Krisis Perbatasan Amerika-Ratusan Penjahat Dipastikan Menyusup pada Belasan Ribu Gelombang Pengungsi

EpochTimesId – Lebih dari 270 anggota karavan migran yang saat ini menuju utara melalui Amerika Tengah dan Meksiko ke arah Amerika Serikat telah terkonfirmasi sejarah kriminalnya. Diantara ratusan penjahat yang menyusup pada rombongan belasan ribu pengungsi dari Amerika Tengah itu termasuk anggota dari geng lintas negara yang terkenal.

Catatan kriminal mereka dikonfirmasi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat.

“Mereka termasuk sejumlah penjahat kejam, contohnya termasuk serangan yang diperburuk dengan senjata mematikan, perampokan bersenjata, kekerasan seksual terhadap seorang anak, dan serangan terhadap seorang wanita,” kata departemen itu, pekan lalu.

Senator Chuck Grassley (Republikan/Iowa) juga mengatakan memperoleh informasi yang menunjukkan bahwa beberapa anggota kafilah pertama memiliki sejarah kriminal yang signifikan. Kejahatan mereka termasuk penyerangan dan perilaku seksual yang salah terhadap seorang anak, dan keanggotaan dalam gengster MS-13.

DHS juga mengatakan bahwa banyak orang-orang di dalam karavan yang juga berasal dari negara-negara yang terkait dengan terorisme, termasuk Somalia, Afghanistan, dan Bangladesh. Koresponden Univision Francisco, Santa Anna melaporkan pada 19 Oktober, bahwa orang-orang dari Bangladesh ditemukan berada di dalam kafilah. Sebagian ditahan di sebuah fasilitas imigrasi Guatemala setelah mencoba untuk bergabung dengan para migran yang menyeberang dari Guatemala ke Meksiko.

“Kemarin ketika kami melakukan perjalanan melalui Guatemala, kami melihat orang-orang dari El Salvador dan bahkan orang-orang dari Bangladesh,” Santa Anna melaporkan. “Bisa Anda bayangkan apa yang harus mereka lakukan untuk sampai ke sini? Mereka menyusup ke dalam karavan ini dan mencoba menyeberang dengan orang banyak. Itu akan sangat menguntungkan mereka.”

Sara Carter, seorang jurnalis investigasi dan kontributor Fox News ketika meliput gerombolan kafilah pertama, mengatakan pada 22 Oktober bahwa, “Saya bertemu dengan sejumlah anggota geng remaja MS-13.”

Puluhan migran telah mengaku kepada wartawan bahwa mereka berusaha kembali ke Amerika Serikat setelah dideportasi, yang merupakan kejahatan dan pelanggaran hukum bagi Amerika Serikat. Salah seorang migran mengatakan dia dideportasi setelah dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan.

Migran lain menyatakan bahwa mereka melarikan diri dari negara asal mereka karena kemiskinan, yang tidak diterima sebagai alasan permohonan suaka di Amerika Serikat. Hanya kurang dari 6 persen, dari hampir 11.000 orang Honduras yang mengajukan permohonan suaka pada tahun fiskal 2016 yang diterima, The Epoch Times sebelumnya melaporkan.

Konfirmasi itu muncul beberapa hari setelah Meksiko mendeportasi dua orang yang berada di karavan, yang salah satunya dicari karena kasus pembunuhan. Lembar fakta juga mencatat bagaimana para pejabat Meksiko telah mengatakan berulang kali bahwa kelompok kriminal telah menyusup ke dalam kafilah.

Selain itu, Alfonso Navarrete, Menteri Dalam Negeri Meksiko, mengatakan bahwa lebih dari 10 petugas polisi federal terluka oleh para migran yang melakukan kekerasan di perbatasan Meksiko-Guatemala. Itu termasuk dua orang yang mengalami cedera otak traumatis yang ditimbulkan oleh para migran.

Guatemala sebelumnya mengatakan bahwa petugas polisi di pihak mereka juga terluka oleh kelompok itu, yang melemparkan bom Molotov, botol kaca, dan batu ke pihak berwenang. Dua migran ditangkap di Meksiko segera setelah itu, karena mencoba menembak polisi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sudah memerintahkan pengerahan pasukan ke perbatasan selatan dengan Meksiko. Anggota militer aktif sudah mulai dikerahkan secara bertahan, untuk melindungi Amerika dari serangan kekerasan semacam itu, menurut DHS.

“Potensi dari kelompok besar tersebut, yang telah menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan kekerasan guna mencapai tujuannya (masuk AS). Itu menghadirkan ancaman keamanan yang unik bagi bangsa kita dan personil Patroli Perbatasan serta keamanan rakyat Amerika. Kami telah menyaksikan kelompok-kelompok ini secara paksa melanggar batas-batas luar negeri dan telah terlibat dalam kekerasan ketika berhadapan dengan pemerintah-pemerintah negara tetangga,” kata departemen itu.

Trump mengatakan pada 31 Oktober bahwa hingga 15.000 tentara akan dikerahkan ke perbatasan AS-Meksiko.

“Kami akan pergi ke mana saja, antara 10.000 dan 15.000 personel militer selain Patroli Perbatasan, ICE, dan semua orang yang sudah bertugas di perbatasan. Tidak ada yang akan datang (masuk ke wilayah AS),” katanya.

Trump juga menyatakan bahwa kafilah itu memiliki ‘pejuang yang sangat tangguh’ dan mereka ‘berjuang keras melawan Meksiko’ di perbatasan Guatemala-Meksiko sebelum mereka menerobos. (ZACHARY STIEBER/NTD.tv/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA