Ketika Dominika Memilih Hubungan dengan Tiongkok Dibanding dengan Taiwan

Ketika Republik Dominika memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mengalihkan pengakuannya ke Beijing, Taiwan bersumpah untuk menentang perampasan terbaru ini dan mengatakan bahwa rencana Beijing untuk mencabut Taiwan dari ruang internasional hanya akan membuat orang-orang Taiwan timbul kebencian dan mendorong tekad mereka untuk melawan.

Negara Karibia telah mengumumkan pada 30 April bahwa mereka telah menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok dan memutuskan hubungan dengan Taiwan. Sebelum itu, Republik Dominika adalah salah satu dari hanya 20 negara di dunia yang masih mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

“Kami telah mengambil keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok, dengan keyakinan bahwa keputusan ini akan sangat positif bagi masa depan negara kami,” kata pernyataan resmi Republik Dominika.

Meskipun tidak diakui secara resmi oleh mayoritas negara di dunia dan dikeluarkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Taiwan mempertahankan hubungan diplomatik resmi dengan sejumlah negara yang mengakui Taiwan dan bukan Tiongkok. Dengan kepergian Republik Dominika, kini hanya 19 negara yang masih ada dalam daftar.

Menurut laporan media Taiwan, intelijen yang telah berkumpul lewat jaringan diplomatik Taiwan telah memperingatkan pada akhir Februari bahwa Beijing marah atas peningkatan hubungan AS-Taiwan, khususnya bagian dari undang-undang Taiwan Travel Act, yang ditentang keras. Rezim Tiongkok berencana untuk “menghukum” Taiwan dengan merebut sekutu-sekutu diplomatik yang tersisa dari negara pulau demokratis tersebut.

Menanggapi keputusan Republik Dominika, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mengatakan pada tanggal 1 Mei bahwa tindakan tersebut “sangat disayangkan” dan juga mengatakan bahwa Taiwan sangat mengutuk rencana Beijing karena telah mengambil sekutu diplomatiknya.

Wu juga mengatakan bahwa tindakan agresif Beijing hanya akan semakin mendorong jauh rakyat Taiwan, yang mayoritas telah mendukung pemisahan politik dari Tiongkok selama diperlukan, sementara sejumlah besar dari mereka bahkan ingin menegaskan status Taiwan sebagai negara berkedaulatan independen.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri Taiwan juga memperingatkan bahwa Beijing memiliki rekam jejak untuk memikat sekutu-sekutu Taiwan dengan tawaran bantuan asing yang menguntungkan, hanya untuk mengingkari janji-janji itu setelah mereka memutuskan hubungan dengan Taiwan dan mengalihkan pengakuan ke Beijing. Kosta Rika dan negara kepulauan Afrika Sao Tome dan Principe terdaftar sebagai dua contoh negara yang telah ditipu oleh rezim Tiongkok.

Rezim Partai Komunis Tiongkok menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan bersikeras pada “kebijakan satu Tiongkok” yang menghalangi ruang internasional apapun untuk Taiwan. Ia terus-menerus memberi tekanan pada sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa. Baru tahun lalu, Panama memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mengalihkan pengakuan ke Tiongkok.

Selama dua dekade terakhir, setiap kepergian sekutu-sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa telah secara konsisten dipenuhi dengan kemarahan dan pembangkangan dari publik Taiwan, dengan politisi dan komentator biasanya mengekspresikan kemarahan dan kebencian terhadap Beijing. (ran)

ErabaruNews