Tuntutan Litigasi Keluarga Korban MH 370 Tertinggi Mencapai Setara Rp 143 Miliar Lebih

Epochtimes.id- Insiden kecelakaan Pesawat penumpang Malaysia Airlines MH-370 sudah terjadi lebih dari tiga tahun, sejauh ini tidak ada berita pasti.

Belasan anggota keluarga penumpang telah mengajukan tuntutan ganti rugi kepada 5 pihak yang termasuk Malaysia Airlines. Pertemuan pra-sidang dalam kasus ini di Tiongkok diadakan di Beijing pada tanggal 20 November, di mana klaim tertinggi mencapai RMB.70 juta lebih atau Rp 143 miliar.

Telah dilaporkan oleh media ‘Beijing News’ dan lainnya bahwa sebagai penggugat pertama dalam kasus ini, warga Henan bernama Li Xiuzhi pada 20 Nopember siang telah duduk di kursi penggugat dalam pengadilan menengah di Beijing (Beijing Railway Transport. Intermediate Court).

Putrinya bernama Li Jie merupakan salah satu korban MH-370. Kelima pihak yang dituntut Li Xiuzhi masing-masing adalah perusahaan penerbangan Malaysia Airlines, Malaysia International Airlines, Boeing, Rolls-Royce Holdings Ltd. dan Allianz Insurance Group.

Laporan menyebutkan, Li Xiuzhi telah mengajukan 10 klaim ganti rugi yang totalnya mencapai RMB.14.67 juta.

Sebagaimana yang dikatakan oleh pengacara hukum Zhang Qihui yang mewakili 14 klien termasuk Li Xiuzhi bahwa, hal yang diprihatinkan penggugat adalah sangat mengharapkan pengadilan sesuai tanggung jawab departemen terkait untuk mengidentifikasi dan mempublikasikan penyebab kejadian yang dialami MH-370 pada 8 Maret 2014. Menentukan penanggung jawab peristiwa itu.

Perusahaan Malaysia Airlines sampai saat ini masih berpendapat bahwa keberadaan pesawat naas itu belum diketahui. Bila ada kejadian semacam ini, biasanya anggota keluarga korban akan menuntut penyelidikan dari perusahaan penerbangan atau pemerintahan yang bersangkutan atau mencari bantuan dari organisasi internasional.

Tetapi pihak berwenang dari Maskapai Penerbangan Internasional Malaysia yang baru dibentuk setelah peristiwa itu bahkan mengatakan bahwa hilangnya pesawat MH-370 itu terjadi sebelum perusahaan tersebut dibentuk, jadi itu bukan urusan perusahaannya.

Pembuat pesawat Boeing mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan kualitas pesawat terbang, desainnya termasuk sempurna dan pesawat juga sudah dilengkapi dengan berbagai petunjuk pengoperasian, pesawat itu tergolong laik terbang, sehingga tidak perlu bertanggung jawab. Rolls-Royce Holdings Ltd juga mengatakan bahwa mesin yang dibuat perusahaannya  tidak bermasalah.

Perusahaan asuransi Jiwa Allianz menyebutkan bahwa mereka bukanlah pihak penanggung atau reasuradur sehingga tidak bertanggung jawab terhadap kompensasi.

Li Xiuzhi menyatakan sikap tidak puas atas jawaban tersebut di atas. Semua pihak mengatakan dirinya tidak bertanggung jawab. Tetapi putrinya tak mungkin bisa kembali. “Saya menghengdaki jawaban yang adil buat anak saya !” katanya sedih.

Dilaporkan bahwa sejumlah anggota keluarga korban lainnya juga ikut hadir dalam pengadilan itu. Pertemuan pra-sidang akan berlangsung di Beijing dari 20 November hingga 24 November, dan mereka juga akan menuntut kompensasi yang berkisar antara 10 juta – 70 juta lebih kepada lima pihak yang diajukan sebagai terdakwa. Selain itu, proses pengadilan di Amerika Serikat akan diadakan di Washington pada pertengahan bulan depan.

Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH-370 yang membawa total 239 orang sedianya akan terbang menuju Beijing pada 8 Maret 2014. Tetapi kehilangan kontak dan kemudian dinyatakan hilang sampai sekarang.

Sejak saat itu, Australia, Tiongkok dan Malaysia mengadakan operasi pencarian sampai 3 tahun dan menghabiskan dana total senilai USD.160 juta.

Dalam laporan final operasi pencarian yang dibuat Otoritas Keselamatan Transportasi Australia pada 3 Oktober disebutkan bahwa hingga kini pesawat naas itu belum dapat ditemukan.

Kecelakaan ini telah menjadi satu-satunya kecelakaan dalam sejarah penerbangan komersial yang gagal dalam upaya mengidentifikasikan lokasinya.

Banyak teori yang mengacu pada kecelakaan itu, antara lain pembajakan, serangan teroris dan lain sebagainya. Tetapi pengusaha Tiongkok dalam pengasingan di AS, Guo Wengui dalam video yang direkamnya pada 6 September mengungkapkan bahwa insiden hilangnya MH-370 itu merupakan sebuah ‘Pembunuhan politik’.

Menurut dia, dalam pesawat itu ada beberapa petugas dari Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik, ada orangnya Jiang Mianheng putra Jiang Zemin yang menjadi penghubung dalam transplantasi ginjal.

Dia menambahkan, tujuan akhirnya tak lain adalah pembunuhan demi tutup mulut, menghindari terbocornya bukti transplantasi organ hidup yang dibeking oleh Jiang Mianheng dan sejumlah pejabat tinggi negara. (Sinatra/asr)

Sumber : epochtimes.com