Ribuan Warga Kanada Dievakuasi Akibat Banjir Parah

EpochTimesId – Ribuan warga Kanada dievakuasi dari rumah mereka akibat banjir parah dan kenaikan permukaan air. Sementara ribuan warga lainnya bekerja keras untuk membendung aliran air.

Di seberang provinsi Quebec, Ontario, dan New Brunswick, salju yang mencair dan hujan lebat telah menyebabkan rekor ketinggian air di beberapa tempat. Ribuan sukarelawan dan warga, serta anggota militer, bekerja bersama untuk menyelamatkan rumah-rumah warga.

Angkatan Bersenjata Kanada telah mengerahkan pasukan untuk membantu daerah-daerah yang dilanda banjir di ketiga provinsi. Kini ada lebih banyak anggota militer yang terlibat dalam memerangi banjir di Kanada timur, daripada di zona tempur di luar negeri.

“Kami tidak memiliki batasan apa pun. Itu semua berdasarkan situasi. Jika dibutuhkan lebih banyak, kami akan selalu menyediakan lebih banyak pasukan,” kata Menteri Pertahanan, Harjit Sajjan.

Pihak berwenang telah meminta pemilik rumah di banyak daerah berisiko untuk mengungsi, ketika jalan raya masih dapat digunakan dan bisa dilintasi kendaraan.

Di Ontario, keadaan darurat diumumkan di kota Ottawa pada 25 April 2019 sebagai tanggapan terhadap banjir Sungai Ottawa, yang diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. Keadaan darurat memungkinkan pemerintah untuk memaksa evakuasi.

Badan Perencanaan Peraturan Sungai Ottawa memperkirakan tingkat yang akan melampaui rekor yang ditetapkan pada Mei 2017, dengan banjir diperkirakan akan memuncak selama beberapa hari ke depan. Beberapa daerah, seperti kawasan Britannia, sudah mencetak rekor baru pada akhir pekan lalu.

Lebih dari 5.000 orang dilaporkan telah mendaftar sejak akhir pekan lalu untuk secara sukarela mengisi karung pasir dan mendukung pemilik rumah di sepanjang Sungai Ottawa yang berada dalam bahaya banjir.

Bahkan Perdana Menteri Justin Trudeau dan anak-anaknya, yang tinggal di Ottawa, turut serta untuk membantu mengisi karung pasir.

Pasukan Kanada juga membantu mengemas dan menumpuk karung pasir di komunitas yang lebih kecil di sepanjang sungai, beberapa di antaranya juga telah menyatakan keadaan darurat.

Di seberang sungai di Quebec, hampir 6.500 tempat tinggal telah tergenang banjir dan lebih dari 9.500 orang telah terusir dari rumah mereka, menurut angka terakhir dari pusat informasi situasi darurat pemerintah provinsi.

Montreal menyatakan keadaan darurat pada 26 April 2019 untuk mengatasi banjir. Ada kekhawatiran bahwa hujan pada akhir pekan akan membanjiri tanggul di sekitar kota, tetapi permukaan air pada akhirnya lebih rendah dari yang diperkirakan.

“Situasinya terkendali, tetapi kami berharap memiliki semua cara yang kami miliki,” kata Walikota Montreal, Valérie Plante pada pertemuan dewan kota, CBC melaporkan.

Namun, situasi yang lebih parah sedang terjadi di pinggiran Ste-Marthe-sur-le-Lac, dimana danau terdekat mengalami jebol pada tanggul alami, pada malam 27 April 2019.

Lebih dari 5.000 penduduk mengambil apa yang mereka bisa dan meninggalkan rumah mereka ketika air setinggi pinggang memenuhi jalanan. Sementara 1.500 warga lainnya dievakuasi pada hari berikutnya. Polisi provinsi dan lokal, tentara, dan pemadam kebakaran pergi dari rumah ke rumah untuk mengosongkan daerah itu. Tidak ada yang dilaporkan terluka atau hilang.

Sekitar sepertiga kota berada di bawah air, CBC melaporkan. Palang Merah Kanada hadir menawarkan bantuan.

New Brunswick juga menghadapi banjir di beberapa tempat, meskipun tingkat air diperkirakan surut dalam beberapa hari mendatang.

Menurut citra satelit yang dikumpulkan oleh Service New Brunswick, 16.155 properti terkena dampak air banjir, meskipun tidak semua bangunan dari properti itu terendam banjir.

Canadian Coast Guard menulis pembaruan di Twitter bahwa mereka memiliki enam kapal di daerah itu yang membantu evakuasi, serta sebuah helikopter.

“Kami ingin mendukung semua sukarelawan yang terus memberikan dukungan yang signifikan selama akhir pekan,” kata Greg MacCallum, direktur Kantor Manajemen Darurat New Brunswick. (MARGARET WOLLENSAK dan The Canadian Press/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M