Benarkah Teori Evolusi Itu Eksis?

Ye Zhique

Langsung pada kesimpulannya saja: teori evolusi itu seratus persen tidak eksis. Teori evolusi Darwin hanya merupakan semacam hipotesa yang dibuat pada 160 tahun silam.

Setelah adanya penguraian kode genetika, bukti baru ilmu pengetahuan telah menghancurkan teori evolusi secara total. Kita jabarkan tiga hal dalam ilmu genetika untuk menjelaskan hal ini:

  1. Spesies yang sama, memiliki gen yang sama

Ras manusia yang tersebar di seluruh dunia, kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, memiliki gen yang sama, semua jenis kera dan anjing di seluruh dunia, masing-masing juga memiliki gen jenis masing-masing yang sama. Jika berdasarkan teori evolusi, maka gen milik kera seluruh dunia sesuai sikonnya lantas berevolusi alami menjadi manusia, itu adalah mustahil.

Jadi, kera tidak akan pernah bisa berubah menjadi manusia, dan kera juga tidak akan berubah menjadi anjing, jenis spesies bersifat tetap dan tidak berubah.

  1. Gen selalu eksis dengan sangat stabil

Kestabilan genetika adalah mutlak bagi suatu spesies untuk menjaga kestabilannya sendiri. Jadi, gen itu sangat stabil, sangat tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi.

Sebuah gen terbentuk dari ratusan bahkan ribuan susunan formasi alkali. Empat jenis alkali (T, A, C, G) yang berbeda pada DNA membentuk rangkaian kode genetika yang sangat rumit dan presisi berdasarkan susunan yang teratur dengan pola urutan yang berbeda, tiap spesies berbeda memiliki kode genetika yang berbeda pula.

Spesies apa pun, mulai dari ditemukannya sampai sekarang, telah melalui ribuan bahkan puluhan ribu tahun, bahkan lebih, tetap memiliki gen yang sama dan tidak berubah.

Kita semua tahu, tubuh manusia terdiri dari 2,900,000,000 pasang alkali, yang membentuk sekitar 27.000 buah gen, membentuk milyaran buah sel, lalu membentuk jaringan dan organ juga sistem, sangat presisi juga sangat kompleks. Semuanya berfungsi sangat harmonis, menurut kode genetika, mulai dari lahir, lalu tumbuh besar, dan melahirkan generasi baru dan lain-lain,…… terus menerus berfungsi, dan tidak akan salah, intinya, sangat spektakuler.

Ada ilmuwan ang mengatakan, “Sebuah sel tunggal sekalipun, memiliki struktur yang luar biasa kompleks, yang menyerupai sebuah metropolitan kecil. Apalagi tak terhitung banyaknya sel yang membentuk tubuh manusia dengan metode kombinasi yang lebih kompleks lagi, tentunya tidak mungkin semua ini terjadi secara kebetulan.”

  1. Mutasi gen adalah pertanda abnormal

Menurut pemahaman ilmiah dewasa ini, agar teori evolusi bisa diakui, satu-satunya kemungkinan adalah bila gen bisa mengalami mutasi. Namun ilmuwan menemukan, kemungkinan terjadinya mutasi gen sangatlah kecil, hanya sekitar satu per sepuluh ribu sampai satu per satu milyar.

Sejumlah ilmuwan secara spesifik meneliti kondisi terjadinya mutasi gen. Mereka dengan sengaja menciptakan tubuh hasil mutasi gen dalam jumlah besar, dan mendapati hasil mutasi adalah berbagai cacat, penyakit, bentuk abnormal bahkan kematian.

Mutasi gen tak bisa membuat suatu spesies berubah menjadi lebih tinggi derajatnya, hanya bisa menyebabkan kematian pada spesies tersebut. Jadi, sebenarnya mutasi sangat sulit terjadi, juga tidak akan mengalami evolusi apa pun.

Setelah penguraian kode genetika, kita menilik kembali teori evolusi Darwin, tampak seperti mainan saja.

Misalnya, Darwin mengatakan: “Alasan terbesar menentang teori evolusi saya, adalah karena tidak terdapat bukti berupa fosil. Alam ini seolah sengaja menyembunyikan bukti, agar kita tidak tahu wujud peralihan di antaranya.”

Contoh, Darwin berpendapat manusia adalah hasil evolusi dari kera, dalam proses peralihan ini akan ada manusia kera, manusia kera ini bisa ditemukan pada fosil. Tapi, dilihat dari ilmu genetika, sama sekali tidak mungkin ada jenis mahluk manusia kera ini eksis, karena spesies bersifat tetap.

Jadi alam tidak menyembunyikan bukti, karena sama sekali tidak ada. Bukan hanya tidak ada manusia kera, berbagai wujud peralihan yang diduga oleh teori evolusi itu, semuanya tidak eksis, tidak bisa ditemukan fosilnya, juga tidak ada kemungkinan evolusi apa pun.

Contoh lain, Darwin sangat takut pada mata. Ia mengatakan, “Mata dapat mengatur jarak fokus, adalah desain spektakuler yang bisa mentolerir jumlah cahaya yang berbeda dan mengkoreksi abrasi dan beda warna akibat perbedaan jumlah cahaya itu. Saya akui, jika mata dikatakan terbentuk lewat hipotesa seleksi alam sepertinya sangat konyol. Tiap kali terpikir akan mata, saya selalu merasa kagum.” Karena struktur mata yang begitu canggih, membuat Darwin merasa teori evolusi alaminya sangat tidak kuat pijakannya.

Jika Darwin menggunakan ilmu genetika modern untuk melihat sebuah mata, maka “desain spektakuler tiada tandingan” itu kemungkinan saking sangat mengejutkannya, sampai dia tidak berani lagi bicara soal teori evolusi.

Tentu, kita tidak bisa menyalahkannya. Bagaimanapun ia hanyalah seseorang dari zaman lebih dari 100 tahun lalu. Waktu itu, mikroskop hanya bisa memperbesar 300 kali. Sedangkan mikroskop electron zaman sekarang bisa memperbesar hingga 80.000 kali. Zaman sudah berubah. Seandainya Darwin masih hidup sampai hari ini, ia mungkin akan bekerja keras mempelajari ilmu genetika, dan tentunya juga tidak akan mengungkit soal teori evolusi lagi. Teori evolusi pada dasarnya hanya suatu hipotesa, dan terdapat banyak kebocoran.

Mengapa kemudian berubah menjadi prinsip sejati di dalam ilmu pengetahuan? Padahal seumur hidupnya Darwin hanya mengatakan bahwa itu adalah suatu hipotesa saja!

Terutama adalah dikarenakan ulah orang-orang seperti Hitler dan Marx, kedua orang jahat ini telah dengan sengaja memanfaatkan teori evolusi.

Hitler berkata, “Ras tingkat tinggi memperbudak ras tingkat rendah….. inilah prinsip umum alam kita ini.” Ia memanfaatkan prinsip “Seleksi Alam, yang bisa beradaptasi akan bertahan hidup” dalam teori evolusi tersebut untuk mendoktrin rasisme-nya. Dan pada PD-II, ia membantai 6 juta orang Yahudi. Ia memanfaatkan Darwinisme sosial untuk melindungi paham Nazisme.

Marx yang menjadi pengikut setan bahkan lebih jahat lagi. Setelah melihat teori evolusi, Marx seolah mendapat harta karun tak ternilai harganya. Marx mengatakan, “Sekarang kita melihat alam semesta ini dengan konsep teori evolusi, maka tidak ada lagi tempat bagi Sang Penguasa atau Sang Pencipta.”

Dengan kata lain, boleh tidak percaya lagi pada Tuhan, boleh menganut atheisme. Ia juga memasukkan bagian “Seleksi Alam, yang bisa beradaptasi akan bertahan hidup” ke dalam teori konflik antar kelas menjadi “yang kuat memakan yang lemah, yang unggul menang yang buruk tersingkirkan”. Dengan demikian ia menjadi tidak takut akan Tuhan, dengan membawa anarkis, kebohongan dan kebencian, dibangkitkanlah revolusi komunis.

Jadi, di negara komunis, teori evolusi pun menjadi “kebenaran yang mutlak”. Sama sekali tidak ada sisi ilmiah, dan sepenuhnya bersifat politik.

Sebagai contoh, setelah PKT merebut kekuasaan, teori evolusi digunakan untuk mendoktrin seluruh rakyatnya, tujuan sebenarnya adalah mendoktrinkan paham atheis yang menentang Tuhan dan leluhur serta mengobarkan konflik antar kelas yang anti-kemanusiaan.

Meskipun kode genetik telah diuraikan, teori evolusi pun menjadi tidak berlaku lagi. Namun PKT masih menggunakannya untuk mencuci otak rakyatnya. Mengapa? Karena teori evolusi adalah teori sesat, dan paham atheis serta konflik antar kelas yang dilahirkannya tentunya juga sesat dan salah. Dan telah sangat mencelakakan orang banyak. Dengan demikian, akar paham komunis telah membusuk. Maka PKT mati-matian mempertahankannya. Dan tidak bicara secara ilmiah lagi.

Kita semua telah melihat, selama lebih dari 100 tahun ini, di mana pun gelombang komunisme ini berada, yang ada hanyalah peperangan, kelaparan, pembantaian dan teror, semua adalah akibat rezim otoriter. Dan korban yang paling parah adalah Tiongkok.

Sebanyak 80 juta jiwa rakyat Tiongkok telah tewas akibat PKT, apalagi lingkungan tercemar parah, ekosistem telah dirusak. Tingkat korupsi rezim RRT juga menduduki posisi teratas di seluruh dunia, mengakibatkan kesenjangan kaya miskin yang sangat besar.

Moralitas dan kebudayaan tradisional telah dirusak, produk makanan palsu beredar luas, ditambah lagi dengan perilaku iblis menganiaya praktisi Falun Gong dan merampas organ tubuh mereka hidup-hidup. Sehingga dijuluki sebagai “kejahatan yang belum pernah terjadi di atas bumi ini sebelumnya”, semua itu adalah akibat ulah sesat paham komunis.

Jika Darwin masih hidup sampai sekarang, dan melihat teori evolusinya disalah-gunakan secara sesat oleh Hitler dan Marx, dan telah mendatangkan bencana besar bagi umat manusia, ia pasti akan sakit hati dan bunuh diri, apalagi melihat partai komunis masih eksis di dataran Tiongkok dan Korut mencelakakan warganya, sangat mungkin Darwin pun akan menjadi seseorang yang dengan gigih menentang komunis. (SUD/WHS/asr)