Pasukan Respons NATO Sudah Diaktifkan untuk Menghadapi Invasi Rusia ke Ukraina

oleh Xia Yu

Rusia memulai invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2), sebagai tindakan defensif terhadap serangan Rusia ke Ukraina, NATO mengumumkan bahwa Pasukan Respons NATO sudah diaktifkan untuk menanggapi serangan lanjutan Rusia di Ukraina.

Panglima Tertinggi Sekutu NATO Jenderal Tod Wolters telah mengaktifkan pasukan multinasional yang terdiri dari pasukan darat, udara, angkatan laut, dan operasi khusus sekutu yang dapat dengan cepat dikerahkan untuk mendukung negara-negara anggota NATO.

NATO Response Force adalah kekuatan tanggap cepat di bawah Pakta Pertahanan Atlantik Utara, termasuk tentara, angkatan laut, angkatan udara dan pasukan khusus. Didirikan pada 2003, pasukan ini juga termasuk Standing NATO Maritime Group 1.

Aktivasi pasukan respons tidak berarti bahwa pasukan AS atau NATO akan memasuki wilayah Ukraina, yang bukan anggota koalisi. Presiden AS Joe Biden telah menjelaskan bahwa pasukan AS sedang dikerahkan di Eropa Timur untuk membantu mendukung negara-negara NATO yang sedang tegang menghadapi invasi Rusia, tetapi pasukan AS tidak akan berperang di Ukraina.

Mengaktifkan kekuatan respons adalah momen bersejarah

Dalam sebuah pernyataan, Walters menyebut aktivasi kekuatan respons adalah momen bersejarah.

“Mereka mewakili kekuatan tempur yang gesit dan andal yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi, dan kami memanfaatkan sepenuhnya kelincahan mereka”, tambahnya.

“Pencegah ini bijaksana dan meningkatkan kecepatan, daya tanggap, dan kemampuan (lainnya) kami untuk melindungi miliaran warga negara (NATO)”, kata Walters.

Pasukan respons NATO belum dikerahkan, tetapi dalam keadaan siaga penuh.

Sebelumnya, yakni pada Jumat, sirene serangan udara telah dibunyikan di kota Lviv, Ukraina barat. Kota yang jaraknya kurang dari 50 mil dari perbatasan dengan Polandia yang juga sebagai anggota NATO. Demikian CNN melaporkan.

Amerika Serikat mengumumkan pada Kamis (24 Februari) bahwa AS akan mengerahkan 7.000 orang pasukan ke Eropa. Presiden Biden mengatakan dia telah mengizinkan pengerahan pasukan darat dan udara yang sudah ditempatkan di Eropa ke Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia dan Rumania. Dia juga mengatakan bahwa sebagai bagian dari kekuatan tanggap NATO, dia telah mengizinkan pengiriman pasukan AS ke Jerman untuk menambah kekuatan pasukan yang sudah berada di sana beberapa minggu lalu.

Sekretaris Jenderal NATO : Lindungi setiap inci wilayah NATO

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Jumat bahwa NATO akan melakukan segala upaya untuk membela semua sekutu, termasuk Ukraina, dan untuk melindungi setiap inci wilayah NATO. 

“Ini telah jauh melampaui perspektif terhadap Ukraina – ini tentang bagaimana Rusia sebenarnya menantang nilai-nilai inti keamanan kami, Rusia bahkan menuntut agar NATO menarik semua pasukan dan pangkalannya dari hampir setengah dari wilayah anggota kami”, kata Stoltenberg.

“Kami harus menganggap ini dengan serius, itulah sebabnya kami sekarang mengerahkan pasukan respons NATO dalam konteks pertahanan kolektif untuk pertama kalinya”, tambahnya.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak kepala negara dan pemerintahan NATO di Brussel Jens Stoltenberg mengklarifikasi bahwa sementara Amerika Serikat, Kanada, dan sekutu Eropa telah mengerahkan ribuan tentara mereka ke timur NATO, NATO belum sepenuhnya mengerahkan pasukan respons.

“Kami memiliki lebih dari 100 buah jet tempur yang telah disiagakan penuh, di lebih dari 30 lokasi berbeda ada lebih dari 120 buah kapal perang, beroperasi dari Dataran Tinggi utara hingga Mediterania,” kata Stoltenberg.

“Kami meluncurkan rencana pertahanan kami kemarin dan sekarang mengerahkan anggota pasukan ini,” tambahnya.

Menurut Stoltenberg, kekuatan pasukan darurat NATO telah meningkat 3 kali lipat sejak tahun 2014, sekarang menjadi berjumlah sekitar 40.000 orang.

“Saya tidak mengatakan bahwa kami mengerahkan semua pasukan, saya mengatakan bahwa kami sedang mengerahkan setiap unit kemampuan,” tegasnya.

Sekjen NATO desak Rusia segera menghentikan serangannya di Ukraina

Melalui konferensi pers, Jens Stoltenberg kembali mendesak Rusia untuk segera menghentikan serangan terhadap Ukraina.

“Kami menyerukan Rusia untuk menghentikan perang yang tidak masuk akal ini, segera menghentikan serangan, menarik semua pasukan dari Ukraina, kembali ke jalur dialog dan menjauhi agresi militer,” katanya.

Dia menambahkan bahwa penargetan Rusia tidak terbatas pada Ukraina, dan memperingatkan bahwa NATO menghadapi normal baru untuk keamanan Eropa.

“Rusia menuntut NATO meninggalkan ekspansi lebih lanjut, menarik pasukan dan infrastrukturnya dari sekutu yang bergabung setelah tahun 1997 melalui perjanjian yang mengikat secara hukum,” katanya. 

Stoltenberg juga memperingatkan bahwa dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia dan Belarusia atas tindakan mereka. “Rusia sebagai agresor dan Belarusia sebagai enabler,” ungkapnya. (sin)