dari negara kami.”

Pada 2017, pemerintah Sri Lanka berpartisipasi dalam proyek “Belt and Road” partai Komunis Tiongkok, membangun pusat keuangan di Kolombo, dan juga mengalihkan kendali pelabuhan Hambantoda kepada Beijing, menyerahkan sumber daya strategis  bagi kedaulatan dan terjebak dalam  “jebakan utang”.

Penduduk lokal: “Saya tidak berpikir itu ide yang baik (dari kota pelabuhan) karena (rasanya) negara ini seperti … dijual kepada orang-orang (Tiongkok) dan Sri Lanka adalah Sri Lanka. Seluruh negara menderita karena masalah ini. Sistem ekonomi Lumpuh.”

Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh “Belt and Road” tidak akan bisa diredakan dengan cara apapun. Para demonstran memprotes kelambanan pemerintah Rajapaksa dan keuntungan politik keluarganya.

Sri Lanka dilanda kekurangan bahan bakar, listrik, makanan dan barang-barang lainnya selama berminggu-minggu. Harga meroket, dan orang-orang mengantre berjam-jam untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

“Kami kekurangan ini…susu, gas dan minyak dan semua makanan,” kata seorang Penduduk setempat Steve Louis.

Seluruh sistem kesehatan Sri Lanka juga menghadapi keruntuhan, dengan Asosiasi Medis memperingatkan pada Kamis bahwa kekurangan obat-obatan konvensional dan peralatan medis dapat menyebabkan bencana. (hui)

Khawatir Munculnya Kluster Penularan, Warga Shanghai Memboikot Tes COVID-19 yang Digelar Secara Massal

0

Penutupan kota Shanghai terus berlanjut. Di antara mereka, meskipun tes COVID-19 terpusat secara luas diduga menyebabkan infeksi silang di antara sejumlah kelompok, cara itu masih digunakan oleh pemerintah Tiongkok di semua tingkatan sebagai sarana penting dari kebijakan “nol kasus”. Beberapa hari lalu, warga beberapa komunitas di Shanghai mulai memboikot secara kolektif. Bahkan, menolak turun ke lokasi untuk mengikuti tes COVID-19

Li Qian/Luo Ya/Chen Jianming

Pada akhir Maret, pejabat Shanghai memutuskan untuk membagi Huangpu River sebagai perbatasan untuk mengontrol Pudong dan Puxi secara bergantian. Rencana awal adalah untuk membuka blokir masing-masing pada 1 dan 6 April. Namun demikian, pada 10 April, langkah kontrol penguncian seluruh kota yang ketat masih diterapkan.

Sekitar 25 juta penduduk Shanghai dikurung dan diminta untuk “tinggal di rumah”. Tes COVID-19 berbasis jalanan sering dilakukan, kekurangan bahan kebutuhan hidup semakin parah, dan tidak ada lagi jalan bagi dokter serta pasien untuk mencari bantuan yang menyebabkan orang-orang kewalahan. Hingga memicu  meletusnya keluhan publik dan protes terhadap berbagai tindakan pengendalian yang ekstrem. 

Pada 8 April, sekelompok tenaga medis yang melakukan tes COVID-19 datang ke komunitas tertutup untuk mempersiapkan tes COVID-19, tetapi hasilnya ditentang secara kolektif oleh warga komunitas.

Seorang kameramen berkata : “Kepala gedung tidak membiarkan penghuni turun, dan para sukarelawan memanggil dan dimarahi. Penghuni Gedung 14 juga mengatakan bahwa mereka harus tidur sebelum turun.”

Video tersebut memicu perdebatan sengit di dunia maya. Netizens berkata: “Orang-orang mengerti bahwa turun adalah risiko.” 

Beberapa netizen juga menunjukkan: “Mengapa Anda menyalahkan penduduk Shanghai? Kebijakan nol kasus ini membiarkan orang menjalani berulang kali tes COVID-19. Siapa yang tidak akan menolak?”

Mr Sheng, seorang penduduk Shanghai berkata : “Ada seorang dokter influencer Zhang Wenhong di Shanghai, dia berkata bahwa tes COVID-19 dari semua warga tidak ada artinya. Kami juga bermaksud sama. Jika Anda telah melakukannya sekali, dua kali, tiga kali , empat kali, lima kali, maka keenam kali hasilnya akan negatif, tidak mungkin positif. Karena kami telah diisolasi oleh Anda dan tidak ada aktivitas, apa gunanya Anda melakukannya lagi?”

Pengujian COVID-19 terpusat yang dianjurkan oleh partai Komunis Tiongkok telah dipertanyakan secara luas, dan pengumpulan sejumlah besar orang dalam satu titik akan menyebabkan infeksi silang kelompok. Bahkan di  daratan Tiongkok, ada suara-suara oposisi yang konstan.

Video Profesor Zhang Tangde, kepala dokter SUSTech mengatakan “Lepaskan masker selama tes, lalu hirup, virus menyebar di udara. Partikel virus ini sangat kecil, dan akan bertahan lama. Segera setelah Anda menarik dan menghembuskan napas.”

Mr Sheng mengatakan: “Ya, benar, semua yang berbicara adalah dokter, mereka bukan orang biasa, tetapi profesional. Faktanya, ketika melakukan (pengujian asam nukleat), orang-orang yang berkumpul masih sangat dekat. Infeksi baru-baru ini akan menjadi parah . Begitu banyak orang di Shanghai telah terinfeksi semua tes COVID-19.”

Wang Jin Qiu, orang media senior di daratan Tiongkok, mengatakan bahwa di balik pengujian COVID-19 skala besar, mungkin juga ada rantai kepentingan hitam yang besar.

Jin Qiu, seorang media senior di media daratan Tiongkok berkata : “Sekarang epidemi telah menciptakan beberapa rantai industri, dan banyak orang telah menghasilkan banyak uang darinya. Baik itu vaksin, asam nukleat, atau isolasi, berbagai pengeluaran dapat menghasilkan banyak uang, begitu banyak orang tidak mau menghentikan epidemi.”

Untuk waktu yang lama, otoritas partai Komunis Tiongkok telah menganggap apa yang disebut “kebijakan nol kasus” sebagai tugas politik, dan mereka telah memberikan tekanan pada setiap tingkat, sehingga menyebabkan sejumlah besar bencana sekunder. Skrining asam nukleat untuk semua staf adalah bagian penting dari itu. Meskipun kerugiannya jelas, pemerintah partai Komunis Tiongkok di semua tingkatan masih senang melakukannya.

Pada 6 April, Pemerintah Kota Shanghai mengumumkan pada sebuah pertemuan bahwa mereka harus dengan penuh semangat mempromosikan semua inspeksi, semua penerimaan, dan semua karantina.

Sebuah video online menunjukkan bahwa seorang wanita sakit dan tidak berpartisipasi dalam tes COVID-19 semua warga. Polisi datang ke rumahnya untuk menangkap orang tersebut secara kasar.

Komentar Netizen: Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Menjadi Gerakan Pemeliharaan Stabilitas! Siapa pun yang berani menentang perbedaan pendapat akan ditekan terlebih dahulu.

Seorang pengacara Taiwan Zhu Wanqi mengatakan: “Apakah itu selama epidemi atau yang disebut periode sensitif mereka, orang-orang Tiongkok tidak memiliki hak asasi dan kebebasan dasar. Jadi jika mereka diminta untuk menghancurkan, mereka akan menghancurkan, jika mereka ingin pindah, mereka akan pindah, dan jika mereka ingin menutup kota, mereka akan mengunci kota. Perawatan mereka sama sekali tidak memenuhi persyaratan dasar hak asasi manusia internasional.”

Pada Maret, setelah meletusnya epidemi di Shanghai, pihak berwenang mewajibkan pengujian COVID-19 secara nasional. Saat itu, seorang warga, Pak Ma menelepon hotline walikota untuk mengadukan pelanggaran Komisi Kesehatan .

Dikatakannya, logika skrining tes COVID-19 untuk orang sehat adalah konyol dan melanggar UU Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. Pak Ma mengatakan, menurut logika ini, pejabat Komisi Kesehatan dan Kesehatan harus melakukan skrining kejiwaan, karena mereka semua adalah pasien potensial, dan mereka hanya dapat bekerja jika mereka memiliki laporan identifikasi normal dalam waktu 48 jam. (hui)

Ukraina Merilis Laporan Pertempuran Terbaru, Tentara Rusia Mengakui Mengalami ‘Kerugian Signifikan’

NTD

Sudah lebih dari sebulan sejak Rusia menginvasi, Ukraina mengumumkan bahwa 19.000 perwira dan tentara Rusia tewas dalam pertempuran. Pejabat Rusia juga jarang mengakui dalam beberapa hari terakhir bahwa tentara Rusia menderita kerugian dalam perang.

Mengutip aporan oleh Sky News pada 8 April, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media sehari sebelumnya bahwa sejak tentara Rusia meluncurkan “operasi militer khusus” pada 24 Februari, pasukan Rusia menderita “kerugian signifikan” di Ukraina.

Dengan “operasi militer khusus” Peskov mengacu kepada invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari. Dia mengatakan perang “adalah tragedi besar bagi kami”.

Kantor berita Reuters mengutip Perdana Menteri Rusia,Mikhail Vladimirovich Mishustin mengatakan pada 8 April, bahwa Rusia menghadapi situasi paling sulit dalam 30 tahun. Dikarenakan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah  dijatuhkan oleh negara-negara Barat.

Menurut laporan pertempuran terbaru yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Ukraina di halaman Facebook resmi, dari invasi Rusia pada 24 Februari hingga pukul 6 pagi pada 8 April, sekitar 19.000 tentara Rusia tewas dalam aksi.

Selain itu, tentara Ukraina menghancurkan lebih dari 2.500 dari berbagai jenis tank Rusia, serta 333 sistem artileri, 108 kendaraan roket ganda, 55 sistem pertahanan udara, 150 pesawat militer, 135 helikopter, 7 kapal selam, dan 76 kapal tanker minyak, 112 drone, 25 peralatan khusus dan 4 kendaraan peluncuran bergerak.

Menurut briefing perang yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 7 April, sejak Rusia meluncurkan “operasi militer khusus”, total 125 pesawat Ukraina dan 93 helikopter, 413 drone, 227 set sistem rudal anti-pesawat, Tank 1987 dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 218 sistem roket ganda, 866 artileri lapangan dan mortir, dan 1.894 kendaraan pasukan khusus yang dihancurkan. (Hui)

Khawatir AS Menggulingkan Rezim Komunis, Beijing Percepat Pengembangan Senjata Nuklir

0

 oleh Zhang Ting

Wall Street Journal (WSJ) mengutip informasi dari sumber yang mengetahui masalah melaporkan bahwa militer Tiongkok sedang mempercepat pembangunan senjata nuklir dengan salah satu alasannya adalah setelah meninjau bahwa kebijakan Tiongkok dari pemerintahan AS sekarang lebih bersifat predator (war hawk) daripada pemerintahan sebelumnya. Karena itu Beijing khawatir dengan kemungkinan Washington menggulingkan rezim komunis.

Pada 9 April, Wall Street Journal (WSJ) mengutip ungkapan dari seorang sumber yang akrab dengan pemikiran para pemimpin puncak Tiongkok memberitakan, bahwa saat ini Beijing telah mempercepat pengembangan senjata nuklirnya karena adanya perubahan penilaiannya terhadap ancaman AS terhadap rezim Tiongkok.

Beberapa dari mereka mengatakan bahwa upaya percepatan pengembangan senjata nuklir Tiongkok sudah dimulai jauh sebelum invasi Rusia ke Ukraina, tetapi fakta bahwa AS tidak secara langsung bergabung dalam perang dalam perang Rusia – Ukraina kali ini justru  memperkuat keputusan Beijing untuk lebih berfokus terhadap pengembangan senjata nuklir. 

Pemimpin Tiongkok percaya bahwa memperkuat pengembangan senjata nuklir Tiongkok, merupakan cara untuk mencegah Amerika Serikat terlibat langsung dalam potensi konfliknya dengan Taiwan.

Menurut para analis yang mempelajari citra satelit untuk wilayah tersebut, bahwa dalam pemantauan mereka menemukan kegiatan pada 100 lebih proyek yang berada di wilayah barat terpencil Tiongkok, yang dicurigai merupakan sumur untuk peluncuran rudal dan penyimpanan hulu ledak nuklir yang mampu mencapai daratan Amerika, pekerjaan pembangunannya semakin gencar akhir-akhir ini. 

Sumber : Militer Tiongkok menganggap senjata nuklir mereka sudah usang

Pejabat militer dan analis keamanan AS khawatir bahwa percepatan pengembangan senjata nuklir Tiongkok dapat berarti mereka mungkin dapat melakukan serangan nuklir secara tiba-tiba. Tetapi sumber yang dekat dengan kepemimpinan Tiongkok mengatakan kepada WSJ, Beijing berjanji untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir, sementara itu militer Tiongkok berpendapat bahwa dengan senjata nuklir mereka yang sudah usang, akan membuat perlawanan terhadap potensi serangan nuklir AS menjadi tidak efektif.

“Kemampuan nuklir Tiongkok yang lebih rendah hanya akan membuat Amerika Serikat semakin tertekan”, kata seorang sumber yang dekat dengan pimpinan partai.

Pengembangan senjata nuklir Tiongkok menyulut kewaspadaan militer AS

Ambisi Tiongkok untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir telah menimbulkan kekhawatiran pihak militer AS. Charles Richard, Komandan Komando Strategis AS dalam sebuah sidang dengar pendapat di Kongres AS pada 5 April mengatakan, senjata hipersonik dan persenjataan nuklir Tiongkok berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan dan meningkatkan ancaman terhadap Amerika Serikat.

Dia juga mengatakan bahwa setiap rencana aksi Pentagon dan setiap kemampuan lainnya dibangun di atas asumsi untuk menekan ancaman terhadap strategis, terutama ancaman pada penggunaan senjata nuklir.

Charles Richard menambahkan : “Militer AS sudah tidak lagi memiliki kemewahan untuk mengasumsikan bahwa risiko masih dapat dianggap rendah, terutama selama masa krisis”.

Pihak berwenang Tiongkok, juga sedang gencar membangun ladang rudal nuklir yang masing-masing memiliki sekitar 120 buah sumur peluncuran di wilayah barat mereka. Kata Richard.

Sebuah citra satelit yang diperoleh tahun lalu mengungkapkan bahwa militer Tiongkok juga melatih pasukannya untuk melawan pasukan AS.

Pada bulan November 2021, citra satelit yang disediakan oleh ‘Maxar Technologies’ menunjukkan, bahwa di lapangan tembak tempat latihan militer yang baru dibangun di Gurun Taklimakan, Xinjiang, muncul target tiruan berskala penuh dan proporsional dari kapal induk Angkatan Laut AS dan setidaknya 2 buah kapal perusak peluru kendali kelas Burke. Pada saat itu, Reuters melaporkan bahwa hal itu mencerminkan keinginan militer Tiongkok untuk meningkatkan kemampuannya dalam melawan kapal induk dan kapal besar AS lainnya, di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara atas konfrontasi di Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. 

Juru bicara Pentagon John Kirby pada saat itu menanggapinya dengan mengatakan : “Kami berfokus pada pengembangan kemampuan dan konsep operasi untuk memastikan bahwa kami memiliki sumber daya dan strategi yang tepat, sehingga kami dapat meletakkan komunis Tiongkok sebagai tantangan terbesar untuk dihadapi”.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan anggarannya untuk tahun fiskal 2023 pada 28 Maret tahun ini. Diantaranya USD. 773 miliar telah dianggarkan untuk Kementerian Pertahanan. Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengeluarkan pernyataan yang isinya merinci penggunaan anggaran tersebut antara lain untuk membeli berbagai senjata canggih untuk memodernisasi kekuatan nuklir, angkatan udara, angkatan laut dan angkatan darat Amerika Serikat.

Lloyd Austin mengatakan anggaran Fiskal 2023 memungkinkan Kementerian Pertahanan AS untuk mengembangkan, mendapatkan dan memodernisasi kemampuan militer demi memastikan efektivitas tempur di semua lini untuk memenuhi tantangan yang terus meningkat dari komunis Tiongkok, juga untuk mengatasi ancaman serius dari Rusia.

Apakah Amerika Serikat mampu melindungi Taiwan ? Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS menyatakan keyakinannya terhadap kekuatan militer AS saat berbicara dalam Forum Keamanan Aspen pada 3 November 2021. Dia menegaskan bahwa AS benar-benar mampu melindungi Taiwan dari invasi militer Tiongkok jika diminta.

Dia juga mengatakan bahwa AS mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis” (strategi abu-abu) dalam pendiriannya untuk melindungi Taiwan, dan jika Tiongkok mencoba untuk menguasai Taiwan, maka itu akan menjadi hak bagi presiden untuk memutuskan apakah AS terlibat atau tidak.

“Yang jelas kami mampu melakukan segala macam hal di seluruh dunia, termasuk di Taiwan jika memang itu diperlukan. Kami sama sekali tidak meragukan hal itu”, kata Mark Milley. (sin)

Stasiun Kereta Api Ukraina Dibom, Sanksi Internasional Terbaru Terhadap Rusia

Ukraina menuduh Rusia menyerang stasiun kereta api sipil, yang menyebabkan ratusan korban jiwa pada Jumat 8 April 2022. Pada saat yang sama, lebih banyak warga sipil yang dibantai ditemukan di daerah yang dievakuasi oleh pasukan Rusia. Presiden Komisi Eropa, von der Leyen dan yang lainnya tiba di Kyiv pada Jumat 7 April bertemu dengan Presiden Zelensky

Bi Xinci dan Lin Mingdi


Pihak berwenang Ukraina merilis video pada Jumat 7 April yang menunjukkan serangan rudal di stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk. Dilaporkan sedikitnya 39 orang tewas dan 87 lainnya terluka. Pihak berwenang mengatakan ada sekitar 4.000 orang di stasiun pada saat serangan itu.

Berbicara kepada parlemen Finlandia hari itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan stasiun itu digunakan untuk mengevakuasi warga sipil ke tempat yang aman.

Namun demikian, Kremlin membantah terlibat dalam serangan itu.
Di daerah yang dievakuasi oleh Rusia, pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka menemukan lebih banyak warga sipil tewas.


Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova: “Kami menemukan di wilayah Kyiv: Malikav, Borodyanka, Bucha, Gostomelli, Irpin, 650 mayat, termasuk 40 anak-anak.”


Di kota Borodyanka, barat laut Kyiv, 26 mayat ditemukan di bawah dua bangunan.


Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa situasi di Borodyanka lebih buruk daripada “Butcha”.


Intelijen militer Inggris mengatakan pada Jumat 7 April, bahwa semua pasukan Rusia telah ditarik dari Ukraina utara.


Moskow mengakui untuk pertama kalinya pada Kamis bahwa pasukan Rusia menderita kerugian besar di Ukraina.


Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov berkata : “Kami kehilangan banyak pasukan, yang merupakan tragedi besar bagi kami.”


Von der Leyen juga mengadakan pembicaraan dengan Zelensky.
Sementara itu, masyarakat internasional terus memberikan sanksi kepada Rusia.


Pada Jumat 8 April, Jepang mengusir delapan pejabat Rusia, mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia. Pada hari yang sama, Australia menyediakan 20 kendaraan lapis baja atas permintaan Ukraina.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan: “Kami ingin mengeluarkan Rusia dari Ukraina sesegera mungkin, dan kami ingin melindungi wanita dan anak-anak Ukraina.”

Selain itu, Jerman dan Inggris melarang pesawat kargo Rusia dan jet pribadi lepas landas.


Para menteri luar negeri G7 dan Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama pada Kamis 7 April, yang menjatuhkan sanksi lebih kepada Rusia, memperkuat Ukraina, mengutuk kekejaman di Bucha dan memperingatkan konsekuensi serius dari penggunaan senjata kimia atau biologi. (hui)