Granat Yang Direbut dari Polisi Meledak di Tangan Demonstran Rompi Kuning

EpochTimesId – Seorang pengunjuk rasa yang ambil bagian dalam demonstrasi ‘rompi kuning’, Perancis dilaporkan terluka parah oleh sebuah granat di Paris, Prancis. Granat meledak ketika ‘rompi kuning’ menggelar aksi protes terhadap kebijakan Presiden Emmanuel Macron, akhir pekan kemarin.

Sud Ouest, sebuah surat kabar Prancis, melaporkan bahwa pengunjuk rasa yang tidak diketahui identitasnya berusaha merebut granat kontrol massa. Demonstran itu kemudian berusaha melemparkannya kembali kepada rombongan polisi. Namun, perangkat itu kemudian meledak di tangannya.

Olivier Etienne, deputi jaksa penuntut umum di Bordeaux, mengkonfirmasi rinciannya dalam rilis.

Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan seorang lelaki memegang tangannya yang berdarah. Namun, masih belum jelas apakah pria itu sama dengan pria yang direferensikan dalam artikel Sud Ouest.

“Sabtu malam ini, seorang pengunjuk rasa terluka parah di tangan setelah mencoba merebut granat, untuk melemparnya kembali,” kata laporan itu, menurut sebuah terjemahan.

Video yang tampaknya menunjukkan pria berlumuran darah pada tangan itu pertama kali diunggah ke grup Facebook Prancis en colere, atau Angry France.

Menurut Daily Mail, seorang wanita juga tampaknya mengalami luka pada matanya saat kerusuhan di Paris. Rekaman grafis yang diunggah online juga menunjukkan perdarahan dari matanya.

Macron akan membahas kebijakan negara pada 10 Desember 2018 waktu setempat. Dia akan mencoba menenangkan para demonstran ‘rompi kuning’. Presiden juga akan bertemu dengan presiden Senat Gérard Larcher dan presiden Majelis Nasional Richard Ferrand, France24 melaporkan.

“Presiden ingin menyatukan semua kekuatan politik, teritorial, ekonomi dan sosial pada masa-masa sulit bagi negara, untuk mendengar suara dan proposal mereka, dengan maksud untuk memobilisasi mereka ke dalam tindakan,” kata Istana Elysee.

France24 melaporkan bahwa lebih dari 1.000 orang ditangkap selama unjuk rasa di Paris. Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan 125.000 orang mengambil bagian dalam demonstrasi di seluruh negeri.

Bordeaux, Lyon, dan Toulouse juga menyaksikan sejumlah besar protes dan bentrok dengan polisi.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan rompi kuning berjalan melalui gas air mata ketika bentrokan dengan polisi pada aksi demonstrasi gerakan ‘rompi kuning’ di Bordeaux, Prancis, 8 Desember 2018. (Regis Duvignau/REUTERS/The Epoch Times)

Menteri ekonomi menyesalkan kerusakan ekonomi, menurut The Associated Press.

“Ini adalah malapetaka bagi perdagangan, itu adalah malapetaka bagi perekonomian kita,” Bruno Le Maire, menteri ekonomi Prancis, mengatakan Minggu (9/12/2018) saat mengunjungi pedagang di sekitar stasiun kereta Saint Lazare, di antara area yang terkena vandalisme saat musim belanja sebelum Natal dimulai.

“Dialog telah dimulai dan harus dilanjutkan,” kata Perdana Menteri Edouard Philippe, menurut France24. “Presiden akan berbicara, dan akan mengusulkan langkah-langkah yang akan memberi jalan keluar.”

“Apa yang terjadi kemarin dan Sabtu sebelumnya, itu tak terlupakan,” kata Jean-Pierre Duclos, seorang warga lokal dari Paris. “Itu terjadi di negara seperti Prancis yang seharusnya canggih, itu tak tertahankan dan tidak bisa dimaafkan.”

Polisi dan demonstran juga bentrok di kota-kota Prancis lainnya, terutama Marseille, Toulouse, dan Bordeaux, dan di negara tetangga Belgia. Beberapa pengunjuk rasa, Sabtu (8/12/2018) berkumpul di perbatasan Prancis dengan Italia, dan menciptakan kemacetan lalu lintas besar. Sekitar 135 orang terluka di seluruh negeri, termasuk 71 orang di Paris.

Protes Sabtu adalah pukulan langsung ke Macron, yang melakukan retret yang menakjubkan minggu lalu dan meninggalkan kenaikan pajak bahan bakar yang awalnya mendorong gerakan protes rompi kuning sejak sebulan lalu. (JACK PHILLIPS dan The Associated Press/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M