Lampaui Garis Merah, Afghanistan Menegaskan Taliban Harus Dikalahkan di Medan Perang

Epochtimes.id- Afghanistan mengatakan pada Selasa (30/01/2018) bahwa Taliban harus dikalahkan di medan perang setelah Presiden AS Donald Trump menolak rencana perundingan dengan militan menyusul serangkaian serangan mematikan.

Taliban bereaksi terhadap pengumuman Trump dengan mengatakan mereka tak pernah ingin berbicara dengan AS. Namun demikian, satu anggota senior kelompok tersebut mengatakan dia memperkirakan upaya masih akan dilakukan untuk menggelar dialog.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengutuk kelompok militan tersebut atas pembantaian baru-baru ini di Kabul. Trump mengatakan AS tidak siap untuk berdialog sekarang. Dia berjanji untuk “menyelesaikan apa yang harus kita selesaikan.”

Seorang juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pemerintah telah mendorong Taliban untuk berdialog, serangan di Kabul termasuk serangan bom bunuh diri pada Sabtu lalu menewaskan lebih dari 100 orang adalah sebuah “garis merah”.

“Taliban telah melewati garis merah dan kehilangan kesempatan untuk perdamaian,” kata juru bicara, Shah Hussain Murtazawi dilansir AFP.

“Kita harus mencari perdamaian di medan perang. Mereka harus disingkirkan,” katanya.

Dia menolak berkomentar langsung mengenai pengumuman Trump.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan mereka tidak pernah ingin mengadakan pembicaraan damai dengan AS.

Trump tahun lalu memerintahkan peningkatan tentara AS, serangan udara dan bantuan lainnya kepada pasukan Afghanistan.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, mengatakan bulan ini strategi tersebut sedang berjalan dan mendorong gerilyawan mendekati perundingan.

Pengumuman tersebut sebelum seorang pembom bunuh diri menembus pusat Kabul yang dijaga ketat pada Sabtu lalu dan meledakkan sebuah ambulans yang berisi bahan peledak, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai setidaknya 235 orang.

Serangan tersebut menyusul serangan Taliban di Hotel Intercontinental di kota itu pada 20 Januari, di mana lebih dari 20 orang, termasuk empat orang Amerika tewas.

AS yakin jaringan Haqqani, sebuah faksi di dalam Taliban, berada di belakang ledakan bom Sabtu lalu di Kabul.

AS dan Afghanistan telah lama menyebut Pakistan mendukung Taliban, dan jaringan Haqqani pada khususnya, sebagai aset yang akan digunakan sebagai upayanya untuk membatasi pengaruh rival lamanya, India di Afghanistan.

Bulan ini, Trump memerintahkan pemotongan besar-besaran bantuan keamanan ke Pakistan karena kegagalannya menindak militan.

Pakistan membantah tudingan bahwa tersebut mendorong perang Afghanistan, dan mengutuk serangan baru-baru ini di Afghanistan. (asr)

Sumber : Arabnews