Membuka Segel Tujuh Meterai (1): Kitab Tujuh Meterai yang Menentukan Sejarah Umat Manusia

Huaglad.com/minrefer.com

Isi artikel ini adalah apa yang dilihat oleh mata ketiga seorang spiritual. Kita sebut seorang kultivator. Oleh karena tingkatan setiap orang sangat terbatas, maka apa yang ia lihat juga seperti sehelai daun dalam pepohonan

Sejarah telah berjalan sampai titik terakhir, tidak peduli apakah manusia ingin atau tidak, semua tak terhindar, semua akan kembali kepada Tuhan. Ini sudah suatu kepastian. 

Orang beriman dirinya dapat memahami, orang yang tidak percaya akan jadikan cerita ini sebagai mitos untuk menumbuhkan temperamennya!

Di masa lalu, sejarah umat manusia semua sudah diatur dan ditampilkan menurut naskah yang ditetapkan oleh langit. Naskah ini sudah diatur oleh alam semesta lama. 

Dulu di Meterai oleh Tujuh Meterai dan tidak bisa dibuka oleh kehidupan biasa apapun. Oleh karena itu, naskah yang menetapkan sejarah umat manusia ini disebut sebagai Gulungan Tujuh Meterai. 

Gulungan ini memiliki bentuk keberadaannya di berbagai tingkat ruang dimensi, di dimensi ruang manusia, Batu Kaligrafi di Tibet Guizhou Tiongkok. Perkembangan sejarah umat manusia hingga saat ini, alam semesta lama sedang tercerai berai. Naskah akan segera berakhir, sudah tertampak adegannya akan segera tamat. Itu sudah bukan rahasia lagi, maka kami akan mulai secara bertahap mengungkapkan konten utama yang terkait dengan naskah ini untuk kita sekadar bisa berbagai informasi.  

Dalam sejarah manusia ada catatan satu orang yang telah melihat Gulungan Tujuh Meterai ini. Dia adalah Yohanes, salah satu dari dua belas murid Yesus. Dia menulis “Kitab Wahyu” berdasarkan apa yang dia lihat dari Gulungan ini.

Peradaban Timur dan Barat meninggalkan banyak Nubuat, seperti “Ramalan Nostradamus” dari Barat, “Tuibei Tu” dari Tiongkok,  “Puisi Bunga Plum” dan lainnya. Nubuat ini adalah setelah para penulis melihat evolusi sejarah umat manusia melalui kekuatan supernaturalnya, sehingga masalah yang dijelaskan di dalamnya adalah hal-hal secara langsung berkaitan pada tingkat masyarakat umat manusia. Isi dari “Kitab Wahyu” adalah apa yang dilihat langsung dari “Gulungan Tujuh meterai”. 

Kedalaman yang terlibat mungkin tidak hanya pada tingkat manusia, misalnya dalam “Kitab Wahyu” Menulis Naga Merah Besar dan sebuah pertempuran Naga Merah Besar di langit. Itu adalah yang dilihat Johan dari Gulungan Tujuh Meterai Naga Merah Besar yang memengaruhi sejarah umat manusia dan manifestasinya di dimensi lain dan sebuah peperangan nyata di ruang dimensi lain. 

Umat manusia adalah alasan keberadaannya triloka. Gulungan Tujuh meterai yang mengatur sejarah manusia tidak hanya hal-hal tentang umat manusia, tetapi juga tentang hal-hal di dalam triloka dan langit. Pertempuran Naga Merah Besar di langit yang dijelaskan dalam “Kitab Wahyu” juga diatur oleh segel Tujuh Meterai.

Ada seorang raja pada tingkat yang sangat dekat dengan triloka, dalam istananya menyimpan kitab “Gulungan Tujuh Meterai” ini. Karena kebajikan besar dari kultivator tersebut, ketika kultivator itu datang menghadapi raja, raja  juga sangat menghormati sang kultivator. 

Ketika sang kultivator ingin membaca kitab tersebut, raja meletakkan kitab di rak buku yang mirip dengan rak buku Tiongkok kuno untuk dilihat oleh kultivator itu. Rak buku ini memiliki empat kaki, namun keempat kakinya tidak tegak, melainkan sejajar dengan meja, sehingga bentuknya juga sangat mirip karpet terbang. Warna rak buku mirip dengan kayu cendana Tiongkok, keempat kakinya bertatahkan emas. Kitab tersebut dibawa terbang langsung ke sang kultivator.

Gulungan itu tampaknya hidup. Itu menampakkan kata-kata di langit, dan juga dapat menunjukkan konten di dalamnya seperti film. Ketika Anda ingin “membaca”, Gulungan akan menampakan kata-kata di langit, dan jika Anda ingin “menonton”, ia  akan memutar filmnya untuk Anda.

Bagian pertama buku ini mencatat kisah Pan Gu, “Memisahkan Langit dari Bumi”, dan kemudian dewa menciptakan bumi. Selanjutnya banyak dewa muncul di bumi untuk menciptakan manusia. Kemudian perjalanan masyarakat umat manusia mulai binasa satu demi satu dan satu demi satu tercipta kembali. Berulang kali, sampailah umat masyarakat manusia saat ini. 

Terakhir kali umat manusia dihancurkan oleh “Air Bah”, dan banyak yang sudah tahu ceritanya. Karena isi buku ini terlalu rumit, tidak peduli seberapa besar atau kecil, sebatang pohon dan sepotong rumput di atas bumi, setiap orang dari lahir sampai mati, segala sesuatu dalam hidupnya semua tertulis di dalam kitab.

Mari kita bicara tentang konten yang diungkapkan oleh Batu Karakter Tibet Guizhou. Karena batu berkarakter Guizhou Tibet sepadan dengan kitab “Gulungan Tujuh Meterai” di langit, isi yang tertulis di batu tersebut adalah rahasia surga yang harus diketahui manusia. Maka kami pun fokus pada rahasia ini yang memungkinkan umat manusia mengetahuinya.

Batu berkarakter Tibet tertulis dalam karakter Mandarin “中國共產黨亡”,artinya  partai Komunis Tiongkok mati, ini mengungkapkan tentang hasil akhir dari kematian Partai Komunis Tiongkok. 

Jika berbicara sampai pada akhir komunis ini, kita harus berbicara tentang Karl Marx. Marx memiliki manifestasinya pada banyak tingkatan dalam dimensi lain. Pada tingkat tertinggi yang dapat dilihat oleh seorang kultivator, wujudnya adalah barang hitam seperti sampah. Ini adalah sumber asal Marx. 

Kemudian sampai pada tingkat mendekati tingkat manusia, ia adalah ular hijau dengan bintik-bintik hitam di tubuhnya. Ular ini juga sangat besar di ruang dimensi lain, Marx adalah pembawa misi dari naga merah besar di langit.

“Kitab Wahyu” menggambarkan pertempuran antara Mikhael dan naga merah besar di langit:  

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; v  dan lihatlah, seekor naga merah padam  yang besar 1 , berkepala   tujuh dan bertanduk   sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 

Maka timbullah peperangan di sorga 1 . Mikhael g  dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga  itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, i  

Tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. 

Dan naga besar itu, si ular tua, j yang disebut Iblis   atau Satan,   yang menyesatkan  seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, n bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Dan ekornya menyeret sepertiga   dari bintang-bintang  di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

“Citra Michael bukanlah citra dewa Barat, tetapi Seperti para jenderal surgawi di Timur, mereka yang ikut bertempur dengannya juga merupakan citra tentara dari jenderal surgawi Tiongkok. Sekarang ada sebuah buku ” Bagaimana Roh Jahat Komunis Sedang Menguasai Dunia Kita”. 

Di dalam buku ini dibahas asal mula naga merah besar, yang mengindikasikan bahwa naga merah besar adalah ular di dimensi langit atas, dan ruang dimensi bawah diwujudkan sebagai naga merah besar. Dan, ular yang sepadan dengan Marx muncul sebagai pembawa misi ular purba naga merah besar. Ketika naga merah besar mewujudkan bentuknya sebagai naga merah, kehidupan yang bereinkarnasi sebagai Marx akan berbentuk ular hijau dengan bintik-bintik hitam.

Pada saat itu, peperangan ini terjadi pada tingkat tertentu di triloka. Itu adalah perang yang sangat besar yang hampir memengaruhi seluruh dewa tingkat ini. Oleh sebab itu setelah naga merah besar dikalahkan, mereka dari langit dijatuhkan dari dunia. Ada banyak dewa yang dijatuhkan bersama dengan naga merah besar. 

Ilustrasi Naga Merah

Ungkapan dalam “Kitab Wahyu”, ” Dan ekornya menyeret sepertiga   dari bintang-bintang   di langit dan melemparkannya ke atas bumi. b ” 

Kalimat ini mengacu pada dewa-dewa ini. Kejadian di langit ini sebenarnya diatur oleh Kitab “Gulungan Tujuh Meterai” dahulu kala, tetapi saat itu makhluk pada tingkat ini tidak mengetahuinya. Hanya setelah perang selesai dan kebenaran sudah dapat diungkapkan, para dewa baru mengetahui pengaturan ini. Tapi para dewa yang jatuh bersama dengan naga merah besar, benar-benar telah jatuh. Sudah tidak ada cara lain, meski itu pengaturan, tapi sebenarnya itu adalah pilihan mereka!

Di sini kami ingin memperjelas pemahaman, yaitu, “naga besar itu adalah ular purba, bernama iblis, dan juga disebut Setan.” 

Oleh sebab itu generasi selanjutnya menyamakan ini dengan semua iblis. Sebenarnya tidak, iblis mungkin buruk bagi manusia, tapi mungkin ia juga tidak terlalu buruk. Karena manusia memang ada lahir, tua, sakit dan mati. Hanya yang diwakili naga merah besar baru merupakan iblis sejati dan setan sejati.

Naga merah besar dan para utusannya dijatuhkan dari langit ke dunia, dan itu juga tidak muncul secara langsung di dunia, tidak seperti itu. Agar kehidupan dapat berada di dunia manusia, ia harus sesuai dengan cara hidup manusia yang ada, atau dilahirkan kembali menjadi manusia, atau dilahirkan menjadi hewan untuk menjadi hewan, atau ada dalam bentuk perusahaan manusia, organisasi, partai politik, doktrin dan lain-lain.

Ilustrasi ular

Naga merah besar dan para utusannya langsung dijatuhkan dari langit ke neraka. Tempat di mana mereka ditahan berada di lobang yang dalam di neraka. Oleh sebab itu “Kitab Wahyu” mengatakan “lobang jurang maut”.

Ada sebuah pintu di luar lobang, dijaga oleh tentara surgawi yang mengenakan helm dan baju besi emas. Naga merah besar itu berdiri dan diikat di dalam lobang, dengan rantai di sekitar tangan dan kakinya. 

Ular yang bereinkarnasi sebagai Marx di masa depan digantung ke samping dan diikat ke dinding lobang, dengan rantai terikat di sekeliling tubuhnya. Ketika sejarah manusia berkembang sampai ke titik ketika Marx lahir, saat ini, terlihat dari Gulungan seperti seorang utusan hitam di neraka. 

Dia memiliki kunci di tangannya, membuka pintu lobang dan melepaskan ular hijau itu, kemudian membawanya untuk bereinkarnasi di dunia manusia. Itulah tempat yang sekarang disebut kota Trier di Jerman dalam dunia ini, ia berada dalam sebuah keluarga Kristen. (lim/rp)

Bersambung