Cuaca Ekstrim Sebabkan Kekeringan Parah di Eropa Tenggara

Stockholm – Kawasan Skandinavia di sebelah tenggara Eropa dilanda kekeringan ekstrim bersejarah. Gelombang panas menjadi pemecah rekor yang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.

Situasi ini sangat berat bagi petani, karena tanaman gagal panen dan makanan nabati sangat langka. Sehingga sebagian petani dipaksa untuk menyembelih hewan-hewan mereka untuk dimakan.

Skandinavia yang makmur selama puluhan tahun tidak pernah terancam bahaya kelaparan, seperti yang terjadi seabad yang lalu. Akan tetapi, kekeringan kini telah secara konsisten menjadi berita utama. Itu adalah pengingat serius tentang cuaca ekstrem yang dapat mengancam produksi pangan.

Setelah musim dingin yang panjang disertai banyak salju dan air, gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya datang pada bulan Mei. Cuaca yang sangat kering terjadi di musim panas yang membuat orang-orang menggaruk-garuk kepala.

Suhu rata-rata pada bulan Mei memecahkan rekor di seluruh Swedia. Terkadang kembali ke abad ke-18 atau 19 ketika pengukuran dimulai, menurut Lembaga Meteorologi dan Hidrologi Swedia.

Irigasi dan pembakaran terbuka dilarang di seluruh Skandinavia, dengan beberapa jaringan toko Swedia bahkan menyingkirkan panggangan barbekyu sekali pakai dari rak selama puncak musim.

Tetapi panas yang tidak biasa dan kurangnya hujan, akan membawa masalah yang jauh lebih buruk daripada rumput kering dan membatalkan barbekyu. Kekeringan saat ini telah dianggap yang terburuk dalam beberapa dekade.

Bahwa kekeringan datang begitu cepat juga membuat keadaan semakin buruk, terutama untuk panen gandum. Situs cuaca Norwegia, Yr.no melaporkan bahwa kekeringan terakhir sebesar ini melanda Norwegia pada tahun 1947, tetapi itu terjadi pada bulan Juli dan Agustus.

Masalah Jangka Panjang
Di Swedia, Federasi Petani Swedia (LRF) memperkirakan bahwa sekitar 40 persen panen gandum telah hilang. Para petani mulai panen sebulan lebih awal dari biasanya, Aftonbladet melaporkan. Bahkan jika Juli dan Agustus membawa hujan, kerusakan sudah terjadi.

Menyembelih hewan karena kekurangan makanan, masalah yang sekarang dihadapi petani di seluruh Skandinavia, juga membawa masalah dalam jangka panjang.

“Jika Anda memiliki beberapa ratus sapi, dan Anda harus membantai setengah dari mereka, itu membutuhkan waktu untuk pulih,” kata Lennart Nilsson dari LRF. “Sangat serius jika kita berakhir dalam situasi itu.”

Denmark, negara paling selatan Skandinavia, juga menghadapi cuaca kering yang luar biasa. The Danish Meteorological Institute (DMI) mengatakan bahwa kekeringan pada bulan Juni adalah yang terburuk untuk bulan itu dalam satu dekade. Martin Merrild di DMI mengatakan kepada Dr.dk bahwa ini adalah krisis terburuk bagi industri pertanian Denmark dalam satu abad.

“Ini situasi yang sangat ekstrim,” katanya.

Lahannya sangat kering sehingga mereka berisiko terbakar selama pengirikan, seperti yang terjadi di Denmark minggu ini, TV2.dk melaporkan.

Menteri Urusan Pedesaan Swedia, Sven-Erik Bucht mengatakan pada konferensi pers pada 9 Juli bahwa Swedia kini tengah terlibat dalam dialog dengan Komisi Eropa agar mendapatkan dukungan krisis dari Uni Eropa untuk petani Swedia.

Banyak orang, termasuk politisi, cepat menghubungkan kekeringan dengan perubahan iklim global, tetapi Markku Rummukainen, profesor klimatologi di Universitas Lund, mengatakan terlalu dini untuk mengatakannya.

“Butuh waktu untuk memastikan bahwa cuaca ekstrem yang langka, seperti kekeringan di Swedia, adalah perubahan abadi,” katanya kepada kantor berita TT. (Aron Lamm/Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :